DETERMINAN NILAI PERUSAHAAN PUBLIK DI INDONESIA DAN MALAYSIA DENGAN KEPEMILIKAN INSTITUSI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
DETERMINAN NILAI PERUSAHAAN PUBLIK DI INDONESIA DAN MALAYSIA DENGAN KEPEMILIKAN INSTITUSI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
Oleh : Aulia Lathifa 1 ,
Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pancasila
Nurmala Ahmar 2 ,
Akuntansi, STIE Perbanas Surabaya
JMV. Mulyadi 3
Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pancasila
Email :
aulia.lathifa@gmail.com 1 ,
nurmala@perbanas.ac.id 2 ,
jmv.mulyadi@univpancasila.ac.id 3
Abstrak Nilai perusahaan adalah salah satu standar manajemen dalam mengelola bisnis. Penelitian
ini menguji pengaruh faktor keuangan seperti profitabilitas yang diproksikan oleh ROA, ROE, NPM, solvabilitas yang diproksikan dengan DAR, DER, Kepemilikan Institusional sebagai moderator dan dampak terhadap nilai perusahaan yang diproksikan oleh PBV di Indonesia dan Malaysia untuk 2012 hingga 2016. Sampling yang digunakan terdiri dari dari 51 perusahaan, 26 perusahaan dari Indonesia dan 25 perusahaan dari Malaysia selama
5 tahun observasi dengan total data 255 sampel. Teknik analisis menggunakan WarpPLS 6.0 dan uji beda menggunakan analisis Multi Group. Hasil menunjukkan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan di Indonesia, sedangkan di Malaysia tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Solvabilitas menunjukkan tidak mempengaruhi untuk kedua negara. Kepemilikan institusional memiliki efek positif yang signifikan di Indonesia namun tidak berpengaruh di Malaysia. Lembaga yang ditemukan tidak mampu memoderasi pengaruh profitabilitas dan solvabilitas di Indonesia, hasil sebaliknya di Malaysia ditemukan sebagai efek murni hingga sedang profitabilitas terhadap nilai perusahaan dan menjadi homolog untuk efek moderat solvabilitas terhadap nilai perusahaan. Efek uji yang berbeda menunjukkan ada pengaruh perbedaan profitabilitas yang signifikan terhadap nilai perusahaan di kedua negara sedangkan tidak ada perbedaan efek solvabilitas terhadap nilai perusahaan.
Kata kunci: Profitabilitas, Solvabilitas, Kepemilikan Institusi, dan Harga Saham per Nilai Buku (PBV)
Abstract
Firm value is one the management's standard in managing the business. This study examines effect of financial factors such as profitability proxied by ROA, ROE, NPM, solvency proxied with DAR, DER, Institutional Ownership as moderator and the impact to firm value proxied by PBV in Indonesia and Malaysia for 2012 to 2016. Sampling used consisting of 51 companies, 26 companies from Indonesia and 25 companies from Malaysia for 5 years observation with total data 255 samples. Analytical technique using WarpPLS 6.0 and difference test using Multi Group analysis. Result shows profitability have significant positive effect to firm value in Indonesia, whereas in Malaysia has not effect to firm value. Solvency shows do not affects for both countries. Institutional ownership has significant positive effect in Indonesia nevertheless has no effect in Malaysia. Institutions found not able to moderate the effect of profitability and solvency in Indonesia, contrary result in Malaysia are found as pure to moderate effect of profitability to firm value and be a homologer to moderate effect of solvency to firm value. Different test effect shows t hereβs a significant difference effect of profitability to firm value in both countries whereas there is no difference effect of solvency to firm value.
Keywords: Profitability, Solvency, Institutional Ownership And Stock Price Per Book Value (PBV)
PENDAHULUAN
dijelaskan pada table 1 dan gambar 1, dibawah ini:
Nilai perusahaan merupakan harga
Tabel 1
jual perusahaan yang dianggap layak
Pergerakan PBV
untuk dibayarkan oleh calon investor jika
suatu waktu perusahaan akan dijual
LQ45
3.93 3.83 -0.35 5.42 4.44
(Fuad, 2006). Salah satu indikator nilai
KLCI
perusahaan adalah harga pasar saham
Sumber : IDX dan Bursa Malaysia
yang diperjualbelikan di bursa efek. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Gambar 1
nilai Chart PBV LQ45 dan KLCI perusahaan diungkapkan oleh
Besley dan Brigham (2013) nilai perusahaan dipengaruhi oleh faktor
fundamental dan non fundamental seperti 9.57
6.26 6.37 6.72 faktor pasar, faktor perusahaan dan faktor 5.94 3.93 3.83 Ma investor .
Faktor perusahaan diantaranya
kinerja keuangan, operasional (arus kas
bersih, pendapatan dan beban), kebijakan
LQ45
KLCI
perusahaan, keputusan
pendanaan,
Sumber : IDX dan BursaMalaysia (data diolah) keputusan investasi, kebijakan dividend.
Tahun 2012 β 2016 terjadi Penelitian ini mengambil faktor
volatility yang signifikan terhadap PBV profitabilitas yang diproksikan dengan pada LQ45 maupun KLCI, volatility
return on asset, return on equity, net 2012 sampai dengan 2016 yang
profit margin , kebijakan hutang yang profit margin , kebijakan hutang yang
meningkatkan nilai perusahaan (Thalib perusahaan yang diproksikan dengan Ln
dan Miftahurrohman, 2014). Hasil yang total assets , serta struktur kepemilikan
sama juga ditemukan dalam penelitian sebagai
yang dilakukan Pratama dan Wirawati diproksikan
(2016), Khairiyani, et al. (2016), Prakoso institutional dan bagaimana pengaruhnya
dengan
kepemilikan
(2016), Ayuningrum (2016), Jusriani terhadap nilai perusahaan yang masuk
(2013), Hermuningsih (2013), Sondakh, dalam Top Index LQ45 di Indonesia
et al . (2012), Gamayuni (2012) dan maupun KLCI di Malaysia.
Wardani dan Hermuningsih (2011). Pengaruh profitabilitas, kebijakan
Korelasi negatif signifikan ditemukan hutang, dan ukuran perusahaan terhadap
dalam penelitian yang dilakukan oleh nilai perusahaan di Indonesia telah
Munawaroh dan Priyadi (2014), korelasi dilakukan oleh Muvidha (2017), Samosir
mengindikasikan (2017), Thalib dan Miftahurrohman
negatif
signifikan
ketidakefisienan (2014), Munawaroh dan Priyadi (2014),
bahwa
terdapat
perusahaan dalam melakukan perputaran Pratama
asset sehingga menimbulkan penurunan Ayuningrum (2016), Prakoso (2016),
dan Wirawati
margin yang kemudian menimbulkan Khairiyani, et al. (2016), Hamdiah
penurunan nilai perusahaan. Hasil yang (2017), Dewi dan Nugrahanti (2014),
berbeda didapatkan dari penelitian yang Prasetia, et al. (2014), Irayanti dan
dilakukan oleh Agustini (2015), Dini dan Tumbel
Indarti (2012) yang menemukan korelasi Adnantara (2013), Hermuningsih (2013),
tidak signifikan. Pada penelitian luar Dewi dan Wirajaya (2013), Dini dan
negeri Hatem (2017), menemukan Indarti (2012), Sondakh, et al. (2012),
signifikan pada Gamayuni (2012), dan Wardani dan
korelasi
positif
profitabilitas dengan nilai perusahaan. Hermuningsih (2011).
Hasil yang sama juga ditemukan dalam Penelitian mengenai pengaruh
penelitian yang dilakukan Sucuahi dan profitabilitas, kebijakan hutang, dan
Cambarihan (2016), dan Chen dan Chen ukuran perusahaan terhadap nilai
(2011). Hasil yang berbeda didapatkan perusahaan di luar negeri telah diteliti
dari penelitian yang dilakukan oleh oleh Hatem (2017), Sucuahi dan
Karaca (2012) yang menemukan korelasi Cambarihan
tidak signifikan.
Mursalim (2016),
Solvabilitas merupakan gambaran Nimalathasan (2015), Hoque, et al.
Priya
dan
kinerja perusahaan dalam mengatur (2014), Siahaan (2013), Karaca (2012),
hutang-hutangnya. Indikator ini sangat Ruan, et al. (2011), dan Chen dan Chen
diperhatikan oleh para kreditor dan (2011).
umum digunakan sebagai salah satu Profitabilitas merupakan salah satu
bagian dari analisis mereka. Muvidha key indicator yang penting bagi investor
(2017), menemukan korelasi positif dan agen, sehingga agen dalam hal ini
signifikan pada kebijakan hutang dengan wajib
nilai perusahaan. Korelasi positif perusahaan hingga perusahaan memiliki
memaksimalkan
kinerja
bahwa manfaat profit yang baik. Muvidha (2017)
mengindikasikan
penambahan hutang masih lebih besar menemukan korelasi positif signifikan
pengorbanan yang pada
dibandingkan
sehingga penambahan perusahaan. Korelasi positif signifikan
hutang pun dapat membantu perusahaan menunjukkan earning power perusahaan
mencapai targetnya yang kemudian akan semakin meningkat, peningkatan ini
meningkatkan nilai perusahaan (Pratama meningkatkan nilai perusahaan (Pratama
korelasi negatif mengindikasikan bahwa dilakukan Samosir (2017), Irayanti dan
institusi tidak mampu melakukan Tumbel (2014), Dewi dan Wirajaya
pengawasan kinerja agen, hal ini (2013), Sondakh, et al. (2012), dan
mengakibatkan penurunan kepercayaan Gamayuni (2012). Hasil yang berbeda
public terhadap perusahaan yang didapatkan
menurunkan nilai dilakukan oleh Prasetia, et al. (2014),
akhirnya akan
yang berbeda Jusriani (2013) serta penelitian Wardani
perusahaan.
Hasil
penelitian yang dan
didapatkan
dari
dilakukan oleh Wibowo, et al. (2016), menemukan korelasi tidak signifikan.
Thalib dan Miftahurrohman (2014), Dewi Pada penelitian luar negeri Gill dan
dan Nugrahanti (2014), serta Jusriani Obradovich (2012) menemukan korelasi
(2013) yang menemukan korelasi tidak positif signifikan pada kebijakan hutang
signifikan.
dengan nilai perusahaan. Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian yang
RUMUSAN MASALAH
dilakukan oleh Hoque, et al. (2014) dan Berdasarkan uraian diatas, maka Chen dan Chen (2011) yang menemukan
masalah penelitian dapat dirumuskan korelasi negatif signifikan. Korelasi
sebagai berikut:
negatif signifikan
1. Apakah ada pengaruh profitabilitas ketidakmampuan perusahaan dalam
mengindikasi
terhadap nilai perusahaan di Indonesia menyeimbangkan manfaat dan biaya atas
dan Malaysia?
adanya penambahan hutang, sehingga
2. Apakah ada pengaruh solvabilitas semakin tingginya hutang yang dimiliki
terhadap nilai perusahaan di Indonesia perusahaan maka nilai perusahaan akan
dan Malaysia?
mengalami penurunan. Sedangkan Cuong
3. Apakah ada pengaruh kepemilikan (2014) menemukan hubungan tidak
institutional terhadap nilai perusahaan signifikan antara (solvabilitas) kebijakan
di Indonesia dan Malaysia? hutang dengan nilai perusahaan.
kemilikan institutional Struktur kepemilikan merupakan
4. Apakah
mampu memoderasi probitabilitas sarana pengawasan kinerja agen dalam
terhadap nilai perusahaan di Indonesia mengelola perusahaan. Muvidha (2017),
dan Malaysia?
menemukan korelasi positif signifikan
kemilikan institutional pada kepemilikan institutional dengan
5. Apakah
memoderasi solvabilitas nilai perusahaan. Korelasi positif
mampu
terhadap nilai perusahaan di Indonesia signifikan menunjukkan bahwa semakin
dan Malaysia?
besarnya porsi kepemilikan institusi
6. Apakah ada perbedaan pengaruh maka semakin besar pula pengawasan
profabilitas, solvabilitas terhadap nilai yang diterima manajemen selaku agen,
dengan kepemilikan peningkatan pengawasan ini akan
perusahaan
institutional sebagai pemoderasi di mendorong peningkatan kinerja agen
Indonesia dan Malaysia? dalam memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang akhirnya akan
KAJIAN PUSTAKA
meningkatkan nilai perusahaan. Hasil yang sama juga ditemukan dalam
Teori Pensinyalan (Signaling Theory)
penelitian yang dilakukan Ayuningrum Perbedaan respon investor terhadap (2016), Khairiyani, et al. (2016), dan
infomasi keuangan yang dipublikasikan Adnantara (2013). Korelasi negatif
di pasar modal disebabkan oleh adanya signifikan, ditemukan dalam penelitian
ketimpangan informasi yang diterima ketimpangan informasi yang diterima
Teori
Pemangku Kepentingan
Informasi yang relevan dan tepat waktu,
(Stakeholder Theory)
berisi data-data mengenai keadaan masa
theory adalah lalu, kini dan datang baik catatan maupun
Stakeholder
kumpulan kebijakan dan praktik yang gambaran diperlukan investor di pasar
berhubungan dengan stakeholder, nilai, modal sebagai alat analisa untuk
ketentuan hukum, penghargaan, dan mengambil keputusan investasi dan
komitmen untuk berkontribusi dalam menganalisa kelangsungan dan prospek
pembangunan. Munawaroh dan Priyadi perusahaan.
(2014) yang mengutip Freeman, et al. memberikan sinyal sehingga dapat
Informasi
tersebut
(2002), tanggung jawab entitas tidak mempengaruhi keputusan dan analisa
hanya memaksimalkan laba pemegang investasi hal ini ditandakan dengan
saham, tetapi kesejahteraan stakeholder adanya asosiasi antara peristiwa dengan
(semua pihak yang berkepentingan dan return, harga atau volume saham di pasar
mempunyai hak atas perusahaan, modal (Munawaroh dan Priyadi, 2014).
pemasok, pelanggan, Brigham dan Ehrhardt (2011)
diantaranya
masyarakat, investor, menyatakan signaling theory adalah
pemerintah,
karyawan, kelompok politik, dan tindakan manajemen yang dapat memberi
industry). Tingginya tingkat kepercayaan petunjuk bagi investor dan pihak
para stakeholder akan meningkatkan nilai berkepentingan lain tentang bagaimana
perusahaan.
manajemen memandang
prospek
perusahaan.
Teori Trade-off
Thalib dan Miftahurrohman (2014),
Teori Keagenan (Agency Theory)
menyatakan penggunaan hutang sebagai Perbedaan tujuan antara pengelola
sumber pendanaan merupakaan sumber dengan tujuan utama perusahaan, akan
modal yang lebih murah dibanding mengakibatkan benturan kepentingan
penerbitan saham. Penggunaan hutang antara management yang bertindak
(tingkat solvabilitas) akan meningkatkan sebagai agen dengan pemegang saham
tetapi dalam sebagai
nilai
perusahaan,
penggunaan hutang terdapat trade-off menimbulkan permasalahan dan biaya
antara biaya dan manfaat yang yang disebut dengan agency problem dan
ditimbulkan atas penggunaan hutang. agency costs (Brealey, 2015).
Semakin besarnya porsi hutang (tingkat Menurut
solvabilitas) maka semakin besar pula Miftahurrohman (2014) agency cost ini
Thalib
dan
deductible expense yang diperoleh dari muncul dikarenakan kesejahteraan yang
bunga akantetapi akan semakin besar seharusnya
pula risiko kebangkrutan yang akan berkurang. Agency costsakan rendah
diterima
perusahaan
timbul, sedangkan pembayaran dividend dalam perusahaan yang mempunyai
tidak dapat diperhitungkan sebagai kepemilikan institutional dan managerial
elemen biaya dalam laporan perpajakan. yang tinggi dengan demikian agency problem akan semakin rendah, hal
Profitability
tersebut disebabkan karena kepentingan Profitabilitas merupakan gambaran pemegang saham dengan kepentingan
atas pencapaian kinerja agen dalam agen akan semakin menyatu.
mengelola perusahaan, rasio ini juga menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividend atau capital gain, mengelola perusahaan, rasio ini juga menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividend atau capital gain,
juga, sehingga kenaikan ROE akan diperoleh perusahaan maka semakin
keuntungan
yang
menyebabkan kenaikan harga saham. besar earning power seorang agen dalam menentukan
policy perusahaan
(Munawaroh dan Priyadi, 2014).
Return on Assets
Net Profit Margin
Return on Assets merupakan rasio Net Profit Margin merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan asset-assetnya
menghasilkan laba bersih dalam setiap untuk menghasilkan laba (Gibson, 2013).
rupiah penjualannya (Gibson, 2013). Rasio ini bermanfaat sebagai sarana
Rasio ini menunjukkan seberapa bagus pengukuran efektivitas dan efesiensi agen
kemampuan perusahaan memberikan dalam
profit yang tersedia untuk pemegang menghasilkan keuntungan bagi para
pemegang saham selama satu period. Menurut Brigham dan Houston Menurut Brigham dan Houston
(2017:113), semakin besar rasio NPM (2017:113), tingkat ROA yang rendah
semakin efesien mengindikasikan bahwa perusahaan lebih
menandakan
operasionalisasi perusahaan dimana banyak menambah porsi hutang yang
perusahaan mampu menekan biaya-biaya berakibat meningkatnya beban bunga
perlu sehingga sehingga menyebabkan penurunan laba
yang
tidak
memaksimalkan laba yang didapatkan bersih. Pratama dan Wirawati (2016)
yang dapat dialokasikan sebagai bagian menyatakan tingginya nilai ROA
kompensasi yang wajar kepada pemilik. memberikan sinyal positif kepada
perusahaan yang investor, sehingga investor memprediksi
Umumnya,
memiliki tingkat rasio hutang yang tinggi bahwa dimasa depan kondisi perusahaan
akan memiliki rasio NPM yang semakin akan menguntungkan.
rendah, hal ini sangat dihindari oleh investor. Berdasarkan hal tersebut,
πππ‘ πΌπππππ π ππ΄ = analisa atas NPM menjadi poin yang
πππ‘ππ π΄π π ππ‘π sangat penting bagi investor.
Return on Equity
πππ‘ πΌπππππ Return on Equity merupakan rasio
πππ‘ πππππ yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam memanfaatkan
kekayaan
pemegang saham untuk menghasilkan
Solvability (Debt Policy)
laba (Gibson, 2013). Rasio ini juga Rasio solvabilitas adalah indikator menunjukkan tingkat pengembalian
yang memberikan informasi kepada para investasi dari sudut pandang pemegang
pemegang saham dan para kreditor saham.
mengenai seberapa besar kemampuan Semakin tinggi rasio ROE maka
perusahaan dalam membayar hutang posisi pemegang saham semakin kuat,
dan jangka demikian juga sebaiknya. Menurut
jangka
panjang
pendeknya.Semakin besar rasio hutang Amalya (2015:40) yang mengutip dari
mengindikasikan bahwa struktur modal Riyadi (2006:155), ROE yang tinggi
lebih banyak memanfaatkan hutang dapat diartikan bahwa pemegang saham
dibandingkan modal itu sendiri. Sesuai akan memperoleh dividend yang tinggi
dengan trade-off theory, semakin besar tingkat solvabilitas maka semakin besar dengan trade-off theory, semakin besar tingkat solvabilitas maka semakin besar
Firm Size
Apabila perusahaan mampu membayar Ukuran perusahaan merupakan kewajibannya tanpa mengalami risiko
suatu sarana pengklasifikasian besar kebangkrutan maka kinerja perusahaan
kecilnya perusahaan dengan berbagai dapat dikatakan baik sehingga para
cara, menurut Dang (2015) pengukuran investor
besar kecil perusahaan umumnya dilihat menanamkan
dari Total Assets yaitukeseluruhan asset perusahaan.Menurut Yuliawati (2014:30)
modalnya
pada
yang dimiliki pada periode pengamatan. yang mengutip Lasher (1997:370), penambahan hutang akan mendorong
πππ‘ππ π΄π π ππ‘π = πΏπ πππ‘ππ π΄π π ππ‘π pemegang saham menuntut manajemen meminta tingkat pengembalian yang
Assets Turn Over
lebih tinggi. Menurut Gamayuni (2012), total asset turn over (TATO) adalah rasio yang
Debt to Total Assets Ratio
menunjukkan kemampuan dana, yang Menurut Gibson (2013) debt to
dicerminkan pada kepemilikan asset, total assets adalah suatu penilaian
berputar dalam suatu periode tertentu kemampuan perusahaan untuk melunasi
atau dengan kata lain kemampuan modal hutang-hutangnya dibiayai dengan asset-
yang diinvestasikan dalam bentuk asset asset perusahaan. Perusahaan dianggap
menghasilkan penjualan. solvabel apabila perusahaan tersebut
Semakin besar perputaran asset memiliki asset (kekayaan) yang cukup
pengelolaan asset besar
mengindikasikan
perusahaan semakin efektif sehingga hutangnya.
untuk membayar
hutang-
dapat disimpulkan bahwa rasio ini Rasio ini berguna untuk membantu
menunjukkan bagaimana sumber daya untuk mengukur tingkat jaminan kreditor
telah dimanfaatkan secara optimal oleh dalam menilai kemampuan pelanggannya
perusahaan (Gunawan dan Wahyuni, dalam melunasi hutang jangka panjang
2014). Menurut Deitiana (2013) semakin dengan asset-asset perusahaan sebagai
rendah rasio TATO menjadi indikasi jaminannya. Semakin kecil rasio hutang
bahwa penjualan bersih lebih kecil akan semakin baik bagi perusahaan.
dibandingkan asset perusahaan dalam keadaan ini perusahaan beroperasi
πππ‘ππ πΏπππππππ‘πππ dengan memadai apabila dibandingkan π·π΄π =
πππ‘ππ π΄π π ππ‘π dengan kapasitas kemampuan asset perusahaan. Semakin tinggi rasio TATO
Debt to Equity Ratio
akan meningkatkan keefisienan investasi Menurut Gibson (2013) rasio ini juga
pada barang modal, sehingga akan menunjukkan pengaruh hutang terhadap
manajemen dapat membatasi pembelian pengelolaan ekuitas. Rasio ini berguna
asset baru. Semakin tinggi rasio ini maka untuk membantu untuk mengukur
akan semakin cepat pengembalian jaminan
piutang dalam bentuk kas. kemampuan
melunasi hutang jangka panjang. Asset Turn Over = Sales / Total Assets Semakin kecil rasio hutang akan semakin
baik bagi perusahaan.
Institutional Ownership
Didasarkan pada teori keagenan, πππ‘ππ πΏπππππππ‘πππ
perbedaan tujuan π·πΈπ = dan πβπππβπππππ πΈππ’ππ‘π¦
adanya
kepentingan antara agen dan pemegang saham dapat menimbulkan konflik.
Penyelesaian konflik
dianggap layak untuk dibayarkan oleh dibutuhkan suatu system dan mekanisme
kepentingan
calon investor jika suatu waktu yang bertujuan untuk melindungi
perusahaan akan dijual, indikator nilai kepentingan pemegang saham.
perusahaan adalah harga saham yang Kepemilikian institusi yang terdapat
diperjualbelikan di bursa efek (nilai pada
perusahaan adalah nilai saham ditambah perusahaan
perusahaan
memungkinkan
dengan nilai pasar utang). Nilai peningkatan pengawasan (monitoring)
untuk
mendorong
memberikan yang lebih efektif dan efisien atas kinerja
perusahaan
dapat
kemakmuran pemegang saham apabila agen perusahaan dan insiders, sehingga
harga saham meningkat.
dengan meningkatnya kinerja perusahaan Pratama dan Wirawati (2016) yang akan mendorong peningkatan nilai
mengutip Agustina (2012) menyatakan perusahaan,
nilai perusahaan merupakan hasil produk merupakan salah satu sarana yang
kepemilikan
saham
dari variabel-variabel pembentuk nilai digunakan untuk mengawasi kinerja
pasar yang sangat dipengaruhi oleh manajemen (Dewi, et al., 2014).
peluang investasi. Peluang investasi ini Kepemilikan institusi juga diharapkan
kemudian direspon positif oleh pasar dapat mencegah pemborosan yang
sehingga dapat meningkatkan nilai dilakukan management, sehingga dapat
perusahaan.
disimpulkan semakin besar porsi kepemilikan institusional diharapkan
Wibowo, et al. (2016) menggunakan akan
rasio Price to Book Value sebagai pengawasan atas kegiatan yang dilakukan
menyebabkan
keefektifan
indikator pengukuran nilai perusahaan, perusahaan
selain penelitian tersebut beberapa mengakibatkan peningkatan efisiensi
yang
kemudian
penelitian yang juga menggunakan PBV operasional
adalah Muvidha (2017), Samosir (2017), monitoring tersebut akan menyebabkan
perusahaan.
Tindakan
Ayuningrum (2016), Hamdiah (2017). pengurangan
memberikan informasi dihasilkan dari penggunaan tingkat
bagaimana investor hutang yang rendah guna mengantisipasi
mengenai
memandang performance perusahaan. terjadinya kebangkrutan perusahaan
ππππππ‘ ππππ’π (Dewi, et al., 2014). Berdasarkan hal-hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa π΅πππ ππππ’π
semakin tingginya tingkat kepemilikan Berdasarkan uraian di atas, maka institusi akan meningkatkan pengawasan
dapat dibuat model penelitian dibawah yang lebih besar dari pihak institusi
ini:
sehingga menekan perilaku oportunistik
Gambar 2
manajemen (perilaku
yang
Model Penelitian
mementingkan diri sendiri), yang pada akhirnya kinerja perusahaan semakin optimal.
Firm Value
Definisi nilai perusahaan sebagaimana yang dikutip oleh Fuad (2006),
merupakan harga jual perusahaan yang
Hipotesis Penelitian
sampai dengan 2016. Jumlah perusahaan H1a: Profitabilitas
yang masuk ke dalam index LQ45 signifikan
berpengaruh
sebanyak 26 perusahaan dan index KLCI perusahaan di Indonesia;
terhadap
nilai
sebanyak 25 perusahaan dengan total H1b: Profitabilitas
sampel sebesar 255 data sample. Analisis signifikan
berpengaruh
data dalam penelitian ini menggunakan perusahaan di Malaysia;
terhadap
nilai
SEM-PLS dengan bantuan software H2a: Kebijakan hutang berpengaruh
WarpPLS 6.0 sedangkan uji beda signifikan
multigroup analysis perusahaan di Indonesia;
dengan menggunakan software yang H2b: Kebijakan hutang berpengaruh
perusahaan di Malaysia;
HASIL DAN PEMBAHASAN
H3a: Kepemilikan
institutional
berpengaruh signifikan terhadap
Statistik Deskriptif
nilai perusahaan di Indonesia;
H3b: Kepemilikan Gambar 3 institutional
berpengaruh signifikan terhadap Rata-rata Variabel Penelitian Indonesia Malaysia
nilai perusahaan di Malaysia.
H4a: Kepemilikan
institusi
dapat
memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan di Indonesia;
H4b: Kepemilikan
institusi
dapat
memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan di Malaysia;
H5a: Kepemilikan
institusi
dapat
memoderasi pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan di Indonesia;
H5b: Kepemilikan
institusi
dapat
memoderasi pengaruh kebijakan Grafik di atas menunjukkan bahwa hutang terhadap nilai perusahaan di
perusahaan-perusahaan di Malaysia lebih Malaysia;
bandingkan dengan H6a: Terdapat perbedaan yang signifikan
profitable
di
Indonesia, tetapi sebagai implikasinya antara jalur profitabilitas di
Malaysia memiiki porsi kepemilikan Indonesia dan Malaysia;
hutang lebih tinggi, sesuai dengan prinsip H6b: Terdapat perbedaan yang signifikan
high risk-high return .Pada perekonomian antara
normal, penambahan hutang ini tentu Indonesia dan Malaysia;
menguntungkan bagi investor karena dengan modal yang sedikit, manajemen
METODE PENELITIAN
mendapat suntikan dana tambahan untuk meningkatkan dividend atau capital gain
Populasi dalam penelitian ini yang layak dibagikan kepada pemilik. adalah perusahaan-perusahaan yang
terdaftar berturut-turut pada indeks LQ45
maupun KLCI dengan tahun pengamatan
selama lima tahun dari tahun 2012
Uji Loading dan Cross Loading
Data penelitian di Indonesia Dari hasil loading dan cross
multikolinearitas loading yang disajikan pada tabel 2 dan
terdapat
problem
dengan nilai lebih dari 0.85. Guna tabel 3, diketahui indikator NPM dikedua
mengurangi hasil penelitian yang bias negara tidak memenuhi validitas
Peneliti memutuskan mengeluarkan konvergen (validitas kovergen kurang
variabel penyebab yaitu ROE (lihat tabel dari 0.40), maka proksi NPM harus
4), sehingga indikator profitabilitas di dihapuskan dari model penelitian.
Indonesia hanya diproksikan dengan ROA sedangkan di Malaysia tetap di
Tabel 2
proksikan dengan ROA dan ROE.
Loading Cross Loading Indonesia
Tabel 4 Estimated Correlations
Sumber : WarpPLS
Pengujian Dampak Variabel Kontrol
Tabel 5 Pengujian Variabel Kontrol
Sumber : WarpPLS (Data diolah) Tabel 3
Loading Cross Loading Malaysia
Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil yang didapatkan diketahui
bahwa variabel ukuran perusahaan (Total Assets) dan activity ratio (TATO) di kedua negara memiliki dampak terhadap model penelitian. Koefisien determinasi (R 2 ) di kedua
negara mengalami penurunan, dengan Malaysia yang mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar 9% pada R 2 , dibandingkan Indonesia yang hanya
mengalami penurunan sebesar 3%. Pada data penelitian Malaysia variabel kontrol memiliki dampak dalam hubungan
Sumber : WarpPLS (Data diolah)
profitabilitas terhadap nilai perusahaan profitabilitas terhadap nilai perusahaan
Tabel 6
signifikan positif
menjadi
tidak
Rekapitulasi Hasil Penelitian
berpengaruh serta berkolerasi negatif. Pada data penelitian Indonesia variabel
kontrol memiliki
dampak dalam
hubungan kepemilikan institusi terhadap nilai perusahaan yang sebelumnya tidak berpengaruh
menjadi
berpengaruh.
Penambahan variabel kontrol juga berdampak
pada
kemampuan
memoderasi dalam
hubungan
profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
Hasil Pengujian Model Penelitian
Hasil uji dengan menggunakan WarpPLS dapat dilihat pada gambar 4
Sumber : Data diolah
dan 5 serta tabel 6 berikut ini:
Hasil Uji Koefisien Determinan R2
Gambar 4
Hasil Penelitian Indonesia
R Square (R ) menunjukkan persentase pengaruh variabel eksogen atas variabel endogen. Semakin tinggi atau mendekati satu maka semakin baik variabel eksogen dalam menjelaskan variabel endogen dalam model penelitian yang di uji.
Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa R 2 atas hasil penelitian di
Indonesia dan Malaysia masing-masing sebesar 92% dan 80%. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa sebesar 92% dan 80%
nilai perusahaan dipengaruhi oleh profitabilitas dan
variabel
Gambar 5 Hasil Penelitian Malaysia
kebijakan hutang yang dimoderasi dengan kepemilikan institusi, sedangkan
sisanya sebesar 8% dan 20% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian.
Pengujian Hipotesis Pertama
Hasil pengujian di Indonesia diketahui bahwa profitabilitas memiliki p<0.01 dan b sebesar 0.66. Hal ini membuktikan bahwa profitabilitas yang diproksikan oleh ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sehingga hipotesis Di Malaysia hasil pengujian didapatkan
profitabilitas memiliki p=0.19 dan b
sebesar -0.08. Dapat disimpulkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh dan sebesar -0.08. Dapat disimpulkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh dan
Malaysia.
Hasil yang didapatkan pada data Indonesia sejalan dengan signaling
Pengujian Hipotesis Kedua
theory , perusahaan yang memiliki Berdasarkan hasil pengujian yang profitabilitas yang tinggi mengirimkan
dilakukan diketahui bahwa solvabilitas sinyal kepada pasar saham sehingga
dikedua negara memiliki p>0.05, pasar merespon positif atas kinerja
sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan, hal ini mengakibatkan nilai
indikator solvabilitas di kedua negara perusahaan
terbukti tidak berpengaruh terhadap nilai Muvidha
meningkat.
Menurut
Koefisien positif profitabilitas maka akan semakin tinggi
mengindikasikan bahwa perusahaan- peluang
masih memiliki sehingga semakin besar pula nilai
kemampuan dalam menyeimbangkan perusahaan, profitabilitas yang tinggi
manfaat dan biaya yang ditimbulkan dari menunjukkan prospek perusahaan di
hutang sehingga penambahan hutang masa depan baik, dan investor akan
cenderung menaikkan nilai perusahaan, memandang
namun pengaruhnya tidak signifikan. sebagai jaminan return yang tinggi ke
profitabilitas
tersebut
Sesuai dengan trade-off theory, depannya, hal tersebut menarik minat
penambahan hutang akan meningkatkan investor
nilai perusahaan dan juga meningkatkan permintaan saham yang pada akhirnya
sehingga
meningkatkan
risiko kebangkrutan apabila efek bunga akan meningkatkan nilai perusahaan.
(biaya) lebih besar dibanding manfaat Penelitian lainnya yang menunjukkan
penambahan deductible expense yang hasil yang serupa adalah penelitian
timbul akibat bunga. Hasil penelitian ini Mawati, et al. (2017), Hatem (2017),
sejalan dengan hasil penelitian Prasetia Pratama & Wirawati (2016), Prakoso
et,al (2016), Jusriani (2013), Siahaan (2016), Sucuahi dan Cambarihan (2016),
(2013), serta Wardani dan Hermuningsih Jusriani (2013), Hermuningsih (2013),
Sondakh, et al. (2012), Khairiyani, et al. (2016), Gamayuni (2012), serta Chen dan
Pengujian Hipotesis Ketiga
Chen (2011).
hasil pengujian Disisi lain, profitabilitas Malaysia
Berdasarkan
diketahui bahwa kepemilikan institusi di terbukti tidak mempengaruhi nilai
Indonesia memilki pengaruh terhadap perusahaan dan berdampak efek negatif,
nilai perusahaan (p=0.02), hal ini dapat artinya jika rasio profitabilitas yang
disimpulkan bahwa porsi kepemilikan dimiliki perusahaan meningkat maka
Indonesia terbukti nilai perusahaan akan mengalami
institusi
di
berpengaruh signifikan terhadap nilai penurunan yang signifikan. Hasil
perusahaan dan berefek positif. Koefisien penelitian ini didukung dengan temuan
positif mengindikasikan bahwa adanya Lestari et,al. (2016), Irayanti dan Tumbel
porsi kepemilikan institusi terbukti dapat (2014), Munawaroh dan Priyadi (2014),
pengawasan yang dan Karaca (2012) yang menemukan
meningkatkan
berimbas pada peningkatan kinerja pengaruh
perusahaan yang pada akhirnya akan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
nilai perusahaan, Dapat
meningkatkan
walaupun pengaruhnya tidak signifikan. profitabilitas
Temuan ini sejalan dengan agency meningkatkan nilai perusahaan pada
belum
mampu
theory yang menyatakan bahwa agency cost akan rendah pada perusahaan yang theory yang menyatakan bahwa agency cost akan rendah pada perusahaan yang
sehingga pengaruh dalam pengurangan penurunan agency problem, penurunan
sehingga
mengakibatkan
agency problem pun menjadi tidak tersebut berimbas pada peningkatan
Banyaknya perusahaan kinerja insiders yang akhirnya akan
signifikan.
menjadi penyebab meningkatkan nilai perusahaan, hal ini
keluarga
juga
pengawasan terhadap kinerja perusahaan disebabkan oleh semakin menyatunya
menjadi tidak independen sehingga kepentingan agen dan kepentingan
fungsi pengawasan menjadi tidak efektif. pemilik. Hasil penelitian di Indonesia
Nugrahanti (2014), sejalan dengan hasil penelitian Muvidha
Dewi
dan
menyatakan bahwa kegagalan institusi (2017),
dalam melakukan pengawasan terhadap Ayuningrum (2016), Khairiyani et,al.
Wibowo
et,al
perilaku agen terjadi karena tingginya (2016), Yusrianti (2016). Menurut
asimetri informasi antara institusi dan Muvidha
manajer, investor tidak sepenuhnya institusional yang tinggi akan memicu
kepemilikan
mendapatkan informasi yang dimiliki agen melakukan tugasnya dengan efektif
oleh manajer, sehingga agency problem dan efisien, sehingga pelaku agen akan
tidak dapat dihindari. menfokuskan perhatian terhadap kinerja perusahaan yang kemudian akan
Pengujian Hipotesis Keempat
mengurangi perilaku oportunistik atau
hasil penelitian, perilaku yang mementingkan kepentigan
Berdasarkan
variabel profitabilitas terhadap nilai agen dengan demikian manager selaku
perusahaan dengan kepemilikan institusi agen akan selalu menunjukkan kinerja
sebagai pemoderasi memiliki nilai p yang baik dihadapan institusi sebagai
value 0.28 serta b=-0.05, sehingga dapat wakil dari pemegang saham yang
disimpulkan bahwa kepemilikan institusi akhirnya akan meningkatkan nilai
justru melemahkan serta tidak dapat perusahaan.
pengaruh hubungan Sebaliknya di Malaysia, porsi
memoderasi
profitabilitas terhadap nilai perusahaan, kepemilikan institusi terbukti tidak
dengan kata lain tipe moderasi yang berpengaruh signifikan terhadap nilai
dimiliki Indonesia adalah tipe predictor perusahaan serta memiliki korelasi
moderator. Peningkatan profitabilitas negatif.
dengan diiringi peningkatan porsi mengindikasikan bahwa walaupun porsi
Koefisien
negatif
institusi menyebabkan kepemilikan institusi di Malaysia tinggi,
kepemilikan
penurunan nilai perusahaan, namun tidak namun institusi tersebut gagal melakukan
signifikan. Hal tersebut mengindikasikan fungsi pengawasan sehingga tidak
bahwa mayoritas perusahaan publik di berpengaruh pada peningkatan kinerja
Indonesia memiliki porsi kepemilikan perusahaan.
institusi yang tidak merata, sehingga Bukti empiris ini tidak sejalan
kepemilikan institusi dengan agency theory yang menyatakan
keberadaan
bukanlah hal yang menjadi konsen bagi bahwa struktur kepemilikan yang tinggi
mengapresiasi dapat menurunkan agency problem. Hasil
investor
dalam
perusahaan. Temuan ini tidak sejalan pengujian ini sejalan dengan temuan dari
dengan temuan Pratama dan Wirawati Wibowo et,al. (2016), Thalib dan
(2016) dan Putra (2013), yang Miftahurrohman (2014), Jusriani (2013),
menemukan bahwa kepemilikan institusi Dewi
memoderasi pengaruh Berdasarkan penelitian dari Thalib dan
dan Nugrahanti
mampu
profitabilitas dengan nilai perusahaan. Miftahurrohman (2014) karakteristik
Hasil sebaliknya, kepemilikan perusahaan-perusahaan publik umumnya
institusi di Malaysia didapatkan hasil institusi di Malaysia didapatkan hasil
tingkat hutang apabila diiringi dengan terbukti dapat memoderasi pengaruh
porsi institusi akan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
peningkatan
meningkatkan nilai perusahaan. Tipe moderasi yang terjadi merupakan
Di Indonesia dampak moderasi pure moderation (moderasi sempurna).
kepemilikan institusi atas pengaruh Koefisien
terhadap nilai mengindikasikan bahwa kemampuan
perusahaan memiliki koefisien positif. kepemilikan institusi dalam memoderasi
Koefisien positif mengindikasikan bahwa pengaruh profitabilitas terhadap nilai
kepemilikan institusi perusahaan
pengaruh
pengaruh solvabilitas pengaruh. Peningkatan profitabilitas
terhadap nilai perusahaan, namun diiringi dengan peningkatan porsi
tidak signifikan. kepemilikan menyebabkan penurunan
pengaruhnya
Peningkatan solvabilitas dengan diiringi permintaan saham yang akhirnya akan
peningkatan porsi kepemilikan institusi menurunkan
peningkatan nilai Peningkatan profitabilitas yang ada
perusahaan. Hasil tersebut disebabkan diiringi dengan tingginya asimetri
oleh beragamnya porsi kepemilikan di informasi di Malaysia menyebabkan
mayoritas tidak tingginya agency problem sehingga
Indonesia
yang
disebabkan banyaknya institusi gagal melakukan pengawasan,
independen
jumlah perusahaan keluarga, sehingga peningkatan
fungsi pengawasan atas penggunaaan peningkatan agency problem kemudian
agency
cost akibat
hutang pun menjadi tidak efektif, menggiring penurunan harga saham
sehingga keberadaan porsi kepemilikan sehingga menurunkan nilai perusahaan.
bukan lagi hal yang menjadi poin yang Hal tersebut sesuai dengan agency theory
menjadi perhatian bagi investor dalam yang menyatakan bahwa peningkatan
mengapresiasi nilai perusahaan, yang agency
mempengaruhi peningkatan agency cost. Hasil temuan
problem akan menyebabkan
akibatnya
tidak
permintaan saham serta nilai perusahaan. sejalan dengan bukti empiris dari
Di Malaysia efek moderasi Pratama dan Wirawati (2016) dan Putra
kepemilikan institusi atas pengaruh (2013) yang menemukan hubungan
terhadap nilai signifikan negatif atas kemampuan
kebijakan
hutang
perusahaan memiliki koefisien negatif. struktur kepemilikan dalam memoderasi
mengindikasikan pengaruh profitabilitas terhadap nilai
Koefisien
negatif
bahwa pengaruh kepemilikan institusi perusahaan.
memperlemah pengaruh solvabilitas terhadap nilai perusahaan, namun
Pengujian Hipotesis Kelima
tidak signifikan. Berdasarkan
kemampuannya
Peningkatan solvabilitas dengan diiringi variabel solvabilitas terhadap nilai
hasil
penelitian,
peningkatan porsi kepemilikan institusi perusahaan dengan kepemilikan institusi
justru menyebabkan penurunan nilai sebagai pemoderasi terbukti di kedua
Tingginya penggunaan negara tidak mampu memoderasi
perusahaan.
hutang diiringi dengan peningkatan pengaruh solvabilitas terhadap nilai
pengawasan dari institusi belum mampu perusahaan. Tipe
risiko kebangkrutan terbentuk di Indonesia adalah predictor
perusahaan hal ini kemudian akan moderator , sedangkan di Malaysia
menurunkan nilai perusahaan. homologizer moderator . Temuan ini tidak sejalan dengan temuan Suta et,al
Pengujian Hipotesis Keenam
signifikan terhadap nilai perusahaan di Indonesia, sedangkan di Malaysia
Profitabilitas Terhadap
Nilai
menunjukkan kepemilikan institusi
Perusahaan
tidak berpengaruh terhadap nilai Berdasarkan
hasil uji
beda
perusahaan.
diketahui bahwa t-hitung > t-tabel atau
4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 6.4430 > 1.96, p value 0.00 < 0.05, dapat
kepemilikan institusi tidak mampu disimpulkan terdapat perbedaan pengaruh
memoderasi pengaruh profitabilitas yang signifikan atas pengaruh jalur
perusahaan di profitabilitas dengan nilai perusahaan.
terhadap
nilai
Indonesia, dengan tipe moderasi Perbedaan tersebut dapat terbukti dari
predictor moderator , tingginya perbedaan koefisien antara
adalah
sedangkan di Malaysia menunjukkan Indonesia (0.66) dengan Malaysia (-
institusi mampu 0.08), perbedaan tersebut disebabkan
kepemilikan
memoderasi pengaruh profitabilitas oleh perbedaan data kepemilikan
terhadap nilai perusahaan, dengan tipe Indonesia dan Malaysia.
moderasi adalah pure moderator.
5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Solvabilitas Terhadap
Nilai
kepemilikan institusi tidak mampu
Perusahaan
memoderasi pengaruh solvabilitas Berdasarkan
terhadap nilai perusahaan dikedua diketahui bahwa t-hitung < t-tabel atau -
hasil uji
beda
negara. Tipe moderasi yang terbentuk 0.6525 < 1.96, p value 0.2573 > 0.05,
Indonesia adalah predictor dapat disimpulkan bahwa pada jalur
di
moderator , sedangkan di Malaysia solvabilitas, tidak ditemukan perbedaan
tipe moderasi yang terbentuk adalah yang signifikan atas pengaruh jalur
homologizermoderator . solvabilitas dengan nilai perusahaan.
6. Berdasarkan uji beda yang telah Hasil tersebut terbukti dari koefisien
dilakukan dapat disimpulkan bahwa (pengaruh) antara Indonesia (0.04)
terdapat perbedaan yang signifikan dengan Malaysia (0.12) yang tidak
pengaruh jalur profitabilitas di kedua berbeda jauh.
negara. Sebaliknya di Malaysia tidak ditemukan perbedaan pengaruh jalur
SIMPULAN
solvabilitas di kedua negara. Berdasarkan hasil penelitian, maka
KETERBATASAN
dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut:
ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat
Penelitian
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diajukan sebagai acuan untuk penelitian
profitabilitas berpengaruh signifikan selanjutnya, antara lain: terhadap
terpenuhinya composite menunjukkan profitabilitas
Indonesia, sedangkan di Malaysia
1. Tidak
reliability pada NPM di Indonesia, berpengaruh
tidak
maka Peneliti menghapus variabel perusahaan.
terhadap
nilai
tersebut dari model penelitian.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
2. Peneliti tidak dapat menghilangkan solvabilitas
efek multikolinearitas yang ada pada terhadap nilai perusahaan dikedua
tidak
berpengaruh
Indonesia, sehingga negara.
ROE
di
profitabilitas di Indonesia hanya
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diproksikan dengan ROA.
kepemilikan institusi berpengaruh
SARAN
Efek Indonesia. Jurnal ACSY, 5(2), 1-8.
Adapun saran yang dapat dijadikan Bank Indonesia. Indonesia Economic
bahan pertimbangan bagi penelitian Report 2015. < www.bi.go.id>.
selanjutnya, diantaranya:
1. Mengembangkan penelitian lebih ____________. Indonesia Economic lanjut dengan penambahan variabel-
Report 2016. < www.bi.go.id>. variabel lain yang mempengaruhi nilai
perusahaan seperti
Bank Negara Malaysia. Exchange Rate. managerial, Total Asset Turnover dan
kepemilikan
< http://www.bnm.gov.my/index.ph lain-lain.
p?ch=statistic >
2. Memperluas sample perusahaan tidak hanya perusahaan yang masuk
Besley, S and Brigham, E.F. (2013). kedalam TOP Indeks.
Principles of Finance . USA: South-
3. Memperluas tahun penelitian lebih Western Cengage Learning. dari lima tahun.
Brealey, et.al. (2015). Fundamental of
Corporate Finance 8 th Edition. USA: Mc Graw Hill Education.
DAFTAR PUSTAKA
Abi, Fransiskus Paulus. (2016). Semakin
Dekat dengan Pasar Modal Brigham dan Ehrhardt. (2011). Financial Indonesia .
Yogyakarta:
Management:Theory& Practice.
DeePublish. Edisike 13 . USA: South-Western Cengage Learning.
th
Adnantara, K. F. (2013). Pengaruh
Houston. (2017). Corporate Social Responsibility
Struktur Kepemilikan Saham dan
Brigham
dan
of Financial pada Nilai Perusahaan. Buletin th Management. Edisike 9 . USA:
Fundamentals
Studi Ekonomi. 18 (2), 107-113. South-Western Cengage Learning.
Agustini, R. M. (2017). Dampak Bursa Malaysia Berhad. Annual Report Implementasi Rgec Terhadap Nilai
Laporan Keuangan . Perusahaan Yang Go Public Di
dan
< www.BursaMalaysia.com>. Bursa Efek Indonesia. Kinerja,
19 (2), 128-140. Chen, L. J., & Chen, S. Y. (2011). The influence of profitability on firm Amalya, Neneng Tita. (2015). Pengaruh
value with capital structure as the Return on Asset, Retun on Equity,
mediator and firm size and industry Net Profit Margin, dan Debt to
moderators. Investment Equity Ratio Terhadap Harga
as
and Financial Saham .
Management
Innovations , 8(3), 121-129. Pancasila. Tesis.T 217-A.
Library
Universitas
Cuong, N. T. (2016). Threshold effect of Ayuningrum, N. (2017). Analisis
capital structure on firm value: Pengaruh
Evidence from seafood processing Struktur Kepemilikan Terhadap
Profitabilitas
Dan
enterprises in the South Central Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
region of Vietnam. International Bums Yang Terdaftar Di Bursa
Journal of Finance & Banking Studies (2147-4486) , 3(3), 14-29.
Dang, C., Li, Z. F., & Yang, C. (2018). Gunawan, A., & Wahyuni, S. F. (2014). Measuring firm size in empirical
Pengaruh rasio keuangan terhadap corporate finance. Journal of
pertumbuhan laba pada perusahaan Banking & Finance , 86, 159-176.
perdagangan di indonesia. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis ,
Deitiana, T. (2013). Pengaruh Current
Ratio, Return on Equity dan Total Asset Turn Over Terhadap
C. (2017). Pengaruh Devidend Payout Ratio dan
Hamdiah,
Kepemilikan Institusional Dan Implikasi pada Harga Saham
Kualitas Laba Terhadap Nilai Perusahaan LQ 45. Jurnal Bisnis
Pada Perusahaan dan Akuntansi , 15(1), 82-88.
Perusahaan
Transportasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Dewi, A. S. M., & Wirajaya, A. (2013).
Manajemen dan Pengaruh
Ekonomi
Akuntansi (JEMSI) , 1(1). profitabilitas
perusahaan pada nilai perusahaan. Hatem, B. S. (2017). A Study of A E-Jurnal Akuntansi , 358-372.
Causality Relationship between Profitability and Firm Value: A
Dewi, L. C., & Nugrahanti, Y. W. Comparison between European (2017).
Countries. International Finance Kepemilikan dan Dewan Komisaris
Pengaruh
Struktur
and Banking , 4(1), 108. Independen
terhadap
Nilai
Perusahaan (Studi pada Perusahaan Hoque, J., Hossain, A., & Hossain, K. Industri Barang Konsumsi di Bei
(2014). Impact of Capital Structure Tahun 2011Γ’β¬β2013). Kinerja,
Policy on Value of the Firm βA
18 (1), 64-80. Study on Some Selected Corporate Manufacturing Firms Under Dhaka
Dini, A. W., & Indarti, I. (2012).
Exchange. Ecoforum Pengaruh Net Profit Margin
Stock
Journal , 3(2), 9. (NPM), Return On Assets (ROA) Dan Return On Equity (ROE)
Sabil. (2015). Terhadap Harga Saham Yang
Hussein,
Ananda
Penelitian Bisnis dan Manajemen Terdaftar Dalam Indeks Emiten
Partial Least LQ45 Tahun 2008 β2010. Jurnal
Menggunakan
Squares (PLS) dengan SmartPLS Kajian Akuntansi dan Bisnis , 1(1).
3.0 . Malang:Universitas Brawijaya.
Fuad, et,al,. (2006). Pengantar Bisnis. I3investor. Laporan Keuangan dan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tahunan . < https://klse.i3investor.com >
Gamayuni, R. R. (2014). Relevansi Kinerja Keuangan, Kualitas Laba,
Ikatan Akuntan Indonesia. (2013). Intangible Asset, dengan Nilai
Standar Akuntansi Keuangan . Perusahaan. Trikonomika Journal,
PSAK. Jakarta:Salemba Empat.
11 (2), 119-136.
Gibson. (2013). Financial Reporting
Analysis th 13 edition . South
Western:Cengage Learning
Indonesian Stock Exchange. Laporan Khairiyani, Herawaty Netty et al. (2016). Keuangan
Pengaruh Struktur Kepemilikan <http://www.idx.co.id/id-
dan
Tahunan .
dan Struktur Pengelolaan Terhadap id/beranda/perusahaantercatat/lapor
Keuangan Serta ankeuangandantahunan.aspx>
Kinerja
Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan LQ45 ____________________.
Implikasinya
Di Bursa Efek Indonesia Tahun Kinerja Perusahaan Tercatat .
Ringkasan
2012-2014. Library Universitas <http://www.idx.co.id/id-
Mercubuana .
id/beranda/publikasi/ringkasankiner < http://digilib.mercubuana.ac.id/pr ringkasankinerjaperu.aspx>
oseding1.php?id=22185&NIM= >.
Irayanti, D., & Tumbel, A. L. (2014). Kraft, H. (2004). Optimal Portfolios with Analisis
Stochastic Interest Rates. In Pengaruhnya
Kinerja
Keuangan
Optimal Portfolios with Stochastic Perusahaan pada Industri Makanan
terhadap
Nilai
Interest Rates and Defaultable dan Minuman di BEI. Jurnal
Assets (pp. 21-69). Springer, EMBA: Jurnal Riset Ekonomi,
Berlin, Heidelberg. Manajemen, Bisnis dan Akuntansi ,