BAB VI ASPEK TEKNIS PER SEKTOR - DOCRPIJM 1503651140BAB 6 ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018 .

BAB VI ASPEK TEKNIS PER SEKTOR Bagian ini menjabarkan rencana pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya yang

  mencakup empat sektor yaitu pengembangan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan air minum, serta pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yang terdiri dari air limbah, persampahan, dan drainase. Penjabaran perencanaan teknis untuk tiap-tiap sektor dimulai dari pemetaan isu-isu strategis yang mempengaruhi, penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan, serta permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi. Tahapan berikutnya adalah analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program sektoral, dengan mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan. Kemudian dilanjutkan dengan merumuskan usulan program dan kegiatan yang dibutuhkan.

6.1. Pengembangan Permukiman

  Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.

  Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018 Arahan Kebijakan

  Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan perundangan, antara lain:

  

1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional.

  Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.

  

2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

  Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f).

  3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.

  Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.

  

4. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan

Kemiskinan.

  Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.

  

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan

Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

  Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014. Terkait dengan tugas dan wewenang pemerintah dalam pengembangan permukiman maka UU No. 1/2011 mengamanatkan tugas dan wewenang sebagai berikut:

A. Tugas

1. Pemerintah Pusat

  a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi nasional di bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  b. Merumuskan dan menetapkan kebijakan nasional tentang penyediaan Kasiba dan Lisiba.

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018 perumahan dan kawasan permukiman.

  d. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi pelaksanaan kebijakan nasional penyediaan rumah dan pengembangan lingkungan hunian dan kawasan permukiman.

  e. Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat nasional.

  2. Pemerintah Provinsi

  a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi pada tingkat provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada kebijakan nasional.

  b. Merumuskan dan menetapkan kebijakan penyediaan Kasiba dan Lisiba lintas kabupaten/kota.

  c. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional pada tingkat provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  d. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi pelaksanaan kebijakan provinsi penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman.

  e. Menyusun rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman lintas kabupaten/kota.

  f. Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  g. Memfasilitasi penyediaan perumahan dan kawasan permukiman bagi masyarakat, terutama bagi MBR.

  h. Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat provinsi.

  3. Pemerintah Kabupaten/Kota

  a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan provinsi.

  b. Menyusun dan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

  c. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi terhadap pelaksanaan kebijakan kabupaten/kota dalam penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman.

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

  peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

  e. Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota.

  f. Melaksanakan melaksanakan peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

  g. Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman.

  h. Melaksanakan kebijakan dan strategi provinsi dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional. i. Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman. j. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. k. Menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba.

B. Wewenang

1. Pemerintah Pusat

  a. Menyusun dan menetapkan norma, standar, pedoman, dan criteria rumah, perumahan, permukiman, dan lingkungan hunian yang layak, sehat, dan aman.

  b. Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman.

  c. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundangundangan bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  d. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat nasional.

  e. Mengoordinasikan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  f. Mengevalusi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat nasional.

  g. Mengendalikan pelaksanaan kebijakan dan strategi di bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018 permukiman kumuh.

  i. Menetapkan kebijakan dan strategi nasional dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman. j. Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman.

  2. Pemerintah Provinsi

  a. Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  b. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundangundangan bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  c. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  d. Mengoordinasikan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  e. Mengevaluasi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  f. Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat provinsi.

  g. Mengoordinasikan pencadangan atau penyediaan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman bagi MBR pada tingkat provinsi.

  h. Menetapkan kebijakan dan strategi daerah provinsi dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional.

  3. Pemerintah Kabupaten/Kota

  a. Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

  b. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang-undangan bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

  c. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

  serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

  e. Mencadangkan atau menyediakan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman bagi MBR.

  f. Menyediakan prasarana dan sarana pembangunan perumahan bagi MBR pada tingkat kabupaten/kota.

  g. Memfasilitasi kerja sama pada tingkat kabupaten/kota antara pemerintah kabupaten/kota dan badan hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman.

  h. Menetapkan lokasi perumahan dan permukiman sebagai perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota. i. Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota.

  Lingkup Kegiatan

  Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Permukiman mempunyai tugas di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik dan pengawasan teknik, serta standardisasi teknis dibidang pengembangan permukiman. Adapun fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman adalah:

  a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan permukiman di perkotaan dan perdesaan; b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan kawasan permukiman baru di perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan potensial; c. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman kumuh termasuk peremajaan kawasan dan pembangunan rumah susun sederhana; d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman di kawasan tertinggal, terpencil, daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;

  e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang pengembangan permukiman; f. Pelaksanaan tata usaha Direktorat.

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

  Sampai tahun 2012, luas kawasan permukiman di Kabupaten Ponorogo secara keseluruhan sebesar 21.654 Ha (sumber: Kabupaten Ponorogo Dalam Angka, 2013). Kawasan permukiman di Kabupaten Ponorogo berdasarkan fungsi kegiatannya dibedakan menjadi dua yaitu kawasan permukiman perkotaan (kota kabupaten maupun IKK/ perkotaan kecamatan) dan kawasan permukiman perdesaan.

A. Kondisi Perumahan Permukiman

  Penyediaan perumahan di Kabupaten Ponorogo dibedakan berdasarkan karakter wilayahnya. Perumahan di wilayah perkotaan Ponorogo disediakan baik secara individu, swasta, maupun pemerintah. Sedangkan di wilayah perdesaan lebih cenderung disediakan dengan swadaya masyarakat. Berikut merupakan perumahan yang disediakan oleh swasta/developer :

  a. Perumahan Singosaren Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 1984, perumahan berada di Kelurahan Singosaren, Kecamatan Jenangan. Perumahan ini sampai saat terdiri dari 2 tipe rumah yaitu 70, 42 dan 36 yang masing-masing terdiri dari 160 unit rumah dan 155 unit rumah dengan total rumah yang ada 315 unit rumah. Sarana yang ada diantaranya lapangan olah raga (bulu tangkis, voli), kontainer sampah, dan masjid.

  b. Perumahan Patihan Kidul Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 1985, perumahan berlokasi di Kelurahan Tajug, Kecamatan Siman. Perumahan ini sampai saat ini terdiri dari 3 tipe rumah yaitu 70, 60 dan 42 yang masing-masing terdiri dari 26 unit rumah, 39 unit rumah dan 50 unit rumah dengan total rumah yang ada 115 unit rumah. Sarana yang ada adalah kontainer sampah, masjid, dan lapangan olah raga (voli).

  c. Perumahan PEPABRI Keniten Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 1992, perumahan berada di Kelurahan Keniten, Kecamatan Ponorogo. Perumahan ini sampai saat ini terdiri dari 2 tipe rumah yaitu 36 dan 45 yang masing-masing terdiri dari 85 unit rumah dan 35 unit rumah dengan total rumah yang telah dibangun adalah 120 unit rumah. Adapun rencana pembangunan permukiman tersebut memiliki kualitas lingkungan yang cukup baik karena dilengkapi dengan utilitas dan fasilitas yang menunjang kebutuhan hidup dan interaksi masyarakat. Namun pembangunan permukiman tersebut sasaran utama penghuninya ditujukan kepada TNI/Polri sehingga belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Sarana yang disediakan diantaranya : laporan. Sarana yang ada : olah raga, mushola, kontainer sampah, dan pos kampling.

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

  Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 1994, perumahan berlokasi di Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan. Perumahan ini sampai saat ini terdiri dari 4 tipe rumah yaitu 21, 27, 36 dan 42 yang masing-masing terdiri dari 146 unit rumah, 75 unit rumah, 83 unit rumah dan 56 unit rumah dengan total rumah yang ada 360 unit rumah. Sarana yang disediakan diantaranya : lapangan olah raga dan masjid.

  e. Perumahan Grisimai Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 1995, perumahan ini berlokasi di Kecamatan Siman. Perumahan ini sampai saat ini terdiri dari 5 tipe rumah yaitu 21, 27, 36, 45 dan 70 yang masing-masing terdiir dari 87 unit rumah, 37 unit rumah, 45 unit rumah, 31 unit rumah dan 10 unit rumah dengan total rumah yang ada 210 unit rumah.

  Sarana yang disediakan diantaranya : lapangan olah raga, dan masjid.

  f. Perumahan Kertosari Estate Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 1997, perumahan ini berlokasi di Kelurahan Kertosari, kecamatan Babadan. Perumahan ini sampai saat ini terdiri dari 4 tipe rumah yaitu 21, 27, 36 dan 42 yang masing-masing terdiri dari 16 unit rumah, 26 unit rumah, 10 unit rumah dan 20 unit rumah dengan total rumah yang ada 70 unit rumah. Sarana yang disediakan diantaranya : lapangan olah raga, dan masjid, TPS, dan pos kampling.

  g. Perumahan Keniten Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 1997, perumahan berada di Kelurahan Keniten, kecamatan Ponorogo. Perumahan ini sampai saat terdiri dari 2 tipe rumah yaitu 21 dan 36 yang masing-masing terdiri dari 294 unit rumah dan 77 unit rumah dengan total rumah yang ada 371 unit rumah. Selain unit perumahan di perumahan ini juga dikembangkan sarana perdagangan dengan konsep rumah-toko (ruko) yang terdiri dari 17 unit ruko. Sarana yang disediakan diantaranya: lapangan olah raga, dan masjid, TPS, dan pos kampling.

  h. Perumahan Setono Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 2002, perumahan ini berada di Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan. Perumahan ini sampai saat terdiri dari 3 tipe rumah yaitu 27, 36 dan 45 yang masing-masing terdiri dari 12 unit rumah, 162 unit rumah dan 8 unit rumah dengan total rumah yang ada 182 unit rumah. Sarana yang disediakan adalah lapangan olah raga. i. Perumahan Bangunsari

  Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 2004, perumahan ini berada di

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

  tipe rumah yaitu 70, 100 dan 150 yang masing-masing terdiri dari 30 unit rumah, 14 unit rumah dan 11 unit rumah dengan total rumah yang ada 55 unit rumah. Sarana yang ada adalah kontainer sampah, masjid, dan lapangan olah raga (voli).

  Kondisi perumahan di Kabupaten Ponorogo, khususnya di wilayah perkotaan (Kecamatan Babadan, Jenangan, Siman, Sukorejo, dan Ponorogo) didominasi dengan rumah permanen. Hal ini terlihat bahwa sampai tahun 2012 jumlah rumah permanen di kelima kecamatan tersebut sebesar 62.754 unit (atau 94,29%).

  Pada kawasan permukiman perdesaan Kabupaten Ponorogo terdapat beberapa kawasan perdesaan yang memiliki beragam potensi untuk pengembangan pusat permukiman, yaitu antara lain:

  1. Kawasan Agropolitan Pada wilayah Kabupaten Ponorogo terdapat Kawasan Agropolitan yaitu di Kecamatan Ngebel dan Kecamatan Pudak (lihat gambar 4.3). Kawasan Agropolitan Ngebel dan Pudak ini merupakan salah satu Kawasan Agropolitan yang ada di Propinsi Jawa Timur. Lokasi Kawasan ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Agropolitan berdasarkan SK. Gubernur Jatim.

  a. Wilayah administrasi Kawasan Agropolitan Ngebel terdapat di Kecamatan Ngebel dan terdiri dari 8 desa yaitu:

  • Desa Ngrogung, sebagai sentra tanaman pangan
  • Desa Sempu, sebagai sentra tanaman pangan dan buah-buahan
  • Desa Sahang, sebagai sentra buah-buahan
  • Desa Wagir Lor, sebagai sentra buah-buahan
  • Desa Ngebel, sebagai sentra perikanan dan perkebunan
  • Desa Gondowido, sebagai sentra peternakan
  • Desa Talun, sebagai sentra peternakan
  • Desa Pupus, sebagai sentra peternakan

  b. Wilayah administrasi Kawasan Agropolitan Pudak terdapat di Kecamatan Pudak dan terdiri dari 6 desa yaitu:

  • Desa Pudak Wetan, sebagai sentra tanaman pangan dan sayuran
  • Desa Pudak Kulon, sebagai sentra tanaman pangan dan sayuran
  • Desa Tambang, sebagai sentra buah-buahan dan perkebunan
  • Desa Krisik, sebagai sentra buah-buahan dan sayuran
  • Desa Banjarejo, sebagai sentra buah-buahan dan perkebunan

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018 - Desa Bareng, sebagai sentra tanaman pangan dan perkebunan.

Gambar 6.1. Kawasan Agropolitan Ngebel dan Pudak

  2. Kawasan Permukiman Desa Perbatasan Kawasan permukiman di wilayah perbatasan Kabupaten Ponorogo, seperti halnya wilayah perbatasan kabupaten/kota lainnya, relatif diabaikan dan cenderung dikatakan sebagai kawasan tertinggal. Padahal wilayah perbatasan tidak selalu identik dengan hal demikian. Pusat permukiman di kawasan perbatasan, khususnya perbatasan Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Pacitan, memiliki potensi sebagai kawasan permukiman yang berkembang memiliki skala pelayanan dan hirarki tertentu. Desa-desa perbatasan ini memiliki potensi sebagai kawasan pemasok bahan makanan, baik dari pertanian tanaman pangan, peternakan, perkebunan, maupun holtikultura.

B. Kondisi Sarana dan Prasarana Permukiman

  Kondisi sarana prasarana permukiman di Kabupaten Ponorogo akan dijelaskan berdasarkan jenis kegiatannya, yaitu antara lain

  1. Sarana dan Prasarana Permukiman Perkotaan Berdasarkan hasil studi RP4D Kabupaten Ponorogo dapat diketahui kondisi prasarana dan sarana dasar permukiman beserta lingkungannya pada wilayah permukiman

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

  Ponorogo yang terdiri dari Kecamatan Babadan, Jenangan, Siman, Sukorejo, dan Ponorogo.

  a) Jalan lingkungan Kondisi jalan pada wilayah di Kecamatan Babadan, Jenangan, Siman, Sukorejo, didominasi oleh kondisi jalan aspal. Kecamatan Babadan dan Ponorogo merupakan kecamatan dengan kondisi jalan yang cukup baik dengan prosentase kondisi jalan aspal pada masing-masing kecamatan sebesar 64% dan 73 %. Sedangkan pada Kecamatan Jenangan masih didominasi oleh kondisi jalan batu (41%) dan pada wilayah Kecamatan Siman serta Sukorejo didominasi oleh kondisi jalan tanah dengan prosentase masing-masing kecamatan sebesar 41 % dan 43%.

  b) Jaringan drainase Kondisi drainase di wilayah Perkotaan Ponorogo dapat dilihat dari keberadaan saluran drainase yang ada yang terbagi menjadi 3, yaitu: saluran primer, sekunder, dan tersier. Keberadaan saluran drainase primer, sekunder dan tersier tersebar di 5 kecamatan. Keseluruhan panjang drainase tersier di wilayah perencanaan adalah kurang lebih sepanjang 177.445 m, drainase sekunder sepanjang 103.135,90 m dan drainase primer sepanjang 90.878,9 m.

  c) Persampahan Kondisi pelayanan jaringan sampah di wilayah Perkotaan Ponorogo telah menjangkau sebagian besar kecamatan, hanya terdapat 1 kecamatan yang belum terlayani, yaitu kecamatan Sukorejo. Sedangkan Kecamatan Babadan, Jenangan dan Siman telah terlayani oleh jaringan pelayanan persampahan yang dikelola oleh pemerintah yaitu Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Kondisi tingkat pelayanan persampahan di wilayah perencanaan dapat terlihat pada sarana dan prasarana persampahan yang ada: Transfer Depo, TPS, Container dan TPA.

  d) Air minum Kebutuhan air bersih penduduk di wilayah perkotaan Ponorogo dipenuhi dari 4 macam pelayanan, yaitu PDAM, Sumur Gali, Sumur Pompa, dan lainnya (dapat berasal dari suplai PAH). Hampir semua daerah perkotaan telah terlayani oleh jaringan air minum PDAM kecuali di Kecamatan Sukorejo. Dari pelayanan yang ada masih menjangkau sebagian kecil desa dari kecamatan yang ada, sedangkan kebanyakan masih menggunakan sumur gali dalam pemenuhan air minumnya.

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

  

10 Gondowido Briket Gondowido Brambang 2,00 3,00 Makadam Sedang

  

20 Sempu Dusun Seglagah Dusun Segodeng 4,50 2,50 Makadam Sedang

Sumber: Studi Penyusunan Status Jalan Kabupaten Ponorogo, 2008

  

19 Gondowido Krajan Gondiwido Batik 2,50 3,00 Makadam Sedang

  

18 Sahang Mutihan Sahang Bugan Wagur Lor 2,20 3,00 Makadam Baik

  

17 Talun Krajan Talun Dusun Sidomukti 2,00 3,00 Makadam Sedang

  

16 Talun Krajan Talun Dusun Tritis 4,00 2,50 Makadam Sedang

  

15 Talun Krajan Talun Dusun Sedayu 3,50 3,00 Makadam Rusak

  

14 Talun Krajan Talun Krajan 4,00 3,00 Makadam Baik

  

13 Ngrogung Jati Ngrogung Galih Wates 1,00 3,00 Makadam Sedang

  

12 Wagir Lor Pucuk Wagir Lor Krajan Wates 4,50 3,00 Makadam Baik

  11 Sahang Bujet Ngrambing Danten PUle Ngrogung 3,00 2,50 Makadam Sedang

  

9 Gondowido Krajan Gondiwido Krajan 3,00 3,00 Makadam Sedang

  Kawasan Agropolitan Ngebel ditunjang dengan sarana dan prasarana penunjang meliputi sarana perekonomian berupa pasar desa (pasar Desa Ngebel, Wagir Lor, dan Talun) dan prasarana jalan berupa jalan poros desa. Adapun kondisi jalan poros desa yang menghubungkan Kawasan Agropolitan Ngebel dengan daerah lainnya dapat dilihat pada tabel berikut.

  

8 Pupus Prambon PUpus Jawol Ngebel 2,00 3,00 Aspal/ Sedang

  

7 Ngebel Semenok Semenok 1,40 3,00 Makadam Sedang

  

6 Ngebel Jagalan Piring 1,00 3,00 Makadam Sedang

  

5 Ngebel Mlingi Gedangan 4,50 2,50 Makadam Sedang

  

4 Ngebel Ngebel Semenok 3,85 3,00 Aspal Sedang

  

3 Sempu Seglagah Sempu Tileng Dagangan 2,50 2,50 Makadam Sedang

  

2 Sempu Sejarak Tileng 1,00 2,50 Makadam Sedang

  1 Ngrogung Jati Ngrogung Krangkungan Ngrogung 1,50 3,00 Makadam Sedang

  No. Desa Nama Pangkal Nama Ujung Panjang (km) Lebar (m) Tipe Jalan Kondisi

Tabel 6.1. Kondisi Jalan Poros Desa Pada Kawasan Agropolitan Ngebel

  3. Sarana dan Prasarana Desa Perbatasan Kondisi prasarana dan sarana pada kawasan permukiman desa perbatasan Kabupaten Ponorogo masih kurang memadai sehingga potensi yang ada kurang dapat dimanfaatkan secara optimal. Berikut kondisi sarana dan prasarana desa perbatasan Ponorogo-Pacitan.

  No Desa Per-Batasan Kondisi prasarana sarana

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

Kawasan Perbatasan Ponorogo-Pacitan

1 Dayakan-Watupatok (Kec.Badegan - Kec.

  • Kondisi akses masih kurang memadai (sedang sampai buruk) menyebabkan terhambatnya pergerakan perekonomian
  • Jaringan irigasi dan drainase yang masih non permanen mempersulit petani di musim kemarau
  • Belum adanya angkutan perdesaan sehingga mempersulit pergerakan penduduk

  Bandar)

  2 Dusun bangunsari- watuagung (Kec.Badegan - Kec. Bandar)

  • Sebagian jalan masih banyak yang belum diaspal
  • Irigasi masih buruk - Desa ini tidak ada sumber mata air, sehingga ada pembagian air.

  3 Desa Krebet-sidoharjo dengan desa watupatok (Kec. Jambon - Kec. Bandar)

  • Sebagian jalan masih banyak yang belum diaspal
  • Irigasi masih buruk kurang memperoleh pengairan di musim kemarau
  • Belum adanya tempat untuk menampung hasil pertanian masyarakat
  • Mayoritas sebagai petani, buruh tani, hanya sebagian kecil yang menjadi pegawai

  4 Desa Karangpatihan- ngendut-pandak dan desa tahunan (Kec. Balong- Kec.Tegalombo)

  • Permasalahan akses yang sedang sampai buruk menyebabkan terhambatnya pergerakan perekonomian
  • Jaringan irigasi dan drainase yang masih non permanen mempersulit petani
  • Fasilitas masih kurang utamanya untuk kesehatan
  • Kendala pemasaran untuk produk pertanian 5 Desa wates-Gemaharjo.
  • Memiliki beberapa industri bidang peternakan (desa wates) yang mempunyai aset besar bagi pendapatan kabupaten dan menyerap tenaga kerja
  • Memiliki jalan penghubung (kolektor primer) ke wil.Kab.Pacitan untuk jalur perekonomian.
  • Akses/jalur tembus antar desa dalam konsisi sedang sampai buruk menyebabkan terhambatnya pergerakan perekonomian serta masih adanya daerah rawan bencana longsor di jalur

    penghubung kedua kawasan

  • Jaringan irigasi dan drainase yang masih non permanen
  • - Penerangan jalan masih kurang

  • Kurang optimalnya pengelolaan SDM

  (Kec.Slahung - Tegalombo)

  6 Desa Mrayan-Binade dengan Desa Ketro dan Pucang Ombo. (Kec. Ngrayun dengan Kec. Tulakan - Tegalombo)

  • Kondisi akses yang sedang sampai buruk menyebabkan terhambatnya pergerakan perekonomian
  • Jaringan komunikasi kurang
  • Jaringan irigasi dan drainase yang masih non permanen mempersulit petani

  Sumber: Kompilasi Pengembangan Kawasan Perbatasan Ponorogo-Pacitan

  4. Infrastruktur perdesaan Pengembangan dan pembangunan permukiman pada kawasan perdesaan di Kabupaten Ponorogo tidak bisa terlepas dari keberadaan prasarana penunjang yang berupa jalan poros desa. Jalan poros desa mempunyai peran yang sangat penting dalam program pembangunan perdesaan. Jalan poros desa merupakan jalan yang

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

  dalam meningkatkan keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah perdesaan dengan kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan didorong secara sinergis (hasil produksi wilayah perdesaan merupakan backward linkages dari kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan). Panjang jalan poros yang terdapat di Kabupaten Ponorogo sepanjang 1.390,474 km (sumber: Studi Penyusunan Status Jalan Kabupaten Ponorogo 2008), dimana kondisi jalan poros desa pada beberapa desa di Kabupaten Ponorogo masih didominasi dengan jalan tanah. Berikut tabel mengenai kondisi jalan poros desa di Kabupaten Ponorogo.

Tabel 6.3 Jalan Poros Desa di Kabupaten Ponorogo dengan Kondisi Rusak

  Desa Kecamatan Nama pangkal Nama ujung Tipe jalan Panjang dengan kondisi rusak(km) Ngrupit Jenangan Jalan PU Janti-

  Nguprit Desa Sedah Tanah 0,10 Kedung

Banteng Sukorejo Kali Pucang Sekuwung Tanah 0,18

Kedung

Banteng Sukorejo Kali Pucang Kali Pucang Makadam 0,15

Japan Babadan Desa Gupalo Desa Babadan Tanah 0,65

Kedung

Banteng Sukorejo Krajan Sekuwung Makadam 0,575

Gelang Lor Sukorejo Desa Kauman Desa Boto Makadam 0,75

Trisono Babadan

  Desa Karang Gayam Desa Banjarejo Penetrasi 1,25

Gandu Kepuh Sukorejo Desa Ngujung Desa Ngujung Tanah 0,12

Prajegan Sukorejo

  Jalan Batas Desa/Kedung Banteng Jalan Batas

  Desa/Serangan Makadam 0,525

Cekok Babadan Jambean Jambean Tanah 0,25

Somoroto Kauman Jl. Bantaran Angin Batas Desa Maron Aspal 0,97

Prajegan Sukorejo

  Jalan PU Seragen- Gegeran Batas Desa Makadam 1,05 Gandu Kepuh Sukorejo Desa Gandu Kepuh Jalan Batas Desa

  Nambang Rejo Aspal 0,6 Prajegan Sukorejo Jalan PU Seragen- Gegeran

  Jalan Batas Desa/Gilang Lor Aspal 1,02

Bringin Kauman Krajan Dusun Bringin Aspal, Makadam 1,05

Simo Slahung Krajan Krajan Tanah 0,45

Nglumpang Mlarak Perempatan

  Blabakan Dukuh I Sirtu 1,30

Setono Jenangan Sejanjang Serut Makadam 1,30

Bandar Alim Badegan Jalan Propinsi Km

  12 Balai Desa Makadam 3,55

Sendang Ngrayun Tumpak Salam Ngringin-Pasar Makadam 4,50

Singosaren Jenangan Segaran Jetak Makadam 2,70

Kesugihan Pulung Krajan Kebonagung Tanah 4,00

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018 Desa Kecamatan Nama pangkal Nama ujung Tipe jalan Panjang dengan kondisi rusak(km)

Bancar Bungkal Dusun Duwet Dusun Nglodo Sirtu 1,00

Bekare Bungkal Dusun Bugis

  Batas Desa Menggare Makada,Tanah 1,80 Sawoo Sawoo Jalan PU Sawoo

  Tempuran Batas Desa Temon Makadam,Sirtu 2,90 Sawoo Sawoo Jalan PU Bina Marga Prop Batas Desa Pangkal Makadam,Sirtu 2,10

  Totokan Mlarak Pertigaan Bendo Batas Desa Serangan/Bakalan Makadam,Tanah 3,30

Bekare Bungkal Dusun Bugis Dusun Kepandean Tanah 2,40

  Mrayan Ngrayun Jalan PU Montongan Gunung PUyang Makadam 1,70

Mrayan Ngrayun Pakel Gawangan Makadam,Tanah 4,50

  

Tumpuk Sawoo Dusun Salam Dusun Nggondang Tanah 1,50

Duri Slahung Desa Brambang Desa Brambang Tanah 0,50

Wonodadi Ngrayun Krajan Krajan Makadam 3,00

Badegan Badegan Dukuh Nglambong Dukuh Nglambong Tanah 0,85

Badegan Badegan Dukuh Badegan Dukuh Nglambong Tanah 1,80

Somoroto Kauman Jl. Intan Gandini Batas Desa Maron Tanah 1,526

Somoroto Kauman Jl. Parang Garuda Batas Desa Maron Tanah 0,50

Somoroto Kauman Jl. Dorowati Jl. Sayang Ayu Tanah 0,90

Ngrandu Kauman Dukuh Ngeluk Dukuh Bulur Tanah 1,00

Ngrandu Kauman Jalan PUK Batas Desa Tanah 0,20

Japan Babadan Desa Sidorejo Desa Sidorejo Tanah 1,00

Japan Babadan Desa Babadan Desa Pondok Tanah 0,575

Japan Babadan Desa Krajan Desa Krajan Tanah 0,35

Japan Babadan Desa Krajan Desa Krajan Tanah 0,225

Ngrupit Jenangan Jalan PU Janti-

  Nguprit Desa Sedah Tanah 1,00

Ngrupit Jenangan Jl. Dusun Krajan Gentan Tanah 1,50

Bedi Wetan Bungkal Dukuh Krajan Dukuh Krajan Tanah 0,80

Ketonggo Bungkal Dusun Ketonggo Dusun Ketonggo Tanah 0,80

Menggare Slahung Krajan Yanglung Tanah 0,60

Prayungan Sawoo

  Jalan DJalan PU/Balai Desa Perbatasan Desa /Jalan Ngindeng Tanah 1,00

  

Mlarak Mlarak Purworejo Ngledok Makadam 0,30

Mlarak Mlarak Purworejo Pelem Bebek Makadam 0,85

Mrayan Ngrayun Krajan Pasar

  Guwangan/Baosan Lor Aspal 1,50

Temon Ngrayun Krajan Ngrayun Makadam 0,50

Wonodadi Ngrayun Gamping Sendang Makadam 2,50

Selur Ngrayun Putuk Sidomulyo Tanah 2,00

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018 Desa Kecamatan Nama pangkal Nama ujung Tipe jalan Panjang dengan kondisi rusak(km)

Selur Ngrayun Putuk Tanggaran Tanah 4,00

Selur Ngrayun

  Jalan PU Ngrayun- Jajar Batas Wonodadi Makadam 1,30

Ngadisanan Sambit Gangin Banyu Gong Aspal 2,00

Semanding Kauman

  Dukuh Bentong/Jalan PU Desa Tosanan Makadam 0,40

Karang Joho Badegan Dukuh Bandar Dukuh Mitir Aspal 1,80

Blembem Jambon Ngadirejo Wetan Nagdirejo Kulon Tanah 0,90

Jambon Jambon Krajan Dusun Sumpel Tanah 1,50

Jambon Jambon Dukuh Bureng Batas Desa Blembem Tanah 1,00

Blembem Jambon Dukuh Sekaran Tanah 1,00

Blembem Jambon Tunjungan Dukuh Tanah 0,68

Ngilo-Ilo Slahung Pengkol Pasar Desa Tanah 0,50

Slahung Slahung Tengger Tengger Tanah 0,60

Slahung Slahung Tengger Tengger Tanah 1,00

Slahung Slahung Tengger Gembes Tanah 4,00

Binade Ngrayun Krajan Pucang Ombo

  Tegal/Ombo Pacitan Makadam 1,50

Baosan Lor Ngrayun Ngembel Bon Kandang Tanah 0,95

Baosan Lor Ngrayun Banu Sendang Tanah 3,45

Baosan Lor Ngrayun Ngembel Perbatasan Ngrayun Makadam 4,95

Sendang Ngrayun Tawing Putuk Makadam 1,10

Sendang Ngrayun Pagersari Milir Tanah 1,27

Wonodadi Ngrayun Krajan Manggis Makadam,Aspal 4,00

Nglarangan Kauman Dukuh Ngarangan I Kidul Kali Tanah 0,55

Nglarangan Kauman Dukuh Ngarangan I Dukuh Ngarangan I Tanah 0,35

Slahung Slahung Gembes Gembes Tanah 3,00

Semanding Kauman Dukuh

  Dampak/Jalan PU Desa Pulosari Makadam 1,50

Sampung Sampung Dusun Boworejo Bi Babat Aspal 3,00

Kauman Kauman Dusun Tengah Dusun Tengah Grosok 0,60

Ploso Jenar Kauman Ploso Jenar Ploso Jenar Tanah 1,00

Pengkol Kauman Pengkol Pengkol Tanah 0,70

Semanding Kauman Dukuh Bentong Dukuh Klampean Makadam 1,00

Kranggan Sukorejo Dukuh Jayengranan

  RT 01/01 Batas Desa Nampan Tanah 2,50

Sukosari Babadan Danyang Jogoragan Makadam 2,10

Sukosari Babadan Krajan Krajan Makadam 0,90

Sukosari Babadan Krajan Demung Makadam 1,00

Lembah Babadan Jl. Kojang Manden/Ngrupit Aspal 0,90

Lembah Babadan Desa Jajar Desa Jajar Aspal 2,20

Purwosari Babadan Jalan Propinsi Boro/Desa Lembah Aspal 5,00

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018 Desa Kecamatan Nama pangkal Nama ujung Tipe jalan Panjang dengan kondisi rusak(km)

Purwosari Babadan Jl. Kojang Manden/Ngrupit Aspal 3,00

Lembah Babadan Asem Growong Malang Makadam 0,60

Kertosari Babadan Jl. Grinsing Jl. Grinsing Aspal 0,60

Kadipaten Babadan

  Lingkungan Jurang Gandul Jalan Kabupaten Aspal 3,00

Kadipaten Babadan Lingkungan Tengah Jurang Gandul Aspal 0,30

Kadipaten Babadan Lingkungan Tengah Kebon Aspal 0,30

Japan Babadan Jl. Ki Lelono Jl. Ki Lelono Aspal 0,60

Panjeng Jenangan Perempatan Batas Desa Makadam 0,50

Singosaren Jenangan Segaran Segaran Lapen 0,60

Singosaren Jenangan Semampir Semampir Makadam 0,30

Mrican Jenangan Krajan Trenceng Makadam 3,00

Kemiri Jenangan Krajan Desa Tumpuk Makadam 1,50

Brahu Siman Besaran Krajan Aspal 0,70

Brahu Siman Krajan Krajan Tanah 0,525

Bajang Mlarak Bajang Bajang Tanah 0,20

Mangunsuman Siman Jalan Kabupaten Jalan Abiyoso Aspal 0,20

Prajegan Sukorejo Jalan PU Batas Desa

  Kedungbanteng Tanah, Makadam 1,00

Kedungbanteng Sukorejo Dusun Tambang Dusun Tambang Makadam 0,75

Sidorejo Sukorejo Dusun Buyanan Jangglengan Grosok Gamping 1,50

Bangun Rejo Sukorejo Dukuh Walikukun Dukuh Walikukun Tanah 1,00

Karanglo Lor Sukorejo Desa Kulon Desa Kulon Makadam 0,75

Sidorejo Sukorejo

  Dusun Gadel/Jl. SDN Gelang Lor Grosok Gamping 0,70

Prajegan Sukorejo Karang/Prajegan Burungan/Gegeran Tanah 1,00

  

Gelang Lor Sukorejo Menggeng Batas Desa Gegeran Tanah 0,20

Gelang Lor Sukorejo Menggeng Menggeng Tanah 0,20

Kranggan Sukorejo Krajan Krajan Tanah 0,50

Talun Ngebel Krajan Talun Dusun Sedayu Makadam 3,50

Pulung Merdiko Pulung Krajan Segropyak Aspal 0,70

Tegalrejo Pulung Krajan Krajan Makadam 2,00

Bedrug Pulung Bentis Jati Makadam 1,50

Karangpatihan Pulung Selodono Malangsari Makadam 0,50

Pomahan Pulung Sabil Pohijo Makadam 0,30

Jabung Mlarak Jalan PU

  Batas Desa Wonoketro Jetis Makadam 1,00

Nglumpang Mlarak Dukuh IV Dukuh IV Tanah 1,30

Kaponan Mlarak Jalan PUK Jabung Mlarak Aspal 1,20

Joresan Mlarak Joresan Batas Moko Aspal 1,10

Tugu Mlarak Pojok Bondrang Makadam 0,15

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018 Desa Kecamatan Nama pangkal Nama ujung Tipe jalan Panjang dengan kondisi rusak(km) Kaponan Mlarak Pertigaan Jeblok Batas Desa

  Karangrubuh Aspal, Tanah 1,20

Suren Mlarak Jalan PUK Batas Desa Makadam 2,00

Ngadisanan Sambit Sanan Sanan Aspal 0,70

Mojomati Jetis Mojomati II Mojomati I Tanah 2,222

Kutuwetan Jetis Dusun I Dusun I Aspal 0,70

Kutuwetan Jetis Bulus Sidorejo Tanah 0,70

Bedi Kulon Bungkal Bedi Kulon Bedi Kulon Tanah 1,00

Bancar Bungkal Dusun Nglodo Desa Nglodo Sirtu 0,90

Koripan Bungkal Dusun Banyu

  Panguripan Batas Desa Tiron Makadam 3,00 Koripan Bungkal Dusun Penanggungan Batas Desa Koripan Tanah Dan 3,50

  

Munggu Bungkal Muwung Dusun Bungur Tanah 6,50

Munggu Bungkal Muwung Ngemplak Aspal 0,68

Munggu Bungkal Muwung Sumber Rejo Aspal 1,00

Belang Bungkal Belang Keplekan Tanah 3,00

Bungkal Bungkal Bungkal Bungkal Tanah 0,60

Belang Bungkal Belang Batas Desa Bungkal Tanah 1,60

Bungkal Bungkal Bungkal Bungkal Tanah 0,75

Bungkal Bungkal Bungkal Bungkal Makadam 0,75

Belang Bungkal Dusun Gondang Dusun Kanigoro Aspal 0,80

Munggu Bungkal Muwung Sumber Sari Makadam 2,50

Munggu Bungkal Muwung Pager Aspal 1,50

Bancar Bungkal Bancar Bancar Sirtu 0,75

Sambi Lawang Bungkal Dusun Suki Dusun Suki Tanah 1,60

Sambi Lawang Bungkal Dusun Bandang Dusun Ngijo Tanah 1,80

Bareng Pudak Tajem Moncol Makadam,Tanah 5,00

Bareng Pudak Duwet Tengger Makadam 2,50

Tambang Pudak Krajan Krajan Aspal 1,00

Pudak Wetan Pudak Dusun Ngelo Dusun Ngelo Tanah 1,50

Pudak Kulon Pudak Dukuh Toro Dukuh Toro Aspal 0,20

Pudak Kulon Pudak Dukuh Toro Dukuh Toro Aspal 2,50

Pudak Wetan Pudak Dusun Ngelo Kali PUter Tanah 2,50

Banjar Rejo Pudak Krajan Dukuh Makadam 1,50

Banjar Rejo Pudak Bedog Dukuh Makadam 1,00

Banjar Rejo Pudak Dukuh Gempol Makadam,Tanah 3,50

Ngadirojo Sooko Dukuh Krajan Dukuh Wates Makadam 6,00

Desa Ngadirojo Sooko

  Dukuh Krajan- Ngadirojo Dukuh Buyut Ngadirojo Makadam 8,00

  

Desa Suru Sooko Dusun Popongan Dusun Popongan Makadam 3,00

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018 Desa Kecamatan Nama pangkal Nama ujung Tipe jalan Panjang dengan kondisi rusak(km)

Desa Bedoho Sooko Dusun Sepung Dusun Jetis Aspal 2,00

Desa Bedoho Sooko Dusun Jetis Dusun Jetis Aspal 1,00

Desa Ngadirojo Sooko Dukuh Karang Rejo-

  Ngadirojo Dukuh Karang Rejo- Ngadirojo Makadam 3,00

Desa Ngadirojo Sooko Dukuh Ploso Dukuh Ploso Makadam 3,50

  

Jurug Sooko Setumbal Plongko Makadam 2,50

Bondrang Sawoo Jotongan Jotongan Makadam 0,70

Sawoo Sawoo Jalan PU Bina

  Marga Prop Batas Desa Prayungan Makadam, Sirtu 1,70

Temon Sawoo Senarang Tunggangan Tanah 2,00

  

Temon Sawoo Senarang Bentis Makadam 1,50

Sriti Sawoo Dung Petung Tanggul/Temon Tanah 2,60

Tempuran Sawoo Darungan Batas Desa

  Tempuran-Desa Sriti Makadam 2,00 Tempuran Sawoo Tempuran Batas Desa Dermosari Tanah 3,00