PEMILIHAN JENIS KELAMIN (SEX SELECTION) PADA REPRODUKSI DENGAN BANTUAN BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DALAM PERSPEKTIF ETIKA BIOMEDIS DAN HUKUM ISLAM - UNS Institutional Repository

  

PEMILIHAN JENIS KELAMIN (SEX SELECTION) PADA REPRODUKSI DENGAN

BANTUAN BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 61 TAHUN

2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DALAM PERSPEKTIF ETIKA

BIOMEDIS DAN HUKUM ISLAM

TESIS

  

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Ilmu Hukum

Minat Utama: Hukum Kesehatan

  

Disusun Oleh:

RANI TIYAS BUDIYANTI

NIM : S301502014

PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM

  

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2017

  Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan begitu banyak nikmat-Nya sehingga tesis yang berjudul “Pemilihan Jenis Kelamin ( Sex

  

Selection) pada Reproduksi Dengan Bantuan Berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi dalam Perspektif Etika Biomedis

dan Hukum Islam

  ” ini dapat penulis selesaikan pada waktunya guna memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Ilmu Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  Tesis ini membahas tentang peraturan pemilihan jenis kelamin yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi dalam perspektif etika biomedis dan hukum Islam.

  Dalam kesempatan ini, penulis juga bermaksud menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik secara materiil maupun moril sehingga penulisan tesis ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar terutama kepada: 1.

  Bapak Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta 2. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Direktur Program

  Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta 3. Bapak Prof. Dr. Supanto, S.H, M.Hum, selaku Dekan Program Studi Magister

  Ilmu Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta 4. Bapak Dr. Hari Purwadi, S.H, M.Hum selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu

  Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta 5. Bapak Prof. Dr. Adi Sulistiyono, S.H,M.H selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, dan masukan bagi kesempurnaan penulisan tesis ini sehingga tesis ini dapat tersusun dan terselesaikan dengan baik dan lancar.

  6. Bapak Dr. Pujiyono, S.H,M.H selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, dan masukan bagi kesempurnaan penulisan tesis ini sehingga tesis ini dapat tersusun dan terselesaikan dengan baik dan lancar.

  7. Bapak Dr. Arief Suryono, SH.MH selaku Ketua Penguji yang telah memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, dan masukan bagi kesempurnaan penulisan tesis ini sehingga tesis ini dapat tersusun dan terselesaikan dengan baik dan lancar.

  8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan ilmunya dengan penuh dedikasi dan keikhlasan sehingga menambah wawasan dan pengetahuan penulis.

  9. Bapak dan Ibu Staf Sekeretaris Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu kelancaran administrasi selama penulis menempuh perkuliahan hingga penyelesaian tesis ini.

  10. Suami tercinta Penggalih Mahardika Herlambang dan anak tersayang Pratama Giri Batuta, terimakasih untuk dukungan, semangat dan pengertiannya sehingga penulis berhasil menyeleasaikan penulisan tesis ini.

  11. Bapak, Ibu, Mertua, Kakak, dan Adik tercinta yang telah mencurahkan do’a, dukungan , dan perhatiannya sehingga penulis berhasil menyelesaikan penulisan tesis.

  12. Teman-teman kelas Hukum Kesehatan, teman-teman Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan tahun 2015, dan teman-teman Lingkar Brachial Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan do’a, motivasi, dan inspirasi bagi penulis.

  13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari bahwa dalam tesis ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan pada masa yang akan datang dan semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin

  Surakarta, 5 Juni 2017 Penulis

  RANI TIYAS BUDIYANTI

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN TESIS.................................................................... iii PERNYATAAN.................................................................................................... iv KATA PENGANTAR........................................................................................... v DAFTAR ISI.......................................................................................................... vii DAFTAR TABEL.................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR............................................................................................. x DAFTAR SINGKATAN........................................................................................ xi ABSTRAK INDONESIA....................................................................................... xiii ABSTRAK INGGRIS............................................................................................ xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.................................................................................. 1 B. Perumusan Masalah.......................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 6 D. Manfaat Penelitian............................................................................ 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemilihan Jenis Kelamin (Sex Selection).......................................... 8 B. Reproduksi Dengan Bantuan (Assisted Reproductive Technology)... 13 C. Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2014..................................... 14 D. Etika Biomedis.................................................................................... 17 E. Hukum Islam....................................................................................... 22 F. Landasan Teori 1. Critical Legal Studies (CLS)........................................................ 31 2. Teori Maqasid Syariah................................................................. 35

  3. Teori Hukum Kodrat.................................................................... 36 G. Penelitian Yang Relevan..................................................................... 37 H.

  Kerangka Pemikiran Penelitian........................................................... 39

  BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian.....................................................................................41 B. Pendekatan Penelitian.......................................................................... 41 C. Sifat Penelitian..................................................................................... 43 D. Sumber dan Jenis Bahan Hukum......................................................... 43 E. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum................................................... 44 F. Teknik Analisis Bahan Hukum.......................................................... 45 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sex selection pada reproduksi dengan bantuan dalam perspektif etika biomedis dan hukum Islam................................................................. 46

  1. Sex selection dalam perspektif etika biomedis (bioetika)............. 48 2.

  Sex selection dalam perspektif hukum Islam............................... 62 B. Perbandingan Hukum Pemilihan Jenis Kelamin di Indonesia, Inggris, dan

  Arab Saudi......................................................................................... 79 1.

  Hukum di Indonesia..................................................................... 81 2. Hukum di Inggris......................................................................... 85 3. Hukum di Arab Saudi.................................................................. 90 C. Model Hukum Pemilihan Jenis Kelamin (Sex Selection ) pada Reproduksi

  Dengan Bantuan di Indonesia 1.

  Alasan Pemilihan Jenis Kelamin.................................................. 96 2. Metode dan Prosedur Pemilihan Jenis Kelamin........................... 97 3. Penyelenggaraan Pemilihan Jenis Kelamin ................................. 98 4. Ekses Negatif Yang Mungkin Terjadi.......................................... 99

  BAB IV. PENUTUP A. Simpulan...................................................................................... 102 B. Implikasi...................................................................................... 103 C. Saran............................................................................................ 103 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 105

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbandingan Hukum Pemilihan Jenis Kelamin...................................

  94

  DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Metode In Vitro Fertilization ( IVF) IVF.....................................

  11 Gambar 2. Pre Implantation Genetic Diagnosis (PGD)..................................

  12 Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian......................................................

  39 Gambar 4. Model Pemilihan Jenis Kelamin di Indonesia................................ 101

  AIDS Acquired Immuno Deficiency Syndrome ART Assisted Reproductive Technology BMA British Medical Association BICA British Infertility Counceling Association CLS Critical Legal Studies DNA Deoxy Nuclear Acid GIT Gamete Intrafallopian Transfer HAM Hak Asasi Manusia HFEA Human Fertilization and Embriology Authority HFE Act

  Human Fertilization and Embriology Act

  HIV Human Imunodeficiency Virus

  ICPD International Conference Population and Development

  ICSI

  Intra Cytoplasmic Sperm Injection

  IDI Ikatan Dokter Indonesia

  IFA Islamic Fiqh Academy

  IVF In Vitro Fertilization MESA Microsurgical Epidermal Sperm Aspiration Obsgin Obstetri dan Ginekologi POGI Persatuan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Indonesia PGD Pre Implantation Genetic Diagnosis RCOG The Royal College of Obstetrican and Gynecologists SBR Sex Birth Ratio

  TESE Testicular Epidermal Sperm Aspiration USG Ultrasonografi ZIT Zygote Intrafallopian Transfer

  

ABSTRAK

Rani Tiyas Budiyanti, S301502014, 2017, Pemilihan Jenis Kelamin ( Sex Selection) pada

Reproduksi Dengan Bantuan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014

tentang Kesehatan Reproduksi dalam Perspektif Etika Biomedis dan Hukum Islam. Tesis : Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

  Pemilihan jenis kelamin anak dapat dilakukan dengan reproduksi bantuan. Metode yang digunakan yaitu pemisahan sperma (sperm sorting) atau dengan metode Pre Implantation

  

Genetic Diagnosis (PGD). Indonesia melegalkan pemilihan jenis kelamin dengan

  menggunakan reproduksi bantuan untuk anak kedua dan selanjutnya yang diatur pada Pasal 44 Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi. Peraturan tersebut tidak menjelaskan mengenai alasan medis dan non medis yang mendasari pemilihan jenis kelamin. Hal tersebut cukup meresahkan mengingat urgensi pemilihan jenis kelamin sebaiknya dilandaskan pada alasan medis dan bukan berdasarkan urutan anak. Selain itu, pemilihan jenis kelamin karena alasan non medis atau sosial tidak sesuai dengan tujuan dari peraturan tersebut yang menginginkan agar peraturan yang diterapkan dapat sejalan dengan norma, etika, dan agama yang berlaku di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau kembali legalisasi pemilihan jenis kelamin di Indonesia dalam perspektif etika biomedis dan hukum Islam, melakukan perbandingan hukum di Indonesia, Inggris, dan Arab Saudi serta bertujuan untuk memperoleh model hukum pemilihan jenis kelamin yang sesuai untuk diterapkan di Indonesia.

  Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan masukan dan alternatif kebijakan mengenai hukum dan ekses negatif yang dapat muncul dari pemilihan jenis kelamin. Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan sifat preskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan, perbandingan, dan konsep dengan menggunakan bahan hukum primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan analisis riset dari pustaka dengan menggunakan logika deduksi. Hasil penelitian yang didapatkan adalah pemilihan jenis kelamin dengan reproduksi bantuan berdasarkan Pasal 44 Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi tidak sejalan dengan etika biomedis (bioetika) dalam pandangan prinsip dasar bioetika, teori hukum kodrat, dan panduan etika organisasi medis serta hukum Islam yaitu Al Quran, H adist, dan ijma’ ulama yang memperbolehkan pemilihan jenis kelamin hanya untuk alasan medis yang serius. Pada perbandingan hukum, Indonesia memperbolehkan pemilihan jenis kelamin untuk anak kedua dan selanjutnya, dengan metode yang digunakan adalah sperm sorting dan belum ada regulasi lanjutan mengenai penyelenggaraan pemilihan jenis kelamin. Inggris memperbolehkan pemilihan jenis kelamin untuk alasan medis serius, menggunakan metode PGD, dan dilakukan setelah mendapat lisensi dari HFEA. Arab Saudi memperbolehkan pemilihan jenis kelamin untuk alasan medis dengan menggunakan sperm sorting serta PGD setelah persetujuan panel. Pemilihan jenis kelamin dengan reproduksi bantuan di Indonesia sebaiknya dilakukan indikasi medis yang serius, dengan persetujuan panel, dan metode yang digunakan adalah sperm sorting dan PGD. Metode PGD sebaiknya lebih dikembangkan karena memiliki angka keberhasilan dan keamanan yang cukup besar. Peraturan lanjutan mengenai penyelenggaraan dan ekses negatif pemilihan jenis kelamin diperlukan sehingga pelaksanaan pemilihan jenis kelamin dapat sejalan dengan etika, agama, dan norma yang berlaku di Indonesia.

  Kata kunci : pemilihan jenis kelamin, reproduksi, etika biomedis, hukum Islam.

  

ABSTRACT

Rani Tiyas Budiyanti, S301502014, 2017, Sex Selection using Assisted Reproductive

Technology based on Government Regulation No. 61, Article 44, 2014 on Reproductive

Health : Biomedical Ethics and Islamic Law Perspective Thesis : Graduate Program, Faculty of Law, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

  Assisted Reproductive Technology (ART) is not only provides the opportunity infertile couple to get a child, but also allows to get child the desired sex. Sex selection using ART can be achieved by sperm sorting or using the Pre implantation Genetic Diagnosis (PGD) with the medical or non medical (social) reasons. Indonesia allows sex selection in ART for second child and so on without mentioning medical or non-medical reasons. This policy is regulated by Government Regulation No. 61, Article 44, 2014 on Reproductive Health. Sex selection for non-medical reason against with ethics and religion. It also contradictive with the purpose of government regulation. The aim of this research is to review sex selection regulation based on bioethics and Islamic law perspective, to compare the regulation of sex selection between Indonesia, Inggris, and Arab Saudi, and to obtain an appropriate regulatory model of sex selection in Indonesia.The benefit of this research is to provide feedback and alternative model regulation of sex selection in Indonesia. This research is the normative or doctrinal legal research and prescriptive research. The approach that used in this research are statue, comparative, and conceptual approach, using primary and secondary data source. The technique of data collection is library research techniques and be analyzed by using the deductive logic. According to this research sex selection in ART that is regulated by Government Regulation No. 61, Article 44, 2014 on Reproductive Health contradictive with bioethics based on a basic principle of bioethics, natural law, and ethics regulation of the medical organization. This regulation also contradictive with Islamic law based on Holy Quran, hadith

  , and ijma’ that banned sex selection with non medical reasons. Indonesia legalizes sex selection for second child and so on and regulate sperm sorting method. Inggris legalizes sex selection for medical reason, with the license of the HFEA, and regulate PGD method. Arab Saudi legalizes sex selection for medical reason, based on the panel, regulate sperm sorting and PGD method. Regulation of sex selection using ART should be used for medical reasons rather than non-medical reasons , using sperm separation method or PGD, and based on the panel discussion. Advanced regulations concerning sex selection are needed to prevent the negative effects that may not conflict with ethics, norm, and religion in Indonesia.

  Keyword: sex selection, ART, biomedical ethics, Islamic law

Dokumen yang terkait

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN KOPERASI OLEH PEMERINTAH BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 17 TAHUN 1994

0 20 17

PERGESERAN KONSEP BANTUAN HUKUM SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DAN PERBANDINGAN KONSEP DENGAN BANTUAN HUKUM MENURUT HUKUM ISLAM

0 29 28

TINJAUAN YURIDIS PEMBERIAN BANTUAN HUKUM KEPADA MASYARAKAT BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM

0 15 87

ANALISIS DEKRIMINALISASI ABORSI DALAM PERATURAN PEMERINTAH NO. 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

4 56 60

KESEHATAN REPRODUKSI DALAM PERSPEKTIF ALQUR'AN (KAJIAN AYAT-AYAT KEBIDANAN)

0 0 9

ANALISIS DEKRIMINALISASI ABORSI DALAM PERATURAN PEMERINTAH NO. 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI MutiaraPuspa Rani, Firganefi, EkoRaharjo email: pr_mutiarayahoo.com

0 0 7

TESIS TINJAUAN YURIDIS SYARAT-SYARAT ABORSI BAGI KORBAN PERKOSAAN MENURUT UU NO. 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN DAN PP NO. 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

0 0 13

ABORSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 80

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN KESIAPAN MENIKAH PADA CALON PENGANTIN DI KUA UMBULHARJO YOGYAKARTA TAHUN 2016 NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN KESIAPAN MENIKAH PADA CALON

1 0 11

REPRODUKSI MANUSIA MENURUT MAURICE BUCAILLE DALAM PERSPEKTIF ISLAM - Raden Intan Repository

0 1 110