Penerapan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem dalam kehidupan tumbuhan untuk kelas VIII C SMP BOPKRI 1 Yogyakarta - USD Repository
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATERI SISTEM DALAM KEHIDUPAN TUMBUHAN
UNTUK KELAS VIII C SMP BOPKRI 1 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Program Studi Pendidikan Biologi Oleh :
Antonius Triantoro NIM : 081434005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkatNya skripsi yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan Untuk Kelas VIII C SMP BOPKRI 1 Yogyakarta” dapat terselesaikan dengan baik.
Skripsi ini diselesaikan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hal yang lain juga ditujukan untuk memberikan pandangan di dalam dunia pendidikan tentang model pembelajaran yang dapat dilakukan. Ketika hasil belajar yang diperoleh siswa kurang maksimal maka pendidik harus memiliki strategi yang baik untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satunya dengan merubah model pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran bukan hanya untuk membuat siswa menjadi pandai, akan tetapi siswa juga merasa senang dengan model pembelajaran yang diterapkan.
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa. Model pembelajaran ini pada dasarnya membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi yang dipelajari dengan bantuan diskusi kelompok dan juga presentasi. Selain itu, siswa juga dituntut untuk aktif dalam setiap pembelajaran.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, tentunya penulis mendapatkan bimbingan, saran, dukungan dan semangat. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak R. Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Drs. A. Atmadi, M. Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Dra. Maslichah Asy’ari M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dengan penuh kesabaran, memberikan kritik saran dan telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan.
4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M. For. Sc. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini
5. Drs. Soetardhi Sumartoatmodjo, M. Pd. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini
6. Ibu Dra. Sukami selaku Kepala Sekolah SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk pelaksanaan penelitian.
7. Ibu Ndari Fajarwati, S.Si selaku guru bidang studi IPA Biologi SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk penelitian di kelas VIII C.
8. Siswa kelas VIII C SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang telah berpartisipasi dalam penelitian yang telah dilakukan.
9. Kedua orangtuaku, Bapak Adi Wiyono dan Ibu Mujiyati yang senantiasa memberikan doa, dukungan dan restunya kepada penulis sejak awal studi sampai akhir hingga tersusunnya skripsi ini.
10. Kakakku, Mas Suradi dan Mas Suryatno atas dukungannya.
ABSTRAK
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM DALAM KEHIDUPAN TUMBUHAN UNTUK KELAS VIII C SMP BOPKRI 1 YOGYAKARTAAntonius Triantoro Universitas Sanata Dharma
2012 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas dan peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw bagi siswa kelas VIII C SMP BOPKRI 1 Yogyakarta.
Penelitian dilakukan dalam dua siklus, yaitu masing-masing siklus dua kali pertemuan. Dari dua siklus tersebut, peneliti mengukur ranah kognitif dan ranah afektif. Ranah kognitif diukur dengan menggunakan tes tertulis dan ranah afektif dengan menggunakan lembar observasi, lembar kuesioner dan wawancara. Instrumen-instrumen tersebut digunakan untuk mengetahui kemampuan belajar siswa dan respon siswa terhadap model pembelajaran yang diterapkan. Target ketercapaian hasil belajar siswa yaitu 70% siswa memilki nilai diatas ketuntasan minimal. Target keaktifan siswa yaitu 70% siswa aktif pada saat pembelajaran.
Cara analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis tersebut digunakan untuk menganalisis ranah kognitif dan ranah afektif siswa. Analisis kuantitatif dengan menggunakan uji t untuk mengetahui signifikansi hasil yang diperoleh dari tes yang dilakukan. Analisis kualitatif dengan menggunakan pemaparan deskripsi berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara siswa.
Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah terjadi peningkatan hasil belajar siswa secara signifikan setelah dilakukan uji t. Nilai rata-rata pre tes yaitu 53,09 menjadi 65,22 pada rata-rata nilai pos tes siklus pertama dan naik menjadi 81,52 pada rata-rata nilai pos tes siklus kedua. Sebanyak 84% siswa memiliki nilai diatas kriteria ketuntasan minimal. Untuk keaktifan siswa mengalami kenaikan dari siklus pertama dan siklus kedua, yaitu 47 % menjadi 75 %. Hasil kuesioner yaitu kategori sangat baik dengan rata-rata skor 50. Kata kunci : Hasil belajar, Teknik Jigsaw, Pembelajaran kooperatif
ABSTRACT
THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING METHOD OF
JIGSAW TO INCREASE STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT OF THE EIGHT C CLASS STUDENTS OF JUNIOR HIGH SCHOOL ONE BOPKRI YOGYAKARTAAntonius Triantoro Sanata Dharma University
2012 Target of this research is to know effectiveness and improvement of result learn student after applied model study of type co-operative of Jigsaw to class student of VIII C SMP BOPKRI 1 Yogyakarta.
Research was conducted in two cycle, that is each cycle twice meeting. From two cycle, researcher measure cognate domain and domain of afektif. Domain of cognate measured by using tes written and domain of afektif by using observation sheet, sheet of kuesioner and interview. The Instrument which used by researcher to know ability learn and student of respon student to study model applied by researcher. Target achievement of student learning outcomes that students have the value of 70% above the minimum passing grade. Target student activity that is 70% of the students during the learning active.
Method of analysis used in this research is the analysis of quantitative and qualitative analysis. The analysis used to analyse cognate domain and domain of afektif student. Quantitative analysis using a t-test to determine the significance of the results obtained from the tests performed. Analysis qualitative by using presentation of description pursuant to obtained conclusion from result of student interview and kuesioner.
Conclusion from result of research which have been done by happened the make-up of result learn student by signifikan after t test . Average value of pre tes that is 53,09 becoming 65,22 at mean assess post of tes first cycle and go up to become 81,52 at mean assess post of tes second cycle. Counted 84% student have value above complete criterion minimize. For the livelines of student increase of first cycle and second cycle, that is 47 % becoming 75 %. Result of kuesioner that is category very good with score mean 50. Key word : Result learn, Techniq of Jigsaw, Kooperatif learning
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ........................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... v KATA PENGANTAR .................................................................................... vi ABSTRAK ...................................................................................................... ix
ABSTRACT ...................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4 C. Batasan Masalah ............................................................................... 5 D. Hipotesis ........................................................................................... 5 E. Tujuan ............................................................................................... 5 F. Manfaat ............................................................................................ 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar ............................................................................................... 7
B. Hasil Belajar ...................................................................................... 9
C. Pembelajaran Kooperatif .................................................................. 11
1. Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Kooperatif .............. 11
2. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif ....................................... 13
3. Teknik Jigsaw ............................................................................. 14
a. Pengertian Teknik Jigsaw ..................................................... 14
b. Langkah-Langkah Teknik Jigsaw ......................................... 15
c. Keunggulan Teknik Jigsaw ................................................... 17
D. Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan .......................................... 17
E. Fotosintesis ....................................................................................... 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian .............................................................................. 21 B. Variabel Penelitian ............................................................................ 21 C. Desain Penelitian .............................................................................. 22 D. Prosedur Penelitian ........................................................................... 23
1. Prosedur Penelitian Tahap 1 dan 2 .............................................. 23
a. Persiapan Penelitian .............................................................. 23
b. Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 23
c. Observasi ............................................................................... 24
d. Refleksi ................................................................................. 25
E. Instrumen Penelitian ......................................................................... 25
1. Perangkat Pembelajaran .............................................................. 25
2. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 25
a. Tes ......................................................................................... 25
b. Lembar Observasi ................................................................. 26
c. Kuesioner .............................................................................. 26
d. Wawancara ............................................................................ 27
F. Analisis Data ..................................................................................... 27
1. Ranah Kognitif ............................................................................ 28
2. Ranah Afektif .............................................................................. 29
G. Indikator Keberhasilan ...................................................................... 30
H. Agenda Penelitian ............................................................................. 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setiap Siklus ..................................................................... 32
1. Hasil Siklus 1 .............................................................................. 32
a. Perencanaan ........................................................................... 32
b. Pelaksanaan ........................................................................... 32
c. Observasi ............................................................................... 35
d. Refleksi ................................................................................. 36
2. Hasil Siklus 2 ............................................................................. 37
a. Perencanaan ........................................................................... 37
b. Pelaksanaan ........................................................................... 37
c. Observasi ............................................................................... 40
d. Refleksi ................................................................................. 41
B. Hasil Penelitian dan Analisis data ..................................................... 42
1. Hasil Penelitian Siklus 1 dan 2 .................................................. 42
a. Hasil Penilaian Pre tes ........................................................... 42
b. Hasil Penilaian Pos tes Siklus 1 ............................................ 43
c. Hasil Penilaian pos tes Siklus 2 ............................................ 45
d. Hasil Observasi ..................................................................... 46
e. Hasil Kuesioner ..................................................................... 52
2. Analisis Data .............................................................................. 56
a. Analisis Ranah Kognitif ........................................................ 57
b. Analisis Ranah Afektif .......................................................... 59 1) Kuesioner ......................................................................... 59 2) Observasi ......................................................................... 60 3) Wawancara ...................................................................... 61
C. Pembahasan ....................................................................................... 62
1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa ............................................... 62
2. Keaktifan Siswa ......................................................................... 63
3. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran ...................................... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................... 66 B. Saran ................................................................................................. 67
1. Bagi Guru .................................................................................... 67
2. Bagi Peneliti Selanjutnya ............................................................ 68 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 69
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Variabel Penelitian .......................................................................... 21Tabel 3.2 Penentuan Kategori Nilai Siswa ..................................................... 29Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Kuesioner .......................................................... 30Tabel 3.4 Indikator Keberhasilan .................................................................... 30Tabel 4.1 Nilai Pre tes ..................................................................................... 42Tabel 4.2 Nilai Pos tes Siklus 1 ...................................................................... 43Tabel 4.3 Nilai Pos tes Siklus 2 ...................................................................... 45Tabel 4.4 Hasil Observasi Siklus 1 ................................................................. 47Tabel 4.5 Hasil Observasi Siklus 2 .................................................................. 49Tabel 4.6 Prosentase Hasil Observasi ............................................................. 50Tabel 4.7 Hasil Kuesioner ............................................................................... 52Tabel 4.8 Presentase Respon Siswa ................................................................ 54Tabel 4.9 Paired Sample Satistic ..................................................................... 57Tabel 4.10 Paired Sample Correlations ........................................................... 58Tabel 4.11 Paired Sample Test ....................................................................... 58DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart ....................................... 22Gambar 4.1 Pre tes .......................................................................................... 33Gambar 4.2 Diskusi Siklus 1 ........................................................................... 34Gambar 4.3 Presentasi Siklus 1 ....................................................................... 35Gambar 4.4 Awal Pembelajaran Siklus 2 ....................................................... 38Gambar 4.5 Diskusi Siklus 2 ........................................................................... 39Gambar 4.6 Presentasi Siklus 2 ....................................................................... 40Daftar Grafik
Grafik 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa ................................................... 46 Grafik 4.2 Peningkatan Aktivitas Siswa ......................................................... 52 Grafik 4.3 Respon Siswa ................................................................................. 56
DAFTAR LAMPIRAN
1. Silabus ....................................................................................................... 71
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................................ 75
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ........................................... 80
4. Hand Out Siklus I ...................................................................................... 85
5. Hand Out Siklus II .................................................................................... 89
6. Lembar Kerja Siswa Siklus I ..................................................................... 91
7. Lembar Kerja Siswa Siklus II ................................................................... 92
8. Kisi-Kisi dan Soal Pre tes .......................................................................... 93
9. Kisi-Kisi dan Soal Pos tes siklus I ............................................................. 97
10. Soal Pos tes Siklus II ................................................................................. 101
11. Lembar observasi ...................................................................................... 105
12. Lembar kuesioner ...................................................................................... 108
13. Pedoman wawancara ................................................................................. 112
14. Agenda penelitian ...................................................................................... 113
15. Hasil Tes Siswa
16. Hasil Kuesioner Siswa
17. Surat Ijin Penelitian
18. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreatifitas pendidikan bangsa itu sendiri dan kompleksnya masalah kehidupan menuntut sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetisi, selain itu pendidikan merupakan wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai pencetak SDM yang bermutu tinggi.
Guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan dan mereka berada pada titik sentral dari setiap usaha reformasi pendidikan yang diarahkan pada perubahan kualitatif. Guru bertanggung jawab untuk mengatur mengarahkan dan menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di kelas. Untuk menunjang tugas tersebut diperlukan pemilihan metode yang tepat dan sesuai dengan materi atau konsep yang akan diajarkan ( pembenahan gaya mengajar guru ). Metode mengajar yang dipakai guru akan berpengaruh pula terhadap cara belajar siswa, yang mana setiap siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-beda dengan siswa lainnya.
Pembelajaran yang dilaksanakan umumnya masih tradisional yaitu guru menerangkan suatu konsep, memberi contoh, murid secara individual mengerjakan soal latihan kemudian murid mengerjakan soal-soal sebagai umumnya belajar secara individu tanpa ada kesempatan yang leluasa untuk menalarkan secara logis dan mengkomunikasikan gagasannya, jawaban suatu soal juga membatasi kreatifitas murid karena hanya terdapat suatu jawaban yang benar dan kebenaran tersebut ditentukan berdasar otoritas seorang guru.
Proses pembelajaran tersebut telah menghasilkan sejumlah besar murid tidak mampu menggunakan keterampilan matematis untuk menyelesaikan permasalahan kecil sekalipun.
Upaya pembaharuan di bidang pendidikan pada dasarnya diarahkan pada usaha antara lain : penguasaan materi, media dan model pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran diarahkan pada peningkatan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sehingga proses belajar mengajar berlangsung secara optimal antara guru dan siswa. Interaksi antara guru dan siswa yang optimal berimbas pada penigkatan penguasaan konsep siswa yang pada gilirannya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Guru yang kreatif, dapat membuat pembelajaran menjadi menarik, lebih baik dan disukai oleh siswa sehingga materi yang disampaikan dapat dipahami siswa dengan mudah. Keadaan kelas perlu direncanakan oleh guru sehingga dapat terjadinya interaksi antar siswa unutuk dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal. Sejalan dengan berkembangnya penelitian di bidang pendidikan maka ditemukan model – model pembelajaran baru yang dapat meningkatkan interaksi siswa dalam proses belajar mengajar, yang dikenal dengan model pembelajaran kooperatif yaitu merupakan aktivitas pelaksanaan pembelajaran dalam kelompok, yang saling berinteraksi satu sama lain, dimana pembelajaran adalah bergantung kepada interaksi antara ahli-ahli dalam kelompok, setiap siswa bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran di kelas dan juga di dalam kelompoknya (Anonim, 2012).
Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar-mengajar. Proses belajar mengajar yang ada merupakan penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Siswa yang belajar diharapkan mengalami perubahan baik dalam bidang pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. Perubahan tersebut dapat tercapai bila ditunjang berbagai macam faktor. Faktor yang dapat menghasilkan perubahan juga berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar merupakan alat untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi yang telah diajarkan guru. “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar” (Sudjana, 2010). Oleh karena itu, hasil belajar merupakan faktor yang paling penting dalam proses belajar mengajar.
Dalam dunia pendidikan pada saat ini sudah banyak upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa agar sesuai dengan tuntutan zaman. Teori, penelitian, dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar membuktikan bahwa guru sudah harus mengubah paradigma pengajaran. Melalui metode pembelajaran Jigsaw diharapkan dapat memberikan solusi dan suasana baru yang menarik dalam pengajaran sehingga memberikan konsep baru.
Pembelajaran jigsaw membawa konsep pemahaman inovatif, dan menekankan keaktifan siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan memiliki banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Penulis menggunakan kelas VIII C SMP BOPKRI 1 Yogyakarta untuk melaksanakan penelitian. Permasalahan utama yang ada di kelas VIII C yaitu rendahnya hasil belajar siswa. Penyebab rendahnya hasil belajar siswa berdasarkan observasi serta laporan dari guru terkait, siswa cenderung hanya mendengarkan materi yang disampaikan guru dan siswa kurang memberikan tanggapan atau kurang kritis, seolah-olah siswa sudah memahami materi.
Keaktifan siswa di dalam pembelajaran dapat membantu untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Hasil belajar yang dimiliki siswa kelas VIII C SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yaitu dengan rata-rata nilai 55. Sedangkan untuk ketuntasan minimal kelas VIII mata pelajaran IPA Terpadu yaitu 75. Siswa yang mendapatkan nilai di atas ketuntasan mininmal yaitu 35 % dan sisianya masih berada dibawah nilai ketuntasan minimal. Hal tersebut memberikan pandangan kepada peneliti bahwa memang hasil belajar siswa yang berada dibawah rata-rata. Guru ketika melakukan pembelajaran juga memberikan variasi model pembelajaran, yaitu praktikum serta pemanfaatan lingkungan sekitar sekolahan.
B. Rumusan Masalah
Apakah dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP BOPKRI 1 YOGYAKARTA pada materi Sistem Dalam Kehidupan Tumbuhan ?
C. Batasan Masalah
Mengingat cukup luasnya ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas maka penulis membatasi permasalahan sebagai tujuan untuk lebih terfokus pada masalah yang akan dibahas. Pembatasan masalah tersebut penulis hanya membatasi masalah untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VIII C SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Aspek yang akan diukur oleh penulis yaitu aspek kognitif dan aspek afektif dari siswa.
Materi yang digunakan oleh penulis untuk pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yaitu pada K.D. 2.1 mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan serta K.D. 2.2 mendeskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan hijau. Materi tersebut cocok dengan karakteristik tipe Jigsaw karena adanya sub bab yang dapat di bahas dalam kelompok belajar. Selain itu, nilai kedua materi tersebut pada tahun ajaran sebelumnya masih jauh dibawah kriteria ketuntasan minimal.
D. Hipotesis
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP BOPKRI 1 YOGYAKARTA.
E. Tujuan
1. Tujuan Umum Tujuan yang diharapkan yaitu untuk mengetahui keefektifan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw bagi siswa kelas VIII C SMP BOPKRI 1 Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP BOPKRI 1 Yogyakarta melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
F. Manfaat
1. Bagi penulis dapat sebagai acuan untuk lebih mengembangkan berbagai model pembelajaran untuk meningkatkan presetasi belajar siswa.
2. Bagi guru dapat sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Bagi SMP BOPKRI 1 Yogyakarta dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih meningkatkan meningkatkan pengembangan variasi berbagai model pembelajaran di sekolahan sehingga hasil belajar siswa lebih baik.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Pengertian belajar dalam arti sehari-hari adalah sebagai penambahan
pengetahuan, namun ada yang mengartikan bahwa belajar sama dengan menghafal, karena orang belajar akan menghafal. Selain itu, belajar juga merupakan suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengkokohkan kepribadian. Dalam hal ini, pengalaman menjadi peran paling besar untuk seseorang dalam belajar (Suyono, 2011). Pengertian belajar ini masih sangat sempit, karena belajar bukan hanya membaca dan menghafal tapi juga penalaran. Namun pengertian belajar masih sulit untuk diartikan dengan tepat.
Winkel (1987) mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan- perbahan atau penyempurnaan terhadap hasil yang telah diperoleh. Hasil belajar yang diperoleh merupakan kemampuan baru, dapat juga merupakan penyempurnaan atau pengembangan diri dari suatu kemampuan yang dimiliki.
Perubahan belajar yang dialami seseorang akan bertahan lama sampai taraf tertentu, bahkan tidak menghilang lagi. Belajar dapat terjadi dalam interaksi dengan lingkungan, dalam bergaul dengan orang, dalam memegang benda dan dalam menghadapi suatu peristiwa.
Berikut ini akan disajikan beberapa teori belajar menurut para ahli.
1. Kurt Lewin (Suyono, 2011) menyatakan belajar berlangsung sebagai akibat perubahan struktur kognitif seseorang. Perubahan struktur kognitif yang dimaksud yaitu hasil dari dua macam kekuatan, struktur medan kognitif dan kebutuhan motivasi internal individu. Dengan kata lain, seseorang akan terus berjalan untuk mencapai tujuannya dengan adana dorongan dari motivasi hidup.
2. Menurut Teori Belajar Konstruktivisme ( Suyono, 2011) belajar adalah hasil kontruksi manusia itu sendiri. Pengetahuan bukanlah pemberian dari alam, melainkan manusia mengembangkan pengetahuan dari alam karena mengalami kontak langsung. Teori belajar kontruktivisme lebih menonjolkan refleksi terhadap pengalaman. Dengan demikian, belajar merupakan suatu proses pengaturan model mental seseorang untuk mengakomodasi pengalaman-pengalaman baru.
3. Winkel (Akhmad Sayuti, 2007 ) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktifitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap.
Maka dapat dikatakan bahwa belajar adalah kegiatan mental yang berhubungan dengan lingkungan sekitarnya yang dapat mengubah intelektual. Dari berbagai pemahaman tentang belajar yang dikemukanan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan pengetahuan, pemahaman, mental dan kecakapan hidup di dalam kehidupan manusia. Hanya saja setiap manusia memiliki cara tersendiri untuk memberikan perubahan dalam belajar di dalam kehidupan mereka masing- masing.
B. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan segala kemampuan yang dapat dicapai peserta didik melalui proses belajar yang berupa pemahaman dan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari serta sikap dan cara berpikir kritis dan kreatif dalam rangka mewujudkan manusia berkualitas, bertanggung jawab pada diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara serta bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Hasil belajar merupakan hal yang dapat di pandang dari dua sisi, yaitu peserta didik dan guru. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik dibandingkan pada saat sebelum belajar yang terwujud dalam ranah kognitif, afektif dan psikimotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Hasil belajar inilah yang nantinya akan digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam menerapkan suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai ketika peserta didik sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik (Dahar, 1989).
Menurut Arikunto (dalam Anonim, 2011, duniabaca.com/pengertian-
belajar-dan-hasil-belajar.html ) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh setelah mengalami proses belajar yang dapat diukur dan di amati sebagai hasil dari suatu perubahan. Hasil belajar yang diperoleh bukan hanya perubahan mengenai pengetahuan, melainkan dapat berupa perubahan kecakapan, kebiasaan, pengertian, penguasaan dan penghargaan dalam diri seseorang yang mengalami belajar.
Sebenarnya hasil belajar merupakan realisasi pemekaran dari kecakapan atau kapsitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan berpikir maupun ketrampilan motorik. Hasil belajar dapat diperoleh dari tes (formatif, sub formatif dan sumatif), unjuk kerja (performance), penugasan (proyek), hasil kerja (produk), portofolio, sikap serta penilaian diri (M. Syah, 1995).
Orang yang telah berhasil dalam belajar akan menjadi orang mandiri dan memiliki tujuan untuk hidupnya. Pengetahuan dan kemampuan dalam diri seseorang dapat ditumbuhkan melalui hasil belajar sehingga ia memiliki kemampuan berupa ketrampilan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan berbagai pengertian diatas, maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang, serta akan tersimpan dalam jangka waktu yang lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk individu yang selalu ingin vmencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menjalani kehidupan ini.
Untuk dapat mencapai hasil belajar yang maksimal menurut Anto Marleviandra (techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-hasil-
belajar ) perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu :
1. Faktor individu, yaitu faktor yang ada pada individu yang meliputi kematangan/ pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.
2. Faktor sosial, yaitu faktor yang ada diluar individu. Faktor sosial terdiri dari faktor keluarga, guru dan cara mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial. Sementara itu, hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor yang datang dari peserta didik dan faktor yang datang dari luar peserta didik atau lingkungan. Faktor yang datang dari dalam peserta didik yaitu motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan cara belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan faktor psikis. Sedangkan faktor dari luar peserta didik atau lingkungan yaitu keluarga, sekolah, kelompok bermain dan masyarakat.
C. Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah suatu stategi pembelajaran yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam kerjasama atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok yang terdiri atas empat sampai enam orang untuk memecahkan masalah. Bahasa peserta didik mungkin lebih mudah dipahami dibandingkan dengan bahasa yang digunakan oleh guru, sehingga peserta didik lebih terbuka kepada teman sebaya dalam kelompok. Keberhasilan peserta didik dalam belajar disebabkan karena adanya sebuah kerjasama untuk saling membantu dalam memahami pelajaran yang sedang berlangsung. Manfaat dari model belajar kooperatif diantaranya adalah melibatkan peserta didik secara aktif dalam mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam suasana terbuka dan demokratis (Yusti Arini, 2008).
Sugiyanto (2009) mengungkapkan bahwa “Model Pembelajaran
Cooperative Learning adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus
pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar unuk mencapai tujuan belajar”. Konsep pokok dari pembelajaran kooperatif yaitu menciptakan interaksi yang asah, asih dan asuh dalam belajar baik guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa.
Pembelajaran Kooperatif juga merupakan sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur (Ina Karlina, 2002). Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran (Ria Noviana, 2008).
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pengertian model pembelajaran Cooperative Learning, maka dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Cooperative Learning adalah cara belajar bersama-sama dalam sebuah kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih yang saling membantu antara satu dengan yang lainnya untuk membahas dan menyelesaikan permasalahan di dalam setiap pembelajaran yang dilaksanakan.
2. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif
Menurut Lie (Sugiyanto, 2009) mengemukakan bahwa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran kooperatif maka diperlukan unsur-unsur yang mengikat, yaitu saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, tanggung jawab perseorangan, evaluasi antar anggota dan evaluasi proses.
a. Saling ketergantungan positif yakni sifat yang menunjukkan saling ketergantungan satu terhadap yang lain di dalam kelompok secara positif. Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Kegagalan satu anggota kelompok saja berarti kegagalan kelompok. Penilaian yang dilakukan adalah penilaian individu dan penilaian kelompok. Dengan demikian setiap siswa yang memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan nilai pada kelompoknya.
b. Tanggung jawab perseorangan yakni bahwa setiap individu di dalam kelompok memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok. Jika tugas dan pola penilaian dibuat berdasarkan prosedur model pembelajaran kooperatif, maka setiap siswa akan mearasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik, sehingga masing-masing anggota kelompok akan melaksanakn tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok dapat terlaksana.
c. Tatap muka yakni bahwa setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan ini akan membetuk sinergi dalam hal menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing anggota.
d. Komunikasi antar anggota yakni dalam berdiskusi atau kerjasama diperlukan adanya komunikasi antar anggota. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk mengutarakan pendapat mereka. Guru dapat memotivasi siswanya agar berani mengutarakan pendapatnya. Proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan membina perkembangan mental dan emosional siswa.
e. Evaluasi proses kelompok merupakan proses perolehan jawaban permasalahan yang dikerjakan oleh kelompok secara bersama.
3. Teknik Jigsaw
a. Pengertian Teknik Jigsaw
Dari sisi etimologi Jigsaw berasal dari bahasa Inggris yaitu gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah Fuzzle, yaitu sebuah teka teki yang menyususn potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini juga mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji ( jigsaw), yaitu siswa melakukan sesuatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama (Fauzan Marz, 2011).
Model pembelajaran kooperatif model Jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Seperti yang diungkapkan oleh Arends (1997, dalam akhmadsudrajat.wordpress
.com/2008/07/31/cooperativelearningteknik-jigsaw/ ) suatu kelompok
belajar yang bertanggung jawab atas penguasaan materi dan mampu menjelaskan materi kepada teman atau kelompok lain. Dalam model pembelajaran Jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukanakan pendapat, dan mengelolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada kelompoknya.
b. Langkah-langkah Teknik Jigsaw
Menurut Sugiyanto (2009) pembelajaran model Jigsaw ini dikenal juga dengan kooperatif para ahli. Karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda. Namun, permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, disebut sebagai team ahli yang bertugas membahas permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya, hasil pembahasan itu di bawah kekelompok asal dan disampaikan pada anggota kelompoknya.
Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut: i. Siswa mambaca untuk menggali informasi. Siswa memeperoleh topik - topik permasalahan untuk di baca sehingga mendapatkan imformasi dari permasalahan tersebut. ii. Diskusi kelompok ahli. Siswa yang telah mendapatkan topik permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompok atau disebut dengan kelompok ahli untuk membicarakan topik permasalahan tersebut. iii. Laporan kelompok, kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan dari hasil yang didapat dari diskusi tim ahli. iv. Kuis dilakukan mencakup semua topik permasalahan yang dibicarakan. v. Perhitungan skor kelompok dan menetukan penghargaan kelompok.
Pengajar menggunakan langkah-langjah Jigsaw menurut Sugiyanto (2009), yaitu sebagai berikut: i. Siswa dikelompokan sebanyak 2 - 6 orang siswa. ii. Tiap orang dalam team asal diberi bagian materi berbeda. iii. Tiap orang dalam team asal diberi bagian materi yang ditugaskan. iv. Anggota dari team asal yang berbeda yang telah mempelajari bagian sub bagian yang sama bertemu dalam kelompok baru
(kelompok ahli) untuk mendiskusiksn sub bab mereka. v. Setelah selesai diskusi sebagai team ahli tiap anggota kembali kedalam kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu team mereka tentang sub bab yang mereka kusai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan seksama. vi. Tiap team ahli mempresentasikan hasil diskusi. vii. Guru dan siswa memberi evaluasi terhadap presentasi. viii. Penutup.
c. Keunggulan Teknik Jigsaw
Menurut Syarif Fauzan (syariffauzan.blogspot.com) dan Abdul Azis (azisgr.blogspot.com) model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memiliki keunggulan antara lain : i. Mengembangkan hubungan antar pribadi positif di antara siswa yang memiliki kemampuan belajar berbeda. ii. Menerapkan bimbingan sesama teman. iii. Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi. iv. Memperbaiki kehadiran dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. v. Meningkatkan motivasi belajar. vi. Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. vii. Melatih siswa untuk berdiskusi di dalam membantu memahami materi dengan teman satu kelompok maupun satu kelas.
D. Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan
Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dibagi menjadi tiga bagian, utama yaitu bagian akar, batang dan daun. Dari ketiga bagian tersebut memiliki struktur morfologi dan struktur anatomi yang saling mendukung demi kelangsungan hidup tumbuhan itu sendiri
Secara morfologi, akar tersusun atas rambut akar, batang akar, ujung akar dan tudung akar. Struktur anatomi akar meliputi epidermis, korteks, endo- dermis dan silinder pusat. Pada bagian akar terjadi proses penyerapan dan pengangkutan air dan mineral dari tanah menuju daun untuk digunakan dalam proses fotosintesis.
Rambut akar memiliki fungsi untuk menyerap air dan garam mineral untuk dibawa menuju daun. Tudung akar berfungsi untuk melindungi ujung akar dari gesekan keras. Ujung akar berfungsi untuk mencari celah bidang penyerapan.