paradigma pemahaman pancasila sebagai si (1)

PARADIGMA PEMAHAMAN PANCASILA
SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN IDEOLOGI

Disusun oleh:
Nama : Anas Khoirul Huda
Muhammad abdurrahim
Muhammad muharramul hilal
Nim

: G000140125
G000140110
G0000140086

PROGRAM STUDI TARBIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM

PENDAHULUAN

Pancasila merupakan sebuah hasil pemikiran para tokoh nasional yang menjadi idiologi dan
identitas bangsa Indonesia. Pancasila adalah suatu tuntunan tingkah laku akhlak bangsa Indonesia.
Perlunya pemahaman yang mendalam tentang sila-sila dalam pancasila, adalah sebuah kunci untuk

mewujudkan tujuan yang terkandung didalamnya. Makna sila-sila dalam pancasila yang bersifat
abstrak, adalah sebuah sebab bahwa pancasila merupakan sebuah landasan sikap tingkah laku dalam
diri seseorang.
Kita sebagai bangsa Indonesia, haruslah mengetahui paradigma/ pola berpikir yang
terkandung didalam pancasila. Dengan memahami unsur- unsur yang terkandung dalam setiap sila
pancasila, diharapkan kita dapat menangkap pesan didalamnya. Dengan begitu, tidak akan ada
kesalahan dalam menafsirkan pancasila, sehingga terwujudlah apa yang menjadi tujuan yang dicitacitakan para tokoh dalam menyusun pancasila.
Didalam makalah yang kami susun ini, akan mencoba menjelaskan pola pikir pemahaman
pancasila sebagai sistem filsafat dan ideologi bangsa Indonesia. Semoga apa yang kami susun,
dapat menjadikan pengetahuan yang mendalam, untuk memahami makna yang terkandung dalam
pancasila. Amin

I.

PEMBAHASAN
A. Pengertian sistem
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sistem diartikan sebagai:
1. Perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu
totalitas: -2. Susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas,untuk sebuah tujuan dsb: -3. Metode: -Dari beberapa makna diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu kebulatan atau


keseluruhan, yang bagian-bagiannya atau unsur-unsurnya saling berkaitan, saling berhubungan,
saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan merupakan keseluruhan yang utuh.
Dikaitkan dengan pancasila menjadi sebuah sistem, karena pancasila merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Seluruh sila-silanya juga merupakan suatu kasatuan.
Pancasila berasal dari kepribadian Bangsa Indonesia dan unsur-unsurnya telah dimiliki oleh Bangsa
Indonesia sejak dahulu.
Pengertian Filsafat

B.

Filsafat dalam bahasa yunani yaitu philosophia, yang terdiri atas dua kata yaitu philos
(cinta) atau philia (persahabatan tertarik kepada) dan shopos (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan,
keterampilan, intelegensi), Filsafat dalam Bahasa Inggris yaitu philosophy.
Menurut Roeslan Abdoelgani (1962), menyatakan bahwa pancasila adalah filsafat Negara
yang lahir sebagai collection ideologies dari keseluruhan bangsa Indonesia. Filsafat Pancasial pada
hakikatnya merupakan suatu realiteit atau noodzakelijkheid bagi keutuhan persatuan Bangsa
Indonesia.
Filsafat Negara kita adalah Pancasila yang diakui dan diterima oleh Bangsa Indonesia
sebagai pedoman dan pandangan hidup. Dengan demikian Pancasila harus ditanamkan kepada
bangsa Indonesia mulai sejak dini. Hal ini dimaksudkan agar bangsa Indonesia mengetahui makna

yang mendalam tentang pancasila sebagai Idiologi Bangsa ini.
C.

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Pada pancasila yang setiap silanya saling berkaitan membentuk sebuah ciri khusus
pandangan hidup Bangsa Indonesia, Sehingga terbentuklah satu- kesatuan dengan satu tujuan
tertentu. Hal inilah yang menjadikan pancasila sebagai sistem filsafat. Pada dasarnya pancasila
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Satu kesatuan bagian-bagian.
2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.
3. Saling berhubungan, saling ketergantungan.
4. Kesemua dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan sistem).
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore dan Voich, 1974:122).

Dari cri- ciri diatas, dengan demikian, pancasila pada hakikatnya merupakan suatu system,
dalam pengertian bahwa bagian-bagian sila-silanya saling berhubungan secara erat sehingga
membentuk suatu setruktur yang menyeluruh. Hal itu diperkuat karena pancasila dapat dipahami
dari pemikiran dasar yang terkandung didalamnya, yaitu pemikiran tentang manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan YME, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dengan

masyaraka bangsa dan Negara.
Keterkaitan makna dalam setiap sila dalam pancasila yang begitu erat, menjadi suatu sifat
khas dalam pancasila. Sehingga pancasila menjadi sebuah system filsafat yang berbeda denga
system filsafat dalam idiologi selain pancasila.

D. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya bukan
hanya merupakan suatu hasil perenungan dan pemikiran seseorang atau kelompok orang
sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat,
nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat
Indonesia, dengan kata lain unsur-unsur yang merupakan materi Pancasila adalah pandangan hidup
masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialistis (asal
bahan) Pancasila.
Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri
negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan negara
Indonesia. Selain itu Pancasila juga bukan hanya ide-ide atau perenungan dari seseorang saja,
melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa indonesia sehingga Pancasila
pada hakikatnya untuk seluruh lapisan. Oleh karena ciri khas Pancasila itu maka memiliki
kesesuaian dengan bangsa Indonesia.
E. Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi

Selain kedudukannya sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Pancasila
berkedudukan juga sebagai ideologi nasional Indonesia yang dilaksanakan secara konsisten dalam
kehidupan bernegara. Selain itu Pancasila sebagai ikatan budaya (cultural bond) yang berkembang
secara alami dalam kehidupan masyarakat Indonesia bukan secara paksaan. Pancasila sudah
mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Sebuah ideologi dapat bertahan
atau pudar dalam menghadapi perubahan masyarakat tergantung daya tahan dari ideologi itu
sendiri.

Kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi yang dimiliki oleh ideologi itu,
yaitu dimensi realita, idealisme, dan fleksibelitas. Pancasila sebagai sebuah ideologi memiliki tiga
dimensi tersebut:
1. Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang mencerminkan
realita atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat dimana ideologi itu lahir atau muncul untuk
pertama kalinya paling tidak nilai dasar ideologi itu mencerminkan realita masyarakat pada awal
kelahirannya.
2. Dimensi idealisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung dalam nilai
dasar itu mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau golongan masyarakat
tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama seharihari.
3. Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan ideologi dalam
mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakatnya.

Mempengaruhi artinya ikut mewarnai proses perkembangan zaman tanpa menghilangkan jati diri
ideologi itu sendiri yang tercermin dalam nilai dasarnya. Mempengaruhi berarti pendukung ideologi
itu berhasil menemukan tafsiran-tafsiran terhadap nilai dasar dari ideologi itu yang sesuai dengan
realita-realita baru yang muncul di hadapan mereka sesuai perkembangan zaman.
Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini sehingga pancasila dapat dikatakan sebagai
ideologiterbuka. Fungsi Pancasila sebagai ideologi Negara, yaitu :
1. Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk.
2. Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta membimbing
bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.
3. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan dalam
pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila.
4. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai keadaan bangsa dan Negara.

F. PANDANGAN ISLAM TERHADAP PANCASILA
Sejak terjadinya gerakan reformasi pada Tahun 1998, Pancasila mengalami ujian berat
khususnya dalam masalah nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Menurut pandangan Islam
bahwa teori dan praktek Demokrasi Pancasila hanya dapat diterima jika warna pencelupannya
sesuai dengan pencelupan Pancasila, yaitu menurut celupan Allah yang ber-Ke Tuhanan Yang Maha
Esa itu. Untuk mengenal celupan dari Allah SWT, orang bebas mempergunakan ilmu dari Barat-kah
atau dari Timur-kah, tetapi setiap teori tentang masyarakat, bangsa dan Negara, tentang kebudayaan

yang normative, hukum dan kesusilaan, tentang agama dan filsafat, yang coraknya datang dari jiwa

Atheisme, Politheisme, Communisme dan jiwa munafik wajib ditolak seluruhnya, demikian
menurut Prof. Dr. Hazairin SH. Dalam bukunya Demokrasi Pancasila Th. 1985.
Ada 2 (dua) Pandangan Islam terhadap Pancasila, yang perlu dan penting untuk disampaikan
disini diantaranya adalah :
1. Secara theologis, bahwa sebagai warga bangsa harus menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan
nilai'nilai Agama. Pancasila yang memiliki sila pertama Ke Tuhanan yang Maha Esa, telah
memberikan arti secara theologies bagi pelaksanaan sila-sila selanjutnya, Hal inidapat dimengerti
bahwa setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam mengambil keputusan harus
berdasarkan aspirasi politik umat lslam yang mayoritas, khususnya mmperhatikan kehidupan umat
lslam yang melaksanakan syari’at agamanya' Sehingga kepentingan Negara dalam melaksanakan
pemerintahan dan pembangunan tidak bertentangan dengan kehendak Allah Tuhan yang Maha Esa,
yang secara syari'at menjadi keyakinan umat lslam.
2. Negara Pancasila telah memberikan legitimasi umat lslam dalam melaksanakan sysi'at lslam,
sebaliknya umat lslam telah meligitimasikan Pancasila sebagai dasar Negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bemegara, Karena itu pancasila telah menjadi bagian dari nilai - nilai
ajaran lslam yang sejalan dengan kehidupan sehari-hari umat lslam' Karena itu Tri Kerukunan
Hidup Umat beragama perlu didukung sepenuhnya oleh warga bangsa, demi terwujudnya persatuan
dan kesatuan Negara Republik lndonesia, yang berdasarkan Ke-Tuhanan Yang Esa dan berahklakul

karimah.

G. MEMAKNAI PANCASILA
Dalam memaknai setiap sila dalam pancasila, kita harus mengetahui setiap makna yang terkandung
dalam setiap silanya. Adapun definisi-definisinya yaitu:
1. KETUHANAN YANG MAHA ESA
ini adalah konsep ketuhanan yang ada didalam islam, ini sesuai dan mengadopsi konsep Ketuhanan
didalm Al-Quran kita dalam Al-Quran --> "Katakanlah ALLAH itu ESA" (QS. Al-Ikhlas:1).
2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
Al-Quran sudah lama memuat konsep ini, coba kita lihat dalam A-Quran --> "wahai orang-orang
yang beriman, jadilah kamu penegak KEADILAN karena ALLAH" (QS. Al-maidah: 8). Keadilan

islam sudah terbukti oleh zaman, tidak ada yang meragukan ini. wajar jika pancasila mengadopsi
konsepsi ini.
3. PERSATUAN INDONESIA
Islam sangat menekankan penting persatuan dan mengecam perpecahan, kita lihat firman Allah
didalam Al-Quran berikut --> "dan berpegang teguhlah pada tali (agama) Allah dan janganlah
bercerai berai" (QS. Ali-Imran: 103). dalam hadist nabi juga sangat banyak yang menjelaskn
tentang pentingnya persatuan.
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH KEBIJAKSANAAN DALAM

PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN.
Islam sangat mengistimewakan masalah musyawarah ini, bahkan didalam Al-Quran ada satu surat
yang namanya musyawarah (surat asy-syuro). kita lihat firman Allah dalam Al-Quran -->
"...sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka. (QS. Asy-Syuro: 38).

5. KEADILAN BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA.
Lihat firman Allah ini --> "dan apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia hendaknya kamu
menetapkan dengan adil." (QS. An-Nisa: 58)
Hampir semua elemen bangsa dan organisasi besar keagamaan di Indonesia telah sepakat bahwa
kedudukan Pancasila sebagai dasar negara sudah final. Konsep negara-bangsa sebagai konsep
negara modern bagi Indonesia diformat dalam bentuk negara berdasarkan Pancasila. Karena itu.
pada awalnya tampak terjadi pertentangan antara Pancasila dengan Islam. Namun, dari
pertentangan-per-tentangan yang terjadi itu kemudian terjadi proses saling memahami dan
menghasilkan konvergensi.
Pancasila yang pada masa awal kelahirannya dianggap sekuler oleh kelompok Islam, kemudian
dipandang mempunyai
pancaran yang bersifat religius terutama karena sila pertama Pancasila menunjukkan prinsip tauhid
yang merupakan ciri khas agama Islam. Kesekuler-an Pancasila kemudian dipandang terbuka untuk
diperdebatkan, karena sila-silanya juga secara prinsipil juga kompatibel dengan wahyu Allah.
Karena itu. sesungguhnya, sejak semula, negara Pancasila bukan negara agama, bukan pula negara

sekuler, melainkan suatu negara-bangsa, di mana agama merupakan unsur mutlak bagi nation
building, character building, dan state building. Indonesia bisa disebut sebagai negara yang berdasar
kepada paradigma nasionalisme-religilus.
Islam politik dilekatkan kepada mereka yang masih terpengaruh oleh cita politik lama yang

menggunakan Islam formal sebagai landasan dalam aktivitas politik kenegaraan. Sedangkan Islam
kultural dilekatkan kepada yang hendak melakukan konlekslualisasi Islam dalam konteks
kebangsaan tanpa harus melakukan pemformalan dalam aktivitas politik kenegaraan.
Islam kultural memperjuangkan nilai-nilai Islam tanpa sikap penolakan kepada gagasan tentang
konstruksi negara-bangsa. Gagasan Islam kultural tercermin dengan cukup Jelas.
Karena perbedaan sikap tersebut, keduanya menerima perlakuan yang berbeda dari rezim yang
sedang berkuasa.

H. PENUTUP
Demikian makalah kami yang kami beriudul ”Pradigma Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
dan Ideologi”, hendaknya dapat memoerkan sumbangsih kepada anak bangsa lndonesia dan Negira,
agar dapat dipahami bahwa betapa pentingnya nirai-nilai Pancasila dalam Agama lslam masih ,rngri
rerevan dalam membangun karakter bangsa dan kehidupan yang berakhlakul karimah sehari-hari
dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. sebagaimana sabda Rasulallah ”innama bu,istu
liutamimma makarimal ahlak", (sesungguhnyi aku diutus untuk menyempurnakan akhlak ).

Semoga Allah SWT Tuhan yang Maha Esa, selalu memberikan rahmat dan hidayah kepada
anak-anak bangsa dan pemimpinnya, daram menjalankan amanah yang diberikan Allah SWT
sebagai khalifah dibumi lndonesia, dan sekaligus hendaknya menjadikan diri kita bermuhasabah
(instropeksi diri). Amin Ya Mujibas Saailiin.

I. DAFTAR PUSTAKA
http://so45.blogspot.com/2011/09/pandangan-islam-terhadap-pancasila.html
http://sholahudin-jundullah.blogspot.com/2012/11/memaknai-pancasila-pancasila-dalam.html
http://yunirokhayah.wordpress.com/2011/01/04/pancasila-dalam-pandangan-islam/
http://rerenie.wordpress.com/2013/04/23/pancasila-sebagai-ideologi-bangsa-dan-negara-indonesia/

http://cecepsuhardiman.blogspot.com/2013/06/pancasila-sebagai-sitem-filsafat .html