T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Manajemen Berbasis Sekolah Di SD Negeri Genuk 01 Ungaran Baratabupaten Semarang T2 BAB IV

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Profil Sekolah

SD Negeri Genuk 01 terletak di Jl. Letjen S. Parman No. 108 Kelurahan Genuk Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Sekolah ini dibangun di atas tanah seluas 1.705 m2 yang letaknya sangat strategis, karena selain berada di perbatasan antara Kelurahan Gedanganak dan Kelurahan Genuk juga terletak di tengah-tengah pemukiman penduduk. Untuk mencapai sekolah ini juga sangat mudah, dapat ditem- puh dengan berjalan kaki atau menggunakan kenda- raan.

Sebagian besar wali murid SDN Genuk 01 ber- mata pencaharian sebagai karyawan atau buruh pabrik. Hanya sebagian kecil yang bekerja sebagai PNS ataupun petani. Jam kerja sebagai karyawan pabrik yang sangat ketat, sehingga masalah pendidikan dise- rahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah.

Visi SDN Genuk 01 adalah “Maju dalam prestasi berdasarkan iman dan taqwa serta peduli terhadap lingkungan”, Untuk mencapai visi tersebut SDN Genuk

01 menyusun misi sebagai berikut: (a) Melaksanakan pembelajaran secara ”RILEK” (Rekreatif, Interaktif

Lugas, Efektif dan Kondusif) sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal dalam situasi aman dan nyaman; (b) Menumbuhkan semangat untuk maju Lugas, Efektif dan Kondusif) sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal dalam situasi aman dan nyaman; (b) Menumbuhkan semangat untuk maju

Berdasarkan visi dan misi tersebut, sekolah me- rumuskan tujuan seperti berikut: (1) Siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia; (2) Memiliki kecakapan hidup; (3) Mengenali dan mencintai bangsa, masyarakat dan kebudayaan; (4) Meraih prestasi akademik maupun non akademik minimal tingkat Kecamatan; (5) Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk me-lanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi; (6) Menjadi sekolah yang diminati di masyarakat; (7) Menjalankan pola hidup bersih, sehat serta peduli terhadap lingkungan sekitar dan dapat memanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari; (8) Berpartisipasi dalam kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air.

SD Negeri Genuk 01 memiliki guru sejumlah 10 orang, yang terdiri dari guru kelas dan guru mata pelajaran. Rincian jumlah guru dan kualifikasi pendi- dikan SD Negeri Genuk 01 dapat dilihat di Tabel di bawah ini

Tabel 4.1. Jumlah Guru SD Negeri Genuk 01

Jumlah Guru Jenis Guru

Laki-laki

Perempuan Jumlah

Guru PNS 3 7 10 Guru Non PNS

1 Jumlah

Lanjutan Tabel 4.1. Jumlah Guru SD Negeri Genuk 01

Kualifikasi Pendidikan Guru SD Negeri Genuk 01 Tingkat Pendidikan

Sumber: Data primer SD Negeri Genuk 01 Tahun pelajaran 2014/2015

Dengan melihat tabel di atas, hampir seluruh guru SDN Genuk 01 sudah berpendidikn Strata satu (S1) dan hanya dua orang guru yang masih berijazah SPG dan D2.

Jumlah siswa SD Negeri Genuk 01 pada tahun pelajaran 2014/2015 adalah 236, terdiri dari: Kelas I

: laki-laki 24, perempuan 15, jumlah 39 Kelas II

: laki-laki 18, perempuan 17, jumlah 35 Kelas III

: laki-laki 19, perempuan 20, jumlah 39 Kelas IV

: laki-laki 26, perempuan 18, jumlah 44 Kelas V

: laki-laki 14, perempuan 25, jumlah 39 Kelas VI

: laki-laki 27, perempuan 13, jumlah 40 Dari 236 siswa tersebut terbagi menjadi 6 rom- bongan belajar (rombel).

1.1.2 Sumber Daya Sekolah

Sumber daya sekolah bermacam-macam, dalam penelitian ini, akan dijelaskan tentang sumber daya sekolah yang terdapat di SD Negeri Genuk 01 yang terbagi menjadi empat sumber daya, yaitu: Sumber daya sekolah bermacam-macam, dalam penelitian ini, akan dijelaskan tentang sumber daya sekolah yang terdapat di SD Negeri Genuk 01 yang terbagi menjadi empat sumber daya, yaitu:

“Sumber daya bukan manusia yang terdapat di SDN

Genuk 01 adalah program-program sekolah, dianta- ranya: program jangka panjang berupa Rencana Pengembangan Sekolah (RPS), program jangka mene- ngah berupa Rencana Kerja Sekolah (RKS), program tahunan, dan RKAS. Sedangkan salah satu per- wujudan dari pelaksanaan program, adalah adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pem- belajaran untuk mencapai tujuan pendidikan”.

b. Sumber Daya Manusia Berdasarkan bukti dokumen administrasi yang ada di sekolah, dapat diperoleh data, bahwa yang men- dukung terlaksananya program-program sekolah ada- lah: seorang kepala sekolah, 6 guru kelas, 4 guru mata pelajaran, satu tenaga Tata Usaha, seorang penjaga sekolah, seorang satpam, 236 siswa, orang tua siswa, dan masyarakat yang memiliki kepedulian kepada se- kolah.

c. Sumber Daya Fisik. Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi, bahwa sumber daya fisik yang terdapat di SDN Genuk

01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang UKS, ruang ibadah, aula, gudang, 6 kamar kecil, pos satpam, dapur, rumah dinas penjaga, laboratorium IPA, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang perpus- takaan, kantin sekolah, peralatan kantor, dan alat peraga pendidikan.

Data tersebut diperjelas oleh kepala sekolah, dengan mengatakan:

“ Bangunan di sekolah ini lengkap seperti yang bisa dilihat, namun ada beberapa ruang yang masih dalam

proses perbaikan, seperti: ruang perpustakaan dan ruang Kepala sekolah. Kondisi bangunan rata-rata masih dalam kond isi yang baik”.

d. Sumber Daya Keuangan. Sumber daya keuangan merupakan keseluruh- an dana pengelolaan sekolah baik yang diterima dari pemerintah maupun masyarakat.

Terkait dengan sumber dana yang digunakan untuk memenuhi seluruh kebutuhan pengelolaan pendidikan di SD Negeri Genuk 01, kepala sekolah menjelaskan:

“ Sumber keuangan yang diterima sekolah hanya-

lah bersumber dari pemerintah yaitu dana BOS .”

Keseluruhan dana tersebut dikelola untuk men- dukung kelancaran program. Pernyataan dari kepala sekolah didukung oleh salah seorang guru yang me- rangkap tugas sebagai bendahara BOS. Guru tersebut mengatakan:

“ Sumber dana sekolah hanya dari BOS, namun dulu kadang kala wali murid juga peduli dan dengan sukarela memberikan sumbangan pada sekolah, apabila ada kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi dari dana BOS.”

4.1.3 MBS di SDN Genuk 01 Kecamatan Ungaran Barat

Pemberlakuan Undang-Undang Republik Indone- sia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan Pemberlakuan Undang-Undang Republik Indone- sia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan

Kepala sekolah menjelaskan bahwa MBS di SD Negeri Genuk 01 dilaksanakan sesuai dengan visi dan misi yang telah disusun dengan tujuan agar mutu pen- didikan dapat ditingkatkan. Adapun manajemen model MBS di sekolah ini tersirat di dalam program jangka panjang dan program jangka menengah. Inilah pernya- taan kepala sekolah terkait dengan hal tersebut di atas:

“Kami menerapkan manajemen pola MBS dalam mewujudkan program-program sekolah yang tertuang

dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dan Rencana Kerja Sekolah (RKS) dengan mengembangkan delapan standar pendidikan”.

4.1.3.1 Konteks MBS

Konteks merupakan unsur eksternal sekolah yang berupa tuntutan dan dukungan yang berpengaruh terhadap input sekolah. Faktor penting dalam proses pendidikan adalah manajemen atau pengelolaan yang tepat. Dalam hal ini implementasi manajemen berbasis Konteks merupakan unsur eksternal sekolah yang berupa tuntutan dan dukungan yang berpengaruh terhadap input sekolah. Faktor penting dalam proses pendidikan adalah manajemen atau pengelolaan yang tepat. Dalam hal ini implementasi manajemen berbasis

“Tujuan utama diterapkannya manajemen berbasis sekolah di SD Negeri Genuk 01 ini adalah agar sekolah diberi wewenang untuk mengelola segala sumberdaya sesuai dengan kebutuhan sekolah ”.

Hal yang sama juga disampaikan oleh guru kelas

6, dengan mengatakan:

“…dengan adanya model pengelolaan seperti mana- jemen berbasis sekolah, maka sekolah bisa lebih

kreatif dalam mengembangkan kemampuannya. Guru juga bisa berinovasi dalam kegiatan belajar mengajar ”.

Latar belakang yang mendasari penerapan Mana- jemen Berbasis Sekolah di SD negeri Genuk 01 Keca- matan Ungaran Barat diantaranya adalah dengan ada- nya kebijakan di tingkat UPTD, yaitu dengan member- kan kewenangan kepada sekolah untuk mengelola sekolahnya dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki guna mencapai tujuan pendidikan. Selain itu sekolah juga diberikan kewenangan untuk menyeleng- garakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kreati- vitas masing-masing sekolah. Sebagaimana dijelaskan oleh Pengawas Sekolah dengan mengatakan:

“Apabila sekolah tidak diberikan keleluasaan dalam mengelola sumberdaya yang ada, yang terjadi adalah sikap ketergantungan dari pihak sekolah dalam pengelolaan pendidikan, sehingga warga sekolah menjadi pasif dan kemampuannya tidak berkem-

bang”.

Hal lain yang mendasari perlunya manajemen berbasis sekolah adalah terbatasnya ruang gerak pihak Hal lain yang mendasari perlunya manajemen berbasis sekolah adalah terbatasnya ruang gerak pihak

“Sebenarnya banyak sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh sekolah tapi belum bisa terpenuhi, seperti: mushola, kantin sekolah, perabot sekolah ataupun segala sesuatu yang diperlukan untuk mem- perindah dan menghijaukan lingkungan. Namun kebu- tuhan tersebut tidak boleh didanai dari dana BOS, karena penggunaannya dibatasi oleh peraturan yang

dituangkan dalam Juknis pengelolaan dana BOS.”

Penjelasan guru tersebut dipertegas oleh kepala sekolah dengan mengatakan:

“Untuk memenuhi semua itu kami harus menunggu bantuan pemerintah yang kadang tidak bisa dipastikan kapan akan terealisasi. Sedangkan mengharap adanya peran serta masyarakat atau wali murid juga tidak mungkin, karena sekolah tidak diperbolehkan memu- ngut apapun dari wali murid. Pada dasarnya sekolah boleh menerima bantuan dari wali murid tetapi tidak boleh meminta sumbangan dengan jumlah dan waktu yang ditentukan. Namun sangat sulit untuk membang- kitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya duku- ngan masyarakat dala m mencapai tujuan pendidikan.”

Kondisi atau kesesuaian daerah sekitar ditinjau dari sosial budaya kehidupan masyarakat sangat berpe- ran terhadap pelaksanaan program di sekolah. Dari hasil wawancara dengan penjaga sekolah yang tinggal di rumah dinas, menyatakan:

“Di sekolah ini aman, walaupun sekolah berada di tengah-tengah pemukiman penduduk tetapi tidak pernah ada yang mengganggu atau merusak ling- kungan. Halaman sekolah sering dijadikan arena ber- main bagi masyarakat sekitar, tetapi tanaman atau- pun barang-barang yang ada di luar tidak ada yang

menjamah”

Selain itu, dari hasil observasi di lingkungan masyarakat, dapat dikatakan bahwa kerukunan antara umat beragama dan adat istiadat masyarakat di sekitar sekolah tergolong kondusif. Masyarakat yakin dan per- caya terhadap penyelenggaraan pendidikan di SD Negeri Genuk 01. Hal itu terbukti sebagian besar peserta didik berasal dari daerah sekitar sekolah.

Jarak sekolah dengan tempat tinggal siswa yang tidak terlalu jauh dan mudah dijangkau, dapat mendu- kung sukses dan berkembangnya program sekolah. Keterjangkauan siswa menuju ke sekolah akan mem- perlancar kegiatan belajar. Kondisi tersebut dapat men- dukung implementasi manajemen berbasis sekolah di SD negeri Genuk 01.

Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar SDN Genuk 01, berdasarkan wawancara dengan beberapa warga sekitar sekolah, diperoleh keterangan bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar sekolah dilihat dari tingkat pendidikan masyarakatnya bera- gam, dari yang berpendidikan SD sampai dengan Sar- jana. Sementara itu berdasarkan data yang diperoleh dari masing-masing wali kelas, bahwa wali murid dari siswa-siswi SDN Genuk 01 rata-rata berpendidikan SMA.

Apabila dilihat dari pekerjaan, sebagian besar dari wali murid bermata pencaharian sebagai buruh pabrik, sebagian buruh serabutan, sebagian kecil menjadi pe- dagang, dan hanya beberapa orang yang berprofesi sebagai PNS. Terkait dengan kondisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum kondisi rata- rata tingkat perekonomian dari mereka tergolong kelas Apabila dilihat dari pekerjaan, sebagian besar dari wali murid bermata pencaharian sebagai buruh pabrik, sebagian buruh serabutan, sebagian kecil menjadi pe- dagang, dan hanya beberapa orang yang berprofesi sebagai PNS. Terkait dengan kondisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum kondisi rata- rata tingkat perekonomian dari mereka tergolong kelas

“ Wali murid di sekolah ini rata-rata bekerja di pabrik, hanya 5 peserta didik yang orang tuanya PNS, selain

itu ada sebagian kecil adalah buruh se rabutan”.

Dengan melihat kondisi rata-rata sosial ekonomi masyarakat atau wali murid yang sebagian besar dari waktunya dihabiskan untuk bekerja di pabrik yang terpancang jam kerja sangat berpengaruh terhadap ha- sil belajar peserta didik. Dalam kondisi yang seperti ini diperlukan suatu pogram yang tepat untuk dapat membantu peserta didik secara maksimal dalam men- capai tujuan pendidikan.

Selain itu dituntut adanya kreativitas guru de- ngan menerapkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan seperti yang dipersyaratkan dalam MBS, agar prestasi peserta didik bisa meningkat. Hal itu sejalan dengan harapan masyarakat yang begitu besar, agar putra-putrinya memeroleh pendidikan yang terbaik. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah, dengan mengatakan:

“Masyarakat atau orang tua menganggap bahwa SD Negeri Genuk 01 ini merupakan salah satu sekolah yang menjadi pilihan masyarakat karena dinilai sebagai sekolah yang mempunyai kredibilitas untuk

meraih prestasi”.

Selanjutnya masyarakat mengharapkan anak- anaknya mendapatkan nilai hasil ujian yang maksimal, sehingga bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh salah satu pengurus komite sekolah:

“Sebagian orang tua sangat berambisi agar anaknya berhasil dengan nilai yang memuaskan, selain minta

pihak sekolah untuk memberikan les tambahan juga memasukkan putra putrinya ke lembaga bimbingan belajar”.

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri Genuk 01, diperlukan adanya dukungan atau partisipasi masyarakat pada pendidikan/sekolah. Adapun bentuk dukungan yang diharapkan sekolah bisa berupa pemikiran, fisik, dana, dukungan moral, ataupun bidang tek-nis edukatif. Tetapi sangat di- sayangkan bahwa dukungan masyarakat dan orang tua di SD Negeri Genuk 01 belum maksimal. Sebagaimana dikatakan oleh kepala sekolah:

“ Masyarakat atau wali murid kurang merespon program-program yang disusun oleh pihak sekolah. Wali murid hanya menggantungkan kemajuan pendi-

dikan dan prestasi siswa kepada pihak sekolah. Pe- mikiran mereka hanya sederhana, bahwa sekolah itu gratis, semuanya sudah ditanggung pemerintah”.

Dengan melihat kondisi yang seperti ini diper- lukan manajemen model MBS yang melibatkan masya- rakat secara langsung untuk mendukung pendidikan.

Simpulan dari hasil penelitian di atas me- nunjukkan bahwa, kebijakan pemerintah belum terwu- jud secara menyeluruh. Sementara itu kondisi geografis mendukung terlaksananya program sekolah, namun kondisi sosial ekonomi orang tua kurang mendukung sehingga berdampak pada prestasi peserta didik.

Di sisi lain, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua menuntut prestasi maksimal dari peserta didik tanpa diimbangi dengan dukungan ter- hadap pendidikan. Dengan demikian diperlukan adanya Di sisi lain, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua menuntut prestasi maksimal dari peserta didik tanpa diimbangi dengan dukungan ter- hadap pendidikan. Dengan demikian diperlukan adanya

4.1.3.2 Input MBS

Input atau masukan adalah unsur yang harus tersedia sebelum program MBS di SD Negeri Genuk 01 dilaksanakan guna mendukung terselenggaranya pro- gram. Unsur tersebut adalah: sumber daya manusia, kurikulum, sarana dan peralatan yang mendukung, dana dan anggaran sekolah.

1. Sumber daya manusia. Keberhasilan MBS tidak terlepas dari kemam- puan dari sumber daya manusia di sekolah tersebut. Berdasarkan data yang ada, bahwa sumber daya manu- sia yang mendukung terlaksananya MBS di SDN Genuk

01 terdiri dari: seorang kepala sekolah dan 9 guru yang rata-rata berpendidikan S1 termasuk guru mata pe- lajaran, peserta didik, penjaga sekolah, dan masyarakat atau wali murid.

Seluruh tenaga pendidik dan tenaga kependidik- an selalu bekerja sama berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri Genuk 01.

Setiap guru selain tugas utamanya mengajar, juga mendapat tugas tambahan sesuai dengan kemam- puan masing-masing. Tugas tersebut diberikan dengan tujuan untuk memperlancar pelaksanaan program-pro- gram sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah men- jelaskan:

“ Walaupun guru-guru harus mengajar, tapi mereka masih bisa melaksanakan tugas-tugas lain yang dibe-

bankan, sehingga program sekolah bisa terlaksana dengan lancar.”

Keberadaan peserta didik, diawali dengan kegiatan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), yang dilakukan pada akhir tahun pelajaran. Penerimaan peserta didik baru melalui proses seleksi berdasarkan persyaratan- persyaratan yang ditentukan oleh pemerintah. Sebagai- mana dijelaskan oleh kepala sekolah:

“Dalam penerimaan peserta didik baru, kami mengacu pada peraturan dari dinas pendidikan yaitu berdasar-

kan usia dan jarak tempat tinggal calon peserta didik dengan sekolah.”

Berdasarkan keterangan dari guru-guru, bahwa tingkat kemampuan peserta didik di SD Negeri Genuk

01, rata-rata di setiap kelas yang termasuk katagori baik sekitar 30%, tingkat kemampuan dengan katagori sedang sekitar 30%, sedangkan yang termasuk katagori kurang sekitar 40%. Perbedaan karakteristik dari peser- ta didik salah satunya dipengaruhi oleh faktor keluarga. Hal tersebut dipertegas oleh guru kelas 4, dengan mengatakan:

“ Rata-rata orang tua peserta didik bekerja di pabrik dengan jam kerja dari pagi hingga sore atau malam

hari. Waktu mereka terbatas untuk bisa mengawasi atau membantu anak-anak belajar, sehingga peserta didik memperoleh pendidikan hanya sebatas dari guru di sekolah.”

Peran serta orang tua dalam membantu anak belajar di rumah sangat berpengaruh terhadap prestasi peserta didik.

2. Kurikulum Kurikulum berisi rencana dan pengaturan me- ngenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan pembela- jaran. SD Negeri Genuk 01, pada setiap awal tahun pelajaran menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pen- didikan (KTSP). Dalam hal ini Kepala sekolah me- ngatakan:

“KTSP kami susun setiap awal tahun pelajaran, untuk tahun 2014 ini KTSP yang kami susun merupakan

perpaduan antara kurikulum 2006 untuk kelas 3 dan

6, dan kurikulum 2013 untuk kelas 1,2,4, dan 5 ”.

Kurikulum Sekolah Dasar Negeri Genuk 01, UPTD Pendidikan Kecamatan Ungaran Barat, Kabupa- ten Semarang dikembangkan sebagai perwujudan dari kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum ini merupakan sebuah dokumen yang akan diimple- mentasikan sebagai panduan proses pembelajaran pada tahun pelajaran 2014/2015 dalam masa transisi dari kurikulum 2006 ke kurikulum 2013. Dalam kurikulum tersebut tertuang visi dan misi sekolah, dengan ha- rapan dapat dicapai dengan MBS.

Berdasarkan dokumen KTSP yang dimiliki SD Negeri Genuk 01, bahwa dalam KTSP tersebut termuat kurikulum muatan lokal provinsi, yaitu Bahasa Jawa, muatan lokal kabupaten yaitu Tembang Jawa dan BTQ/PAI, dan muatan lokal sekolah yaitu Bahasa Inggris. Selain itu di dalam KTSP juga tertulis tentang adanya kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

Dokumen KTSP tidak terlepas dari keseluruhan aspek yang harus dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran, yaitu: menyusun silabus, program ta- hunan, program semester, program evaluasi, menyu- sun analisis KKM, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, membuat jurnal, daftar nilai, melakukan analisis penilaian, menyusun program tindak lanjut, dan melaksanakan bimbingan konseling.

Para guru mengatakan bahwa kegiatan rutin me- reka pada setiap pelajaran awal tahun adalah mela- kukan review silabus untuk disesuaikan dengan kebu- tuhan pembelajaran. Selanjutnya mereka menghitung jumlah hari efektif dalam satu tahun ajaran sebagai dasar penyusunan program tahunan. Program semester dan program evaluasi disusun dengan mengacu pada program tahunan yang sudah dibuat. Analisis KKM setiap mata pelajaran dibuat dengan diawali analisis per kompetensi dasar, kemudian dirata-rata, dan hasil rata- rata tersebut ditetapkan sebagai KKM per mata pela- jaran.

Seperti yang dikatakan oleh salah satu guru di SD Negeri Genuk 01:

”Silabus sudah ada, kami hanya mereview untuk disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran, bisa pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

strategi yang dianggap lebih baik.”

Selain itu para guru juga menjelaskan bahwa sebelum melaksanakan KBM mereka membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terlebih dahulu seba- gai acuan dalam mengajar agar bisa terarah dan mencapai tujuan. Kegiatan administrasi lainnya yaitu, Selain itu para guru juga menjelaskan bahwa sebelum melaksanakan KBM mereka membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terlebih dahulu seba- gai acuan dalam mengajar agar bisa terarah dan mencapai tujuan. Kegiatan administrasi lainnya yaitu,

3. Sarana dan peralatan yang mendukung. Berdasarkan observasi di lapangan, terlihat sara- na dan prasarana yang ada saat ini dapat mendukung terlaksanakannya MBS di SDN Genuk 01. Sarana pen- didikan yang berupa peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan atau proses belajar mengajar, yaitu: 6 ruang kelas yang memenuhi standar dilengkapi dengan kursi dan bangku siswa yang cukup, ruang UKS, ruang per- pustakaan yang berisi buku-buku pelajaran, buku re- ferensi, buku fiksi dan non fiksi yang dapat diman- faatkan siswa sebagai sarana belajar, ruang labora- torium, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan terdapat juga kantin sekolah.

Kemudian untuk sarana pendukung kegi-atan belajar mengajar menurut guru-guru sudah tercukupi, seperti: whiteboard, LCD, tape recorder dan alat peraga yang cukup lengkap, alat-alat olah raga, alat-alat kese- nian juga ada walaupun belum lengkap. Sarana lain berupa komputer untuk melatih siswa dalam pengua- saan IT walaupun jumlahnya belum memadai.

Terkait dengan sarana prasarana yang tersedia, kepala sekolah mengatakan:

”Secara bertahap kami akan melengkapi ataupun memperbaharui alat-alat pendidikan yang ada di se- kolah ini.”

Adapun prasarana pendidikan atau fasilitas yang tidak secara langsung menunjang proses pendidikan di SD Negeri Genuk 01, yaitu halaman sekolah, kebun, taman sekolah, ataupun akses menuju sekolah cukup memadai.

4. Dana dan anggaran sekolah. Pendidikan yang berkualitas membutuhkan biaya yang tidak sedikit, bahkan bisa dikatakan mahal. Se- mentara itu dana dan anggaran yang diperlukan untuk memperlancar terlaksananya program pendidikan di SD Negeri Genuk 01 hanya bersumber dari pemerintah berupa dana BOS, yang besarnya di tahun 2014 Rp 580.000/peserta didik/tahun. Jumlah total dana yang diterima adalah Rp 136.880.000,00 dan di tahun 2015 sebesar Rp 800.000,00/peserta didik/tahun. Seperti yang disampaikan oleh guru kelas 2 yang merangkap sebagai bendahara BOS:

”Untuk memenuhi seluruh kebutuhan sekolah, baik untuk belanja pegawai, pembelian barang habis pakai,

untuk biaya PPDB, kegiatan ekstrakurikuler, pera- watan sekolah, dll. Kami hanya mengandalkan uang dari dana BOS. Sementara pengelolaan dana tersebut dibatasi oleh peraturan yang tertuang dalam buku Ju- knis pengelolaan dana BOS ” .

Sejalan dengan hal tersebut dalam wawancara kepala sekolah membenarkan bahwa dana BOS yang diterima sekolah tersebut digunakan untuk memenuhi seluruh kebutuhan dari delapan kegiatan pendidikan. Namun tidak semua yang diperlukan sekolah bisa Sejalan dengan hal tersebut dalam wawancara kepala sekolah membenarkan bahwa dana BOS yang diterima sekolah tersebut digunakan untuk memenuhi seluruh kebutuhan dari delapan kegiatan pendidikan. Namun tidak semua yang diperlukan sekolah bisa

Oleh karena itu diperlukan sumber dana lain guna memenuhi seluruh kebutuhan sekolah, dan dana tersebut didapat dari sumbangan wali murid yang sifatnya sukarela tidak mengikat baik jumlah maupun waktunya. Namun dalam dua tahun terakhir ini belum ada sumber dana dari masyarakat ataupun dunia usaha.

Upaya penggalian sumber dana dari masyarakat atau orang tua belum dilakukan oleh sekolah. Hal itu disebabkan adanya kekhawatiran dari kepala sekolah terhadap peraturan yang melarang adanya pungutan dalam jumlah berapapun. Hal ini sebagaimana dikata- kan oleh kepala sekolah:

” Sangat sulit untuk membangkitkan kesadaran orang tua terutama mereka yang tingkat ekonominya cukup

mapan agar secara ikhlas turut membantu pihak se- kolah dalam hal pendanaan.”

Dari uraian hasil penelitian tersebut dapat diam- bil suatu kesimpulan, bahwa sumber daya manusia yang mendukung terlaksananya MBS di SDN Genuk 01 sudah memadai sesuai dengan yang disyaratkan, yaitu dari faktor jumlah personil sudah lengkap dan rata-rata berpendidikan S1 termasuk guru mata pelajaran.

Latar belakang kecerdasan peserta didik di SD Negeri Genuk 01 pada tingkat rata-rata, untuk itu pe- ran guru sangat menentukan prestasi peserta didik.

D ari hasil penelitian tergambar jelas bahwa di SD Negeri Genuk 01, Kecamatan Ungaran Barat, Kabu- D ari hasil penelitian tergambar jelas bahwa di SD Negeri Genuk 01, Kecamatan Ungaran Barat, Kabu-

Secara umum sarana dan segala peralatan yang mendukung terselenggaranya MBS di SD Negeri Genuk

01 sudah tersedia cukup lengkap dan dalam kondisi yang masih baik.

4.1.3.3 Proses MBS

Proses merupakan rangkaian kegiatan untuk merubah sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Proses penyelenggaraan MBS meliputi: proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan MBS, proses belajar mengajar, dan proses evaluasi sekolah . Unsur-unsur tersebut dijabarkan berdasarkan hasil wawancara de- ngan kepala sekolah, guru, dan siswa.

1. Proses Pengambilan Keputusan. Pengambilan keputusan memegang peranan pen- ting dalam kegiatan manajemen. Demikian pula dalam MBS diperlukan adanya penetapan tujuan, penyusunan rencana, pengorganisasian, dan juga dalam memilih serta menempatkan orang-orang yang sesuai dengan kemampuannya. Hal tersebut diperlukan pemikiran yang tepat dan semuanya dilakukan dengan cara mem- buat suatu keputusan

Dalam pengambilan keputusan, SD Negeri Genuk

01 dalam hal ini kepala sekolah selalu melibatkan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan untuk diajak musyawarah sebelum keputusan diambil. Sebagaimana dikatakan oleh kepala sekolah:

“Segala sesuatu yang menyangkut kebutuhan dan kemajuan sekolah, ataupun segala permasalahan

yang ada di sekolah ini selalu saya bicarakan lebih dulu dengan guru dan karyawan untuk menentukan alternatif yang terbaik.”

Sementara itu dari wawancara dengan salah satu pengurus komite didapat keterangan, bahwa wali murid diajak bermusyawarah hanya terbatas pada program- program pembangunan sekolah. Tentang penyusunan program-program yang lain mereka belum dilibatkan. Hal itu masih menurut komite, mereka percaya bahwa sekolah sudah membuat program sesuai dengan harap- an masyarakat, yaitu meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut.

2. Proses Pengelolaan MBS Pengelolaan merupakan rangkaian kegiatan dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan/evaluasi. Menurut kepala sekolah, sebelum program dilak- sanakan, sekolah menyusun visi, misi, dan tujuan. Ke- mudian dilanjutkan dengan menyusun rencana jangka panjang, rencana kerja sekolah, dan menyusun pro- gram tahunan. Dalam Rencana Pengembangan Seko- lah menyiratkan adanya program MBS yang menjadi sasaran penelitian dari penulis.

Dalam penjelasannya, kepala sekolah mengata- kan:

“Setelah program tersusun, sekolah akan melaksa- nakan program sesuai dengan pedoman yang ada dan

melaksanakan seluruh kegiatan sekolah, baik bidang kesiswaan, bidang pendidik dan kependidikan, sampai dengan peran serta masyarakat. Selain itu sekolah juga menyusun struktur organisasi sekolah. ”

Pada tahap akhir dari proses pengelolaan MBS adalah tahap pengawasan dan evaluasi. Tujuannya un- tuk mengukur keberhasilan suatu program. Demikian juga SD Negeri Genuk 01 yang melakukan evaluasi setiap akhir tahun pelajaran. Sebagaimana dijelaskan oleh kepala sekolah:

“ Setiap akhir tahun pelajaran kami melakukan eva- luasi terhadap pelaksanaan program dalam setahun yang menyangkut delapan standar pendidikan seba-

gai dasar untuk penyusunan program di tahun beri- kutnya.”

Kepala sekolah melakukan evaluasi secara ber- sama-sama, dengan melibatkan seluruh guru dan te- naga lainnya seperti penjaga, satpam, dan tenaga ke- pendidikan, agar mereka dapat memahami setiap peni- laian yang dilakukan, untuk selanjutnya bisa mem- berikan masukan sebagai alternatif pemecahan.

Selanjutnya dari masukan-masukan tersebut bisa dijadikan dasar untuk penyusunan program tahun be- rikutnya. Dari hasil evaluasi tersebut dibuat laporan yang berupa Evaluasi Diri sekolah (EDS).

3. Proses belajar mengajar di SDN Genuk 01 Pembelajaran merupakan salah satu unsur pe- nentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Untuk mewujudkan lulusan yang berkualitas, maka SDN Genuk 01 merumuskan misi

“melaksanakan pembelajaran secara ”RILEK” (Rekreatif, Interaktif Lugas, Efektif dan Kondusif) sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal dalam situasi aman dan nyaman .” Misi tersebut sejalan dengan pem- “melaksanakan pembelajaran secara ”RILEK” (Rekreatif, Interaktif Lugas, Efektif dan Kondusif) sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal dalam situasi aman dan nyaman .” Misi tersebut sejalan dengan pem-

Pada saat penelitian ini berlangsung, seko-lah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas 1, 2, 4, dan 5 sedangkan kelas 3 dan 6 masih menggunakan kuri- kulum 2006.

Penelitian terhadap Proses Belajar Mengajar, dia- wali dengan wawancara terhadap guru-guru yang me- nerapkan kurikulum 2013, guru kelas 4 mengatakan:

“ Pembelajaran dengan penerapan Kurikulum 2013 sebenarnya tidak sulit, tapi cukup melelahkan. Kare- na setiap hari kita dituntut untuk menyiapkan alat pembelajaran yang cocok dengan materi pelajaran.”

Dalam keterangannya, guru kelas 1, 2, dan 5 me- ngatakan bahwa hal yang sangat merepotkan adalah dengan buku pegangan peserta didik dan guru yang belum ada. Kesulitan terbesar dalam penerapan K 13 adalah dalam melakukan penilaian yang cukup rumit. Selain itu juga kesulitan dalam membangkitkan kebe- ranian peserta didik untuk menyampaikan pendapat- nya.

Pada saat pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran di kelas 5, terlihat guru sebelum mengajar mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), RPP yang disusun guru, baik strategi maupun tujuan pembelajaran sudah dikaitkan dengan tujuan pembelajaran sebelumnya. Aktivitas pembelajaran yang direncanakan sesuai dengan tingkat usia, kesiapan be- lajar, tingkat pembelajaran, dan cara belajar peserta didik.

Selama PBM berlangsung, guru berusaha meman- cing peserta didik untuk bertanya dan menyampaikan pendapatnya. Guru menggunakan alat peraga yang relevan dengan materi yang disampaikan. Selain itu guru mengatur posisi tempat duduk peserta didik sesuai dengan skenario dan membantu peserta didik dalam belajar dengan cara berkeliling membantu anak yang mengalami kesulitan. Dalam keterangannya, guru tersebut mengatakan:

“Tempat duduk anak, saya atur sesuai dengan tingkat kemampuan mereka, dengan tujuan agar saya lebih mudah untuk membantu kesulitan yang dialami seca- ra kelompok, agar lebih efektif.”

Pembelajaran dengan menerapkan kurikulum 2013, peserta didik tampak aktif. Mereka belajar de- ngan senang dan suasana tidak menegangkan, walau- pun kelas sedikit gaduh.

Kemudian selanjutnya pengamatan dilakukan di kelas 6 yang belum menerapkan kurikulum 2013, suasana kelas sangat berbeda dengan kelas 2 dan kelas 5. Suasana kelas sangat tenang tidak ada keributan. Model pembelajaran yang digunakan guru adalah konvensional, di mana siswa lebih banyak men- dengarkan penjelasan guru di depan kelas dan melak- sanakan tugas jika guru memberikan latihan soal-soal kepada peserta didik. Metode yang digunakan guru

antara lain metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode penugasan. Selain model pembelajaran yang kurang mem- bangkitkan kreativitas siswa tersebut, alat peraga yang antara lain metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode penugasan. Selain model pembelajaran yang kurang mem- bangkitkan kreativitas siswa tersebut, alat peraga yang

Kepala sekolah mengatakan: “ Kreativitas guru sangat tampak, ketika pembela-

jaran menggunakan kurikulum 2013, di mana guru sangat bersemangat memanfaatkan sumber belajar dan alat pembelajaran yang relevan dengan materi yang diajarkan.”

Guru kelas 6 memberikan keterangan seperti be-rikut: “ Menghadapi Ujian Sekolah, target materi harus se-

lesai pada akhir semester 1, karena pada bulan Februari biasanya sudah dilaksanakan try out, sehingga mau tidak mau guru kelas 6 akan me- ngejar target materi semaksimal mungkin. Sehingga kegiatan pembelajaran di akhir bulan Nopember hingga pelaksanaan ujian, penyampaian materi le- bih banyak menggunakan model konvensional.”

Pada akhir pembelajaran, guru melakukan peni- laian, kemudian menjelaskan tingkat keberhasilan da- lam pembelajaran dan mengidentifikasi bagian yang perlu diperbaiki.

4. Proses evaluasi sekolah. Dalam proses evaluasi sekolah, penelitian me- liputi dua hal yaitu evaluasi terhadap proses pembe- lajaran dan evaluasi terhadap program kerja tahunan sekolah.

Dari hasil studi dokumen terhadap hasil evaluasi proses pembelajaran menunjukkan bahwa pada kelas dengan kurikulum 2013 yaitu kelas 1, 2, 4, dan 5, penilaian dilakukan secara komprehensif untuk meni- lai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan (input), proses, sampai keluaran (output) pem- belajaran. Penilaian dilakukan pada setiap akhir pem- belajaran.

Menurut guru kelas 4, penilaian cukup rumit, terutama pada penilaian sikap, karena ada beberapa teknik, yaitu: melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal. Sebagaimana disampaikan oleh guru kelas 5:

“ Kami baru semester ini melaksanakan kurikulum 2013, ternyata penilaiannya sangat rumit dan mele-

lahkan. Kami harus bisa mengelola waktu dengan sebaik-baiknya agar semua unsur yang dinilai bisa terlaksana.”

Sementara itu, untuk kelas 3 dan 6 yang masih menggunakan kurikulum 2006, dari hasil studi doku- mentasi menunjukkan bahwa aspek penilaiannya juga sama dengan kelas lain meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Penilaian dilakukan pada setiap akhir pembahasan per kompetensi dasar. Terkait dengan penilaian guru kelas 5 mengatakan:

“ Setiap selesai penilaian per tema/topik/kompetensi dasar, guru akan menganalisa nilai hasil belajar pe-

serta didik. Dari hasil analisa akan diketahui taraf serap terhadap materi yang diajarkan. Kemudian dari hasil analisa tersebut digunakan guru untuk mem- perbaiki proses pembelajaran dan juga hasil belajar peserta didik.

Semua kelas pada setiap pertengahan semester, baik semester satu ataupun dua dilakukan evaluasi. Kemudian pada akhir semester satu dan dua juga dilakukan evaluasi. Hasil penilaian secara keseluruhan akan dijadikan sebagai bahan laporan kepada orang tua tentang kemajuan belajar peserta didik.

Berdasarkan studi dokumentasi diperoleh data bahwa program kerja tahunan SD negeri Genuk 01 disusun pada setiap awal tahun pelajaran. Isi dari pro- Berdasarkan studi dokumentasi diperoleh data bahwa program kerja tahunan SD negeri Genuk 01 disusun pada setiap awal tahun pelajaran. Isi dari pro-

Para guru menjelaskan bahwa pada setiap akhir tahun pelajaran, kepala sekolah bersama-sama guru dan karyawan mengumpulkan hasil-hasil evaluasi ter- hadap kinerja siswa, seperti hasil US, hasil ulangan umum, hasil lomba, dan kinerja siswa yang lain yang dapat teramati secara jelas. Bagian tata usaha juga memberikan keterangan apabila tiap akhir pelajaran diadakan pendataan terhadap pelaksanaan kurikulum, keadaan pendidik dan tenaga kependidikan, keadaan sarpras, pengelolaan keuangan, berikut administrasi pelaksanaannya. Penjelasan dari guru dan tata usaha dipertegas oleh kepala sekolah dengan mengatakan:

“ Kami melakukan evaluasi terhadap program kerja

setelah satu tahun pelaksanaan, untuk mengetahui sampai sejauh mana program kerja tersebut dapat dicapai. Program yang belum dapat tercapai akan di- masukkan kembali pada program tahun berikutnya.”

Lebih lanjut kepala sekolah menjelaskan, bahwa hasil dari evaluasi tersebut, akan dijadikan sebagai bahan laporan tentang kinerja sekolah selama satu tahan yang disebut Evaluasi Diri sekolah (EDS).

Berdasarkan paparan di atas dapat diambil ke- simpulan bahwa pada aspek proses belum sepenuhnya sesuai dengan yang diharapkan dari pelaksanaan MBS, terutama pada pengambilan keputusan dan pada pro- ses pembelajan. Di mana proses pengambilan keputus- Berdasarkan paparan di atas dapat diambil ke- simpulan bahwa pada aspek proses belum sepenuhnya sesuai dengan yang diharapkan dari pelaksanaan MBS, terutama pada pengambilan keputusan dan pada pro- ses pembelajan. Di mana proses pengambilan keputus-

4.1.3.4 Produk MBS

Hasil dari pendidikan merupakan hasil nyata pelaksanaan MBS, yaitu berupa prestasi siswa baik akademik ataupun non akademik.

a. Prestasi siswa di SD Negeri Genuk 01. Prestasi yang diraih sekolah meliputi prestasi akademik dan non akademik. Prestasi akademik adalah suatu keberhasilan yang dicapai setelah belajar secara optimal. Adapun prestasi akademik yang diraih SD Negeri Genuk 01 yang berupa hasil nilai Ujian Sekolah dan prestasi sekolah dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat di Tabel 4.2

Tabel 4.2 Prestasi SD Negeri Genuk 01

No Pelajaran

N TDH RATA2 TDH

RATA2

RATA2

TTG 1. B. Indonesia

Prestasi yang Dicapai Sekolah 3 Tahun Terakhir

No. Kejuaraan

Tahun Keterangan 1. Lomba sholat putra

Tingkat

2012 Juara III 2. Lomba K-3

Kecamatan

2012 Juara I 3. Lomba Pentas seni Jawa

Kabupaten

2012 Juara II 4,

Kecamatan

Pesta siaga Pramuka

Kabupaten

2012 Juara IV

Lanjutan Tabel 4.2 Prestasi SD Negeri Genuk 01

5. Lomba Bahasa Jawa

2012 Juara I 6. Lomba Geguritan

Kecamatan

2012 Juara II 7. Lomba Seni tari

Kecamatan

2012 Juara III 8. Lomba sekolah adi wiyata

Kecamatan

2013 Juara II 9. Pesta siaga putra Pramuka

Kabupaten

2013 Juara II 10. Pesta Siaga putri Pramuka

Kecamatan

2013 Juara II 11 Lomba Adzan

Kabupaten

2014 Juara II 12. Lomba Baca tulis hitung kelas 3

Kabupaten

2014 Juara III 14. Siswa berprestasi

Kecamatan

2014 Juara II 15 OSN

Kecamatan

Kecamatan

2014 Juara V

Berdasarkan data prestasi yang diraih SD Negeri Genuk 01 di atas, menunjukkan bahwa prestasi aka- demik peserta didik mengalami kenaikan, sementara pretasi non akademik dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Penyebab turunnya prestasi non akademik diakui kepala sekolah pada saat FGD, bahwa guru memberikan bimbingan pada peserta didik pada saat akan diadakannya lomba. Waktu yang singkat me- nyebabkan pembimbingan dari guru kepada peserta didik tidak dapat dilakukan secara optimal.

Merujuk uraian di atas, dapat diambil kesim- pulan, bahwa prestasi akademik di SD Negeri Genuk 01 terkait dengan hasil ujian sekolah sudah sesuai dengan harapan masyarakat, namun prestasi non akademik belum optimal. Hal itu disebabkan kegiatan pembim- bingan yang belum terprogram. Dengan demikian sa- saran yang ingin dicapai oleh sekolah belum maksimal.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Evaluasi Konteks MBS

Pengelolaan pendidikan dalam era otonomi dae- rah, menyiratkan bahwa peran dan tanggung jawab Pengelolaan pendidikan dalam era otonomi dae- rah, menyiratkan bahwa peran dan tanggung jawab

Selanjutnya pengelolaan pendidikan diserahkan kepada sekolah di mana sekolah diberikan kewenangan untuk mengelola sekolahnya. Demikian halnya dengan SD Negeri Genuk 01, dengan adanya otonomi sekolah tersebut menjadikan sekolah lebih mandiri dan mampu mengembangkan program-program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensinya.

Kewenangan sekolah dalam pengelolaan pendi- dikan diwujudkan dalam bentuk Manajemen Berbasis sekolah. Hal tersebut sesuai dengan PP 19/2005:SNP Ps 49:1 yang menjelaskan bahwa: Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan mene- ngah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisi- pasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.

Dengan adanya otonomi sekolah, SD Negeri Genuk 01 lebih leluasa untuk mengelola sumberdaya yang tersedia di sekolah tersebut. Namun dalam pengelolaan keuangan, sekolah belum diberikan kele- luasaan secara penuh seperti yang tersirat pada kebi- jakan MBS. Sehingga hal itu cukup menyulitkan seko- lah untuk memenuhi kebutuhan sekolah.

Permasalahan yang muncul di sekolah tersebut, yaitu ketika sekolah membutuhkan sarana dan pra- sarana yang mendukung pembelajaran, namun tidak da-pat didanai dari dana yang diberikan pemerintah pada pihak sekolah yang berupa dana BOS. Terutama kebutuhan yang terkait dengan belanja modal. Maka Permasalahan yang muncul di sekolah tersebut, yaitu ketika sekolah membutuhkan sarana dan pra- sarana yang mendukung pembelajaran, namun tidak da-pat didanai dari dana yang diberikan pemerintah pada pihak sekolah yang berupa dana BOS. Terutama kebutuhan yang terkait dengan belanja modal. Maka

Aspek lain yang melatarbelakangi terselengga- rakannya MBS adalah kondisi geografis dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kondisi dan kesesuaian daerah sekitar SD Negeri Genuk 01 ditinjau dari sosial budaya kehidupan masyarakat dapat dikatakan bahwa masyarakat sekitar mendukung pelaksanaan MBS. Masyarakat berpartisipasi dalam hal keamanan dan kenyamanan sekitar sekolah.

Dengan kondisi yang demikian akan membuat kegiatan pembelajaran menjadi nyaman dan dapat berjalan dengan lancar. Hal ini sesuai dengan pendapat Raharjo (2004:9), bahwa lingkungan sekolah yang aman dan tertib, dapat menciptakan suasana proses belajar mengajar yang nyaman dan efektif.

Kondisi Alam sekitar SD Negeri Genuk 01 yang jauh dari gangguan bencana alam dan jarak yang ter- jangkau peserta didik dapat mendukung penye- lenggaraan pendidikan di sekolah dan memiliki potensi besar untuk sukses dan berkembangnya MBS. Keter- jangkauan peserta didik menuju ke sekolah akan mem- perlancar kegiatan pembelajaran yang sudah ter-jadwal secara tertib.

Seperti yang dijelaskan dalam ketentuan dari standar pelayanan minimal bidang pendidikan, yang intinya bahwa harus tersedia satuan pendidikan dalam Seperti yang dijelaskan dalam ketentuan dari standar pelayanan minimal bidang pendidikan, yang intinya bahwa harus tersedia satuan pendidikan dalam

Sementara itu kerukunan antara umat beragama dan adat istiadat masyarakat di sekitar SD Negeri Genuk 01 tergolong kondusif. Masyarakat juga memiliki keyakinan terhadap penyelenggaraan pendidikan di SD Negeri Genuk 01. Hal itu terbukti sebagian besar ma- syarakat di sekitar sekolah memercayakan anak- anaknya untuk belajar di sekolah tersebut.

Keberlangsungan proses pendidikan tidak terle- pas dari latar belakang orang tua peserta didik, terkait dengan kondisi sosial ekonominya. Dilihat dari tingkat pendidikan orang tua yang rata-rata masih tergolong rendah dan sumber mata pencaharian sebagai karya- wan pabrik, berpengaruh terhadap prestasi peserta didik. Orang tua mempunyai tanggung jawab untuk memberikan perhatian pada anak selama di rumah. Tetapi kenyataan yang ada, waktu orang tua banyak tersita di tempat bekerja, sehingga nyaris tidak ada kesempatan untuk mendampingi anak belajar.

Kondisi tersebut tentu saja memengaruhi tingkat keberhasilan anak di sekolah. Dengan kondisi seperti diperlukan upaya maksimal dari guru untuk mencip- takan pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk meningkatkan prestasi peserta didik. Dalam hal ini model PAKEM digunakan sebagai salah satu model pembelajaran yang diterapkan di SD Negeri Genuk 01.

Animo masyarakat terhadap dunia pendidikan sangat tinggi. Terbukti setiap tahun ajaran baru, ratus- an siswa menyerbu sekolah-sekolah yang ada baik se- kolah negeri ataupun swasta. Keinginan masyarakat Animo masyarakat terhadap dunia pendidikan sangat tinggi. Terbukti setiap tahun ajaran baru, ratus- an siswa menyerbu sekolah-sekolah yang ada baik se- kolah negeri ataupun swasta. Keinginan masyarakat

Persaingan yang ketat untuk memasuki sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, membuat masyarakat menuntut hasil ujian sekolah juga tinggi. Hal itu terungkap dalam FGD, bahwa wali murid SD Negeri Genuk 01 sangat berharap hasil ujian sekolah bisa maksimal, sehingga peserta didik bisa dengan mudah memasuki sekolah yang diinginkan.

Hal ini menunjukkan, bahwa perlu adanya stra- tegi yang tepat untuk dapat memenuhi harapan orang tua/masyarakat tersebut. Terselenggaranya MBS tidak terlepas dengan adanya dukungan dari masyarakat dan wali murid atau peran serta masyarakat dalam me- ningkatkan mutu pendidikan.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan memang telah menyediakan serangkaian materi, sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Walau sebenarnya tanggung- jawab pendidikan bukan semata-mata menjadi tang- gungjawab sekolah, namun juga menjadi tanggung jawab masyarakat atau orang tua untuk ikut serta berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Pentingnya partisipasi masyarakat diamanatkan dalam UU Sisdiknas Pasal 9 bahwa: “Masyarakat ber- kewajiban untuk memberikan dukungan sumber daya dalam penyel enggaraan pendidikan”; dan Pasal 54 Ayat (1) dan (2) “Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha dan organisasi kema- Pentingnya partisipasi masyarakat diamanatkan dalam UU Sisdiknas Pasal 9 bahwa: “Masyarakat ber- kewajiban untuk memberikan dukungan sumber daya dalam penyel enggaraan pendidikan”; dan Pasal 54 Ayat (1) dan (2) “Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha dan organisasi kema-

Kenyataan yang ada masih terdapat jurang pe- misah yang terjadi dalam konsep pendidikan kita saat ini. Banyak orang tua yang menyerahkan sepe-nuhnya tanggungjawab pendidikan ke sekolah, tanpa mempe- dulikan kemajuan pendidikan.

Demikian halnya dengan wali murid SDN Genuk