Program Studi Teknik Sipil

  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PELAKSANAAN FISIK PADA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DI KOTA PADANG Artikel MUSLIM NPM : 1110018312008 Program Studi Teknik Sipil PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA 2013

  

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN

PELAKSANAAN FISIK PADA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DI KOTA PADANG

Muslim¹, Alizar Hasan², Hendri Warman¹

  ²Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Andalas 'Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta

  

ABSTRACT

  The National Program of Independent Society Empowerment for Citzen (PNPM-Mandiri) which is a society empowerment program from federal as the effort to build the indefendent of society and local government in the handling of sustainable poverty in the city area. In Pada city this program was held from 2006 up to now, where the entire village had applied the national program of independent society empowerment for citizen, one of the work types in this program was infrastructure activities. The concept of applying of infrastructure facility to this program used the society participation; it aimed to stimulate the owning sense of people toward the facility had already been built. The activity that heldthe national program of independent society empowerment for citizen of Padang city was physical activites, for example contruct the bridge, road and toilet. The activity were planned in such away in order to run well. However, the phenomenon had happened in the field was the delay of finishing the physical construction activities. For that reason, this research explained the delay of physical work to the national of Independent Society Empowerment for citizen Padang city. Method used in this research consisted of two part: those are, collection the data and analysis method. The result of research showed that the factor analysis have been exracted 18 variables into five dominan which influence the Delay Of Physical Work To The National Program of Independent Society Empowerment for citizen Padang City those are, employer mobilization, equipment, implementation and ciplict in the stages of execution. The control of environmental impact and administration as well as the time of execution, supervision the volume of work and working quality, and providing equipment and raw material. The fund allocation in the first, second and third stages, evaluative meeting in the field and controlling the cost of the project. By knowing all influential factors mentioned above, this, can be done the effective handling to avoid the Delay of Physical Work to the National Program of Independent Society Empowerment In this Citizen for the future.

  

Key words: influential factor on the delay, physical activifites, society empowerment,

  national program of independent society empowerment for citizen

I. PENDAHULUAN Sangat banyak bantuan dana dari

1. Latar Belakang pemerintah yang diluncurkan kepada

  masyarakat khususnya bagi warga yang dikategorikan tidak mampu. Mereka cenderung tidak mendapat perhatian dari masyarakat sekitarnya. Keadaan tersebut membuat mereka memiliki tingkat perekonomian rendah, tingkat pendidikan rendah, kesehatan tidak terjamin dan kekurangan gizi. Oleh sebab itu, tujuan utama program pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.

  Program PNPM Mandiri Perkotaan ini adalah suatu program membangun kapasitas komunitas bekerja sama dengan pemerintah daerah yang bertujuan memberdayakan masyarakat desa dan kelurahan untuk dapat berperan aktif dalam pembangunan daerah. Upaya pemberdayaan dilakukan melalui peningkatan akses masyarakat miskin terhadap layanan umum dasar, sekaligus menciptakan lapangan kerja dan mendorong aktifitas ekonomi pada tingkat daerah melalui pembangunan sarana dan prasarana dasar (pedoman Umum Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan, 2010).

  Salah satu kegiatan pemberdayaan masyarakat yang sangat penting bagi masyarakat adalah pembangunan sarana dan prasarana. Misalnya, adanya pembangunan jembatan yang menghubungkan antara desa yang satu dan yang lain. Dengan adanya jembatan tersebut, mobilitas masyarakat antar dua desa tersebut menjadi lancar. Masyarakat dapat membawa hasil alam atau produksi rumah tangga ke luar desa untuk dijual. Hal tersebut secara tidak langsung tujuan atau sasaran program pembedayaan dapat tercapai.

  Pelaksanaan kegiatan sarana dan prasarana yang diprogramkan oleh PNPM Mandiri Perkotaan hendaknya dapat berjalan sesuai jadwal yang telah direncanakan. Akan tetapi, berdasarkan pengamatan penulis, ditemukan banyaknya keterlambatan kegiatan fisik di Kota Padang pada program tersebut. Misalnya, pembangunan jalan di kelurahan Koto Luar yang mengalami keterlambatan penyelesaiannya. Oleh sebab itu, penulis tertarik melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang

  mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan kegiatan fisik pada program PNPM Mandiri Perkotaan di Kota Padang.

  2. Masalah Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang dipaparkan di atas, penulis menarik rumusan masalah yang akan dianalisis melalui penelitian ini PNPM Mandiri Perkotaan di Kota sebagai berikut: Padang a. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan

  4. Manfaat Hasil Penelitian

  pelaksanaan kegiatan fisik pada Hasil penelitian ini diharapkan dapat Program PNPM Mandiri dimanfaatkan untuk :

  a. Secara praktis hasil penelitian ini Perkotaan di Kota Padang?

  b. Apa saja faktor dominan yang diharapkan dapat memberikan mempengaruhi keterlambatan masukan dan sumbangan pelaksanaan kegiatan fisik pada pemikiran bagi Direktorat Jendral

  Cipta karya, Kementrian Program PNPM Mandiri Perkotaan di Kota Padang? Pekerjaan Umum, PNPM Mandiri

  Perkotaan, Konsultan Pendamping PNPM Mandiri Perkotaan, serta 3. Tujuan Penelitian masyarakat Kota Padang.

  b. Secara teoritis penelitian ini Rumusan tujuan dan manfaat suatu penelitian harus mengacu pada rumusan diharapkan dapat memberikan masalah penelitian. Oleh karena itu sesuai masukan dan sumbangan dengan masalah penelitian yang telah berbentuk data-data yang dapat dirumuskan diatas, maka yang menjadi digunakan kajian lebih dalam atau tujuan penelitian ini adalah : penelitian yang berkaitan.

  a. Untuk mengetahui faktor-faktor

  c. Manfaat bagi peneliti adalah yang mempengaruhi memahami tentang pelaksanaan keterlambatan pelaksanaan manajemen konstruksi khususnya kegiatan fisik pada Program mengenai keterlambatan PNPM Mandiri Perkotaan di Kota pelaksanaan fisik pada kelurahan Padang yang mendapatkan bantuan

  b. Untuk mengetahui faktor dominan Program PNPM Mandiri yang mempengaruhi Perkotaan yang terjadi di Kota keterlambatan pelaksanaan Padang. kegiatan fisik pada Program

  5. Tinjauan Pustaka a.Pengertian Pemberdayaan

  Masyarakat

  Pendapat dari Cook (1994) menyatakan pembangunan masyarakat merupakan konsep yang berkaitan dengan upaya peningkatan atau pengembangan masyarakat menuju kearah yang positif. Sedangkan Giarci (2001) memandang

  community development sebagai suatu

  hal yang memiliki pusat perhatian dalam membantu masyarakat pada berbagai tingkatan umur untuk tumbuh dan berkembang melalui berbagai fasilitasi dan dukungan agar mereka mampu memutuskan, merencanakan dan mengambil tindakan untuk mengelola dan mengembangkan lingkungan fisiknya serta kesejahteraan sosialnya. Proses ini berlangsung dengan dukungan collective

  action dan networking yang dikembangkan masyarakat.

  Sedangkan Bartle (2003) mendefinisikan community development sebagai alat untuk menjadikan masyarakat semakin komplek dan kuat. Ini merupakan suatu perubahan sosial dimana masyarakat menjadi lebih komplek, institusi lokal tumbuh,

  collective power -nya meningkat serta

  terjadi perubahan secara kualitatif pada organisasinya.

  Berdasarkan persinggungan dan saling menggantikannya pengertian community development dan community empowerment, secara sederhana, Subejo dan Supriyanto (2004) memaknai pemberdayaan masyarakat sebagai upaya yang disengaja untuk memfasilitasi masyarakat lokal dalam merencanakan, memutuskan dan mengelola sumberdaya lokal yang dimiliki melalui collective

  action dan networking sehingga pada

  akhirnya mereka memiliki kemampuan dan kemandirian secara ekonomi, ekologi, dan sosial‖. Dalam pengertian yang lebih luas, pemberdayaan masyarakat merupakan proses untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu menempatkan diri secara proporsional dan menjadi pelaku utama dalam memanfaatkan lingkungan strategisnya untuk mencapai suatu keberlanjutan dalam jangka panjang.

  Seperti yang dilaporkan Deliveri (2004), proses pemberdayaan masyarakat mestinya juga didampingi oleh suatu tim fasilitator yang bersifat multidisplin. Tim pendamping ini merupakan salah satu

  external factor dalam pemberdayaan

  masyarakat. Peran tim pada awal proses sangat aktif tetapi akan berkurang secara bertahap selama proses berjalan sampai masyarakat sudah mampu melanjutkan kegiatannnya secara mandiri. Dalam operasionalnya inisiatif tim pemberdayaan masyarakat (PM) akan pelan-pelan dikurangi dan akhirnya berhenti. Peran tim PM sebagai fasilitator akan dipenuhi oleh pengurus kelompok atau pihak lain yang dianggap mampu oleh masyarakat.

  Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan akar permasalahan kemiskinan juga mulai luntur. Untuk itu diperlukan perubahan yang bersifat sistemik dan menyeluruh dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

  Sasaran dan Siklus Proyek Konstruksi

  Sasaran atau parameter yang biasanya menjadi ukuran keberhasilan suatu proyek adalah anggaran, jadwal dan mutu (Soeharto, 1995:2).

   Anggaran Proyek harus di selesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran. Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar san jadwal pengerjaan bertahun-tahun, anggarannya tidak hanya ditentukan secara total proyek, tetapi di pecah atas komponen- komponennya atau per periode tertentu (misalnya, per kuartal) yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Dengan demikian, penyelesaian bagian- bagian proyek pun harus memenuhi sasaran anggaran per periode.

b. Infrastruktur dalam Pemberdayaan Masyarakat

   Jadwal Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahannya tidak boleh melewati batas waktu yang di tentukan.

   Mutu Produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang di persyaratkan. Sebagai contoh, bila hasil kegiatan proyek tersebut berupa instalasi pabrik, maka kriteria yang harus dipenuhi adalah pabrik harus mampu beroperasi secara memuaskan dalam kurun waktu yang telah di tentukan. Jadi, memenuhi persyaratan mutu berarti mampu memenuhi tugas yang dimaksudkan.

  Ketiga batasan tersebut bersifat tarik=menarik. Artinya, jika ingin meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka umumnya harus di ikuti dengan meningkatkan mutu. Hal ini selanjutnya berakibat pada naiknya biaya sehingga melebihi anggaran. Sebaliknya, bila ingin menekan biaya, maka biasanya harus berkompromi dengan mutu atau jadwal seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini :

  Biaya Anggaran

  Jadwal Mutu Waktu Kinerja

  Tabel 1: Faktor-faktor yang menpengaruhi keterlambatan pelaksanaan kegiatan fisik pada Program PNPM Mandiri Perkotaan di Kota Padang.

  

Faktor Variabel Referensi

Faktor Pencairan

  X1 Pencairan Dana Tahap 1 Lubis, 2008, Soeharto, 1997, F.

  Faktor Variabel Referensi Dana

  Gray, 2006

  (1)

  X2 Lubis, 2008, Pencairan Dana Tahap Kedua Soeharto, 1997, F.

  Gray 2006

  X3 Lubis, 2008, Pencairan Dana Tahap Ketiga Soeharto, 1997, F.

  Gray 2006

  X4 Lubis, 2008, Mobilisasi Tenaga Kerja Soeharto, 1997, F.

  Faktor

  Gray, 2006

  Mobilisasi dan

  X5 Lubis, 2008

  Tenaga Kerja

  Bahan Soeharto, 1997

   (2)

  Lubis, 2008,

  X6 Alat Soeharto, 1997

  Faktor

  X7 Lubis, 2008

  Pengadaan

  Soeharto, 1997 Pengadaan Bahan dan Alat

  (3) Faktor Praktek

  Lubis, 2008

  X8 Praktek pekerjaan lapangan

  (4)

  Lubis, 2008

  Faktor

  X9 Pelaksanaan Soeharto, 1997

  Pelaksanaan Konstruksi Fisik

  Konstruksi Fisik (5)

  Lubis, 2008 X10

  Metode Kerja Soeharto, 1997

  Faktor Supervisi

  Lubis, 2008 X11

  Pelaksanaan

  Soeharto, 1997 Pengawasan Volume

  Konstruksi

  Pekerjaan

  (6)

  X12 Lubis, 2008, Pengawasan Mutu Kualitas

  Soeharto, 1997 X13 Lubis, 2008, Waktu Pelaksanaan Soeharto, 1997, F.

  Gray, 2006 X14 Pengawasan Biaya Lubis, 2008

  Lubis, 2008 X15 Pengawasan Administrasi

  Faktor Variabel Referensi

  Pelaksanaan Soeharto, 1997

  Faktor Rapat

  Lubis, 2008 X16

  Evaluasi

  Soeharto, 1997 Rapat Evaluasi Kemajuan

  Kemajuan

  Lapngan

  Lapangan (7) Faktor X17 Lubis, 2008

  Soeharto, 1997

  Pemantauan

  Pemantauan Dampak

  Dampak

  Lingkungan

  Lingkungan (8) Faktor

  Lubis, 2008 X18

  Perubahan

  Soeharto, 1997 Perubahan Pekerjaan di

  Pekerjaan di

  Lapangan

  Lapangan (9) Faktor X19

  F. Gray, 2006

  Konflik//Perselisi

  Konflik atau perselisihan Soeharto, 1997

  han (10)

  II. PEMBAHASAN

  (Eksemplar)

4.1.1 Data Responden

  1. Fasilitator

  11 Penelitian dilakukan dengan

  2. BKM

  21 mengumpulkan data dari kuesioner yang

  3. UPL

  34 disebarkan pada keemapat unsur yang

  4. KSM

  37 tersebar di Kota Padang.

  Tabel 2 . Rekapitulasi Pengambilan Jumlah 103 Data Jumlah Hasil Pada tebel di atas terlihat bahwa No Unsur

  Interview / Kuisioner kuesioner disebarkan kepada empat unsur yang terlibat dalam kegiatan fisik PNPM instrumen penelitian. Uji ini dilakukan Mandiri Perkotaan di Kota Padang, yaitu untuk menguji apakah item-item Fasilitator, BKM, UPL, dan KSM. pertanyaan dalam kuesioner telah Jumlah responden pada penelitian ini mencerminkan apa yang diteliti atau adalah 103 orang. Persentase responden mampu mengukur elemen faktor dalam dapat terlihat pada grafik di bawah ini. penelitian. Uji validitas yang digunakan adalah construct validity dimana korelasi yang tinggi menunjukkan bahwa alat ukur mampu mencerminkan faktor dalam penelitian. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment

  Pearson . Pada korelasi Pearson, apabila

  nilai r >0,250, ini berarti item pertanyaan dinyatakan valid dan mampu mencerminkan faktor dalam penelitian. Hasil pengujian validitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan SPPS

  Grafik 1. Jumlah Responden

  15.0. Berdasarkan hasil uji validasi ditemukan satu elemen variabel yang A. Hasil Pengujian Validasi dinyatakan tidak valid, yaitu P35 dan

  Validitas adalah suatu ukuran P36. Hal itu terlihat pada tabel berikut ini. yang menunjukkan tingkat kevalidan

  Tabel 3. Hasil Uji Validitas Kuesioner (X9

  —X10)

Faktor Var Elemen Faktor r Ket.

  Pelaksa P31 Kesesuaian konstruksi fisik dengan Tidak .249 naan rencana

  Valid (X9)

  P32 Cuaca Valid

  .515

  

Faktor Var Elemen Faktor r Ket.

  Valid P37 Kerja sama dengan pihak lain

  Reliability Statistics

  Berdasarkan analisis reabilitas ternyata dari 19 varibel, tenyata 1 varibel yang dinyatakan tidak reliabel, yaitu X10. Dengan demikian variabel lainnya dinyatakan realibel, yaitu X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, X11, X12, X13, X14, X15, X16, X17, X18, X19. Berikut ini adalah tabel hasil pengujian reliabilitas terhadap dua puluh variabel yang dianalisis. Hal itu terlihat pada tabel berikut ini.

  Reliabilitas adalah indeks untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhdadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama pula. Pengujian reliabilitas instrument dilakukan dengan menggunakan cronbach’s alpha. Jika cronbach’s alpha besar atau sama dengan 0,6 (Siregar, 2012:175) maka item pertanyaan tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.

  Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data (2013)

  P38 Metode kerja yang tidak sesuai dengan rencana .336

  .424 Valid

  P36 Semi gotong –royong .313

  P33 Penyediaan lahan .411

  Tidak Valid

  Gotong-royong .085

  (X10) P35

  Metode Kerja

  .402 Valid

  Valid P34 Lahan bermasalah

B. Pengujian Reliabilitas Kuesioner

  PNPM Mandiri Perkotaan di Kota Padang. Analisis faktor dilakukan dengan

  Cronbach's N of metode Principal Component Analysis Alpha Items dan metode rotasi Varimax dengan

  .377

  3 kriteria dari Kaiser yaitu mengambil komponen yang mempunyai Eigen Value > 1. Sebelum dilakukan analisis faktor

  Uji reliabelitas menunjukkan perlu diuji kelayakan dari masing-masing angka 0,377. Dengan demikian variabel variabel untuk membentuk faktor tersebut dinyatakan tidak reliabel. Pada sehingga memberikan hasil yang lebih tahap berikutnya varibel ini tidak significan. dimasukkan atau tidak diikutkan lagi.

  C. Analisis Faktorial

a.

  Analisis KMO and Bartlett’s Test

  Variabel yang didapatkan setelah Nilai KMO-

  MSA dan Bartlett’s uji validitas dan reliabilitas kemudian Test berguna untuk menentukan apakah dilanjutkan ke analisis faktor. Menurut variabel-variabel yang digunakan sudah

  Dillon dan Goldstein, penyederhanaan layak atau tidak untuk dianalisis lebih jumlah variabel yang cukup besar lanjut. Indikator yang digunakan adalah menjadi beberapa kelompok yang lebih nilai KMO-MSA dan tingkat signifikansi kecil dilakukan dengan analisis faktor, di bawah 0,005. Dari output itu terlihat yaitu berdasarkan faktor yang sama bahwa nilai KMO-MSA sudah pada dengan tetap mempertahankan sebanyak tingkat signifikansi di bawah 0,005, yaitu mungkin informasi aslinya.

  0,000. Untuk itu analisis KMO-MSA Tujuan dilakukannya analisis tidak perlu diulang kembali. Hal itu faktor ini adalah untuk penyederhanaan terlihat pada tabel berikut ini. jumlah variabel yang didapatkan

  KMO and Bartlett's Test

  sebanyak 19 variabel sehingga memudahkan untuk melakukan analisis Kaiser-Meyer-Olkin Measure of dan mendapatkan faktor-faktor yang

  .753 Sampling Adequacy. mempengaruhi keterlambatan

  Bartlett's Test of Approx. Chi- 918.425 pelaksanaan kegiatan fisik pada program Sphericity Square mengetahui layak atau tidaknya sebuah Df 153 variable untuk dapat diproses dalam Sig. .000 analisis faktor riabel yang diikutsertakan adalah variable yang memiliki nilai koefisien korealasi ≥ 0.50. Rekapitulasi

b. Analisis Anti Image Correlation

  hasil pengujian anti image correlation Analisis anti image correlation dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. merupakan model yang digunakan untuk

  

Tabel 4. Hasil Pengujian Anti Image Correlation

Var Elemen Faktor r

  X1 Pencairan Dana Tahap 1 0,517

  X2 Pencairan Dana Tahap Kedua 0,533

  X3 Pencairan Dana Tahap Ketiga 0,708

  X4 Mobilisasi Tenaga Kerja 0,699

  X5 Bahan 0,636

  X6 Alat 0,767

  X7 Pengadaan Bahan dan Alat 0,726

  X8 Praktek Pekerjaan Lapangan 0,723

  X9 Pelaksanaan 0,790

  X11 Pengawasan Volume Pekerjaan 0,824 X12 Pengawasan Mutu/Kualitas Pekerjaan 0,834

  0,834 X13 Waktu Pelaksanaan

  0,703 X14 Pengawasan Biaya X15 Pengawasan Administrasi Pelaksanaan 0,814

  0,828 X16 Rapat Evaluasi Kemajuan Lapangan

  0,729 X17 Pemantauan Dampak Lingkungan X18 Perubahan Pekerjaan di Lapangan 0,842 X19 Konflik/perselisihan pada tahap Pelaksanaan 0,855

  Sumber : Hasil Pengolahan Data (2013)

  Tabel (4) memperlihatkan bahwa dari 18 variabel yang diuji ternyata tidak ada variabel yang memiliki nilai korelasi lebih kecil dari 0,5. Kedelapan belas variabel tersebut dapat dimasukkan dalam pengujian selanjutnya sehingga variabel yang diuji analisis faktor selanjutnya sebanyak 18.

  Tahapan selanjutnya dalam analisis factor adalah analisis communalities. Menurut Santoso (2003), communalities merupakan model yang digunakan untuk mengetahui factor yang pertama kali terbentuk dalam menjelaskan variance dari sebuah variable. Jika masing-masing variable penelitian saling berkorelasi, tentunya akan mempengaruhi akurasi hasil pengujian analisis factor. Variabel dikatakan berkorelasi apabila nilai communalities besar dari 0.5. hasil analisis communalities pada Tabel dibawah memperlihatkan bahwa terdapat 1 variabel dengan nilai <0.5, yaitu X5 dengan nilai communalities 0,425. Hal ini berarti variable tersebut tidak bisa dilanjutkan untuk analisis factor berikutnya, sehingga untuk analisis factor berikutnya hanya digunakan 17 variabel penelitian. Beikut ini adalah hasil akhir uji communalities.

  Communalities

  Initial Extractio n

c. Analisis Communalities

  X1 1.000 .789 X2 1.000 .866 X3 1.000 .746 X4 1.000 .779 X6 1.000 .686 X7 1.000 .806 X9 1.000 .696 X11 1.000 .778 X12 1.000 .818 X13 1.000 .697 X14 1.000 .749 X15 1.000 .822 X16 1.000 .748 X17 1.000 .803 X18 1.000 .738 X19 1.000 .652 Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber : Hasil Pengolahan Data (2013) Berikut ini adalah hasil akhir uji communalities.

  

Tabel 5. Hasil Akhir Uji Communalities

  Var Elemen Faktor r

  X1 Pencairan Dana Tahap 1 0,517

  X2 Pencairan Dana Tahap Kedua 0,533

  X3 Pencairan Dana Tahap Ketiga 0,708

  X4 Mobilisasi Tenaga Kerja 0,699

  X6 Alat 0,767

  X7 Pengadaan Bahan dan Alat 0,726

  X9 Pelaksanaan 0,790

  X11 Pengawasan Volume Pekerjaan 0,824 X12 Pengawasan Mutu/Kualitas Pekerjaan 0,834 X13 Waktu Pelaksanaan

  0,834 0,703

  X14 Pengawasan Biaya 0,814

  X15 Pengawasan Administrasi Pelaksanaan X16 Rapat Evaluasi Kemajuan Lapangan 0,828

  0,729 X17 Pemantauan Dampak Lingkungan

  0,842 X18 Perubahan Pekerjaan di Lapangan X19 Konflik/perselisihan pada tahap Pelaksanaan 0,855

  Sumber: Pengolahan data 2013 Penentuan komponen-komponen konstribusi terbesar pada faktor yang pembentuk masing-masing faktor dibentuknya. Hasil Rotated Component didapatkan dari hasil Rotated Component Matrix dapat dilihat pada Tabel dibawah Matrix . Pengelompokan didasarkan pada ini. nilai loading faktor yang memberikan

  Rotated Component Matrix(a)

  Component

  1

  2

  3

  4

  5 X1 -.003 .022 -.252 .793 -.309 X2 .095 .024 .174 .891 .180 X3 .025 .509 .173 .628 .249 X4 .822 -.137 -.092 .193 .195 X6 .665 .180 .079 .067 -.448 X7 .397 -.369 .527 -.034 -.483 X9 .796 .114 -.057 .183 -.116 X11 .043 .227 .828 .078 .180 X12 .090 .398 .805 .025 .049 X13 .208 .760 .228 -.039 .150 X14 .486 .244 .379 -.140 .539 X15 -.084 .795 .395 -.073 .147 X16 -.079 .417 .263 .163 .687 X17 .026 .853 -.002 .270 .042 X18 .752 -.012 .293 -.286 -.069 X19 .614 .070 .467 -.118 .193 Extraction Method: Principal Component Analysis.

  Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a Rotation converged in 6 iterations. Sumber : Hasil Pengolahan Data (2013)

  Berdasarkan hasil Rotated Component Matrix dilakukan pengelompokan variable ke masing-masing factor yang dibentuknya. Hasil akhir analisis factor dapat dilihat pada Tabel (19) di bawah ini.

  

Tabel 6. Pengelompokan variable pembentuk faktor

Variabel Faktor Faktor

  Loading

  X4 Mobilisasi Tenaga Kerja 0,822 Faktor

  X6 Alat 0,665 1.

  X9 Pelaksanaan 0,796

  X18 Perubahan Pekerjaan di Lapangan 0,752 X19 Konflik/perselisihan pada tahap Pelaksanaan 0,614 X13 Waktu Pelaksanaan 0,760

  Faktor X15 Pengawasan Administrasi Pelaksanaan 0,795

  2 X17 Pemantauan Dampak Lingkungan 0,853

  X7 Pengadaan Bahan dan Alat 0,527 Faktor

  0.828 X11 Pengawasan Volume Pekerjaan

  3 X12 Pengawasan Mutu/Kualitas Pekerjaan 0,805 Faktor

  X1 0,793

  Pencairan Dana Tahap 1

  4

  Variabel Faktor Faktor Loading

  X2 Pencairan Dana Tahap Kedua 0,891 0,628

  X3 Pencairan Dana Tahap Ketiga Faktor

  0,539 X14

  Pengawasan Biaya

  5 X16 Rapat Evaluasi Kemajuan Lapangan 0,687 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013

  

Faktor 1. Mobilisasi tenaga kerja, alat, Pelaksanaan, serta Konflik/Perselisihan pada Tahap

  Pelaksanaan Tabel 7. Faktor 1 dan variable pembentuknya

  Faktor Variabel

  X4 Mobilisasi Tenaga Kerja Faktor

  X6 Alat 1.

  X9 Pelaksanaan X18 Perubahan Pekerjaan di Lapangan X19 Konflik/perselisihan pada tahap Pelaksanaan

  Tabel (7) memperlihatkan bahwa dari 5 Faktor 2. Pemantauan Dampak variabel yang membangun faktor 1, yaitu Lingkungan dan pelaksanaan (X9), mobilisasi tenaga kerja adminisrasi, serta waktu (X4), alat (X6), perubahan pekerjaan di

  Pelaksanaan

  lapangan (X18) , dan konflik atau Hasil analisis factor perselisihan pada tahap pelaksanaan memperlihatkan bahwa Faktor

  2 (X19). Berdasarkan hal tersebut maka terbentuk dari 3 variabel seperti yang faktor ini diberi nama Mobilisasi tenaga terlihat pada Tabel di bawah ini

  kerja, alat, Pelaksanaan, serta Konflik/Perselisihan pada Tahap Pelaksanaan.

  

Tabel 8. Faktor 2 dan variable pembentuknya

Faktor Variabel

  X13 Waktu Pelaksanaan Faktor

  X15 Pengawasan Administrasi Pelaksanaan

  2 X17 Pemantauan Dampak Lingkungan Tabel (8) memperlihatkan bahwa faktor 2 Faktor 3. Pengawasan Volume terbentuk dari 3 faktor, yaitu pemantauan Pekerjaan dan dampak lingkungan (X17), pengawasan Mutu/Kualitas Pekerjaan, administrasi pelaksanaan (X15), dan

  serta Pengadaan Bahan dan

  waktu pelaksanaan (X13). Berdasarkan alat hasl tersebut maka faktor 2 ini dinamakan Hasil analisis factor

  Pemantauan Dampak Lingkungan, memperlihatkan bahwa Faktor

  3 Pengawasan adminisrasi dan waktu terbentuk dari 3 variabel seperti yang Pelaksanaan. terlihat pada Tabel di bawah ini.

  

Tabel 9 . Faktor 3 dan variable pembentuknya

Faktor Variabel

  X7 Pengadaan Bahan dan Alat Faktor 3

  X11 Pengawasan Volume Pekerjaan X12 Pengawasan Mutu/Kualitas Pekerjaan

  Tabel (9) memperlihatkan bahwa faktor 3

  Pekerjaan, serta Pengadaan Bahan dan terbentuk dari 3 faktor, yaitu pengawasan alat.

  volume (X11) dan mutu pekerjaan (X12), serta pengawadaan Bahan dan Alat (X15), dan waktu pelaksanaan (X17). Berdasarkan hasil tersebut maka faktor 2 ini dinamakan Pengawasan Volume

  Pekerjaan dan Mutu/Kualitas terbentuk dari 3 variabel seperti yang

  Faktor 4 . Pencairan Dana Tahap

Pertama, Kedua, dan terlihat pada Tabel di bawah ini.

Ketiga

  Hasil analisis factor memperlihatkan bahwa Faktor

  4 Tabel 10 . Faktor 4 dan variable pembentuknya

  Faktor Variabel

  Faktor 4 Pencairan Dana Tahap 1

  X1 Pencairan Dana Tahap Kedua

  X2 X3 Pencairan Dana Tahap Ketiga Tabel (10) memperlihatkan bahwa faktor Faktor 5 Rapat Evaluasi Kemajuan 4 terbentuk dari 3 faktor, yaitu pencairan

  lapangan dan Pengawan Biaya

  dana pertama (X1), pencairan dana tahap Hasil analisis factor kedua (X2), dan pencairan dana tahap memperlihatkan bahwa Faktor

  5 ketiga (X3). Berdasarkan hasil tersebut terbentuk dari 2 variabel seperti yang maka faktor ini dinamakan pencairan terlihat pada Tabel di bawah ini.

  tahap pertama, dua, dan tiga.

  

Tabel 11 . Faktor 5 dan variable pembentuknya

Variabel Faktor Faktor

  Loading

  Faktor 0,539

  X14 Pengawasan Biaya

  5 0,687

  X16 Rapat Evaluasi Kemajuan Lapangan Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013 Tabel (11) memperlihatkan Pekerjaan, k) Waktu Pelaksanaan, l) bahwa faktor 5 terbentuk dari 2 faktor, Pengawasan Biaya, m) Pengawasan yaitu Rapat Evaluasi Kemajuan Lapangan Administrasi Pelaksanaan, n) Rapat (X16) dan Pengawasan Biaya (X14). Evaluasi Kemajuan Lapangan, o) Berdasarkan hasil tersebut maka faktor Pemantauan Dampak Lingkungan, p) ini dinamakan Rapat Evaluasi Kemajuan Perubahan Pekerjaan di Lapangan, q)

  

lapangan dan Pengawan Biaya. Konflik/perselisihan pada tahap

  Pelaksanaan

  III. PENUTUP Hasil analisis faktor mengekstrasi 18

  Berdasarkan hasil analisis data dan variabel ke dalam 5 faktor dominan yang pembahasan dapat ditarik beberapa mempengaruhi kinerja kualitas sarana kesimpulan untuk menjawab tujuan infrastruktur pada program PNPM penelitian ini. Kesimpulan penelitian

  Mandiri Perkotaan di Kota Padang yaitu : adalah sebagai berikut: a) Mobilisasi tenaga kerja, alat,

  Hasil pengujian analisis faktor Pelaksanaan, serta didapatkan bahwa dari 19 faktor yang Konflik/Perselisihan pada Tahap dinyatakan valid dan reliabel hanya Pelaksanaan terdapat 18 faktor yang bisa digunakan b) Pemantauan Dampak untuk menentukan faktor-faktor yang

  Lingkungan dan adminisrasi, mempengaruhi keterlambatan pelaksanan serta waktu Pelaksanaan fisik pada program PNPM Mandiri c) Pengawasan Volume

  Perkotaan di Kota Padang yaitu : a) Pekerjaan dan Mutu/Kualitas

  Pencairan Dana Tahap Pertama, b) Pekerjaan, serta Pengadaan

  Pencairan Dana Tahap Kedua,

  c) Bahan dan alat

  Pencairan Dana Tahap Ketiga, d)

  d) Pencairan Dana Tahap Pertama, Mobilisasi Tenaga Kerja, e) Bahan, f)

  Kedua, dan Ketiga Alat, g) Pengadaan Bahan dan Alat, h)

  e) Rapat Evaluasi Kemajuan Praktek Pekerjaan Lapangan, i) lapangan dan Pengawasan Biaya Pelaksanaan , j) Pengawasan Volume

DAFTAR PUSTAKA

  Sistem Drainase yang Berkelanjutan Berbasis Partisipasi Masyarakat (Studi Kasus di perumahan Josroyo Indah Jaten

  Proyek Konstruksi , Yogyakarta; Penerbit Andi.

  PT Remaja Rosda Karya. Musttaqim, Adi Yusuf. 2006. ―Kinerja

  Moleong, Lexy J., 2006, Metode Penelitian Kualitatif , Bandung.

  . America: A Viacom Company.

  Research Methods: Qualitative dan Quantitave Approaches

  Neuman, Lawrence. 1997. Sosial

  ―Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kegagalan dan Keberhasilan Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum di Desa Wuran dan Tarinsing Kabupaten barito Timur.‖ Semarang: Pascasarjana Universitas Dipenogoro.

  Nahor, Josmar Lambok Banjar. 2010.

  Hotter, Robby. 2011. ‖Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas sarana Infrastruktur pada Program PNPM Mandiri Perkotaan di Kota Padang‖. Padang: Universitas Bung Hatta.

  Manajemen Proyek; Proses Manajerial . Yogyakarta: ANDI

  Company, Colombus:Ohio Gray, Clifford dan Erik W. Larson.

  Educational Research : Competencies for Analysis and Application . Merril Publishing

  Gay R lorrie, Airasian Peter. 1987.

  Evrianto, Wulfam I. 2003. Manajemen

  Alie, Asmawi. 2006. ―Identifikasi Kebijakan dalam Pembiayaan Pemeliharaan Jalan Kabupaten dalam Kota Sungailiat di Kabupaten Bangka.‖ Semarang:Pascasarjana Universitas Dipenogoro.

  Petunjuk Teknis Infrastruktur PNPM Mandiri Perkotaan ,

  Yogyakarta: Kanisius. Direktorat Jenderal Cipta Karya. 2010.

  Dipohusodo, Istiawan. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi .

  Peneliti Kualitatif . Bandung: Pustaka Setia.

  (http://www.deliveri.org) Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi

  of Community Development, University of Missouri-Columbia. Deliveri. 2004. Pemberdayaan Masyarakat dalam Praktek.

  Development Theory, Community Development Publication , Dept.

  Jakarta: Rineka Cipta. Cook, James B. 1994 . Community

  . Yakarta: PT Raja Grafindo Persada. Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa.

  Kualitatif

  Pelajar Bunghin, Burhan. 2006. Analisis Data

  Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif . Yogyakarta: Pustaka

  Brannen, Julia. 2002. Memadu Metode

  • – Kementrian Pekerjaan Umum.

  Suharto, Imam, Manajemen Proyek, Jilid Kabupaten Karanganyar)‖. Semarang: Pascasarjana. 2, Edisi kedua, Jakarta ; Penerbit Erlangga, Tahun 2001.

  Nasir, M, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003 Tim Pengendali PNPM Mandiri Tim

  Koordinasi Penanggulangan Lubis, Jossair. 2008. Pelaksanaan Kemiskinan Kementrian kegiatan Pembangunan Sarana Koordinator Bidang dan Prasarana. Jakarta: PU Kesejahteraan Rakyat, Pedoman

  Umum Program Nasional

  Siregar, Syofian. 2012. Statika Deskriptif Pemberdayaan Masyarakat ( untuk Penelitian . Jakarta: PNPM) Mandiri , Tahun 2007.

  Rajawali Pers Yuwono, Budi. 2010. Pedoman

  Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan . Jakarta: PU