Perbedaan Racun Dan Bisa dapet

SENIN, 11 OKTOBER 2010

Perbedaan Istilah Antara Racun Dan Bisa
Kita pasti sudah sering mendengar yang namanya racun atau bisa. Banyak hewan yang kita
tahu memiliki bisa tau racun yang dapat melumpuhkan bahkan mampu membunuh manusia.
Tapi tahukah anda bahwa yang namanya bisa atau racun itu sebenarnya tidaklah sama, tapi
kita sering menganggap kedua istilah tersebut adalah sama.

Bisa adalah racun yang dimiliki oleh hewan-hewan seperti ular, laba-laba, atau lebah yang
menyuntikkannya kedalam tubuh hewan lain.
Sedangkan ular atau kalajengking menginjeksikan racun melalui gigitan atau ekor yang disebut
berbisa. Sehingga dapat disimpulkan kalau bisa itu harus dialirkan atau disuntikkan melalui alat
di tubuh hewan.

Racun (Poisonous) adalah suatu zat yang dapat mengiritasi atau mematikan. Racun juga dapat
digunakan untuk membuat suatu yang berguna seperti untuk merelaksasi tubuh dengan cara
lewat kulit atau jalan pernapasan.

Poison ivy, misalnya, dapat mengiritasi kulit, kodok beracun dapat membunuh pemangsa yang
memangsanya. Tanaman dan hewan yang disebutkan ini disebut beracun.
Itulah perbedaan antara yang namanya bisa dengan racun, tapi penggunaan kedua istilah

tersebut yang mungkin rancu tidak terlalu berpengaruh pada makna dan arti dari kalimat yang
kita maksutkan dalam pengucapan kedua istilah tersebut.

Poisonous (adjective) describes any substance, natural or manufactured, that is harmful or deadly to
living cells, even in small quantities.
Toxic (adjective) refers to poison that is produced naturally by living things, but people often use
‘toxic’ to describe any substance that is harmful or not good for you e.g. ‘toxic fumes’. This is very
common, especially in non-technical language.

Beracun (kata sifat) menjelaskan zat, alam atau diproduksi, yang berbahaya atau
mematikan sel-sel hidup, bahkan dalam jumlah kecil.
Beracun (kata sifat) mengacu pada racun yang diproduksi secara alami oleh
makhluk hidup, tapi orang-orang sering menggunakan 'racun' untuk
menggambarkan zat yang berbahaya atau tidak baik untuk Anda misalnya 'Asap
beracun'. Hal ini sangat umum, terutama dalam bahasa non-teknis.

Bisa
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa


Sengat lebah dengan butiran bisa di ujungnya

Bisa, venom, atau zootoksin (secara harfiah "racun hewan") adalah semua jenis toksin yang yang
digunakan oleh beberapa kelompok spesieshewan, untuk keperluan pertahanan
dan berburu mangsa. Bisa dibedakan dengan racun dengan definisi bahwa bisa adalah toksin
biologis yang disuntikkan untuk menimbulkan efeknya, sedangkan racun adalah toksin biologis yang
diserap melalui lapisan epitel (baik dari usus maupun melaluikulit). Hewan-hewan yang memiliki bisa
antara lain adalah ular, laba-laba, kalajengking, dan lebah.
Bisa ular umumnya mengandung fosfolipase A2, sejenis enzim yang memicu
proses lisis pada senyawa fosfolipid, sehingga bersifat toksik terhadapmembran sel.
Burung dari genus Pitohui saat ini merupakan satu-satunya burung yang diketahui memiliki bisa
atau racun di bulu dan kulitnya. Bisa ini hanya menimbulkan rasa geli hingga mati rasa (numbness)
di kulit.[1]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]


Bisa ular




Bisa dalam Bahasa Indonesia

Referensi[sunting | sunting sumber]
1.

^ Hooded Pituhoi. Aquarium of the Pacific.

Artikel bertopik biologi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu
Wikipedia dengan mengembangkannya.





Kategori:
Toksikologi

Halaman ini terakhir diubah pada 25 Juli 2013, pukul 09.43.


Racun
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Simbol bahan beracun

Secara umum, racun merupakan zat padat, cair, atau gas, yang dapat mengganggu proses
kehidupan sel suatu organisme.[1] Zat racun dapat masuk ke dalam tubuh melalui jalur oral (mulut)
maupun topikal (permukaan tubuh).[1] Dalam hubungan dengan biologi, racun adalah zat yang
menyebabkan luka, sakit, dan kematian organisme, biasanya dengan reaksi kimia atau aktivitas
lainnya dalam skala molekul.
Bapak Toksikologi, Paracelsus, menyatakan bahwa: Segala sesuatu adalah racun dan tidak ada
yang tanpa racun. Hanya dosis yang membuat sesuatu menjadi bukan racun (Dosis solum facit
venum).[2]
Daftar isi
[sembunyikan]



1 Terminologi




2 Klasifikasi



3 Sejarah



4 Penawar racun



5 Lihat pula



6 Referensi


Terminologi[sunting | sunting sumber]

Istilah racun bersinonim dengan kata toksin dan bisa, namun memiliki definisi yang berbeda antara
yang satu dengan lainnya.[3] Kata "toksin" didefinisi sebagai racun yang dihasilkan dari
proses biologi, atau sering disebut sebagai biotoksin.[1] Sementara, bisa didefinisikan sebagai cairan
mengandung racun yang disekresikan atau dihasilkan oleh hewan selama proses pertahanan diri
atau menyerang hewan lain dengan gigitan maupun sengatan.[3]
Istilah beracun, toksik, dan berbisa juga merupakan kata yang sebanding apabila digunakan untuk
menyatakan sifat atau efek dari racun.[3] Namun, tetap terdapat sedikit perbedaan pada ketiga kata
tersebut.[3] Beracun digunakan untuk segala sesuatu yang dapat berakibat fatal atau berbahaya
apabila dimasukkan dalam jumlah tertentu ke makhluk hidup.[3] Sedangkantoksik menyatakan sifat
atau efek dari toksin, dan berbisa mengacu kepada hewan penghasil bisa.[3]

Klasifikasi[sunting | sunting sumber]
Dalam sebuah buku forensik medis yang ditulis oleh JL Casper, racun diklasifikasikan menjadi 5
golongan, yaitu:
1. Racun iritan, yaitu racun yang menimbulkan iritasi dan radang. Contohnya asam mineral, fungi
beracun, dan preparasi arsenik.[4]
2. Racun penyebab hiperemia, racun narkotik, yang terbukti dapat berakibat fatal pada otak, paruparu, dan jantung. Contohnya opium, tembakau, konium, dogitalis, dll. [4]
3. Racun yang melumpuhkan saraf, dengan meracuni darah, organ pusat saraf dapat lumpuh dan

menimbulkan akibat yang fatal seperti kematian tiba-tiba. Contohnya asam hidrosianat, sianida
seng, dan kloroform.[4]
4. Racun yang menyebabkan marasmus, biasanya bersifat kronis dan dapat berakibat fatal bagi
kesehatan secara perlahan. Contohnya bismut putih, asap timbal, merkuri, dan arsenik. [4]
5. Racun yang menyebabkan infeksi (racun septik), dapat berupa racun makanan yang pada
keadaan tertentu menimbulkan sakit Pyaemia (atau pyemia) dan tipus pada hewan ternak. [4]

Sejarah[sunting | sunting sumber]
Sejarah awal mengenai racun erat dikaitkan dengan mitos dan kepercayaan. [5] Pada tahun 2500 SM,
bangsa Sumeria diketahui menyembah dewi racun yang disebut Gula.[5] Dalam mitologi Yunani,
terdapat beberapa rujukan tentang racun, di antaranya adalah kosah tentang Medea, cucu
dari Helios (dewa matahari).[5] Medea ingin membunuh anak tirinya, Theseus dengan minuman
anggur beracun.[5] Namun, usaha tersebut digagalkan oleh Aegeus, suami Medea.[5] Tulisan tertua
mengenai racun ditemukan di Mesir dan berangka tahun sekitar 3000 SM dan dokumen tentang
penelitian tanaman beracun yang dilakukan oleh Menes, raja Mesir.[5]
Di dalam sejarah Yunani, racun pernah digunakan sebagai hukuman mati yang disebut Racun
Negara atau State Poison.[5] Salah satu tokoh filsuf yang pernah dihukum mati dengan cara ini
adalah Socrates. Selama masa pemerintahan kekaisaran Romawi, keraunan di saat santap malam,
terutama di kalangan kelas atas menjadi suatu hal yang biasa. [5] Hal tersebut merupakan salah satu
cara untuk menyingkirkan anggota keluarga yang tidak disukai, seperti yang pernah dilakukan

oleh Nero.[5] Sekitar tahun 246 SM, Cina mengembangkan suatu drama yang disebut Ritual Chou,
yang di dalamnya terdapat ritual membakar 5 macam racun.[5]
Memasuki abad pertengahan, pada tahun 8 Sesudah Masehi, racun semakin berkembang karena
ahli kimia Arab berhasil mengubah arsenik menjadi bubuk yang tidak berasa dan tidak berbau
sehingga deteksi adanya racun pun sulit diketahui.[5] Di masa itu, racun biasa diperdagangkan di
apotek dan didapatkan oleh publik dengan mudah. Berbagai teks akademis tentang racun juga
dituliskan oleh para biarawan, salah satunya adalah The Book of Venoms (1424) oleh Magister

Santes de Ardonis yang berisi racun yang diketahui pada masa itu, mekanisme kerjanya, dan cara
penyembuhannya.[5]
Pada abad ke-14 dan 15, ahli kimia Italia berusaha membuat racun yang lebih kuat dari sebelumnya
dan hal ini menyebar dari Italia ke Paris.[5] Usaha untuk membatasi penjualan racun dilakukan
oleh Louis XIV pada tahun 1662 yang mengeluarkan aturan pelarangan apotek untuk menjual
senyawa beracun, kecuali kepada pembeli yang telah mendaftarkan tujuan mereka. Pada tahun
1836 dan 1841, Marsh dan Riensch secara terpisah berhasil mengembangkan metode untuk
mendeteksi arsenik sehingga banyak orang yang melakukan kejahatan, terutama pembunuhan
dengan racun akhirnya dapat ditangkap.[5] Pada abad ke-20, racun mulai diteliti untuk digunakan
sebagai senjata. Pertumbuhan bidang toksikologi juga mendorong berkembangan sistem kontrol
dan penyebaran senyawa beracun.[5]


Penawar racun[sunting | sunting sumber]
Penawar racun adalah obat yang dapat melawan efek dari racun.[6] Beberapa penawar racun yang
sering digunakan adalah:
Racun

Penawar

Asetominofen

NAC(N-asetilsistein).[7]

Antikolinergik

Fisostigmin

Antikoagulan
(warfarin/coumadin, heparin)

Vitamin K1, protamin.


Benzodiazepina

Perawatan pendukung, flumazenil

Botulisme

Antitoksin botulinum

Penyekat beta

Glukagon

Penyekat saluran kanal
kalsium

Kalsium, Glukagon

Kolinergik

Atropin, Pralodixime dalam organofosfat dengan

dosis berlebih

Karbon monoksida

Oksigen, Oksigen hiperbarat

Sianida

Amil Nitrat, Natrium Nitrat, Natrium Thiosulfat,
Hidroksikobalamin

Digitoksin

Antibodi Fab digoksin

Besi

Deferoksamin

Isoniazid

Piridoksin

Timbal

BAL, EDTA, DMSA

Methemoglobinemia

Methelene Biru

Opiod

Nalokson

Alkokol beracun

Dialisis, Etanol Drip. Kemungkinan juga dapat
menggunakan inhibitor enzim.

antidepresan trisiklik

Natrium bikarbonat

Lihat pula[sunting | sunting sumber]
Bisa (racun hewan)



Referensi[sunting | sunting sumber]
1.

^ a b c (Inggris)Gary D. Osweiler (1996). Toxicology. Wiley-Blackwell. ISBN 978-0-683-066647.Page.1

2.

^ (Inggris)Horst S. H. Seifert (1996). Tropical animal health. Springer. ISBN 978-0-7923-38215.Page.442

3.

^ a b c d e f (Inggris)Merriam-Webster, Inc (1984). Merriam Webster's Dictionary of Synonyms:
A Dictionary of Discriminated Synonyms With Antonyms and Analogous and Contrasted Words.
Merriam-Webster. ISBN 978-0-87779-341-0.Page.618

4.

^ a b c d e (Inggris)Johann Ludwig Casper (1861). A Handbook of the Practice of Forensic
Medicine: Thanatological division. New Sydenham Society.Page.44-45

5.

^ a b c d e f g h i j k l m n o www.bbc.co.uk (28 Juli 2005). "A Brief History of Poisoning".

6.

^ Merriam-Webster Online Dictionary.





7.
^ (Inggris) www.uic.edu. "Antidotes to Common Poisons".
Kategori:
Toksikologi

Halaman ini terakhir diubah pada 6 April 2013, pukul 07.31.