BAB II PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

BAB II
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
A.

PENGERTIAN FILSAFAT
Secara etimologi, filsafat adalah istilah atau kata

yang berasal dari

bahasa Yunani, yaitu philosophia. Kata itu terdiri dari dua kata yaitu philo, philos,
philein, yang mempunyai arti cinta/ pecinta/ mencintai dan sophia yang berarti
kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran. Jadi secara harafiah istilah
filsafat adalah cinta pada kebijaksanaan atau kebenaran yang hakiki.
Berfilsafat

berarti berpikir

sedalam-dalamnya (merenung) terhadap

sesuatu secara metodik, sistematik, menyeluruh dan universal untuk mencari
hakikat sesuatu. Dengan kata lain, filsafat adalah ilmu yang paling umum yang

mengandung usaha mencari kebijaksanaandan cinta akan kebijakan.
Kata filsafat untuk pertama kali digunakan oleh Phythagoras (582 – 496
SM). Dia adalah seorang ahli pikir dan pelopor matematika yang menganggap
bahwa intisari dan hakikat dari semesta ini adalah bilangan. Namun demikian,
banyaknya pengertian filsafat sebagaimana yang diketahui sekarang ini adalah
sebanyak tafsiran para filsuf itu sendiri. Ada tiga hal yang mendorong manusia
untuk berfilsafat yaitu :
1. Keheranan, sebagian filsuf berpendapat bahwa adanya kata heran
merupakan asal dari filsafat. Rasa heran itu akan mendorong untuk
menyelidiki.
2. Kesangsian, merupakan sumber utama bagi pemikiran manusia yang akan
menuntun pada kesadaran. Sikap ini sangat berguna untuk menemukan titik
pangkal yang kemudian tidak disangsikan lagi.
3. Kesadaran akan keterbatasan, manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari
bahwa dirinya sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan dengan
alam sekelilingnya. Kemudian muncul kesadaran akan keterbatasan bahwa
diluar yang terbatas pasti ada sesuatu yang tdak terbatas.
Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam arti
proses dan filsafat dalam arti produk. Selain itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat


sebagai ilmu dan filsafat sebagai pandangan hidup. Disamping itu, dikenal pula
filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, filsafat
sebagai pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal itu berarti Pancasila
mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap,
tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia dimanapun
mereka berada.

1. Obyek Filsafat
Filsafat merupakan kegiatan pemikiran yang tinggi dan murni (tidak terikat
langsung dengan suatu obyek), yang mendalam dan daya pikir subyek manusia
dalam memahami segala sesuatu untuk mencari kebenaran. Berpikir aktif dalam
mencari kebenaran adalah potensi dan fungsi kepribadian manusia. Ajaran
filsafat

merupakan

hasil


pemikiran

yang

sedalam-dalamnya

tentang

kesemestaan, secara mendasar (fundamental dan hakiki). Filsafat sebagai hasil
pemikiran pemikir (filsuf) merupakan suatu ajaran atau sistem nilai, baik
berwujud pandangan hidup (filsafat hidup) maupun sebagai ideologi yang dianut
suatu masyarakat atau bangsa dan negara. Filsafat demikian, telah tumbuh dan
berkembang menjadi suatu tata nilai yang melembaga sebagai suatu paham
(isme) seperti kapitalisme, komunisme, fasisme dan sebagainya yang cukup
mempengaruhi kehidupan bangsa dan negara modern.
Filsafat sebagai kegiatan olah pikir manusia menyelidik obyek yang tidak
terbatas yang ditinjau dari dari sudut isi atau substansinya dapat dibedakan
menjadi :
a. obyek material filsafat : yaitu obyek pembahasan filsafat yang mencakup
segala sesuatu baik yang bersifat material kongkrit seperti manusia, alam,

benda, binatang dan lain-lain, maupun sesuatu yang bersifat abstrak spiritual
seperti nilai-nilai, ide-ide, ideologi, moral, pandangan hidup dan lain
sebagainya.
b. obyek formal filsafat : cara memandang seorang peneliti terhadap objek
material tersebut.

Suatu obyek material tertentu dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang
yang berbeda. Oleh karena itu, terdapat berbagai macam sudut pandang filsafat
yang merupakan cabang-cabang filsafat. Adapun cabang-cabang filsafat yang
pokok adalah :
a..Metafisika, yang membahas tentang hal-hal yang bereksistensi di balik fisis
yang meliputi bidang : ontologi (membicarakan teori sifat dasar dan ragam
kenyataan), kosmologi (membicarakan tentang teori umum mengenai proses
kenyataan, dan antropologi.
b. Epistemologi, adalah pikiran-pikiran dengan hakikat pengetahuan

atau

kebenaran.
c. Metodologi, adalah ilmu yang membicarakan cara/jalan untuk memperoleh

pengetahuan.
d. Logika, ádalah membicarakan tentang aturan-aturan berpikir agar dapat
mengambil kesimpulan yang benar.
e. Etika, membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan tingkah laku manusia
tentang baik-buruk
f. Estetika, membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan hakikat keindahankejelekan.

2. Aliran-Aliran Filsafat
Aliran-aliran utama filsafat yang ada sejak dahulu hingga sekarang adalah
sebagai berikut :
a. Aliran Materialisme, aliran ini mengajarkan
kesemestaan, termasuk mahluk hidup

bahwa hakikat

realitas

dan manusia ialah materi. Semua

realitas itu ditentukan oleh materi (misalnya benda ekonomi, makanan) dan

terikat pada hukum alam, yaitu hukum sebab-akibat (hukum kausalitas) yang
bersifat objektif.
b. Aliran Idealisme/Spiritualisme, aliran ini mengajarkan bahwa ide dan spirit
manusia yang menentukan hidup dan pengertian manusia. Subjek manusia
sadar atas realitas dirinya

dan kesemestaan karena ada akal budi dan

kesadaran rohani manusia yang tidak sadar atau mati sama sekali tidak

menyadari dirinya apalagi realitas kesemestaan. Jadi hakikat diri dan
kenyataan kesemestaan ialah akal budi (ide dan spirit)
c. Aliran Realisme, aliran ini menggambarkan bahwa kedua aliran diatas
adalah bertentangan, tidak sesuai dengan kenyataan (tidak realistis).
Sesungguhnya, realitas kesemestaan, terutama kehidupan bukanlah benda
(materi) semata-mata. Kehidupan seperti tampak pada tumbuh-tumbuhan,
hewan, dan manusia mereka hidup berkembang biak, kemudian tua dan
akhirnya mati. Pastilah realitas demikian lebih daripada sekadar materi. Oleh
karenanya, realitas adalah panduan benda (materi dan jasmaniah) dengan
yang non materi (spiritual, jiwa, dan rohaniah). Khusus pada manusia tampak

dalam gejala daya pikir, cipta, dan budi. Jadi menurut aliran ini, realitas
merupakan sintesis antara jasmaniah-rohaniah, materi dan nonmateri.

B.

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

1. Pancasila Sebagai Jatidiri Bangsa Indonesia
Kedudukan dan fungsi Pancasila harus dipahami sesuai dengan
konteksnya, misalnya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia,
sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia, sebagai ideologi bangsa dan
negara Indonesia. Seluruh kedudukan dan fungsi Pancasila itu bukanlah berdiri
secara sendiri-sendiri namun bilamana dikelompokan maka akan kembali pada
dua kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar filsafat negara dan
pandangan hidup bangsa Indonesia.
Pancasila pada hakikatnya adalah sistem nilai (value system) yang
merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur kebudayaan bangsa Indonesia sepanjang
sejarah, yang berakar dari unsur-unsur kebudayaan luar yang sesuai sehingga
secara keseluruhannya terpadu menjadi kebudayaan bangsa Indonesia. Hal itu
bisa dilihat dari proses terjadinya Pancasila yaitu melalui suatu proses yang

disebut kausa materialisme karena nilai-nilai dalam Pancasila sudah ada dan
hidup sejak jaman dulu yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Pandangan
yang diyakini kebenarannya itu menimbulkan tekad bagi bangsa Indonesia untuk
mewujudkan dalam sikap dan tingkah laku serta perbuatannya. Di sisi lain,
pandangan itu menjadi motor penggerak bagi tindakan dan perbuatan dalam
mencapai tujuannya. Dari pandangan inilah maka dapat diketahui cita-cita yang

ingin dicapai bangsa, gagasan kejiwaan apa saja yang akan coba diwujudkan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Satu pertanyaan yang sangat fundamental disadari sepenuhnya oleh
para pendiri negara Republik Indonesia adalah :”di atas dasar apakah negara
Indonesia didirikan” ketika mereka bersidang untuk pertama kali

di lembaga

BPUPKI. Mereka menyadari bahwa makna hidup bagi bangsa Indonesia harus
ditemukan dalam budaya dan peradaban bangsa Indonesia sendiri yang
merupakan perwujudan dan pengejawantahan nilai-nilai yang dimiliki, diyakini
dan dihayati kebenarannya oleh masyarakat sepanjang masa dalam sejarah
perkembangan dan pertumbuhan bangsa sejak lahirnya.

Nilai-nilai itu adalah buah hasil pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan
dasar bangsa Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik. Mereka
menciptakan tata nilai yang mendukung tata kehidupan sosial dan tata
kehidupan kerohanian bangsa yang memberi corak, watak dan ciri masyarakat
dan bangsa Indonesia yang membedakannya dengan masyarakat dan bangsa
lainnya. Kenyataan yang demikian itu merupakan suatu kenyataan objektif yang
merupakan jatidiri bangsa Indonesia.
Jadi nilai-nilai Pancasila itu diungkapkan dan dirumuskan dari sumber
nilai utama yaitu :
a. nilai-nilai yang bersifat fundamental, universal, mutlak, dan abadi dari
Tuhan Yang Maha Esa yang tercermin

dalam inti kesamaan

ajaranajaran agama dalam kitab suci
b. nilai-nilai yang bersifat kolektif nasional yang merupakan intisari dari
nilai-nilai yang luhur budaya masyarkat (inti kesatuan adat-istiadat
yang baik) yang tersebar di seluruh nusantara.

2. Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu
sistem filsafat. Pengertian sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang
saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Lazimnya sistem memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :

a. suatu kesatuan bagian-bagian
b. bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
c. saling berhubungan dan saling ketergantungan
d. kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama
(tujuan sistem)
e. terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
Pada hakikatnya setiap sila Pancasila merupakan suatu asas
sendirisendiri, fungsi sendiri-sendiri namun demikian secara keseluruhan adalah
suatu

kesatuan yang sistematis dengan tujuan (bersama) suatu masyarakat

yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
3. Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Bersifat Organis

Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan
peradaban, dalam arti, setiap sila merupakan unsur (bagian yang mutlak) dari
kesatuan Pancasila. Oleh karena itu, Pancasila merupakan suatu kesatuan yang
majemuk tunggal, dengan akibat setiap sila tidak dapat berdiri sendiri-sendiri
terlepas dari sila-sila lainnya. Di samping itu, di antara sila satu dan lainnya tidak
saling bertentangan.
Kesatuan si;a-sila yang bersifat organis tersebut pada hakikatnya secara
filisofis bersumber pada hakikat dasar ontologis manusia sebagai pendukung
dari inti, isi dari sila-sila Pancasila yaitu hakikat manusia ”monopluralis” yang
memiliki unsur-unsur susunan kodrat jasmani-rohani, sifat kodrat individu-mahluk
sosial, dan kedudukan kodrat sebagai pribadi berdiri sendiri-mahluk Tuhan Yang
Maha Esa. Unsur-unsur itu merupakan suatu kesatuan yang bersifat organis
harmonis.

4. Susunan Kesatuan Yang Bersifat Hirarkhis Dan Berbentuk Piramidal.
Hirarkhis dan piramidal mempunyai pengertian yang sangat matematis
yang digunakan untuk menggambarkan hubungan sila-sila Pancasila dalam hal
urut-urutan luas (kuantiítas) dan juga dalam hal isi sifatnya. Susunan sila-sila
Pancasila menunjukkan suatu rangkaian tingkatan luas dan isi sifatnya dari
silasila sebelumnya atau diatasnya.

Dengan demikian, dasar susunan sila-sila Pancasila mempunyai ikatan
yang kuat pada setiap silanya sehingga secara keseluruhan Pancasila
merupakan suatu keseluruhan yang bulat. Oleh karena itu, sila pertama yaitu
Ketuhanan Yang Maha

Esa menjadi basis dari sila-sila Pancasila berikutnya.

Secara ontologis hakikat Pancasila mendasarkan setiap silanya pada
landasan, yaitu : Tuhan, Manusia, Satu, Rakyat, dan Adil. Oleh karena itu,
hakikat itu harus selalu berkaitan dengan sifat dan hakikat negara Indonesia.
Dengan demikian maka, sila pertama adalah sifat dan keadaaan negara harus
sesuai dengan hakikat Tuhan; sila kedua sifat dan keadaan negara harus sesuai
dengan hakikat manusia; sila ketiga sifat dan keadaan negara harus satu; sila
keempat adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat rakyat;
dan sila kelima adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat
adil. Contoh rumusan Pancasila yang bersifat hirarkis dan berbentuk piramidal
adalah : sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai
sila-sila kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan-perwakilan
serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

5. Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Saling Mengisi Dan
Saling Mengkualifikasi
Kesatuan sila-sila Pancasila yang majemuk tunggal, hirarkhis piramidal
juga memiliki sifat saling mengisi dan salng mengkualifikasi. Hal itu dimaksudkan
bahwa setiap sila terkandung nilai keempat sila lainnya, dengan kata lain, dalam
setiap sila Pancasila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya. Contoh
rumusan kesatuan sila-sila Pancasila yang mengisi dan saling mengkualifikasi
adalah sebagai berikut : sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah berkemanusiaan
yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

C. KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT
Apabila kita bicara tentang filsafat, ada dua hal yang patut diperhatikan,
yaitu filsafat sebagai metode dan filsafat sebagai suatu pandangan, keduanya
sangat berguna untuk memahami

Pancasila. Di sisi lain, kesatuan sila-sila

Pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang bersifat
formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar
epistemologi dan dasar aksiologis dari sila-sila Pancasila.
Filsafat Pancasila adalah refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila
sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk
mendapatkan pokok-pokok pengertian secara mendasar dan menyeluruh.
Pembahasan filsafat dapat dilakukan secara deduktif (dengan mencari hakikat
Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi
keutuhan pandangan yang komprehensif dan secara induktif (dengan mengamati
gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya dan menarik arti dan
makna yang hakiki dari gejala-gejala itu). Dengan demikian, filsafat Pancasila
akan mengungkapkan konsep-konsep kebenaran yang bukan saja ditujukan
pada bangsa Indonesia, melainkan bagi manusia pada umumnya.
1. Aspek Ontologis
Ontologi menurut Runes, adalah teori tentang adanya keberadaan atau
eksistensi. Sementara Aristoteles, menyebutnya sebagai ilmu yang menyelidiki
hakikat sesuatu dan disamakan artinya dengan metafisika. Jadi ontologi adalah
bidang filsafat yang menyelidiki makna yang ada (eksistensi dan keberadaan),
sumber ada, jenis ada, dan hakikat ada, termasuk ada alam, manusia, metafisika
dan kesemestaan atau kosmologi.
Dasar ontologi Pancasila adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak
monopluralis, oleh karenanya disebut juga sebagai dasar antropologis. Subyek
pendukungnya

adalah

manusia,

yakni

:

yang

berketuhanan,

yang

berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan dan yang berkeadilan
pada hakikatnya adalah manusia. Hal yang sama juga berlaku dalam konteks
negara Indonesia, Pancasila adalah filsafat negara dan pendukung pokok negara
adalah rakyat (manusia).

2. Aspek Epistemologi
Epistemologi adalah bidang/cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat,
susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Pengetahuan manusia
sebagai hasil pengalaman dan pemikiran, membentuk budaya. Bagaimana
manusia mengetahui bahwa ia tahu

atau mengetahui bahwa sesuatu itu

pengetahuan menjadi penyelidikan epistemologi. Dengan kata lain, adalah
bidang/cabang yang menyelidiki makna dan nilai ilmu pengetahuan, sumbernya,
syarat-syarat dan proses terjadinya ilmu, termasuk semantik, logika, matematika
dan teori ilmu.
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah suatu
sistem pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi pedoman
atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta,
manusia, masyarakat, bangsa, dan negara tentang makna hidup serta sebagai
dasar bagi manusia

Indonesia untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi

dalam hidup dan kehidupan. Pancasila dalam pengertian seperti itu telah menjadi
suatu sistem cita-cita atau keyakinan-keyakinan (belief system) sehingga telah
menjelma menjadi ideologi (mengandung tiga unsur yaitu : 1. logos (rasionalitas
atau penalaran), 2. pathos (penghayatan), dan 3. ethos (kesusilaan).
3. Aspek Aksiologi
Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaat, pikiran dan atau ilmu/teori.
Menurut Brameld, aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki :
a.

tingkah laku moral, yang berwujud etika,

b.

ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan,

c.

sosio politik yang berwujud ideologi.

Kehidupan manusia

sebagai mahluk subyek budaya, pencipta dan

penegak nilai, berarti manusia secara sadar mencari memilih dan melaksanakan
(menikmati) nilai. Jadi nilai merupakan fungsi rohani jasmani manusia. Dengan
demikian, aksiologi adalah cabang fisafat yang menyelidiki makna nilai, sumber
nilai, jenis nilai, tingkatan nilai dan hakikat nilai, termasuk estetika, etika,
ketuhanan dan agama.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dikemukakan pula bahwa yang
mengandung nilai itu bukan hanya yang

bersifat material saja tetapi juga

sesuatu yang bersifat nonmaterial/rokhaniah. Nilai-nilai material relatif mudah
diukur yaitu dengan menggunakan indra maupun alat pengukur lainnya,
sedangkan nilai rokhaniah

alat ukurnya adalah

hati nurani manusia yang

dibantu indra manusia yaitu cipta, rasa, karsa serta keyakinan manusia.

D. NILAI-NILAI

PANCASILA MENJADI

DASAR

DAN

ARAH

KESEIMBANGAN ANTARA HAK DAN KEWAJIBAN
Pandangan mengenai hubungan antara manusia dan masyarakat
merupakan falsafah kehidupan masyarakat yang memberi corak dan warna bagi
kehidupan masyarakat. Pancasila memandang bahwa kebahagiaan

manusia

akan tercapai jika ditumbuh-kembangkan hubungan yang serasi antara manusia
dengan masyarakat serta hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Apabila memahami nilai-nilai dari sila-sila Pancasila akan terkandung
beberapa hubungan manusia yang melahirkan keseimbangan antara hak dan
kewajiban antar hubungan tersebut, yaitu sebagai berikut :

1. Hubungan Vertikal
Adalah hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai
penjelmaan dari nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam hubungannya
dengan itu, manusia memiliki kewajiban-kewajiban untuk melaksanakan
perintah-Nya dan menjauhkan/menghentikan larangan-Nya, sedangkan hak-hak
yang diterima manusia adalah rahmat yang tidak terhingga yang diberikan dan
pembalasan amal perbuatan di akhirat nanti.

2. Hubungan Horisontal
Adalah hubungan manusia dengan sesamanya baik dalam fungsinya
sebagai warga masyarakat, warga bangsa maupun warga negara. Hubungan itu
melahirkan hak dan kewajiban yang seimbang.

3. Hubungan Alamiah
Adalah hubungan manusia dengan alam sekitar yang meliputi hewan,
tumbuh-tumbuhan dan alam dengan segala kekayaannya. Seluruh alam dengan
segala isinya adalah untuk kebutuhan manusia. Manusia berkewajiban untuk
melestarikan karena alam mengalami penyusutan sedangkan manusia terus
bertambah. Oleh karena itu, memelihara kelestrian alam merupakan kewajiban
manusia, sedangkan hak yang diterima manusia dari alam sudah tidak terhingga
banyaknya.
Kesimpulan yang bisa diperoleh dari filsafat Pancasila adalah Pancasila
memberikan jawaban yang mendasar dan menyeluruh atas masalah-masalah
asasi filsafat tentang negara Indonesia.

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling berhubungan untuk satu
tujuan tertentu,dan saling berkualifikasi yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya. Jadi
Pancasila pada dasarnya satu bagian/unit-unit yang saling berkaitan satu sama lain,dan
memiliki fungsi serta tugas masing-masing.
Definisi Sistem :
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan, yang bagian dan unsurnya saling berkaitan
(singkron), saling berhubungan (konektivitas), dan saling bekerjasama satu sama lain untuk satu
tujuan tertentu dan merupakan keseluruhan yang utuh
Definisi Filsafat :
Filsafat dalam Bahasa Inggris yaitu Philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari Bahasa
Yunani yaitu Philosophia, yang terdiri atas dua kata yaitu Philos (cinta)
atau Philia (persahabatan, tertarik kepada) dan Sophos (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan,
keterampilan, intelegensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau
kebenaran (love of wisdom). Orangnya disebut filosof yang dalam bahasa Arab
disebut Failasuf. Dalam artian lain Filsafat adalah pemikiran fundamental dan monumental
manusia untuk mencari kebenaran hakiki (hikmat, kebijaksanaan); karenanya kebenaran ini
diakui sebagai nilai kebenaran terbaik, yang dijadikan pandangan hidup (filsafat hidup,
Weltanschauung). Berbagai tokoh filosof dari berbagai bangsa menemukan dan merumuskan
sistem filsafat sebagai ajaran terbaik mereka; yang dapat berbeda antar ajaran filosof. Karena
itulah berkembang berbagai aliran filsafat: materialisme, idealisme, spiritualisme; realisme, dan
berbagai aliran modern: rasionalisme, humanisme, individualisme, liberalisme-kapitalisme;
marxisme-komunisme; sosialisme dll.

Faktor timbulnya keinginan manusia untuk berfilsafat adalah :


Keheranan, sebagian filsuf berpendapat bahwa adanya kata heran merupakan asal dari
filsafat. Rasa heran itu akan mendorong untuk menyelidiki dan mempelajari.



Kesangsian, merupakan sumber utama bagi pemikiran manusia yang akan menuntun
pada kesadaran. Sikap ini sangat berguna untuk menemukan titik pangkal yang
kemudian tidak disangsikan lagi



Kesadaran akan keterbatasan, manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari bahwa
dirinya sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya.
Kemudian muncul kesadaran akan keterbatasan bahwa diluar yang terbatas pasti ada
sesuatu yang tdak terbatas.

Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam arti Produk dan filsafat
dalam arti Proses. Selain itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat sebagai pandangan hidup.
Disamping itu, dikenal pula filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.
Filsafat dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
Filsafat sebagai produk yang mencakup pengertian.
1. Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-pemikiran dari para filsuf
pada zaman dahulu yang lazimnya merupakan suatu aliran atau sistem filsafat tertentu,
misalnya rasionalisme, materialisme, pragmatisme dan lain sebagainya.
2. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari
aktivitas berfilsafat. Jadi manusia mencari suatu kebenaran yang timbul dari persoalan
yang bersumber pada akal manusia.

Filsafat Sebagai Suatu Proses :
1. Yaitu bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses pemecahan suatu permaslahan
dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objeknya.
Definisi Pancasila:
Pancasila adalah lima sila yang merupakan satu kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur yang
bersumber dari nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia yang sangat majemuk dan beragam
dalam artian BHINEKA TUNGGAL IKA. Esensi seluruh sila-silanya merupakan suatu kasatuan.
Pancasila berasal dari kepribadian Bangsa Indonesia dan unsur-unsurnya telah dimiliki oleh
Bangsa Indonesia sejak dahulu. Objek materi filsafat adalah mempelajari segala hakikat sesuatu
baik materal konkrit (manusia,binatang,alam dll) dan abstak (nilai,ide,moral dan pandangan
hidup). Pancasila mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:



Pancasila sebagai Dasar Negara. Pancasila sebagai Dasar Negara atau sering juga
disebut sebagai Dasar Falsafah Negara ataupun sebagai ideologi Negara, hal ini
mengandung pengertian bahwa Pancasila sebagai dasar mengatur penyelenggaraan
pemerintahan. Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara mempunyai fungsi dan
kedudukan sebagai kaidah Negara yang fundamental atau mendasar, sehingga sifatnya

tetap, kuat dan tidak dapat dirubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR/DPR hasil
pemilihan umum.


Pancasila sebagai Sumber Hukum Dasar Nasional . Dalam ilmu hukum istilah sumber
hukum berarti sumber nilai-nilai yang menjadi penyebab timbulnya aturan hukum. Jadi
dapat diartikan Pancasila sebagai Sumber hukum dasar nasional, yaitu segala aturan
hukum yang berlaku di negara kita tidak boleh bertentangan dan harus bersumber
pada Pancasila.



Pancasila sebagai Pandangan hidup Bangsa Indonesia . Pancasila sebagai Pandangan
Hidup bangsa atau Way of Life mengandung makna bahwa semua aktifitas kehidupan
bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan sila-sila daipada Pancasila, karena
Pancasila juga merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari
kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari
kehidupan bangsa Indonesia sendiri.



Pancasila sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia. Pancasila sebagai jiwa
bangsa lahir bersamaan adanya Bangsa Indonesia. Jadi Pancasila lahir dari jiwa
kepribadian bangsa Indonesia yang terkristalisasi nilai-nilai yang dimilikinya.



Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia. Pada saat bangsa Indonesia
bangkit untuk hidup sendiri sebagai bangsa yang merdeka, bangsa Indonesia telah
sepakat untuk menjadikan Pancasila sebagai Dasar Negara. Kesepakatan itu terwujud
pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan disahkannya Pancasila sebagai Dasar Negara
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang mewakili seluruh bangsa
Indonesia.



Pancasila sebagai Ideologi Negara. Pancasila sebagai Ideologi Negara merupakan
tujuan bersama Bangsa Indonesia yang diimplementasikan dalam Pembangunan
Nasional yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan
spiritual berdasarkan Pancasila dalam wadah Negara Kesatuan RI yang merdeka,
berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa
yang aman, tentram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang
merdeka, bersahabat, tertib dan damai.



Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa. Bangsa Indonesia yang pluralis dan wilayah
Nusantara yang terdiri dari berbagai pulau-pulau, maka sangat tepat apabila Pancasila
dijadikan Pemersatu Bangsa, hal ini dikarenakan Pancasila mempunyai nilai-nilai

umum dan universal sehingga memungkinkan dapat mengakomodir semua
perikehidupan yang berbhineka dan dapat diterima oleh semua pihak.
Intisari Pancasila Sebagai Sistem Filsafat:
Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada paragraf pertama, makna dasar Pancasila Sebagai
Sistem Filsafat adalah dasar mutlak dalam berpikir dan berkarya sesuai dengan pedoman diatas,
tentunya dengan saling mengaitkan antara sila yang satu dengan lainnya. Misal : Ketika kita
mengkaji sila kelima yang intinya tentang kedilan. Maka harus dikaitkan dengan nilai sila-sila
yang lain artinya :


Keadilan yang ber keTuhanan (sila 1)



Keadilan yang berPrikemanusian (sila 2)



Keadilan yang berKesatuan/Nasionalisme,Kekeluargaan (sila 3)



Keadilan yang Demokratis

Dan kesemua sila-sila tersebut saling mencakup,bukan hanya di nilai satu persatu. Semua unsur
(5 sila) tersebut memiliki fungsi/makna dan tugas masing-masing memiliki tujuan tertentu.
Filsafat
Pancasila
sebagai
pandangan
hidup
bangsa
Indonesia:
Merupakan kenyataan objektif yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Pancasila
memberi petunjuk mencapai kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa membedakan
suku
atau
ras.
Filsafat
Pancasila
sebagai
pandangan
hidup
bangsa
dan
negara:
Yang dimaksud adalah bahwa semua aturan kehidupan hukum kegiatan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara berpedoman pada pancasila. Karena pancasila merupakan sumber
dari
segala
sumber
hukum
bangsa
dan
negara
republik
indonesia.
Orang yang berfikir kefilsafatan ialah orang yang tidak meremehkan terhadap orang yang lebih
rendah derajatnya dan tidak menyepelekan masalah yang kecil, dan selalu berfikiran positif,
kritis, dan berdifat arif bijaksana, universal dan selalu optimis.

CONTOH.
Seorang ilmuan tidak puas mengenal ilmu hanya dari segi/sudut pandang ilmu itu sendiri. Dia
ingin melihat hakikat ilmu dari konstelasi lainnya.



Sumber pengetahuan pancasila pada dasarnya adalah bangsa indonesia itu sendiri
yang memiliki nilai adat istiadat serta kebudayaan dan nilai religius.



Tentang kebenaran pengetahuan pancasila berdasarkan tingkatnya, maka pancasila
mengakui kebenaran yang bersumber pada akal manusia. Potensi yang terdapat dalam
diri manusia untuk mendapatkan kebenaran dalam kaitannya dengan pengetahuan
positif. Pancasia juga mengakui kebenaran pengetahuan manusia yang bersumber pada
intuisi/perasaan.

Manusia pada hakikatnya kedudukan kodratnya adalah sebagai makhluk tuhan yang maha esa,
maka sesuai dengan sila pertama pancasila juga mengakui kebenaran wahyu yang bersifat
mutlak sebagai tingkatan kebenaran yang tertinggi.
Selain itu dalam sila ke 3, ke 2, ke 4, dan ke 5, maka epistimologis ( hakikat dan sistem
pengetahuan ) pancasila juga mengakui kebenaran konsensus terutama dalam kaitannya
dengan hakikat sifat kodrat manusia makhluk individu dan sosial.
Dasar Axiologis ( Hakikat, Nilai, Kriteria ) Sila Sila Pancasila
Bidang axiologis adalah cabang filsafat yang menyelidiki makna nilai, sumber nilai, jenis &
tingkatan nilai serta hakikat nilai seperti nilai alamiah & jasmaniah, tanah subur, udara bersih,
air bersih, cahaya dan panas cahaya matahari
Menurut tinggi rendahnya, nilai dapat digolongkan menjadi 4 tingkatan sebagai berikut :
1. Nilai kebenaran, yaitu nilai bersumber pada akal, rasio, budi atau cipta manusia
2. Nilai keindahan/nilai estetis yaitu yang bersumber pada perasaan manusia
3. Nilai kebaikan/nilai moral, yaitu nilai yang bersumber pada unsur kehendak manusia
4. Nilai religius yang merupakan nilai keharmonian tertinggi dan bersifat mutlak.

Nilai ini berhubungan dengan kepercayaan dan keyakinan manusia dan bersumber pada wahyu
yang berasal dari tuhan yang maha esa. Sistem Filsafat Pancasila mengandung citra tertinggi
terbukti dengan berbedanya sistem filsafat pancasila dengan sistem filsafat lainnya, Berikut
adalah ciri khas berbedanya sistem filsafat pancasila dengan sistem filsafat lainnya:

1. Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan system yang bulat dan utuh (sebagai satu
totalitas). Dengan pengertian lain, apabila tidak bulat dan tidak utuh atau satu sila
dengan sila yang lainnya terpisah-pisah,maka ia bukan pancasila.
2. Prinsip – prinsip filsafat pancasila
3. Susunan pancasila dengan suatu system yang bulat dan utuh :


Sila 1, meliputi,mendasari,menjiwa:sila 2,3,4 dan 5



Sila 2,diliputi,didasari,dan dijiwai sila 1,serta mendasari dan menjiwai sila 3,4,dan 5



Sila 3,meliputi,mendasari,dan menjiwai sila 1,2 serta mendasari jiwa ;sila 4 dan 5



Sila 4, meliputi,didasari,dan di jiwai sila 1,2,dan 3,serta mendasari dan menjiwai sila 5



Sila 5,meliputi didasari,dan dijiwai sila 1,2,3 dan 4



Pancasila sebagai suatu substansi. Artinya unsur asli/permanen/primer pancasila
sebagai suatu yang ada mandiri,yaitu unsure-unsurnya berasal dari dirinya sendiri

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat memiliki beberapa nilai yaitu Nilai Obyektif dan Subyektif.
Nilai-nilai Sistem Filsafat Pancasila adalah senagai berikut :
1. Rumusan dari sila-sila pancasila menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum, universal
dan abstrak. Karena pada hakikatnya pancasila adalah nilai.
2. Inti nilai-nilai Pancasila berlaku tidak terikat oleh ruang. Artinya keberlakuannya sejak
jaman dahulu, masa kini dan juga untuk masa yang akan dating, untuk bangsa
Indonesia boleh jadi untuk Negara lain yang secara eksplisit tampak dalm adat istiadat,
kebudayaan, tata hidup kenegaraaan dan tata hidup beragama.

3. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat sebagai
pokok kaidah negara yang fundamental, sehingga merupakan suatu sumber hokum
positif di Indonesia. Oleh karena itu hierarki suatu tertib hokum di Indonesia
berkedudukan sebagai tertib hukum tertinggi. Maka secara objektif tidak dapat diubah
secara hokum, sehingga melekat pada kelangsungan hidup Negara. Sebagai
konsekwensinya jikalau nilai-nilai yang terkandung dalam pembukaa UUD 45 itu
diubah maka sama halnya dengan membubarkan Negara proklamasi 17 Agustus 1945.

Sedangkan Nilai-nilai Sistem Filsafat Pancasila adalah senagai berikut :
1. Nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia itu sendiri . Nilai-nilai yang terdapat
dalam pancasila merupakan hasil dari pemikiran, panilaian, dan refleksi filosofis dari
bangsa Indonesia sendiri. Deologi pancasila berbeda denagn ideology-ideologi lain
karena isi pancasila diambil dari nilai budaya bangsa dan religi yang telah melekat
erat, sehingga jiwa pancasila adalah jiwa bangsa Indonesia sendiri, sedangkan ideology
lain seperti liberalis, sosialis, komunis, dan lain sebagainya merupakan hasil dari
pemikiran filsafat orang.
2. Nilai Pancasila merupakan filsafat bangsa Indonesia . Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa Indonesia menjadi pedoman bangsa untuk mengatur aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara sekaligus menjadi cermin jati diri bangsa yang diyakini
sebagai sumber nilai atas kebenaran, keadilan, kebaikan, dan kebijaksanaan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Pancasila merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan hati nurani bangsa
Indonesia, karena bersumber dari kepribadian bangsa. Sehingga dalam perjalanannya
akan selaras dengan nilai-nilai pancasila.
Dalam kehidupan bernegara, nilai dasar Pancasila harus tampak dalam produk peraturan
perundangan yang berlaku, dengan kata lain, peraturan perundangan harus dijiwai oleh nilainilai Pancasila, sehingga tidak boleh bertentangan denagn nilai-nilai Pancasila.

DEMOKRASI INDONESIA
Semua negara mengakui bahwa demokrasi sebagai alat ukur dan keabsahan politik. Kehendak
rakyat adalah kehendak utama kewenangan pemerintah menjadi basis tegaknya sistem politik
demokrasi. Demokrasi meletakkan masyarakat pada posisi penting, hal ini di karenakan masih
memegang teguh rakyat selaku pemegang kedaulatan. Negara yang tidak memegang demokrasi
disebut negara otoriter. Ini menunjukkan bahwa demokrasi itu begitu penting dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Pengertian Demokrasi
Secara etimologi, demokrasi berasal dari bahasa yunani, yaitu demos = rakyat, dan cratos /
cratein = pemerintahan atau kekuasaan. Yang i ntinya adalah pemerintahan rakyat atau
kekuasaan rakyat.
Pelaksanaan demokrasi ini ada 2 yaitu :
Demokrasi langsung dan demokrasi tidak langsung.


Demokrasi langsung adalah demokrasi yang seluruh rakyatnya di ikut sertakan dalam
permusyawaratan untuk menentukan kebijakan dan mengambil keputusan



Demokrasi tidak langsung adalah demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem
perwakilan ke dewan perwakilan rakyat ( DPR ) dan mejlis permusyawaratan rakyat
( MPR ).

Demokrasi Sebagai Sikap Hidup
demokrasi ini dipahami sebagai sikap hidup dan pandangan hidup yang demokratis dengan
didasarkan nilai-nilai demokrasi dan membentu budaya/kultur demokrasi baik dari warga
negara maupun dari pejabat negara/pemerintah. Demokrasi merupakan penerapan kaidahkaidah prinsip demokrasi pada kekuatan sistem politik kenegaraan.

Demokrasi Di Indonesia
Bangsa indonesia sejak dulu sudah mempraktekkan ide tentang demokrasi meskipun bukan
tingkat kenegaraan tetapi masih dalam tingkat desa dan disebut demokrasi desa. Pendekatan
kontekstual demokrasi di indonesia adalah demokras pancasila karena pancasila merupakan
ideologi negara, pandangan hidup bangsa indonesia, dan sebagai identitas nasional indonesia.
Pancasila ideologi nasional karena sebagai cita-cita masyarakat dan sebagai pedoman
membuat keputusan politik. Keterkaitan demokrasi pancasila dengan civil society atau
mayarakat madani indonesia secara kualitatif di tandai oleh keimanan dan ketakwaan terhadap
tuhan yang maha esa.
Sistem Politik Demokrasi
Landasan sistem politik demokrasi di indonesia adalah sistem politik demokrasi didasarkan
pada nila, prinsip, prosedur dan kelambangan yang demokratis. Sistem ini mampu menjamin hak
kebebasan warganegara, membatasi kekuasaan pemerintah dan memberikan keadilan.
Indonesia sejak awal berdiri sudah menjadikan demokrasi sebagai pilihan sistem politik. Negara
indonesia sebagai negara demokrasi terdapat pada,
Pancasila ( sila ke 4 ).
Uud 1945 pasal 1 ( ayat 2 ) sebelum di amandemen dan sesudah di amandemen.

Apapun perubahannya ini membuktikan sejak berdirinya negara indonesia telah menganut
demokrasi.
Share this post :
Share7