Bab VI Kerangka Kelembagaan Regulasi Kabupaten - DOCRPIJM 2867c002f1 BAB VIBab 6 Kerangka kelembagaan OK

Bab VI Kerangka Kelembagaan & Regulasi Kabupaten 6.1. Kerangka Kelembagaan 6.1.1. Kondisi Kelembagaan Secara sederhana, peranan Pemerintah Daerah dalam menjalankan fungsi pelayanan

  publik dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, bersifat langsung (direct public goods provision) dan yang kedua bersifat tidak langsung (indirect public goods provision). Jenis yang terakhir ini melibatkan peran yang lebih besar pada sektor swasta (private) atau masyarakat (community).

  Dengan dasar pengertian tersebut, peranan Pemerintah Daerah dalam menjalankan fungsi pelayanan publik cenderung lebih bersifat langsung yaitu ditunjukkan dengan melaksanakan kewenangan wajib bidang pemerintahan daerah, hanya kewenangan tertentu (penanaman modal dan pertanahan) yang pada realisasinya belum dilaksanakan setiap oleh Pemerintah Daerah.

  Peranan Pemerintah Daerah secara tidak langsung ini dapat dilakukan melalui regulasi, insentif, maupun kontrol terhadap fungsi pelayanan public yang dilaksanakan oleh swasta maupun masyarakat untuk jenis pelayanan tertentu. Atas dasar pemikiran tersebut; mengambil contoh jenis pelayanan publik di bidang pendidikan; ternyata peranan pemerintah tidak selalu lebih besar dibandingkan dengan sektor swasta.

  Pemerintah telah mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah yang dinyatakan belum cukup memberikan pedoman yang menyeluruh bagi penyusunan dan pengendalian organisasi perangkat daerah yang dapat menangani seluruh urusan pemerintahan, sehingga perlu dicabut dan dibentuk peraturan pemerintah yang baru yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

  Perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas berdasarkan PP No 41 Tahun 2007 adalah : Bidang pendidikan ,pemuda dan olah raga, Bidang Kesehatan, Bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi, Bidang perhubungan, komunikasi dan informatika, Bidang kependudukan dan catatan Sipil, Bidang kebudayaan dan pariwisata, Bidang pekerjaan umum yang meliputi bina marga, pengairan, cipta karya dan Tata Ruang, Bidang perekonomian yang meliputi koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah, industri dan perdagangan, Bidang pelayanan pertanahan, Bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan, perikanan darat, kelautan

  Laporan Akhir Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten danperikanan, perkebunan dan kehutanan, Bidang pertambangan dan energy dan Bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset.

  Perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk badan, kantor, inspektorat dan rumah sakit terdiri dari: Bidang perencanaan pembangunan dan statistik, Bidang penelitian dan pengembangan, Bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat, Bidang Lingkungan hidup, Bidang Ketahanan Pangan, Bidang penanaman modal, Bidang perpustakaan, arsip, dan dokumentasi, Bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa, Bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana, Bidang Kepegawaian, pendidikan dan pelatihan, Bidang Pengawasan dan Bidang Pelayanan Kesehatan.

  Sebagaimana telah diamanatkan dalam PP 41 Tahun 2007 untuk penyelenggaraan urusan sedangkan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan hanya dapat diselenggarakan oleh daerah yang memiliki potensi unggulan dan kekhasan daerah yang dapat dikembangkan dalam rangka pengembangan otonomi daerah. Hal ini dimaksudkan untuk efisiensi dan memunculkan sector unggulan masing-masing daerah sebagai upaya optimalisasi pemanfaatn sumber daya daerah besaran organisasi Perangkat Daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan factor keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasarn tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk serta mempertimbangkan potensi-potensi yang ada di daerah. Oleh karena itu kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam. Salah satu potensi untuk pengembangan dan pembangunan yang ada di daerah yaitu melalui program investasi.

  Sedangkan untuk Kabupaten Jombang Kelembagaan Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Jombang. Dalam peraturan daerah dimaksud, terdapat Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, StafAhli, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan. Dari lembaga perangkat daerah Kabupaten Jombang tersebut, terdapat beberapa SKPD yang terkait langsung dengan investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya, antara lain: a.

  Badan Perencanaan Pembangunan Daerah b.

  Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang ; c. Dinas Perumahan dan Permukiman ; d.

  Dinas Lingkungan Hidup ;

  Laporan Akhir Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten

1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

  Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Jombang sebagai unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan melaksanakan tugas dalam mengkoordinasikan penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah. Secara kelembagaan Lembaga Teknis Daerah ini mengacu pada landasan Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Jombang dan Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kabupaten Jombang. Sedangkan dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi mengacu pada Peraturan Bupati Jombang Nomor

  3 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Perencanaan Daerah Kabupaten dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Sedangkan berdasar restrukturisasi kelembagaan pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah menjelaskan bahwa landasan yuridis tersebut memberikan gambaran dan arah kinerja organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Jombang yang secara umum mempunyai tugas dalam perencanaan pembangunan dan penganggaran atas penyelenggaraan pemerintah daerah.

  Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan daerah. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah. 

  Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Bupati Jombang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Jombang, Lembaga

  Teknis Daerah tersebut memiliki tugas pokok untuk melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan, penelitian, pengembangan dan statistik daerah. Sedangkan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, sebagai berikut:

  1. Perumusan kebijakan teknis perencanaan;

  2. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah;

  3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah;

  4. Pelaksanaan pengkajian, penelitian dan pengembangan pembangunan daerah; 5. Penyelenggaraan urusan statistik daerah.

  Laporan Akhir Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten

   Struktur Organisasi

  Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Jombang sebagaimana Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Jombang terdiri dari:

  1) Kepala Badan

  2) Sekretariat, membawahi: a.

  Sub Bagian Umum b.

  Sub Bagian Keuangan c. Sub Bagian Penyusunan Program, Evaluasi dan Pelaporan

  3) Bidang Sosial Budaya, membawahi:

  Sub Bidang Kesejahteraan Rakyat b.

  Sub Bidang Pendidikan Mental Spiritual dan Pemerintahan 4)

  Bidang Ekonomi, membawahi: a.

  Sub Bidang Pengembangan Ekonomi Wilayah b.

  Sub Bidang Pengembangan Dunia Usaha 5)

  Bidang Fisik Prasarana, membawahi: a.

  Sub Bidang Perencanaan Umum Sarana dan Prasarana Wilayah b.

  Sub Bidang Perencanaan Umum Sumber Daya Alam dan Lingkungan 6)

  Bidang Penelitian, Pengembagan dan Statistik, membawahi : a.

  Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan b.

  Sub Bidang Statistik 7)

  Kelompok Jabatan Fungsional

  Laporan Akhir Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten

  Laporan Akhir Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten

  VI-

  5 Gambar 6. 1 Struktur Organisasi Bappeda Kabupaten Jombang

BIDANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI

  Pelaksanaan koordinasi kegiatan dengan instansi tekait,perangkat daerah dan pihak ketiga; j)

Pelaksanaan sistem pengawasan melekat;

k) Penyusunan dan pelaksanaan sistem informasi lingkup Badan; l) Pelaksanaan kebersihan, keindahan dan keamanan; m) Pelaksanaan penanganan pengaduan masyarakat.

  Melaksanakan kegiatan kehumasan dan kepustakaan Badan;

  Menyusun rencana kebutuhan barang, mengatur dan mengelola barang- barang inventaris kantor; h.

  Melaksanakan kegiatan pengawasan melekat dalam lingkup badan; g.

  Melaksanakan administrasi kepegawaian, melaksanakan pembinaan, peningkatan disiplin dan pengembangan karier serta upaya peningkatan kesejahteraan pegawai; c. Melaksanakan urusan administrasi umum, rumah tangga/ keprotokan, perjalanan dinas dan perlengkapan, ketatalaksanaan (surat menyurat) dan kearsipan; d.

Menyusun Standar Pelayanan Minimal Badan;

e. Menyusun rencana dan melaksanakan keindahan, kebersihan, dan keamanan kantor; f.

  Menyiapkan data dan informasi guna penyusunan kebijakan teknis dan operasional; b.

  Kepala Sub Bagian Umum a.

  Laporan Akhir Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten

  Selanjutnya rincian deskripsi tugas pokok tersebut tertuang dalam Peraturan Bupati Jombang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Jombang dan dijabarkan melalui Peraturan Kepala Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 188 Tahun 2010 Tentang Uraian Tugas Para Pejabat dan Staf di Lingkungan Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Kabupaten Jombang sebagai berikut:

  d) Pengendalian administrasi kepegawaian, pelaksanaan, pembinaan, peningkatan disiplin pengembangan karier serta upaya peningkatan kesejahteraan pegawai; e) Penyiapan bahan dalam rangka penyusunan anggaran, pelaksanaan penata usahaan keuangan dan penyusunan laporan pertanggung jawaban keuangan; f) Pelaksanaan urusan administrasi umum, rumah tangga/ keprotokolan dan perlengkapan, ketatalaksanaan (surat menyurat) dan kearsipan;

  Kerja, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan kegiatan Badan;

  b) Pelaksana Koordinasi pelaksanaan tugas-tugas Organisasi Badan; c) Pengumpulan data dan informasi dalam rangka penyusunan Program

  a) Pelaksana koordinasi pengumpulan data dan informasi dalam rangka Penyusunan Kebijakan Teknis dan Operasional Badan;

  Sekretaris melaksanakan sebagaian tugas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah meliputi umum, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, penyusunan program dan pelaporan. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud , sekretariat mempunyai fungsi sebagai berikut:

  Kepala Badan memimpin, merumuskan, mengatur, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggung jawabkan kebijakan teknis penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan dan statistik.

  

Tabel 6. 1 Tugas Pokok dan Fungsi Bappeda Kabupaten Jombang

  g) Penyusunan Standar Pelayanan Minimal lingkup Unit Kerja; h) Penyiapan data dan informasi kepustakaan, pelaksanaan hubungan masyarakat dan inventarisasi asset; i)

  BIDANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI i.

  Menangani pengaduan masyarakat terkait dengan pelaksanaan tugas; j. Membantu sekretaris dalam melaksanakan koordinasi terkait dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi dan tata laksana aparatur

  Kepala Sub Bagian

  a) Melaksanakan penatausahaan keuangan, meliputi pengelolaan anggaran, Keuangan penyusunan neraca, pelaksanaan akuntansi/ pembukuan, pertanggung jawaban dan verifikasi serta penyusunan perhitungan anggaran;

  b) Melaksanakan pengurusan biaya perjalanan dinas, perpindahan pegawai dan ganti rugi, gaji pegawai dan pembayaran hak-hak keuangan lainnya;

  c) Menyusun, melaksanakan dan mempertanggung jawabkan anggaran Badan;

d) Melaksanakan upaya peningkatan kesejahteraan pegawai.

  Kepala Sub Bagian

  a) Menghimpun, mengolah, mengkaji dan meneliti data dalam rangka

  Penyusunan Program

  penyusunan rencana program dan anggaran;

  dan Pelaporan

  b) Melaksanakan kegiatan perencanaan dan penyusunan dokumen pembangunan bidang Perencanaan Pembangunan Daerah; c)

  Melaksanakan koordinasi perencanaan program, kegiatan dan anggaran bidang Perencanaan Pembangunan Daerah; d)

  Melaksanakan koordinasi dengan unit terkait dalam rangka analisis dan penilaian pelaksanaan program dan anggaran; e)

  Melaksanakan kebijakan pembinaan,pengawasan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang Perencanaan Pembangunan Daerah;

  f) Melaksanakan pembuatan umpan balik hasil penyusunan dan penetapan anggaran guna perencanaan program dan anggaran untuk tahun berikutnya;

  g) Mengelola, mengembangkan data dan Sistem Informasi lingkup

  SKPD;

  h) Melaksanakan supervisi, pelaporan, evaluasi dan monitoring pelaksanaan tugas.

  

Bidang Sosial Budaya Bidang Sosial Budaya dipimpin oleh Kepala Bidang Sosial Budaya untuk

melaksanakan sebagian tugas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah di bidang perumusan kebijakan teknis perencanaan, pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan, pembinaan dan pelaksanaan tugas perencanaan pembangunan daerah di bidang sosial budaya. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang Sosial Budaya mempunyai fungsi:

  a) Perumusan kebijakan teknis perencanaan di bidang sosial budaya; b) Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan; c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas perencanaan pembangunan daerah di bidang sosial budaya;

  d) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah di bidang sosial budaya

  Kepala Sub. Bidang

  a) Merumuskan kebijakan teknis perencanaan bidang kesehatan,

Kesejahteraan Rakyat kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, ketenaga kerjaan dan ketransmigrasian, kebudayaan dan pariwisata, pemberdayaan masyarakat dan desa

  b) Mengkoordinasikan penyusunan perencanaan pembangunan bidang kesehatan, kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, kebudayaan dan pariwisata, pemberdayaan masyarakat dan desa; c) Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah di bidang kesehatan, kependudukan dan catatan Laporan Akhir Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten

BIDANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI

  sipil, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, kebudayaan dan pariwisata, pemberdayaan masyarakat dan desa; d) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah bidang kesehatan, kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, kebudayaan dan pariwisata, pemberdayaan masyarakat dan desa. pala Sub Bidang

  a) Merumuskan kebijakan teknis perencanaan di bidang pendidikan,

Pendidikan Mental kepemudaan dan olah raga, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri,

Spiritual dan otonomi daerah, penyerahan urusan, pemerintahan umum, administrasi

  Pemerintahan keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian, kearsipan dan perpustakaan;

  b) Mengkoordinasikan penyusunan perencanaan pembangunan di bidang pendidikan, kepemudaan dan olah raga, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, penyerahan urusan, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan

persandian, kearsipan dan perpustakaan;

c) Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah di bidang pendidikan, kepemudaan dan olah raga, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, penyerahan urusan, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian, kearsipan dan perpustakaan; d) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah di bidang pendidikan, kepemudaan dan olah raga, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, penyerahan urusan, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian, kearsipan dan perpustakaan;

  Bidang Ekonomi Bidang Ekonomi dipimpin oleh Kepala Bidang Ekonomi untuk melaksanakan sebagian tugas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dibidang perumusan kebijakan teknis perencanaan, pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan: pembinaan dan pelaksanaan tugas peencanaan pembangunan daerah diibidang ekonomi. Dalam melaksanakan tugas pokok, bidang ekonomi mempunyai fungsi sebagai berikut:

  a) Perumusan kebijakan teknis perencanaan di bidang ekonomi; b) Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan di bidang ekonomi;

  c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan

pembangunan daerah di bidang ekonomi;

  d) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah di bidang ekonomi.

  Kepala Sub. Bidang

  a) Merumuskan kebijakan teknis perencanaan bidang kehutanan, Pengembangan peternakan, perikanan, pertanian dan pariwisata; Ekonomi Wilayah b) Mengkoordinasikan penyusunan perencanaan pembangunan bidang kehutanan, peternakan, perikanan, pertanian, dan pariwisata;

  c) Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kehutanan, peternakan, perikanan, pertanian dan pariwisata;

  d) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah di bidang kehutanan, peternakan, perikanan, pertanian dan pariwisata

  Kepala Sub. Bidang

  a) Merumuskan kebijakan teknis perencanaan di bidang koperasi dan usaha

Pengembangan Dunia kecil menengah, penanaman modal, perdagangan, perindustrian,

Usaha ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, kerjasama antar daerah dan fasilitasi kerjasama dengan dunia usaha dan industri;

  b) Mengkoordinasikan penyusunan perencanaan pembangunan di bidang Laporan Akhir Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten

BIDANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI

  koperasi dan usaha kecil menengah, penanaman modal, perdagangan, perindustrian, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, kerjasama antar daerah dan fasilitasi kerjasama dengan dunia usaha dan industri;

  c) Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang koperasi dan usaha kecil menengah, penanaman modal, perdagangan, perindustrian, ketenagakerjaan, dan ketransmigrasian, kerjasama antar daerah dan fasilitasi kerjasama dengan dunia usaha dan industri;

  d) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah di bidang koperasi dan usaha kecil menengah, penanaman modal, perdagangan, perindustrian, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, kerjasama antar daerah dan fasilitasi kerjasama dengan dunia usaha dan industri;

  

Bidang Fisik Prasarana Bidang fisik prasarana dipimpin oleh kepala bidang fisik prasarana untuk

melaksanakan sebagaian tugas Badab perencanaan Pembangunan Daerah di bidang perumusan kebijakan teknis perencanaan, pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan, pembinaan dan pelaksanaan tugas perencanaan pembangunan daerah di bidang fisik prasarana. Untuk melaksanakan tugas pokok, bidang fisik prasarana mempunyai fungsi: a.

  Perumusan kebijakan teknis perencanaan di bidang fisik prasarana; b.

  Pengkoodinasian penyusunan perencanaan pembangunan di bidang fisik prasarana: c.

  Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah di bidang fisik prasaana; d.

  Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah di bidang fisik prasarana.

  Kepala Sub. Bidang a.

  Merumuskan kebijakan teknis perencanaan bidang komunikasi dan Perencanaan Umum informatika, pekerjaan umum, perhubungan dan perumahan; Sarana dan Prasarana b.

  Mengkoordinasikan penyusunan perencanaan pembangunan bidang Wilayah komunikasi dan informatika, pekerjaan umum, perhubungan dan perumahan; c. Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang komunikasi dan informatika, pekerjaan umum, perhubungan dan perumahan; d.

  Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah bidang komunikasi dan informatika, pekerjaan umum, perhubungan dan perumahan

  Kepala Sub. Bidang a.

  Merumuskan kebijakan teknis perencanaan bidang energi, dan sumber Perencanaan Sumber daya mineral, lingkungan hidup dan pertanahan; Daya Alam dan b.

  Mengkoordinasikan penyusunan perencanaan pembangunan bidang

Lingkungan energi dan sumber daya mineral, lingkungan hidup dan pertanahan:

c.

  Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang energi dan sumber daya mineral, lingkungan hidup dan pertanahan; d.

  Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah di bidang energi dan sumber daya mineral, lingkungan hidup dan pertanahan.

  

Bidang Penelitian, Bidang penelitian, pengembangan dan statistik yang memimpin adalah Kepala

Pengembangan dan Bidang Penelitian, Pengembangan, dan Statistik untuk melaksanakan sebagian

Statistik tugas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah di bidang pengkajian, penelitian dan pengembangan pembangunan daerah serta penyelenggaraan urusan statistik daerah. Untuk melaksanakan tugas pokok Bidang Penelitian, Pengembangan dan Statistik mempunyai fungsi: a.

  Perumusan kebijakan, pelaksanaan dan kerjasama di bidang penelitian, pengembangan serta distribusi hasil penelitian dan pengembangan; b.

  Pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi pembangunan daerah; c.

  Penyelenggaraan kerjasama pengembangan statistik umum, dasar, dan sektoral.

  Laporan Akhir Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten

  Laporan Akhir Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten BIDANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI Kepala Sub. Bidang Penelittian dan Pengembangan a.

  Kelompok Jabatan Fungsional Terkait pengaturan tugas pokok dan fungsi kelompok jabatan fungsional diatur lebih lanjut di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil sebagaimana yang telah dirubah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 2010 Tentang Perubahan.

  Tugas pokok Perusahaan Daerah Air Minum ialah menyelenggarakan pnegelolaan air minum untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mencakup aspek sosial, kesehatan dan pelayanan umum. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, PDAM mempunyai fungsi:

   Tugas Pokok dan Fungsi

  Selama beberapa tahun dioperasionalkan dalam bentuk badan hukum Badan Pengelola Air Minum Kabupaten Jombang berdasarkan Surat Keputusan MenteriPekerjaan Umum No. 112/KPTS/CK/1980 tanggal 26 Nopember 1980 dan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tk II Jombang No HK.003.2/09/1981 tanggal 16 Maret 1981. Pada Era Orde Baru BPAM berubah lagi menjadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Jombang dibentuk berdasarkan PERDA Nomor: No.3 Tahun 1990.

  Sejarah berdirinya PDAM Kabupaten Jombang dilalui dengan berbagai perubahan nama organisasi. Pertama kali sistem pelayanan air minum Kabupaten Jombang dikelola oleh perusahaan daerah milik Pemerintah Kabupaten Jombang dengan nama Dinas Saluran Air Minum (DSAM). Kemudian Perusahaan Daerah ini dikelola oleh Badan Pengelola Air Minum (BPAM) di bawah kendali Dinas Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.

  Sumber : Renstra Bappeda Kabupaten Jombang 2014-2018

  Keberadaan Jabatan Fungsional di lingkup Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Jombang terdiri atas Fungsional Peneliti dan Fungsional Perencana

  Melaksanakan pengelolaan data dan informasi pembangunan daerah; c. Menyelenggarakan kerjasama antar lembaga untuk mengembangkan statistik umum, dasar dan sektoral.

  Merumuskan kebijakan teknis bidang penelitian dan pengembangan sesuai dengan rencana strategis yang telah ditetapkan Pemerintah Daerah; b.

  Melakukan pengumpulan dan pengolahan data-data statistik untuk keperluan perencanaan b.

  Kepala Sub. Bidang Statistik a.

  Melaksanakan sosialisasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan kawasan stakeholder yang terkait.

  Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dan pihak ketiga dalam rangka pelaksanaan penelitian dan pengembangan; f.

  Pengembangan Teknologi dan Informasi; d. Melaksanakan pengembangan hasil penelitian dan pengembangan dalam rangka pelaksanaan penelitian dan pengembangan; e.

  Menyusun program kebijakan operasional penelitian dan pengembangan; c. Melaksanakan penelitian dan pengembangan Bidang Pemerintahan, Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Bidang Kemasyarakatan dan Bidang

2) PDAM

  Laporan Akhir Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten 1.

  2) Sub Bagian Pengadaan dan Pengelolaan Barang;

  Bagian operasional.

  d.

  Sub Bagian Transmisi dan Distribusi;

  Sub Bagian Produksi; 2)

  Bagian perencanaan dan pengawasan, membawahi: 1)

  4) Sub Bagian pembaca Meter c.

  3) Sub Bagian Hubungan Langganan;

  1) Sub Bagian Tata Usana dan Kepegawaian ;

  Menyusun program kerja pengembangan jaringan air minum; 2. Menyelenggarakan pelayanan umum dan jasa; 3. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah; 4. Melaksanakan dan menyelenggarakan pendistribusian air minum; 5. Melaksanakan pengawasan semua bidang Perusahaan Daerah Air Minum dan unit-unit pelaksanaannya.

  Sub Bagian Kas dan Gaji b. Bagian umum, membawahi:

  Sub Bagian penagihan; 4)

  Sub Bagian Rekening; 3)

  Sub Bagian Pembukuan; 2)

  Bagian Keuangan, membawahi: 1)

  Direktur Sektretaris Perusahaan 3. Unsur Pelaksana Bagian, membawahi: a.

  Secara hirarkhis susunan organisasi PDAM Kabupaten Jombang adalah sebagai berikut: 1.

   Struktur Organisasi

3) Sub Bagian Perawatan dan Pemeliharaan.

4. Unit Pelaksana

  Laporan Akhir Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten

  VI-

  12 Gambar 6. 2 Struktur Organisasi PDAM Kabupaten Jombang

3) Badan Lingkungan Hidup

  Laporan Akhir Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten

  Sejalan dengan hal tersebut di atas, Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah telah ditetapkan bentuk organisasi lingkungan hidup di daerah dalam bentuk badan atau kantor. Di samping itu dikeluarkan pula Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Lingkungan Hidup Nomor : 061/163/SJ/2008 dan SE 01/MENLH/01/2008 tentang Penataan Kelembagaan Lingkungan Hidup Daerah, yang mendorong Pemerintah Kabupaten untuk merubah organisasi lingkungan hidup menjadi badan atau kantor.

  Berdasarkan hal tersebut di atas, pada tahun 2009 organisasi lingkungan hidup di Kabupaten Jombang resmi menjadi Badan Lingkungan Hidup. Badan Lingkungan Hidup mengingat tugas yang semakin berat saat ini sedang diupayakan untuk menambah satu bidang dengan harapan dapat semakin meningkatkan kinerja pengelolaan hidup di Kabupaten Jombang

   Tugas Pokok dan Fungsi

  Tugas pokok Badan Lingkungan Hidup sesuai Peraturan Bupati Jombang Nomor 8 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang adalah membantu Bupati dalam menyelenggarakan sebagian urusan Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang di bidang Lingkungan Hidup. Dalam melaksanakan tugas pokok, Badan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi : 1.

  Penyusunan dan perumusan rencana program kegiatan pengendalian, pengelolaan dalam penetapan kebijakan teknis dibidang Lingkungan Hidup;

  2. Pelaksanaan koordinasi dalam rangka pencegahan, penanggulangan kerusakan lingkungan dan pemulihan kerusakan lingkungan;

  3. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup dan pengendalian teknis analisis dampak lingkungan;

  4. Pengembangan program kelembagaan dan peningkatan kapasitas pengendalian dampak lingkungan;

  5. Pelaksanaan pembinaan teknis bidang pemantauan, pencegahan dan penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan serta pemulihan kualitas lingkungan; 6. Pengawasan dan pengendalian teknis dibidang pemeliharaan sarana dan prasarana lingkungan hidup;

  7. Pengendalian kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan;

  8. Penyelenggaraan bimbingan dan evaluasi dalam rangka peningkatan kinerja di bidang lingkungan hidup;

  9. Pengelolaan sarana dan prasarana Badan Lingkungan Hidup; 10.

  Pengelolaan tugas ketatausahaan. Sebagai dasar dalam penetapan tugas pokok dan fungsi tersebut, di Bagian Kedua Pasal

  4 Peraturan Bupati Jombang Nomor 8 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang, disebutkan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang mempunyai urusan sebagai berikut : 1.

  Pengawasan pelaksanaan pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Pengawasan pelaksanaan pemulihan akibat pencemaran limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

  3. Pengawasan pelaksanaan sistem tanggap darurat.

  4. Pengawasan penanggulangan kecelakaan pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

  5. Penilaian AMDAL bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup di daerah, sesuai dengan standar, norma dan prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah.

  6. Pemberian rekomendasi Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).

  7. Pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL.

  8. Pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup bagi seluruh jenis usaha dan/atau kegiatan diluar usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL.

  9. Pengelolaan kualitas air.

  10. Penetapan kelas air pada sumber air.

  11. Pemantauan kualitas air pada sumber air.

  12. Pengendalian pencemaran air pada sumber air.

  13. Pengawasan terhadap penaatan persyaratan yang tercantum dalam ijin pembuangan air limbah keair atau sumber air.

  14. Penerapan paksaan pemerintahan atau uang paksa terhadap pelaksanaan penanggulangan pencemaran air pada keadaan darurat dan/atau keadaan yang tidak terduga lainnya.

  15. Pengaturan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.

  Laporan Akhir Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten

  Laporan Akhir Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten 16.

  27. Pengawasan atas pengendalian kerusakan lahan dan/atau tanah akibat kegiatan yang berdampak atau yang diperkirakan dapat berdampak.

  35. Penerapan instrumen ekonomi dalam pengelolaan sumber daya alam dan pengelolaan.

  34. Pembinaan dan pengawasan penerapan instrumen ekonomi dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan untuk daerah yang bersangkutan.

  33. Penetapan peraturan daerah dibidang penerapan instrumen ekonomi dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.

  32. Pembinaan dan pengawasan penerapan SNI dan standar kompetensi personil bidang pengelolaan lingkungan hidup.

  31. Penetapan kawasan yang berisiko menimbulkan bencana lingkungan.

  30. Penetapan kawasan yang berisiko rawan bencana.

  29. Penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan akibat bencana.

  28. Pengaturan pengendalian kerusakan lahan dan/atau kerusakan lingkungan akibat bencana.

  26. Penetapan kondisi lahan dan/atau tanah.

  Pemantauan kualitasudara embien, emisi sumber bergerak dan tidak bergerak.

  25. Penetapan kriteria baku kerusakan lahan dan/atau tanah untuk kegiatan pertanian, perkebunan dan hutan tanaman berdasarkan kriteria baku kerusakan tanah nasional.

  24. Pengendalian kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaaran hutan dan/atau lahan.

  23. Pengawasan atas pengendalian kerusakan dan/atau lahan yang berdampak atau diperkirakan dapat berdampak.

  Penanggulangan kebakaran hutan dan/atau lahan.

  21. Penetapan kriteria teknis baku kerusakan lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan.

  20. Pemantauan kualitas udara ambien dan dalam ruangan.

  19. Pengawasan terhadap penataan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara dari sumber bergerak dan tidak bergerak.

  18. Koordinasi dan pelaksanaan pemantauan kualitas udara.

  17. Pengujian emisi gas buang dan kebisingan kendaraan bermotor lama secara berkala.

  36. Pembinaan dan pengawasan penerapan sistem manajemen lingkungan, ekolabel, produksi bersih, dan teknologi berwawasan lingkungan yang mendukung pola produksi dan konsumsi yang berlanjutan.

  37. Penyelenggaraan pelayanan dibidang pengendalian lingkungan hidup.

  38. Penegakan hukum lingkungan.

  39. Pelaksanaan dan pemantauan perjanjian internasional dibidang pengendalian dampak lingkungan.

  40. Pemantauan pengendalian pelakssanaan konvensi dan protokol.

  41. Penetapan kebijakan pelaksanaan pengendalian dampak perubahan iklim.

  42. Penetapan kebijakan perlindungan lapisan ozon dan pemantauan.

  43. Pemantauan dampak deposisi asam.

  Penyediaan laboratorium lingkungan sesuai kebutuhan daerah. 

  Struktur Organisasi Susunan organisasi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang terdiri dari: 6.

  Kepala Badan; 7. Sekretariat, membawahi : a.

  Sub Bagian Umum; b.

  Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian Penyusunan program dan Pelaporan.

  8. Bidang Tata Lingkungan dan Pengendalian Dampak, membawahi : a.

  Sub Bidang Tata Lingkungan dan Pengkajian Dampak Lingkungan; b.

  Sub bidang Pengendalian Dampak Lingkungan.

  9. Bidang Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Alam, membawahi : a.

  Sub Bidang Konservasi lingkungan; b.

  Sub Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam.

  10. Kelompok Jabatan Fungsional; 11.

  UPT

  Laporan Akhir Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten

  Laporan Akhir Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten

  VI-

  17 Gambar 6. 3 Struktur Organisasi BLH Kabupaten Jombang

6.1.2. Permasalahan, Analisis Dan Usulan Program Kelembagaan A. Strategi Kebijakan Pengembangan Kelembagaan Daerah

  Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan di Bidang aparatur pemerintah, maka strategi kebijakan yang ditempuh. adalah (a) penataan struktur organisasi dengan prinsip rasionai dan realistik sesuai dengan kebutuhan daerah; b) penataan ulang aparatur pemerintah daerah sesuai dengan penataan struktur organisasi dan perangkat kelembagaan daerah; (c) peningkatan kualitas peiayanan kepada masyarakat melalui pelayanan prima; (d) peningkatan kualitas dan profesionalisme sumberdaya aparatur pemerintah untuk mendukung perwujudan pemerintah yang baik dan bebas dari KKN; (e) peningkatan pembangunan administrasi pemerintahan dan pembangunan yang mampu mendukung penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan; (f) pengembangan sistem program dan anggaran serta pengendalian pembangunan; (g) peningkatan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah untuk mendukung pemerintahan yang bersih; dan (h) peningkatan sarana dan prasarana pemerintahan daerah.

  Secara keseluruhan pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat serta peningkatan daya saing daerah. Sebagai bahagian dari penyelenggaraan negara, maka penyelenggaraan pemerintah daerah juga tunduk pada asas umum penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 28 tahun 1999. Dimana asa umum penyelenggaraan Negara tersebut akan mencakup: Asas kepastian hukum, tertib penyelenggaraan negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalitas, dan asas akuntabilitas.

  Pembiayaan penyelengaraan pemerintah daerah dibebankan pada APBD dalam bentuk belanja daerah dengan arah sebagaimana diamanatkan dalam pasal 167 UU nomor 32/2004 yaitu belanja daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah. Selanjutnya disebutkan bahwa perlindungan dan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar dengan prioritas peningkatan pendidikan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas sosial, dan fasilitas umum yang layak, serta mengembangkan sistem jaminan sosial.

  Laporan Akhir Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten

B. Urusan Wajib dan Standar Pelayanan (SPM)

  Urusan pemerintahan terdiri dari urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah dan urusan pemerintahan yang dikelola secara bersama-sama antar tingkatan dan susunan pemerintahan (bersifat konkuren). Urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah mencakup urusan di bidang politik luar negeri, pertahanan, keamanan, moneter dan fiskal nasional, yustisi, dan agama.

  Sementara urusan pemerintahan yang berifat konkuren adalah urusan pemerintahan selain urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi urusan Pemerintah. Dalam urusan pemerintahan yang bersifat konkuren terdapat bagian urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan pemerintahan wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah yang terkait dengan pelayanan dasar (basic services) bagi masyarakat, seperti pendidikan dasar, kesehatan, lingkungan hidup, perhubungan, kependudukan dan sebagainya. Urusan pemerintahan yang bersifat pilihan adalah urusan pemerintahan yang diprioritaskan oleh daerah untuk diselenggarakan yang terkait dengan upaya mengembangkan potensi unggulan (core competence) yang menjadi kekhasan daerah. Hal ini berarti, bahwa Pemerintah pada dasarnya memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk menyelenggarakan bidang-bidang pemerintah sesuai dengan kondisi daerah masing-masing. Sebagai contoh, apabila suatu daerah tidak memiliki hutan luas yang memerlukan pengelolaan secara khusus, maka daerah tersebut tidak perlu memiliki Dinas Kehutanan.

  Secara konseptual, hal yang mendasari pembagian kewenangan adalah bahwa fungsi stabilisasi dan distribusi dilakukan oleh pemerintah yang tingkatannya lebih tinggi (Pemerintah Pusat), sementara fungsi alokasi akan lebih tepat dilaksanakan oleh daerah khususnya Pemerintahan Kabupaten/Kota. Pemerintah Daerah memiliki jangkauan pelayanan yang lebih dekat kepada masyarakat sehingga dapat mengetahui prioritas dan kebutuhan masyarakat setempat.

  Standar Pelayanan Minimal (SPM) sendiri didefinisikan sebagai tolak ukur untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat. Dalam pelaksanaannya, SPM menganut beberapa prinsip, yaitu:

   kewenangan lainnya, Pemerintah Daerah boleh menetapkan standar sendiri sesuai dengan kondisi daerah masing-masing;

  SPM merupakan standar yang dikenakan pada kewenangan wajib, sedangkan untuk

  Laporan Akhir Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten

   Provinsi dan Kabupaten/Kota; SPM harus dapat menjamin akses masyarakat terhadap pelayanan tertentu yang harus

  SPM berlaku secara nasional, yang berarti harus diberlakukan di seluruh daerah

   disediakan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka penyelenggaraan kewenangan wajibnya; SPM bersifat dinamis dan perlu dikaji ulang dan diperbaiki sesuai dengan perubahan

   kebutuhan nasional dan perkembangan kapasitas daerah secara merata; SPM ditetapkan pada tingkat minimal yang diharapkan secara nasional untuk

   pelayanan jenis tertentu. Yang dianggap minimal dapat merupakan rata-rata kondisi daerah-daerah, merupakan konsensus nasional, dan lainlain; dan SPM harus diacu dalam perencanaan daerah, penganggaran daerah, pengawasan, pelaporan, dan merupakan salah satu alat untuk menilai Laporan Pertanggungjawaban

  (LPJ) Kepala Daerah, serta menilai kapasitas daerah. Menurut PP No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat, setiap tahun Gubernur wajib menyampaikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri dan Bupati/Walikota wajib menyampaikan LPPD kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur. LPPD tersebut mencakup penyelenggaraan urusan desentralisasi, tugas pembantuan, dan tugas umum pemerintahan. Laporan penyelenggaraan urusan desentralisasi meliputi 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan, sedangkan materi pelaporan untuk urusan wajib antara lain meliputi prioritas urusan wajib, program dan kegiatan, tingkat pencapaian standar pelayanan minimal, dan sarana dan prasarana yang digunakan.

C. Penguatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah (Capacity Building)

  Capacity Building umumnya dipahami sebagai upaya membantu pemerintah, masyarakat ataupun individu dalam mengembangkan keahlian dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan-tujuan mereka. Program pengembangan kapasitas seringkali didesain untuk memperkuat kemampuan dalam mengevaluasi pilihan-pilihan kebijakan mereka dan menjalankan keputusankeputusannya secara efektif. Pengembangan kapasitas bisa meliputi pendidikan dan pelatihan, reformasi peraturan dan kelembagaan, dan juga asistensi finansial, teknologi dan keilmuwan.

  Laporan Akhir Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten

  Dari gambaran tersebut di atas dapatlah dikemukakan bahwa pengembangan kapasitas harus dilaksanakan secara efektif dan berkesinambungan pada 3 (tiga) tingkatan- tingkatan : tingkatan sistem, seperti kerangka kerja yang berhubungan dengan pengaturan,

   kebijakan-kebijakan dan kondisi dasar yang mendukung pencapaian obyektivitas kebijakan tertentu; tingkatan institusional atau keseluruhan satuan, contoh struktur organisasiorganisasi,

   proses pengambilan keputusan di dalam organisasi-organisasi, prosedur dan mekanisme-mekanisme pekerjaan, pengaturan sarana dan prasarana, hubungan- hubungan dan jaringan-jaringan organisasi; tingkatan individual, contohnya ketrampilan-ketrampilan individu dan persyaratan- persyaratan, pengetahuan, tingkah laku, pengelompokan pekerjaan dan motivasi- motivasi dari pekerjaan orang-orang di dalam organisasi-organisasi.