Bab.6 ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

  DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 - 2019

  Bab.

  6 ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

  Pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya direncanakan untuk mencakup empat sektor yaitu Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan Dan Lingkungan, Pengembangan Air Minum, serta Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman yang terdiri dari Air Limbah, Persampahan, dan Drainase. Pada tahapan perencanaan usulan-usulan kegiatannya dimulai dengan penjabaran aspek- aspek teknis untuk tiap-tiap sektornya yang meliputi:  Pemetaan isu-isu strategis yang mempengaruhi,

   Penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan;

   Permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi; dan  Analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program sektoral, Analisis kebutuhan kegiatan tersebut dilaksankan dengan mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan untuk selanjutnya dapat dirumuskan usulan-usulan program dan kegiatan yang dibutuhkan.

6.1. PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

  Sub bidang permukiman direncanakan dan dikembangkan untuk mendapatkan satu kondisi Kota Medan yang layak huni, aman, nyaman. Setiap warga masyarakat diharapkan memiliki akses kepada kondisi permukiman tersebut di atas. Perencanaan dan pengembangan ini meliputi pengembangan prasarana, sarana dasar perkotaan, pengembangan permukiman yang terjangkau khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Perencanaan dan pengembangan permukiman juga mempertimbangkan dengan baik aspek sosial budaya dan lingkungan serta kearifan lokal.

  Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Permukiman mempunyai tugas di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik dan pengawasan teknik, serta standardisasi teknis dibidang pengembangan permukiman. Adapun fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman adalah: a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan permukiman di perkotaan dan perdesaan; b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan kawasan permukiman baru di perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan potensial; c. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman kumuh termasuk peremajaan kawasan dan pembangunan rumah susun sederhana;

  VI .

  1 Aspek Teknis Per Sektor

  DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 - 2019

  d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman di kawasan tertinggal, terpencil, daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;

  e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang pengembangan permukiman; Sasaran yang ingin dicapai dalam pengembangan permukiman adalah: 1. Meningkatnya sarana dan prasarana lingkungan permukiman.

  2. Meningkatnya penyediaan perumahan.

  3. Meningkatnya penyediaan KASIBA dan LISIBA.

  4. Meningkatnya penataan lingkungan permukiman

6.1.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

  6.1.1.1. Arahan Kebijakan 1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.

  2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

  3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.

  4. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.

  5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

  6.1.1.2. Lingkup Kegiatan

  Arah kebijakan pembangunan perumahan dan pemukiman mencakup:

  1. Meningkatkan sarana dan prasarana pemukiman melalui pembangunan jaringan jalan lingkungan sepanjang 30.000 meter.

  2. Meningkatkan kualitas bangunan-bangunan milik Pemerintah Kota melalui pemeliharaan terhadap sebanyak 151 unit kantor lurah, 21 unit kantor kecamatan dan pembangunan fasilitas pemerintahan lainnya.

  3. Mendorong pembangunan perumahan yang layak huni serta terjangkau bagi masyarakat miskin dan buruh yang berpenghasilan rendah.

  4. Mengembangkan kerjasama pembangunan perumahan bagi PNS dan Guru.

  5. Meningkatkan koordinasi, pengawasan dan evaluasi kinerja dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat dan dunia usaha menjadi mitra strategis;

  6. Bekerja sama membangun dan menata lingkungan perumahan kumuh menjadi lingkungan yang sehat.

  7. Membangun partisipasi masyarakat dalam pembangunan sosial baik sarana maupun prasarana sosial dan mengutamakan tindakan pencegahan terhadap munculnya gangguan ketertiban dalam kehidupan sosial masyarakat. Untuk mencapai sasaran dan arah kebijakan sebagaimana yang telah disebutkan di atas, maka disusun program-program sebagai berikut:

  VI .

  2 Aspek Teknis Per Sektor

  DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 - 2019

  1. Program Pembangunan dan Rehabilitasi serta Pemeliharaan Fasilitas Umum; Program ini bertujuan mengubah pemukiman kumuh menjadi pemukiman yang memenuhi syarat kesehatan dan keselamatan, dengan fasilitas lingkungan yang baik seperti tersedianya sistem sanitasi, drainase, jalan setapak serta penerangan yang cukup. Kegiatan-kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam program ini adalah: a. Pembangunan sistem sanitasi dan drainase pada lingkungan-lingkungan kumuh yang belum terjangkau.

  b. Pembangunan sistem pembuangan limbah serta penerangan jalan pada lingkungan kumuh perkotaan.

  c. Pembangunan, pemeliharaan jalan setapak serta peningkatan fungsi jalan setapak.

  d. Pembangunan fasilitas olah raga serta ruang terbuka, bagi masyarakat lingkungan permukiman dalam kategori kumuh.

  e. Pembangunan dan penataan perumahan kumuh untuk mewujudkan perumahan yang sehat, layak huni sehingga meningkatkan nilai ekonomis kawasan yang ditata.

  2. Program Pengembangan Perumahan; Program ini bertujuan untuk mendorong pemenuhan kebutuhan rumah yang layak, sehat, aman, dan terjangkau, dengan menitikberatkan kepada kesehatan masyarakat miskin dan berpendapatan rendah, melalui pemberdayaan dan peningkatan kinerja pasar primer perumahan; pengembangan sistem pembiayaan perumahan jangka panjang; pengembangan kredit mikro dan pemberdayaan ekonomi lokal; pengembangan Kasiba/Lisiba; serta pengembangan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa), rumah sederhana, dan rumah sederhana sehat. Kegiatan-kegiatan pokok yang akan dilaksanakan dalam program ini meliputi:

  a. Pembentukan lembaga pembiayaan perumahan daerah beserta instrumen regulasi pendukungnya.

  b. Penyediaan prasarana dan sarana dasar pemukiman bagi perumahan PNS, TNI / Polri dan masyarakat berpendapatan rendah.

  c. Pengembangan lembaga kredit mikro (income generating credit, home improvement and home development credit), untuk mendukung perumahan swadaya.

  d. Pengembangan pola subsidi yang tepat sasaran, efisien dan efektif sebagai pengganti subsidi selisih bunga.

  e. Mengembangkan pembangunan perumahan dan pemukiman melalui sistem pembiayaan jangka panjang yang murah dan terjangkau (Market-Frendly), khususnya bagi kelompok masyarakat menengah ke bawah sebagai implementasi program rumah untuk rakyat.

  f. Peningkatan akses masyarakat berpendapatan rendah terhadap kredit mikro (small scale credit) untuk pembangunan dan perbaikan rumah.

  g. Pembangunan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) bagi masyarakat berpendapatan rendah.

  h. Revitalisasi kawasan perkotaan yang mengalami degradasi kualitas pemukiman terutama di kawasan pemukiman kumuh dan kawasan lingkar luar. i. Meningkatkan pemeliharaan, rehabilitasi dan revitalisasi kawasan bersejarah (Heritage Trust) sehingga terintegrasi dengan tata Kota Modren. j. Meningkatkan penataan kawasan dan pemukiman kumuh serta mengembangkan sistem penanganan limbah dan jaringan sanitasi terpadu.

  VI .

  3 Aspek Teknis Per Sektor

6.1.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan

6.1.2.1. Isu Strategis

   Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.  Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumahtangga kumuh perkotaan.

  Dinamika pembangunan Kota Medan saat ini yang semakin intens tentunya diarahkan untuk mendukung fungsi dan peran Kota baik secara internal maupun eksternal. Perumahan dan permukiman sebagai salah satu sektor pembangunan memerlukan perhatian serius, melalui skenario

   Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman.

   Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun.  Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan kawasan permukiman.

   Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.  Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya kawasan kumuh.

   Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif Presiden yang tertuang dalam MP3EI dan MP3KI.  Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, Provinsi Papua, dan Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan.

  Aspek Teknis Per Sektor VI .

  4 BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 - 2019 DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

  f. Penyelenggaraan pembangunan prasarana dan fasilitas permukiman secara partisipatif dengan pemberian stimulan secara terarah dan terseleksi pada tingkat lingkungan.

  e. Penataan, peremajaan dan revitalisasi kawasan.

  d. Pengembangan sistem penanggulangan kebakaran (fire fighting system).

  c. Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan swadaya yang berbasis pemberdayaan masyarakat.

  b. Fasilitasi dan bantuan teknis perbaikan rumah pada kawasan kumuh dan desa nelayan.

  3. Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan; Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas perumahan melalui penguatan lembaga komunitas dalam rangka pemberdayaan sosial kemasyarakatan, agar tercipta masyarakat yang produktif secara ekonomi dan berkemampuan mewujudkan terciptanya lingkungan pemukiman yang sehat, harmonis dan berkelanjutan. Kegiatan-kegiatan pokok yang akan dilaksanakan dalam program ini adalah: a. Peningkatan kualitas lingkungan pada kawasan kumuh dan desa nelayan.

  Berbagai isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini adalah:

  DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 - 2019

  umum pembangunan perumahan dan permukiman yang diharapkan dapat menjawab beberapa issue pokok perumahan dan permukiman yang berkembang di Kota Medan. Isu-isu strategis sebagai permasalahan pokok pengembangan permukiman di Kota Medan yang dirinci menurut sub bidang pengembangan permukiman di Kota Medan adalah sebagai berikut :  Kondisi permukiman yang relatif baik berada di inti kota. Sedangkan pada daerah pinggiran kota, peningkatan jaringan jalan dan jembatan telah dilakukan secara bertahap, yang disesuaikan dengan kemampuan alokasi anggaran.

   Perumahan yang layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah masih terbatas, disebabkan alokasi anggaran yang tersedia masih rendah. Padahal di sisi lain pertumbuhan jumlah penduduk telah meningkat jauh.

   Kawasan perumahan yang terdapat di Kota Medan, meliputi kawasan permukiman kumuh, perumahan kepadatan tinggi, sedang dan rendah.

6.1.2.2. Kondisi Eksisting

  Fokus bahasan RPI2JM Sub Bidang Pengembangan Permukiman diarahkan kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kelompok MBR yang identik dengan perumahan semi permanen di Kota Medan berdasarkan data Podes berjumlah 78.532 yang banyak tersebar di Kota Medan Utara yaitu Kecamatan Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan, Medan Belawan, Medan Timur, Medan Barat, Medan Johor dan Medan Selayang. Perumahan ini dapat dibedakan menjadi kawasan perumahan kumuh dan kawasan perumahan kepadatan tinggi.

  A. Kawasan Perumahan Kumuh Kawasan perumahan kumuh di Kota Medan berjumlah 88.166 unit yang banyak tersebar di Medan Utara, Medan Belawan, Medan Labuhan, Medan Marelan, Medan Pusat Kota di Kecamatan Medan Tembung, Medan Denai, Medan Sunggal dan Medan Johor. Adapun kawasan kumuh di Utara Kota Medan merupakan perumahan nelayan yang terletak di bantaran sungai Deli. Kawasan Perumahan di pusat kota terletak di bantaran sungai dan rel kereta api yang dimanfaatkan oleh pembantu rumah tangga bahkan oleh gelandangan atau pengemis.

  B. Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi Tingkat rumah kepadatan tinggi adalah dengan jumlah rumah per ha adalah 54-97 rumah per ha. Yang termasuk dalam kategori kepadatan tinggi adalah Kecamatan Medan Perjuangan (Kel. Sei Kera Hilir dan Hulu), Kecamatan Medan Area (Kel.Sukaramai 2, Tegal Sari 1, Tegal sari 3, Kota Matsum 1 dan Kota Matsum 4), Kecamatan Medan Kota (Kel. Sei Rengas), Kecamatan Medan Maimun (Kel. Hamdani dan Kel. Sei Mati), Kecamatan Medan Amplas (Kel. Amplas).

  Kawasan yang termasuk dalam kawasan perumahan dengan kepadatan tinggi yaitu perumahan

  kavling ukuran kecil < 100 m², flat, rumah susun dan apartemen yang saat ini berlokasi pada

  perumnas. Perumnas-perumnas yang dimaksud adalah Helvetia di Bagian Barat, Mandala di Bagian Timur, Simalingkar di bagian Selatan dan Martubung di bagian Utara.

  VI .

  5 Aspek Teknis Per Sektor

  • Perbaikan kondisi lingkungan kumuh
  • Pemugaran kondisi bangunan
  • Pemeliharaan lingkungan
  • Perbaikan lingkungan
  • Peremajaan - Pegendalian alih fungsi
  • PB Selayang I - Tanjung Sari - Asam Kumbang - Pemugaran kondisi bangunan
  • Pembangunan dan peningkatan kondisi lingkungan
  • Pemeliharaan dan pengendalian lingkungan permukiman dengan kondisi cukup baik
  • >TS Mandala III
  • TS Mandala II
  • Medan Tenggara - Denai - Medan - Perbaikan kondisi lingkungan k
  • Pemugaran kondisi bangunan kumuh pinggir rel kereta api dan sungai
  • Penataan kawasan pinggir rel kereta api dan

    sungai

  • Pembangunan dan peningkatan kondisi lingkungan

  • Gang Buntu - P.Brayan Darat II
  • P.Brayan Darat I - Glugur Darat II
  • Gaharu - Durian - Pemugaran kondisi bang
  • Pemeliharaan lingkungan
  • Perbaikan lingkungan
  • Peremajaan - Pengendalian alih fungsi
  • Mabar - Mabar Hilir - Kota Bangun - Tanjung Mulia - Pembangunan dan peningkatan kondisi lingkungan
  • Perbaikan kondisi lingkungan kumuh
  • Pemugaran kondisi bangunan kumuh pinggir rel kereta api & sungai
  • Penataan kawasan pinggir rel kereta api dan

    sungai

  • Pembangunan dan peningkatan kondisi lingkungan

  • Kampung Baru - Teladan Barat - Mesjid - Sukaraja - Hamdan - Aur - Pemugaran kondisi bangunan
  • Pemeliharaan lingkungan
  • Perbaikan lingkungan
  • Peremajaan - Pengendalian alih fungsi

  • Pemugaran kondisi bangunan
  • Pemeliharaan lingkungan
  • Perbaikan lingkungan
  • Peremajaan - Pengendalian alih fungsi

  Aspek Teknis Per Sektor VI .

  6 BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 - 2019 DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Tabel 6.1. Sebaran Lingkungan Permukiman Kumuh di Kota Medan

  No KECAMATAN KELURAHAN ALTERNATIF PENANGANAN

  1 Medan Sunggal - Sunggal - Tanjung Rejo

  2 Medan Selayang

  3 Medan Denai

  4 Medan timur

  5 Medan Deli

  6 Medan Marelan - Terjun

  • - Labuhan Deli - Perbaikan kondisi lingkungan kumuh
  • Pemugaran kondisi bangunan kumuh pinggir

    sungai

  • Penataan kawasan pinggir sungai
  • Pembangunan dan peningkatan kondisi lingkungan

  7 Medan Maimun

  8 Medan Polonia - Polonia

  DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 - 2019

  No KECAMATAN KELURAHAN ALTERNATIF PENANGANAN

  • Pemugaran kondisi lingkungan kumuh
  • Kwala Berkala - Pemugaran kondisi bangunan kumuh pinggir rel
  • P. Mansyur kereta api dan sungai
  • Kedai Durian Medan Johor - Penataan kawasan pinggir rel kereta api dan 9 - Titi Kuning

    sungai

  • Suka Maju - Pembangunan dan peningkatan kondisi
  • Gedung Johor lingkungan
  • Sukadamai (2 lok
  • Pemugaran kondisi bangunan
  • Pemeliharaan lingkungan
  • Perbaikan lingkungan

  10 Medan Area - Tegal Sari III

  • Peremajaan - Pengendalian alih fungsi
  • Pemugaran kondisi bangunan
  • Pemeliharaan lingkungan
  • Perbaikan lingkungan

  11 Medan Perjuangan - Sei Kera Hilir II

  • Peremajaan - Pengendalian alih fungsi
  • Perbaikann lingkungan kumuh
  • Pemeliharaan lingkungan
  • Pemugaran kondisi bangunan kumuh pin
  • Besar

    pantai

  12 Medan Labuhan - Tangkahan

  • Penataan kawasan pinggir pantai
  • Pekan Labuhan - Pembangunan dan peningkatan kondisi lingku>Perbaikan lingkungan kumuh
  • Pemeliharaan lingkungan
  • Pemugaran kondisi bangunan kumuh pin
  • Belawan Bahari

    pantai

  13 Medan Belawan

  • Belawan II
  • Penataan kawasan pinggir pantai
  • Pembangunan dan peningkatan kondisi lingkungan
  • Perbaikan kondisi lingkungan kumuh
  • Pemugaran kondisi bangunan kumuh sungai
  • Penataan kawasan pinggir sungai

  14 Medan Amplas Medan Amplas

  • Pembangunan dan peningkatan kondisi lingkungan
  • Pemugaran kondisi bangunan
  • Pemeliharaan lingkungan
  • Perbaikan lingkungan

  15 Medan Tembung - Bantan Timur

  • Peremajaan - Pengendalian alih fungsi
  • Perbaikann lingkungan
  • Pemeliharaan lingkungan
  • Pemugaran kondisi bangunan

  16 Medan Baru - Petisah Hulu

  • Peremajaan - Pengendalian alih fungsi
  • Perbaikann lingku
  • Sekip - Pemeliharaan lingkungan

  17 Medan Petisah - Sei Putih Barat - Pemugaran kondisi bangunan

  • Peremajaan - Pengendalian alih fungsi VI .

  7 Aspek Teknis Per Sektor

  DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 - 2019

  No KECAMATAN KELURAHAN ALTERNATIF PENANGANAN

  • Perbaikann lingkungan
  • Pemeliharaan lingkungan
  • Pemugaran kondisi bangunan

18 Medan Barat - Pulo Brayan Kota

  • Peremajaan - Pengendalian alih fungsi

  C. Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah Adapun perumahan dengan kepadatan rendah tersebar di Utara Medan, Medan Tengah dan Medan Selatan. Kavling perumahan berkepadatan rendah kebanyakan merupakan (perumahan kavling ukuran besar >200 m2) pada umumnya dihuni oleh kelas menengah atas dari etnis pribumi. Sedangkan masyarakat kelas menengah atas (kalangan pengusaha) yang didominasi oleh etnis keturunan Cina, lebih suka untuk tinggal di pusat kota dengan kavling rapat dan kepadatan tinggi dalam gated

  community.

  Langkah

  • – Langkah yang telah dilakukan dalam penyediaan Lahan bagi Perumahan antara lain:

  a. Kelurahan Nelayan Indah Kecamatan Medan Labuhan seluas 15 Ha (telah dibangun 8 Ha untuk perumahan Nelayan sebanyak 1300 Unit) b. Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan Seluas 6 Ha

  c. Kelurahan Tanjung Mulia seluas 3 Ha

  d. Rencana urban Renewal dengan Pola Konsolidasi Lahan di Kampung Aur (belum terlaksana, perlu ada sosialisai yang berkelanjutan pada masyarakat) Sedangkan untuk Pembangunan Rusunawa yang telah dibangun di delapan lokasi antara lain:

  a. 1 buah Twin Block di Martubung (Kemenpera)

  b. 3 buah Twin Block di Sei Mati (Cipta Karya)

  c. 4 buah Twin Block di Tanjung Mulia (Cipta Karya)

  d. 2 buah Twin Block di Kampus USU (Kemenpera)

  e. 1 buah Twin Block di Kampus Medan Area (Kemenpera)

  f. 1 buah Twin Blok di Kampus UMSU (Kemenpera)

  g. 1 buah Twin Blok di Kampus UIN (Kemenpera) h.

  10 Block di Suka Ramai i. 1 buah Twin Block di Tanjung Mulia Hilir (Lantamal) j. 1 buah Twin Block di Gaperta (Kodam I Bukit Barisan) Untuk kondisi jaringan jalan setapak/lingkungan sampai dengan tahun 2011 sebenarnya relatif baik terutama di inti kota. Sedangkan pada daerah pinggiran kota, peningkatan jaringan jalan setapak/lingkungan telah dilakukan secara bertahap, yang disesuaikan dengan kemampuan alokasi anggaran. Dari 22.000 jumlah jalan setapak/lingkungan di Kota Medan kondisi jalan lingkungan yang ada saat ini terdiri dari kondisi baik 31,82%; kondisi sedang 34,70%; rusak dan rusak berat 33,48%. Hal tersebut menunjukkan bahwa 34,70% jaringan jalan lingkungan masih memerlukan peningkatan kualitas berupa rehabilitasi, pemeliharaan dan perawatan. Sedangkan 33,48% membutuhkan peningkatan kualitas berupa pembangunan fisik.

  VI .

  8 Aspek Teknis Per Sektor

  Aspek Teknis Per Sektor VI .

  9 BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 - 2019

DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Gambar 6.1. Peta Kepadatan Perumahan

  Aspek Teknis Per Sektor VI .

  10 BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 - 2019 DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Gambar 6.2. Penyebaran Kawasan Kumuh Kota Medan

6.1.2.3. Permasalahan dan Tantangan

  Aspek Teknis Per Sektor VI .

  11 BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 - 2019 DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

  A. Ketersediaan Perumahan dan Lingkungan Permukiman

  1. Masih rendahnya penyediaan rumah yang layak huni terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Disisi lain masih terbatasnya Kawasan Siap Bangun (KASIBA) dan Lingkungan Siap Bangun (LISIBA) bagi masyarakat yang menyebabkan pembangunan rumah yang terbangun secara mandiri juga kurang baik.

  2. Masih terdapatnya kawasan permukiman yang belum tertata secara baik, belum maksimalnya upaya revitalisasi bangunan/lingkungan bersejarah dan masih rendahnya kawasan permukiman baik yang ilegal maupun yang legal. Selain itu arsitektur Kota Medan tidak memiliki acuan yang khas yang harus diikuti sehingga tidak ditemukan arsitektur bangunan yang khas di Kota Medan.

  3. Masih minimnya penyediaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa).

  4. Mahalnya harga tanah dan pembangunan rumah vertikal yang belum membudaya seperti apartemen, kondominium atau flat (rumah susun).

  5. Masih belum maksimalnya peremajaan kawasan.

  B. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Permukiman 1. Masih rendahnya kualitas permukiman terutama pada kawasan kumuh.

  2. Jalan setapak atau jalan lingkungan yang ada diperkirakan saat ini dengan kondisi dimana 15.450 jalan lingkungan dalam keadaan rusak. Penurunan kemampuan prasarana lingkungan permukiman tersebut tidak terlepas dari rendahnya perawatan dan pengembangan prasarana setelah dibangun. Kondisi tersebut dipengaruhi juga oleh peran serta masyarakat dalam pemeliharaan dan perawatan prasarana yang telah dibangun dinilai masih rendah.

  3. Prasarana permukiman juga masih kurang secara kualitas, terutama masih kurangnya penyediaan sarana air bersih dimana hanya tersedia di 158 lingkungan.

  4. Masih belum maksimalnya penyediaan prasarana dasar perumahan terutama untuk kawasan perumahan masyarakat berpenghasilan rendah.

6.1.3. Analisa Permasalahan Pengembangan Permukiman

  Program NSUP berhasil memetakan kawasan kumuh dan padat di Kota Medan seperti yang tertulis pada tabel dibawah ini.

  Aspek Teknis Per Sektor VI .

  12 BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 - 2019 DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Tabel 6.2. Kawasan Padat dan Kumuh Kota Medan

  Aspek Teknis Per Sektor VI .

  13 BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 - 2019 DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

  Apabila dianalisa dari beberapa aspek seperti pembiayaan, kelembagaan, perencanaan, operasional, regulasi dan dukungan masyarakat, maka sumber permasalahan diidentifikasi berasal dari:

  1. Masih terbatasnya dana APBD Kota Medan untuk dapat memenuhi standar pelayanan minimal permukiman kota. Lebih jauh lagi, setiap sarana dan prasarana yang dibangun akan mengalami kendala pembiayaan perawatan.

  2. Rendahnya peran serta masyarakat dalam pemeliharaan dan perawatan prasarana yang telah dibangun.

  3. Resistensi masyarakat yang tinggi atas kesediaan untuk menyediakan lahan apabila harus dibangun sarana dan prasarana di lingkungannya. Hal ini akhirnya menyebabkan terbatasnya kawasan siap bangun (KASIBA) dan lingkungan siap bangun (LISIBA) bagi masyarakat.

  6.1.3.1 Alternatif Pemecahan Persoalan Berdasarkan hasil analisa permasalahan diatas, maka sejumlah alternatif berhasil diidentifikasi yakni:

  1. Dilakukan langkah perencanaan, dimulai dari penyusunan master plan pengembangan permukiman Kota Medan, penyusunan database perumahan dan permukiman Kota Medan, diikuti oleh perencanaan turutan mulai dari penyusunan DED hingga studi AMDAL

  2. Dilakukan kampanye, promosi dan sosialisasi di seluruh wilayah Kota Medan bagi masyarakat untuk turut memelihara dan mengelola sarana dan prasarana permukiman.

  3. Berdasarkan analisa terhadap kepadatan penduduk perlu dilakukan pembangunan RUSUNAWA di:

  DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 - 2019

  a. Kec. Medan Belawan

  b. Kec. Medan Polonia

  c. Kec. Medan Perjuangan

  d. Kec. Medan Area

  4. Berdasarkan analisa terhadap kepadatan penduduk dan persentasi masyarakat miskin, perlu dilakukan peningkatan cakupan dan kualitas sarana dan prasarana dasar permukiman untuk meningkatkan kualitas permukiman di:

  a. Kec. Medan Belawan

  b. Kec. Medan Marelan

  c. Kec. Medan Labuhan

  d. Kec. Medan Tembung

  e. Kec. Medan Polonia

  f. Kec. Medan Perjuangan

  g. Kec. Medan Area

  6.1.3.2 Rekomendasi Setelah mempertimbangkan kemampuan pembiayaan dan skala prioritas, maka direkomendasikan bahwa kegiatan yang perlu dilaksanakan adalah:

  1. Dilakukan langkah perencanaan, dimulai dari penyusunan master plan pengembangan permukiman Kota Medan, diikuti oleh perencanaan turutan mulai dari penyusunan DED hingga studi AMDAL

  2. Dilakukan konsolidasi dukungan masyarakat dalam melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana dasar permukiman, serta kesediaan masyarakat untuk melakukan konsolidasi tanah pada kawasan yang akan diremajakan. Langkah ini difokuskan di Kecamatan Medan Belawan dan Kecamatan Medan Denai dan Kecamatan Medan Polonia.

  3. Dilakukan pembangunan sarana dan prasarana dasar permukiman untuk meningkatkan kualitas permukiman. Langkah ini difokuskan pada kawasan Medan Utara dan Kecamatan Medan Denai.

  4. Dilakukan pembangunan RUSUNAWA pada kawasan padat dan kumuh, dalam hal ini diutamakan pada kawasan yang telah tersedia lahannya yakni di Tanjung Mulia dan Sei Seruai.

  5. Dilakukan pembangunan KASIBA

  • – LISIBA, diutamakan pada kawasan yang telah tersedia lahannya, yakni di Nelayan Indah.

  VI .

  14 Aspek Teknis Per Sektor

  Aspek Teknis Per Sektor VI .

  15 BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 - 2019 DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Gambar 6.3. Rencana Kawasan Perumahan Kota Medan

  Aspek Teknis Per Sektor VI .

  16 BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 - 2019 DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Gambar 6.4. Rencana Pengembangan Permukiman Kota Medan

  DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 - 2019

6.1.4. Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman

  Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari:

  1. Pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk pembangunan Rusunawa serta 2. Peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH. Selain kegiatan fisik di atas program/kegiatan pengembangan permukiman dapat berupa kegiatan non-fisik seperti penyusunan SPPIP dan RPKPP ataupun review bilamana diperlukan. Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

   Infrastruktur kawasan permukiman kumuh  Infrastruktur permukiman RSH  Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya Adapun alur fungsi dan program pengembangan permukiman tergambar dalam berikut.

  Sumber: Dit. Pengembangan Permukiman, 2012

Gambar 6.5. Alur Program Pengembangan Permukiman

  Sistem Prasarana yang Diusulkan

  1. Penataan dan Peremajaan Kawasan di :

  a. Kec. Medan Belawan: VI .

  17 Aspek Teknis Per Sektor

  DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 - 2019

  i. Kel. Belawan I ii. Kel. Belawan II iii. Kel. Bagan Deli

  b. Kec. Medan Denai: i. Kel. Tegal Sari Mandala II ii. Kel. Medan Tenggara iii. Kel. Denai

  2. Pembangunan RUSUNAWA di:

  a. Sei Seruai

  b. Tanjung Mulia

  3. Pembangunan LISIBA

  • – KASIBA di Nelayan Indah

  4. Pembangunan prasarana dasar permukiman dalam bentuk pembangunan jalan setapak di :

  a. Kec. Medan Marelan

  b. Kec. Medan Deli

  c. Kec. Medan Perjuangan

  5. Urban Renewal di kawasan kumuh inti kota:

  a. Kampung Aur (Kec. Medan Maimun)

  b. Kampung Kubur (Kec. Medan Polonia)

6.1.5. Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria)

  Dalam kegiatan pengembangan permukiman terdapat kriteria yang menentukan, yang terdiri dari kriteria umum dan khusus, sebagai berikut.

1. Umum  Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas.

   Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstra.  Kesiapan lahan (sudah tersedia).  Sudah tersedia DED.  Tersedia Dokumen Perencanaan Berbasis Kawasan (RP2KP, RTBL KSK, Masterplan.

  Agropolitan & Minapolitan, dan KSK)  Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana daerah untuk pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi.

   Ada unit pelaksana kegiatan.  Ada lembaga pengelola pasca konstruksi.

  2. Khusus Rusunawa  Kesediaan Pemda utk penandatanganan MoA  Dalam Rangka penanganan Kws. Kumuh  Kesanggupan Pemda menyediakan Sambungan Listrik, Air Minum, dan PSD lainnya  Ada calon penghuni RIS PNPM  Sudah ada kesepakatan dengan Menkokesra.

   Desa di kecamatan yang tidak ditangani PNPM Inti lainnya.  Tingkat kemiskinan desa >25%.

  VI .

  18 Aspek Teknis Per Sektor

  DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 - 2019

   Walikota menyanggupi mengikuti pedoman dan menyediakan BOP minimal 5% dari BLM. PPIP  Hasil pembahasan dengan Komisi V DPR RI  Usulan bupati, terutama kabupaten tertinggal yang belum ditangani program Cipta Karya lainnya  Kabupaten reguler/sebelumnya dengan kinerja baik  Tingkat kemiskinan desa >25% PISEW  Berbasis pengembangan wilayah dasar perdesaan yang  (ii) produksi pertanian, (iii) pemasaran pertanian, (iv) air bersih dan sanitasi, (v) pendidikan, serta (vi) kesehatan  Mendukung komoditas unggulan kawasan.

  Selain kriteria kesiapan seperti di atas terdapat beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam pengusulan kegiatan pengembangan permukiman seperti untuk penanganan kawasan kumuh di perkotaan. Mengacu pada UU No. 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman kumuh memiliki ciri (1) ketidakteraturan dan kepadatan bangunan yang tinggi, (2) ketidaklengkapan prasarana, sarana, dan utilitas umum, (3) penurunan kualitas rumah, perumahan, dan permukiman, serta prasarana, sarana dan utilitas umum, serta (4) pembangunan rumah, perumahan, dan permukiman yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. Lebih lanjut kriteria tersebut diturunkan ke dalam kriteria yang selama in diacu oleh Ditjen. Cipta Karya meliputi sebagai berikut:

  1. Vitalitas Non Ekonomi

  a. Kesesuaian pemanfaatan ruang kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota atau RDTK, dipandang perlu sebagai legalitas kawasan dalam ruang kota.

  b. Fisik bangunan perumahan permukiman dalam kawasan kumuh memiliki indikasi terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh dalam hal kelayakan suatu hunian berdasarkan intensitas bangunan yang terdapat didalamnya.

  c. Kondisi Kependudukan dalam kawasan permukiman kumuh yang dinilai, mempunyai indikasi terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh berdasarkan kerapatan dan kepadatan penduduk.

  2. Vitalitas Ekonomi Kawasan

  a. Tingkat kepentingan kawasan dalam letak kedudukannya pada wilayah kota, apakah apakah kawasan itu strategis atau kurang strategis.

  b. Fungsi kawasan dalam peruntukan ruang kota, dimana keterkaitan dengan faktor ekonomi memberikan ketertarikan pada investor untuk dapat menangani kawasan kumuh yang ada.

  Kawasan yang termasuk dalam kelompok ini adalah pusat-pusat aktivitas bisnis dan perdagangan seperti pasar, terminal/stasiun, pertokoan, atau fungsi lainnya.

  c. Jarak jangkau kawasan terhadap tempat mata pencaharian penduduk kawasan permukiman kumuh.

  3. Status Kepemilikan Tanah a. Status pemilikan lahan kawasan perumahan permukiman.

  b. Status sertifikat tanah yang ada.

  4. Keadaan Prasarana dan Sarana: Kondisi Jalan, Drainase, Air bersih, dan Air limbah.

  5. Komitmen Pemerintah Kabupaten/Kota VI .

  19 Aspek Teknis Per Sektor

  DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 - 2019

  a. Keinginan pemerintah untuk penyelenggaraan penanganan kawasan kumuh dengan indikasi penyediaan dana dan mekanisme kelembagaan penanganannya.

  b. Ketersediaan perangkat dalam penanganan, seperti halnya rencana penanganan (grand scenario) kawasan, rencana induk (master plan) kawasan dan lainnya.

  6.1.6. Usulan dan Prioritas Program

  1. Program Perkuatan Regulasi dan Kelembagaan

  a. PERDA - UPT Pengembangan Permukiman

  b. PERDA - Pengelolaan Permukiman

  2. Program Perencanaan

  a. Penyusunan Naskah Akademik dan RANPERDA UPT

  • – Bangkim

  b. Penyusunan Naskah Akademik dan RANPERDA Pengelolaan Permukiman

  c. Penyusunan Master Plan Perumahan dan Permukiman Kota Medan

  d. Penyusunan Rencana Tindak Penanganan Kawasan Kumuh Kota Medan

  e. Penyusunan DED Pembangunan RUSUNAWA

  f. Penyusunan AMDAL Pembangunan RUSUNAWA

  g. Penyusunan DED Urban Renewal (hasil konsolidasi lahan)

  h. Penyusunan AMDAL Urban Renewal (hasil konsolidasi lahan)

  3. Program Penataan Lingkungan

  a. Pembangunan jalan setapak

  b. Pemeliharaan jalan setapak

  4. Program Penataan dan Peremajaan Kawasan

  5. Program Penyediaan Infrastruktur Primer

  6. Program Pengembangan Permukiman

  7. Program Pengembangan Sarana Permukiman VI .

  20 Aspek Teknis Per Sektor

  DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 - 2019

  Sumber Pembiayaan (Rp) Termuat pada Dokumen RIS No Sektor Rincian Kegiatan Lokasi Vol Tahun APBN APBD Swasta Masy CSR SPPIP RPKPP RTBL SSK RISPAM

  Rpm PHLN Provinsi Kab/Kota

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  10

  11

  12

  13

  14

  15

  16

  17

  18 Penyusunan RP3KP dan Draft Kota Medan 1 Dokumen 2015 522.000 √ Ranperda

  Penyusunan Master Plan Perumahan √ Kota Medan

  1 Paket 2015 2.000.000 dan Permukiman Kota Medan Penyusunan Profil Perumahan dan Kota Medan 1 Dokumen 2015 872.000

  √ Kws Permukiman Tersebar di Perbaikan Rumah Bagi MBR 140 unit 2015-2019 30.000.000 30.000.000 20.000.000

  √ Kota Medan Penyusunan DED Urban Renewal Kamp. Aur,

  2 Paket 2016 300.000 √ (hasil konsolidasi lahan) Kamp. Kubur Sei Seruai (Sei Pembangunan RUSUNAWA pada

  5 Twin Mati), Tanjung 2016-2019 64.000.000 √ KASIBA - LISIBA Block

  Mulia Pengembangan Kec. Kampung

  1 Permukiman Aur, Kampung √ Pembangunan RUSUN (hasil Kubur, Sicanang

  4 Unit 2015-2017 64.000.000 konsolidasi lahan) (Medan Belawan), Bagan Deli

  Pembangunan/Rehabilitasi Berat Tersebar di Prasarana dan Sarana Dasar 300 gang 2015-2019 500.000.000 √

  Kota Medan Lingkungan Permukiman Kec. Medan

  √ Denai, Kel. 130 Ha 2015 1.200.000 PENATAAN DAN PEREMAJAAN Denai KAWASAN Kec. Medan

  Denai, Kel.

  √ 414 Ha 2016 3.562.884 Tegal Sari Mandala II

  VI .

  21 Aspek Teknis Per Sektor

  DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 - 2019

  Sumber Pembiayaan (Rp) Termuat pada Dokumen RIS No Sektor Rincian Kegiatan Lokasi Vol Tahun APBN APBD Swasta Masy CSR SPPIP RPKPP RTBL SSK RISPAM

  Rpm PHLN Provinsi Kab/Kota

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  10

  11

  12

  13

  14

  15

  16

  17

  18 Kec. Medan Denai, Kel. √ 207 Ha 2016 735.471

  Medan Tenggara Kec. Medan

  √ Belawan, Kel.

  87 Ha 2015 1.165.670 Belawan I Medan

  1 Kws 2016-2017 2.000.000 √ Marelan

  1 Kws Medan 2016-2017 2.000.000 √

  Sunggal Penyediaan KASIBA - LISIBA

  1 Kws Medan Deli 2016-2017 2.000.000 √ Medan

  1 Kws 2016-2017 2.000.000 √ Labuhan

  Nelayan Pembangunan KASIBA-LISIBA

  15 Ha 2015 30.000.000 √ Indah VI .

  22 Aspek Teknis Per Sektor

  DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 - 2019

6.2 PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

6.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan PBL

  6.2.1.1. Arah Kebijakan Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.

  Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan mengacu pada Undang-undang dan peraturan antara lain: 1) UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman memberikan amanat bahwa penyelenggaraan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman adalah kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk didalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu. Pada UU No. 1 tahun 2011 juga diamanatkan pembangunan kaveling tanah yang telah dipersiapkan harus sesuai dengan persyaratan dalam penggunaan, penguasaan, pemilikan yang tercantum pada rencana rinci tata ruang dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). 2) UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung UU No. 28 tahun 2002 memberikan amanat bangunan gedung harus diselenggarakan secara tertib hukum dan diwujudkan sesuai dengan fungsinya, serta dipenuhinya persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung. Persyaratan administratif yang harus dipenuhi adalah:

  a. Status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah;

  b. Status kepemilikan bangunan gedung; dan c. Izin mendirikan bangunan gedung. Persyaratan teknis bangunan gedung melingkupi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan. Persyaratan tata bangunan ditentukan pada RTBL yang ditetapkan oleh Pemda, mencakup peruntukan dan intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan gedung, dan pengendalian dampak lingkungan. Sedangkan, persyaratan keandalan bangunan gedung mencakup keselamatan, kesehatan, keamanan, dan kemudahan. UU No. 28 tahun 2002 juga mengamatkan bahwa dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang meliputi kegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran, juga diperlukan peran masyarakat dan pembinaan oleh pemerintah. 3) PP 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung Secara lebih rinci UU No. 28 tahun 2002 dijelaskan dalam PP No. 36 Tahun 2005 tentang peraturan pelaksana dari UU No. 28/2002. PP ini membahas ketentuan fungsi bangunan gedung, persyaratan bangunan gedung, penyelenggaraan bangunan gedung, peran masyarakat, dan pembinaan dalam penyelenggaraan bangunan gedung. Dalam peraturan ini ditekankan pentingnya bagi pemerintah daerah untuk menyusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) sebagai acuan rancang bangun serta alat pengendalian pengembangan bangunan gedung dan lingkungan.

  DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 - 2019

  4) Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Sebagai panduan bagi semua pihak dalam penyusunan dan pelaksanaan dokumen RTBL, maka telah ditetapkan Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Dalam peraturan tersebut, dijelaskan bahwa RTBL disusun pada skala kawasan baik di perkotaan maupun perdesaan yang meliputi kawasan baru berkembang cepat, kawasan terbangun, kawasan dilestarikan, kawasan rawan bencana, serta kawasan gabungan dari jenis-jenis kawasan tersebut. Dokumen RTBL yang disusun kemudian ditetapkan melalui peraturan walikota/bupati.