Chapter I Pertumbuhan Dan Komposisi Rantai Panjang Pada Mangrove Avicennia marina (Forsk). Di Bawah Cekaman Garam
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia yakni 22.6% dari luas
total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau besar mulai dari
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi sampai ke Papua (Giri et al., 2011).
Mangrove adalah tumbuhan berkayu yang hidup diantara daratan dan lautan
daerah pasang surut, kondisi tanah berlumpur dan salinitas tinggi di daerah tropis
dan subtropis. Menurut karakteristik morfologinya dalam manajemen garam,
tanaman mangrove dibagi ke dalam dua kelompok besar (Scholander et al., 1962).
Kelompok pertama adalah jenis sekresi (secreting species) yang memiliki kelenjar
garam di daunnya atau rambut garam untuk menghilangkan kelebihan garam.
Yang kedua adalah jenis non-sekresi (non-scereting species) yang tidak memiliki
fitur morfologi tersebut untuk menghilangkan kelebihan garam (Scholander et al.,
1962; Tomlinson, 1986).
Mangrove terkenal sebagai penghasil senyawa metabolit sekunder terutama
senyawa triterpenoid dan fitosterol (isoprenoid). Penelitian sebelumnya telah
mengisolasi dan mengkarakterisasi senyawa isoprenoid (C30) di hutan mangrove
pulau Iriomote, Jepang dan Sumatera Utara, Indonesia (Basyuni et al., 2014).
Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa variasi salinitas menginduksi
perubahan konsentrasi isoprenoid di mangrove baik jenis sekresi maupun non-sekresi
(Basyuni et al., 2012). Sedangkan senyawa rantai panjang polyisoprenoid (>C50),
meskipun tersebar di kerajaan tanaman, tetapi distribusi, keanekaragaman dan fungsi
fisiologisnya di hutan mangrove belum dipahami dengan baik dan penelitiannya
belum banyak dilakukan.
1
Sejauh ini penelitian tentang rantai panjang polyisoprenoid lebih
difokuskan pada bakteria, mamalia, hewan, dan sel kultur, namun sedikit pada
tanaman, terlebih dari tanaman tropik (Swiezewska dan Danikiewicz, 2005;
Skorupinska Tudek dan Swiezewska, 2008). Fungsi dan peranan rantai panjang
polyisprenoid juga belum banyak diketahui terutama dari sepesies mangrove
(Surmacz dan Swiezewska, 2011). Selain itu penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh tingkat variasi salinitas yang baik terhadap pertumbuhan
anakan Avicennia marina (Forsk). masih terbatas. Sehingga diperlukan penelitian
untuk mengetahui konsentrasi yang baik untuk pertumbuhan anakan dan pengaruh
variasi salinitas terhadap konsentrasi dan konten rantai panjang polyisoprenoid
Avicennia marina (Forsk).
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variasi konsentrasi garam
terhadap perubahan komposisi dan konten rantai panjang polyisoprenoid pada
jenis mangrove A. marina (Forsk). Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk
menduga salinitas yang baik untuk pertumbuhan anakan A. marina (Forsk).
Hipotesis Penelitian
Konsentrasi dan tingkat salinitas diduga mempengaruhi komposisi rantai
panjang polysoprenoid dan pertumbuhan anakan A. marina (Forsk). Selain itu
diduga salinitas terbaik berada pada salinitas 2%.
2
Manfaat penelitian
1.
Memberikan informasi tingkat variasi salinitas yang terbaik untuk
pertumbuhan anakan A. marina (Forks). di rumah kaca.
2.
Mengetahui kandungan rantai panjang polyisoprenoid pada semai A. marina
(Forks). umur 3 bulan terhadap salinitas.
3.
Publikasi jurnal ilmiah tentang rantai panjang polyisoprenoid pada tumbuhan
mangrove khususnya A. marina (Forks).
3
Latar Belakang
Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia yakni 22.6% dari luas
total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau besar mulai dari
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi sampai ke Papua (Giri et al., 2011).
Mangrove adalah tumbuhan berkayu yang hidup diantara daratan dan lautan
daerah pasang surut, kondisi tanah berlumpur dan salinitas tinggi di daerah tropis
dan subtropis. Menurut karakteristik morfologinya dalam manajemen garam,
tanaman mangrove dibagi ke dalam dua kelompok besar (Scholander et al., 1962).
Kelompok pertama adalah jenis sekresi (secreting species) yang memiliki kelenjar
garam di daunnya atau rambut garam untuk menghilangkan kelebihan garam.
Yang kedua adalah jenis non-sekresi (non-scereting species) yang tidak memiliki
fitur morfologi tersebut untuk menghilangkan kelebihan garam (Scholander et al.,
1962; Tomlinson, 1986).
Mangrove terkenal sebagai penghasil senyawa metabolit sekunder terutama
senyawa triterpenoid dan fitosterol (isoprenoid). Penelitian sebelumnya telah
mengisolasi dan mengkarakterisasi senyawa isoprenoid (C30) di hutan mangrove
pulau Iriomote, Jepang dan Sumatera Utara, Indonesia (Basyuni et al., 2014).
Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa variasi salinitas menginduksi
perubahan konsentrasi isoprenoid di mangrove baik jenis sekresi maupun non-sekresi
(Basyuni et al., 2012). Sedangkan senyawa rantai panjang polyisoprenoid (>C50),
meskipun tersebar di kerajaan tanaman, tetapi distribusi, keanekaragaman dan fungsi
fisiologisnya di hutan mangrove belum dipahami dengan baik dan penelitiannya
belum banyak dilakukan.
1
Sejauh ini penelitian tentang rantai panjang polyisoprenoid lebih
difokuskan pada bakteria, mamalia, hewan, dan sel kultur, namun sedikit pada
tanaman, terlebih dari tanaman tropik (Swiezewska dan Danikiewicz, 2005;
Skorupinska Tudek dan Swiezewska, 2008). Fungsi dan peranan rantai panjang
polyisprenoid juga belum banyak diketahui terutama dari sepesies mangrove
(Surmacz dan Swiezewska, 2011). Selain itu penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh tingkat variasi salinitas yang baik terhadap pertumbuhan
anakan Avicennia marina (Forsk). masih terbatas. Sehingga diperlukan penelitian
untuk mengetahui konsentrasi yang baik untuk pertumbuhan anakan dan pengaruh
variasi salinitas terhadap konsentrasi dan konten rantai panjang polyisoprenoid
Avicennia marina (Forsk).
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variasi konsentrasi garam
terhadap perubahan komposisi dan konten rantai panjang polyisoprenoid pada
jenis mangrove A. marina (Forsk). Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk
menduga salinitas yang baik untuk pertumbuhan anakan A. marina (Forsk).
Hipotesis Penelitian
Konsentrasi dan tingkat salinitas diduga mempengaruhi komposisi rantai
panjang polysoprenoid dan pertumbuhan anakan A. marina (Forsk). Selain itu
diduga salinitas terbaik berada pada salinitas 2%.
2
Manfaat penelitian
1.
Memberikan informasi tingkat variasi salinitas yang terbaik untuk
pertumbuhan anakan A. marina (Forks). di rumah kaca.
2.
Mengetahui kandungan rantai panjang polyisoprenoid pada semai A. marina
(Forks). umur 3 bulan terhadap salinitas.
3.
Publikasi jurnal ilmiah tentang rantai panjang polyisoprenoid pada tumbuhan
mangrove khususnya A. marina (Forks).
3