6.1ARAHAN KEBIJAKAN KELEMBAGAAN BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 8fcb22123f BAB VIBab 6 Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten Kota

Bab 6 Kerangka Kelembagaan Dan Regulasi Kabupaten/Kota

6.1ARAHAN KEBIJAKAN KELEMBAGAAN BIDANG CIPTA KARYA

  Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPIJM agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

  Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan RPIJM pada pemerintahan Kabupaten/kota.

  1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

  2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

  3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah

  4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014

  5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design

  Reformasi Birokrasi 2010-2025

  6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional

  7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum

  8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

  9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan

  10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil.

6.1.1 KONDIDI KELEMBAGAAN SAAT INI

  Tujuan peningkatan kelembagaan daerah terkait langsung dengan pembangunan prasarana kota bidang PU/Cipta Karya, yaitu agar investasi pembangunan dapat dilaksanakan secara optimal oleh pemerintah Kabupaten Garut serta terjamin keberlanjutannya. Dalam hal kegiatan pembangunan prasarana kota, wilayah kegiatan pembangunan lebih dari satu wilayah kabupaten/kota, maka aspek kelembagaan perlu dibahas di tingkat provinsi dan tingkat nasional. Melalui pembahasan tersebut diharapkan dapat diwujudkan fungsi koordinasi dan kerjasama antar pemerintah daerah.

  Aspek kelembagaan dibahas pada masing-masing sektor pembangunan dengan memperhatikan fungsi koordinasi dan sinkronisasi kegiatan antar sektor pembangunan prasarana kota, sesuai dengan kedudukan dan tugas masing-masing unit organisasi/instansi. Kelembagaan di kabupaten Garut perlu dioptimalisasi dan dikoordinasikan serta disinkronisasi uraian jabaran dari fungsi-fungsi sesuai dengan kedudukan dan tugas masing- masing unit organisasi/instansi dan perangkatnya, guna tercapai tujuan peningkatan kelembagaan yang mendukung kegiatan pembangunan prasarana kota termasuk didalamnya Bapeda, Dinas-Dinas, PDAM, dan institusi lain yang berkaitan dengan penyusunan RPIJM.

  ONDISI ELEMBAGAAN K K

  Yang dimaksud dengan kondisi kelembagaan disini adalah uraian tentang kelembagaan pemerintah daerah dan kelembagaan non pemerintah yang terkait langsung dengan Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Garut.

  Kondisi Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Garut

  Kabupaten Garut pada tahun 2005 ini meliputi 42 kecamatan, di mana 2 kecamatan merupakan hasil pemekaran dari kecamatan Wanaraja yaitu kecamatan Sucinaraja dan Kecamatan Pangatikan. Selain itu, pemekaran-pemekaran desa telah terjadi pada tahun 2005 ini, sehingga jumlah desa dan kelurahan pada tahun tersebut menjadi sebanyak 419 desa/kelurahan.

  Pengelolaan Kabupaten yang ideal, perlu dikaji berkaitan dengan struktur organisasi aparatur pemerintah, prosedur pelaksanaan kegiatan pembangunan, dan ketersediaan serta loyalitas dan profesionalisme aparatur pemerintah dalam melaksanakan pekerjaan. Struktur organisasi disusun berdasarkan kebijaksanaan yang obyektif dan riil, sehingga struktur organisasi pemerintah mencerminkan pengurusan dan pelayanan tuntutan kebutuhan hidup masyarakat di wilayah kabupaten Garut, seperti kebutuhan akan sarana dan prasarana wilayah. Struktur organisasi ini harus disusun sesederhana mungkin tetapi dapat mencakup keseluruhan fungsi dan tugas yang diperlukan untuk mencapai tujuan pemerintah.

  Prosedur diusahakan sesingkat mungkin, jelas, dan tertib. Perlu dicegah prosedur yang berliku-liku, dan terlalu birokratis. Birokrasi dalam pemerintahan memang tidak dapat dihindarkan, akan tetapi setidaknya keadaan terlalu birokratis dapat dicegah. Personil, diusahakan sebagai personil yang mandiri dalam arti tidak merangkap jabatan lain. Status jabatan personil harus disesuaikan denagn peraturan dan ketentuan yang berlaku.

  Konsep kelembagaan pada dasarnya adalah menyangkut kajian tentang sistem kelembagaan. Dikarenakan sistem kelembagaan ini sangat luas, maka dalam tataran yang paling mudah diidentifikasikan, sistem kelembagaan dapat dilihat dari aspek bentuk dan mekanisme kelembagaannya itu sendiri, yang berfungsi untuk menjalankan sistem tersebut.

  Untuk memberikan jaminan atas berbagai kepentingan yang seringkali berseberangan tersebut, maka dibutuhkan prinsip-prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam kelembagaan dan mekanisme tersebut. Adapun prinsip-prinsip tersebut diantaranya adalah:

  a. Kebutuhan; seluruh kelembagaan dan mekanisme yang ada, termasuk di dalamnya mekanisme pengendalian dan perencanaan dilakukan dengan dasar kebutuhan (needs) dari seluruh kelompok pemangku kepentingan yang terkait dengan penyusunan dan pelaksanaan RPIJM.

  b. Partisipasi; keterlibatan seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan pengelolaan RPIJM termasuk di dalamnya pemerintah dan masyarakat akan memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi upaya pelaksanaan RPIJM, yang memperhatikan daya dukung sumber daya dan lingkungannya.

  c. Keterbukaan; keterbukaan dalam seluruh tahapan pelaksanaan RPIJM oleh seluruh pemangku kepentingan; d. Kepastian Hukum; seluruh mekanisme yang ada harus dibingkai dengan koridor kepastian hukum. Oleh karena ini penegakan hukum menjadi salah satu unsur penting dalam mendorong terjadinya mekanisme pengendalian dan pengawasan yang baik.

  e. Insentif dan Disinsentif; Insentif diberikan kepada para pemangku kepentingan yang memenuhi tugas serta kewenangannya dalam pelaksanaan RPIJM dan disinsentif diberikan kepada pemangku kepentingan yang tidak memenuhi tugas serta kewenangannya.

  Kondisi Kelembagaan Non Pemerintah.

  Kondisi Kelembagaan Non Pemerintah Kabupaten Garut tidak dapat diuraikan, karena tidak/belum terdapat/ditemukan kelembagan non pemerintah yang terkait langsung dengan Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Garut.

  M ASALAH A NALISIS DAN U SULAN P ROGRAM .

  Yang dimaksud dengan masalah dalam konteks kelembagaan adalah meliputi pelaksanaan fungsi organisasi tugas dan wewenang; Ketatalaksanaan penyelengaraan RPIJM di instansi pemerintah Kabupaten Garut; dan Kuantitas sumber daya manusia; yang menunjang Penyusunan Rencanan Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Garut.

  Yang dimaksud dengan Analisis Permasalahan meliputi analisa organisasi, analisa peraturan yang berlaku, dan analisa tentang penyelenggaraaan Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Garut. Sedangkan yang dimaksud dengan Usulan Program adalah sejauhmana fungsi organisasi dapat berjalan secara optimal dan bagaimana ketatalaksanaan pemerintah Kabupaten Garut dalam penyelenggaraan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

  Masalah yang Dihadapi

  Masalah yang dihadapi berkaitan dengan tugas dan kewenangan Ketatalaksanaan penyelengaraan RPIJM di instansi pemerintah Kabupaten Garut; dan Kuantitas Sumber Daya Manusia yang menunjang Penyusunan Rencanan Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Garut adalah:

  1. Kurang kuatnya koordinasi antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten Garut. Hal ini nampak dari sosialisasi Rencana Program Investasi Jangka Menengah yang telah dilakukan sejak tahun 2005, namun kurang dipahami oleh Pemerintah Kabupaten Garut.

  2. Tidak mudahnya proses memfasilitasi pemerintah Kabupaten Garut dalam membentuk Satuan Tugas yang bertanggungjawab dalam Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Garut;

  3. Pelaksanaan Fasilitasi Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah yang diinisiasi oleh Provinsi dilaksanakan setelah tertutupnya kemungkinan diadakannya perubahan/penambahan anggaran pada pemerintah Kabupaten Garut, sehingga tidak tersedia biaya operasional bilamana Satgas terbentuk;

  4. Tidak ada kejelasan dan ketegasan atas siapa (Dinas/Badan/Institusi) yang bertanggungjawab untuk memfasilitasi pembentukan Satgas, atau bilamana Satgas tidak terbentuk tidak ada kejelasan atas siapa (Dinas/Badan/Institusi) yang bertanggungjawab mengkoordinir proses Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Garut;

  5. Pembentukan satgas dan penyusunan RPIJM mengalami hambatan karena bertepatan dengan pemilihan Kepala Daerah;

  6. Badan/Instansi/Dinas yang berkaitan erat dengan penyusunan RPIJM kurang menanggapi tugas dan tanggungjawabnya dalam penyusunan RPIJM.

  Analisis Permasalahan Analisis permasalahan dalam aspek kelembagaan digunakan analisis SWOT.

  Permasalahan di Kabupaten Garut dapat dilihat sebagai berikut:

  Strategy Strength (S) Weakness (W)

  1. PDAM baru saja

  1. Pemilihan Kepala Daerah menyelesaikan penyusunan yang berlarut-larut; Rencana Induk PDAM;

  2. Isu mutasi sangat kuat;

  2. RTRW yang baru sudah ada

  3. Koordinasi antara walaupun belum Pemerintah Provinsi dan diberlakukan melalui Pemerintah Kabupaten; Peraturan Daerah;

  4. Kurangnya orientasi

  3. Web Site Resmi Pemerintah berpikir pembangunan Garut relatif lengkap; regional.

  4. Data yang dibutuhkan dalam

  5. Sebagian kecil data yang rangka penyusunan RPIJM dibutuhkan dalam sebagian besar dapat penyusunan RPIJM tidak diperoleh dalam bentuf soft tersedia. copy;

  Opportunities (O) Strategy SO Strategy WO

  1. Adanya Fasilitasi

  1. Mendorong koordinasi

  1. Memanfaatkan semaksimal Penyusunan RPIJM penyusunan fasilitasi mungkin tenaga dan oleh Pemerintah penyusunan RPIJM melalui anggaran yang tersedia Provinsi; sektor keciptakaryaan; dalam proses fasilitasi

  2. Pendanaan program

  2. Memaksimalkan kekuatan penyusunan RPIJM; bidang data dengan mengolah data

  2. Memfasilitasi pertemuan keciptakaaryaan yang ada menjadi dasar lintas wilayah untuk bilamana RPIJM penyusunan RPIJM; menyepakati prioritas tersusun;

  3. Mendorong kontinuitas program.

  3. Program didasarkan koordinasi lintas sektor untuk atas pertimbangan penyusunan RPIJM; sinergi lintas sektor;

  4. Mendorong penyepakatan

  Strategy Strength (S) Weakness (W)

  prioritas;

  5. Pelaksanaan program yang merupakan kepentingan regional.

  Threats (T) Strategy ST Strategy WT

  1. Kekosongan

  1. Mendorong terbentuknya

  a. Mendorong munculnya kepemimpinan di Satgat dengan dipimpin oleh leader dari salah satu daerah; leading sector; sektor dalam penyusunan

  2. Waktu pelaksanan

  2. Memaksimalkan data yang RPIJM; penyusunan yang tersedia serta penguatan b. Mengatur waktu relatif singkat; manajerial dalam penyusunan seefektif

  3. Tidak tersedianya pengalokasian waktu mungkin; dana operasional bagi penyusunan RPIJM.

  c. Meningkatkan komunikasi Satgas. antara pemerintah provinsi

  4. Ketidakjelasan tugas dengan pemerintah dan kewenangan SOTK Kabupaten. dalam penyusunan RPIJM;

  5. Sebagian kecil data yang dibutuhkan dalam penyusunan RPIJM tidak tersedia;

  6. Memsistematika data yang tersedia untuk penyusunan RPIJM;

  7. Belajar memahami pentingnya kajian basis ekonomi kewilayahan dalam penyusunan RPIJM

  Usulan Program

  Usulan program yang disampaikan mencakup Optimalisasi Pelaksanaan Fungsi Organisasi; Ketatalaksanaan Penyelenggaraan RPIJM di instansi pemerintah; Peningkatan Sumber Daya Manusia; dan Peningkatan Prasarana dan Sarana Kerja. Dari uraian analisis permasalahan yang telah diuraikan dalam butir 7.3.2., maka program yang diusulkan untuk memecahkan permasalahan tersebut dan berkaitan dengan Optimalisasi Pelaksanaan Fungsi Organisasi; Ketatalaksanaan Penyelenggaraan RPIJM di instansi pemerintah; Peningkatan Sumber Daya Manusia; dan Peningkatan Prasarana dan Sarana Kerja adalah sebagai berikut:

  1. Program yang menunjang Optimalisasi Pelaksanaan Fungsi Organisasi, meliputi:

  a. Pertemuan Koordinasi lintas sektor yang dilakukan secara kontinyu dan terjadwal;

  b. Program Peningkatan Manajemen Pemerintahan; c. Sosialisasi kebijakan dan rambu-rambu KPK dan Kejaksaan dalam menetapkan sesuatu yang masuk dalam kriteria tindak pidana korupsi; d. Program peningkatan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintah daerah dalam pembinaan dan pengawasan.

  2. Program yang menunjang Ketatalaksanaan Penyelenggaraan RPIJM di instansi pemerintah, meliputi: a. Segera diberlakukan Perda yang mengatur tugas dan kewenangan Pemerintah

  Provinsi terhadap Pemerintah Daerah, sehingga Pemerintah Provinsi mempunyai kewenangan yang kuat dalam mendelegasikan program di daerah; b. Program Penelitian dan Kajian Kebijakan Pemerintah Provinsi dan Kebijakan

  Pemerintah Daerah;

  3. Program yang menunjang Peningkatan Sumber Daya Manusia, meliputi:

  a. Melakukan penelitian yang dapat menjawab efektifitas perhitungan rasio perbandingan antara jumlah penduduk dengan jumlah Pegawai negeri Sipil; b. Pelatihan sistem kearsipan;

  c. Mengevaluasi dan melanjutkan Program Pendidikan dan Pelatihan Penjenjangan dan Subtantif/Fungsional; d. Meningkatkan kesempatan bagi Pegawai Negeri Sipil yang berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi; e. Pelatihan Manajemen Pemerintahan.

  4. Program yang menunjang Peningkatan Prasarana dan Sarana Kerja, meliputi:

  a. Dibangunnya Sistem Teknologi Informasi bagi Kabupaten Garut;

  b. Perbaikan kualitas dan penambahan perangkat komputer bagi Dinas/Badan/Institusi dalam pemerintah Kabupaten Garut;

  U SULAN S

  ISTEM P ROSEDUR Kedudukan, Fungsi, Tugas dalam Pelaksanaan RPIJM

  Yang dimaksud dengan kedudukan, fungsi, tugas dalam pelaksanaan RPIJM adalah menguraikan usulan kedudukan fungsi dan tugas serta tanggung jawab antar instansi yang terkait dengan RPIJM, sebagai sebuah draf bagi diterbitkannya Surat Keputusan yang akan ditandatangani oleh Bupati.

  Melihat kondisi selama penyusunan RPIJM di Kabupaten Garut, maka leading sector yang sangat menonjol dalam proses penyusunan RPIJM adalah hanya Bapeda, karenanya usulan yang disampaikan berkaitan dengan pelaksanaan RPIJM dikemudian hari adalah pembentukan Satuan Tugas bagi penyusunan RPIJM dan bagi pelaksaan RPIJM yang pembentukannya berdasar pada Surat Keputusan Bupati Kabupaten Garut. Cakupan dinas/instansi/badan yang terkait dengan pembentukan Satuan Tugas RPIJM Kabupaten Garut, selain leading sector, juga meliputi dinas/instansi/badan yang terkait dengan bidang permukiman dan PDAM. Dari realitas yang tersebut, maka usulan sistem prosedur yang disampaikan adalah Pembentukan Satuan Tugas Pelaksana RPIJM.

  Diagram Hubungan Kelembagaan RPIJM

  Yang dimaksud dengan Diagram Hubungan Kelembagaan RPIJM adalah diagram hubungan pelaksanaan dan pengelolaan serta pengembangan RPIJM. Adapun diagram hubungan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Gambar 6.1 Diagram Hubungan Kelembagaan RPIJM

  Ketua Satuan Tugas Sekretariat Anggota Tim Koordinasi Satuan Tugas RPIJM:

  1. Bappeda Kabupaten Garut;

  2. Perusahaan Daerah Air Minum;

  3. Dinas Tata Ruang dan Permukiman; 4. Instansi Lain yang terkait.

6.1.2 KONDISI KEORGANISASIAN BIDANG CIPTA KARYA

6.1.2.1 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS

  (1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Garut merupakan unsur perencana Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. (2) Tugas Pokok Fungsi Badan adalah sebagaimana diatur dalam pasal 4 ayat (3) Peraturan

  Daerah Kabupaten Garut Nomor 24 tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 24 Tahun 2008 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah dan Inspektorat Kabupaten Garut sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 8 Tahun 2012 Tentang

  Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah dan Inspektorat Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Tahun 2012 Nomor 8). (3) Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Garut adalah sebagaimana yang diatur dalam Pasal 10 Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 8

  Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 24 Tahun 2008 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah dan Inspektorat Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Tahun 2012 Nomor 8).

  Kepala Badan

  (1) Kepala Badan mempunyai tugas pokok memimpin, merumuskan kebijakan umum dan kebijakan teknis, mengkoordinasikan, melaksanakan kerja sama dan mengendalikan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah bidang perencanaan pembangunan meliputi kesekretariatan, fisik, sosial budaya, pemerintahan, ekonomi, data, evaluasi dan pelaporan. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Badan mempunyai fungsi:

  a. perumusan dan pengaturan kebijakan teknis bidang perencanaan pembangunan daerah sesuai dengan kebijakan nasional dan propinsi serta kebijakan umum daerah;

  b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah; c. pembinaan, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan tugas kesekretariatan, fisik, sosial budaya, pemerintahan, ekonomi, data, evaluasi, dan pelaporan; d. penyelenggaraan dan pengelolaan sumberdaya aparatur, keuangan, sarana dan prasarana badan; e. penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama dalam rangka pelaksanaan tugasnya; dan f. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja badan perencanaan pembangunan daerah.

  3) Uraian tugas Kepala Badan adalah sebagai berikut:

  a. menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis operasional badan yang meliputi kesekretariatan, fisik, sosial budaya, pemerintahan, ekonomi, data, evaluasi, dan pelaporan, Unit Pelaksana Teknis serta jabatan fungsional berdasarkan visi dan misi serta tugas pokok dan fungsi badan; b. menyelenggarakan perumusan dan penetapan rencana kerja yang meliputi kesekretariatan, fisik, sosial budaya, pemerintahan, ekonomi, data, evaluasi, dan pelaporan, Unit Pelaksana Teknis serta jabatan fungsional berdasarkan kebijakan umum badan Standar Pelayanan Minimal; c. menyelenggarakan dan mengkoordinasikan penyusunan dan penetapan rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD), rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD), rencana kerja pemerintah daerah (RKPD), Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) daerah kabupaten garut, Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Kerja Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja (TAPKIN) pemerintah daerah, mengkoordinasikan kebutuhan data dan informasi serta penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) dan laporan pertanggungjawaban akhir masa jabatan Kepala Daerah, serta dokumen- dokumen perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja pemerintah daerah d. menyelenggarakan dan mengkoordinasikan penyusunan dan penetapan rencana strategis (Renstra), Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Kerja Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja (TAPKIN), Standar Operasional Prosedur (SOP), Standar Pelayanan (SP) badan serta mengkoordinasikan kebutuhan data dan informasi bagi penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) dan laporan pertanggungjawaban akhir masa jabatan Kepala Daerah, Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) serta dokumen-dokumen perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja lainnya; e. menyelenggarakan pembentukan dan pengembangan kelembagaan bidang perencanaan pembangunan daerah dikabupaten berdasarkan kebijakan pedoman, norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan pemerintah;

  5. a. penyelenggaraan perumusan dan menetapkan kebijakan teknis di bidang fisik, sosial budaya, pemerintahan, ekonomi, data, evaluasi, dan pelaporan berdasarkan visi dan misi serta tugas pokok dan fungsi Badan;

  c. menyelenggarakan kebijakan pemerintah dan provinsi serta kebijakan umum daerah dalam rangka koordinasi pelaksanaan urusan pemerintahan bidang perencanaan pembangunan daerah;

  d. memimpin, mengatur, membina, mengevaluasi, mengendalikan dan mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan teknis serta tugas badan; e. menyelenggarakan perumusan rencana kebutuhan/pembangunan bidang fisik, sosial budaya, pemerintahan, ekonomi, data, evaluasi, dan pelaporan sebagai bahan perencanaan pembangunan daerah;

  f. menyelenggarakan penetapan program dan rencana kerja lingkup perencanaan pembangunan daerah; g. menyelenggarakan perancangan dan pengembangan system informasi dan dokumentasi teknis pelaksanaan program pembangunan bidang perencanaan pembangunan daerah di daerah;

  h. menyelenggarakan pembinaan tenaga fungsional bidang perencanaan pembangunan daerah; i. mendistribusikan tugas kepada staf secara lisan maupun tertulis sesuai bidang tugasnya; j. menyelenggarakan konsultasi tugas dengan pihak-pihak yang terkait baik teknis maupun administratif, untuk keserasian dan keharmonisan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi badan; k. menjelaskan perkembangan kebijakan-kebijakan dan prioritas kepada staf; l. memantau pelaksanaan tugas staf melalui rapat-rapat intern dan petunjuk langsung untuk keterpaduan pelaksanaan tugas; m. mengarahkan dan mengendalikan pelaksanaan tugas staf berdasarkan program kerja badan; n. membina staf sesuai ketentuan kepegawaian untuk peningkatan kualitas dan karier staf; o. memeriksa konsep-konsep surat yang diajukan oleh staf sebelum ditandatangani; p. mengevaluasi pelaksanaan tugas staf melalui penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan

  Pekerjaan (DP3) dan atau sasaran kerja pegawai (SKP) untuk mengetahui prestasi kerjanya dan sebagai bahan pembinaan serta upaya tindak lanjut; q. mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan pihak terkait baik teknis maupun administratif untuk sinkronisasi pelaksanaan tugas; r. melaporkan pelaksanaan tugas secara lisan, tertulis, berkala atau s. sesuai kebutuhan kepada pimpinan; t. memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan yang menyangkut bidang

  7.a. melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya. (4) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, membawahkan:

  a. Sekretariat;

  b. Bidang Fisik;

  c. Bidang Sosial Budaya;

  d. Bidang Pemerintahan;

  e. Bidang Ekonomi;

  f. Bidang Data, Evaluasi dan Pelaporan; dan g. Kelompok Jabatan Fungsional.

  Bagian Ketiga Sekretariat

  (1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan yang mempunyai tugas pokok merumuskan rencana kerja kesekretariatan yang meliputi pelayanan umum dan kepegawaian, administrasi keuangan serta penyusunan rencana kerja. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris mempunyai fungsi:

  a. penyusunan rencana kerja kesekretariatan;

  b. pengumpulan, pengolahan usulan program dan kegiatan;

  c. penyelenggaraan tugas-tugas kesekretariatan;

  d. penyelenggaraan pengendalian pelaksanaan kegiatan pelayanan umum dan kepegawaian, keuangan serta perencanaan program; e. penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugasnya; dan f. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja sekretariat. (3) Uraian tugas Sekretaris adalah sebagai berikut:

  a. menyelenggarakan penyiapan perumusan kebijakan teknis lingkup kesekretariatan; b. menyelenggarakan penyusunan rencana kerja kesekretariatan sebagai pedoman pelaksanaan tugas; c. menyelenggarakan penyusunan rencana kerja strategis (Renstra), Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Kerja Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja (TAPKIN), Standar Operasional Prosedur (SOP), Standar Pelayanan (SP)) serta dokumen-dokumen perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, penilaian dan pelaporan kinerja badan lainnya; d. menyelenggarakan pengumpulan, pengolahan, rekapitulasi dan kompilasi data rencana anggaran dan belanja kegiatan badan yang bersumber dari bidang; 8 e. menyelenggarakan pelayanan umum dan kepegawaian yang meliputi urusan surat- menyurat, barang milik daerah/aset dan rumah tangga, pengorganisasian serta ketatalaksanaan, keuangan, perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan;

  f. menyelenggarakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas dan pelayanan umum, kepegawaian dan rumah tangga serta keuangan, perencanaan, evaluasi dan pelaporan;

  g. menyelenggarakan kebutuhan naskah dinas yang diperlukan dan menilai konsep tata naskah dinas dari staf dan unit kerja lainnya di lingkungan badan perencanaan pembangunan daerah berdasarkan pedoman dan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku; h. menyelenggarakan koordinasi perencanaan, evaluasi serta pelaporan pelaksanaan rencana i. memberikan laporan kepada pimpinan mengenai langkah atau tindakan yang diambil dalam lingkup tugasnya; j. menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan masalah di bidang tugasnya; k. menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi terkait dalam lingkup tugasnya; l. mendistribusikan tugas kepada staf di lingkup sekretariat sesuai bidang tugasnya; m. memberi petunjuk kepada staf untuk kelancaran pelaksanaan tugas staf; n. mengkoordinasikan tugas staf di lingkup sekretariat melalui rapat atau langsung agar sesuai dan saling mendukung dalam pelaksanaan tugas; o. memberi petunjuk kerja dan mengendalikan staf di lingkup sekretariat agar dapat melaksanakan tugas dengan baik; p. mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup sekretariat untuk mengetahui kesesuaian dengan rencana; q. mengatur pelaksanaan kegiatan staf berdasarkan prioritas penyelesaian tugas kesekretariatan agar selesai tepat pada waktunya; r. mengevaluasi pelaksanaan tugas staf melalui penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) dan atau sasaran kerja pegawai (SKP) untuk mengetahui prestasi kerjanya dan sebagai bahan pembinaan serta upaya tindak lanjut; s. menyusun dan memeriksa konsep surat dinas berdasarkan tata naskah dinas yang berlaku; t. mengatur pemberian layanan administratif kepada semua unit kerja di lingkungan Badan perencanaan pembangunan daerah agar terwujud tertib administrasi; u. menyelenggarakan pengelolaan tata naskah dinas dan kearsipan; v. menyelengarakan pembinaan dan pengembangan pegawai dalam jabatan structural dibawahnya serta dalam jabatan fungsional tertentu dan fungsional umum; 9 w. menyelenggarakan pelayanan perpustakaan bagi referensi, peraturan perundang- undangan dan dokumen lainnya sesuai kepentingan badan serta menyelenggarakan pelayanan hubungan masyarakat dan pelayanan informasi serta dokumentasi badan; x. melaporkan pelaksanaan tugas kesekretariatan secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan kepada pimpinan; y. mengkoordinasikan laporan kegiatan masing-masing bidang untuk disampaikan kepada pimpinan; z. menyelenggarakan pengumpulan dan pengolahan data sebagai bahan penyusunan laporan program kegiatan Badan perencanaan pembangunan daerah sesuai dengan ketentuan; aa. memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya; dan bb. melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya. (4) Sekretaris membawahkan:

  a. Subbagian Umum dan Kepegawaian;

  b. Subbagian Keuangan; dan c. Subbagian Penyusunan Rencana Kerja.

  (1) Subbagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, kepustakaan, kehumasan dan keprotokolan, barang milik daerah/aset dan rumah tangga, penyiapan kebutuhan pegawai, pembinaan dan pengembangan pegawai serta administrasi kepegawaian lainnya. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi:

  a. penyusunan bahan pelayanan umum dan kepegawaian, kelembagaan serta ketatalaksanaan; c. pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugasnya; dan

  d. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja Subbagian umum dan kepegawaian. (3) Uraian tugas Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian adalah sebagai berikut:

  a. menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis kesekretariatan dalam lingkup subbagian umum dan kepegawaian; b. menyusun dan melaksanakan rencana kerja lingkup Subbagian umum dan Kepegawaian berdasarkan sasaran, kebijakan teknis, strategi dan program kerja badan; 10 c. melaksanakan tata naskah dinas, surat-menyurat, kehumasan dan keprotokolan, kearsipan, perpustakaan dan penyediaan peralatan kerja; d. melaksanakan pengelolaan administrasi barang milik daerah/asset badan; e. menyiapkan rencana kebutuhan sarana dan prasarana penunjang tugas badan.

  f. melaksanakan pengurusan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, penggunaan, inventarisasi serta pelaporan dan usulan penghapusan barang milik daerah/aset daerah yang dikelola oleh badan;

  g. melaksanakan pengurusan rumah tangga, kebersihan, ketertiban dan keamanan ruang kerja serta lingkungan badan; h. melaksanakan pengumpulan, pengelolaan, penyimpanan dan pemeliharaan data dan informasi badan; i. menyusun rencana kebutuhan pegawai, formasi pegawai, dilingkungan badan; j. melaksanakan penyiapan administrasi dan teknis pengusulan pegawai yang akan pensiun, peninjauan masa kerja serta pemberian penghargaan; k. menyiapkan bahan kenaikan pangkat, Daftar Urut Kepangkatan (DUK), sumpah/janji pegawai, kenaikan gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan pegawai; l. menyiapkan bahan rotasi dan mutasi serta pemberhentian pegawai dalam lingkup badan; m. memberikan pelayanan/fasilitasi kepada pegawai yang akan mengikuti pendidikan dan pelatihan kepemimpinan, teknis dan fungsional; n. memberikan pelayanan/fasilitasi kepada pegawai yang akan mengikuti ujian dinas dan ijin / Tugas Belajar; o. menyiapkan bahan pembinaan kepegawaian dan disiplin pegawai; p. menyiapkan bahan analisis jabatan, analisis beban kerja, evaluasi jabatan, standar kompetensi pegawai, tenaga teknis dan fungsional; q. melaksanakan pelayanan sistem informasi dan manajemen kepegawaian ; r. menyiapkan bahan dan melaksanakan pelayanan perpustakaan sebagai media referensi, peraturan perundang-undangan dan dokumen lainnya sesuai kepentingan badan serta melaksanaan pelayanan hubungan masyarakat; s. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi terkait dalam lingkup tugasnya; t. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas para staf; u. membagi tugas kepada staf sesuai dengan bidang tugas masingmasing; v. memberi petunjuk kepada staf untuk kelancaran pelaksanaan tugas; 11 w. menyelia kegiatan staf di lingkungan Subbagian umum dan Kepegawaian untuk mengetahui kesesuaiannya dengan rencana kerja masing-masing; x. mengarahkan dan mengendalikan pelaksanaan tugas staf berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan; y. mengevaluasi pelaksanaan tugas staf melalui penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) dan atau sasaran kerja pegawai (SKP) untuk mengetahui prestasi kerjanya dan sebagai bahan pembinaan serta upaya tindak lanjut; z. membuat dan memeriksa konsep-konsep surat yang diajukan oleh staf untuk memperoleh konsep surat yang benar; aa. melaporkan pelaksanaan tugas secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan bb. memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya; dan cc. melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan, sesuai dengan bidang tugasnya.

  (1) Subbagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan adminsitrasi keuangan. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Subbagian Keuangan mempunyai fungsi:

  a. penyusunan bahan rencana anggaran badan;

  b. pelaksanaan teknis administrasi keuangan badan;

  c. pelaksanaan penyusunan laporan keuangan badan;

  d. pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugasnya; dan

  e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja Subbagian keuangan. (3) Uraian tugas Kepala Subbagian Keuangan adalah sebagai berikut:

  a. menyusun rencana kerja subbagian keuangan berdasarkan kebijakan teknis, sasaran dan program kerja badan; b. penyiapan bahan dan penyusunan rencana anggaran;

  c. melaksanakan teknis penatausahaan keuangan;

  d. melaksanakan penyusunan daftar gaji dan tunjangan daerah serta pembayarannya;

  e. melaksanakan perbendaharaan keuangan badan;

  f. menyiapkan bahan dan melaksanakan pembinaan administrasi dan pembukuan keuangan;

  g. melakukan verifikasi terhadap pelaksanaan anggaran;

  h. melaksanakan akuntansi keuangan; i. melaksanakan penyusunan laporan keuangan; 12 j. melaksanakan administrasi penyetoran dan pelaporan pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; k. menyiapkan bahan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran; l. menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan kegiatan Subbagian keuangan; m. melaksanakan pelayanan sistem informasi dan manajemen keuangan; n. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi terkait dalam lingkup tugasnya; o. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas staf; p. membagi tugas kepada staf sesuai dengan bidang tugas masingmasing; q. mengarahkan dan mengendalikan staf untuk kelancaran pelaksanaan tugas; r. menyelia kegiatan staf di lingkungan Subbagian keuangan untuk mengetahui kesesuaiannya dengan rencana kerja masing-masing; s. mengarahkan pelaksanaan tugas staf berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan; t. mengevaluasi pelaksanaan tugas staf melalui penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) dan atau sasaran kerja pegawai (SKP) untuk mengetahui prestasi kerjanya dan sebagai bahan pembinaan serta upaya tindak lanjut; u. membuat dan memeriksa konsep-konsep surat yang diajukan oleh staf untuk memperoleh konsep surat yang benar; v. melaporkan pelaksanaan tugas secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan kepada pimpinan; w. memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya; dan x. melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan, sesuai dengan

  (1) Subbagian Penyusunan rencana kerja dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan koordinasi dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk penyusunan rencana kerja. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Subbagian Penyusunan rencana kerja mempunyai fungsi:

  a. pengkoordinasian dalam penyusunan rencana kerja;

  b. pengkoordinasian pelayanan administrasi penyusunan rencana kerja;

  c. penyusunan bahan perencanaan, evaluasi dan pelaporan dalam lingkup badan perencanaan pembangunan daerah; d. pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi; dan 13 e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja subbagian penyusunan rencana kerja. (3) Uraian tugas Kepala Subbagian penyusunan rencana kerja adalah sebagai berikut:

  a. menyusun dan merencanakan program kerja subbagian penyusunan rencana kerja berdasarkan kebijakan teknis, sasaran dan program kerja dinas serta kondisi dinamis masyarakat;

  b. menyiapkan bahan penyusunan dokumen perencanaan kinerja badan perencanaan pembangunan daerah; c. mengkaji bahan juknis/pedoman tentang pendataan pengolahan sistem informasi, penyusunan program, evaluasi dan pelaporan; d. menginventarisasi data kegiatan bidang-bidang pada badan perencanaan pembangunan daerah; e. mengkaji usulan program masing-masing bidang dilingkungan badan untuk menentukan prioritas program; f. melaksanakan fasilitasi pengolahan data, pengolahan system informasi, penyusunan rencana/program, evaluasi dan pelaporan dilingkungan badan sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan;

  g. mengkaji hasil evaluasi dan pelaporan kegiatan badan sebagai bahan penyusunan rencana kerja badan perencanaan pembangunan daerah; h. menyelenggarakan penyusunan Rencana Strategis (Renstra), Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Kerja Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja (TAPKIN) badan perencanaan pembangunan daerah; i. menyelenggarakan penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP), Standar Pelayanan (SP) badan perencanaan pembangunan daerah; j. menyiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan laporan yang meliputi laporan triwulan, semesteran, tahunan, laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) serta menyiapkan bahan untuk penyusunan laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) kepala daerah, laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah (LPPD) serta dokumendokumen pelaksanaan, evaluasi, penilaian dan pelaporan kinerja lainnya yang telah ditentukan; k. menyiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan dokumen pelaksanaan, penilaian dan evaluasi kinerja badan perencanaan pembangunan daerah dengan berpedoman kepada dokumen perencanaan pembangunan dan standar pelayanan minimal pemerintah daerah yang telah ditetapkan; l. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja lain dan atau lembaga/ organisasi terkait dalam lingkup tugasnya; m. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas para bawahan; n. membagi tugas kepada para bawahan sesuai dengan bidang tugas masing-masing; o. mengarahkan dan mengendalikan bawahan untuk kelancaran pelaksanaan tugas; q. mengevaluasi pelaksanaan tugas para bawahan melalui penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) dan atau sasaran kerja pegawai (SKP) untuk mengetahui prestasi kerjanya dan sebagai bahan pembinaan serta upaya tindak lanjut; r. membuat dan memeriksa konsep-konsep surat yang diajukan oleh staf untuk memperoleh konsep surat yang benar; s. melaporkan pelaksanaan tugas secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan kepada atasan; t. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan menyangkut bidang tugasnya; dan u. melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

  Bagian Keempat Bidang Fisik

  (1) Bidang Fisik dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perumusan kebijakan umum dan teknis serta menyelenggarakan perencanaan pembangunan bidang Fisik yang meliputi urusan pekerjaan umum, penataan ruang, perumahan, perhubungan, lingkungan hidup, energi dan sumber daya mineral; (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang Fisik mempunyai fungsi:

  a. penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis badan bidang Fisik meliputi infrastruktur daerah dan tata ruang, sumber daya alam dan lingkungan hidup; b. penyelenggaraan rencana kerja bidang Fisik dalam rangka pelaksanaan urusan perencanaan pembangunan; c. penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi; dan d. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta capaian kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. (3) Uraian tugas Kepala Bidang Fisik adalah sebagai berikut:

  a. menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis badan bidang Fisik;

  b. menyelenggarakan penyusunan rencana kerja bidang Fisik berdasarkan sasaran, kebijakan teknis, strategi dan program kerja badan serta kondisi dinamis masyarakat; c. menyelenggarakan koordinasi perencanaan pembangunan bidang fisik yang meliputi urusan pekerjaan umum, penataan ruang, perumahan, perhubungan, lingkungan hidup, energi dan sumber daya mineral;

  d. menyelenggarakan perencanaan pembangunan jangka panjang, menengah dan perencanaan tahunan pemerintah daerah dalam 15 lingkup bidang fisik yang meliputi urusan pekerjaan umum, penataan ruang, perumahan, perhubungan, lingkungan hidup, energi dan sumber daya mineral; e. menyelenggarakan fasilitasi bagi pelaksanaan tahapan musyawarah perencanaan pembangunan jangka panjang, menengah dan perencanaan tahunan pemerintah daerah diberbagai tingkatan dalam lingkup bidang fisik yang meliputi urusan pekerjaan umum, penataan ruang, perumahan, perhubungan, lingkungan hidup, energi dan sumber daya mineral;

  f. menyelenggarakan fasilitasi bagi pelaksanaan forum lintas satuan kerja perangkat daerah dan Forum satuan kerja perangkat daerah dalam perencanaan pembangunan jangka panjang, menengah dan perencanaan tahunan pemerintah daerah diberbagai tingkatan dalam lingkup bidang fisik yang meliputi urusan pekerjaan umum, penataan ruang, perumahan, perhubungan, lingkungan hidup, energi dan sumber daya mineral;

  g. menyelenggarakan perumusan kebijakan umum anggaran serta prioritas dan plafon anggaran sementara (KUA-PPAS) dalam lingkup bidang fisik yang meliputi urusan pekerjaan umum, penataan ruang, perumahan, perencanaan pembangunan dan standar pelayanan minimal pemerintah daerah yang telah ditetapkan; h. menyelenggarakan penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) dalam lingkup bidang fisik yang meliputi urusan pekerjaan umum, penataan ruang, perumahan, perhubungan, lingkungan hidup, energi dan sumber daya mineralberdasarkan dokumen perencanaan pembangunan dan standar pelayanan minimal pemerintah daerah yang telah ditetapkan; i. menyelenggarakan asistensi, konsultasi serta fasilitasi bagi penyusunan kerangka kerja ogis dan/atau tolok ukur kinerja rencana kegiatan dan anggaran (RKA) satuan kerja perangkatdaerah yang melaksanakan dalam lingkup bidang fisik yangmeliputi urusan pekerjaan umum, penataan ruang, perumahan,perhubungan, lingkungan hidup, energi dan sumber daya mineral berdasarkan dokumen perencanaan pembangunan dan standar pelayanan minimal pemerintah daerah yang telah ditetapkan; j. menyelenggarakan asistensi, konsultasi serta fasilitasi bagi penyusunan kerangka kerja logis dan/atau tolok ukur kinerja dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) satuan kerja perangkat daerah yang melaksanakan urusan dalam lingkup bidang fisik yang meliputi urusan pekerjaan umum, penataan ruang, perumahan, perhubungan, lingkungan hidup, energi dan sumber daya mineral berdasarkan dokumen perencanaan pembangunan dan standar pelayanan minimal pemerintah daerah yang telah ditetapkan; k. menyelenggarakan penyusunan laporan keterangan pertanggungjawaban tahunan dan akhir masa jabatan kepala daerah dalam lingkup bidang fisik yang meliputi urusan pekerjaan umum, urusan perumahan dan urusan perhubungan lingkungan hidup, energi dan sumber daya mineral dengan berpedoman kepada dokumen perencanaan pembangunan dan standar pelayanan minimal pemerintah daerah yang telah ditetapkan; 16 l. menyelenggarakan penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dalam lingkup bidang fisik yang meliputi urusan pekerjaan umum, urusan perumahan dan urusan nperhubungan lingkungan hidup, energi dan sumber daya mineral dengan berpedoman kepada dokumen perencanaan pembangunan dan standar pelayanan minimal pemerintah daerah yang telah ditetapkan; m. menyelenggarakan penyusunan dokumen pelaksanaan, penilaian dan evaluasi kinerja pembangunan pemerintah daerah dalam lingkup bidang fisik yang meliputi urusan pekerjaan umum, urusan perumahan dan urusan perhubungan lingkungan hidup, energi dan sumber daya mineral dengan berpedoman kepada dokumen perencanaan pembangunan dan standar pelayanan minimal pemerintah daerah yang telah ditetapkan; n. menyelenggarakan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) daerah dalam lingkup bidang fisik yang meliputi urusan pekerjaan umum, urusan perumahan dan urusan perhubungan lingkungan hidup, energi dan sumber daya mineral dengan berpedoman kepada dokumen perencanaan pembangunan dan standar pelayanan minimal pemerintah daerah yang telah ditetapkan; o. menyelenggarkan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana pembangunan dalam lingkup bidang fisik yang meliputi urusan pekerjaan umum, urusan perumahan dan urusan perhubungan lingkungan hidup, energi dan sumber daya mineral dengan berpedoman kepada dokumen perencanaan pembangunan dan standar pelayanan minimal pemerintah daerah yang telah ditetapkan; p. menyelenggarakan fasilitasi peningkatan kapasitas perencanaan dan pelaksanaan pembangunan melalui kerjasama dan kemitraan dengan masyarakat, dunia usaha, lembaga pendidikan, unsure pemerintah lainnya dan lembaga swadaya non pemerintah dalam dan luar negeri untuk pengembangan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dalam lingkup bidang fisik yang meliputi urusan pekerjaan umum, urusan perumahan dan urusan