ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

  Bagian ini menjabarkan rencana pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya yang mencakup tiga sektor yaitu pengembangan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan air minum dan sanitasi yang terdiri dari air limbah, persampahan, dan drainase. Penjabaran perencanaan teknis untuk tiap-tiap sektor dimulai dari pemetaan isu-isu strategis yang mempengaruhi, penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan, serta permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi. Tahapan berikutnya adalah analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program sektoral, dengan mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan. Kemudian dilanjutkan dengan merumuskan usulan program dan kegiatan yang dibutuhkan.

  Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.

  Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.

6.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

  Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan perundangan, antara lain:

  1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.

  Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.

  2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

  Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f).

  3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.

  Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.

  4. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.

  Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.

  5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

  Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014. Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

  Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Permukiman mempunyai tugas di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik dan pengawasan teknik, serta standardisasi teknis dibidang pengembangan permukiman. Adapun fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman adalah: a.

  Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan permukiman di perkotaan dan perdesaan b.

  Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan kawasan permukiman baru di perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan potensial.

  c.

  Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman kumuh termasuk peremajaan kawasan dan pembangunan rumah susun sederhana d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman di kawasan tertinggal, terpencil, daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan social e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang pengembangan permukiman f.

  Pelaksanaan tata usaha Direktorat.

6.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan

A. Isu Strategis Pengembangan Permukiman

  Berbagai isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini adalah:  Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.  Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumahtangga kumuh perkotaan.

   Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif Presiden yang tertuang dalam MP3EI dan MP3KI.  Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, Provinsi Papua, dan Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan.  Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.  Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya kawasan kumuh.

   Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun.  Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan kawasan permukiman.

   Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman. Isu-isu strategis di atas merupakan isu terkait pengembangan permukiman yang terangkum secara nasional. Namun, di Kabupaten Tebo terdapat isu-isu yang bersifat lokal dan spesifik yang belum tentu dijumpai di kabupaten/kota lain. Penjabaran isu-isu strategis pengembangan permukiman yang bersifat lokal perlu dijabarkan sebagai informasi awal dalam perencanaan.

  

Tabel VI.1.1

Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman

Skala Kabupaten Tebo

  No. Isu Strategis Keterangan (1) (2) (3)

  

1. Pergeseran karakter permukiman, dari permukiman pedesaan Pada beberapa bagian wilayah yang

ke permukiman perkotaan memiliki kecenderungan perkembangan wilayah

  

2. Dibutuhkan upaya signifikan untuk pemenuhan prasarana, Perencanaan secara keseluruhan

sarana dan utilitas umum sebagai kawasan perkotaan untuk prasarana, sarana dan utilitas umum

  

3. Belum tersusunya manajemen pencegahan kebakaran Penyusunan Rencana Induk Sistem

Proteksi Kebakaran (RISPK)

  

4. Pengembangan permukiman belum mengacu kepada Rencana Penyusunan Rencana Tata

Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Bangunan dan Lingkungan (RTBL) untuk kawasan permukiman dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi

  

5. Belum ada konsep dan skela pemberdayaan masyarakat di Program pemberdayaan

bidang pemenuhan dan pembangunan rumah secara mandiri. masyarakat

  

6. Belum ada konsep untuk pengembangan permukiman khusus Perlu upaya signifikan mencakup

Kelompok Adat Terpencil (KAT). aspek budaya, sosial ekonomi, aspek legal dan aspek teknis permukiman dan perumahan.

   Sumber: Dokumen RP3KP Kabupaten Tebo, 2013.

B. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman

  Kondisi eksisting pengembangan permukiman hingga tahun 2012 pada tingkat nasional mencakup 180 dokumen RP2KP, 108 dokumen RTBL KSK, untuk di perkotaan meliputi 500 kawasan kumuh di perkotaan yang tertangani, 385 unit RSH yang terbangun, 158 TB unit Rusunawa terbangun. Sedangkan di perdesaan adalah 416 kawasan perdesaan potensial yang terbangun infrastrukturnya, 29 kawasan rawan bencana di perdesaan yang terbangun infrastrukturnya, 108 kawasan perbatasan dan pulau kecil di perdesaan yang terbangun infrastrukturnya, 237 desa dengan komoditas unggulan yang tertangani infrastrukturnya, dan 15.362 desa tertinggal yang tertangani infrastrukturnya.

  Kondisi eksisting pengembangan permukiman terkait dengan capaian suatu kota/kabupaten dalam menyediakan kawasan permukiman yang layak huni. Terlebih dahulu perlu diketahui peraturan perundangan di tingkat kabupaten/kota (meliputi peraturan daerah, peraturan gubernur, peraturan walikota/bupati, maupun peraturan lainya) yang mendukung seluruh tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan pembangunan permukiman.

  Selain itu data yang dibutuhkan untuk kondisi eksisting adalah mengenai kawasan kumuh, jumlah RSH terbangun, dan Rusunawa terbangun di perkotaan, maupun dukungan infrastruktur dalam program-program perdesaan seperti PISEW (RISE), PPIP, serta kawasan potensial, rawan bencana, perbatasan, dan pulau terpencil. Data yang dibutuhkan adalah data untuk kondisi eksisting lima tahun terakhir.

  

Tabel VI.1.2

Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/Peraturan

Bupati/peraturan lainnya terkait Pengembangan Permukiman

No.

  Perda/Pergub/Perbup/Peraturan lainnya terkait Pengembangan Permukiman Amanat Kebijakan Daerah Jenis Produk Pengaturan No./Tahun Perihal (1) (2) (3) (4) (5)

  1. Peraturan Daerah Provinsi Jambi 10/2013 Rencana Tata Ruang Wialayah Provinsi Jambi Tahun 2013

  • – 2033 Penataan ruang wilayah Provinsi bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah yang harmonis dan merata berbasis pengelolaan sumberdaya alam dan infrastruktur secara optimal dan berkelanjutan

  2. Peraturan Daerah Kabupaten Tebo 06/2013 Rencana Tata Ruang Kabupaten Tebo Tahun 2013

  • – 2033 Mewujudkan Kabupaten Tebo berbasis agroindustri dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan.

  3. Peraturan Daerah Kabupaten Tebo /2012 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Tebo

  • Meningkatkan akses antara pusat-pusat permukiman dengan pusat perekonomian dan produksi serta meningkatkan akses ke desa/wilayah potensial dan sentra produksi

  Tahun 2011

  • – 2016
    • Menambah tenaga pendidik yang berkualitas untuk pendidikan dasar dan menengah baik umum maupun kejuruan
    • Peninkatan kapasitas aparatur dan kelembagaan pemerintah
    • Penyederhanaan prosedur, perijinan yang menghambat kelancaran arus barang dan

  Perda/Pergub/Perbup/Peraturan lainnya terkait Pengembangan Permukiman No.

  Amanat Kebijakan Daerah Jenis Produk No./Tahun Perihal Pengaturan (1) (2) (3) (4) (5) pengembangan kegiatan jasa perdagangan dan pasar

  Dukungan pembentukan - Forum Komunikasi Antar Umat Beragama Menyelenggarakan - pengawasan reklamasi tambang

  4. Belum ada - - - Peraturan Bupati terkait Pengembangan Permukiman

  Dalam RPJMD Kabupaten Tebo 2011

  • – 2016 dikemukakan data SUSENAS 2008 yang menunjukkan bahwa 85,47 % rumah tangga di Kabupaten Tebo memiliki rumah sendiri, sedangkan sisanya 3,45 % mengontrak dan menyewa, 3,72 % tinggal di rumah dinas, dan 6,03 % tinggal di rumah milik orang tua atau saudara. Persentase kepemilikan rumah ini tidak jauh berbeda dengan kondisi tahun 2005, yaitu 88,63 % penduduk Kabupaten Tebo memiliki rumah sendiri. Luas lantai rumah untuk rumah tangga di Kabupaten Tebo berdasarkan klasifikasinya dapat dirincikan sebagai berikut:
    • 50

  20

  • – 49 m2 sebanyak 34,33 % (2008), sebelumnya 27,38 % (2005);
    • > 100 m2 sebanyak 7,78 % (2008), sebelumnya 0,07 % (2005). -

  • – 99 m2 sebanyak 55,95 % (2008), sebelumnya 65,63 % (2005);

  Selanjutnya mengenai kondisi rumah tersebut secara lebih rinci yaitu menurut jenis atap, dinding dan lantai tahun 2010, 2011, dan 2012 dikemukakan pada Tabel II.3.2 berikut ini. Berdasarkan Tabel II.3.2 tersebut dapat diidentifikasikan kondisi rumah yang menonjol di Kabupaten Tebo:

  Jenis atap, yang menonjol adalah genteng, seng, dan asbes; selain itu juga ada jenis atap - beton dan sirap, serta sejumlah kecil atap ijuk/rumbia.

  • Jenis dinding, yang menonjol adalah tembok dan kayu; namun masih terdapat sejumlah kecil jenis dinding bambu. Jenis lantai, yang menonjol adalah semen, keramik, kayu dan tegel/teraso; namun masih - terdapat sejumlah kecil jenis lantai tanah.

  

TABEL II.3.2

KONDISI RUMAH MENURUT JENIS ATAP, DINDING, DAN LANTAI TAHUN 2010, 2011, 2012

KABUPATEN TEBO

  Dari data potensi desa tahun 2011 (PODES 2011) dapat juga disajikan jumlah penduduk dan keluarga beserta indikasi jumlah rumah dan idenstifikasi kawasan kumuh, sampai tingkat desa/kelurahan, seperti disajikan pada Tabel II.3.3. Sehubungan dengan tidak terdapatnya data langsung mengenai jumlah rumah, maka untuk jumlah rumah tersebut didekati dari jumlah rumah berdasarkan penerangan (PLN dan non-PLN), mengingat prinsip bahwa setiap rumah membutuhkan penerangan. Beberapa indikasi yang diperoleh dari PODES 2011 tersebut adalah:

  Jenis Jenis Jenis Total Total Total Total Jenis lantai terluas

Jenis atap terluas

Jenis dinding terluas:

Jenis lantai terluas: Jenis lantai terluas Total Total Total Jenis Jenis Jenis Jenis Jenis Jenis Jenis dinding terluas Tahun 2011 Tahun 2012 Jenis atap terluas Jenis dinding terluas: Tahun 2010 Jenis atap terluas

Tabel VI.1.3

Kondisi Rumah menurut Jenis Atap, Dinding, dan Lantai Tahun 2011-2012

  

Kabupaten Tebo

Sumber : RP3KP Kabupaten Tebo

  • Tidak atau belum teridentifikasi kawasan kumuh pada masing-masing desa;
  • Jumlah rumah yang dapat diindikasikan dari PODES 2011 adalah sebesar 73.568 unit, dengan jumlah penduduk sebesar 300.080 jiwa, dan jumlah keluarga (KK) sebesar78.615 keluarga. Proporsi jumlah rumah terhadap jumlah keluarga untuk tingkat Kabupaten Tebo adalah sebesar 93,58 %.
  • Berdasarkan data PODES 2011 tersebut maka backlog rumah (kekurangan rumah) yang signifikan terdapat di kecamatan-kecamatan: Sumay, Serai Serumpun, VII Koto Ilir, dan Tengah Ilir.
  • Terkait khusus dengan penerangan rumah (PLN dan non-PLN), maka desa-desa dengan peneranga rumah non-PLN yang masih menonjol terdapat di kecamatan-kecamatan: Tebo Ilir (Betung Bedarah Barat, Kunangan), Muara Tabir (Tambun Arang, Tanah Garo), Tebo Tengah (Aburan Batang Tebo), Sumay (Suo-Suo, Muara Sekalo, Dusun Semambu, Unit %-ase Unit %-ase Unit %-ase - Beton 753 1,02 - Beton 673 0,89 - Beton 789 1,03 - Genteng 52.394 70,90 - Genteng 44599 59,21 - Genteng 44.675 58,36 - Sirap 443 0,60 - Sirap 92 0,12 - Sirap 179 0,23 - Seng 18.194 24,62 - Seng 23287 30,92 - Seng 25.843 33,76 - Asbes 1.819 2,46 - Asbes 6383 8,47 - Asbes 4.646 6,07 - Ijuk/rumbia 295 0,40 - Ijuk/rumbia 113 0,15 - Ijuk/rumbia 141 0,18 73.898 100,00 - Lainnya 171 0,23 - Lainnya 271 0,35 75318 100,00 76.544 100,00 Unit %-ase Unit %-ase Unit %-ase - Tembok 42.921 58,08 - Tembok 41013 54,45 - Tembok 41.416 54,11 - Kayu 30.682 41,52 - Kayu 33908 45,02 - Kayu 34.714 45,35 - Bambu 148 0,20 - Bambu 136 0,18 - Bambu 118 0,15 - Lainnya 148 0,20 - Lainnya 262 0,35 - Lainnya 296 0,39 73.898 100,00 75318 100,00 76.544 100,00 Unit %-ase Unit %-ase Unit %-ase - Bkn tanah/bambu 68.980 93,34 - Marmer/keramik/granit 13051 17,33 - Marmer/keramik/granit 11.589 15,14 - Tanah 4.771 6,46 - Tegel/teraso 1291 1,71 - Tegel/teraso 669 0,87 - Bambu 148 0,20 - Semen 49926 66,29 - Semen 51.271 66,98 73.898 100,00 - Kayu 6796 9,02 - Kayu 10.434 13,63 - Tanah 4105 5,45 - Tanah 2.581 3,37 - Lainnya 150 0,20 76.544 100,00 75318 100,00 Sumber: BPS Kabupaten Tebo, 2013.
  • Total Total

      Pemayongan), Tengah Ilir (Lubuk Mandarsah), Serai Serumpun (semua desa kecuali Tanjung Aur Seberang), VII Koto Ilir (Sungai Karang, Pasir Mayang).

      Jumlah Proporsi (%) Laki2 Peremp Total Keluarga PLN Non-PLN Total Jlh Lok. Jlh Rmh Jlh KK Rmh/Klrga

    1 12.625 12.082 24.707 6.074 3.537 2.437 5.974 - - - 98,35

    1 Desa Tuo Ilir 1.471 1.411 2.882 682 562 20 582 - 85,34 2 Teluk Rendah Pasar 880 867 1.747 438 330 108 438 - 100,00 3 Teluk Rendah Ilir 821 811 1.632 430 150 280 430 - 100,00 4 Teluk Rendah Ulu 930 900 1.830 390 295 95 390 - 100,00

      5 Muara Ketalo 1.023 983 2.006 484 200 284 484 - 100,00 6 Kelurahan Sungai Bengkal *) 2.957 2.811 5.768 1.498 1.210 288 1.498 - 100,00 7 Betung Bedarah Timur 1.426 1.400 2.826 684 500 184 684 - 100,00 8 Betung Bedarah Barat 1.223 1.149 2.372 627 - 627 627 - 100,00 9 Sungai Aro 775 645 1.420 322 210 112 322 - 100,00

    10 Kunangan 452 443 895 239 - 239 239 - 100,00

    11 Sungai Bengkal Barat 667 662 1.329 280 80 200 280 100,00

    2 7.679 7.342 15.021 3.806 1.845 1.961 3.806 - - - 100,00

    1 Embacang Gedang 1.285 1.238 2.523 692 200 492 692 - 100,00 2 Pintas Tuo *) 1.069 1.045 2.114 523 360 163 523 - 100,00 3 Tambun Arang 1.251 1.154 2.405 592 - 592 592 - 100,00 4 Bangun Seranten 1.525 1.546 3.071 818 715 103 818 100,00 5 Sungai Jernih 1.307 1.178 2.485 525 473 52 525 100,00 6 Tanah Garo 820 756 1.576 398 - 398 398 100,00

      7 Bangko Pintas 422 425 847 258 97 161 258 100,00

    3 18.161 17.200 35.361 9.434 7.056 2.278 9.334 - - - 98,94

    1 Aburan Batang Tebo 836 837 1.673 477 - 477 477 - 100,00 2 Kelurahan Muara Tebo *) 1.939 1.989 3.928 1.195 1.165 30 1.195 - 100,00 3 Mangun Jayo 1.546 1.455 3.001 750 525 225 750 - 100,00 4 Tengah Ulu 640 588 1.228 338 60 278 338 - 100,00 5 Teluk Pandak 696 682 1.378 436 261 175 436 - 100,00

      6 Semabu 895 862 1.757 438 307 131 438 - 100,00 7 Kandang 1.305 1.155 2.460 667 270 397 667 - 100,00 8 Bedaro Rampak 1.199 1.215 2.414 723 636 87 723 - 100,00 9 Kelurahan Tebing Tinggi 5.160 4.731 9.891 2.460 2.337 123 2.460 - 100,00

    10 Sungai Alai 1.045 1.015 2.060 557 311 146 457 - 82,05

    11 Pelayangan 1.147 1.045 2.192 548 466 82 548 - 100,00

    12 Sungai Keruh 1.753 1.626 3.379 845 718 127 845 - 100,00

    4 9.074 8.447 17.521 4.985 1.918 1.041 2.959 - - - 59,36

    1 Tambun Arang 677 716 1.393 369 115 135 250 - 67,75 2 Jati Belarik 302 328 630 173 70 60 130 - 75,14 3 Puntikalo 955 902 1.857 526 358 168 526 - 100,00 4 Lembak Bungur 408 395 803 218 168 50 218 - 100,00 5 Teluk Singkawang *) 1.411 1.297 2.708 749 420 16 436 - 58,21 6 Teriti 512 503 1.015 309 185 46 231 - 74,76

      7 Dusun Tuo Sumay 1.751 1.632 3.383 1.076 417 - 417 - 38,75 8 Teluk Langkap 729 702 1.431 437 185 46 231 - 52,86 9 Suo Suo 1.063 813 1.876 492 - 186 186 - 37,80 10 Muara Sekalo 269 285 554 153 - 89 89 - 58,17

    11 Desa Semambu 565 521 1.086 258 - 215 215 - 83,33

    12 Pamayongan 432 353 785 225 - 30 30 - 13,33

    5 10.150 9.067 19.217 4.821 973 2.614 3.587 - - - 74,40

      1 Penapalan 1.117 1.064 2.181 476 183 293 476 - 100,00 2 Muara Kilis 1.716 1.342 3.058 856 176 447 623 - 72,78 3 Mengupeh *) 1.554 1.498 3.052 738 364 344 708 - 95,93 4 Rantau Api 1.212 1.137 2.349 643 250 30 280 - 43,55 5 Lubuk Mandarsah 4.551 4.026 8.577 2.108 - 1.500 1.500 - 71,16

    6 31.684 28.735 60.419 14.949 13.490 1.408 14.898 - - - 99,66

    1 Rimbo Mulyo 3.380 3.109 6.489 1.664 1.580 49 1.629 - 97,90

      2 Sapta Mulia 2.716 2.590 5.306 1.495 1.376 110 1.486 - 99,40 3 Pematang Sapat 1.296 1.173 2.469 644 483 157 640 - 99,38 4 Tegal Arum 3.558 3.518 7.076 1.740 1.653 87 1.740 - 100,00 5 Tirta Kencana 3.108 2.884 5.992 1.651 1.485 165 1.650 - 99,94 6 Purwo Harjo 3.112 2.864 5.976 1.307 1.111 196 1.307 - 100,00 7 Perintis 5.564 5.241 10.805 2.232 2.008 223 2.231 - 99,96 8 Kelurahan Wirotho Agung *) 8.950 7.356 16.306 4.216 3.794 421 4.215 - 99,98

    7 18.139 17.014 35.153 9.078 6.734 2.325 9.059 - - 99,79

    1 Sungai Pandan 691 649 1.340 352 5 347 352 - 100,00 2 Suka Maju 3.101 2.851 5.952 1.498 1.377 121 1.498 - 100,00 3 Suka Damai *) 3.746 3.566 7.312 1.839 1.379 460 1.839 - 100,00 4 Wanareja 4.377 4.137 8.514 2.259 2.190 50 2.240 - 99,16 5 Sido Rukun 2.822 2.631 5.453 1.398 983 415 1.398 - 100,00 6 Sumber Sari 3.402 3.180 6.582 1.732 800 932 1.732 - 100,00

    8 11.108 10.439 21.547 5.908 3.414 2.246 5.660 - - 95,80

    1 Pulung Rejo 1.069 1.044 2.113 625 210 411 621 - 99,36 2 Karang Dadi *) 1.608 1.458 3.066 761 354 369 723 - 95,01 3 Sido Rejo 802 795 1.597 519 243 276 519 - 100,00 4 Sari Mulya 1.668 1.547 3.215 812 584 146 730 - 89,90 5 Sumber Agung 1.225 1.123 2.348 614 203 411 614 - 100,00 6 Giri Purno 1.122 1.050 2.172 640 413 206 619 - 96,72

      7 Giriwinangun 2.421 2.271 4.692 1.224 1.114 62 1.176 - 96,08 8 Sepakat Bersatu 521 509 1.030 333 16 272 288 - 86,49 9 Rantau Kembang 672 642 1.314 380 277 93 370 - 97,37

    TABEL II.3.3

      

    PENDUDUK, KELUARGA, RUMAH, DAN PERMUKIMAN KUMUH DI KABUPATEN TEBO

    BERDASARKAN DATA POTENSI DESA TAHUN 2011

    Tengah Ilir Rimbo Bujang Rimbo Ulu Rimbo Ilir Tebo Ilir Muara Tabir Tebo Tengah Sumay No.

    Kecamatan Penduduk Rumah (Penerangan) Permukiman Kumuh

    Desa/Kelurahan

      Tabel VI.1.4 Penduduk, Keluarga, Rumah dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Tebo Berdasarkan Data Potensi Desa Tahun 2011

      Perkotaan

    Tabel VI.1.5

    Data Kawasan Kumuh di Kabupaten Tebo Tahun 2015

      No. Lokasi Kawasan Kumuh Luas Kawasan Jumlah Rumah Permanen Amanat Kebijakan Daerah Jumlah Penduduk (1) (2) (3) (4) (5) (6)

      1. - Keterangan : Kabupaten Tebo termasuk salah satu kabupaten di Provinsi Jambi yang tidak memiliki kawasan kumuh.

      

    Tabel VI.1.6

    Data Kondisi RSH di Kabupaten Tebo Tahun 2015

    No. Lokasi RSH Tahun Pembangunan Pengelola Jumlah Penghuni Kondisi Prasarana CK yang ada

      (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1. Belum terdata Sumber : Dokumen RP3KP Kabupaten Tebo, 2013.

      Keterangan : Tidak dibahas dalam dokumen RP3KP Kabupaten Tebo

    Tabel VI.1.7

    Data Kondisi Rusunawa di Kabupaten Tebo Tahun 2015

      No. Lokasi Rusunawa Tahun Pembangunan Pengelola Jumlah Penghuni Kondisi Kondisi Prasarana CK yang ada (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

      1. Belum terdata Keluarga Proporsi (%) Laki2 Peremp Total Keluarga PLN Non-PLN Total Jlh Lok. Jlh Rmh Jlh KK Rmh/Klrga

    9 15.875 15.814 31.689 8.911 6.017 2.894 8.911 - - - 100,00

    1 Teluk Kuali 1.923 1.964 3.887 1.068 834 234 1.068 - 100,00 2 Lubuk Benteng 761 787 1.548 484 362 122 484 - 100,00 3 Kelurahan Pulau Temiang *) 2.415 2.502 4.917 1.063 638 425 1.063 - 100,00 4 Pulau Panjang 890 950 1.840 537 332 205 537 - 100,00 5 Bungo Tanjung 1.014 1.014 2.028 489 367 122 489 - 100,00 6 Tanjung Aur 594 642 1.236 391 286 105 391 - 100,00 7 Rantau Langkap 745 717 1.462 453 377 76 453 - 100,00 8 Teluk Kasai Rambahan 2.233 2.145 4.378 1.197 970 227 1.197 - 100,00 9 Teluk Kembang Jambu 1.768 1.634 3.402 1.002 771 231 1.002 - 100,00 10 Pagar Puding 1.821 1.734 3.555 1.040 624 416 1.040 - 100,00 11 Sungai Rambai 1.114 1.123 2.237 771 238 533 771 - 100,00 12 Malako Intan 597 602 1.199 416 218 198 416 - 100,00

    10 9.324 8.683 18.007 5.411 4.418 993 5.411 - - - 100,00

    1 Tanjung/ Pucuk Jambi? 1.186 1.162 2.348 923 692 231 923 - 100,00 2 Kuamang 820 810 1.630 506 380 126 506 - 100,00 3 Teluk Kayu Putih 2.198 2.083 4.281 1.172 879 293 1.172 - 100,00 4 Dusun Baru 531 469 1.000 253 241 12 253 - 100,00 5 Muara Niro 442 380 822 305 244 61 305 - 100,00 6 Aur Cino 1.226 1.059 2.285 536 402 134 536 - 100,00 7 Sungai Abang *) 1.403 1.256 2.659 855 770 85 855 - 100,00 8 Teluk Lancang 610 573 1.183 318 287 31 318 - 100,00 9 Muara Tabun 324 299 623 208 204 4 208 - 100,00 10 Tabun 584 592 1.176 335 319 16 335 - 100,00

    11 3.966 3.526 7.492 2.240 160 1.535 1.695 - - - 75,67

    1 Pinang Belai 752 593 1.345 354 - 354 354 - 100,00 2 Sekutur Jaya *) 370 319 689 187 - 187 187 - 100,00 3 Bukit Pemuatan 539 432 971 246 - 209 209 - 84,96 4 Napal Putih 403 355 758 188 - 160 160 - 85,11 5 Sako Makmur 431 356 787 250 - 227 227 - 90,80 6 Pagar Puding Lamo 764 741 1.505 555 - 150 150 - 27,03 7 Tanjung Aur Seberang 301 328 629 202 160 42 202 - 100,00 8 Teluk Melintang 406 402 808 258 - 206 206 - 79,84

    12 7.263 6.683 13.946 2.998 1.234 1.040 2.274 - - - 75,85

    1 Teluk Kepayang Pulau Indah 1.068 997 2.065 604 160 8 168 - 27,81 2 Sungai Karang 909 825 1.734 469 - 469 469 - 100,00 3 Balai Rajo *) 2.357 2.055 4.412 443 337 66 403 - 90,97 4 Paseban 833 840 1.673 540 232 60 292 - 54,07 5 Cermin Alam 1.437 1.379 2.816 655 505 150 655 - 100,00 6 Pasir Mayang 659 587 1.246 287 - 287 287 - 100,00 155.048 145.032 300.080 78.615 50.796 22.772 73.568 - - - 93,58 *) Ibukota/Pusat Kecamatan VII Koto Serai Serumpun VII Koto Ilir Kabupaten Tebo Sumber: Data Potensi Desa Kabupaten Tebo, 2011 Keterangan: Tebo Ulu Permukiman Kumuh Desa/Kelurahan Lanjutan - Tabel Penduduk, Keluarga, Rumah, dan Kawasan Kumuh berdasarkan Data Potensi Desa No. Kecamatan Penduduk Rumah (Penerangan) Sumber : RP3KP Kabupaten Tebo

      Keterangan : Kabupaten Tebo belum memiliki Rusunawa Perdesaan

      

    Tabel VI.1.8

    Data Program Perdesaan di Kabupaten Tebo Tahun 2015

    Kondisi No. Program/Kegiatan Lokasi Volume/Satuan Status Infrastruktur

      (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1. Belum terdata Sumber : Dokumen RP3KP Kabupaten Tebo, 2013.

      Keterangan : Belum pernah dilakukan program pedesaan sektor pengembangan permukiman di Kab. Tebo.

    C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman

      Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman pada tingkat nasional antara lain: Permasalahan pengembangan permukiman diantaranya: 1.

      Masih luasnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak huni sehingga dapat menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan, dan pelayanan infrastruktur yang masih terbatas.

      2. Masih terbatasnya prasarana sarana dasar pada daerah tertinggal, pulau kecil, daerah terpencil, dan kawasan perbatasan.

      3. Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial. Tantangan pengembangan permukiman diantaranya: 1.

      Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

      2. Pencapaian target/sasaran pembangunan dalam Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya sektor Pengembangan Permukiman.

      3. Pencapaian target MDG’s 2015, termasuk didalamnya pencapaian Program-Program Pro Rakyat (Direktif Presiden).

      4. Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan bidang Cipta Karya khususnya kegiatan Pengembangan Permukiman yang masih rendah.

      5. Memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa pembangunan infrastruktur permukiman yang saat ini sudah menjadi tugas pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota.

      6. Penguatan Sinergi RP2KP/RTBL KSK dalam Penyusunan RPI2JM bidang Cipta Karya pada Kabupaten/Kota.

      Berdasarkan dokumen RP3KP Kabupaten Tebo diidentifikasikan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan permukiman dan perumahan di Kabupaten Tebo, yaitu sebagai berikut ini.

      1. Pergeseran karakter permukiman pada sebagian lokasi dari permukiman perdesaan menjadi permukiman perkotaan.

      2. Seiring dengan pergeseran sebagian permukiman perdesaan menjadi permukiman perkotaan tersebut dibutuhkan upaya signifikan untuk pemenuhan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai kawasan perkotaan.

      3. Baik di kawasan perkotaan maupun di kawasan perdesaan akan terjadi pertumbuhan penduduk atau pertambahan jumlah penduduk dan rumah tangga (atau kepala keluarga/KK) yang memerlukan penyediaan rumah/perumahan secara kuantitas, namun harus disertai juga dengan aspek kualitas sebagai perumahan atau rumah layak huni.

      4. Kekurangan jumlah rumah dibandingkan dengan jumlah rumah tangga penduduk yang selayaknya memiliki rumah sendiri, baik pada periode yang lalu, maupun yang potensial terjadi pada beberapa lokasi di masa datang atau disebut sebagai backlog atau potensi backlog akan menjadi permasalahan secara menerus namun dengan intensitas yang berbeda. Untuk itu dibutuhkan upaya untuk meminimalkannya.

      5. Pembangunan rumah pada prinsipnya adalah pembangunan oleh masyarakat secara mandiri. Dihubungkan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat, di mana keberdayaan sebagian di antaranya secara ekonomi memerlukan bantuan, sehingga terhadap kebutuhan pengembangan rumah dan perumahan di masa datang perlu skema pemberdayaan melalui berbagai bentuk program yang diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah (Provinsi dan Kabupaten).

      6. Permasalahan khusus yang sifatnya membutuhkan penanganan tertentu, baik yang ada dewasa ini (existing) maupun yang potensial terjadi di masa datang, meliputi: a. kawasan kumuh, yang berpeluang terjadi pada permukiman yang terletak di tepi sungai maupun di sekitar lokasi kegiatan komersial di kawasan perkotaan atau di tepi jalan regional utama;

      b. rumah tidak layak huni yang memerlukan bantuan untuk meningkatkan kualitasnya menjadi rumah layak huni; c. permukiman khusus Kelompok Adat Terpencil (KAT), yang memerlukan upaya signifikan yang mencakup aspek budaya, aspek sosial ekonomi, aspek legal, aspek teknis permukiman dan perumahan, aspek kepemilikan (property), aspek penerapan perangkat insentif dan disinsetif, dan sebagainya.

      

    Tabel VI.1.9

    Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan

    Permukiman Kabupaten Tebo

      Permasalahan Pengembangan No. Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi Permukiman (1) (2) (3) (4)

    • 1. Aspek teknis; Adanya perubahan Merincikan rencana
    • pengembangan permukiman karakteristik dari permukiman Keterbatasan produk rencana pengembangan permukiman perdesaan ke permukiman sehingga bisa disusun program

      yang bisa dijadikan acuan perkotaan pengembangan yang lebih

      dalam program kegiatan aplikatif - Perlu disediakan dan
    • ditetapkan kawasan yang bisa Kurangnya prasarana dan
    • sarana serta utilitas umum dijadikan kasiba maupun lisiba perkembangan kawasan

      yang wajib dimiliki dalam guna mengantisipasi permukiman perkotaan melalui kawasan permukiman perkembangan kawasan penyiapan kasiba dan lisiba perkotaan permukiman yang tidak terarah

      Mengarahkan dan mengelola

      

    2. Aspek kelembagaan; Diperlukan langkah yang Melakukan kegiatan yang bersifat

    Sinergisitas antar SKPD yang signifikan dalam perencanaan koordinasi antar SKPD sehingga

    menaungi permasahan dan pelaksanaan pengembangan sejalan dan harmonis tidak terjadi pengembangan permukiman yang permukiman tumpang tindih. masih lemah

    • 3. Aspek pembiayaan; Perlu peningkatan kapasitas Meningkatkan kerjasama semua

      Kurangnya alokasi anggaran pemerintah dan keuangan daerah pihak dalam pembangunan

      untuk pengembangan dalam mensinergikan penyediaan permukiman dan infrastruktur permukiman permukiman yang dikaitkan permukiman
    • dengan menumbuhkembangkan Menggalang kerjasama dengan ekonomi daerah berbagai pihak untuk penyediaan perumahan yang layak huni untuk masyarakat berpenghasilan rendah

    4. Aspek peran serta

    • Perlunya pengadaan rumah Mendorong kemampuan masyarakat/swasta; formal yang berasal dari masyarakat untuk membangun developer ato pihak swasta. rumah yang layak huni Tingkat pertumbuhan
    • - perumahan formal yang

      Mendorong dan memperluas sangat kecil

      keterlibatan swasta dalam

    • penyediaan dan perbaikan Kurangnya asipirasi

      masyarakat terhadap lingkungan perumahan

      pemerintah daerah terhadap Membangun kesadaran
    • pengembangan permukiman masyarakat dalam meningkatkan kualitas lingkungan permukiman
    • Membangun kemampuan masyarakat dalam penyediaan infrastruktur permukiman yang memenuhi SPM

      5. Aspek lingkungan permukiman; Dituntut penyediaan prasarana, Meningkatkan pelayanan -

    Masih rendahnya apresiasi sarana dan utilitas umum di prasarana, sarana dan utilitas

    masyarakat terhadap kualitas dan lingkungan permukiman umum agar sesuai dengan SPM. kuantitas penyediaan rumah Sumber : Hasil Analisis Tahun 2015.

    6.1.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.

      Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus dicapai. Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di tingkat Pusat maupun di Kabupaten Tebo. Di tingkat Pusat acuan kebijakan meliputi RPJMN 2010-2014, MDGs 2015 (pengurangan proporsi rumah tangga kumuh tahun 2020), Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk pengurangan luasan kawasan kumuh tahun 2014 sebesar 10%, arahan MP3EI dan MP3KI, percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat, arahan Direktif Presiden untuk program pro- rakyat, serta Renstra Ditjen Cipta Karya 2010-2014.

      Proporsi Penduduk KK Urban Urban Rural Total Urban Rural Urban Rural 1.

      Tebo Tengah 35.206 8.534 0,62 5.585 3.749 9.334 5.386 3.148 (199) (601) 2. Tebo Ilir 25.637 6.197 0,39 2.304 3.670 5.974 2.232 3.528 (72) (142)

    3. Sumay 18.026 4.164 0,31 1.180 1.779 2.959 1.285 2.879 105 1.100

    4. Tebo Ulu 32.949 7.556 0,37 3.152 5.759 8.911 2.966 4.590 (186) (1.169)

    5.

      VII Koto 18.306 4.219 0,55 3.151 2.260 5.411 2.359 1.860 (792) (400) 6. Rimbo Bujang 61.348 16.409 0,56 8.075 6.823 14.898 9.096 7.313 1.021 490 7. Rimbo Ilir 22.189 6.080 0,40 2.482 3.178 5.660 2.402 3.678 (80) 500 8. Rimbo Ulu 35.572 9.608 0,45 4.079 4.980 9.059 4.370 5.238 291 258

    9. Tengah Ilir 19.541 4.679 0,55 2.087 1.500 3.587 2.573 2.106 486 606

    10.

      VII Koto Ilir 13.419 3.400 0,87 1.226 1.048 2.274 2.819 581 1.593 (467)

    11. Serai Serumpun 9.986 2.483 0,16 389 1.306 1.695 372 2.111 (17) 805

    12.

      Muara Tabir 15.487 3.821 0,58 2.291 1.515 3.806 2.226 1.595 (65)

      80 307.666 77.150 0,49 36.001 37.567 73.568 38.086 38.627 2.085 1.060

    • - - - jumlah penduduk kecamatan yang bersangkutan. Catatan: Jumlah Penduduk dan KK Tahun 2011 berdasarkan Tabel II.2.19 Jumlah Rumah Tahun 2011 berdasarkan Tabel II.3.3 Proporsi Urban adalah proporsi jumlah penduduk Kelurahan/Desa tercakup perkotaan (Tabel IV.1.1) terhadap KABUPATEN TEBO Sumber: Penghitungan

      

    TABEL IV.5.1

    JUMLAH PENDUDUK ,KK, DAN RUMAH TAHUN 2011 KABUPATEN TEBO

    DAN INDIKASI BACKLOG (KEKURANGAN RUMAH) TINGKAT KECAMATAN

      Penduduk & KK Jumlah Rumah Jumlah KK Indikasi Backlog No. Kecamatan TAHUN 2011

    Tabel VI.1.10

    Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman

      

    Di Perkotaan untuk 5 Tahun

    Sumber : RP3KP Kabupaten Tebo

      Penduduk KK/RT Rumah Backlog Rumah Rumah Backlog Backlog 2011 2011 2011 Total Urban Rural Urban Rural

      8 Teluk Langkap 1.422 342 231 111 231 111

      11 Desa Semambu 1.126 236 215 21 215

      56

      89

      56

      89

      10 Muara Sekalo 579 145

      9 Suo Suo 1.984 392 186 206 186 206

      7 Dusun Tuo Sumay 3.468 785 417 368 417 368

      12 Pamayongan 806 184 30 154 30 154

    5 19.541 4.679 3.587 1.092 2.087 1.500 489 606

      50

      6 Teriti 1.114 281 231 50 231

      5 Teluk Singkawang *) 2.799 629 436 193 436 193

      7

      4 Lembak Bungur 810 225 218 7 218

      3 Puntikalo 1.904 431 526 (95) 526 (95)

      71

      2 Jati Belarik 643 201 130 71 130

      21

      1 Penapalan 2.186 473 476 (3) 476 (3)

      1 Tambun Arang 1.371 313 250 63 250

      4 Tegal Arum 6.880 1.859 1.740 119 1.740 119

      Desa/Kelurahan

    Tabel VI.1.11

    Penghitungan Indikasi Bcklog (Kekurangan Rumah) Kabupaten Tebo

      

    TABEL IV.5.2

    PENGHITUNGAN INDIKASI BACKLOG (KEKURANGAN RUMAH) KABUPATEN TEBO

    BERDASARKAN PERHITUNGAN TINGKAT DESA/KELURAHAN, TAHUN 2011

      8 Kelurahan Wirotho Agung *) 17.574 4.627 4.215 412 4.215 412 Rimbo Bujang Tebo Ilir Muara Tabir Tebo Tengah Sumay Tengah Ilir No. Kecamatan

      7 Perintis 10.121 2.695 2.231 464 2.231 464

      6 Purwo Harjo 5.670 1.577 1.307 270 1.307 270

      59

      5 Tirta Kencana 6.690 1.709 1.650 59 1.650

      16

      2 Muara Kilis 3.185 856 623 233 623 233

      3 Pematang Sapat 2.311 656 640 16 640

      26

      2 Sapta Mulia 5.458 1.512 1.486 26 1.486

      1 Rimbo Mulyo 6.644 1.774 1.629 145 1.629 145

      5 Lubuk Mandarsah 8.705 2.106 1.500 606 1.500 606

    6 61.348 16.409 14.898 1.511 8.075 6.823 1.021 490

      4 Rantau Api 2.368 506 280 226 280 226

      30

      3 Mengupeh *) 3.097 738 708 30 708

      63

      12 Sungai Keruh 3.149 685 845 (160) 845 (160)

    4 18.026 4.164 2.959 1.205 1.180 1.779 200 1.100

      

    1 25.637 6.197 5.974 223 2.304 3.670 136 491

      29

      51 2 15.487 3.821 3.806 15 2.291 1.515 - 166

      11 Sungai Bengkal Barat 1.335 331 280 51 280

      37

      10 Kunangan 924 276 239 37 239

      62

      9 Sungai Aro 1.401 384 322 62 322

      8 Betung Bedarah Barat 2.886 432 627 (195) 627 (195)

      7 Betung Bedarah Timur 2.291 713 684 29 684

      2 Pintas Tuo *) 2.074 507 523 (16) 523 (16)

      6 Kelurahan Sungai Bengkal *) 6.509 1.290 1.498 (208) 1.498 (208)

      74

      5 Muara Ketalo 1.988 558 484 74 484

      78

      4 Teluk Rendah Ulu 1.937 468 390 78 390

      3 Teluk Rendah Ilir 1.588 564 430 134 430 134

      2 Teluk Rendah Pasar 1.793 437 438 (1) 438 (1)

      1 Desa Tuo Ilir 2.985 744 582 162 582 162

      1 Embacang Gedang 2.672 659 692 (33) 692 (33)

      3 Tambun Arang 2.519 623 592 31 592

      11 Pelayang 2.053 433 548 (115) 548 (115)

      5 Teluk Pandak 1.288 407 436 (29) 436 (29)

      2

      10 Sungai Alai 2.185 459 457 2 457

      9 Kelurahan Tebing Tinggi 10.030 2.121 2.460 (339) 2.460 (339)

      8 Bedaro Rampak 2.668 696 723 (27) 723 (27)

      7 Kandang 2.511 424 667 (243) 667 (243)

      18

      6 Semabu 1.639 456 438 18 438

      4 Tengah Ulu 1.184 310 338 (28) 338 (28)

      31

      3 Mangun Jayo 2.798 648 750 (102) 750 (102)

      2 Kelurahan Muara Tebo *) 4.018 1.462 1.195 267 1.195 267

      1 Aburan Batang Tebo 1.683 433 477 (44) 477 (44)

      18

      7 Bangko Pintas 1.009 245 258 (13) 258 (13) 3 35.206 8.534 9.334 (800) 5.585 3.749 269

      6 Tanah Garo 1.512 312 398 (86) 398 (86)

      5 Sungai Jernih 2.474 660 525 135 525 135

      4 Bangun Seranten 3.227 815 818 (3) 818 (3)

      

    Berdasarkan Perhitungan Tingkat Desa/Kelurahan, Tahun 2011

      Sumber : RP3KP Kabupaten Tebo

      2 Sungai Karang 1.763 581 469 112 469 112

      2 Sekutur Jaya *) 831 183 187 (4) 187 (4)

      1 Pinang Belai 1.137 353 354 (1) 354 (1)

      6 Pasir Mayang - - 287 (287) 287 (287)

    11. 9.986 2.483 1.695 788 389 1.306 - 806

      5 Cermin Alam 2.863 803 655 148 655 148

      4 Paseban 1.702 478 292 186 292 186

      3 Balai Rajo *) 4.992 950 403 547 403 547

      1 Teluk Kepayang Pulau Indah 2.099 588 168 420 168 420

      4 Napal Putih 1.484 382 160 222 160 222

      5 Lubuk Mandarsah 8.705 2.106 1.500 606 1.500 606

    10. 13.419 3.400 2.274 1.126 1.518 756 1.301 112

      4 Rantau Api 2.368 506 280 226 280 226

      30

      3.097 738 708 30 708

      3 Mengupeh

      2 Muara Kilis 3.185 856 623 233 623 233

      3 Bukit Pemuatan 1.226 313 209 104 209 104

      5 Sako Makmur 1.014 274 227 47 227

      48

    9. 19.541 4.679 3.587 1.092 2.087 1.500 489 606

      4 Bangun Seranten 3.227 815 818 (3) 818 (3)