Studi dekriptif : tingkat stres pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan - USD Repository

  STUDI DESKRIPTIF : TINGKAT STRES PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh : Agung Sudarmanto

  NIM : 059114107

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012

  “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia, lakukanlah semuanya itu

dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur

oleh Dia kepada Allah, Bapa kita”.

  

Kolose 3:23;17b

“Menunjukkan kepedulian tanpa membaginya merupakan sebuah kesia-siaan, namun memberi dan saling berbagi kepedulian merupakan kebahagiaan”.

  • - “We Care, We Share!”
  • Adelfontes-

  Adelfontes -

  Karya sederhana ini kupersembahkan untuk : Tuhanku Yesus Kristus yang selalu berkarya di hidupku

Mama Papa ku yang memberikan seluruh hidupnya untuku

Kakakku tersayang yang selalu menyemangatiku

  

STUDI DESKRIPTIF : TINGKAT STRES PADA SISWA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Agung Sudarmanto

  

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan sebuah studi deskriptif mengenasi tingkat stres pada siswa

Sekolah Menengah Kejuruan Kanisius 1 Pakem. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana tingkat stres yang dialami oleh siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kanisius 1 Pakem.

Subyek pada penelitian 53 siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kanisius 1 Pakem dengan

menggunakan teknik purposive sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode kuantitatif deskriptif dengan menggunakan skala tingkat stres. Uji validitas menggunakan

validitas isi. Data dari hasil uji coba diperoleh reliabilitas sebesar 0,904. Hasil analisis menunjukan

bahwa sebaran data normal. Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa Sekolah Menengah

Kejuruan Kanisius 1 Pakem memiliki tingkat stres yang rendah yang ditunjukkan oleh mean

empiris dengan nilai 62,30 yang lebih rendah dibandingkan dengan mean teoritis dengan nilai 75.

  Kata Kunci : Tingkat Stres.

  

DESCRIPTIVE STUDY : STRESS LEVEL ON STUDENTS OF

VOCATIONAL HIGH SCHOOL

  

Agung Sudarmanto

ABSTRACT

This study was descriptive study of stress level on students of Kanisius 1 Pakem

vocational high school. The goal to find out stress level of students. The subject of this research

are 53 students of Kanisius 1 Pakem vocational high school, that acquired by purposive sampling

technique. Researcher was using quantitative descriptive method, with stress level scale as data

collection techniques. The reliability coeficient for stres levelis 0,904. The result of data analysis

show that the normal data spread. The result of this research have empirical maen value 62,30

less then theoretical mean value 75, it showed that students of vocational high school Kanisius 1

Pakem have low stress level.

  Keyword : Stress level.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur atas rahmat yang diberikan Tuhan Yesus Kristus kepada saya,

sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Halangan, rintangan dan

gangguan terkadang menghampiri, namun dengan adanya dukungan dari orang-

orang yang selalu memperhatikan dan menyayangi saya membuat saya bertahan

dan dapat menyelesaikan segala halangan yang ada. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada :

  

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu hadir dan membimbing setiap langkah saya

dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Anugerah, berkat dan penyertaanNya senantiasa selalu memberikan kekuatan. Terimakasih atas kekuatan dan penyertaan tangannya yang tidak terlihat namun nyata.

  

2. Papa dan Mama tercinta, yang telah senantiasa memberikan semangat dan

mendoakan anak-anaknya setiap waktu. Terimakasih sudah memberikan seluruh daya upaya dalam hidup untuk membuatku menjadi seperti sekarang.

3. Kakakku terkasih, yang selalu memberikan dukungan perhatian dan semangat untuk segera menyelesaikan tugas akhir kuliah.

  

4. Ibu Lusia Pratidarmanastiti, M.si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan waktu, kesempatan, saran, dan kesabaran dalam membimbing skripsi selama hampir 3 tahun. Terima kasih juga untuk setiap sharing selalu menarik dan berguna untuk menjalani kehidupan.

  

5. Ibu M.L. Anantasari, M.Psi selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan sapaan, kepedulian dan kelembutan yang diberikan selama menempuh perkuliahan.

  

6. Ibu A. Tanti Arini, M.Si selaku dosen pembimbing akademik di akhir masa

kuliah yang telah selalu setia menanyakan perkembangan tugas akhir ini.

  

7. Dosen-dosen Fakultas Psikologi yang telah mengajar saya selama menempuh

bangku perkuliahan. Yang juga selalu memberikan pendidikan dan bekal mengenai kehidupan yang nyata.

  

8. Seluruh Staf Psikologi : Mas Gandung, Bu Nanik, Pak Gie, Mas Doni, Mas

Muji yang telah memberikan pelayanan serta kemudahan selama saya menempuh bangku kuliah. Terima kasih telah mengajarkan sebuah pelayanan yang tulus.

  

9. Eyang Putri (alm) dan Eyang Kakung (alm) Suhiyatno, tanpa dukungan

kalian mungkin saya tidak bisa seperti sekarang.

  

10. Tante Rubi dan Om Lulu beserta keluarga yang telah memberikan nasehat

dan semangat serta menjadi keluargaku di Yogyakarta.

  

11. Kepala SMK Kanisius 1 Pakem, yang telah memberikan dan membantu saya

dalam melakukan penelitian di sekolahnya.

  12. Teman-teman di Fakultas Psikologi, mari berjuang manfaatkan waktu.

  

13. Teman-teman “Last Standing 2005” Ferra, silvi, Via, Sherli, Tristan,

Anggoro, Puput, Heni, Mbak Jes, Hanes terima kasih untuk setiap semangat, diskusi dan penguatan juga bimbingan selama pengerjaan.

  

14. Ferra Setyoningtyas, S.Psi terima kasih sudah mau jadi mentor yang sabar,

mau memberi masukan dan berkenan membuatku untuk selalu merevisi hasil tulisanku yang sederhana ini.

  

15. Teman-teman di Wit Gedhang Jogja, Experiencial Learning Facilitator

Bandung, Lembah Bendo Jogja, Nuri Adventuria Jogja yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengolah setiap pengalaman dalam bidang outbound.

  

16. Saudara-saudaraku di “ADELFONTES” Denny, Jabat, Malion, Adna, terima

kasih semangat dan dukungannya, terima kasih sudah terus menggaungkan dan mempraktekan motto kita “WE CARE, WE SHARE!”.

  

17. Mbak Eta, Bu Tri, Bu Yemima, terima kasih memberikan kesempatan untuk

belajar dan mengaplikasikan ilmu kuliahku di BOSA dan Asrama UKDW.

  

18. Om, Tante, Pakdhe, Budhe, sepupuku dan keluarga besarku atas dukungan

dan perhatiannya.

  

19. Rekan-rekan di RESCUE 920, SATKOM 920 “TURGO ASRI”, PMI KOTA

Yogyakarta, DAMKAR SLEMAN, kita adalah tim PUBLIC EMERGENCY YOGYAKARTA yang solid!

  

20. Keluarga PPKM Universitas Sanata Dharma, untuk Rm. In, Rm. Kun, Mbak

Tata, Bu Dewi, Pak Budi, Pak Prast, Pak Mardi, Pak Minto, Bu Agnes, Pak Eko, Agnes Lita, Simbah, Tere, David, Naning, Hari, juga teman-teman co- fasilitator dan fasilitator.

  

21. Teman-teman Padepokan Cemberut, Bobi, Vidi, Yesi, Bayu, Agung, Bowo,

Yosi, Frater Vincent, Supran, Partiman, Mando, Alex, Niko, Fajar, Yudak Jek, Sigit, Bob, Noel, Elfan terima kasih atas kesediaannya berbagi.

  

22. Teman-teman di ALUMNI SHARING COMMUNITY dan BPK PENABUR,

Tante Lily, Ko Ferri, Jeffrey, Draco, dan setiap anggotanya, terima kasih atas kepedulian dan perjuangan pada almamater kita.

  

23. Teman-teman Gerakan Kemanusiaan Indonesia, Pdt. Ivan, Pdt. Yusak,

Teteruga, Sara Tenu, Mas Dar, terima kasih sudah sering mengingatkan tentang tugas akhir yang mulia ini.

24. Semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING..................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................ iii

HALAMAN MOTTO .........................................................................................................iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ..........................................................................................v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................vi

ABSTRAK ..........................................................................................................................vii

ABSTRACK ..................................................................................................................... viii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................................ix

KATA PENGANTAR..........................................................................................................x

DAFTAR ISI......................................................................................................................xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................................xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xviii

  

BAB I : PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................1 B. Rumusan Masalah .................................................................................................6 C. Tujuan Penelitian...................................................................................................7 D. Manfaat Penelitian.................................................................................................7

  1. Manfaat Teoritis.................................................................................................7

  2. Manfaat Praktis ..................................................................................................7

  

BAB II : LANDASAN TEORI ............................................................................................9

A. Remaja ....................................................................................................................9

  1. Pengetian Remaja................................................................................................9

  2. Tugas Perkembangan Remaja............................................................................11

  B. Sekolah Menengah Kejuruan .............................................................................13

  C. Stres.......................................................................................................................15

  1. Pengertian Stres ...............................................................................................15

  2. Sumber Stres ....................................................................................................17

  3. Gejala Stres ......................................................................................................20

  4. Dampak Stres ...................................................................................................26

  D. Stres Pada Remaja...............................................................................................28

  E. Pertanyaan Penelitian..........................................................................................32

  

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................33

A. Jenis Penelitian.....................................................................................................33 B. Variabel Penelitian...............................................................................................33 C. Definisi Operasional Variabel.............................................................................33 D. Subyek Penelitian.................................................................................................34 E. Metode dan Alat Pengumpulan Data.................................................................36 F. Pertanggungjawaban Mutu ................................................................................38

  1. Pengujian Validitas ..........................................................................................38

  2. Analisis Aitem .................................................................................................38

  3. Pengujian Reliabilitas ......................................................................................39

  G. Tehnik Analisis Data............................................................................................40

  1. Uji Normalitas..................................................................................................40

  2. Pembahasan Pertanyaan Penelitian..................................................................40

  

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................................41

A. Pelaksanaan Penelitian........................................................................................41

  1. Perijinan Penelitian ..........................................................................................41

  2. Pelaksanaan Penelitian.....................................................................................41

  B. Deskripsi Subyek..................................................................................................42

  C. Hasil Analisis Data...............................................................................................43

  D. Deskripsi Data Penelitian ....................................................................................43

  E. Kategorisasi ..........................................................................................................45

  F. Analisis Tambahan ..............................................................................................46

  G. Pembahasan..........................................................................................................47

  

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................50

A. Kesimpulan...........................................................................................................50 B. Saran .....................................................................................................................51

  1. Peneliti Lain .....................................................................................................51

  2. Lembaga Pendidikan dan Pendamping Siswa .................................................51

  3. Siswa ................................................................................................................51

DAFTARA PUSTAKA ......................................................................................................52

LAMPIRAN........................................................................................................................54

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blueprint Skala Tingkat Stres ..........................................................................36Tabel 3.2 Skor Pernyataan Skala Tingkat Stres .............................................................37Tabel 3.3 Aitem Gugur Pada Skala Tingkat Stres..........................................................39Tabel 3.4 Tabel Spesifikasi Aitem Skala Tingkat Stres Setelah tryout .........................39Tabel 4.1 Data Demografis Subyek ..................................................................................42Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas..........................................................................................43Tabel 4.3 Data Teoritis dan Empiris ...............................................................................44Tabel 4.4 Kategorisasi........................................................................................................45Tabel 4.5 Deskripsi Tambahan Analisis Varian Satu Jalur...........................................46Tabel 4.6 Multiple Comparisons....................................................................................... 47

  DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A : Subyek Penelitian.................................................................................55

LAMPIRAN B : Skala Awal ............................................................................................58

LAMPIRAN C : Skala Penelitian....................................................................................64

LAMPIRAN D : Tabulasi Data .......................................................................................69

LAMPIRAN E : Uji Validitas Dan Reliabilitas..............................................................74

LAMPIRAN F : Uji Normalitas ......................................................................................84

LAMPIRAN G : Uji T ......................................................................................................85

LAMPIRAN H : Analisis Varian Satu Jalur..................................................................88

LAMPIRAN I : Analisis Multiple Comparisons ..........................................................89

LAMPIRAN J : Surat Penelitian...................................................................................90

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk

  satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari Sekolah Menengah Pertama atau bentuk sekolah formal lain yang sederajat. Dalam kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan di Sekolah Menengah Kejuruan, siswa tidak hanya mempelajari pelajaran-pelajaran formal namun siswa dalam Sekolah Menengah Kejuruan mempelajari bidan- bidang kejuruan.

  Dewasa ini, banyak orang tua yang mengarahkan anak-anaknya untuk memilih Sekolah Menengah Kejuruan untuk melanjutkan pendidikannya setelah menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Pertama. Orang tua yang mengarahkan anak-anaknya untuk memiliki Sekolah Menengah Kejuruan menganggap bahwa bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan memiliki lebih banyak keuntungan, karena disediakan berbagai pilihan keterampilan khusus bagi siswanya. Sekolah Menengah Kejuruan tidak hanya memberikan pembelajaran di dalam kelas yang berupa ulasan-ulasan teori saja, tetapi sekolah Menengah Kejuruan memberikan pengalaman secara langsung untuk mempraktekan ilmu-ilmu yang didapatnya di laboratorium praktek, yang juga ditunjang dengan memberikan pengalaman kepada siswanya untuk terjun langsung ke lapangan pekerjaan melalui program kerjasama dengan mitra bisnis atau industri yang telah bekerja sama dengan sekolah. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan dalam keputusan menteri Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan adalah menyiapkan lulusannya untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap professional.

  Siswa Sekolah Menengah Kejuruan berkisar pada usia 15-19 tahun, dimana masa remaja berkisar dari 12-21 tahun (Monks, dkk, 2002).

  Menurut G. Stanley Hall (Santrock, 2003) masa remaja merupakan sebuah periode pertumbuhan dan perkembangan individu yang penuh dengan pergolakan yang penuh dengan konflik, atau yang dikenal dengan istilah storm and stress period. Masa remaja dikenal juga dengan suatu periode peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap perkambangan berikutnya, yaitu dari masa kanak-kanak ke masa dewasa (Hurlock, 1990).

  Masa remaja ditandai dengan perkembangan individu, baik fisik, psikologis, dan sosial. Perkembangan secara fisik ditandai dengan makin matangnya organ-organ tubuh termasuk organ reproduksi. Secara sosial perkembangan ini ditandai dengan semakin berkurangnya ketergantungan dengan orang tuanya, sehingga remaja biasanya akan semakin mengenal komunitas luar dengan jalan interaksi sosial yang dilakukannya di sekolah, pergaulan dengan teman sebaya maupun masyarakat luas. Pada masa ini pula, ketertarikan terhadap lawan jenis mulai muncul dan berkembang.

  Rasa ketertarikan pada remaja lalu dimunculkan dalam berbagai bentuk, misalnya berpacaran di antara mereka. Berpacaran dapat dikatakan sebagai sebuah upaya untuk mencari seorang teman dekat dan di dalamnya terdapat hubungan komunikasi yang lebih intens kepada pasangan, membangun kedekatan emosi, dan proses pendewasaan kepribadian.

  Kemudian berpacaran biasanya dimulai dengan membuat janji dan komitmen tertentu dan bila di antara remaja ada kecocokan.

  Menurut Hurlock (1990) ada beberapa perubahan yang terjadi pada masa remaja. Pertama adalah meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Kedua adalah perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial atau masyarakat. Ketiga timbulnya masalah baru akibat dari perubahan pada tubuh, minat dan peran. Masalah tersebut tampak lebih banyak dan sulit diselesaikan dibandingkan masalah yang dihadapi sebelumnya. Keempat berubahnya nilai-nilai akibat dari perubahan minat dan pola perilaku. Kelima sikap remaja yang ambivalen terhadap setiap perubahan.

  Hal tersebut sejalan dengan pendapat Anna Freud (Gunarsa, 1984) yang memandang perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja lebih cenderung dalam hal motivasi seksual, organisasi ego, hubungan dengan orang tua, orang lain dan cita-cita yang dikejarnya. Perubahan – perubahan yang terjadi pada masa peralihan tersebut tidaklah mudah untuk dijalani oleh remaja. Banyak sekali hal yang harus dihadapi remaja selama masa peralihan tersebut sehingga dapat menyebabkan timbulnya rasa cemas, takut dan munculnya berbagai masalah. Masalah yang terjadi pada masa peralihan tersebut kadangkala diekspresikan melalui perilaku yang negatif, seperti bullying, penggencetan junior, tawuran, merokok, minum minuman keras, mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

  Remaja yang mengenyam pendidikan di jenjang Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan akan menghabiskan waktu kurang lebih sebanyak 7 jam dalam sehari di sekolah. Dalam waktu yang cukup panjang tersebut remaja akan mendapatkan banyak hal di sekolah, baik ilmu dalam pendidikan formal maupun pergaulan. Sehingga remaja sangat dimungkinkan untuk menerima informasi dan perlakuan yang kurang baik di dalam lingkungan pendidikannya. Dalam sekolahnya tidak jarang para siswa mendapatkan banyak tugas dari sekolah, yang harus diselesaikannya, disamping itu remaja juga dituntut untuk dapat memenuhi dan menyelesaikan tugas perkembangannya, serta remaja memiliki rasa dan sedang berupaya untuk dapat diterima oleh teman sebayanya. Dalam usahanya untuk memenuhi tugas-tugas dari sekolah dan tugas perkembangannya, serta dapat diterima oleh teman sebayanya, tidak jarang remaja merasa tertekan dan menjadi stres.

  Dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi, remaja akan berusaha untuk dapat menyesuaikan diri dengan keadaannya. Dalam usia remaja, individu juga akan menghabiskan lebih banyak waktu di sekolah. Pada saat remaja bersekolah remaja akan semakin banyak menghadapi tekanan dan tuntutan, tidak jarang remaja akan mengalami stres, dalam usahanya untuk memenuhi tuntutan perkembangannya dan tuntutan tugas di sekolah.

  Sejalan dengan pendapat diatas, Goodyer (Smet, 1994) memiliki pendapat bahwa remaja sama halnya dengan mereka yang berada pada masa pertengahan kanak-kanak, dan mereka dihadapkan pada kejadian atau peristiwa sehari-hari yang menimbulkan stres. Penelitian yang dilakukan oleh Gusniarti (2002) menunjukkan bahwa remaja memiliki kecenderungan mengalami stres. Pada dasarnya stres merupakan suatu respon yang terjadi ketika individu melakukan interaksi dengan sesama dan lingkungannya. Menurut Sarafino (Smet, 1994) ketika interaksi antara individu dengan lingkungannya menimbulkan suatu kesenjangan antara tuntutan dengan keadaan biologis, psikologis dan sosial, maka stres akan timbul dalam diri individu. Hal tersebut serupa dengan Handoyo (2001), yang berpendapat bahwa stres terjadi bila dalam interaksi individu dengan lingkungannya terdapat tuntutan yang lebih besar daripada sumber yang dimilikinya. Stres dapat pula timbul ketika individu memberikan respon terhadap peristiwa atau kejadian yang terjadi di lingkungannya yang dianggap mengganggu atau mengancam dirinya (Santrock, 2003).

  Stres yang muncul dalam diri individu tentu saja mengakibatkan gangguan dan perubahan dalam diri individu. Hal tersebut akan tampak pada gejala-gejala yang timbul pada aspek fisiologis, emosi, kognisi dan juga perilaku yang cenderung bersifat negatif (Hardjana, 1994). .

  Dapat disimpulkan bahwa remaja memiliki tuntutan yang tinggi untuk menyelesaikan tugas perkembagannya yang juga ditambah dengan tugas-tugas yang ia terima dari sekolah. Dalam menghadapi tuntutan- tuntutan yang tinggi tersebut, remaja akan mengalami stres jika ia gagal atau tidak dapat menyelesaikan tuntutan-tuntutannya. Dimana dalam merespon stres yang dihadapinya akan memberikan dampak yang akan dirasakan oleh remaja tersebut, adapun beberapa dampak stres yang dihadapi remaja salah satunya akan mempengaruhi sisi emosional dari remaja yang bersangkutan. Remaja menjadi cenderung memiliki mood yang cepat berubah juga tingkat agresi yang meningkat, sehingga tidak jarang dalam perjalanannya, remaja ingin meluapkan rasa frustasi yang dialaminya.

  Fenomena-fenomena inilah yang membuat penulis sangat tertarik untuk melakukan sebuah penelitian tentang tingkat stres di lembaga pendidikan, khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan KANISIUS 1 Pakem.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat stres pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan.

  C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat stres yang dimiliki oleh siswa SMK Kanisius 1 Pakem.

  D. Manfaat Penelitian 1) Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan secara umum pada dunia pendidikan tentang tingkat stres di sekolah khususnya yang terjadi di sekolah menengah atas dan memberikan sumbangan teoritis pada psikologi perkembangan khususnya

perkembangan remaja, kesehatan mental, dan psikologi pendidikan.

  2) Manfaat praktis Dalam garis besar, penelitian ini memiliki dua manfaat, yaitu manfaat praktis dan manfaat teoritis.

  a). Bagi siswa Hasil penellitian ini diharapkan dapat membantu siswa untuk mengetahui tingkat stres yang dialaminya dan dampak yang diakibatkan, sehingga mereka dapat mengurangi dampak-dampak negatif dari stres yang dialami. b). Bagi guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru memahami tingkat stres pada siswanya sehingga dapat mengurangi resiko yang ditimbulkan oleh stres dan semakin memperhatikan siswanya.

  c). Bagi orang tua atau pendamping Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu orang tua atau pendamping memahami tingkat stres yang dialami anaknya sehingga dapat mengurangi dan semakin memperhatikan putra-putrinya serta memberikan perhatian dan dukungan pada putra-putrinya.

BAB II LANDASAN TEORI A. Remaja

1. Pengertian Remaja

  Masa Remaja dapat dikatakan sebagai masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, setiap individu mulai mengalami perubahan-perubahan baik secara fisik, kognitif, maupun psikis. Dalam perubahan-perubahan yang terjadi, remaja akan mengalami pertumbuhan menuju kematangan. Kematangan yang terjadi pada remaja tidak hanya kematangan fisik, tetapi juga kematangan sosial dan psikologisnya.

  Seorang remaja sudah tidak dapat dikatakan sebagai anak-anak lagi, tetapi belum dapat dikatakan sebagai manusia dewasa. Remaja berada dalam status interim sebagai akibat daripada posisi yang sebagian diberikan oleh orangtua dan sebagian diperoleh melalui usaha sendiri yang selanjutnya memberikan prestise tertentu pada dirinya (Ausubel dalam Monk, dkk, 2002). Remaja memerlukan masa peralihan tersebut untuk mempelajari dan mempersiapkan diri untuk memikul tanggung jawab yang akan diembannya pada masa dewasa.

  Masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa bukanlah hal yang mudah untuk dilalui. Pikunas (1976) berpendapat bahwa dalam masa peralihan tersebut sering muncul masalah atau gangguan sehingga seing juga dikenal sebagai masa penuh konflik, masa penuh gejolak, masa krisis penyesuaian.

  Pikunas (1976) mengatakan bahwa kebutuhan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru menjadi suatu dorongan bagi remaja untuk mengadakan aktivitas-aktivitas dan perbaikan diri. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik pada kebutuhan- kebutuhannya dan perilakunya. Dalam periode ini kebutuhan remaja mulai menjadi kian kompleks, tidak hanya kebutuhan primer melainkan adanya kebutuhan untuk bergerak, menyelidiki hal-hal baru, kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang, rasa aman dan kemandirian. Pemenuhan kebutuhan pada remaja dalam memenuhi tugas perkembangannya, remaja masih memerlukan bimbingan dan bantuan pada keluarga (Hurlock, 1997).

  Batasan usia remaja dan masa dewasa semakin lama semakin kabur, karena kematangan yang dicapai individu sangat beragam, namun penulis mengambil salah satu pendapat ahli, masa remaja berkisar antara 12-21 tahun dengan pembagian sebagai berikut (Monks, dkk, 2002) : 1) 12 tahun – 15 tahun : masa remaja awal

  

2) 15 tahun – 18 tahun : masa remaja pertengahan 3) 18 tahun – 21 tahun : masa remaja akhir Erickson (Gunarsa, 1984) mendefinisikan remaja dengan menitikberatkan pada perkembangan psikis yang berlangsung pada masa tersebut, yaitu masa terbentuknya suatu perasaan baru mengenai identitas dirinya yang mencakup cara hidup pribadi yang dialami sendiri dan sulit dikenali oleh orang lain.

  Pada ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain yang terkait (seperti psikologi faal), remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan pada saat alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya (Sarwono, 1989). Hal tersebut sama dengan pedoman yang digunakan oleh Hurlock (Gunarsa, 1984) dalam memberi batasan usia pada remaja yaitu berdasarkan pada tanda-tanda fisik yang menunjukan

kematangan seksual dengan timbulnya gejala-gejala biologis.

  Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa, masa terjadinya banyak perubahan dan menimbulkan konflik. Masa peralihan tersebut berlangsung pada usia 12 tahun – 21 tahun.

2. Tugas Perkembangan Remaja

  Dalam masa remaja, setiap individu memiliki tugas perkembangan yang harus dilalui dan dituntaskan oleh remaja.

  Menurut Havighrust (Hurlock, 1997) ada delapan tugas perkembangan pada masa remaja yang harus dipenuhi agar tidak terjadi hambatan pada masa dewasa. Delapan tugas perkembangan tersebut adalah : 1) Menerima keadaan fisik dan menggunakan tubuhnya secara efektif.

2) Mencapai kemandirian sosial dari orangtua dan remaja lainnya.

  3) Mencari hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik teman sejenis maupun dengan lawan jenis.

  4) Mempersiapkan karir ekonomi. 5) Diharapkan dapat mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.

  6) Mempersiapkan perkawinan dan keluarga. 7) Mencapai pelayanan sosial bagi pria dan wanita. 8) Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi.

  Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi penguasaan tugas-tugas perkembangan seperti yang dikemukakan Hurlock (1980).

  Faktor-faktor yang menghalangi penguasaan tugas-tugas perkembangan adalah a) Tingkat perkembangannya yang mundur.

  b) Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan atau tidak ada bimbingan untuk dapat menguasainya.

  c) Tidak ada motivasi.

  d) Kesehatan yang buruk.

  e) Cacat tubuh.

  f) Tingkat kesehatan yang rendah.

  Disamping ada berbagai faktor-faktor yang menghambat remaja dalam menguasai tugas perkembangannya, Hurlock (1980) juga mengutarakan pendapat mengenai faktor-faktor yang membantu remaja dalam penguasaan tugas perkembangannya, antara lain :

1) Tingkat perkembangan yang normal atau diakselerasikan.

2) Kesempatan-kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas dalam

perkembangan dan bimbingan untuk menguasainya.

  3) Motivasi. 4) Kesehatan yang baik dan tidak ada cacat tubuh. 5) Tingkat kecerdasan yang tinggi. 6) Kreativitas.

  Dari pemaparan di atas, dapat di simpulkan bahwa tugas-tugas perkembangan pada masa remaja di antaranya mencapai peran sosial sebagai pria maupun wanita, agar tercipta suatu hubungan baru yang lebih matang dalam mencapati perilaku sosial yang bertanggung jawab untuk mempersiapkan tahap kehidupan selanjutnya.

B. Sekolah Menengah Kejuruan

  Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Menengah Atas merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pendidikan menengah sebagai lanjutan dari Sekolah Menengah Pertama atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau sederajat dengan Sekolah Menengah Pertama. Berbeda dengan Sekolah Menengah Atas yang merupakan sebuah satuan pendidikan menengah yang memiliki orientasi untuk memberikan bekal kepada sisswanya untuk melanjutkan pendidikan ke pendidikan tinggi, Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sebuah satuan bentuk pendidikan menengah yang memiliki orientasi untuk memberikan bekal kepada siswanya untuk dapat memasuki lapangan pekerjaan tingkat menengah dan melanjutkan kejenjang pendidikan yang sesuai dengan kekhususannya atau kejururannya..

  Dalam keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0490/U/1992, pasal pertama, menjelaskan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan bentuk satuan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta mempersiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional.

  Pada pasal kedua, menjelaskan mengenai tujuan Sekolah Menengah Kejuruan, sebagai berikut : 1. mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan

yang lebih tinggi dan atau meluaskan pendidikan dasar.

  2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam sekitar.

  3. Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan engan perkembangan ilmu pengetahuan dan kesenian.

  4. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional.

  Dalam melakukan proses pengajaran dan pendidikan dalam Sekolah Menengah Kejuruan memiliki sebuah sistem struktur kurikulum, yaitu : mata pelajaran wajib, mata pelajaran dasar kejuruan, muatan lokal dan pengembangan diri. Dalam struktur pendidikan yang sudah ada, Sekolah Menengah Kejuruan membagi satuan mata pelajarannya kedalam tiga kelompok, yaitu kelompok normatif, kelompok adaptif dan kelompok produktif. Kelompok normatif memiliki cakupan mata pelajaran Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa INDONESIA, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Pendidikan Seni dan Budaya. Kelompok adaptif memiliki cakupan mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi, Kewirausahaan, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial.

  Kelompok produktif memiliki cakupan sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan ke dalam Pendidikan Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan yang disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian untuk dapat memenuhi standar kompetensi dalam dunia kerja.

  (sudarmiatin, 2009)

C. Stres

1. Pengertian Stres Stres oleh setiap individu dapat sangat beragam diartikan.

  Sebagian mendefinisikan stres sebagai tekanan, desakan, tuntutan atau sebagai sebuah respon emosional individu terhadap suatu peristiwa atau situasi tertentu. Menurut Budiman (1999), stres adalah tantangan yang terjadi setiap harinya dengan kadar atau intensitas yang berbeda- beda antara satu individu dengan individu lainnya. Sedangkan Lazarus dan Launier (Tanumidjojo, dkk, 2004) mendifinisikan stres sebagai konsekuensi dari proses penilaian individu, yakni pengukuran apakah sumber daya yang dimilikinya cukup untuk menghadapi tuntutan dari lingkungan.

  Sarafina (Smet, 1994) mendefinisikan stres sebagai suatu kondisi yang disebabkan oleh interaksi antara individu dengan lingkungannya yang menimbulkan kesenjangan antara tuntutan- tuntutan yang berasal dari lingkungan dengan sumber-sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang.

  Seseorang cenderung mengalami stres apabila dirinya kurang mampu mengadaptasi keinginan dengan kenyataan yang ada, baik kenyataan yang ada dalam dirinya maupun di luar dirinya. Hal tersebut dapat pula disebabkan oleh ketidaktahuan individu akan keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam dirinya (Anoraga, 1992). Stres dapat terjadi bila transaksi antar individu dengan peristiwa, situasi atau hal tertentu yang dianggap mendatangkan stres dapat membuat individu tersebut melihat adanya ketidaksepadananan, baik secara nyata maupun tidak nyata, antara keadaan atau kondisi dengan sistem sumber daya biologis, psikologis dan sosial yang ada pada dirinya (Hardjana, 1994).

  Menurut Santrock (2003), stres adalah respon individu terhadap keadaan atau kejadian yang memicu stres (stressor), yang mengancam dan mengganggu kemampuan seseorang untuk menanganinya (coping). Pada saat individu menderita stres karena mengalami situasi dimana individu tersebut berhadapan dengan tuntutan dari lingkungannya, maka individu cenderung diharuskan atau terpaksa untuk berubah dalam suatu hal atau cara tertentu untuk menangani stres yang dideritanya (Darley, dkk 1991)

  Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa stres adalah suatu respon individu yang merupakan hasil dari interaksi antara individu dengan individu lain, dengan lingkungan, dengan kondisi, atau kejadian yang mengancam, menekan, dan mengganggu.

  Dalam interaksinya sendiri terjadi kesenjangan antara tuntutan dengan kemampuan yang dimiliki sehingga menimbulkan perubahan pada fisiologis, emosi dan kognitif serta pada perilaku yang nampak.

2. Sumber Stres

  Sumber stres merupakan peristiwa atau keadaan yang dipersepsikan sebagai ancaman atau bahaya yang akan menghasilkan persaaan tegang. Termasuk dalam pendekatan ini adalah tekanan dan perasaan tegang yang bersumber dari peristiwa-peristiwa besar dalam hidup seperti bencana alam, kehilangan orang yang dicintai atau pekerjaan dan keadaan seperti hidup dalam kepadatan atau situasi yang bising (Gusniarti, 2002).

  Hardjana (1994) mengatakan bahwa sumber stres adalah hal, kejadian, peristiwa, orang, keadaan dan lingkungan yang dirasa mengancam atau merugikan. Hal yang dapat menjadi sumber stres antara lain bencana alam (gunung meletus, angisn ribut, gempa bumi, tsunami), peristiwa hidup yang berhubungan dengan diri sendiri (menhadapi ujian, mengerjakan skripsi, mencari kerja, mencari pasangan hidup, sakit). Selain itu, peristiwa hidup yang berhubungan dengan orang lain (ditinggal oleh orang yang dikasihi, berselisih dengan tetangga) dapat pula menjadi sumber stres.

  Sarafino (Smet, 1994), mengemukakan beberapa hal yang dapat menjadi sumber stres pada individu, yaitu : 1) Sumber stres dalam diri individu Salah satunya adalah menderita sakit. Tingkat stres yang muncul tergantung pada keadaan sakit dan umur individu. Stres juga dapat muncul dalam diri individu melalui penilaian dari kekuatan motivasional yang melawan bila seseorang mengalami konflik. Konflik dapat dikatakan sebagai sumber stres yang paling utama. Menurut Kurt Lewin ada tiga jenis konflik, yaitu

a) Konflik pendekatan-pendekatan yaitu situasi ketika individu berhadapan dengan dua pilihan yang sama-sama diinginkan.

  b) Konflik penghindaran-penghindaran yaitu situasi ketika individu berhadapan dengan dua pilihan yang sama-sama tidak diinginkan. c) Konflik pendekatan-penghindaran yaitu situasi ketika individu berhadapan dengan pilihan antara yang diinginkan dengan yang tidak diinginkan. 2) Sumber stres dalam keluarga Stres dapat bersumber dari interaksi di antara anggota keluarga seperti perselisihan masalah keuangan, perasaan saling acuh tak acuh, persaingan saudara kandung atau perbedaan tujuan.

  3) Sumber stres dalam lingkungan Terdapat beberapa sumber stres di dalam lingkungan, diantaranya stres yang dialami oleh orang tua yang memiliki anak yang nakal, tuntutan pekerjaan, atau dapat juga stres yang biasa dialami oleh pelajar karena kompetisi yang kuat.

  Dari uraian diatas dapat disimpulkan sumber stres atau stressor pada individu adalah sebagai berikut : a) Sumber stres dalam diri (intrenal), yaitu keadaan yang dialami oleh individu tersebut, bisa berupa sakit, rasa ingin melawan dan menyelesaikan konflik yang terjadi.

  b) Sumber stres dari luar diri individu (eksternal), yaitu keadaan atau konflik yang diakibatkan dari interaksi individu dengan individu lain atau interaksi individu dengan lingkungannya.

3. Gejala Stres

  Setiap stres yang muncul dalam diri individu akan memberikan dampak pada individu yang bersangkutan. Cox (Handoyo, 2001) berpendapat bahwa terdapat empat jenis konsekuensi yang dapat ditimbulkan stres yang tampak dalam gejala-gejala sebagai berikut : 1) Gejala psikologis

  Gejala psikologis dapat berupa kegelisahan, agresi, kelesuan, kebosanan, depresi, kelelahan, kekecewaan, kehilangan kesabaran dan harga diri yang rendah.