1 Pengaduan Kode Etik KPUD Bangkalan

Nomor : 09/SITI-NH/DKPP-PL/II/2013
Lamp. : 1 (satu) berkas
Hal
: Perbaikan Pengaduan dan/ atau Pelaporan Nomor
27/I.P/L-DKPP/2013 Dugaan Pelanggaran Sumpah/Janji Jabatan dan
kode Etik Penyelenggara Pemilu Oleh Komisioner KPUD Kabupaten
Bangkalan pada PILKADA Kabupaten Bangkalan Tahun 2012

Kepada Yang Terhormat,
KETUA DEWAN KEHOMATAN PENYELENGGARA PEMILU RI (DKPP RI)
Jl. MH. THAMRIN No. 14
Jakarta Pusat

Dengan hormat,
Perkenankanlah kami :
I.

Nama
: H. IMAM BUCHORI, S.H.
Agama
: Islam

Tempat/Tanggal Lahir : Bangkalan, 12 November 1970
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Jalan Halim Perdana Kusuma No. 9
Mlajah, Bangkalan (vide.P.1)

II. Nama
: RH. ZAINAL ALIM
Agama
: Islam
Tempat/Tanggal Lahir : Pamekasan, 06 Pebruari 1966
Pekerjaan
: Karyawan Swasta
Alamat
: Jalan Jokotole Gg. II No. 24
Bangkalan(vide.P.1)
Keduanya merupakan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten
Bangkalan No. Urut 1, dalam pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Kabupaten Bangkalan Tahun 2012,yang telah dibatalkan 5 (lima) hari

menjelang pemungutan suara oleh Komisioner KPUD Kabupaten Bangkalan
Selanjutnya disebut sebagai -------------------------PENGADU dan/ atau PELAPOR;
Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan

1

Dalam hal ini memberi kuasa kepada: SITI NOORHAIDA, SH dan DR. SUHUDI,
Mpd, Advokat dan Penasehat Hukum yang tergabung pada Kantor Hukum
SITI NH & PARTNERS, Jl. Mandor II no. 68 Depok, berdasarkan Surat Kuasa
Khusus bertanggal 28 Januari 2013 (terlampir), bertindak baik bersama-sama
maupun sendiri-sendiri.
Terhadap:
1. Nama
Jabatan

: Moch Fauzan Ja’far, Sag
: Ketua

Mohon disebut sebagai Teradu dan atau Terlapor I
2. Nama

Jabatan

: Abd. Somad, SH.I, Mpd
: Anggota

Mohon disebut sebagai Teradu dan atau Terlapor II
3. Nama
Jabatan

: Muhammad mansur, SH
: Anggota

Mohon disebut sebagai Teradu dan atau Terlapor III
4. Nama
Jabatan

: Syaiful Isma’IL, SH.
: Anggota

Mohon disebut sebagai Teradu dan atau Terlapor IV

5. Nama
Jabatan

: Tajul Anwar
: Anggota

Mohon disebut sebagai Teradu dan atau Terlapor V
Kelimanya adalah Komisioner Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bangkalan
(Teradu dan atau Terlapor I,II,III,IV dan V), berkedudukan di Jl. Pemuda Kaffa
No. 1, Kabupaten Bangkalan.
Selanjutnya disebut sebagai ---------------------------TERADU dan/ atau
TERLAPOR
Pengadu dan/ atau Pelapor bermaksud mengajukan Permohonan
PerbaikanPengaduan dan/ atau Pelaporan Dugaan Pelanggaran Sumpah/
Janji Jabatan dan kode Etik Penyelenggara Pemilu Oleh Komisioner
KPUD Kabupaten Bangkalan pada PILKADA Kabupaten Bangkalan Tahun
2012 ke hadapan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Republik
Indonesia, dengan alasan-alasan sebagai berikut:

Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan


2

A. Peristiwa yang diadukan
Bahwa Pengadu mengadukan Teradu (Teradu I, Teradu II, Teradu
III, Teradu IV, dan Teradu V) selaku Ketua dan Anggota KPU
Kabupaten Bangkalan yang diduga telah melakukan pelanggaran
kode

etik

dalam

melaksanakan

penyelenggaraan

Pemilukada

Kabupaten Bangkalan Tahun 2012, antara lain sebagai berikut :

1. Teradu dan atau Terlapor mengeluarkan keputusan yang secara
sepihak

membatalkan

Pasangan

H.IMAM

BUCHORI,SH-

R.H.ZAENAL ALIM (Nomor Urut 1) walaupun pelaksanaan
pemungutan suara Pemilukada Kab. Bangkalan tinggal menyisakan
5 hari lagi (pencoblosan tanggal 12 Desember 2012).
2. Teradu dan atau terlapor membiarkan terjadinya pelanggaran
kampanye yang dilakukan oleh Pasangan Calon Nomor urut 3,
karena Bakal Calon Bupati Pasangan Calon Nomor urut 3 tersebut
adalah anak kandung Bupati incumbent Kabupaten Bangkalan
yakni RKH. Fuad Amin yang baru berusia 26 Tahun. Pelanggaran
tersebut termasuk pelibatan keseluruhan aparat kedinasan di

Kabupaten Bangkalan baik itu camat, kepala desa, bahkan KPU
Kab. Bangkalan sekalipun.
3. Teradu

membiarkan

terjadinya

pelanggaran

pada

saat

pemungutan suara yang dilakukan oleh Pasangan Calon Nomor
urut 3. Pelanggaran tersebut adalah di seluruh kecamatan
Kabupaten Bangkalan terjadi pencoblosan surat suara lebih dari
satu kali (berulang ulang) oleh Panitia Penyelenggara Pemilukada
dan/atau Pemilih lainnya, terjadi manipulasi suara di TPS
sehingga terjadi manipulasi suara di tingkat TPS yang mencapai

100%. Dan saksi mandat Pasangan Calon Nomor Urut 2 sebagian
besar tidak ada karena pasangan calon nomor urut 2 adalah
“calon bayangan” yang berfungsi hanya sebagai pelengkap dalam
Pemilukada Kab.Bangkalan.
Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan

3

4. Bahwa walaupun Pengadu melakukan pengaduan

atas semua

pelanggaran-pelanggaran yang terjadi selama Penyelenggaraan
Pemilukada Kabupaten Bangkalan telah melaporkannya kepada
Panwaslu Kab. Bangkalan. Salah satunya adalah surat dan kajian
Panwaslu

Kabupaten

Bangkalan


Nomor

129/PANWASLUKAB/XII/2012 kepada Bawaslu Provinsi Jawa Timur
dan

ditembuskan

kepada

Bawaslu

RI

mengenai

dugaan

pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu yang dilakukan oleh
Teradu selaku KPU Kabupaten Bangkalan. Namun


Teradu

bersikukuh dalam pendiriannya sebagai bagian dari upaya
membantu kemenangan dari anak bupati incumbent

yang

mencalonkan diri dalam Pemilukada Kab. Bangkalan Tahun 2012
tersebut
B. Uraian Peristiwa
1. Bahwa Pengadu dan atau Pelapor adalah kuasa dari
pasangan calon H. Imam Buchori, SH dan HR. R. Zainal Alim
yang merupakan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati
Kabupaten Bangkalan Tahun 2012 Nomor Urut 1 (satu)
sebagaimana Berita Acara KPU Kabupaten Bangkalan Nomor
55/BA/X/2012 tanggal 22 Oktober 2012 tentang Penetapan
Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten
Bangkalan Tahun 2012 dan Keputusan KPU Kabupaten
Bangkalan


Nomor

57/Kpts/KPU-Kab/014-329656/2012

tanggal 24 Oktober 2012 tentang Penetapan Nomor Urut
Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Sebagai Peserta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Kabupaten Bangkalan Tahun 2012.
2. Bahwa Teradu dan atau Terlapor sesuai Berita Acara KPU Kabupaten Bangkalan Nomor 55/BA/X/2012 tanggal 22 Oktober 2012 dan Keputusan KPU Kabupaten Bangkalan Nomor 57/Kpts/KPU-Kab/014-329656/2012
tanggal 24 Oktober 2012 menetapkan pasangan calon dan menetapkan nomor

Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan

4

urut pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten
Bangkalan Tahun 2012, adalah sebagai berikut:

Nomor Urut Nama Pasangan Calon Kepala Parpol/gab. Parpol
Pasangan
Daerah dan Wakil Kepala Daerah Pasangan Calon
Calon
1.

H. IMAM BUCHORI,SH
Dan
R.H. ZAENAL ALIM

PKNU DAN PPN

2.

MOH. NIZAR ZAHRO,SH
DAN
R.H ZULKIFLI, SE

PBR,Republikan dan
PNBKI

3.

MUHAMMAD MAKMUN IBNU FUAD
DAN
IR.H.. MUNDIR A. ROFI’I

PKB,PPP,P.Demokra
t, PDI-P, P.
Gerindra, PAN, P.
Hanura, PDP, P.
Golkar

Ketiga Pasangan Calon yang ditetapkan oleh KPU Kabupaten
Bangkalan menjadi pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Kabupaten Bangkalan Tahun 2012 tersebut
memiliki latar belakang yang berbeda-beda, yakni sebagai
berikut:



H.IMAM BUCHORI,SH-R.H.ZAENAL ALIM (Nomor Urut 1)
H.Imam Buchori,SH adalah Ketua DPC PKNU Bangkalan yang
merupakan mantan anggota DPR RI dari Fraksi PKB. H.Imam
Buchori,SH juga merupakan tokoh masyarakat yang cukup
disegani dan dikenal hingga ke pelosok desa, sedangkan
R.H.Zaenal Alim adalah Ketua DPC PPP Bangkalan yang
mempunyai modal sosial berupa basis para santri selain juga
merupakan darah biru keturunan Raden. Oleh masyarakat
Kabupaten Bangkalan keduanya dianggap sebagai kuda hitam
Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan

5

dalam Pemilukada Kabupaten Bangkalan nanti dan diprediksi
berkemungkinan akan menjadi pemenang dalam Pemilukada
Kabupaten Bangkalan 2012.



MOH.NIZAR ZAHRO,SH-R.H.ZULKIFLI, SE (Nomor Urut 2)
Moh.Nizar Zahro,SH adalah anggota DPRD Jawa Timur,
sekaligus Ketua DPW Partai Bintang Reformasi (PBR) Jawa
Timur, sedangkan R.H. Zulkifli,SE merupakan anggota DPRD
Kabupaten Bangkalan, sekaligur pengusaha dan Ketua Partai
Republikan. Oleh masyarakat Kabupaten Bangkalan keduanya
dianggap sebagai “calon bayangan” yang suaranya dapat
dikendalikan oleh Bupati incumbent Kabupaten Bangkalan yakni
RKH. Fuad Amin.



MOH.MAKMUN IBNU FUAD-IR.H.MUNDIR A.ROFI’I (Nomor Urut
3)
Moh.Makmun

Ibnu

Fuad

adalah

anak

kandung

Bupati

incumbent Kabupaten Bangkalan yakni RKH. Fuad Amin yang
baru berusia 26 Tahun, sedangkan calon wakilnya Ir.H.Mundir
A.Rofi’i adalah adik kandung dari Wakil Bupati incumbent
Kabupaten Bangkalan yakni KH.Syafik Rofii.
1. Bahwa setelah ditetapkan oleh Teradudan atau Terlapor pada
tanggal 22 Oktober

2012 sebagai pasangan calon

dalam

Pemilukada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bangkalan Tahun
2012, Pengadu telah ikut melaksanakan berbagai tahapan
Pemilukada

Kabupaten

Bangkalan

sebagaimana

perundang-

undangan uang berlaku termasuk hingga tahapan kampanye
sampai pada akhirnya KPU membatalkan Pengadu pasangan calon
pada tanggal 7 Desember 2012 atau 5 hari sebelum pemungutan
suara pada tanggal 12 Desember 2012.
Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan

6

2. Bahwa Teradu dan atau Terlapor mengeluarkan keputusan yang
membatalkan Pengadu dan atau Pelapor sebagai pasangan calon
yang berhak mengikuti Pemilukada Bupati dan Wakil Bupati
Kabupaten Bangkalan Tahun 2012 dengan alasan menjalankan
Putusan PTUN Surabaya Nomor 136/G/2012/PTUN.SBY tanggal 5
Desember 2012 yang pada pokoknya menyatakan batal Berita
Acara KPU Kabupaten Bangkalan Nomor 55/BA/X/2012 tanggal
22 Oktober 2012 tentang Penetapan Calon Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah Kabupaten Bangkalan Tahun 2012 dan
Keputusan
KPU
Kabupaten
Bangkalan
Nomor
57/Kpts/KPU-Kab/014-329656/2012 tanggal 24 Oktober 2012
tentang Penetapan Nomor Urut Pasangan Calon Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah Sebagai Peserta Pemilihan Umum
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Bangkalan
Tahun 2012, serta memerintahkan KPU Kabupaten Bangkalan
untuk mencabut Berita Acara KPU Kabupaten Bangkalan Nomor
55/BA/X/2012 dan Keputusan KPU Kabupaten Bangkalan Nomor
57/Kpts/KPU-Kab/014-329656/2012 tersebut

3. Bahwa Putusan PTUN Surabaya a quo didasarkan atas gugatan
yang diajukan oleh H.M. Mukhlis Alkomi,S.Pd dan Ahmad Rois,
yang keduanya mengaku sebagai Ketua dan Sekretaris DPC PPD
(Partai Persatuan Daerah) Kabupaten Bangkalan padahal sebelum
Penggugat memajukan gugatan kepada PTUN Surabaya, Partai
Persatuan Daerah telah berubah Anggaran Dasarnya, Anggaran
Rumah Tangga, Nama, Lambang, Tanda Gambar dan Susunan
Kepengurusan Menjadi Partai Persatuan Nasional (vide P-12) dan
telah terjadi pergantian Kepengurusan DPC PPN Kabupaten
Bangkalan berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pimpinan Pusat
Partai Persatuan Nasional, No: 01/SK/DPP-PPN/K-K.16/VI/2012,
tentang Susunan Kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang-Partai
Persatuan Nasional Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur,
tanggal 14 Juni 2012 (vide P-13);
4. Bahwa ketika Pengadu dan atau Pelapor mendaftar sebagai peserta Pemilukada telah sesuai dengan mekanisme internal Partai
Persatuan Nasional yang dibukti dengan dukungan dari DPC PPN
Kabupaten Bangkalan, DPD PPN Provinsi Jawa Timur dan DPP
PPN serta tidak ada calon lain yang diajukan oleh PPN sehingga

Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan

7

secara hukum telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
5. Bahwa Teradu dan atau Terlapor telah menindaklanjuti pengajuan dari PPN dan PKNU sebagai partai pengusung dari Pengadu
dan atau Pelapor sesuai dengan tahapan Pemilukada dan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang selanjutnya dituangkan dalam Berita Acara Nomor 55/BA/X/2012 tanggal 22
Oktober 2012 tentang Penetapan Pasangan Calon Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Bangkalan Tahun 2012 (vide
P-3) dan Keputusan KPU Kabupaten Bangkalan Nomor 57/Kpts/
KPU-Kab/014.329656/2012 tentang Penetapan Nomor Urut Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Sebagai Peserta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Kabupaten Bangkalan Tahun 2012 tanggal 24 Oktober 2012 (vide
P-4);
6. Bahwa selama tahapan pendaftaran, verifikasi, dan penetapan
pasangan calon dan penetapan nomor urut, penyampaian visi dan
misi, tidak pernah ada keberatan dari pihak manapun atas
Keputusan Teradu dan atau Terlapor dalam menetapkan pasangan calon dan nomor urut peserta Pemilukada karena telah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk tidak perlu melakukan klarifikasi kepada DPP PPN (sebagaimana diuraikan dalam pertimbangan hukum PTUN Surabaya a
quo) karena sebagaimana telah ada rekomendasi dari DPP PPN
atas Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Satu) berdasarkan Surat
Keputusan DPP PPN No. 04/SK/B/DPP-PPN/VI/2012 tentang
Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten
Bangkalan Provinsi Jawa Timur dari Partai Persatuan Daerah,
tanggal 25 Juni 2012 (vide P-14) dan berdasarkan surat Komisi
Pemilihan Umum Kabupaten Bangkalan kepada Pimpinan Partai
Politik Partai Kebangkitan Nasional Ulama dan Partai Persatuan
Nasional, Nomor 350/KPU.Kab/014.329856/X/2012 Perihal
Pemberitahuan Hasil Penelitian dan Pemeriksaan Perbaikan
Kelengkapan, Keabsahan Pemenuhan Syarat Pengajuan Pasangan Calon dan Persyaratan Calon, tanggal 19 Oktober 2012
(vide P-15), sehingga telah sesuai dengan ketentuan Pasal 138
ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang
Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala
Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan

8

Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang berbunyi, “Dalam hal pada
suatu daerah terdapat kepengurusan partai politik ganda, pengajuan pasangan calon dilaksanakan oleh pengurus Partai Politik
yang dinyatakan sah oleh pengurus Partai Politik tingkat pusat
sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Politik yang bersangkutan”. Oleh karena tidak ada kepengurusan
ganda dan/atau peserta Pemilukada ganda dari PPN dalam
Pemilukada Kabupaten Bangkalan

7. Bahwa setelah penetapan pasangan calon dan penetapan nomor
urut oleh KPU Kab.Bangkalan ketika memasuki masa kampanye
tiba-tiba ada pihak yang mengaku sebagai pengurus DPC PPD
yang merasa dirugikan atas penetapan mengenai Pengadu sebagai
Paslon peserta Pemilukada (padahal sejak 9 Januari 2012 Partai
PPD telah berubah menjadi Partai PPN sesuai SK Menkumham
RI No.MH.HH-04.AH.11.01 tahun 2012 tanggal 9 Januari
2012). Dan kemudian pihak yang merasa dirugikan tersebut (H.M.
Mukhlis Alkomi, S.Pd dam Ahmad Rois) mengajukan kepada PTUN
Surabaya padahal kalaupun terdapat permasalahan internal
partai

maka

penyelesaiannya

di

DEWAN

KEHORMATAN

PENYELENGGARA PEMILU Partai Politik atau sebutan lain yang
dibentuk partai politik sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 32
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik, yang
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 32
(1) Perselisihan Partai Politik diselesaikan oleh internal Partai
Politik sebagaimana diatur di dalam AD dan ART.
(2) Penyelesaian perselisihan internal Partai Politik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suatu DEWAN
KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU Partai Politik atau
sebutan lain yang dibentuk oleh Partai Politik.
Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan

9

(3) Susunan

DEWAN

KEHORMATAN

PENYELENGGARA

PEMILU

Partai Politik atau sebutan lain sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan oleh Pimpinan Partai Politik kepada
Kementerian.
(4) Penyelesaian perselisihan Internal Partai Politik sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) harus diselesaikan paling lambat 60
(enam puluh) hari.
(5) Putusan

DEWAN

KEHORMATAN

PENYELENGGARA

PEMILU

Partai Politik atau sebutan lain bersifat final dan mengikat
secara internal dalam hal perselisihan yang berkenaan
dengan kepengurusan.
Penjelasan Pasal 32 ayat (1) :
Yang dimaksud dengan “Perselisihan Partai Politik” meliputi
antara lain:
(1) perselisihan yang berkenaan dengan kepengurusan;
(2) pelanggaran terhadap hak anggota Partai Politik;
(3) pemecatan tanpa alasan yang jelas;
(4) penyalahgunaan kewenangan;
(5) pertanggung jawaban keuangan; dan/atau
(6) keberatan terhadap keputusan Partai Politik.
Bahwa dalam Pasal 30 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Anggaran
Dasar PPN juncto Pasal 28 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4),
dan ayat (5) telah mengatur secara rinci pula mengenai DEWAN
KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU Partai Politik sesuai
amanah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik.
8. Bahwa karena keberatan pihak yang merasa dirugikan (H.M.
Mukhlis Alkomi, S.Pd dam Ahmad Rois) yang mengajukan kepada
PTUN Surabaya adalah merupakan permasalahan internal partai
Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan

10

dan berdasarkan Pasal 32 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008
tentang Partai Politik yang berwenang menyelesaikan masalah
permasalahan internal paspol adalah DEWAN KEHORMATAN
PENYELENGGARA PEMILU Partai Politik atau sebutan lain maka
segala bentuk upaya hukum di luar mekanisme yang ditentukan
pasal 32 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tersebut menjadi
tidak memiliki nilai hukum karena tidak berdasarkan hukum yang
berlaku. Putusan PTUN Surabaya ini pun adalah contra legem
(putusan pengadilan yang mengesampingkan, tidak menggunakan
sebagai dasar pertimbangan atau bahkan bertentangan dengan
pasal Undang-Undang) sehingga seharusnya Putusan PTUN ini
tidak selayaknya ditanggapi berlebihan oleh Teradu dan atau
Terlapor yang dengan langsung mencabut hak konstitusional
dari Pengadu dan atau Pelapor.
9. Bahwa seharusnya Teradu dan Terlapor sebelum mengeluarkan
keputusan yang merugikan Pengadu dan atau Pelapor seharusnya
memahami

bahwa

Putusan

PTUN

Surabaya

No.

136/G/2012/PTUN.SBY tersebut mengandung cacat hukum, dari
sisi penggugat (Mukhlis Alkomi, S.Pd dam Ahmad Rois) tidak
memenuhi kedudukan hukum (legal standing) sebagai subjek
hukum karena keduanya mengaku sebagai Ketua dan Sekretaris
DPC PPD (Partai Persatuan Daerah) dalam gugatannya tertanggal
29 Oktober 2012, padahal sejak tanggal 9 Januari 2012 Nama
Partai Persatuan
Persatuan

Daerah

Nasional

telah

sebagaimana

berubah

menjadi

ditungakan

Partai

dalam

SK

Menkumham RI No. MH.HH-04.AH.11.01 Tahun 2012 tanggal 9
Januari

2012

dan

berdasarkan

SK

No.

01/SK/DPP-PPN/K-K.16/VI/2012 tentang Susunan Kepengurusan
Dewan Pimpinan Cabang-Partai Persatuan Nasional Kabupaten
Bangkalan Provinsi jawa Timur tertanggal

14 Juni

Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan

11

2012. Dan dalam SK tersebut adalah tidak benar kedudukan
Mukhlis Alkomi, S.Pd dam Ahmad Rois adalah sebagai Ketua dan
Sekretaris. Dari sisi Objek gugatan adalah adalah permasalahan
internal partai dan seharunya penyelesaiannya di DEWAN
KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU Partai Politik atau
sebutan

lain

yang

dibentuk

partai

politik

sebagaimana

dinyatakan dalam Pasal 32 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008
tentang Partai Politik. Sehingga sebenarnya gugatan yang
diajukan penggugat di PTUN Surabaya tersebut Error in Objecto.
Seharusnya Putusan hakim sebagai penemuan hukum dalam artian khusus berarti bahwa Hakim dalam putusannya baik dalam
ratio decidendi maupun dalam obiter dicta-nya, berkewajiban
merumuskan

pertimbangan-pertimbangannya

tidak

hanya

berdasarkan ilmu hukum dengan pelbagai ilmu-ilmu bantuannya,
tetapi juga melibatkan fisafat hukum dan teori hukum lebih-lebih
apabila berhadapan dengan perkara-perkara yang secara mendasar benar-benar menyentuh hati nurani. Dan melihat yang
terjadi pada Putusan PTUN Surabaya ini sebenarnya putusan
tersebut menjadi sine lege (tanpa berdasarkan undang-undang).
Putusan PTUN Surabaya tersebut juga contra legem seperti
menurut Willem Zevenbergen dimana contra legem ialah tidak
hanya bertentangan dengan hukum yang berlaku tetapi juga dengan ratio legis yakni makna nilai-nilai yang terkandung dalam
hukum itu, bahkan juga yang berlawanan dengan nilai-nilai yang
dianut oleh pimpinan masyarakat dan dalam hal ini jelas-jelas
secara Lex specialis diatur dalam Pasal 32 Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik.
10. Bahwa seharusnya Teradu dan atau Terlapor selaku KPU
Kab.Bangkalan

sebelum

mengeluarkan

keputusan

Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan

dalam

12

menyikapi

lahirnya

Putusan

PTUN

Surabaya

No.

136/G/2012/PTUN.SBY yang diajukan oleh penggugat (Mukhlis
Alkomi, S.Pd dam Ahmad Rois) yang mengaku sebagai Ketua dan
Sekretaris DPC PPD (Partai Persatuan Daerah), Teradu dan atau
Terlapor seharusnya memahami bahwa sejak tanggal 9 Januari
2012 Nama Partai Persatuan Daerah telah berubah menjadi Partai
Persatuan Nasional. Dan bilamana Teradu dan atau Terlapor
memahami Pasal 122 Peraturan KPU Nomor 9 Tahun 2012
tentang Pedoman Teknis Pencalonan Pemilihan Umum kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah, yang menyatakan:
“ Dalam hal partai politik telah berganti nama atau
bergabung menjadi partai baru dengan badan hukum yang
baru, dimintakan pendapat, penjelasan atau keputusan
kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.”
Dan dalam hal ini adalah jelas bahwa SK Menkumham RI No.
MH.HH-04.AH.11.01 Tahun 2012 tanggal 9 Januari 2012 dan SK No.
01/SK/DPP-PPN/K-K.16/VI/2012 tentang Susunan Kepengurusan
Dewan Pimpinan Cabang-Partai Persatuan Nasional Kabupaten
Bangkalan

Provinsi

jawa

Timur

tertanggal

14

Juni

2012

menjelskan bahwa kedudukan Mukhlis Alkomi, S.Pd dam Ahmad
Rois adalah sebagai bukanlah sebagai Ketua dan Sekretaris
(karena sejak tanggal 9 Januari 2012 Nama Partai Persatuan
Daerah telah berubah menjadi Partai Persatuan Nasional)
sehingga sejak awal gugatan tanggal 29 Oktober 2012 kepada
PTUN Surabaya dari Mukhlis Alkomi, S.Pd dam Ahmad Rois adalah
salah karena mereka mengaku sebagai Ketua dan Sekretaris dari
PPD (padahal PPD sudah tidak ada).
Dan tindakan Teradu dan atau Terlapor yang secara serta merta
selang pada tanggal 6 Desember (1 hari sejak putusan PTUN
tanggal 5 Desember 2012) jelas menimbulkan pertanyaan besar.
Terlihat sekali keberpihakan Teradu dan atau Terlapor dalam
Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan

13

upaya membantu kemenangan dari anak bupati incumbent yang
mencalonkan diri dalam Pemilukada Kab. Bangkalan Tahun 2012
tersebut
11. Bahwa Putusan PTUN Surabaya ini juga tidak sesuai dengan teori
putusan lembaga peradilan yang seharusnya mempunyai 3 nilai
menurut

yakni

kemanfaatan

nilai keadilan

(gerechtigkeit/Justice),

(zweckmassigkeit)

dan

nilai

nilai

kepastian

(rechtssicherheit). Nilai kemanfaatan merupakan tujuan keadilan
atau finalitas dikarenakan nilai kemanfaatan menentukan isi
hukum, sebab isi hukum memang sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai. Isi hukum berkaitan secara langsung dengan
keadilan dalam arti umum, sebab hukum menurut isinya
merupakan perwujudan keadilan tersebut. Tujuan keadilan
umum adalah tujuan hukum itu sendiri yaitu memajukan
kebaikan dalam hidup manusia. Menurut Sudikno Mertokusumo,
hukum yang dimaksud dibuat untuk manusia, maka pelaksanaan
hukum atau penegakan hukum harus memberikan manfaat atau
kegunaan

bagi

masyarakat.

Jangan

sampai

justru

karena

hukumnya dilaksanakan atau ditegakkan, timbul keresahan di
dalam masyarakat.
12. Bahwa oleh karena itu pelaksanaan Putusan PTUN Surabaya
menurut penalaran hukum yang wajar adalah mengandung
kelemahan yuridis maka seharusnya Teradu dan atau Terlapor
dalam hal terbitnya putusan PTUN Surabaya Putusan PTUN
Surabaya Nomor 136/G/2012/PTUN.SBY tanggal 5 Desember 2012
seharusnya menyikapinya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, bukan sebaliknya dimana
faktanya yang dilakukan oleh KPU Kab. Bangkalan dalam Berita
Acara KPU Kabupaten Bangkalan Nomor 72/BA/XII/2012 tanggal 6
Desember 2012 adalah secara serta merta langsung melaksanakan
Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan

14

putusan PTUN Surabaya Nomor 136/G/2012/PTUN.SBY dan
dengan

Keputusan

KPU

Kabupaten

Bangkalan

Nomor

74/Kpts/KPU-Kab/012.329656/2012 membatalkan keikutsertaan
Pengadu

dan

atau

Pelapor

sebagai

peserta

Pemilukada

Kabupaten Bangkalan. Kepatuhan KPU Kabupaten Bangkalan yang
melaksanakan putusan PTUN Surabaya yang diputus 5 Desember
2012 dan langsung ditindaklanjuti

6 Desember

2012 (hanya selang 1 hari setelah diputuskan PTUN Surabaya)
juga mengudang kecurigaan besar karena Putusan terebut belum
in kracht van gewijsde (berkekuatan hukum tetap) dimana
bertentangan dengan yang seharusnya sesuai Pasal 115 UndangUndang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara yang berbunyi: “Hanya putusan Pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap yang dapat dilaksanakan.”
Dan dalam menyikapi Putusan PTUN Surabaya seharusnya KPU
Kab. Bangkalan memahami bahwa berlaku presumptio iustae of
causa sebagaimana dikandung di dalam Pasal 67 ayat (1) UndangUndang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara dimana keputusan tata usaha negara harus tetap dianggap sah (tidak ditunda atau tidak dihalangi) untuk dilaksanakan
Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara serta tindakan
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang digugat. Sehingga
sebenarnya penetapan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Tata Usaha Negara adalah sangat bergantung pada kesukarelaan dari
pihak KPU untuk melaksanakannya. Yang menjadi pertanyaan
adalah langkah berani KPU Kabupaten Bangkalan yang langsung
secara serta merta menindaklajuti Putusan PTUN Surabaya dengan
mencoret Pengadu dan atau Pelapor sebagai pasangan calon
padahal Pencoblosan tinggal 6 hari lagi (12 Desember 2012)
padahal sejak ditetapkannya pasangan calon dan nomor urut,
ketiga pasangan calon telah melaksanakan berbagai tahapan yang
ada dan bahkan surat suara pun telah dicetak sehingga ketika
Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan

15

harinya pencoblosan kotak yang bergambar Pengadu dan atau
Pelapor hanya ditutup dengan stiker yang berbunyi “Pasangan
Calon nomor Urut 1 Dinyatakan gugur Berdasarkan Putusan PTUN
Nomor

136/6/2012/PTUN.SBY

Tanggal

5

Desember

2012”

(terdapat kejanggalan juga seperti seharunya kalaupun Putusan
PTUN yang menjadi landasan Putusan PTUN tersebut adalah 136/
G/2012/PTUN.SBY bukan 136/6/2012/PTUN.SBY, dan tidak benar
bahwa

Pengadu

gugur

karena

Putusan

PTUN

Nomor

136/6/2012/PTUN.SBY melainkan berdasarkan Keputusan KPU
Kab. Bangkalan Nomor 74/Kpts/KPU-Kab/014.329656). Putusan
PTUN adalah produk hukum dalam bentuk Keputusan sedangkan
untuk pelaksanaannya menggunakan produk hukum dalam bentuk
teknis yang dalam hal ini adalah Keputusan KPU Kab. Bangkalan
Nomor 74/Kpts/KPU-Kab/014.329656.
13. Bahwa pasca pencoretan Pengadu dan atau Pelapor secara
sepihak berdasarkan keputusan dari Teradu dan atau Terlapor
sebagai

pasangan

Pemilukada

calon

yang

Kabupaten

pendukung/simpatisan

berhak

Bangkalan,

dari

Pengadu

dan

sah

secara
dan

mengikuti
spontanitas

atau

Pelapor

melakukan unjuk rasa atas ketidakadilan keputusan Teradu dan
atau Terlapor

tersebut minimal Teradu dan atau Terlapor

melakukan banding atas putusan PTUN tersebut, namun Teradu
dan atau Terlapor tidak bergeming dan tetap bersikukuh yang
benar benar menimbulkan pertanyaan besar di masyarakat Kab.
Bangkalan.

Pada

tanggal

12

Desember

2012

pencoblosan

dilaksanakan dan hasilnya sudah bisa ditebak dengan mudah dan
leluasa pasangan calon nomor urut 3 yakni MOH.MAKMUN IBNU
FUAD dan IR.H.MUNDIR A.ROFI’I dimana Moh.Makmun Ibnu Fuad
adalah anak kandung Bupati incumbent Kabupaten Bangkalan
yakni RKH. Fuad Amin yang baru berusia 26 Tahun, dan calon
wakilnya Ir.H.Mundir A.Rofi’i adalah adik kandung dari Wakil
Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan

16

Bupati incumbent Kabupaten Bangkalan yakni KH.Syafik Rofii
menang mutlak. Sedangkan pasangan calon nomor urut 2 yakni
MOH.NIZAR ZAHRO,SH dan R.H.ZULKIFLI, SE dimana Moh.Nizar
Zahro,SH adalah anggota DPRD Jawa Timur, dan calon wakilnya
R.H.

Zulkifli,SE

Bangkalan,

sukses

merupakan

anggota

menjalankan

DPRD

perannya

Kabupaten

sebagai

“calon

bayangan” yang hadir hanya sebagai pelengkap dan benar-benar
tidak ada perlawanan sama sekali dan semuanya sesuai dengan
rencana RKH. Fuad Amin (Bupati incumbent Kab. Bangkalan)
dalam melanggengkan kekuasaannya kepada anaknya yang baru
berusia 26 tahun (Moh.Makmun Ibnu Fuad). Hal tersebut juga
terlihat dengan orasi terbuka dari RKH. Fuad Amin dalam
kampanye anaknya (MOH.MAKMUN IBNU FUAD) pada tanggal 8
Desember 2012 di alun-alun Kota Bangkalan yang sekaligus waktu
itu menanggapi seringkalinya ada unjuk rasa dari simpatisan
Pengadu atas ketidakadilan keputusan KPU Kab.Bangkalan ini,
dimana saat orasi Kampanye calon nomor urut 3 (anaknya) RKH.
Fuad Amin menantang “CAROK” bagi siapapun yang akan
menunda pelaksanaan Pemilukada Kabupaten Bangkalan.
14. Bahwa dalam tahapan Pilkada sebelum masuk pendaftara paslon
untuk menggagalkan pencalonan dari Pengadu, RKH. Fuad Amin
Bupati incumbent Kab. Bangkalan memonopoli dukungan semua
partai politik dengan pendekatan “transaksional” yang acapkali
disampaikan dalam pidato Bupati dengan ungkapan “Partai-partai
politik lemareh ebelih” (Partai-partai politik sudah dibeli).
Selanjutnya, dalam “upaya mewariskan kekuasaan” kepada anak
kandungnya yang baru berusia 26 tahun (Moh.Makmun Ibnu Fuad)
pada pertengahan Agustus 2012, RKH. Fuad Amin menawarkan
sejumlah uang kepada Pengadu agar mundur dari pencalonan
pada Pemilukada Kabupaten Bangkalan Tahun 2012 dengan
jumlah uang yang ditawarkan sebesar RP.10.000.000.000,Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan

17

(Sepuluh Milyar Rupiah). Pengadu menolak secara tegas tawaran
uang tersebut dan tetap maju sebagai pasangan calon di
Pemilukada Kab.Bangkalan Tahun 2012, sehingga tidak heran
ketika pada akhirnya Teradu dan atau Terlapor mencabut hak
konstitusional Pengadu dan atau Pelapor secara sepihak, karena
keseluruhan perangkat kedinasan (termasuk KPU Kab. Bangkalan/
Teradu),aparat-aparat,PNS-PNS di keseluruhan Kab.Bangkalan
tunduk,patuh, dan takut kepada RKH. Fuad Amin selaku Bupati
incumbent Kab.Bangkalan, apalagi dalam “upaya mewariskan
kekuasaan” kepada anak kandungnya yang baru berusia 26 tahun
(Moh.Makmun Ibnu Fuad) yang mencalonkan diri di Pilkada
Kabupaten Bangkalan Tahun 2012.

15.Bahwa “benang kusut” yang terjadi di Pilkada Bangkalan sematamata dikarenakan Bupati Kabupaten Bangkalan ingin mewariskan
kekuasaaan (dinasti politik) kepada anak kandungnya (Calon Bupati No. urut 3) dengan “menghalalkan semua cara” dengan
menggunakan kekuasaan dan kekuatan uang” yang ada pada
dirinya dalam mempengaruhi proses pilkada kabupaten
bangkalan, termasuk mempengaruhi KPUD kabupaten Bangkalan/
Teradu dan atau Teradu, peradilan tata usaha negara sematamata beermotifkan hanya membangun kekuasaan ala monarchi
absolut dalam setting Negara demokrasi sehingga langkahlangkah tersebut harus dipandang sebagai tindakan yang
melawan konstitusi.

C. DUGAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG DILANGGAR
C.1. PENCOBLOSAN SURAT SUARA BERULANG KALI
C.1.1. KECAMATAN TANAH MERAH
Pada saat Pemungutan suara tanggal 12 Desember 2012 di Desa Dlambah
Dajah Kecamatan tanah Merah kabupaten Bangkalan telah terjadi
Pencoblosan surat suara berulang kali oleh Linmas bernama Nurwi dan
KPPS bernama Rusli (vide,P.38)
Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan

18

C.1.2. KECAMATAN GALIS
Pada saat Pemungutan suara tanggal 12 Desember 2012 di seluruh
TPS di Desa Banyu Bunih Kecamatan Galis kabupaten Bangkalan
telah terjadi Pencoblosan surat suara berulanng kali oleh Panitia
Penyelenggara PILKADA (vide,P.41).
C.1.3. KECAMATAN KLAMPIS
Pada saat Pemungutan suara tanggal 12 Desember 2012 di TPS 1
(satu) di Desa Klampis Barat Kecamatan Klampis kabupaten
Bangkalan telah terjadi Pencoblosan surat suara berulanng kali
(vide,P. 43. Surat pernyataan)
C.1.4. KECAMATAN KWANYAR
Pada saat pemungutan suara tanggal 12 Desember 2012 di TPS 09
Desa Prompong Kecamatan Kwanyar, Pemilih yang hadir hanya 26
(dua puluh enam) dan petugas KPPS, namun hasil akhir
perhitungan yang hadir sebanyak 303(tiga ratus tiga) suara dengan
rincian calon no.2 memperoleh 3 (tiga) suara sedang calon nomor
3 memperoleh 291 (dua ratus sembilan puluh dua) suara, suara
tidak sah 8 (delapan) suara jumlah 302 suara (vide, P.45)
Bahwa Perbuatan pencoblosan surat suara berulang kali
melanggar Pasal 117 ayat 4 jo Pasal 118 Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 dan perbuatan ini menyebabkan suara pasangan
tertentu yaitu pasangan nomor urut 3 (tiga) mendapat tambahan
suara, perbuatan Aquo dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu
Pasal 117 ayat 4
“Setiap orang pada waktu pemungutan suara dengan sengaja
memberikan suaranya lebih dari satu kali atau lebih TPS diancam
dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu bulan paling lama
4(empat) bulan dan/ atau denda palinng sedikit Rp.200.000,- (dua
ratus ribu) paling banyak Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah)
Pasal 118
“Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang
menyebabkan suara orang pemilih menjadi tidak berharga atau
menyebabkan pasangan calon tertentu mendapat tambahan suara
Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan

19

atau perolehan suara berkurang diancam dengan pidana penjara
paling singkat 2 (dua) bulan paling lama 1 (satu) tahun dan/ atau
denda paling sedikit Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) paling
banyak Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah)
Pasal 119
“Jika tindak pidana dilakukan dengan sengaja oleh penyelenggara
atau pasanngan calon, ancaman pidananya ditambah 1/3 (satu
pertiga) dari pidana yang diatur dalampasal pasal 115,pasal 116,
pasal 117 dan pasal 118
Bahwa, dengan demikian prilaku Penyelenggara Pemilu tersebut
melanggar sumpah/janji jabatan dalam melaksanakan tugas dan
kewajiban dan asas Mandiri, dan Adil, Asas Kepastian Hukum, Asas
Jujur, Keterbukaan, Asas Akuntabilitas yaitu Pasal 2, pasal3, pasal
10, Pasal 11dan Pasal 12 Peraturan Peraturan Bersama Komisi
Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan Umum dan Dewan
Kehormatan Penyelenggara Pemilu Nomor 13 tahun 2012, Nomor
11 Tahun 2012, Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Kode Etik
Penyelenggaraan Pemilihan Umum
C.2. Teradu dan/ atau Terlanggar terbukti melanggar Pasal 57 ayat (3)
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2011 tentang Tata
Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan wakil Kepala
Daerah dan Asas kecermatan, Asas Kehati-hatian dan Asas
Profesionalisme dari Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik
(Pertimbangan Hukum Majelis Hakim Perkara dalam Putusan Perkara
Nomo 136/G/2012/PTUN SBY hlm 91-92) (vide. P.5)
Bahwa, Putusan Majelis Hakim PTUN Surabaya Perkara Nomor
136/G/2012/PTUN SBY hlm 93-95) dibacakan pada tanggal 5
Desember 20112 yang membatalkan berita acara nomor 55/BA/X/
2012 tanggal 22 Oktober 2012 dan Keputusan KPUD Kabupaten
Bangkalan
nomor
57/Kpts/KPU-kab/014-329656/2012
dan
mewajibkan Tergugat (Teradu dan/ atau Terlapor) mencabut
berita acara nomor 55/BA/X/2012 tanggal 22 Oktober 2012 dan
Keputusan
KPUD
Kabupaten
Bangkalan
nomor
57/Kpts/KPU-kab/014-329656/2012 tertanggal 24 Oktober 2012
karena Teradu dan/ atau Terlapor terbukti melanggar Pasal 57
ayat (3) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2011
tentang Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah
Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan

20

dan wakil Kepala Daerah dan Asas kecermatan, Asas Kehati-hatian
dan Asas Profesionalisme dari Asas-asas Umum Pemerintahan yang
Baik (Pertimbangan Hukum Majelis Hakim Perkara dalam Putusan
Perkara Nomo 136/G/2012/PTUN SBY hlm 91-92)
Bahwa akibat dari Etika dan Prilaku Teradu dan atau Terlapor
terbukti melanggar Pasal 57 ayat (3) Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 6 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pencalonan
Pemilihan Umum Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah dan Asas
kecermatan, Asas Kehati-hatian dan Asas Profesionalisme dari
Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik (Pertimbangan Hukum
Majelis Hakim Perkara dalam Putusan Perkara Nomo 136/G/2012/
PTUN SBY hlm 91-92) , Pengadu dan/ atau Pelapor kehilangan hak
konstitusional sebagai warga negara yang dijamin oleh Undangundang yaitu hak untuk dipilih demikian halnya dengan
masyarakat pemilih kehilangan hak untuk memilih apa yang sudah
menjadi pilihanya, disamping kerugian hak konstutusional
Pengadu dan atau Pelapor juga mengalami kerugian baik moril
maupun materiel dimana Pengadu dan / atau Pelapor telah
mengikuti tahapan-tahapan sesuai yang ditentukan oleh Teradu
dan atau terlapor sampai pada tahap akhir kampanye yaitu 6 hari
menjelang pemungutan suara
Bahwa, atas putusan Peradilan Tata Usaha Negara Surabaya Aquo
Teradu dan/ atau terlapor esok harinya tanggal 6 Desember 2012
langsung mengadakan rapat pleno menyikapi putusan Peradilan
Tata Usaha Negara surabaya dengan keputusan “ menerima
putusan Peradilan Tata Usaha Negara Surabaya nomor
136/G/2012/PTUN SBY dan tidak banding”tertuang dalam berita
Acara Rapat Pleno KPUD kabupaten Bangkalan nomor
72/BA/XII/2012 tanggal 6 Desember 2012 (vide.P.6) kemudian
Tanggal 7 Desember 2012 mengeluarkan Keputusan Nomor
74/Kpts/KPU-Kab/014.329656/2012
tentang
Pencabutan
Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bangkalan nomor
57/Kpts/KPU-kab/014-329656/2012.(vide.P.7)
Bahwa, keputusan Teradu dan/ atau terlapor tidak banding dan
menjalankan isi putusan menunjukan bahwa Teradu dan/ atau
Terlapor telah menerima dan membenarkan
putusan dan
pertimbangan hukum Majelis Hakim Peradilan Tata Usaha Negara
Surabaya perkara nomor 136/G/2012/PTUN SBY akibat dari Etika
dan Prilaku Teradu dan atau Terlapor terbukti melanggar Pasal
Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan

21

57 ayat (3) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun
2011 tentang Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala
Daerah dan wakil Kepala Daerah dan Asas kecermatan, Asas
Kehati-hatian dan Asas Profesionalisme dari Asas-asas Umum
Pemerintahan yang Baik (Pertimbangan Hukum Majelis Hakim
Perkara dalam Putusan Perkara Nomo 136/G/2012/PTUN SBY hlm
91-92) dalam menerbitkan berita acara nomor 55/BA/X/2012
tanggal 22 Oktober 2012 dan Keputusan KPUD Kabupaten
Bangkalan nomor 57/Kpts/KPU-kab/014-329656/2012 tertanggal
24 Oktober 2012
Bahwa, dengan demikian Etika dan Prilaku Teradu dan/ atau
Terlapor terbukti tidak melaksanakan sumpah jabatan dengan
tidak memenuhi tugas dan kewajiban sebagai Penyelenggara
pemilu sesuai dengan peraturan perundang-undangan dengan
berpedoman pada Pancasila dan UUD RI Tahun 1945 dan dalam
menjalankan tugas dan wewenang tidak bekerja dengan sungguhsungguh, jujur, adil dan cermat serta bertentangan dengan
Pelaksanaan prinsip Dasar Etika dan prilaku yaitu asas mandiri dan
adil, asas kepastian hukum, asas jujur, keterbukaan dan
akuntabilitas, serta asas profesionalitas, efisiensi dan efektivitas
Pasal 2, Pasal Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, Pasal 10, Pasal 11, Pasal
12, Pasal 15 Peraturan Bersama Komisi Pemilihan Umum, Badan
Pengawas Pemilihan Umum
dan Dewan Kehormatan
Penyelenggara Pemilu Nomor 13 tahun 2012, Nomor 11 Tahun
2012, Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Kode Etik Penyelenggaraan
Pemilihan Umum
C.3. KOMISIONER KPUD KABUPATEN BANGKALAN/TERADU dan/ atau
TERLAPOR MELAKUKAN KEBOHONGAN PUBLIK dan SURAT EDARAN NOMOR
481/KPU.Kab/014.329656/XII/2012
Tanggal
10
Desember
2012
mengandung Cacad Hukum (vide.P.9)
Pada saat Pemungutan suara PILKADA Kabupaten Bangkalan pada
tanggal 12 Desember 2012, surat suara yang digunakan untuk
mencoblos ditempel stiker atas perintah Komisioner KPUD
Kabupaten Bangkalan berdasarkan Surat Edaran KPUD Kabupaten
Bangkalan
No. 481/KPU.Kab/014.329656/XII tertanggal 10
Desember 2012 berbunyi “Pasangan Calon nomor Urut 1
Dinyatakan
gugur
Berdasarkan
Putusan
PTUN
No.
136/6/2012/PTUN.SBY Tanggal 5 Desenber 2012”
Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan

22

Bahwa, Surat suara pada pemungutan suara tertanggal 12
Desember 2012 pada PILKADA kabupaten Bangkalan mengandung
cacad hukum, karena dalam surat suara terdapat stiker yang
bertentangan dengan peristiwa dan fakta hukum terjadi :----------a. Putusan Peradilan Tata Usaha Negara Surabaya Nomor 136/
G/2012/PUTN SBY
Tanggal 5 Desember 2012 bukan nomor
136/6/2012/PTUN SBY sebagaimana tercantum di stiker surat
suara.
b. Pasangan Calon Nomor Urut 1 (satu) dinyatakan gugur
Berdasarkan Putusan PTUN No. 136/6/2012/PTUN.SBY Tanggal 5
Desenber 2012 adalah tidak benar karena (vide.P.10.P.11) ;-------1. Putusan PTUN Surabaya Aquo :
1.a. Menyatakan Batal Surat Keputusan Tata Usaha Negara yang
diterbitkan oleh Tergugat/Teradu dan/ atau Terlapor berupa
berita acara nomor 55/BA/X/2012 tanggal 22 Oktober 2012 dan
Keputusan
KPUD
Kabupaten
Bangkalan
nomor
57/Kpts/KPU-kab/014-329656/2012
1.b. dan mewajibkan Tergugat (Teradu dan/ atau Terlapor)
mencabut berita acara nomor 55/BA/X/2012 tanggal 22 Oktober
2012 dan Keputusan Keputusan KPUD Kabupaten Bangkalan nomor
57/Kpts/KPU-kab/014-329656/2012 Tanggal 24 Oktober 2012
2. Tindakan Teradu dan/ atau Terlapor atas putusan PTUN
Surabaya Aquo
2.a. Pada Tanggal 06 Desember 2012 Teradu dan/ Terlapor
mengadakan Rapat pleno yang kemudian mengambil keputusan
yang tertuang dalam Berita Acara Rapat Pleno Nomor
72/BA/XII/2012 memutuskan :
a. Menghormati dan menerima Putusan PTUN Sby. Nomor
136/G/2012/PTUN SBY
b. Siap untuk menindaklanjuti Putusan PTUN Sby. Nomor
136/G/2012/PTUN SBY sebagai produk hukum yang mengikat,
dalam bentuk pembuatan keputusan dan ketentuan tehnis
lainya yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan

23

2.b.Teradu dan/ atau Terlapor membuat pruduk hukum dalam
bentuk keputusan dan Ketentuan Tehnis untuk menindaklanjuti
Putusan PTUN Sby. Nomor 136/G/2012/PTUN SBY :
2.b.1. Produk Hukum dalam Bentuk Keputusan
Pada Tanggal 7 Desember 2012 Teradu dan/ atau
Terlapor membuat tindakan dalam bentuk produk
hukum dengan membuat Keputusan Komisi Pemilihan
Umum Kabupaten Bangkalan Nomor. 74/Kpts/KPUKab/014.329656/2012
Tentang
Pencabutan
Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten
bangkalan Nomor 57/Kpts/KPU.Kab/14.329656/2012
Tentang Penetapan Nomor Urut Pasangan Calon
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Sebagai
Peserta Pemilihan Umum Kepala Daerah Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten
Bangkalan Tahun 2012 Sepanjang Tentang penetapan
Pasangan Nomor Urut 1 (satu) Calon Bupati dan
Wakil Bupati H.Imam Buchori (Calon Bupati) dan HR.
Zainal Alim (Calon Wakil Bupati) Nomor.
2.b.2. Produk Hukum dalam Bentuk Tahnis
Pada tanggal 10 Desember 2012 Teradu dan/ atau
Terlapor mengeluarkan surat edaran Nomor
481/K/Kpts/KPU-Kab/014.329656/2012.
Kepada
Ketua PPK, Ketua PPS, Ketua KPPS Se Kab.
Bangkalan, perihal Surat Edaran Pelaksanaan
Putusan PTUN dan Perubahan Surat Suara, surat
edaran tersebut mengandung cacad hukum :
2.1.Teradu dan/ atau Terlapor menyatakan
pasangan calon nomor urut 1 (satu)
dinyatakan gugur atas dasar Putusan PTUN
Sby Aquo.
2.2. Memerintahkan kepada PPK, PPS dan
KPPS untuk menempel/menutupi gambar
pasangan calon nomor urut 1 (gambar
pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati H.
Imam Buchori, SH dan HR. Zainal Alim) pada
Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan

24

surat suara Pemilihan Umum Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten
Bangkalan Tahun 2012 dengan sticker
bertuliskan “Pasangan Calon Nomor Urut 1
dinyatakan
gugur
berdasarkan
putusan
Peradilan Tata Usaha Negara Nomor
136/G/2012/PTUN SBY.tanggal 5 Desember
2012.
Bahwa Peradilan Tata Usaha Negara Surabaya Aquo Pasangan
calon nomor urut 1 dinyatakan gugur bukan berdasarkan Putusan
Keputusan PTUN Surabaya Nomor 136/G/2012/PTUN SBY.tanggal
5 Desember 2012
tetapi berdasarkan Keputusan KPUD Kabupaten Bangkala Nomor.
74/Kpts/KPU-Kab/014.329656/2012.Tertanggal 7 Desember 2012,
sebagai pruduk hukum dalam bentuk keputusan untuk
menindaklanjuti
Keputusan
PTUN
Surabaya
Nomor
136/G/2012/PTUN SBY.tanggal 5 Desember 2012 sebagaimana
tertuang dalam Berita Acara Rapat Pleno Nomor 72/BA/XII/2012
tertanggal 6 Desember 2012 Siap untuk menindaklanjuti Putusan
PTUN Sby. Nomor 136/G/2012/PTUN SBY sebagai produk hukum
yang mengikat, dalam bentuk pembuatan keputusan dan
ketentuan tehnis lainya yang dibutuhkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.( Keputusan KPUD
Kabupaten
Bangkala
Nomor.
74/Kpts/KPU-Kab/014.329656/2012.Tertanggal 7 Desember 2012
dan Pada tanggal 10 Desember 2012 mengeluarkan surat edaran
Nomor 481/K/Kpts/KPU-Kab/014.329656/2012. Kepada Ketua
PPK, Ketua PPS, Ketua KPPS Se Kab. Bangkalan, perihal Surat
Edaran Pelaksanaan Putusan PTUN dan Perubahan Surat Suara
seharusnya surat edaran dan sticker bertuliskan “ Pasangan Calon
no urut 1 dinyatakan gugur berdasarkan Putusan KPUD Kab.
Bangkalan no.74/Kpts/KPU-Kab/014.329656/2012.Tgl 7 Desember
2012 untuk menindaklanjuti Keputusan PTUN Surabaya Nomor
136/G/2012/PTUN SBY.tanggal 5 Desember 2012”
Bahwa Fakta tersebut menunjukan bahwa Teradu dan atau
Terlapor menyembunyikan peristiwa dan fakta hukum yang
sebenarnya dengan memberikan informasi yang tidak sesuai
dengan peristiwa dan fakta hukum untuk itu Etika dan prilaku
Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan

25

Teradu dan/ atau Terlapor dalam menjalankan Tugas dan
keajibanya sebagai penyelenggara Pemilihan Umum Kepala
Daerah dan wakil Kepala Daerah Kabupaten Bangkalan Tahun 2012
bertentangan dengan sumpah jabatan dan asas Kepastian Hukum,
Asas Jujur, Keterbukaan, dan Akuntabilitas, Asas profesionalitas,
Effisiensi, dan effektivitas serta Asas Tertib, Pasal 3, Pasal 10,
Pasal 11, pasal 12, Pasal 15 dan pasal 16 Peraturan Bersama
Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan Umum dan
Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Nomor 13 tahun 2012,
Nomor 11 Tahun 2012, Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Kode Etik
Penyelenggaraan Pemilihan Umum

C.4. TERADU dan/ atau TERLAPOR TIDAK NETRAL DAN MEMIHAK PADA
PASANGAN CALON NOMOR URUT 3 DENGAN MEMBIARKAN PASLON NO.3
MELAKUKAN PELANGGARAN KAMPANYE.
C.4.a. Pasangan calon nomor urut 3 dalam kampanye melibatkan
PNS,Kepala sekolah, Kepala desa / Lurah , Pejabat,Struktural dan
fungsional dan Pejabat/ BUMN/BUMD., perbuatan ini diduga
memenuhi unsur Pasal 1 angka 10 dan Pasal 5 serta melanggar
larangan kampanye Pasal 52 dan Pasal 53 ayat 2 dan ayat 5
Perturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 69 Tahun 2009 jo Pasal
79 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
1. Kecamatan KOKOP
Bahwa pada saat kampanye Pasangan Makmur Nomor Urut 3 (Tiga)
pada tanggal 3 Desember 2012 di Kecamatan Kokop, melibatankan
PNS-PNS, kepala desa dan perangkat desa bertujuan untuk mendukung dan memenangkan Pasangan Calon Nomor Urut 3 (Tiga),
ada pun yang hadir dalam acara tersebut yakni :
a) Camat Kecamatan Kokop pada saat kampanye tersebut
memakai baju putih dan kopiah hitam;
b) Mahrus yang merupakan Pegawai SMP Negeri Kokop
pada saat kampanye tersebut memakai kopiah hitam
dan baju batik seragam resmi pasangan Makmur
Nomor Urut 3 (Tiga);

Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan

26

c) Mulyadi merupakan PNS Kecamatan Kokop pada saat
kampanye tersebut memakai baju batik seragam resmi
pasangan Makmur Nomor Urut 3 (Tiga);
d) Kepala sekolah SDN Desa Tramok pada saat kampanye
tersebut memakai baju batik;
e) Pegawai Kantor Kecamatan Kokop bernama Ali, pada
saat kampanye tersebut memakai baju batik seragam
resmi pasangan Makmur Nomor Urut 3 (Tiga);
f) Dan PNS – PNS lain juga menghadiri dan mendukung
pasangan calon nomor urut 3 (Tiga);
g) Sekdes Desa Katol Timur;
h) Kepala Desa Kokop;
i) Kepala desa Bandang Laok;
j) Dan Kepala desa lain juga hadir dalam acara kampanye
tersebut. (Bukti rekaman vide.P.24.2);

2.Kecamatan LABANG
. Pada saat kampanye Pasangan Makmur Nomor Urut 3 (Tiga)
pada tanggal 1 Desember
2012 di Kecamatan Labang
dalam Kampanye melibatkan PNS, Camat, dan Kepala Desa
untuk menghadiri dan mendukung pemenangan Pasangan
Calon Nomor Urut 3 (Tiga), adapun yang hadir dalam acara
tersebut yakni :
a) Camat Kecamatan Labang, Samsul Arifin pada saat
kampanye tersebut memakai baju batik Telaga Biru,
kopiah hitam ikut menginstruksikan dan melihat pemasangan banner Pasangan Nomor Urut 3 (Tiga) di
tembok;
b) Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Kecamatan Labang pada
saat kampanye tersebut memakai baju putih dan kopiah
hitam;
c) PNS lain juga hadir pada acara kampanye tersebut;
d) Kepala Desa Jukong pada saat kampanye tersebut
memakai baju batik dan kopiah hitam;
e) Kepala Desa Labang pada saat kampanye tersebut
sedang duduk di kursi dan memakai baju batik dan
kopiah hitam;
f) Kepala Desa Ba’engas pada saat kampanye tersebut
memakai baju liris dan kopiah liris;
Pengaduan/pelaporan Kode Etik KPUD Bangkalan

27

Pada saat kampanye tersebut, Bupati Kabupaten Bangkalan
berkampanye yang isinya mengatakan Pasangan Imam-Zain
Nomor Urut 1 (Satu) adalah mayat (orang mati), dan dalam
pidatonya Bupati Kabupaten Bangkalan mengatakan cuti untuk
kampanye, tetapi kalau ada orang yang memberikan uang
kepadaku akan diambil (Bukti rekaman vide. P25.3);
3.Kecamatan GALIS
Bahwa pada saat kampanye Pasangan Makmur Nomor Urut 3
(Tiga) tanggal 5 Desember 2012 di Kecamatan Galis melibatkan
Kepala Desa-Kepala Desa dan pengerahan masyarakat oleh
kepala desa – kepala desa yakni diantaranya adalah:
a) Kepala Desa Banyubunih.
b) Kepala Desa Galis.
c) Kepala Desa Paka’an Dajah (Vide. P.27);
4. Kecamatan Tanjung Bumi
4.1. Bahwa pada tanggal 16 November 2012 di Makam Zimat
Desa Banyusangkah Kecamatan Tanjung Bumi telah terjadi
kampanye untuk pemenangan Pasangan Calon Nomor Urut 3
(Tiga) oleh Bupati Kabupaten Bangkalan dengan mengajak
peserta yang hadir untuk memilih dan memenangkan
Pasangan Makmur Nomor Urut 3 (Tiga). Kegiatan ini dihadiri oleh Bupati Kabupaten Bangkalan, Camat Kecamatan
Tanjung Bumi, Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan
Tanjung Bumi, guru-guru dan PNS lainnya. Dalam Pidatonya
Bupati Kabupaten Bangkalan mengajak hadirin yang datang
untuk memilih anaknya dan pasangannya (Ra Momon - Ra
Mondiri), dan menghimbau jangan memilih pasangan calon
Imam-Zain yang dikatakan mayat (H. Imam Buchori dan
pasangannya) (Bukti rekaman vide.P.28);
4.2. Bahwa pada saat kampanye tanggal 30 November 2012 di
Kecamatan Tanjung Bumi di Lapangan TBK Paseseh,
melibatka PNS, dimana acara tersebut dihadiri oleh beberapa PNS, diantaranya adalah sebagai berikut :
 Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Tanjung Bumi
berna