88341308 7 Karya Tulis Ilmiah

MENULIS
KARYA TULIS ILMIAH

PENGANTAR KARYA TULIS ILMIAH

1. Menurut Subyeknya
A. Karangan Ilmu Pengetahuan
Isi karangan ini adalah pembicaraan sesuatu hal dalam bidang
pengetahuan dari dunia fisik, baik yang bersifat ilmiah rendah
maupun yang bersifat ilmiah tinggi yang disebut juga
karangan pengetahuan teknis yang menyangkut kehidupan
sehari-hari.

Karangan ini sering juga disebut karangan ilmiah populer,
ditujukan kepada masyarakat awam, sedangkan karangan
pengetahuan tehnis, ditujukan kepada golongan tertentu.
Karangan pengetahuan alam kodrat ini membicarakan hal-hal
yang konkret, ditulis berdasarkan fakta umum, dan umumnya
berfungsi sebagai pemberitahuan.

B. Karangan Kesusastraan

Karangan kesusastraan walaupun ada juga yang berdasarkan
fakta, baik fakta umum maupun fakta pribadi, tetapi karangankarangan ini lebih berpungsi sebagai ajakan dan hiburan
daripada pemberitahuan.
Karangan dimaksudkan untuk menyentuh perasaan dan
menggerakkan emosi, jadi lebih ditujukan kepada hati
daripada pikiran.
Oleh karena itu karangan kesusastraan (puisi, drama, fiksi)
termasuk karangan non-ilmiah.

C. Karangan lain-lain
Karangan jenis ini adalah karangan yang berisi antara lain
tentang ramalan, rahasia alam gaib, perdukunan dan lain-lain
yang tidak dimengerti oleh orang-orang biasa, dan
menyangkut bidang para-psikologi.
Karangan-karangan ini dapat disebut karangan ilmu gaib.

2. Menurut Sifatnya
A. Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang
menyajikan fakta umum dan ditulis menurut metodelogi

penulisan yang benar.
Karangan ilmiah ditulis dengan bahasa yang konkret, gaya
bahasanya formal, kata-katanya teknis dan didukung fakta
yang dapat dibuktikan kebenarannya.

B. Karangan Non-Ilmiah
Karangan non-ilmiah bervariasi topik dan cara penyajiannya,
tetapi isinya tidak didukung fakta umum.
Karangan non-ilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan
umumnya bersifat subyektif.
Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal
dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.

C. Karangan tidak Ilmiah
Karangan tidak ilmiah mungkin saja menyajikan fakta umum
akan tetapi datanya diperoleh tidak melalui prosedur yang
ilmiah, sehingga validitas data diragukan.
Apalagi penulisannya juga tidak memenuhi ciri-ciri karangan
ilmiah.


3. Menurut Cara-cara Penyampaiannya
A. Karangan Asli
Karangan asli dapat ditulis dengan bahasa ibu atau bahasa lain
berdasar fakta yang telah diuji kebenarannya.
Cara penuturannya dan gaya bahasanya mencerminkan jiwa
dan kepribadian penulisnya.
Gagasan-gagasan (ide) atau pendapatnya adalah asli, atau
sebagian kecil saja yang diperoleh dari acuan.

B. Alih bahasa atau terjemahan
Karangan alih bahasa yaitu karangan menerjemahkan dari
bahasa yang satu ke bahasa yang lain.
Jenis karangan ini terbagi tiga :
1) Menerjemahkan secara langsung/menerjemahkan
bentuk kata /menerjemahkan kulit,
Contoh:
“Gone with the wind” diterjemahkan “Pergi dengan angin”
yang mestinya “Hilang tiada berbekas”, atau “Green
house” diterjemahkan “Rumah hijau” yang mestinya “
Rumah kaca”.


2) Menerjemahkan isinya,
yaitu kata atau ungkapan diterjemahkan secara seimbang
dalam hubungan yang wajar menurut struktur dan
kaidah bahasa yang lain, contoh: “For your eyes only”
diterjemahkan “Hanya matamu yang melihatnya” atau “
Engkaulah saksinya”.
3) Menerjemahkan secara bebas.
yaitu tidak terikat dengan kata demi kata, tetapi makna
atau isi umumnya dialihkan ke bahasa lain dengan cara
penuturan bebas.

C. Saduran
Menyadur adalah mengubah suatu karangan dari bahasa yang
satu ke bahasa yang lain atau dalam bahasa yang sama. Saduran
berbeda dengan terjemahan.
Penyaduran : Pengalih bahasaan secara bebas suatu wacana
kedalam suatu bahasa sasaran dengan jalan menyingkat,
mengubah tokoh-tokohnya , mengganti latar sosial budaya dsb.
Penerjemahan : (translation) pengalihan amanat antar budaya

dan atau antar bahasa dalam tataran gramatikal dan leksikal
dengan maksud, efek, atau ujud yang sedapat mungkin tetap
dipertahankan.

Ciri-ciri alih bahasa, saduran, dan karangan asli.
1. Alih bahasa (terjemahan)
a) Terjemahan kulit
Kata demi kata, sifatnya dekat dengan aslinya tetapi
maknanya menjadi kabur.
b). Terjemahan isi
Penuturan berbeda, bentuk dan gagasan sama,
sifatnya dekat dengan aslinya, maknanya jelas.

2. Saduran
Dalam karangan saduran jelas tampak cara penuturan yang
berbeda, bentuk berbeda, gagasan-gagasan sama, kejelasan
makna tergantung kemampuan penyadur. Saduran itu
berbeda dengan karangan aslinya.
3. Karangan asli
Dalam karangan asli, baik cara penuturan dan gaya

bahasanya mencerminkan kepribadian dan jiwa penulisnya,
gagasan-gagasan asli, dan tiada duanya baik bentuk maupun
cara penuturannya.

BAGIAN II
MENULIS KARYA TULIS
ILMIAH

Penulisan Karya Ilmiah meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Mengenai ciri,

Sifat dan bentuk karangan ilmiah,
Metode ilmiah,
Istilah-istilah dalam karya ilmiah,
Memahami bagian dan unsur karangan ilmiah,
Penuturan dalam karangan ilmiah,
Bagaimana memulai suatu karangan ilmiah,
Kesalahan pemakaian bahasa dalam karangan ilmiah
Bagaimana menyajikan karya ilmiah.

1. Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah (scientific paper) : laporan tertulis dan
dipublikasikan yang memaparkan hasil penelitian atau
pengkajian yang telah dilakukan
seseorang/tim dengan
memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan
ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Penelitian (Reseach) : “a systemic attempt to provide answer
to question”
Penelitian merupakan suatu usaha yang sistematis untuk
menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah.


Peneliti dan Penulis
Peneliti : Orang yang mengerjakan perkara riset dengan
sebaik-baik rupa ilmuan yang tidak mau alpa, lengah, apalagi
keliru dan cacat menjaring data/fakta/bukti keilmuan risetnya.
Ia memilih metode dan teknik riset, melahap teori, literatur,
dan segala perkakas keilmiahan, yang dihitung tidak ada orang
yang mencela/ mengejek tulisannya.
Penulis : Orang yang duduk di depan mesin ketik (komputer
atau lainnya), membayangkan apa yang akan dilaporkannya
menjadi berkah bagi pembaca yang dituju, bahkan akan
membuat tercengang khalayak yang membaca laporannya.

Manfaat penelitian :
1. Manfaat teoritis : Menolak atau mengukuhkan atau
merevisi terhadap suatu keraguan teori.
2. Manfaat praktis : Memecahkan masalah-masalah praktis,
seperti, Mengubah cara kerja yang lebih
baik dan efisien.


2. Pengetahuan, Ilmu, Karya Tulis
Ilmiah, Dan Peranannya
Manusia selaku makhluk berakal selalu berusaha ingin tahu
dan memahami alamnya, baik yang ada di dalam maupun di
luar dirinya.
Hasil pemahaman itu direkam dan disimpan di benaknya
sehingga menjadi khazanah budaya yang kemudian disebut
pengetahuan.

Pengetahuan manusia tentang alam itu berbeda-beda, baik
kualitas maupun kuantitasnya karena disebabkan adanya
perbedaan dalam cara memperolehnya.
1. Adanya yang melalui proses pengenalan sepintas atau
alami (disebut pengetahuan),
2. Ada yang melalui proses pengenalan secara seksama dan
menggunakan cara tertentu yang disebut metode ilmiah
atau metode penelitian (inilah yang disebut ilmu).
Secara etimologi kata (pengetahuan dan ilmu) sama.

Metode ilmiah menggunakan dua pendekatan :

1. Pendekatan rasional
Pendekatan rasional berupaya merumuskan kebenaran
berdasarkan kajian data yang diperoleh dari berbagai
rujukan (literatur).
2. Pendekatan empiris
Pendekatan empiris berupaya merumuskan kebenaran
berdasarkan fakta yang diperoleh dari lapangan atau hasil
percobaan (laboratorium). Jadi, dapat dikatakan bahwa ilmu
pengetahuan yang sistematis itu dapat diperoleh melalui
pendekatan rasional dan empiris.

Metode Memperoleh Ilmu Pengetahuan :
1. Metode keteguhan (tenacity)
2. Metode otoritas
3. Metode apriori / intuisi
4. Metode tradisi
5. Metode coba-coba (trial and eror)
6. Metode metafisik/supranatural
7. Metode akal sehat (Metode ilmiah) Berdasarkan fakta, bebas
dari prasangka, menggunakan prinsip-prinsip analisis,

menggunakan hipotesis, menggunakan ukuran obyektif,
menggunakan teknik kuantitatif.

Dalam proses berpikir ilmiah terdapat beberapa langkah
seperti yang tertera di bawah ini (John Dewey, 1958 : 111).
1. Merasakan adanya suatu masalah yang memerlukan
pemecahan.
2. Merumuskan dan membatasi masalah yang dirasakan itu.
3. Membuat hipotesis yaitu praduga (kesimpulan sementara).
4. Mengumpulkan data atau informasi yang berhubungan
dengan masalah yang dirasakan itu.
5. Mengolah data untuk membuat kesimpulan.
6. Mengadakan generalisasi untuk sampai kepada dapat
mencari implikasi dengan peristiwa-peristiwa lain dan
kejadian-kejadian lain di waktu yang akan datang.

3. Ciri dan Sifat Karya Tulis Ilmiah
1. Lugas yaitu pembicaraan langsung pada persoalan tanpa
basa-basi yang tak perlu.
2. Logis, maksudnya segala keterangan yang disajikan memiliki
dasar dan alasan yang masuk akal.
3. Tuntas yaitu segi masalah dikupas secara mendalam.
4. Sistematis yaitu uraian disusun menurut pola tertentu
sehingga jelas urutan dan berkaitan antara unsur-unsur tulisan
tersebut.
5. Objektif yaitu segala keterangan yang dikemukakan menurut
apa adanya sesuai dengan data dan fakta yang diperoleh.
6. Cermat yaitu berupaya menghindari kesalahan dan
kekeliruan betapapun kecilnya disegala bidang.

7. Bernas artinya meskipun uraian itu singkat, isinya padat.
8. Jelas artinya keterangan yang dikemukakan dapat
mengungkapkan
makna secara jernih sehingga mudah dipahami pembaca.
9. Tidak emosional artinya tanpa melibatkan perasaan haru,
benci, kagum dan sebagainya.
10. Terbuka artinya tidak menutup kemungkinan adanya pendapat
baru.
11. Kebenarannya dapat diuji,
12. Menggunakan bahasa ragam baku yang berciri khas
keilmuan dan memperhatikan tata tulis yang lazim.

4. Jenis-Jenis Karya Tulis Ilmiah
Orang menulis atau mengungkapkan gagasan keilmuannya
dalam bentuk karangan ilmiah dengan tujuan yang berbedabeda. diantaranya :
a. Diskusi : (seminar, simposium, debat)
b. Berbagai penerbitan,
c. Proses belajar mengajar,
d. Program pengembangan ilmu dan penyelesaian suatu
program studi di Perguruan Tinggi (PT).

Berdasarkan hal diatas karangan ilmiah dapat digolongkan
dengan jenis sebagai berikut :
1. Artikel
Dalam arti khusus, artikel adalah karya tulis yang dimuat
dalam media cetak, misalnya majalah, surat kabar, brosur.
Penyajiannya secara populer, artinya analisis dan pemecahan
masalah secara sederhana sehingga mudah dipahami berbagai
kalangan dalam masyarakat.

Ada banyak ragam pengertian artikel.
Menurut Sharon Scull (1987) artikel didefinisikan sebagai
bentuk karangan yang berisi analisis suatu fenomena alam
atau sosial dengan maksud untuk menjelaskan siapa, apa,
kapan, dimana, bagaimana dan mengapa fenomena alam atau
sosial tersebut terjadi.
Suatu artikel kadang-kadang menawarkan suatu alternatif bagi
pemecahan suatu masalah.

2. Makalah
Makalah berasal dari bahasa Arab alih-alih kata paper, kertas
kerja. Makalah dibuat (1) untuk memenuhi tugas dalam mata
pelajaran atau kuliah tertentu, (2) untuk dibahas dalam
pertemuan ilmiah seminar, simposium, dan lokakarya.
Makalah ilmiah berisi pembahasan suatu masalah yang perlu
dibicarakan lebih lanjut dalam berbagai pertemuan ilmiah.
Syarat utama suatu makalah selain mengupas suatu persoalan
juga didukung oleh beberapa rujukan dan didasarkan hasil
penelitian, baik lapangan maupun laboratorium atau hasil
percobaan.

3. Laporan
Bahasa : Laporan = report (inggris)= membawa/mengangkut
re = kembali.
Harfiah= jika seseorang mendapat suatu tugas maka orang
tersebut harus kembali membawa hasil fakta atau data dari
kegiatannya itu.

Laporan teknis adalah suatu bentuk karya tulis yang disusun
untuk melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
tertentu, baik yang sedang dilaksanakan maupun yang telah
selesai dilaksanakan.
Laporan teknis dapat disampaikan secara lisan dan tulisan.
Keuntungan laporan tertulis:
1) Mempunyai kadar keresmian yang lebih tinggi
2) Merupakan bukti nyata dari suatu pelaporan
3) Mempunyai kekuatan hukum yang lebih kuat
4) Dalam mengurangi kesalahpahaman komunikasi

Fungsi laporan :
a. Mengatasi suatu masalah
b. Mengambil suatu keputusan yang lebih efektif
c. Mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah
d. Menemukan teknik-teknik baru
c. Mengadakan pengawasan dan perbaikan.

Ada tiga jenis/bentuk laporan yang dianggap penting disini
yaitu laporan buku, laporan penelitian, dan laporan teknik.
a. Laporan buku
Laporan buku biasanya untuk mengetahui tugas pelajaran
atau mata kuliah tertentu.
Maksudnya untuk mengetahui sejauh mana yang diberi
tugas itu membaca dan memahami buku yang diwajibkan.
Lebih jauh lagi untuk mengetahui sejauh mana kekritisan
pembaca buku itu. Wujud laporan relatif sederhana dan
sesuai dengan permintaan.

b. Laporan praktikum (penelitian)
Kegiatan praktikum menjadi bagian penting dari program
pendidikan. Hal ini disebabkan oleh pentingnya peranan
kegiatan praktikum dalam mengembangkan kompetensi
ahli sains. Praktikum menjadi wahana untuk:
(1) Pemantapan pengetahuan teoretis yang telah dipelajari;
(2) Pengembangan keterampilan menggunakan peralatanperalatan standar laboratorium sains;
(3) Pembinaan sikap ilmiah dalam bekerja di laboratorium
sains; dan
(4) Pengembangan kemampuan menulis laporan kegiatan
laboratorium.

Unsur-unsur penting Kompetensi seorang ilmuan :
1. Kombinasi antara pemahaman yang kuat aspek-aspek
teoretis,
2. Kemampuan merancang eksperimen/penyelidikan untuk
memecahkan masalah dengan mengaplikasikan
pengetahuan teoretik tadi,
3. Keterampilan bekerja di laboratorium,
4. Kemampuan menulis laporan sehingga layak dipublikasi.

Laporan praktikum mesti memenuhi kriteria
1) Nalar (logic);
2) Kejelasan (clarity);
3) Presisi (precision).
Dalam kaitan ini kecermatan berbahasa dalam menulis
laporan sangat penting peranannya, karena faktor ini
dapat membuat suatu laporan memenuhi tiga kriteria
tadi.

Fungsi laporan praktikum adalah wahana penyampaian pesan
dari mahasiswa (communicator) kepada pembaca laporan itu
(dosen dan mahasiswa lain) tentang:
1) Masalah apa yang diselidiki;
2) Pengetahuan teoretis apa yang dijadikan landasan bagi
penetapan prosedur/metode penyelidikan:
3) Apa yang dilakukan untuk pengumpulan data informasi;
4) Data apa yang terkumpul dan temuan apa yang dihasilkan
dari analisis data;
5) Pembahasan (diksusi) tentang hasil yang diperoleh,
khususnya mengenai implikasi temuan ;
6) Kesimpulan apa yang dapat ditarik

Laporan praktikum harus terdiri dari Komponen-komponen :
1) Tujuan, yang memaparkan permasalahan apa yang
akan diselidiki;
2) Teori, yang memaparkan konsep dan prinsip.
3) Alat dan bahan, yang merupakan paparan tentang jenis
alat dan bahan yang dipakai, baik nama maupun ukuran.
Apabila alat ukur elektronik tertentu dipergunakan,
hendaknya disertakan merk dan nomor serinya. Bahan
kimia perlu dilaporkan dengan konsentrasinya (bila
larutan) dan kemurniannya (bila zat murni);
4) Prosedur percobaan, yang memaparkan tahapapannya.

(5) Hasil Percobaan, yang mengungkapkan data yang telah
ditabulasi, Hasil analisis data, baik secara statistik maupun
tidak, serta temuan-temuan penting percobaan sebagai hasil
analisis data;
6) Pembahasan, yang mengungkapkan rasionalisasi
(penjelasan yang masuk akal) terhadap berbagai temuan
yang menarik, misalnya perbedaan antara prediksi teoreti
dengan realita yang diamati;
(7) Kesimpulan, sebagai pernyataan singkat yang
mengungkapkan hasil penyelidikan secara menyeluruh.

4. Skripsi
Karya tulis ini dibuat dalam rangka menyelesaikan program
pendidikan S1. Di perguruan jenis tertentu digunakan istilah
tugas akhir (TA). Selain itu, ada pula yang menyebutnya
risalah.
Mulanya skripsi digunakan untuk karya tulis yang dibuat
dalam rangka menyelesaikan program pendidikan serjana
muda. Tesis untuk sarjana.

5. Tesis
Tesis merupakan karya tulis dibuat untuk memenuhi syarat
dalam menyelesaikan program pendidikan S2 (master).
Dalam tesis sudah dituntut lebih banyak dari skripsi.
Pengujian dalam tesis dititikberatkan pada syarat-syarat formil
pendekatannya, segi materil, dan cakupannya lebih luas dan
mendalam dari skripsi.
6. Disertasi
Disertasi dibuat untuk menyelesaikan program pendidikan
S3 (DR) atau (Ph.D)

7. Resensi
Resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku,
ulasan buku, membuat buku-buku baru terbit. Buku yang
mempunyai resensi yang baik didalamnya terdapat suatu
jawaban dari semua pertanyaan yang muncul dari si pembaca.
8. Monograf
Monograf adalah tulisan (karangan, uraian) mengenai satu
bagian dari suatu ilmu atau mengenai suatu masalah tertentu.
Monograf ditulis dengan tujuan untuk memberikan keterangan
kepada pembaca, agar pembaca dapat mengerti mengenai apa
yang telah ditulis oleh penulis. Isi dari monograf harus saling
berkaitan dari satu bab ke bab yang lain, monograf merupakan
suatu karya ilmiah dan sasarannyapun ditujukan kepada orangorang yang mempunyai pemikiran keilmuan.

9. Referat
Referat adalah kertas kerja yang disampaikan dalam
pertemuan ilmiah (seminar, konferensi).
10. Kabilitasi
Kabilitasi adalah tulisan dibuat dengan tujuan memberikan
informasi kepada publik, yang dilakukan pada acara tertentu.
Terbit Minggu/satu bulan sekali dalam suatu pertemuan rutin.
11. Surat Pembaca
Surat pembaca adalah tulisan yang dibuat oleh orang yang
telah membaca suatu buku, majalah atau koran yang akan
dikirimkan kepihak produksi/redaksi untuk memberikan
respon mengenai suatu hal yang telah dibaca.

12. Proposal
Proposal adalah suatu tulisan yang dikerjakan untuk
mengajukan suatu permohonan kepada lembaga atau pimpinan
mengenai suatu pekerjaan atau acara yang akan dilakukan di
lembaga tersebut.
Tujuannya untuk memberikan informasi mengenai hal apa saja
yang akan dilakukan dalam suatu acara tersebut.
Dan apabila disetujui, hal itu akan menjadi sebuah amanah
yang harus diemban oleh si pembuat proposal tersebut.

5. Pola Penyajian Karya Ilmiah
Secara umum ada empat pola penyajian dalam menyusun
karya tulis ilmiah. Pemakaian keempat pola itu ditentukan
oleh maksud dan tujuan penulis tentang idenya mengenai
suatu objek.
Dapat pula dikatakan, salah satu pola digunakan bergantung
pada dari sisi mana objek itu dibicarakan.
Misalnya :
Sebuah bangunan kuno bisa dibicarakan sejarahnya, kondisi
fisiknya, pentingnya bangunan kuno itu dilestarikan, atau
hanya sekedar diinformasikan bahwa disuatu daerah ada
bangunan kuno sebagai peninggalan sejarah.

1) Kisahan (narasi)
Uraian yang mengisahkan terjadinya sesuatu secara kronologis
disebut kisahan. Ciri pola ini memiliki unsur subjek, tempat,
waktu, proses dan kejadian.
Contoh :
Ketika itu Lara Santang (Syarifah Mudain), ibu Sunan
Gunung Djati telah hamil Sembilan bulan. Ia pergi ke Mekah
ditemani suaminya, Maulana Sultan Makhmud. Di kota ini,
Syarifah Mudain melahirkan seorang putra yang diberi nama
Syarif Hidayat oleh ayahnya. Hal ini terjadi tahun 1448,
(menurut cerita Purwaka Caruban Nagari).

Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi
terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di
dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu
konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik
merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu
bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi
adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.
Narasi dapat berisi fakta atau fiksi Narasi yang berisi fakta
disebut narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang berisi fiksi
disebut narasi sugestif. Contoh narasi ekspositoris adalah
biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Sedangkan
contoh narasi sugestif adalah novel, cerpen, cerbung, ataupun
cergam.

Pola narasi secara sederhana berbentuk susunan dengan urutan
awal – tengah – akhir.Awal narasi biasanya berisi pengantar
yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus
dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca. Bagian tengah
merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik
lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul
dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan
mereda.
Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan
bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan
panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha
menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca
untuk menebaknya sendiri.

Langkah menyusun narasi (terutama yang berbentuk fiksi)
cenderung dilakukan melalui proses kreatif, dimulai dengan
mencari, menemukan, dan menggali ide.
Oleh karena itu, cerita dirangkai dengan menggunakan
"rumus" 5 W+1 H, yang dapat disingkat menjadi adik simba.
1. (What) Apa yang akan diceritakan,
2. (Where)
Dimana seting/lokasi ceritanya,
3. (When) Kapan peristiwa-peristiwa berlangsung,
4. (Who) Siapa pelaku ceritanya,
5. (Why) Mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan
6. (How) Bagaimana cerita itu dipaparkan.

Contoh Narasi Fakta (non fiksi):
Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah
seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno
meng-habiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan
karena keberaniannya menentang penjajah. Soekarno mengucap-kan
pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan
Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa
Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal
17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu
pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan
kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949. Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno
bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara
bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di
Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya
dihabiskan untuk berbakti dan berjuang.

Contoh Narasi Fiksi :
Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin
dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur
tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke
dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa
begitu menyiksa.
Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku
ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan
kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu
di hadapanku, akankah kurindui juga?
Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan
untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku,
jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah
menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.

2) Perian (deskripsi)
Pola ini digunakan untuk mengambarkan suatu objek tentang
ciri, sifat, karakter, keadaan umum dan sebagainya.
Diharapkan pembaca memiliki gambaran yang jelas mengenai
objek yang dibicarakan.
Contoh :
Ikan yang busuk menampakkan tanda-tanda yang objektif.
Kulitnya tidak cerah lagi, lender busuk dan mulai mengering.
Matanya redup cekung dan kusam. Insangnya pucat dan
daunnya lengket berbau. Sisiknya banyak yang lepas dan
pudar. Dagingnya lembek dan tidak elastis.

Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan
sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau
merasakan hal tersebut.
Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti:
1. menggambarkan atau melukiskan sesuatu,
2. penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan
melibatkan kesan indera,
3. membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau
mengalami sendiri.

Pola pengembangan paragraf deskripsi :
1. Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan
objek kusus ruangan, benda atau tempat.
2. Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan
objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
3. Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan
objek dengan apa adanya atau sebenarnya.

Langkah menyusun deskripsi :
1. Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan
2. Tentukan tujuan
3. Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan
dideskripsikan
4. Menyusun data tersebut ke dalam urutan yang baik
(menyusun kerangka karangan)
5. Menguraikan kerangka karangan menjadi dekripsi yang sesuai
dengan tema yang ditentukan

Contoh topik untuk karangan deskripsi :
1. Keindahan Bukit Kintamani ,
2. Suasa pelaksanaan Promosi Kompetensi Mahasiswa
Kesehatan Tingkat Nasional,
3. Keadaan ruang praktik Keadaan daerah yang dilanda
bencana

Contoh deskripsi berupa fakta:
Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat
kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan
ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai
juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya
terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan
beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk
bahan penelitian dan objek wisata.

Contoh deskripsi berupa fiksi :
Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna
jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal
musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daundaun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung
berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari
satu ranting ke ranting yang lain.

3) Bahasan (argumentasi)
Pola ini dimaksudkan untuk meyakinkan kebenaran suatu
gagasan atau pendapat dengan mengemukakan berbagai alasan
atau bukti. Pola ini merupakan ciri khas karangan ilmiah yang
memang argumentatif.
Contoh :
Bangsa Indonesia harus menguasai iptek (ilmu pengetahuan
dan teknologi) kalau mau tetap hidup. Tanpa penguasaan iptek,
segala keputusan yang mempengaruhi nasib bangsa dan Negara
akan makin diambil alih oleh Negara industri. Akibatnya secara
berangsur-angsur kepribadian dan otonomi bangsa Indonesia
akan digerogoti sampai menjadi korban bangkitnya
neokolonialisme baru.

Karangan argumentasi bertujuan membuktikan kebenaran
suatu pendapat/kesimpulan dengan data/fakta sebagai
alasan/bukti.
Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran
pendapatnya dari pembaca.
Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai
penyokong opini tersebut.

Contoh tema/topik yang tepat untuk argumentasi :
Disiplin kunci sukses berwirausaha,
Teknologi komunikasi harus segera dikuasai,
Perguruan Tinggi Kesehatan sebagai aset bangsa yang
potensial.

Contoh karangan argumentasi pada umumnya :
Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan
dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan.
Pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses.
Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan
sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung
jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama.
Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung
pembangunan di berbagai bidang.

4) Paparan (eksposisi)
Paparan adalah karya tulis yang maksudnya menjelaskan
sesuatu yang bersifat memberikan informasi tentang suatu
objek sehingga objek tersebut jelas secara gamblang.
Contoh :
Akalnya adalah kekuatan manusia. Karena akal dalam
nilai agama diberi kedudukan tinggi, sehingga akal
mempunyai daya yang kuat, maka manusia bukanlah makhluk
yang lemah. Ia punya kemampuan untuk memper-timbangkan
baik-buruknya perbuatan, dapat menentukan kehendaknya,
dan dapat mewujudkan apa yang dikehendakinya.

Karangan eksposisi berisi uraian atau penjelasan tentang suatu
topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan
tambahan bagi pembaca.
Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik,
gambar atau statistik.
Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi
uraian tentang langkah/cara/proses kerja.
Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.

Langkah menyusun eksposisi:
1. Menentukan topik/tema
2. Menetapkan tujuan
3. Mengumpulkan data dari berbagai sumber
4. Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang
dipilih
5. Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.

Contoh topik untuk eksposisi :
1. Manfaat kegiatan peraktek lapangan
2. Peranan majalah dinding di sekolah Sekolah kejuruan sebagai
penghasil tenaga terampil.

Contoh karangan eksposisi pada umumnya :
Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang
pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi,
pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan
informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi
akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi
keuangan.
Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan
laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran
informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.

Contoh paparan proses yang juga merupakan bentuk
eksposisi :
Cara mencangkok tanaman:
1. Siapkan pisau, tali rafia, tanah yang subur, dan sabut
secukupnya.
2. Pilihlah ranting yang tegak, kekar, dan sehat dengan diameter
kira-kira 1,5 sampai 2 cm.
3. Kulit ranting yang akan dicangkok dikerat dan dikelupas
sampai bersih kira-kira sepanjang 10 cm.

SELESAI