REKAYASA LINGKUNGAN pencemaran sungai (1)

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah
didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya
tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses
alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep
lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.

Definisi
Sampah merupakan material sisa baik dari hewan, manusia, maupun tumbuhan yang tidak
terpakai lagi dan dilepaskan ke alam dalam bentuk padatan, cair ataupun gas.

Jenis-jenis
Berdasarkan sumbernya
1. Sampah alam
2. Sampah manusia
3. Sampah konsumsi
4. Sampah nuklir
5. Sampah industri
6. Sampah pertambangan

Berdasarkan sifatnya



Sampah organik - dapat diurai (degradable)

Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daundaun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.


Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)

Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan
sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk
dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik
wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik
kertas koran, HVS, maupun karton.
Berdasarkan bentuknya
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang.
Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:
Sampah padat

Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair.

Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan
lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah
anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung
bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari
peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun
dan sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi
menjadi:
1. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses
biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah
pertanian dan perkebunan.
2. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi.
Dapat dibagi lagi menjadi:
o Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena
memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
o Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat
diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan
lain-lain.
Sampah cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan

dibuang ke tempat pembuangan sampah.


Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung
patogen yang berbahaya.



Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan
tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam
dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi
biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal
juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir
semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang
kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami,

seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar,

sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan
pemukiman.
Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasilhasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya
serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit
yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia
adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang
higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa
(plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem
urinoir tanpa air.
Sampah konsumsi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sampah konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang,
dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah
yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih
jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan
industri.
Limbah radioaktif

Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium
dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu
sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan
aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau
jarang namun kadang masih dilakukan).

Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik (rumah tangga). Sementara didalam UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang
berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau
tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan.
Sampah berasal dari beberapa tempat, yakni :
1. Sampah dari pemukiman penduduk pada suatu pemukiman biasanya sampah
dihasilkan oleh suatu keluarga yang tinggal disuatu bangunan atau asrama. Jenis
sampah yang dihasilkan biasanya cendrung organik, seperti sisa makanan atau sampah
yang bersifat basah, kering, abu plastik dan lainnya.
2. Sampah dari tempat-tempat umum dan perdagangan tempat tempat umum adalah
tempat yang dimungkinkan banyaknya orang berkumpul dan melakukan kegiatan.
Tempat-tempat tersebut mempunyai potensi yang cukup besar dalam memproduksi
sampah termasuk tempat perdagangan seperti pertokoan dan pasar. Jenis sampah yang

dihasilkan umumnya berupa sisa-sisa makanan,sayuran busuk, sampah kering, abu,
plastik, kertas, dan kaleng-kaleng serta sampah lainnya.
Berbagai macam sampah yang telah disebutkan diatas hanyalah sebagian kecil saja dari
sumber- sumber sampah yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
menunjukkan bahwa kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari sampah. Terutama
penumpukan sampah yang terjadi di tempat-tempat umum seperti di pasar-pasar.

Jenis-jenis Sampah
Jenis-jenis sampah jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, ada yang
berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah rumah sakit, sampah
pertanian, sampah perkebunan, sampah peternakan, sampahninstitusi/kantor/sekolah, dan
sebagainya.
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut :
1. Sampah organic, adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat
didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah
dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar
merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur,

sisa-sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan plastik), tepung, sayuran,
kulit buah, daun dan ranting. Selain itu, pasar tradisional juga banyak

menyumbangkan sampah organik seperti sampah sayuran, buah-buahan dan lain-lain.
2. Sampah Anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati, baik
berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang.
Sampah anorganik dibedakan menjadi : sampah logam dan produk-produk olahannya,
sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen. Sebagian
besar anorganik tidak dapat diurai oleh alam/ mikroorganisme secara keseluruhan
(unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu
yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol
gelas, tas plastik, dan kaleng, (Gelbert dkk, 1996).
Berdasarkan wujud atau bentuknya dikenal tiga macam sampah atau limbah yaitu : limbah
cair, limbah padat, dan limbah gas. Contoh limbah cair yaitu air cucian, air sabun, minyak
goreng sisa, dll. Contoh limbah padat yaitu bungkus snack, ban bekas, botol air minum, dll.
Contoh limbah gas yaitu karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), HCl, NO2, SO2
dll.
Dampak negatif sampah-sampah padat yang bertumpuk banyak tidak dapat teruraikan dalam
waktu yang lama akan mencemarkan tanah. Yang dikategorikan sampah disini adalah bahan
yang tidak dipakai lagi ( refuse) karena telah diambil bagian-bagian utamanya dengan
pengolahan menjadi bagian yang tidak disukai dan secara ekonomi tidak ada harganya.
Menurut Gelbert dkk (1996) ada tiga dampak sampah terhadap manusia dan lingkungan
yaitu:

a. Dampak terhadap kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak
terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti, lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut :


Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam
berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.



Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).



Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salahsatu contohnya adalah
suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita(taenia). Cacing ini sebelumnya

masuk kedalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa
makanan/sampah.

b. Dampak terhadap lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan mencemari air.
Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesien akan lenyap, hal ini
mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang di buang
kedalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain
berbau kurang sedap, gas ini pada konsentrasi tinggi dapat meledak.
c. Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut :


Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan
masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya pembiayaan (untuk mengobati
kerumah sakit).



Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak

memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana
penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang
sampahnya dijalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan
diperbaiki.

Pengelolaan Sampah Dengan Konsep 3R
Menurut Departemen Pekerjaan Umum Kota Semarang (2008), pengertian pengelolaan
sampah 3R secara umum adalah upaya pengurangan pembuangan sampah, melalui program
menggunakan kembali (Reuse), mengurangi (Reduce), dan mendaur ulang (Recycle).
1. Reuse (menggunakan kembali) yaitu penggunaan kembali
langsung,baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain.

sampah

secara

2. Reduce (mengurangi) yaitu mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya
sampah.
3. Recycle (mendaur ulang) yaitu memanfaatkan kembali sampah setelah mengalami
proses pengolahan.

Mengurangi sampah dari sumber timbulan, di perlukan upaya untuk mengurangi sampah
mulai dari hulu sampai hilir, upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam mengurangi sampah
dari sumber sampah (darihulu) adalah menerapkan prinsip 3R.

Teknik Pengolahan Sampah

Sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang
harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk
kegiatan industri), tetapi bukan biologis (karena human waste tidak termasuk didalamnya)
dan umumnya bersifat padat.
Sumber sampah bisa bermacam-macam, diantaranya adalah : dari rumah tangga, pasar,
warung, kantor, bangunan umum, industri, dan jalan. Berdasarkan komposisi kimianya, maka
sampah dibagi menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Penelitian mengenai sampah
padat di Indonesia menunjukkan bahwa 80% merupakan sampah organik, dan diperkirakan
78% dari sampah tersebut dapat digunakan kembali.
Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam menangani sampah sejak
ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir. Secara garis besar, kegiatan di dalam
pengelolaan sampah meliputi pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer
dan transport, pengolahan dan pembuangan akhir

A
Perbedaan Sampah Organik Dan Anorganik Beserta Contohnya
1. Sampah organik adalah limbah yang bersal dari sisa makhluk hidup (alam) seperti hewan,
manusia, tumbuhan yang mengalami pembusukan atau pelapukan. Sampah ini tergolong
sampah yang ramah lingkungan karena dapat di urai oleh bakteri secara lami dan
berlangsungnya cepat.


Contohnya : Daun, kayu, kulit telur, bangkai hewan, bangkai tumbuhan, kotoran
hewan dan manusia, Sisa makanan, Sisa manusia. kardus, kertas dan lain-lain.

2. Sampah Anorgani adalah sampah yang berasal dari sisa manusia yang sulit untuk di urai
oleh bakteri, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama (hinga ratusan tahun) untuk
dapat di uraikan. Biasanya berasal dari sampah industri.



Contohnya : Plastik, botol minuman mineral, besi, kaca (beling), Kain atau baju,
kaleng, ban bekas, pulpen, spidol, jam tangan, dan lain-lain.

Sekarang anda sudah mengerti apa itu sampah organik dan anorganik, selanjutnya kita akan
membahas manfaat yang bisa kita ambil dari setiap jenis sampah di atas, yuk simak di bawah
ini :
Manfaat sampah organik dan anorganik Beserta contohnya
1. Sampah Atau Limah Organik

Sebagai kompos
Manfaat sampah organik adalah untuk meningkatkan kesuburan pada tanah, karena bahannya
organik dapat di urai oleh bakteri yang kemudian menjadi nutrisi yang sangat baik untuk
pertumbuhan tanaman. Tanah menjadi lebih subur dan pohonnya bisa tambah bagus
tumbuhnya. Ada juga limbah organik yang dapat di jadikan barang yang bernilai tinggi,
seperti limbah akar tanaman untuk hiasan rumah, serbuk kayu untuk di jadikan mebel atau
perabotan rumah tangga.
2. Sampah Atau Limbah Anorganik

Manfaat sampah anorganik adalah untuk di daur ulang menjadi produk baru, contohnya
limbah plastik yang di daur ulang menjadi mainan plastik, kursi dan lain-lain. Limbah besi
yang di panaskan dan di jadikan bahan dan produk baru seperti pagar rumah, palu, paku dan
lain-lain. Sampah organik juga sering di jadikan kerajinan oleh orang yagn kreativ seperti
sandal, tas yang terbuat dari karung goni bekas.
Nah sekarang kita sudah tau beberapa manfaat dari dua jenis limbah di atas. Walaupun
sampah di atas memiliki manfaat, Namun juga memiliki dampak negatif untuk kehidupan
manusia dan hewan lainna.
Dampak Sampah Pada Kehidupan Manusia Di Bumi
1. Berdampak Untuk Kesehatan

Sampah yang tidak di buang pada tempatnya akan mengganggu kesehatan kita yang akan
memicu terserangnya penyakit pada manusia seperti :


Diare



Disentri



Kudisan,



Jamur dll

Memicu tercemarnya lingkungan hidup hewan, tumbuhan dan manusia. Di jepang telah di
laporkan 40rb penduduknya mennggal setelah mengkonsumsi ikan yang tercemar atau
terkontaminasi raksa (Hg) yang beracun jika di konsumsi manusia. Raksa ini berasal dari
sampah atau limbah industri battrey yang di buang di laut.
2. Berdampak Pada Udara

Sampah yang di buang melalaui udara adalah asap dari industri pabrik dan kendaraan yang
dapat mencemari lingkungan di udara, Udara yang di menjadi kotor dan berbahaya jika di
hirup leh manusia dan makhluk hidup lainnya. Selain itu sampah ini dapat melubangi ozon
(pelindung bumi dari radiasi matahari) oelh sebab itu mengapa bumi semakin lama-semakin
panas.
3. Berdampak Pada kehidupan Sosial

Dampak dari sampah yang ketiga yaitu pada kehidupan antara sesama manusia. Ketika kita
lewat tumpukan sampah di pinggir jalan yang sangat bau, kita menjadi terganggu dan
menutup hidung ia kan? ini menandakan bahwa kita merasa terganggu dengan orang yang
membuang sampah sembarangan. Contoh lagi Sampah udara dari orang yang merokok di
tempat umum seperti bis umum, kereta, kapal dan ruangan untuk umum, mereka yang tidak
merokok akan sangat terganggu dan membuat hubungan sosaial terganggu.

Maka dari itu di perlukan sikap yang baik dari setiap manusia dan kesarannya untuk
membuang sampah pada tempatnya dan mengelola kembali sebaik mungkin agar dampak
yang di timbulkan menjadi sedikit. Gunakan juga teknologi yang ramah lingkungan dan
jangan gunakan peralatan yang tidak bisa di daur ulang.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Pengelolaan Sampah Kota
1. Rencana Penggunaan Lahan
2. Kepadatan dan Penyebaran penduduk
3. Karakteristik lingkungan fisik,biologi, dan sosial ekonomi
4. Kebiasaan Masyarakat
5. Karakteristik sampah
6. Peraturan-peraturan/ aspek legal nasional dan daerah setempat
7. Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan
8. Lokasi pembuangan akhir
9. Biaya yang tersedia
10. Rencana tata ruang kota
11. Iklim dan Musim

Manajemen Pengelolaan Sampah
Sampah merupakan bahan sisa baik bahan-bahan yang tidak digunakan maupun barang
yang sudah diambil bagian utamanya dari aspek sosial ekonomi, sampah merupakan barang
yang sudah tidak ada harganya, dari aspek lingkungan sampah merupakan barang buangan
yang sudah tidak berguna dan banyak menimbulkan masalah pencemaran dan gangguan
kelestarian lingkungan.

1

Metode Penanganan Sampah

Metode ini bertujuan agar permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan oleh sampah
dapat ditekan seminimal mungkin dengan cara :
-

Pengumpulan Sampah

-

Pemisahan Sampah berdasarkan jenis dan keperluanya

-

Mengkomposting (Bokasi) sampah organik menjadi pupuk

2.

Perencanaan Tempat Pembuangan Sementara (TPS)

-

Lokasi yang dapat digunakan

-

Luas daerah yang tersedia

-

Jumlah (volume) sampah yang akan dibuang

-

Peralatan yang dibutuhkan

-

Biaya

-

Dampak lingkungan dari penimbunan sampah
Pada dasarnya pengelolaan sampah cukup sederhana, pemupukan sampah yang terjadi dari
berbagai sumber harus segera diangkat, selanjutnya dibuang ketempat pembuangan akhir
(TPA). Agar sampah mencapai TPA, tahapan yang harus dilalui adalah :

-

Collections (Pengumpulan)

-

Haullages (Pengangkutan)

-

Disposal (Pembuangan)
Sumber sampah, selain sampah industri ada bermacam-macam antara lain ; rumah tangga,
pasar, rumah sakit, jalan, taman dan lain-lain. Agar pengangkutannya mudah sampah harus
dikumpulkan diberbagai tempat atau wadah seperti : Kantong plastik, bak sampah, gerobak
dan lainnya. Dari tempat pengumpulan ini kemudian sampah diangkut ke TPS yang
selanjutnya diangkut ke TPA oleh fasilitas pengangkut sampah seperti : truk bak terbuka,
dump truck, compactor truck dan arm roll truck. Di TPA, sampah dipilih dan dipilah menurut
jenis dan keperluanya.

3.

Pengertian Sampah

Sampah (Wastes) diartikan sebagai benda yang tidak dipakai, tidak diinginkan dan dibuang,
berdasarkan masalah dan cara-cara penanganannya sampah dapat digolongkan menjadi :
a.

Solid Wastes atau Refuse, yaitu sampah padat

b.

Liquid Wastes, yaitu sampah cair atau air buangan

c.

Atmospheric Wastes, yaitu sampah gas

d.

Human Wastesan Excreta Disposal, yaitu kotoran manusia

e.

Manure, yaitu kotoran hewan

f.

Special Wastes, yaitu sampah berbahaya
Dalam proposal ini yang dikelola adalah Solid Wastes/Refuse atau sampah padat (organik).
Sampah/limbah apabila dikelola dengan sistem dan manajemen yang baik akan bermanfaat
bagi hidup dan kehidupan masyarakat (ekosistem). Sampah organik dikelompokkan dalam 3
(tiga) tujuan yaitu :
1
2

Sampah yang berasal dari alam, yaitu guguran daun, bunga dan buah
Sampah yang berasal dari sisa-sisa dapur/industri rumah tangga atau

industri besar.
3

Sampah atau kotoran dan sisa-sisa makanan yang berasal dari ternak

hewan.
Dari ketiga kelompok sampah/kotoran tersebut bisa dikelola dan dimanfaatkan untuk
produksi pertanian, yaitu dengan proses daur ulang (Komposting/Bokasi) dan dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk organik tanaman.
Di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah organik yang ada terdiri dari :
a.

Sampah atau kotoran yang berasal dari hewan dan sisa-sisa makanannya didaur ulang
dengan lactobacillus E 12 menjadi Bokasi yang berfungsi sebagai pupuk kandang

b.

Sampah atau kotoran yang berasal dari campuran rumput-rumput sampah pasar, dampak
rumah tangga dan guguran daun-daun, bunga dan buah didaur ulang dengan lactobaccilus
menjadi Fine Coumpost.

Perlu kami jelaskan disini bahwa lactobaccillus adalah proses fermentasi bahan-bahan
organik menjadi cairan yang mengandung dan menghasilkan bakteri-bakteri menguntungkan
sekaligus mengandung Vasses (anti bau) yang berfungsi sebagai “ Penetral “ semua jenis
sampah, baik sampah herbal maupun kotoran.

4.

Jenis Sampah
Penggolongan jenis sampah dapat didasarkan pada komposisi kimia, sifat mudah tidaknya
mengurai, mudah tidaknya terbakar, berbahaya dan tidaknya serta karakteristiknya.
Berdasarkan penggolongan komposisi kimianya, sampah dibagi menjadi sampah organik dan
an organik.
Sampah yang secara alami mudah terurai (degradable) dan sampah yang sulit terurai (Non
degradable) adalah penggolongan sampah didasarkan sifat mengurai.
Berdasarkan mudah tidaknya terbakar, maka sampah dibagi manjadi sampah yang mudah
terbakar (Combustible) dan sampah yang sulit terbakar (Non Combustible).

Penggolongan sampah didasarkan berbahaya tidaknya :
-

Sisa sayuran : sampah organik
Sisa makanan : sampah degradable
Plastik
: sampah non degradable
Kertas
: sampah combustible
Kaca, logam : sampah non combustible
Bahan kimia, bekas verban dari Rumah Tangga dan radio aktif : sampah berbahaya.
Berdasarkan karakteristiknya sampah dibagi menjadi :



Sisa makanan atau sampah basah (Garbage)
Karakteristik dari sampah basah dapat membusuk dan terurai dengan cepat, proses
pembusukan menimbulkan bau yang menyengat.



Sampah kering (Rubbish)
Sampah kering terdiri dari sampah yang dapat terbakar dan yang sulit terbakar. Jenis sampah
kering yang bisa terbakar antara lain : kertas, plastik, tekstil, karet, kulit, kayu dan daun-daun
kering. Jenis sampah kering yang sulit/tidak bisa terbakar antara lain kaca, kaleng, dan lainlain logam.



Abu (Ash)
Benda yang tertinggal dari sisa-sisa pembakaran kayu, arang dan benda-benda lain yang
terbakar.



Sampah Jalan (Streetcleaning)
Terdiri dari daun-daun dan pembungkus.



Bangkai Binatang (dead animals)
Sampah biologis berupa bangkai binatang kecil dan binatang piaraan.



Sampah Industri (Industrial Wastes)



Sampah Rumah sakit dan lainnya.

5.

Sumber Sampah
Sumber sampah pada umumnya berhubungan erat dengan penggunaan tanah dan
pembagian daerah untuk berbagai kegunaan. Pada dasarnya sumber sampah dapat
diklasifikasikan dalam beberapa kategori, sebagai berikut :

a.

Pemukiman Penduduk
Jenis sampah yang dihasilkan berupa sisa makanan bahan-bahan sisa dari pengolahan
makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubbish) dan abu (ashes).

b.

Tempat-tempat umum dan tempat-tempat perdagangan/pasar.
Jenis sampah yang dihasilkan berupa sisa-sisa makanan (sampah basah), sampah kering dan
abu.

6.

Komposisi Sampah
Komposisi sampah dapat dibedakan menjadi :

a.

Komposisi Fisik
Komposisi sampah secara fisik antara lain :

-

Sisa makanan

-

Kulit

-

Kertas

-

Sampah pekarangan

-

Plastik

-

Kayu

-

Tekstil

-

Logam

-

Karet

-

Kaca

b.

Komposisi Kimia
Sampah dapat dimanfaatkan kembali tetapi perlu memperhatikan komponen kimianya,
antara lain untuk Biogas sebagai bahan bakar.

Potensi Timbulnya Sampah
1.

Pemukiman penduduk

2.

Pasar

3.

Jalan

4.

Taman

5.

Rumah Sakit

Faktor – faktor yang mempengaruhi produksi sampah
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah :
1

Jumlah penduduk dan kepadatanya

Setiap pertambahan penduduk akan diikuti oleh kenaikan jumlah

(volume)

sampah.
2
3
4
5

Tingkat aktivitas masyarakat
Pola kehidupan sosial ekonomi
Letak geografis
Kemajuan teknologi

Variasi Jumlah Sampah
Tiap-tiap bulan selama setahun sampah yang berasal dari tempat-tempat pemukiman
merupakan masalah yang dapat timbul secara potensial di masyarakat baik menurut
komposisi maupun jumlahnya. Variasi dari komposisi dan jumlah sampah dipengaruhi oleh
status sosial ekonomi dan kebiasaan masyarakat dalam menangani sampahnya. Jumlah atau
volume sampah juga dipengaruhi oleh musim, letak dan sifat geografis, tanah, curah hujan,

iklim, kebiasaan masyarakat akan makanan , minuman dan barang – barang terbungkus yang
mereka beli.
Macam Pengaruh Dampak Sampah
1
a.

Dampak Negatif

Dampak sampah terhadap kesehatan
Pada awal peradaban manusia, sampah belum menjadi suatu masalah akan tetapi dengan
bertambahnya jumlah penduduk dengan ruang hidup tetap maka makin hari sampah
menjadi masalah serius, hal ini jelas jika dilihat dari modernisasi kehidupan dan
perkembangan teknologi, shingga meningkatkan aktifitas manusia.
Sehubungan dengan kegiatan manusia, maka permasalahan sampah berkaitan, baik dari segi
social, ekonomi maupun budaya.
Kesehatan merupakan masalah sosial yang selalu berkaitan antara komponen-komponen
yang ada dalam masyarakat, sampah sendiri apabila ditangani dan dikelola dengan baik,
maka tidak menjadi potensi yang berpengaruh terhadap lingkungannya. Namun sering dan
bahkan akrab kita temui bahwa sampah tidak berada pada tempat yang aman terhadap
kesehatan lingkungan. Sampah yang kurang diperhatikan tersebut dapat berpotensi sebagai
tempat berkembangnya serangga dan binatang pengerat sehingga menjadi faktor penyakit
menular. Disamping itu juga sampah dapat menimbulkan pencemaran udara, air dan tanah
yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan.
Secara umum pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan
mengakibatkan :

1)
2)
3)
4)

Tempat berkembang biak dari sarang serangga dan tikus.
Menjadi sumber polusi tanah, sumber air permukaan tanah, air dalam tanah dan udara
Sebagai sumber penyebar penyakit
Dampak sampah sebagai sarana penularan penyakit
Sampah sangat berpotensi menjadi sarang penyakit, dimana sampah bisa menjadi tempat
berkembang biaknya bintang – bintang antara lain lalat, nyamuk, kecoa, belatung, dan tikus.

b.

Dampak Positif
Bagian sampah yang terbesar merupakan bahan-bahan organik, dan bahan-bahan organic
tersebut mengalami penguraian atau penghancuran secara biologis oleh jasad renik yang

bersifat aerobik. Selain itu dengan terjadinya proses dekomposisi yang berlangsung secara
amaerobik akan menhasilkan humus yang sangat berguna untuk penyuburan dan perbaikan
struktur tanah.
Adapun manfaat sampah dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
1.

Manfaat sampah yang mudah membusuk :
Untuk pupuk kompos yang diolah dan dinetralkan dengan lactobacillus E 12 menjadi bokasi
yang bermanfaat untuk menyuburkan dan mengembalikan struktur tanah

2. Manfaat sampah yang sulit/ tidak bisa membusuk :
Diambil kembali untuk diolah secara fisika atau kimiawi, dengan cara :
1

Hand Sorting (pemilihan dengan tangan)

Komponen yang dipisahkan antara alain aluminium, logam, gelas (kaca), plastic dan karet.
2

Screening (pengasingan)

Pemisahan sampah yang tercampur menjadi dua atau lebih bagian yang berlainan jenis dan
ukurannnya.

Peralatan yang Dibutuhkan
1

Segala fasilitas insfratruktur, sarana dan prasarana yang ada di TPA antara

lain : alat berat (Backhoe) dan Dump Truck.
2 Alat angkut dari gundukan sampah kelokasi proses Bokasih
3

Alat pemilih dan pemilah sampah

4

Alat perajang sampah

5

Alat penghalus rajangan sampah

6

Sekrop, cangkul, masker, sepatu boots, helm proyek, sarung tangan dan

terpal/plastik
7

Alat guyur

8

Cattle Pack

9

Penetral Sampah, yaitu lactobacillus E 12

Potret Aktivitas Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Sebagai tempat pembuangan akhir sampah, TPA diseluruh Kota seluruh Indonesia rata-rata
sudah memiliki persyaratan yang ideal, luas lahan yang memadai, peralatan pengelolaan
sudah tersedia dan infrastruktur yang lain pun telah siap untuk dimanfaatkan. Kapasitas TPA
sangat besar, permasalahanya disini adalah bagaimana pemerintah bisa memanejemen
sampah tersebut.
Sampah apabila dikelola terdapat potensi ekonomi sekaligus sebagai peluang lapangan kerja
baru, akan tetapi haruslah selalu diingat dan diwaspadai, sampah adalah sampah, potensi
sebagai sumber penyakit cukup tinggi, kebijakan dan dukungan pemerintah daerah akan
permasalahan sampah sangatlah dibutuhkan dalam permasalahan ini pemerintah daerah
memiliki peran sebagai berikut :
1.

Sebagai motor manajemen dan pengelolaan sampah

2.

Memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk mengelolanya

3.

Memberikan kesempatan dan peluang kerja baru

4.

Melindungi masyarakat akan dampak buruk yang ditimbulkan oleh sampah yaitu
penyebaran penyakit
Berikut ini kami sajikan potret standar aktivitas dan lingkungan TPA sebagai berikut :

Kondisi Sampah di Tempat Pembuangan sampah

Alat Pencacah sampah

Alat Pencampur sampah dengan larutan (air + Lactobacillus E 12)

Proses pemaparan sampah yang sudah dicampur larutan

Proses Pembokhasian (Penutupan dengan Terpal/Plastik)

Proses Pengepakan

Hasil Pengepakan

Hasil Pengepakan

Dokumen yang terkait

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV.SEMBADA TAMBAKBOYO

4 50 26

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN

0 5 10

MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP

1 3 7

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

PENGAWASAN OLEH BADAN PENGAWAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BANDAR LAMPUNG TERHADAP PENGELOLAAN LIMBAH HASIL PEMBAKARAN BATUBARA BAGI INDUSTRI (Studi di Kawasan Industri Panjang)

7 72 52

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA METRO

15 107 59

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pela

7 98 60

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA RAYA KOTA BANDAR LAMPUNG

6 60 62