Alih Fungsi Lahan Pertanian menjadi Laha

Alih Fungsi Lahan Pertanian menjadi Lahan Industri
(Studi Kasus Dampak Alih Fungsi Lahan di Desa Cintamulya, Kecamatan
Jatinangor, Kabupaten Sumedang)

Disusun oleh :
Prayogi Ihsan MS
Syafira Ayudarectha Tara W

170510130047
170510130012

Silmi Fauziah

170510130016

Mela Maulani

170510150001

Faisal Ardiansyah


170510150018

Program Studi Antropologi
Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran
Jatinangor
2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Sumber daya lahan merupakan bagian dari sumber daya manusia

karenanya sangat penting untuk keberlangsungan hidup manusia, lahan
sangat di perlukan dalam setiap kegiatan manusia seperti lahan pertanian,
lahan daerah industri, lahan daerah permukiman, lahan jalan untuk
transportasi, lahan daerah rekreasi, atau lahan-lahan yang di pelihara

kondisinya alamnya.
Salah satu fenomena dalam pemanfaatan lahan adalah adanya alih
fungsi lahan (konversi) lahan. Fenomena ini muncul seiring dengan
bertambahnya kebutuhan dan permintaan terhadap lahan, baik dari sektor
pertanian maupun dari sektor non-pertanian akibat pertambahan penduduk
dan kegiatan pembangunan. Kustiawan, 1997 (dalam Valeriana Darwis,
2008) mengemukakan bahwa fenomena alih fungsi lahan terjadi akibat
transformasi struktural perekonomian dan demografis, khususnya di negaranegara berkembang.
Untuk negara yang masih dalam tahap berkembang seperti Indonesia,
tuntutan pembangunan infrastruktur baik berupa jalan, pemukiman, maupun
kawasan industri, turut mendorong permintaan terhadap lahan. Akibatnya,
banyak lahan sawah, terutama yang berada dekat dengan kawasan
perkotaan, beralih fungsi untuk penggunaan tersebut.
Maka dari itu, penelitian ini bermaksud mencari tahu bagaimana alih
fungsi lahan berdampak pada aspek perekonomian sebuah masyarakat.
Penulis mengambil data dari Desa Cintamulya yang lahan pertaniannya
dialih fungsikan menjadi perindustrian. Fenomena ini muncul sebagai akibat
dari kemajuan teknologi yang semakin berkembang ditambah dengan
pembangunan yang semakin berkembang ke arah perindustrian. Padahal


pertanian pun memiliki peran penting dalam keberlangsungan hidup sebuah
daerah.
Penelitian yang hampir sama pernah dilakukan pula oleh Ni Luh Gede
Budihari.1 Ia menjelaskan bahwa terjadinya perubahan fungsi lahan
pertanian di Desa Bongan dimana kondisi lahan pertanian sebelum adanya
pembangunan perumahan tergolong baik. Kedua penyebab perubahan lahan
pertanian karena adanya alasan ekonomi, keterbatasan dalam mengelola
lahan, dan alasan lainnya yang menunjang.kondisi sosial ekonomi pelaku
yang meliputi yang melakukan dinamika penggunaan lahan pertanian.
Ketiga,

terdapat dampak yang ditimbulkan dari perubahan penggunaan

lahan pertanian terhadap sosial ekonomi masyarakat yang meliputi
pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kondisi bangunan rumah tinggal dan
kepemilikan barang-barang berharga bagi petani (pelaku).
Selain itu, penelitian dari Ika Pewista dan Rika Harini pula,
menuturkan faktor dan pengaruh alih fungsi lahan pertanian terhadap
kondisi sosial ekonomi penduduk di Kabupaten Bantul, kasus daerah
perkotaan, pinggiran dan pedesaan tahun 2001-2010. Menjelaskan bahwa

petani dengan pendidikan rendah mengalihfungsikan lahannya dan
menjualnya. Kemudian muncul berbgai jenis pekerjaan dan lahan pertanian
semakin sempit. Akibatnya ada strategi bertahan hidup, yang awalnya niat
mengalih fungsikan lahan agar mendapat penghasilan baik namun nyatanya
tidak berlangsung demikian.2
Perbedaannya dengan penelitian ini adalah, penelitian ini meneliti
bagaimana dampak alih fungsi lahan pertanian menjadi perindustrian
terutama dalam aspek perekonomian warga desa Cintamulya. Timbul juga
kesenjangan antara warga lokal dengan para pendatang akibat berbagai
profesi yang yang adalah setelah terjadinya alih fungsi lahan tersebut.

1 Dalam “ Perubahan Fungsi Lahan Pertanian menjadi Perumahan Berdampak terhadap
Sosial Ekonomi di Desa Bongan Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan”.
2 Dalam “ Faktor dan Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian terhadap Kondisi Sosial
Ekonomi Penduduk di Kabupaten Bantul, Kasus Daerah Perkotaan,Pinggiran dan Pedesaan
tahun 2001-2010”.

Selanjutnya penelitian ini diharapkan dapat menjawab permasalahan yang
ditanyakan dalam rumusan masalah berikut.
1.2


Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dipertanyakan dalam penelitian ini adalah “

bagaimana alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan perindustrian yang
berdampak pada perekonomian Desa Cintamulya, Kecamatan Jatinangor,
Kabupaten Sumedang?”.
1.3

Tujuan Penelitian
Penelitian

ini

bertujuan

untuk

menambah


wawasan

tentang

bagaimana alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan industri yang
berdampakpada perekonomian warga Desa Cintamulya, Kecamatan
Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Selain itu, tujuan penelitian ini ditujukan
untuk memenuhi salah satu tugas ujian akhir semester (UAS) mata kuliah
Antropologi Kesehatan, prodi Antropologi.
1.4

Tinjauan Pustaka
1.4.1 Desa
Definisi desa menurut UU No. 6 tahun 2004, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak usul
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Desa yang merupakan suatu ruang hidup yang di dalamnya

terdapat masyarakat yang punya cara hidup sendiri (kebudayaan),
bergeser perlahan hilang akibat perluasan kota, revolusi industri dan
modernisasi. Semua satu kesatuan dalam ruang sosial desa saling
berhubungan satu sama lainnya.misalnya dalam organisasi sosial
desa untuk pembagian kerja dalam pertanian, berhubungan pula
dengan sistem kekerabatan yang mengatur lahan pertanian tersebut
dan menyambung pada cara berpikir masyarakat desa tersebut.
Dalam Peraturan Pemerintah No 72 Tahun 2005 tentang desa,
memberikan kesempatan kepada masyarakat desa untuk mengatur

dan mengurus rumah tangganya sendiri, dengan persyaratan yang
diamanatkan yakni dengan memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi,

peran

serta

masyarakat,

pemerataan,


keadilan,

serta

memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah.
Pembangunan pedesaan seharusnya mengarah

pada

peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan melalui pemberdayaan masyarakat desa. pemberdayaan masyarakat berupaya untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) terutama dalam
membentuk dan merubah perilaku masyarakat untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik dan taraf hidup yang lebih berkualitas.
1.4.2 Pertanian
Jika kita mendengar istilah pertanian, maka tak jauh di
dalamnya ada petani yang menyokong pertanian tersebut. Menurut
Eric R. Wolf, petani sebagai orang desa yang bercocok tanam
artinya, mereka bercocok tanam dan beternak di daerah pedesaan,
tidak didalam ruangan-ruangan tertutup (greenhouse) di tengahtengah kota atau dalam kotak-kotak aspidistra yang diletakan di atas

ambang jendela. (Eric R. Wolf, 1983). Petani pedesaan merupakan
bagian dari satu masyarakat yang lebih besar dan lebih kompleks.
Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang
kehidupan manusia. Penggunaan lahan, yang semakin meningkat
oleh manusia akan menyebabkan lahan pertanian yang tersisa
semakin sempit. Menurut Y.W Wartaya Winangun, pertanian
merupakan hal yang substansial dalam pembangunan, yaitu sebagai
pemenuhan kebutuhan pangan, penyedia bahan mentah untuk
industri, penyedia lapangan kerja dan penyumbang devisa negara.
1.4.3

Industri
Istilah industri, berasal dari bahasa latin industria yang

berarti tenaga kerja. Kegiatan industri berupa mengolah bahan
mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki
nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Menurut UU No. 5
tahun 1984 tentang perindustrian, industri merupakan kegiatan
ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang
setengah jadi dan/atau barang jadi menajdi barang dengan nilai yang


lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang
bangun dan perekayasaan industri.
1.4.4

Alih Fungsi Lahan
Alih fungsi lahan seringkali terjadi ketika suatu daerah

berkembang

dengan

maju

terutama

masalah

pertumbuhan


penduduknya. Semakin banyak penduduk dan kepala keluarga,
semakin

banyak

lahan

yang

dignakan

untuk

membangun

pemukiman. Lain lagi dengan kemajuan industri, mengakibatkan
lahan pertanian diganti menjadi lahan untung membangun
perindustrian. Kebutuhan akan lahan non pertanian cenderung terus
mengalami peningkatan, seiring pertumbuhan dan perkembangan
peradaban manusia, maka penguasaan dan penggunaan lahan mulai
beralih fungsi. Alih fungsi lahan pertanian yang tidak terkendali
apabila tidak ditanggulangi dapat mendatangkan permasalahan yang
serius, antara lain dapat mengancam kapasitas penyediaan pangan
(Iqbal dan Sumaryanto, 2007).
Seiring dengan pekermbangan jaman saat ini, timbul
mobilitas orientasi lapangan kerja sebagai akibat dinamika yang
terjadi. Pekerjaan petani dinilai atau dianggap lebih rendah dari
sektor pekerjaan lain. Hal ini menimbulkan suatu dorongan yang
amat kuat terhadap alih fungsi lahan pertanian (Windia, 2004). Alih
fungsi lahan sawah ke penggunaan non pertanian dapat berdampak
terhadap turunnya produksi pertanian, serta akan berdampak pada
dimensi yang lebih luas berkaitan dengan aspek-aspek perubahan
orientasi ekonomi, sosial, budaya, dan politik masyarakat.
Menurut Somaji (1994), konversi lahan juga berdampak pada
menurunnya porsi dan pendapatan sektor pertanian petani pelaku
konversi dan menaikkan pendapatan dari sektor non – pertanian.
Untuk negara yang masih dalam tahap berkembang seperti
Indonesia, tuntutan pembangunan infrastruktur baik berupa jalan,
pemukiman, maupun kawasan industri, turut mendorong permintaan
terhadap lahan. Akibatnya, banyak lahan sawah, terutama yang

berada dekat dengan kawasan perkotaan, beralih fungsi untuk
penggunaan tersebut.
1.5

Metode Penelitian
Penelitian ini dengan cara menggunakan metode kualitatif berupa

observasi dan wawancara serta metode studi kepustakaan, yaitu teknik
pengumpulan data dengan pengambilan data dari data monografi desa
Cintamulya itu sendiri. Wawancara dilakukan kepada Kepala Desa
Cintamulya dengan langsung mendatangi Kantor Desa Cintamulya.
Observasi berupa pengamatan dilakukan setelah wawancara dilakukan
dengan mengamati area lahan pertanian yang semakin sedikit.

BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Desa Cintamulya
Desa Cintamulya dulu namanya Desa Cisempur yang berasal dari
dua suku kata yaitu kata Cai dan Sempur yang artinya Cai Sempur atau Cai
anu Mancur. Dinamakan karena ada sumber mata air di salah satu lokasi
Pegunungan disekitar Gunung Geulis, tepatnya di dusun Sirah Cai. Menurut
penelitian airnya sangat seteril dan sampai saat ini masih ber fungsi dan
terjaga.
Desa Cintamulya diresmikan pada bulan Maret 1983. Desa
Cintamulya sendiri pada awalnya adalah bagian dari Desa Cisempur. Yang
waktu itu Kecamatan masih bernama Kecamatan Cikeruh yang beralih nama
ke Jatinanor tahun 2000. Untuk mendirikan Desa Cintamulya yang akan
dimekarkan dari Desa Cisempur maka dibentuklah Panitia pemekaran yang
terdiri dari sebagai ketua adalah Abat Darmawan, sekretaris Ahmad Sanusi
dan Bendahara adalah Aleh angotanya yaitu Endang Ratma, Kuwu Soma
dan Atung Suryana, Oyo dan Eman Sulaeman yang pada waktu itu menjabat
sebagai kepala Desa Cisempur. Tugas panitia Pemekaran ini adalah
menampung aspirasi dari masyarakat. Panitia pemekaran yang berjumlah
sekitar sembilan orang ini dipilih secara aklamasi sesuai dengan keahliannya
mereka masing-masing.
Nama Desa yaitu Cintamulya adalah berasal dari berbagai pendapat
masyarakat kampung. Pada saat itu ada tiga kampung yang mengusulkan
tentang nama desa. Dan usulan dari masyarakat ini di tampung oleh panitia
Pemekaran. Dari kampung Nagrak sendiri masyarakatnya mengusulkan
nama Gerak Mulya, dari masyarakat kampung Citanggulun mengusulkan
nama Tanggul Mulya sedangkan dari masyarakat kampung Cipajaran
mengusulkan nama Suka Mulya. Karena semua masyarakat kampung
mengusulkan atau menginginkan nama desa yang ada kata Mulya nya yang

intinya mencintai kemulyaan maka disepakatilah nama Desa ini diberi nama
Desa Cintamulya.
Wilayah Desa Cintamulya terangkum dalam wilayah Kecamatan
Jatinangor. Batas wilayah Desa Cintamulya meliputi Utara Desa Cisempur,
sebelah Selatan Kabupaten Bandung, sebelah barat Desa Mekargalih dan
Desa Jatimukti, sementara sebelah timur Desa Mangunarga.
Sumber-sumber pendapatan asli desa diantaranya adalah Tanah milik
adat, hasil dari tanah Negara dan CSR dari perusahaan.
Kepala Desa Cintamulya setelah di mekarkan dari Desa Cisempur
1. Eman Sulaeman (1983-1986)
2. K.Suherman (1986-1994)
3. Endang Sobana (1994-2002)
4. E.Suherman (2002-2007)
5. Dadan Wardana (2007-2013)
6. Dadan Wardana, S.Pd.I (2013-Sekarang)
2.2 Letak Geografis
Desa Cintamulya terletak antara 6 056’54,34’ Lintang Selatan dan
107047’17,55’’ Bujur Timur dengan Ketinggian 690 m diatas permukaan
laut. Luas wilayah 320,240 hektar, yang terdiri dari 4 Dusun dengan 8
Rukun Warga (RW) dan 30 Rukun Tetangga (RT).
Terletak di sebelah selatan Ibukota kecamatan Jatinangor dan 45 km
dari ibu kota kabupaten merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah
Kabupaten Sumedang. Desa ini mempunyai letak yang sangat strategis bagi
perkembangan potensi, pendidikan, perekonomian. Desa Cintamulya
berbatasan langsung dengan:
a.

Utara : Desa Jatiroke;

b.

Selatan : Desa Linggar Kab. Bandung;

c.

Timur : Desa Cisempur;

d.

Barat : Desa Jatimukti.

Secara visualisasi, wilayah administratif dapat dilihat dalam peta
wilayah Desa Cintamulya sebagaimana gambar di bawah ini :

Peta Administratif Desa Cintamulya

Gambar 1: Peta Desa Cintamulya
Sumber Data Umum Desa Cintamulya

2.3 Topografi
Desa Cintamulya merupakan desa yang berada di daerah lereng
Gunung Geulis sebelah selatan, dengan ketinggian antara 600 – 700 m dpl
(diatas permukaan laut). Sebagian besar wilayah Desa Cintamulya adalah
lereng gunung dengan kemiringan antara 200 - 450.
Aspek hidrologi suatu wilayah desa sangat diperlukan dalam
pengendalian dan pengaturan tata air wilayah desa. Berdasarkan
hidrologinya, aliran-aliran selokan di wilayah Desa Cintamulya membentuk
pola pengairan. Tercatat beberapa solokan baik skala kecil, sedang, dan
besar,g terdapat di Desa Cintamulya, seperti :
1. SolakanCisempur
2. Solokan Cipajaran

3. Solokan Pereng
4. Solokan Legok
5. Solokan Cipasir
6. Solokan

Lingar

Kulon

(Batas

wilayah

dengan

KabupatenBandung).
Disamping itu ada pula beberapa sumber air yang bisa digunakan
sebagai sumber mata air bersih, maupun sumber air untuk kebutuhan seharihari.
Mata air utama yang menghidupi masyarakat Desa Cintamulya adalah
diantaranya :
1. Sumber Air dari sumur artetis yang berasal dari perusahaan
PT.KAHATEX,
2. Sumber

Air

dari

sumur

artetis

yang

berasal

dari

perusahaanPT.INSAN SANDANG,
Secara umum akhir-akhir ini terjadi penurunan kualitas curah hujan
dan jumlah hujan dibanding keadaan selama tahun-tahun sebelumnya, hal
ini dapat menjadi sangat berpengaruh terhadap beberapa sumber mata air
yang menjadi sumber kehidupan masyarakat penggarap sawah. Ditunjang
pula oleh terjadinya pembalakan hutan yang tidak terkendali, akibat
kurangnya pengawasan dari semua pihak terkait.
2.4 Luas dan Sebaran Penggunan Lahan
Pada umumnya lahan yang terdapat di Desa Cintamulya digunakan
secara produktif, dan sebagian besar digunakan sebagai lahan pemukiman
yang didalamnya terdapat kost-kostan, hanya sedikit saja yang tidak
dipergunakan. Hal ini menunjukkan bahwa Kawasan Desa Cintamulya
memiliki potensi yang memadai dansiap untuk diolah.
Desa Cintamulya mempunyai luas wilayah 140 hektar, terbagi
menjadi lahan pemukiman 26 hektar, sawah dan kebun 6 hektar, lahan
industri106 hektar, Kas desa/perkantoran pemerintahan 2 hektar. Jarak
orbitrasi desa ke kabupaten 45 km, desa ke kecamatan 5 km, dan jarak desa
ke provinsi 35 km. Adapun jumlah penduduk Desa Cintamulya sebanyak

9.394 Jiwa dan terdiri dari 3.738 KK. Desa Cintamulya terdiri dari 4 Dusun,
yaitu Dusun Cipasir, dusun Citanggulun, Dusun Cibungur dan dusun
Cipajaran. Desa Cintamulya memiliki 10 RW dan terdiri dari 35 RT.
Sedangkan tingkat pendidikan rata-rata penduduk desa Cintamulya adalah
SLTA, SMP dan untuk kurun waktu ini sudah banyak warga yang
mengenyam Perguruan Tinggi. Untuk lebih jelasnya mengenai luas tanah
dan penggunaannya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaan
Di Desa Cintamulya
No
1
2
4
5
Jumlah

Tata Guna

Luas Ha
26 ha
6 ha
2 ha
106 ha
140 ha

Perumahan
Sawah
Kas Desa/perkantoran
Industri
Sumber : Data Desa Cintamulya

2.5 Penduduk
Penduduk Desa Cintamulya berdasarkan data terakhir hasil Sensus
Penduduk Tahun 2010 tercatat sebanyak 8616 jiwa, Tahun 2011 sebanyak
8874 Jiwa, Tahun 2012 sebanyak 9096 jiwa, tahun 2013 sebanyak 9394
Jiwa, mengalami kenaikan setiap tahunnnya rata-rata sebesar 2.97 %. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Jumlah Penduduk Desa Cintamulya
Tahun 2010-2013

No

Tahun

Jumlah

1

2010

8.616 Jiwa

3.1 %

2

2011

8.874 Jiwa

3.0 %

3

2012

9.096 Jiwa

2.5 %

Laju Pertumbuhan

4

2013

9.394 Jiwa

3.28 %

Sumber : Data Desa Cintamulya
Jumlah rumah tangga di Desa Cintamulya Tahun 2013, sebanyak
2.249 Rumah Tangga/KK. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Luas Daerah, Jumlah Rumah Tangga, Kepadatan/km2
Rata-rata Rumah Tangga dan Sex Ratio
Di Desa Cintamulya Tahun 2013
No

RW / Dusun

Jumlah
KK

1

RW. 01/Cipasir

181

2

RW. 02/Nagrak

370

3

RW. 03/Citanggulun

319

4

RW. 04/ Citanggulun

427

5

RW. 05/Cibungur

304

6

RW. 06/Cipajaran

222

7

RW. 07/Cibungur

189

8

RW. 08/Cipajaran

237

JUMLAH

Kepadatan per
km2

Sex ratio

2.249

2.6 Energi dan Pertanian
Pada umumnya masyarakat Desa Cintamulya sudah hampir 90%
tersambung jaringan listrik. Mengingat jaringat listrik sudah sampai ke
setiap RW seDesa Cintamulya, hanya masih ada beberapa rumah tangga
yang belum tersambung, karena satu kendala yakni faktor ekonomi. Mereka
umumnya mengambil aliran listrik kepada tetangga terdekatnya.
Lahan Sawah dimusim penghujan ditanami padi dan musim
Kemarau kadang ditanami palawija, atau bahkan masih ada petani yang
memaksakan untuk menanam padi. Adapun sebagian warga yan masih
mempunyai lahan pekarangan ditanami macam-macam tanaman kecil,
pohon Buah dan tanaman hias.

Penanganan

keirigasian/pengairan

diarahkan

dalam

rangka

memenuhi kebutuhan para petani sawah dan tanaman palawija. Kondisi
jaringan irigasi di Desa Cintamulya pada tahun 2013 ini kondisinya sangat
memprihatinkan, mengingat hanya pada musim hujan saja jaringan irigasi
ini bisa maksimal, sedangkan pada musim kemarau tidak ada airnya, juga
didukung oleh rusaknya saluran irigasi di Desa Cintamulya sebagai akibat
dari terjadinya pendangkalan (sedimentasi) saluran air. Hal lain diperparah
oleh menurunnya produksi air dari hulu sebagai akibat terjadinya
pembalakan hutan yang tidak terkendali lagi, ditunjang oleh kurangnya
pengawasan dari pihak terkait (Kehutanan, KSDA, dll).
Dari kondisi diatas, pemerintah Desa Cintamulya merasa perlu
melakukan terobosan dalam upaya pelestarian saluran irigasi ini, dan hal ini
merupakan program unggulan yang menjadi super prioritas program
pembangunan desa pada periode kepeminpinan sekarang ini.
Namun upaya ini terhambat karena kurang adanya perhatian yang
optimal dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat untuk
menanggulangi masalah kerusakan jaringan irigasi ini, padahal hampir 40 %
masayarakat Desa Cintamulya masih memerlukan air untuk membuat sawah
menjadi lebih produktif dan berkualitas.
2.7 Kesehatan
Tenaga kesehatan di Desa Cintamulya pada Tahun 2013 terbagi atas
keperawatan 2 Orang, bidan 3 orang, dukun beranak 2 orang, dan partisipasi
masyarakat di bidang kesehatan sebanyak 30 Orang. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini.
Jumlah Tenaga Kesehatan dan Partisipasi Masyarakat
Di Desa Cintamulya Tahun 2013
No
1

Medis

2

Keperawatan

3

Partisipasi
Masyarakat

Tenaga Kesehatan
Doktor Umum

Jumlah
1

Dokter Spesialis

-

Bidan

5

Perawat

4

Dukun Bayi
Posyandu

2
6

Ket.

Polindes

1

POD

1

Desa Siaga

1

Kader Kesehatan Aktif

30

Paraji Sunat

-

JUMLAH

76

Sumber : Data Desa, dan Desa Siaga Desa Cintamulya

Jumlah kelahiran bayi (persalinan) pada tahun 2013 adalah sebanyak
= 111 jiwa, yang terdiri atas bayi lahir hidup sebanyak = 112 jiwa, bayi lahir
mati sebanyak = 1 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Jumlah Kelahiran Hidup dan Kematian Bayi
Di Desa Cintamulya Tahun 2013 (Jiwa)
No

Uraian

2013

1

Jumlah Persalinan

111

2

Bayi Lahir Hidup

112

3

Jumlah Kematian Bayi

Rata-rata

1

JUMLAH

112

Sumber : Data Desa dan Desa Siaga Desa Cintamulya

2.8 Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu modal dasar pembangunan.
Sehingga pendidikan adalah sebuah Investasi (modal) di masa yang akan
datang. Di Desa Cintamulya tahun 2013, jumlah guru dan murid tiap
tahunnya mengalami peningkatan. Guru berjumlah = 82 Orang, dengan
jumlah murid PAUD sebanyak 260 orang, SD sebanyak 1.019 orang, SLTP
sebanyak = 40 Orang, SLTA sebanyak = 0 orang. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Data Pendidikan/Sekolah Formal dan Non Formal
Di Desa Cintamulya Tahun 2013
No

Uraian

PAUD

SD

SLTP

SLTA

1

Guru

15

49

18

-

2

Murid

260

1.019

40

-

Sumber : Data Desa Cintamulya

Pada masa kepemimpinan kepala desa ini, jumlah sarana prasarana
sekolah, maupun jenjang terus diupayakan baik kuantitas maupun
kualitasnya, baik itu negeri maupun swasta, dari mulai TK/PAUD/RA s.d.
SLTA.
Adapun jumlah sarana prasarana pendidikan di Desa Cintamulya
terdiri dari jenjang TK s.d. SLTA, baik formal maupun nonformal. Nama
dan Jumlah sarana Pendidikan yang ada di Desa Cintamulya untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Data Sarana dan Prasarana Pendidikan
Di Desa Cintamulya Tahun 2013
No

Nama Sekolah

Jenjang

Status

Lokasi

Jumlah
Murid

RW. 02
1

PAUD / MDA
MIFTAHUSSALAM

PAUD

Swasta

Dusun I

80

Dusun. Nagrak
RW. 04
2

MDA ALMURSALIN

PAUD

Swasta

Dusun II

50

Dusun. Citanggulun
RW. 04
3

MI

SD

Swasta

Dusun II

124

Dusun. Citanggulun
Rw. 05
4

PAUD / MDA
TARBIYATUL ATHFAL

PAUD

Swasta

Dusun III

45

Dusun. Cibungur
Rw. 05
5

SD PARIPURNA

SD

Negeri

Dusun III
Dusun. Cibungur

435

Rw. 05
6

SD MEKARWANGI

Negeri

SD

Dusun III

420

Dusun. Cibungur
Rw. 05
7

MTS ATTARBIYAH

Swasta

SMP

Dusun III

40

Dusun. Cibungur
RW. 06
8

PAUD / MDA
ASYSYAJAROTINNUR

Swasta

PAUD

Dusun IV

110

Dusun. Cipajaran
RW. 06
9

RA/TPA
ASYSYAJAROTINNUR

TKA/TP
A

Swasta

Dusun IV

40

Dusun. Cipajaran
Rw. 07
10

PAUD / MDA
FATHUSA’ADAH

Swasta

PAUD

Dusun III

40

Dusun. Cibungur
RW. 08
11

RA/TPA MIFTAHUL
HIDAYAH

TKA/TP
A

Swasta

Dusun IV

37

Dusun. Cipajaran
RW. 08
12

PAUD / MDA
MIFTAHUL HIDAYAH

Swasta

PAUD

Dusun IV
Dusun. Cipajaran

Sumber : Data Desa Cintamulya

Rekapitulasi Jenis dan jenjang Sarana Pendidikan Formal dan Non
Formal di Desa Cintamulya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Jenis dan jenjang Sarana Pendidikan Formal dan Non Formal
Di Desa Cintamulya Tahun 2013
No

Jenjang

Jenjang

Lokasi

1

TK/PAUD/RA

8

Dusun I, II, III dan Dusun IV

2

SD

2

Dusun III

3

MI

1

Dusun II

4

SLTP

1

Dusun III

50

5

SLTA

-

-

6

Perguruan Tinggi

-

-

7

PKBM

-

-

JUMLAH

12
Sumber : Data Desa Cintamulya

Jika melihat tabel 10 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lokasi
sekolah baik formal maupun non formal yang menyebar di tiap Dusun I
sampai IV, terutama PAUD dan RA/TPA yang masih perlu pembenahan baik
sarana dan prasarananya, maka ini dijadikan target yang harus dapat
terealisasi selambat-lambatnya pada akhir masa jabatan kepala desa periode
ini (Tahun 2013-2018).
2.9 Strategi Pembangunan Desa
Dalam mencapai visi dan misi pembangunan Desa Cintamulya,
berbagai strategi dilakukan untuk membantu proses pembangunan desa.
Diantaranya ada strategi mewujudkan masyarakat Desa Cintamulya yang
agamis, mewujudkan Desa Cintamulya yang damai aman nyaman dan
indah, serta berbagai aspek dalam pembangunan desa terutama peran dai
masyarakat dan pemerintahan sendiri sangat berpengaruh dalam strategi
yang

telah

dibangun

dan

sedang

berlangsung

tersebut.

Strategi

pembangunan, pemerataan, dan aksesibilitas dirancang dalam rangka untuk
melaksanakan misi kedua dalam bidangpembangunan yaitu Meningkatkan
pembangunan infrastruktur di 8 RW, Strategi ini dalam pelaksanaannya
ditekankan pada upayauntuk Peningkatan pembangunan dibidang Pekerjaan
Umum.
2.10 Potensi Desa
Desa Cintamulya memiliki berbagai potensi yang terdapat di
desanya. Dari sekian banyak potensi, penulis akan memaparkan potensi
sumber daya alam dan potensi kependudukannya, yaitu :
JENIS SUMBER DAYA ALAM
No

Jenis

Jumlah/
Luas

Lokasi

1
2
3
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Tanah Carik Desa
Kebun Bambu
Tanah Pemakaman
Kayu
Lahan pekarangan masih luas
Tanah Sawah
Tanah Perkebunan
Palawija
Tanah Hibah Masyarakat
Sumber Mata Air
Hutan Rakyat
Hutan Lindung
Irigasi
Solokan
Lainnya

3 lokasi
1 lokasi
2.982 m2
1 lokasi
192.24 ha
3,0 ha
2.0 ha
2
1,0 ha
2
1
6
4

Menyebar
RW.05
Desa Cisempur
Menyebar
Menyebar
Menyebar
Menyebar
Menyebar
Menyebar
Menyebar
RW. 05
Menyebar
Menyebar

Sumber Daya Manusia
JUMLAH PENDUDUK
TAHUN 2013
No

1
2

Jenis Kelamin

Laki – laki
Perempuan
JUMLAH

Jumlah

Prosentase
(%)

4700
4694

50.03 %
49.97 %

9.394

100 %

Usia Penduduk
No

Usia

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

0 – 2 Tahun
3 – 4 Tahun
4 – 6 Tahun
7 – 12 Tahun
13 – 15 Tahun
16 – 19 Tahun
20 – 30 Tahun
31 – 45 Tahun
46 – 60 Tahun
61 – 70 Tahun

Jumlah

Prosentase
(%)

188
376
281
658
564
470
2275
2536
1320
658

2.0 %
4,0 %
3,0 %
7,0 %
6.0 %
5,0 %
24 %
27 %
14 %
7%

11

71 >
JUMLAH

68

0.7 %

9.394

100 %

Tingkat Pendidikan Penduduk

No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Tingkat Pendidikan Penduduk

Belum Sekolah
Tidak Tamat SD
Tamat SD
Tamat SLTP
Tamat SLTA
D1
D2
D3
S1
S2
S3
JUMLAH

Jumlah

Prosentase
(%)

564
376
3303
3152
1879
17
96
7
-

6,00 %
4,00 %
35,16 %
33,55 %
20 %
0.19 %
0%
0%
1.02 %
0.08 %

9.394

100 %

0%

Jenis Mata Pencaharian

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Jenis Mata Pencaharian
PNS Umum
PNS Guru
Guru Honor/GTY/GTT
TNI
POLRI
Pensiunan TNI/POLRI
Pensiunan PNS
Pensiunan BUMN
Karyawan Swasta
Buruh
Tukang
Wiraswasta/Pengrajin
Pedagang Keliling

Jumlah
27
50
40
21
10
3
42
5
2712
125
126
1120
50

Keterangan

14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Pedagang
Petani
Buruh Tani
Kuli
Pengemudi Ojeg
Ustadz
Dokter
Perawat
Bidan
Dukun Beranak
Pengrajin
Pegawai Seni
Wartawan/Koresponden
Politikus
Mahasiswa/Pelajar
TKI (TKW)
Tidak Bekerja
Lainnya
JUMLAH

250
30
100
360
250
120
0
5
2
2
0
20
2
0
2079
2
1.841
9.394

2.11 Ketenagakerjaan
Berkaitan dengan perkembangan situasi dan kondisi ketenagakerjaan
di Desa Cintamulya sampai akhir tahun 2013, masih menunjukkan keadaan
kondusif, walaupun di pihak lain masih dihadapkan pada keterbatasan
lapangan kerja dan jumlah pencari kerja yang cukup banyak. Keadaan ini
semakin sulit dikendalikan sebagai akibat krisis ekonomi dan kenaikan
harga BBM. Banyaknya pencari kerja di Desa Cintamulya adalah sebagai
akibat penambahan angkatan kerja baru dan pemutusan hubungan kerja
(PHK). Kondisi ini terus berlangsung di berbagai lapisan dan tingkatan
sektor-sektor usaha strategis yang banyak menyerap tenaga kerja. Keadaan
seperti ini memberikan kontribusi sangat besar terhadap jumlah pencari
kerja yang tidak terproyeksikan sebelumnya.
Jumlah angkatan kerja pada tahun 2013 sebanyak = 134 orang.
Jumlah pencari kerja yang dapat tersalurkan dan ditempatkan di perusahaanperusahaan maupun jenis pekerjaan lainnya sebanyak = 150 orang,
sedangkan sisanya sebesar = 1.657 orang yang belum mendapatkan

perkerjaan dengan alasan dan akibat sudah lanjut usia dan pendidikan yang
tidak memadai.
Dari segi pendidikan, lulusan SLTA menempati urutan tertinggi dari
jumlah persentase pencari kerja yang berhasil ditempatkan terhadap total
pencari kerja, yaitu menurut tingkat pendidikan mencapai angka 85 %.
Dalam hal penyerapan tenaga kerja, jumlah tenaga kerja yang
ditempatkan mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
sementara jumlah pencari kerja yang terdaftar mengalami penurunan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 12 di bawah ini.
Jumlah Tenaga Kerja, Pencari Kerja, dan Lowongan Kerja
Di Desa Cintamulya Tahun 2013
No

Yang Terdaftar

Jumlah

1

Pencari Kerja

2

Yang Ditempatkan

100

3

Lowongan Kerja

1500

4

Sisa Pencari Kerja

1.841

Keterangan

1.941

Sumber : Data Desa Cintamulya

Dari tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2013 pencari
kerja mengalami kenaikan, begitu pula pada lowongan kerja. Akan tetapi
masih terdapat ketimpangan antara pencari kerja dengan lowongan kerja,
sehingga jumlah pencari kerja masih banyak yang tidak tertampung pada
lowongan kerja yang dari segi kuantitasnya lebih sedikit daripada pencari
kerja. Faktor lain yang menjadi penyebab utamanya adalah kompetensi yang
dimiliki, dikaitkan dengan skill yang dibutuhkan oleh lapangan kerja.
2.12 Masalah Desa
Masalah adalah perbedaan antara yang seharusnya dengan yang
sesungguhnya. Setelah melakukan kajian melalui sketsa desa, kalender
musim, dan diagram kelembagaan, masalah yang dimiliki Desa Cintamulya
sangat komplek.

Berdasarkan Penjaringan masalah yang dilakukangan

disetiap dusun didapati masalah sebagai berikut :
1. Masalah Bidang Pendidikan

2.
3.
4.
5.
6.

Masalah Bidang Kesehatan
Masalah Bidang Sarana dan Prasarana
Masalah Bidang Lingkungan Hidup
Masalah Bidang Sosial Budaya
Masalah bidang UKM dan Koperasi

BAB III
ANALISIS DATA
Analisis data ini merupakan hasil penuturan Kepala Desa Cintamulya
sendiri dan beberapa orang yang ada di Kantor Desa Cintamulya dalam
wawancara yang dilakukan oleh penulis. Apa yang dianalisis merupakan
masalah yang timbul akibat adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi
lahan industri yang kemudian mengakibatkan pengaruh perubahan yang
cukup signifikan kepada aspek-aspek yang akan diuraikan berikut.
3.1 Tentang Masalah Luas Lahan Pertanian
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Kepala Des Cintamulya
bapak Dadan Wardana, menyatakan bahwa di desa Cintamulya ini luas
lahan pertanian semakin berkurang. Ia menuturkan, semenjak hadirnya
beberapa perusahaan seperti awalnya tahun 1976, seperti Pepstars, Tipstar,
Insan Sandang, PT Supratek dan yang terbesar adalah PT Kahatek, otomatis
luas lahan pertanian berkurang akibat dibangunnya perindustrian tersebut.
Industrinya berkutat dibidang pembuatan bahan-bahan yang dari bahan
baku, setengah jadi sampai memproduksi sampai barang jadi.
Seiring dengan majunya pertumbuhan industri tersebut, akhirnya
masyarkat menjual lahan pertaniannya kepada orang-orang yang memiliki
modal dalam perindustrian tersebut untuk membangun pabrik. Akibat dari
pertumbuhan yang pesat tersebut, lahan pertanian pun hanya tersisa 5% saja
sampai saat ini. pak Dadan

menjelaskan, banyak sekali yang berubah

setelah dibangunnya industri tersebut.
“Luas desa kita kurang lebih 140 hektar, kepadatan
penduduk diantara dengan pendatang dan penduduk lokal itu
sekitar sembilan ribuan jiwa. Kalo dari penduduk lokal itu
sekitar diangka tujuh ribuan yah itu penduduk lokalnya.
Jadi, dengan demikian otomatis pertanian kita sangat kurang
sekali, tetapi masyarakat petaninya itu adalah mereka
masyarakat yang buruh tani kadang-kadang yah.”
Selain lahan pertaniannya saja yang berkurang, berbagai aspek juga
mengalami dampak dari pesatnya pertumbuhan industri yang hampir
sepenuhnya tumbuh di desa Cintamulya.

3.2 Tentang Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk desa Cintamulya hingga tahun 2013 mencapai
9.394

jiwa dengan laju pertumbuhan 3.28 %.

Mengapa dampak dari

pertumbuhan industri di desa ini sangat berpengaruh sekali terhadap jumlah
penduduk, karena banyak sekali pendatang yang bekerja pada industriindustri yang telah tumbuh di desa Cintamulya. Penduduk lokal tidak
sepenuhnya menikmati pertumbuhan industri tersebut dan tidak semuanya
bisa bekerja di pabrik-pabrik yang tumbuh di desa mereka.
“kepadatan penduduk diantara dengan pendatang dan
penduduk lokal itu sekitar sembilan ribuan jiwa. Kalo dari
penduduk lokal itu sekitar diangka tujuh ribuan yah itu
penduduk lokalnya.”
Berdasarkan data kependudukan, pendatang yang banyak datang ke
desa Cintamulya dan bekerja di pabrik-pabrik industri kebanyakan adalah
perempuan, sesuai dengan permintaan pihak pabrik bahwa pekerjanya
kebanyak perempuan. Pabrik terbesar yaitu PT Kahatek, 90% memakai jasa
perempuan sebagai karyawannya sedangkan untuk laki-laki hanya sisanya
dan cara masuk serta menjadi karyawannya pun susah untuk seorang lakilaki.
Pertumbuhan penduduk yang signifikan pun terjadi antara tahun 2012
ke 2013, dari 9.096 Jiwa menjadi 9.394 jiwa dengan laju pertumbuhan
penduduk yang awalnya 2.5% menjadi 3.28% pada tahun 2013. Banyaknya
pendatang dan meningkatnya pertumbuhan penduduk yang pesat ini
membawa pengaruh nesar terhadap aspek-aspek kehidupan di warga lokal
dan Desa Cintamulya itu sendiri, karena banyaknya budaya yang dibawa
oleh para pendatang ke desa Cintamulya.

3.3 Tentang Potensi Desa
Potensi saat ini yang dimiliki oleh desa Cintamulya adalah dalam
bidang perdagangan dan jasa. Seperti yang dikatakan oleh bapak Dadan
yaitu :

“Potensinya sekarang potensinya dikita inikan potensinya
perdagangan dan jasa yah perdagangan ya banyak tokotokoan gitu warung-warungan, kalo jasanya kan ada
kontrakan-kontrakan sama dengan Jatinangor lah. Cuma
kalo di Jatinangor itukan kontrakannya super elit kalo di kita
super alit, kalo disana super mahal kalo disini super irit
murah gitu yah itu bedanya.”
Dengan banyaknya pendatang, otomatis rumah sebagai hunian atau
kos-kosan akan meningkat pembangunannya. Ini juga merupakan salah satu
faktor semakin berkurangnya lahan pertanian, karena warga yang memiliki
lahan lebih memilih membangun kos-kosan atau kontrakan yang untunya
lebih menjanjikan daripada dijadikan lahan pertanian dan hasil pertaniannya
pun tidak seberapa hasilnya. Ada yang memilih menjual lahannya kepada
pendiri pabrik ataupun mengolahnya sendiri menjadi kos-kosan atau
mendirikan warung, toko yang ramai juga karena banyaknya pendatang
yang bekerja di pabrik-pabrik industri.
3.4 Tentang Strategi Pembangunan Desa
Desa Cintamulya membangun strategi yang lebih kuat lagi dan
difokuskan kepada warga desa atau warga lokal yang terpengaruh oleh
banyaknya pendatang warga dari luar desa Cintamulya. Sallah satunya
meningkatkan waga desa yang agamis. hal itu dilakukan karena maraknya
pergaulan bebas dan semakin meninggalkan budaya lama yang saling
bertoleransi, salah satunya sekedar solat berjamaah di mesjid setiap
datangnya solat lima waktu.
Banyaknya pendatang baru dengan budaya baru juga, yang awalnya
warga desa Cintamulya yang tadinya serba satu adat, artinya satu kesatuan
di desa, sekarang dengan datangnya para pendatang otomatis gaya hidup
segala rupa berubah, dan perilaku warga pun terbawa berubah ileh
kebudayaan dari budaya orang luar (pendatang). Pada awalnya kondisi
warga dikatan “potensinya sekarang potensinya dikita inikan potensinya
perdagangan dan jasa yah perdagangan ya banyak took-tokoan gitu warungwarungan, kalo jasanya kan ada kontrakan-kontrakan sama dengan

jatinangorlah, Cuma kalo di jatinangor itukan kontrakannya super elit kalo
di kita super alit, kalo disana super mahal kalo disini super irit murah gitu
yah itu bedanya.adem ayem” oleh kepala desa, sekarang mulai ada
benturan-benturan dengan pendatang baru. Oleh sebab itu, strategi paling
utama yang akan digencarkan program desa adalah dengan mempersatukan
kembali warga-warga yang mulai terpecah belah. Salah satunya yang
menciptakan warga desa yang agamis.
3.5 Tentang Permasalahan Desa
Permasalahan yang akan lebih dibahas adalah masalah perekonomian
di desa Cintamulya. Akibat dari adanya alih fungsi lahan petanian menjadi
lahan industri, otomatis perekonomian pun berubah, yang awalnya agraria
menjadi perindustrian. Keharmonisan di desa pun menjadi berkurang karena
adanya percampuran kebudayaan antara budaya lokaldan budaya yang
dibawa oleh para pendatang. Banyak warga yang menyesuaikan dengan
orang-orang pendatang, terbawa pengaruh, entah perubahan gaya hidup,
perilaku warganya sendiri. Seperti yang dituturkan sendiri oleh pak Dadan,
yaitu :
“Jadi ada perubahan jelah dari segi hidup, gaya hidup, gaya
sosial dari dampak sosial ada yang tadina adem ayem
sekarang mulai angat yah, sering terjadi benturan-benturan
dengan pendatang gitu, nah itu yakin jelas ada sangat
berubah sekali.”
Perubahan-perubahan tersebut yang berdampak pada perekonomian
pula. Gaya sosial yang tidk sedikit memakan biaya akbat adanya tren dan
budaya baru yang masuk, sedangkan pendapatan tidak seimbang dengan apa
yang dinginkan. Terjadi perbenturan-perbenturan karena sempat disinggung
pula, lebih banyak pendatang yang bekerja dipabrik dari pada warga lokal.
Karena dulunya warga lokal lebih memilih pekerjaan menjadi ojeg dari
awalnya petani dari pada harus bekerja di pabrik. Katanya, penghasilan
ngojeg lebih besar dari pada gaji di pabrik, itu dulu. Dan sekarang
kebalikannya serta persyaratan untuk bisa diterima di pabrikpun menjadi
sulit. Akibatnya terjadi kesenjangan gara-gara hal tersebut.

3.6 Tentang Alih Fungsi Lahan
Alih fungsi lahan yang awalnya merupakan daerah pertanian menjadi
lahan daerah perindustrian. Seperti yang terdapat pada gambar, daerah yang
berwarna hijau awalnya merupakan daerah ppertanian yang sangat luas.
Terlihat juga sekarang daerah berwarna hijau tersebut terdapat tanda silanya.
Itu menandakan bahwa lahan pertanian tersebut telah berubah menjadi lahan
perindustrian dan telah berdiri pabrik-pabrik garmen seperti PT Kahatek
yang terbesar di desa Cintamulya tersebut.

Sumber : foto koleksi penulis dari Desa Cintamulya

Lahan pertanian sampai sekarang hanya tersisa 5% dari luas desa 140
hektar. Alih fungsi ini menyebabkan berbagai dampak yang sebelumnya
sudah diceritakan dibagian atas. Awalnya penulis akan membahas mengenai
potensi desa dengan lahan pertaniannya, tetapi pada saat mewawancarai
kepala desa Cintamulya, masalah terbesar timbul akibat adanya alih fungsi

lahan walaupun bberapa potensi desa terangkat tetapi tetap ada penyesuaian
yang tidak mudah bagi warganya sendiri.
Luas lahan pertanian yang tersisa 5% pun akan berebut kembali
dengan semakin banyaknya pendatang baru. Selain itu, pemilik lahan bukan
lagi petani, mereka mmpekerjakan buruh-buruh tani untuk menggarap
lahannya. Karena yang mempunyai lahan pada awalnya sebagai petani lebih
memilih pindah profesi dan lahan yang merek miliki diserahkan kepada
buruh tani.
“Jadi, dengan demikian otomatis pertanian kita sangat
kurang sekali, tetapi masyarakat petaninya itu adalah
mereka masyarakat yang buruh tani kadang-kadang yah.
Kalo yang punya sawah taninya petani asli kan yang punya
sawah digarap sendiri itukan petani, kalo buruh tani itu kan
kuli tani, jadi mereka bekerja untuk mengerjakan pekerjaan
untuk orang lain. otomatiskan angka daripada pengelola
atau pertanian itu ya tidak jauh tidak banyak ya masyarakat
kita yang bercocok tanam itu sedikit, ya tidak jauh lah itu
dari 100 persen ya itu tadi sekitar 5 persenan penduduk kita
bercocok tanam, ya otomatis berdampak disitu gitu.”
Pak Dadan juga menuturkan bahwa lahan yang semakin sempit
dignakan untuk embangun kos-kosan atau kontrakan, banyak lahan
pertanian yang disulap menjadi lahan siap pakai, entah itu membangun
bangunan atau dijadikan tempat keramaian yang memungkinkan untuk
pedagang berjualandan menjadi tempat ramai.

3.7 Tentang Profesi Warga Desa Cintamulya
Ketika ditanya mengenai tenaga dan ketenagakerjaan, pak Dadan
menjelaskan secara terperinci bagaimana perubahan tentang tenaga kerja
dan ketenagakerjaan akbiat adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi
perindustrian. Pada awalnya, warga desa Cintamulya bekerja sebagi petani,
setelah munculnya berbagai perusahaan industri yang mmasuki kawasan

desa, lahan pertanian smakin berkurang. Pertanyaannya adalah, jika lahan
pertanian semakin berkurang, maka pergi kemana kah orang-orang yang
pada awalnya bekerja sebagai petani?
Menurut penuturan pak Dadan sendiri, banyak warga desa alih profesi
menjadi tukang ojeg, berdagang, menjual jasa dan menjadi karyawan di
pabrik-pabrik yang ada di desa Cintamulya tersebut. Hal itu disebabkan,
karena banyaknya pendatang baru yang membutuhkan alat transfortasi dari
kos-kosan mereka ke tempat bekerja alias pabrik tersebut. Warga lokal lebih
memilih menjadi ojeg karena penghasilan dari ngojeg lebih besar dari pada
gaji seorang karyawan pada saat awal-awal pabrik membuka lowongan
pekerjaan. Namun tidak sedikit juga warga lokal yang bekerja sebagai
karyawan dipabrik karena tidak memiliki pilhan lain dan kemampuannya
tidak menunjang untuk menjadi tukang ojeg ataupun pedagang barang dan
jasa.
Permasalahan yang dihadapi oleh orang-orang yang bekerja sebagai
tukang ojeg sekarang adalah, pendapatan dari hasil mengojeg lebih rendah
dari pada gaji karyawan pabrik (sebaliknya dari dulu), orderan penumpang
pun semakin sedikit karena para karyawan sudah mampu membeli
kendaraan pribadi seperti sepeda dan motor untuk alat transfortasi menuju
pabrik. Akibatnya terjadi kesenjangan dan ketika para tukang ojeg ini
berencana untuk melamar pekerjaan menjadi karyawan dipabrik sudah
susah. Selain dari persyaratan masuk menjadi karyawan pabriknya semakin
sulit, juga faktor umur yang sudah tidak memungkinkan untuk bekerja di
pabrik tersebut.
Kedua, alih pekerjaan menjadi pedagang barang dan jasa. Hasil
observasi yang dilakukan, banyak sekali pedagang-pedagang yang berjualan
disekitaran gerbang pintu masuk ke pabrik-pabrik, baik itu di gerbang utama
maupun gerbng-grbang kecil pintu masuk menuju pabrik dan itu ramai
sekali oleh pembeli yang sebagian besar pembelinya memakai seragam
karyawan pabrik. Menurut bapak Dadan juga, lahan pertanian dialih

fungsikan oleh pemiliknya dan memiliki modal membangun kos-kosan dan
kontrakan untuk menampung para pendatang.
Ketiga, alih profesi menjadi karyawan pabrik terutama perempuan
warga lokal desa Cintamulya. Hasil wawancara dengan orang-orang yang
bekerja di kantor desa yang sebagian besar adalah laki-laki, mereka
menuturkan bahwa istri-istri mereka sekarang bekerja sebagai karyawan
dipabrik Kahatek. Termasuk juga istri pak Dadan sebagai seorang istri
kepala desa juga bekerja sebagai karyawan di pabrik PT Kahatek. Kata pak
Dadan sendiri, awalnya sedikit yang menjadi karyawan di pabrik-pabrik,
namun sekarang banyak perempuan warga lokal yang bekerja sebagai
karyawan dikarenakan pendapatannya yang lumayan, penuturan pak Dadan
sendiri.

BAB IV
KESIMPULAN
4.1

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa alih fungsi lahan pertanian menjadi perindustrian di Desa
Cintamulya, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, berdampak pada
berbagai aspek kehidupan di desa tersebut. Sebagaimana yang telah
diuraikan di bab tiga, bahwa dampak yang paling besar yaitu pada aspek
perekonomian. Mulai dari adanya pergantian pekerjaan, dari petani ke
pekerjaan sebagai tukang ojeg dan penyedia barang dan jasa, sampai pada
potensi perekonomian desa yang awalnya berasal dari pertanian menjadi
industri.
Namun, akibat yang paling besar adalah semakin hilangnya lahan
pertanian di desa tersebut. Padahal, desa merupakan suatu lingkup ruang
hidup yang tidak akan lepas dari pertanian. Pertanian ini lah yang membuat
desa bisa hidup mandiri, mempunyai cara hidup sendiri tetapi cara hidup
tersebut perlahan hilang karena bergeser akibat perluasan kota, revolusi
industri dan modernisasi.
Jumlah penduduk juga merupakan faktor yang membuat lahan
pertanian semakin berkurang. Akibat didirikannya perindustrian di Desa
Cintamulya, maka pertumbuhan penduduk dengan banyaknya para
pendatang, membuat para pemilik lahan memilih menjual atau mengolah
lahannya dengan didirikan bangunan berupa rumah kontrakan atau koskosan untuk menampung para pendatang baru.
Dibalik semua itu, banyak pelajaran dan manfaat yang dapat diambil
dari alih fungsi lahan tersebut. Tersedianya lapangan pekerjaan baru dan
peruntungan baru walaupun sebelumnya harus beradaptasi terlebih dahulu
atas perubahan yang terjadi akibat alih fungsi lahan tersebut. Beberapa
orang dapat merasakannya namun tidak sediki pula yang merasa rugi akibat
alih fungsi lahan tersebut, terutama para petani yang sudah berumur lanjut.

LAMPIRAN FOTO

Kantor Desa Cintamulya

Foto Peta PPKS dan PSKS Desa Cintamulya

Foto pesawahan di Desa Cintamulya

DAFTAR PUSTAKA
Data Monografi Desa Cintamulya, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten
Sumedang.
G. Budihari, Ni Luh. Perubahan Fungsi Lahan Pertanian menjadi
Perumahan Berdampak terhadap Sosial Ekonomi di Desa Bongan
Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan. Bali : Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja.
Iqbal, M dan Sumaryanto. 2007. Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan
Pertanian Bertumpu Pada Partisipasi Masyarakat. Pusat Analisis
Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor : Pusat Analisis
Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
Jaya Wirarja, I Gusti, dkk. 2016. Dampak Alih Fungsi Lahan Sawah Petani
Pemilik terhdap Kehidupan Rumah Tangga. Program Studi Agribisnis,
Fakultas Pertanian, Universitas Udayana : ISSN: 2301-6523 Vol. 5,
No. 2, April 2016.
Pewista, Ika dan Harini, Rika. 2010. Faktor dan Pengaruh Alih Fungsi Lahan
Pertanian terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk di Kabupaten Bantul,
Kasus Daerah Perkotaan,Pinggiran dan Pedesaan tahun 2001-2010.
Yogyakarta.

R. Wolf, Eric. 1983. Petani, Suatu Tinjauan Antropologis. Jakarta :
Yayaysan Ilmu-ilmu Sosial CV. Rajawali.
Somaji, R P. 2004. “Perubahan Tata Guna Lahan dan Dampaknya
Terhadap Masyarakat Petani di Jawa Timur”. Laporan Penelitian.
Bogor : Program Pascasarjana Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor.
Ulumiyah, Ita dkk. Peran Pemerintah Desa dalam Memberdayakan
Msyarakat Desa. Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu
Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang : Jurnal Administrasi
Publik (JAP), Vol. 1, No. 5, Hal. 890-89.
Windia, W. 2004. “Mengatasi Kemiskinan di Sekitar Pertanian”. Denpasar :
Makalah Seminar . Denpasar : Budidaya Perairan. Institut Pertanian
Bogor.

Dokumen yang terkait

Analisis Level Pertanyaan pada Soal Cerita dalam Buku Teks Matematika Penunjang SMK Program Keahlian Teknologi, Kesehatan, dan Pertanian Kelas X Terbitan Erlangga BerdasarkanTaksonomi SOLO

1 55 16

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

PERBEDAAN ANATOMI JARINGAN EPIDERMIS DAN STOMATA BERBAGAI DAUN GENUS ALLAMANDA (Dikembangkan menjadi Handout Siswa Biologi Kelas XI SMA)

5 148 23

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Pengaruh Tingkat Kesadaran Masyarakat Desa Prambontergayang Terhadap Implementasi Zakat Pertanian

2 58 0

Tingkat Pemahaman Fiqh Muamalat kontemporer Terhadap keputusan menjadi Nasab Bank Syariah (Studi Pada Mahasiswa Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

1 34 126

Contoh Soal UN Matematika SMK kelompok Teknologi, Kesehatan dan Pertanian

0 45 13

Sistem Informasi Pengolahan Data Pertanian di Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan BP4K Kabupaten Sukabumi

10 84 1

Prosedur Dan Fungsi Sistem Informasi Rawat Inap Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten Cabang Bandung

0 16 45

Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Di Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan Dan Kehutanan Kabupaten Pringsewu

18 128 61