Khutbah Ied 2016-1.docx
IBADAH QURBAN DAN SEMANGAT MEBANGUN CITA IDEAL KEMANUSIAAN Khutbah Ied al-Adha, 1437 H. Di Kantor BPK RI
هتاكربو هللا ةمحرو مكيلع امللا
هللللا ، ربللكأ هللللا ، ربللكأ هللللا ، ربكأ هللا ، ربكأ هللا ، ربكأ هللا ، ربكأ هللا ، ربكأ هللا ، ربكأ هللا
,, ,
هدللحو هللللا إ هلللإ ميللصأو ةرللكب هللللا ناحبللسو اريلثك هلللل دللمحلاو اريبك ربكأ هللا ربكأ
, , , ,هالليإ إ دللبعن و هللا إ هلإ هدحو نازححا ازهو هدنج زعأو هدبع رصنو هدعو قدص
, , نورفاكلا هرك ولو نيدلا هل نيصلخم
ربكأ هللا ، تانلحلا يف ديزو نوبلملا ىبل املكو ، تاقيملا نم جاجحلا ارحأ ام ددع ربكأ هللا
تيبلاب نوفئاطلا فاط ام ددع ربكأ هللا ، تافرعو ةفلدزمو ًىنمو ةكم جاجحلا لخد ام ددع
ربكأ هللاو ، تارملا نم ةورملاو افصلا نيب ىعس نم ددع ربكأ هللا ، تامرحلا اومظعو اارحلا
.تايربلا نرل ًاميظعت سوؤرلا اوقلح ام ددع مهتاقوأ نادزتل تاريخلا مساوم مهل عباتو ، رليو ةدابعلا قرط هدابعل لهس يذلا هلل دمحلا
دمحلا ، رثكأو كلذ نم مظعأ دمحلا هلو ، رهطملا هتيب جاجح ددع هلل دمحلا ، رمعتو تاعاطلاب
، ردقت يتلا هئ آ ىلع هل ركشلاو ، رصحت يتلا همعن ىلع هلل
دللعوتو ، ركللش نمل ةداليزلاب نذأللتو ، رللهقف كللم ، هللل كيرلش هدلحو هلللا إ هلللإ نأ دهشأو
، ردقم هدنع ءيش لكو ريبدتلاو قلخلاب درفت ، رفكو دحج نم ناذعلابربخملاو رهظملا رهاط ، رهزحا نيبجلاو ، رونحا هجولا بحاص هلوسرو هدبع ًادمحم نأ دهشأو
، رمتعاو جحو ااصو ىكزو ىلص نم لضفأو ، رذنأو رشبو هللا ىلإ اعد نم حصنأو ،. . .
رثكأو ًاديدم ًاميللت ملسو هباحصاو هلآ ىلعو هيلع هللا ىلص : :
هرللماوأ اومزتلللاو ،هادهو همعن ىلع هوركشاو ،هاوقت قح هللا اوقتا دعب امأ
َنْونِمْؤ ُملا اَهُّيَأ ايف : ( : .ةبوتلا ىَلاعت َلاق هاضر اولانت هيهاونو َنيِقِدا َّللصلا َعللَم اوُنوُكَو َهَّللا اوُقَّتا اوُنَمآ َني ِذَّلا اَهُّيَأ اَي
.] 119 « : او ُّح َللض َلاللَق َمَّل َللسَو ِهللْيَلَع ُهللَّللا ىَّل َللص ِهللَّللا َلو ُللسَر نأ اَهْنَع ُهَّللا َي ِضَر ُة َشِئاَع ُةديللا تور دقف
اَهُفو ُصَو اَهُث ْرَفَو اَهُمَد َناَك َّ ِإ ،ِةَلْبِقْلا ىَلِإ ُهَتّي ِح َض ُه ِّجوُي ٍمِل ْلُم ْنِم َسْيَل ُهَّنِإَف ، ْم ُك َلُفْنَأ اَهِب اوُبِّي َطَو
» « : »لوللقي ناللكو اريللثك اور َجؤللت ميلق اوللقِفنأ ِةللَماَيِقْلا َاْوللَي ِهللِناَزيِم يِف ٍتاَر َض ْحلللُم ٍتاَن َللل َح .
هفنصم يف قازرلا دبع هجرخأ ،ثيدحلا
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahi al-Hamdu Hadirin jama
’ah ied yang berbahagia, Idealitas kita sebagai manusia muslim diukur dengan seberapa besar kita bisa mengidentifikasikan diri kita dengan Tuhan Allah, karena Allah adalah zat Yang Paling Sempurna. Dia Maha Rahman, yakni mengasihi semua makhlukNya, termasuk makhluk yang membencinya, atau bahkan mengingakariNya. Dan Allah telah mengajari Muhammad agar bisa seperti Dia, ketika beliau hijrah ke Thaif, karena diusir dan diboikot oleh masyarakat Mekah, akan tetapi, setibanya di Thaif, beliau dilempari batu oleh penduduk Thaif atas perintah penguasa mekah, sampai kaki beliau berdarah terkena lemparan batu, beliau hanya berkata, Ya Allah ampunilah umat ku ini, mereka belum faham tentang saya dan ajaran yang saya bawa untuk mereka. Ini adalah pribadi yanag luar biasa, yang harus kita teladani. Demikian pula, bahwa Allah itu, Maha Suci, yakni suci dari sifat-sifat kemanusiaan, tidak pernah melakukan kesalahan, termasuk terhadap janji dan komitemennya sendiri, dan Allah juga Maha Suci dari sifat-sifat kemanusiaan, seperti suci dari cinta terhadap dunia suci dari lupa, suci dari berbagai kekurangan yang ada pada manusia. Semakin seseorang memiliki atribut-atribut Tuhan dalam dirinya, dan semakin seseorang memperlihatkan sikap dan tindakan yang merefleksikan asma al husna, maka akan semakin dekat dengan Tuhan, dan semakin besar peluang untuk memperoleh ridha dan kasih sayangNya. Ied al-Adha dan berbagai ubudiyah yang mengitarinya ini merupakan agenda Allah untuk mempersiapkan untuk umat Islam, agar memiliki kesempatan setiap tahun untuk terus meningkatkan kesucian diri, dalam rangka semakin dekat dengan Tuhan Zat Yang Maha Suci, sebagaimana juga umat Islam memiliki ied al-Fithri, yang memfasilitasi umat Islam untuk semakin mensucikan diri dari berbagai dosa dan kesalahan, agar semakin dekat dengan Tuhan.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahi al-Hamdu Hadirin jama ’ah ied yang berbahagia, Manusia, sebagaimana dijelaskan oleh al-Halaj seorang sufi zaman klasik, yang mengembangkan tasawuf penyatuan manusia dengan Tuhan, memiliki dua unsur penting yakni unsur nasut (kemanusiaan) yang berasal dari bumi ini, dan unsur lahut (keTuhanan) yang berasal dari Tuhan. Unsur nasut berbentuk fisik terdiri dari sel-sel tubuh yang dihasilkan dari proses mekanisme tubuh mengolah makanan yang berasal dari bumi ini. Oleh sebab itu, kehidupan tubuh ini sangat bergantung pada alam raya ini, baik untuk mengganti sel yang rusak atau mengembangkan sel-sel baru di masa pertumbuhan. Kebutuhan akan alam raya ini, terus meningkat seiring dengan peningkatan kehidupan setiap orang, dari kebutuhan yang sangat pokok, kebutuhan tambahan dan kebutuhan untuk kemewahan. Ketergantungan setiap porang pada dunia ini, bisa menyebabkan mereka lupa akan fungsi utamanya, sehingga menyebabkan ketergantungan dan kecintaan pada kehidupan dunia, sehingga norma-norma agama dilanggar, karena agama menjadi penghalang akan pemenuhan kecintaannya. Itulah awal ketersesatan manusia karena kecintaannya pada kehidupan dunia ini, yang telah membawanya, tidak saja lupa pada Tuhan, tapi juga dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap aturan-aturan Tuhan yang membatasinya. Pada level ini, manusia sudah sama dengan binatang, yang hanya fokus untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, dan bahkan Allah mengatakan, manusia bisa lebih sesat dari binatang, karena kalau binatang memakan harta yang bukan haknya, sekedar kenyang, kalau manusia, bukan hanya kenyang, tapi juga untuk disimpan. Itulah dorongan unsur nasut yang ada pada setiap manusia, yang pada tingkat ini sudah sangat membahayakan jika tidak dikendalikan. Pengendali dorongan unsur nasut (kemanusiaan) adalah unsur lahut
(keTuhanan), yang dibawa oleh ruh. Unsur ini akan terus mengendalikan jiwa
untuk terus menuju Tuhan dan semakin dekat dengan Tuhan, sambil terus mengendalikan dorongan-dorongan negatif nasut agar tidak terbawa arus nafsu dunia, dan kembali pada jalan Tuhan. Kekuatan lahut ini bisa terus dipertahankan dan diperkuat dengan memperbanyak zikir pada Allah, setiap sehabis shalat fardhu luangkan waktu 10-15 menit untuk mengingat Allah sambil memberi nutrisi pada unsur lahut ini, sehingga tetap memiliki power untuk mengendalikan nasut. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahi al-Hamdu
Hadirin jama ’ah ied yang berbahagia, Hari ini, kita umat Islam diajak oleh Allah untuk kembali mendekat kepadaNya, setelah kurang lebih dua/tiga bulan lalu kita dilatih oleh Dia untuk membersihkan diri dari berbagai kesalahan yang mungkin dilakukan dalam beberapa bulan lalu, apakah karena kelalaian dalam pelaksanaan ibadah-ibadah wajib, atau mungkin kelalaian karena melakukan pelanggaran berbagai larangan agama, dan salah satunya Allah memerintahkan kita secara khusus untuk
muhasabah. Muhasabah adalah mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang
mungkin dilakukan, salah satunya dalam pelaksanaan profesi kita. Mereka yang bekerja sebagai pebisnis umpamanya, ada kah dari keuntungan yang diperolehnya itu dengan cara membohongi orang lain, menipu orang lain, atau melakukan manipulasi administratif. Kendati dari hasil audit, semuanya bisa
clear dan clean, tapi hati kita tidak bisa berbohong, bahwa dari sekian profesi
kita yang dijalani dalam rentang waktu sepuluh, dua puluh atau tiga puluh tahun ini, mungkin ada yang tidak clear. Allah perintahkan evaluasi. kalau hasil evaluasinya, ternyata ada yang tidak benar, pisahkan dan keluarkan. Allah hanya memerintahkan pada kita untuk keluarkaan, dan mintalah ampun kepadaNya. Demikian pula, jika ada hak orang lain yang tidak terhitung oleh kita, dan tidak dikeluarkan sebagai zakat profesi kita, Allah perintahkan untuk dieksekusi di akhir ramadhan melalui zakat fitrah. Dengan demikian, ramadhan adalah proses kita membersihkan diri dari berbagai kesalahan dan kealfaan dalam rangka mendekat pada Zat Yang maha Bersih, maha Suci. Semakin suci diri kita, maka semakin besar peluang untuk berada di sisiNya. Dan saat itulah, kebahagiaan akan tiba, perasaan nyaman, tenang, dan tentram akan menyertai kehidupan kita.
Bersamaan dengan itu, potensi manusia untuk mencintai dunia dan lebih mementingkan dunia ini sangat besar, karena 24 jam hidupnya dengan dunia.
Sejak sarapan pagi dengan apa ?, ke kantor naik apa, di kantor menggunakan kantor semewah apa ?, makan siang di mana dengan siapa dan dengan apa ? sampai tidur di kamaar semewah apa ?
… semua berupa kesenangan dunia, dan setiap detik setiap kita digoda untuk mencintai dunia. Begitu hebat nutrisi nasut yang bisa membuat sangat powerful mempengaruhi setiap detik waktu kita. Peluang kita untuk sangat mencintai dunia sangat besar. Dari yang paling sederhana saja, karena ada meeting yang sangat penting, maka shalat zuhur kita tunda sampai akhir waktu.. Bukankah ini masih ada dalam tradisi kita ? bukankah ini sikap lebih mementingkan dunia daripada Tuhan ? lalu, instrumen audit kejujuran kita masih menggunakan pendekatan adminsitratif berupa perencanaan dan berbagai hukti pelaksanaan sesuai dengan perencanaan. Belum menyentuh aspek honesty audit atau integrity audit, sehingga begitu Allah memerintahkan muhasabah di bulan ramadhan, sebahagian kita masih merasa, memang, masih ada uang dalam tabungan kita yang belum jelas kehalalannya, padahal pemeriksaan sudah close, dan kita sudah termasuk pejabat yang clean and clear. Untuk itulah, di bulan Zul Hijjah ini, Allah mensyari
’atkan pada kita sebuah ibadah yang memiliki misi khusus untuk pensucian jiwa, yakni
udhhiyah.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahi al-Hamdu Hadirin jama
’ah ied yang berbahagia, Udhiyah adalah penyembelihan binatang (Sapi atau kambing) segera setelah shalat ied di waktu dhuha, untuk mendekatkan diri kepada Allah. Oleh karena itu pula lah, udhiyah sering disebut dengan ibadah qurban, yakni ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Pertanyaan mendasarnya adalah, bagaimana mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan penyembelihan hewan ? mari kita jauhkan dengan tradisi keagamaan di luar Islam, yang melakukan penyembahan tuhan dengan menyajikan makanan untuk Tuhan. Allah tegas menyatakan, “Allah tidak meminta dagingnya, atau darahnya, tapi meminta ketaqwaaannya ” (Surah al-Haj ayat ke-37). Lalu siapa dan kategori apa yang diseru dengan udhiyah ini. Allah menegaskan dalam surah al-Kautsar, yang berbunyi:
ُرَتْبَ ْلا َوُه َكَئِناَش َنِإ،ْرَحْناَو َكِبَرِل ِلَصَف،َرَثْوَكْلا َكاَنْيَطْعَأ اَنِإ
(Saya sudah memberimua nikmat yang sangat banyak, maka dari itu shalatlah, dan sembelihlah qurban, orang-orang yang membencimu itulah yang terputus). Allah menyeru kita semua yang berpendapatan baik, yakni orang-orang yang diberi kenikmatan yang sangat banyak. Kita yang berpendapatan lebih dari kebutuhan belanja dasar. Kita yang berpeluang membeli kebutuhan sekunder dan kebutuhan kemewahan. Kita yang sangat potensial untuk bisa mencintai dunia, dan mencintai harta, dan kita yang sangat berpeluang untuk bisa lalai dengan Tuhan karena posisi kita yang baik, penghasilan kita yang baik, dan pengaruh kita yang sangat baik. Kesenangan dunia dengan kedekatan pada Allah berbanding terbalik. Semakin dekat dan cinta pada dunia, pada posisi dan jabatan, pada harta dan kekayaan, maka akan semakin jauh dengan Tuhan. Dan semakin dekat dengan Tuhan akan semakin jauh dari kecintaan pada dunia. Biarkan dunia mendekati kita, tapi kita tidak boleh terpesona dengan keindahan- keindahannya, hanya untuk melupakan Tuhan. Mari kita sembelih kecintaan pada dunia pada hari ini, dan kembali pada kecintaan pada Tuhan. Mari kita selalu membaca surat-surah Allah pada kita, mari kita terus sebut nama Allah dalam setiap waktu shalat kita, sehingga jiwa kita senantiasa diisi oleh cahaya Ilahy. Mari kita tingkatkan kesucian diri kita dari kecintaan pada dunia, sehingga akan semakin dekat jarak kita dengan Tuhan. Dan di saat itulah
happiness kebahaagiaan akan tiba, kita akan senantiasa nyaman, tenang, tentram
dan lepas dari berbagai kegelisahan. Jabatan hanyalah sebuah amanah, jabatan bukan segalanya untuk kita, kekayaan yang kita miliki hanyalah amanah, tidak ada satu rupiah pun yang akan dibawa ketika pulang menghadap Ilahy. Kita pulang membawa bekal, apa yang sudah kita lakukan di dunia ini. Kita akan membawa bekal banyak jika kita sudah beribadah dengan baik, dan bershadaqah dengan baik, mempersembahkan hewan qurban untuk disembelih sambil menyembelih kecitaan dunia kita, kita juga melaksakan amanah Allah untuk memberi mereka orang-orang miskin, saudara-saudara kita yang memerlukan menu sajian makanan yang baik. dan mari songsong hidup kita esok hari dengan sinar Ilahy yang lebih cerah, secerah waktu dhuha, waktu penyembelihan hewan qurban kita.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahi al-Hamdu Hadirin jama
’ah ied yang berbahagia, Mari kita akhiri ibadah shalat ied kita pada hari ini, seraya berdoa kepada Allah SWT., mudah-mudahan kita menjadi makhluk-makhlukNya, yang akan senantiasa memperoleh sinar terang nur Ilahy dalam hidup ini. Mudah-mudahan dalam sisa umur yang akan dijalani besok, kita akan selalu berada dalam jalan yang semakin mendekatkan diri kita dengan Tuhan. Mudah-mudahan kita bisa dijauhkan dari godaan-godaan dunia yang akan menjauhkan kita dari kecintaan Allah pada kita, sehingga kita bias memperoleh impian kita sebagai manusia yang memperoleh kebahagiaan, di dunia kini dan di akhirat nanti..Amiiin
لص نهللا اميلست اوملسو هيلع اولص اونمآ نيذلا اهيآاي يبنلا ىلع نولصي هتكائمو ل نا رفغا مهللآ .. نيملاعلا بر اي نيمآ .. نيعمجآ هباحصاو هلآ يلعو دمحم يلع كرابو ملسو
بيجم بيرق عيمس كنا تاومماو مهنم ايياا تاملسملاو نيملسملاو تانمؤملاو نينمؤملل
انبر ،انمآف مكبرب اونمآ نا ناميئل ياني اييانم انعمس اننا انبر .تاجاحلا يضاق اي تاوعدلا
ةرآخما ىفو ةنسي ايندلا ىف انتآ انبر .رارباا عم انفوتو انتائيس انع رفكو انبون انل رفغاف
ل دمحلاو نيلسرملا ىلع ائسو نوفصي امع ةزعلا بر كبر ناحبس .رانلا باذع انقو ةنسي
.نيملاعلا بر هتاكربو ل ةميرو مكيلع ائسلاو Ciputat, 10 Dzulhijjah 1437 H.