PSIKOLINGUISTIK Pengantar Dasar Psikolin. docx

PSIKOLINGUISTIK

Pengantar Dasar Psikolinguistik

Dosen: Prof. Dr. H. Dendy Sugono,P.U.

Oleh: Kelompok 1
1. Ardiyanto
: 20147470105
2. Ahmad Muzzakir Mahbub : 20147470109
3. Rinawati
: 20147470112
4. Q Farhan Qorib
: 20147470154
5. A. Ali Subhan
: 20147470108

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
PROGRAM PASCA SARJANA
2014


KATA PENGANTAR

Puji syukur patut kita panjatkan ke-hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan
izin dan kuasa-nya lah kita dapat menyelesaikan makalah sederhana ini tentang.Makalah ini
kami susun untuk membantu kami dalam proses pembelajaran.
Pada umumnya, makalah ini terdiri dari 3 bab. Bab 1 membahas tentang pendahuluan
yang berisi latar belakang da tujuan pembuatan makalah tentang materi yang dibahas. Bab 2
membahas tentang isi. Bab 3 membahas tentang penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran.
Oleh karena itu, makalah yang sederhana ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua.
Demikian, makalah ini penulis buat dengan harapan dapat menjadi acuan untuk proses
belajar-mengajar dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, 28 Maret 2015
Penulis
Kelompok 1

BAB I

PENDAHULUAN


Psikolinguistik atau psikologi bahasa ialah kajian faktor-faktor psikologi dan
neurobiologi yang membolehkan manusia memperoleh, menggunakan, dan memahami bahasa.
Penglibatan-penglibatan singkat dalam bidang ini pada mula-mulanya merupakan usaha-usaha
falsafah, diakibatkan sebahagian besarnya oleh kekurangan data-data yang padu tentang
bagaimana otak manusia berfungsi. Penyelidikan moden mempergunakan biologi, neurosains,
sains kognitif, dan teori maklumat untuk mengkaji bagaimana otak memperoses bahasa.
Adadnya beberapa subdisiplin; umpamanya, teknik-teknik tak invasif untuk mengkaji pengerjaan
neurologi otak semakin digunakan, dengan neurolinguistik kini merupakan sebuah bidang baru
pada dirinya.
Psikolinguistik meliputi proses-proses kognitif yang membolehkan penjanaan ayat-ayat
yang bertatabahasa dan bermakna dari segi perbendaharaan kata dan struktur tatabahasa, serta
proses-proses yang membolehkan pemahaman pernyataan, perkataan, teks, dan sebagainya.
Psikolinguistik perkembangan mengkaji keupayaan bayi-bayi dan kanak-kanak untuk
membelajari bahasa, biasanya melalui kaedah-kaedah uji kaji atau sekurang-kurangnya kaedah
kuantitatif (dan bukannya pencerapan naturalistik seperti yang dilakukan oleh Jean Piaget dalam
penyelidikannya terhadap perkembangan kanak-kanak).
.

BAB II


PEMBAHASAN

A.Sejarah Lahirnya Psikolinguistik
Psikolinguistik adalah ilmu hibrida yakni ilmu yang merupakan gabungan antara dua
ilmu: psikologi dan linguistik. Benih ilmu ini sebenarnya sudah tampak pada permulaan abad ke
20 tatkala psikolog Jerman Wilhelm Wundt menyatakan bahwa bahasa dapat dijelaskan dengan
dasar-dasar prinsip psikologis (Kess, 1992). Pada waktu itu bahasa mulai mengalami perubahan
dari sifatnya yang estetik dan kultural ke suatu pendekatan yang “ilmiah”.
Sementara itu, di benua Amerika kaitan antara bahasa dengan ilmu jiwa juga mulai
tumbuh. Perkembangan ini dapat dibagi menjadi empat tahap (Kess, 1992): (1) tahap formatif,
(2) tahap linguistik, (3) tahap kognitif, dan (4) tahap teori psikolinguistik, realita psikologis, dan
ilmu kognitif.
1. Tahap Formatif
Pada pertengahan abad ke 20 John W. Gardner, seorang psikolog dari Carnegie Corporation,
Amerika, mulai menggagas hibridasi (penggabungan)nkedua ilmu ini. Ide ini kemudian
dikembangkan oleh psikolog lain, John B. Carrol, yang pada tahun 1951 menyelenggarakan
seminar di Universitas Cornell untuk merintis keterkaitan antara kedus disiplin ilmu ini.
Pertemuan itu di lanjutkan pada tahun 1953 di Uniiversitas Indiana. Hasil pertemuan ini
membuat gema yang begitu kuat di antara para ahli ilmu jiwa maupunahli bahasa sehingga
banyak penelitian yang kemudian dilakukan terarah pada kaitan antara kedua ilmu ini (Osgood

dan Sebeok, 1954). Pada saat itulah istilah psycholinguistics pertama kali dipakai. Kelompok ini
kemudian mendukung penelitian mengenai relativitas bahasa maupun universal bahasa.
Pandangan tentang relativitas bahasa seperti dikemukakan oleh Benjamin Lee Whorf (1956) dan
universal bahasa seperti dalam karya Greenberg (1963) merupakan karya-karya pertama dalam
bidang psikolinguistik.

2. Tahap Linguistik

Perkembangan ilmu linguistik, yang semula berorientasi pada aliran behaviorisme dan kemudian
beralih ke mentalisme (nativisme) pada tahun 1957 dengan diterbitkannya buku chomsky,
sytactic structures, dan kritik tajam dari Chomsky terhadap teori behavioristik B>F Skinner
(Chmsky 1959) telah membuat psikolinguistik sebagai ilmu yang banyak diminati orang. Hal ini
makin berkembang karena pandangan Chimsky tentang universal bahasa makin mengarah pada
pemerolehan bahasa.
Kesamaan dalam strategi ini didukung pula oleh berkembangnya ilmu neurolinguistik (Caplan
1987) dan biolinguistik (Lenneberg, 1967; Jenkins 2000). Studi dalam neurolinguistik
menunjukkan bahwa manusia ditakdirkan memiliki otak yang brbeda dengan primat lain, baik
dalam struktur maupun fungsinya. Dari segi biologi, manusia juga ditakdirkan memiliki struktur
biologi yang berbeda dengan binatang.
Bilinguistik, yang merupakan ilmu hibrida antara biologi dan linguistik, bergerak lebih luas

karena ilmu ini merujuk pada pengetahuan kebahasaan manusia yakni pengetahuan seperti apa
yang dimiliki manusia sehingga dia dapat berbahasa, dari mana datangnya pengetahuan itu sudah
ada sejak manusia dilahirkan atau diperoleh dari lingkungan setelah manusia dilahirkan,
pengetahuan yang kita miliki parameter apa yang kita pakai untuk mengolah dan mencerna input
yang masuk pada kita, peran otak manusia yang membedakannya dengan otak binatang, dan dan
pemerolehan bahasa adalah unik untuk manusia (species specific) hanya manusialah yang dapat
berbahasa.
3. Tahap Kognitif
Pada tahap ini psikolinguistik mulai mengarah pada peran kognisi dan landasan biologis manusia
dalam pemerolehan bahasa. Pelopor seperti Chomsky mengatakan bahwa linguis itu sebenarnya
adalah psikolog kognitif. Pemerolehan bahasa pada manusia bukanlah penguasaan komponen
bahasa tanpa berlandaskan pada prinsip-prinsip kognitif.
Pada tahap ini orang juga mulai berbicara tentang peran biologi pada bahasa karena mereka
mulai merasa bahwa biologi merupakan landasan di mana bahasa itu tumbuh. Orang-orang
seperti Chomsky dan Lenneberg mengatakan bahwa pertumbuhan bahasa seorang manusia itu
terkait secara genetic dengan pertumbuhan biologinya.
4. Tahap Teori Psikolinguistik

Pada tahap akhir ini, psikologi tidak lagi berdiri sebagai ilmu yang terpisah dari ilmu-ilmu lain
karena pemerolehan dan penggunaan bahasa manusia menyangkut banyak cabang ilmu

pengetahuan yang lain. Psikologi tidak lagi terdiri dari psiko dan linguistik saja tetapi juga
menyangkut ilmu-ilmu lain seperti neurologi, filsafat, primatologi dan genetika.
Neurologi mempunyai peran yang sangat erat dengan bahasa karena kemampuan manusia
berbahasa ternyata bukan karena lingkungan tetapi karena kodrat neurologis yang dibawanya
sejak lahir. Tanpa otak dengan fungsi-fungsinya yang kita miliki seperti sekarang ini, mustahillah
manusia dapat berbahasa. Ilmu filsafat juga kembali memegang peran karena pemerolehan
pengetahuan merupakan masalah yang sudah dari jaman purba menjadi perdebatan diantara para
fikosof – apa pengetahuan itu dan bagaimana manusia memperoleh pengetahuan. Primatologi
dan genetika mengkaji sampai seberapa jauh bahasa itu milik khusus manusia dan bagaimana
genetika terkait dengan pertumbuhan bahasa.
Dengan kata lain, psikolinguistik kini telah menjadi ilmu yang ditopang oleh ilmu-ilmu yang
lain.
B. Definisi Psikolinguistik
Orang memberikan definisi yang berbeda-beda pada psikolinguistik meskipun pada
esensinya sama. Aitcison (1998: 1) mendefinisikannya sebagai suatu “studi tentang bahasa dan
minda”. Harley (2001: 1) menyebutnya sebagai suatu “studi tentang proses-proses mental dalam
pemakaian bahasa”. Sementara itu, Clark dan Clark (1977: 4) menyatakan bahwa psikologi
bahasa berkaitan dengan tiga hal utama: komprehensi, produksi, dan pemerolehan bahasa. Dari
definisi definisi ini dapatlah disimpulkan bahwa psikolinguistik adalah ilmu yang mempelajari
proses-proses mental yang dilalui oleh manusia dalam rangka bahasa.

Secara rinci psikolinguistik mempelajari empat topik utama: (a) komprehensi, yakni prosesproses mental yang dilalui oleh manusia sehingga mereka dapat menangkap apa yang dikatakan
orang dan memahami apa yang dimaksud, (b) produksi, yakni proses-proses mental pada diri kita
yang yang membuat kita dapat berujar seperti yang kita ujarkan, (c) landasan biologis serta
neurologis yang membuat manusia bisa berbahasa, dan (d) pemerolehan bahasa, yakni
bagaimana anak memperoleh bahasa mereka.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Psikolinguistik adalah ilmu yang menelaah tentang apa yang diperoleh seseorang, jika
mereka melaksanakan proses perolehan bahasa (language acquisition); bagaimana mereka
memperoleh bahasa (producing language and speech); bagaimana mereka menggunakan bahasa
dalam proses mengingat dari memahami bahasa itu (comprehension and memory).
Psikolinguistik berhubungan erat dengan psikologi kognitif, yakni psikologi yang membahasa
tentang pemaman dan berfikir.
Psikolinguistik

mempelajari

faktor-faktor


psikologis

dan

neurobiologis

yang

memungkinkan manusia mendapatkan, menggunakan, dan memahami bahasa. Kajiannya semula
lebih banyak bersifat filosofis, karena masih sedikitnya pemahaman tentang bagaimana otak
manusia berfungsi. Oleh karena itu psikolinguistik sangat erat kaitannya dengan psikologi
kognitif. Penelitian modern menggunakan biologi, neurologi, ilmu kognitif, dan teori informasi
untuk mempelajari cara otak memroses bahasa.
3.2 Saran-saran
Saran yang dapat kami berikan yaitu agar teori atau pemahaman akan pembuatan
makalah yang baik dapat di terapkan pada penulisan dan menghasilkan pemahaman kepada para
pembaca, atau suatu hasil karya ilmiah yang nantinya bermanfaat bagi para pembaca, dan lebih
mendalam pada perkuliahan psikolinguistik ini.
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2002. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.