Pasar Kaget Celoteh di Balik Kepala
10/24/2016
Pasar Kaget | Celoteh di Balik Kepala
Celoteh di Balik Kepala
Ketika mata menangkap sesuatu, otak di kepalaku mengolahnya. Jadilah catatan ini….
Pasar Kaget
Salah satu pasar tradisional adalah pasar kaget. Disebut pasar kaget karena adanya tiba‑tiba. Tanpa
inpres. Tanpa dana pemerintah. Biasanya berdiri di atas tanah‑tanah kosong di perumahan. Buka pada
hari‑hari tertentu atau jam‑jam tertentu. Umumnya pagi hari ba’da subuh sampai jam sepuluhan.
Karena buka pagi itulah barangkali kenapa ibu‑ibu yang belanja maupun bapak‑bapak yang
mengantarkan istrinya tidak sempat mandi dulu.
Pagi ini saya yang juga belum mandi mengantarkan istri belanja di pasar kaget di jalan Rusa, Cikarang
Baru. Istri juga belum mandi dan anak ketiga saya yang ngintil juga demikian. Sambil duduk di atas
sadel motor, saya mengamati wajah‑wajah pengunjung pasar kaget ini. Hampir seratus persen yang
lewat di depan saya saya indikasikan belum mandi, termasuk seorang Bapak yang mengantarkan
istrinya yang parkir di sebelah motor saya. Jadi saya ada temannya nih. Sama sama belum mandi.
Ada ciri‑ciri nyata di raut wajah orang yang belum mandi. Mata yang masih sembab, kulit muka yang
belum segar, rambut masih kusut…. dan baju daster belum dilepas. Saya, istri dan anak sayapun
memenuhi kriteria ini kecuali …baju daster. Alhamdulillah, untuk pakaian tak nampak ciri‑ciri itu pada
kami bertiga….
Melihat fenomena ini saya jadi teringat anak saya yang di SD. Dia pernah belajar perbedaan pasar
tradisional dan pasar modern. Katanya pasar modern itu satu pedagang jualannya banyak, harga pas
tak ada tawar menawar, ada kasir untuk terima pembayaran, dagangan teratur rapih dan terawat bersih.
Sedangkan pasar tradisional itu banyak pedagang, harga bisa ditawar, tidak ada kasir, kumuh dan bau,
becek kalau hujan.
Maka sejak pagi ini saya tambahkan: ciri pasar tradisional adalah pengunjungnya belum mandi,
pengunjungnya pake baju seadanya.. kayaknya kebanyakan pake baju yang dipakai saat tidur semalam .
….
Pantas saja pasar tradisional itu bau, ya….
This entry was posted on Juli 7,
9 at : pm and is filed under Uncategorized. You can follow any
responses to this entry through the RSS . feed. You can leave a response, or trackback from your own
site.
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
Entries RSS and Comments RSS .
https://choirulasyhar.wordpress.com/2009/07/07/pasarkaget/
1/2
10/24/2016
https://choirulasyhar.wordpress.com/2009/07/07/pasarkaget/
Pasar Kaget | Celoteh di Balik Kepala
2/2
Pasar Kaget | Celoteh di Balik Kepala
Celoteh di Balik Kepala
Ketika mata menangkap sesuatu, otak di kepalaku mengolahnya. Jadilah catatan ini….
Pasar Kaget
Salah satu pasar tradisional adalah pasar kaget. Disebut pasar kaget karena adanya tiba‑tiba. Tanpa
inpres. Tanpa dana pemerintah. Biasanya berdiri di atas tanah‑tanah kosong di perumahan. Buka pada
hari‑hari tertentu atau jam‑jam tertentu. Umumnya pagi hari ba’da subuh sampai jam sepuluhan.
Karena buka pagi itulah barangkali kenapa ibu‑ibu yang belanja maupun bapak‑bapak yang
mengantarkan istrinya tidak sempat mandi dulu.
Pagi ini saya yang juga belum mandi mengantarkan istri belanja di pasar kaget di jalan Rusa, Cikarang
Baru. Istri juga belum mandi dan anak ketiga saya yang ngintil juga demikian. Sambil duduk di atas
sadel motor, saya mengamati wajah‑wajah pengunjung pasar kaget ini. Hampir seratus persen yang
lewat di depan saya saya indikasikan belum mandi, termasuk seorang Bapak yang mengantarkan
istrinya yang parkir di sebelah motor saya. Jadi saya ada temannya nih. Sama sama belum mandi.
Ada ciri‑ciri nyata di raut wajah orang yang belum mandi. Mata yang masih sembab, kulit muka yang
belum segar, rambut masih kusut…. dan baju daster belum dilepas. Saya, istri dan anak sayapun
memenuhi kriteria ini kecuali …baju daster. Alhamdulillah, untuk pakaian tak nampak ciri‑ciri itu pada
kami bertiga….
Melihat fenomena ini saya jadi teringat anak saya yang di SD. Dia pernah belajar perbedaan pasar
tradisional dan pasar modern. Katanya pasar modern itu satu pedagang jualannya banyak, harga pas
tak ada tawar menawar, ada kasir untuk terima pembayaran, dagangan teratur rapih dan terawat bersih.
Sedangkan pasar tradisional itu banyak pedagang, harga bisa ditawar, tidak ada kasir, kumuh dan bau,
becek kalau hujan.
Maka sejak pagi ini saya tambahkan: ciri pasar tradisional adalah pengunjungnya belum mandi,
pengunjungnya pake baju seadanya.. kayaknya kebanyakan pake baju yang dipakai saat tidur semalam .
….
Pantas saja pasar tradisional itu bau, ya….
This entry was posted on Juli 7,
9 at : pm and is filed under Uncategorized. You can follow any
responses to this entry through the RSS . feed. You can leave a response, or trackback from your own
site.
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
Entries RSS and Comments RSS .
https://choirulasyhar.wordpress.com/2009/07/07/pasarkaget/
1/2
10/24/2016
https://choirulasyhar.wordpress.com/2009/07/07/pasarkaget/
Pasar Kaget | Celoteh di Balik Kepala
2/2