PIDANA PENCABUTAN KEMERDEKAAN JANGKA PEN
PERSPEKTIF Volr,., XII!o.! Tohu'-W
PIDANA PENCABUTANKEMERDEKAAI{ JAI\GKA PENDEK
DITINJAU DARI TUJUAI\ PEMIDANAAN DAN RESOSIALISASI
NARAPIDANA
Oleh:
Ahmad Basuki
ABSTRACT
crime is reaction given by state to someonewhich hoveproven to male a -mistaketo
of
conduct doing an Wustice. As ai instrument,crime droppedpursuant to and considemtions
Therefore
soc_iety.
and
self
punished
by
for
setited si that witt bring bene/itfor
iurpor"
'construction
of comnunity' But
institute
in
gien
of
crime
execution
in
be
ti
person
hne
of crime
in line with crime direction.Appearanceof InmateSubgulnre in convict
ii, ,nrt at iot atways
-grven
by negotivestigma is society is reality in li.fe of dffiaction corNict
cimfrunq and also
commtnity
becometrigger of prionisasi foiconvict. Side efectl executioncrime in institute of
which
crime
So
that
,iquip toTrt speital attentiin for corwict upeat olr"edom shorFrange.
isif t eXeittve-correctreach the target of expectedcrime, not on the contrary'
Kqnmrd : Crime, Targetof Crime and Resosialisasi'
ancaman
PENDAHTJLUAI\
riil
atau
potensiil
basl
Kejahatan meruPakan salah satu
berlangsungnyaketertiban sosial. Dengan
bentuk perilaku menyimpangyang selaluada
dan melekat pada masyarakat' tidak ada
demikian kejahatan disamping merupakan
masalah kemanusiaarLia juga merupakan
masyarakat yang terhindar dari suatu
kejahatan.Menurut SaparinahSadli' perilaku
masalahsosial.MalahanmenurutBenedictS.
Alper disebut sebagu "The Social Oldest
menyimpangmerupakanancanranyangnyata
Problem" (Muladi dan Barda Nawawi Arif;
terhadapnonna-nonnasosialyang mendasari
kehidupan atau keteraturan sosial, dapat
1984:148).
f
salatt satu upaya pencegahandan
menimbulkan keteganganindividual mapun
pengendalian kejahatan dilakukan dengan
sosialdan merupakan
ketegangan-ketegangan
Pidana Pencabutan Kemerdekaan Jangka
PendekDitinjau Dari TuiuanPemidanaanDan
ResosialisasiNarapidaw
368
hukum
Pidana
dengan
Ahnad Basuki
PERSPEKTIF Volume
XII No.4Tahun2006
EdisiOfuober
sanksinyayang berupa pidana. Penggunaan
berlaku di dalam berbagai sistem hukum
upayahukum, termasukhukum pidanauntuk
pidana di duni4 tetapi dilihat dari segi
mengatasi masalah sosial termasuk dalam
efektifitasnya dalam penanggulangansuatu
kebijakan hukum. Tetapi mengingat tujuan
kejahatan serta resosialisasi nara pidana,
kebijakan hukum tidak terlepas dari tujuan
eksistensi tindak pidana penjara masih
kesejahteraansosial, maka kebijakan hukum
banyak dipersoalkan. Hal ini terlihat dari
tidak dapatdipisahkandari kebijakansosial.
Konggres PBB
Kelima
Tahun
1975
Sebagai suatu kebijakan, maka
mengenai "Prevention of Crime and The
penggunaanhukum pidanasebagaiinstrumen
Treatmentof Ofenders", yang dalam salah
kebijakan tidak merupakan satu-satunya
satu laporannyadinyatakanbahwaefekrifitas
keharusan. Tidak ada absolutisme dalam
pidana penjara menjadi perdebatan sengit
kebijakan, karena pada hakekatnyamasalah
dari pesertakonferensidan dibanyak negara
kebijakan
terdapat
berkaitan
dengan
masalah
krisis
kepercayaan terhadap
penilaian dan pemilihan daxi berbagai
efektifitas tindak pidana penjar4 dan ada
altematif. pengendaliandan penanggulangan
kecendenmgan untuk mengabaikan suatu
kejahatan dengan menggunakan hukum
kemampuan lembagaJembagakepenjaraan
pidana bukan hanya merupakan problem
dalam
sosial, seperti yang dikemukakan Packer,
pengurangantingkat kejahatan(N,Iuladidan
tetapi sekaligus juga masalah kebijakan
BardaNawawiArif, 1984:63).
(BardaNawawiArif; 1989:62).
menunjang pengendalaian atau
Krisis kepercayaanterhadap pidana
Secara teoritis, banyak jenis sanksi
penjara sebagaimanadiungkapkan dalam
pidana yang dapat dijatuhkan kepadapelaku
Konggres PBB kelima tersebut tentu akan
kejahatan.Di antarajenis sanksiyang paling
semakin kritis
banyak dianut oleh sistern hukum di dunia
pidana penjara dimaksud adalah pidana
adalahpidana penjara atau secaralebih luas
disebut pidana pencabutan kemerdekaan.
penjaraataupidanapencabutankemerdekaan
jangka pendek. Sehubungan dengan hal
Pidana peqiara meskipun sudah kokoh
tersebu! maka penelitian ini memfokuskan
Pidana Pencabutan Kemerdekaan Jangka
PendekDitinjau Dari TujuanPemidanaanDan
ResosiaIisasi Naraoidana
369
permasalahannya apabila
AlmadBgluki
PERSPEKTIF l/olr*, X!! I'to'! Tol*t-W
permasalahanmenghenai relevansi pidana
gejalayang ditemukandalam penelitianguna
penjara jangka pendek ditinjau fimgsi
pemidanaandan resosialisasinarapidana
menjawab pemoalan efektifitas
Metode Pendekatanadalah metode
pendekatanYuridi-normatif; yaitupendekatan
pidana
penjara jangka pendek dalam kaitannya
dengantujuan pemidanaandan resosuialisasi
narapidana.
dalam penelitian yang selain berpegangpada
peraturan penrndang-undanganyang ada
PEMBAHASAITI.
juga memperhatikankenyataan(gejala)sosial
pidena,pidanasendirimenempatiposisi yang
adalah Praktek
unnrk
pembinaandi lembagapemasyarakatan
pentins. lni merupakan bagian terpenting
resosialisasinaraPidana.
yang rasional dari
yang ada. Dalam ini
Sehubrmgan metode
Pendekatan
tersebut,makadatayang dipergunakandalam
penelitian ini terdiri dari data sekunder.Data
sehrder diperoleh wata PurposiveRandom
Sampling dari para hakim, petugaslembaga
pemasyara*atan,nara pidana serta eks nara
Dalam
penyelenggaraan hukum
dalam politik lciminil, yakni suatu usaha
masyarakat untuk
menanggulangi tindak
pidana.
Oleh
untuk
Perlu
mengemukakan beberapa pendapat dari
sarjana tentang pengertian pidana guna
karenanya
sangatlah
menadapatkan gambaran sehingga akan
mendukungdalamuraianselanjutnya.
pidana dengan metode wawancara terarah
Sudarto mengenai hal
ters€but
(directive intemiew) sertakuisioner t€rtutup.
mengatakan,bahwa yang dimaksud dengan
Sedangkandata sekunderdiperoleh melalui
studi kepustakaandan dokumenter.Setelah
pidana adalah penderitaan yang sengaja
data
terkumpul
selanjutnya dilahrkan
klasifikasi uintuk kemudiandisistematisasi.
dibebankankepada orang yang melakr*an
perbuatan yang mernenuhi syamt-syarat
l3 ).
tertentu(Sudarto;1986:
RUMUSAN MASALAII.
Sedangftanmenurut Roeslan Saleh
rnenyatakanbahwapidanaadalahreaksi atas
delik dan ini berujud suatu nestapo yang
T
Dari sinilah kernudiandilalilkan analisadata
secara kualitatif untuk mernaharni gejala-
Pidana Pencabuan Kemer&kaan Jangka
Pen&kDtiryiat furi TujuatPenifunaanDot
Resosialisasi Narq idana
370
AlnnadBasuki
PERSPEKTIF Votwne
XII No.4Talam2006EdisiOtdober
dengan sengajaditempatkannegara kepada
akibat-akibat
pembuatdelik @oeslanSaleh;1983:l).
menyenangkan;
"shaf
yang
tidak
Menurut van Hamel, arti pidana arau
(2) pidana diberikan dengan sengaja oleh
itu menurut hukum positif adalah
orang atau badan yang mempunyai
suatupenderitaanyang bersifat khususyang
telah dijatuhkan oleh kekuasaan yang
berwenang untuk menjatuhkanpidana atas
ftuna
lain
negara sebagai penanggungiawab
kekuasaan(oleh yangberwenang);
(3) pidana itu dikenakan pada seseorang
yang telah melakukan tindak pidana
menurutundang-mdang.
Dalam berbagai literatur hukum
ketertiban hukum umum bagi seoftng
p€langgar,yalni semata-matakarena orang
pidana pidana pencabutan kemerdekaan
tersebut telah melanggar suatu peraturan
lazim
hukum yang harus ditegakkan oleh negara.
(P.A.F.Lamintang;1984:34).
(Sudarto; 1977: 9). Pidana kurungan juga
Sedangkan menurut Simon, pidana
atau shaf adalahsuafupenderitaanyang oleh
undang-undang pidana telah
disebut dengan pidana penjara
dimaksudkan dalam pidana pencabutan
kemerdekaan.Istilah lain yang juga sering
digunakan adalah pidana
peranpasan
kemerdekaan.Satochidmenggunakanistilah
"perampasankebebasan" (Satochid; 1976:
dikaitkan
dengan pelanggaranterhadap suatu nonna
347).
yang denganputusanhakim telah dijatuhkan
bagi orangyangbenalah.
Berdasarkan beberapa pengertian
tcrsebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa
pidma mengandung unsur-unsw sebagai
berikut:
Di kalangan instansi kepenjaraan
dikenal pula istilatr lai4 yakni ..hukuman
hilang kemerdekaan"(Achmad S Soemadi
Praja; 1979:5). Istilah tersebutdikemukakan
oleh
Baharoedin
Sorjobroto,
tokoh
kepenjaraandi Indonesia pada Konferensi
(l) pidennpadahakekatryamerupakansuatu
pengeftun penderitaanatau nestapaatau
Pidana PencabutanKemerdekaanJangka
PendekDiti4jauDti fujuot penifunaanban
ResosiaIisasi Naraoidana
para direktur dan pimpinan kepenjaraandi
kota SaranganTahun 1955.
371
Alnad Bas*i
2006EdisiOlao@4
PERSPEKIIF YolnneXII No.4Tahun
Sedangkan dalam KonseP KUHP
Indonesia". Hal tersebut dibicarakan dalam
Tahun 1972 dipergunakan istilah 'lidana
hubungannya dengan dianutnya filsafat
pemasyarkatan". Menurut Sudarto pidana
pernbinaandalam KonsepRancanganKUHP
pemasyaraakatantetap merupakatr pidana
NasionalTahun 1972.
pencabutan kemerdekaan, setidak-tidalmya
Dalam pembicaraantersebutSudado
pembatasan kernerdekaan- Dikemukakan
tidak secara tegas menyebutkan batasan
selanjutnyaoleh beliau bahwa kernerdekaan
berapa
diartikan sebagaidapatberdiri ssnadan perg
kemerdekaanjangka pendek, t€tapi beliau
kemana saja
yang
orang
kehendaki'
lamanya
pidana
Pencabutan
Bukankah orang yang dijatuhi pidana
hanya mengemukakanbahwa di lndonesia
perlu dilakukan penelitian rcrtradry jumlah
pemasyarakatanitu tidak dapat berdiri di
p€midanaanlebih dari 6 (enam)bulan, tetapi
tempat atau pergi kemana saja Yang
di atastiga bulan selamaI (satu)Tahun.
dikehendakinya(Sudado;1974: 9).
Berdasartan pemyataan Sudarto
Selarnaini belum ada suatu batasan
dapat ditarik kesimpulan bahwa beliau
yang tegas mengenaiukuran lamanyawaktu
cenderunguntuk memberikanbatasanpidana
bagi suatu pidana pencabutankernerdekaan
penjarajangkapendekialah di bawah3 (tiga)
yang dapat dikatakan pendek. Walaupun
bulm atau6 (enam)bulan (Sudarto1974:13)
demikian dapat tentu tetap dapat dipahani
bahwa yang dimaksud pidana pencabutan
C. Tujuan Pemidanaan
kernerdekaan jangka pendek adalah pidana
Menunrt pendapatSoehardjo sebagai dasar
yangjangka waktunyatidak terlalu larn
konsep
Sudarto
pemah
membicarakan
masalah pidana pencabutan kemerdekaan
bukan sernata-matasebagai sarana unhrk
makaia memberikan pendapatnya tentang
Diponegoro Semarangyang berjudul "Suatu
tujuan pemidanaansebagaiberikut:
Pidana
Pidana PencabutanKemerdekaanJangka
PendekDit$au Dari TujuorPemifunaotDot
Resosialisasi NsraDidana
melindungi masyarakat, melairikan harus
pula benrsahamernbinasi pelanggarhukum'
Guru Besar Hukum Pidana di Universitas
Pembaharuan Sistern
dapat
memandangpemidanaanatau penghukurnan
jangka pendek dalarn pengukuhan sebagai
Dilema
pernasyarakaran adalah
372
AhnadBasuV
XII No.4Tahtn2006
EdisiOkober
IERS;IEKTIF Votume
" Di
samping menimbullcan rasa derita
kcpad"
ri
terpidqna
karena
hilang
kemerdeluan, membimbing terpidana agar
bertobat, mendidik supaya menjadi anggota
masyaralat sosialisIndonesiayang berguna
Dengan perkataan
pemidanaan
adalah
lain
tujuan
pemasyarakatan,,
(Soelnrdjo; 1979:).
Lebih
lanjut
beliau mengatakan
bahwadi bawahpohon beringin pengayoman
penghuhtmantidak alain dalah mewujudkan
kedamaiandalam hidup manusia" @ismar
Siregar; 1980:I 1).
Selanjutnyadalam salah satu bagian
dari
mengemukakantujtran pemidanaanberupa :
pencegahan
(wnurn
perlindrmgan
masyarakat,
tersesattersebutdiayomi denganmemberikan
bekal kepadanyabekal hidup sebagaiwarga
yang dapat digunakandalam bennasyarakat.
Pemasyarakatan adalah tujuan
penjara-
pidana
Rancangan
KUHP Tahun 1982/1983,tujuan
pemidanaandirumuskandalam Pasal01.01,
adalah sebagai berikut (Tim Pengkajian
HukumPidana;1982:l0):
(l) Pemidanaanbertujuanuntuk:
ke-l
dari pengayomanmasyarakat;
ke-2 mengadakan koreksi terhadap
terpidana dan dengan demikian
pidana,
rnenjadikannyaorangyang baik dan
bagiamanacaranya agar huhtman badaniah
sasarannya,
bergun4 serta mampu untuk hidup
mengemblikan
bermasyarakat;
keseimbanganyang telah terganggu akibat
perbuatan
tertuduh,
karena
mencegah dilakukannya tindak
pidana denganmenegakkanhukum
" ...... yang pertama-tamapatut diperhatikan
mencapai
memelihara
Sedangkandatam Buku I Konsep
pemidanaanadalahsebagaiberikut:
pemberian-pemberian
khusus),
(Muladi;1984:6).
Bismar Siregar menjelaskan tujuqn
dalan
dan
solidaritas masyarakat dan pengimbalan
.....tidak saja msyarakatdiayomi terhadsp
diulanginya perbuatanjahat oleh terpidana
melainkan juga orang-orang yang telah
rangkuman disertasinya, Muladi
ke-3
tuiuan
menyelesaikan konflik
yang
ditimbulkan oleh tindak pidana,
Pidana Pencabutan Kemerdekaan Jangka
PendekDitinjau Dari Tujuanpenifunaan Dan
Resosial isasi Narapidaru
J t)
AlnnadBasuki
2006EdisiOhober
PERSPEKTIF VolutreXII No.4Talnor
memulihkan keseimbangan dan
kembali narapidanasehinga menjadi warga
mendatangkanrasa damai dalam
n€garayang baik dan berguna atzu healtfu
masyarakat;
rcentry into the community
yang pada
hakekatnya adalah resosialisasi (Romli
ke-4 membebaskanrasa b€rsalahpada
Atmasasmita,
terpidana.
1982:
30).
Sedangkan
resosialisasi olehnya diartikan
(2) Pemidanaan tidak dimaksudkan untuk
sebagai
berikut:
menderitakan dan tidak diperkenankan
"zuatu prosesinteraksi antar narapidanadan
merendahkanmartabatmanusia.
Salah satu tujuan
dan
pertugas lembaga pemasyarakatan dan
alasan
masyarakat dan ke dalam proses interaksi
pembenardari pidana yang menghilangkan
mana termasuk menyusunsiscm nilai-nilai
kemerdekaanseseoarangadalah demi dan
untuk
dari pra narapidana,sehinggaia akan dapat
melindungi masyarakat terhadap
dengan baik dan efektif me-readaptasi
kejahatan.
nonna-nonna dan nilai-nilai yang berlaku
Tujuan tenebut banya dapattercapai,
dalam masyarakat (Rornli Asfinasasmit4
apabilamasahilangrya kemerdekaantersebut
1982:41) .
diarahkan sebanyakmungkin kepada usaha
merupakan
Lembagapemasyarakatan
agar si pelanggar hukum pidana dapat
lembaga yang dulu disebut rumah penjara,
kembali ke dalam kehidupan di dalam
yaitu tempatdi manaorang-orangyang telah
masyarakat secara wajar, atau disebut
dijatuhi dengan pidana-pidanatertentu oleh
resosialisasi(R. Achmad SoemadiPraja dan
hakim itu harus menjalani pidana mereka
Romli Atmasasmiq 1979:+5).
(PAF Laminating, 1984: 167). Istilah
Istilah resosialisasioleh para sarjana,
Lembaga Pemasyarakatan p€rtarna kali
seperti Sudarto dan Romli Atmsasmita
dikemukakanoleh Soehardjo dalam pidato
disamakandenganistilah pemasyarakatan
PengukuhanGelar Doktor Honoris Causa
Romli Asunasasmitapemasyarakatan
diartikan sebagai usaha memasyarakatkan
Pidana Pencabrtan Kemerdekaan Jangka
PendekDitinjn Dori TujuanPeni&nan Dan
k sosi alisasi Narwidana
374
dalam ilmu
hukum
dari
Univeritas
lndonesiatanggal 5 Juli 1963.Dalam pidana
Ahnnd Basuki
XII No.4Talnn2006
EdisiOkotur
IERSPEKTIF Votume
itu beliau memberikanrumusantujuan pidana
masyarakat adil malonur berdasarkan
sebagaiberikut:
Pancasila. Bekal
"Di samping menimbulknnrasa derita pada
finawial dan materiil, tetapi juga yang
karena hilangrya kemerdekaan
bergeraf
membimbing terpidana agar
bertobat, mendidik supaya ia
seorang
Indonesia
anggota
yang
lebih penting adalah mental, fsik,
kcahlian, lretrampilan sehingga orang
menjadi
mempunyai kzmauan dan kemamptmn
sosialis
yang potensial dan efebif unnk menjadi
masyarakat
berguna.
hiduptidak hanya
Selanjunya
dikatakan bahwa fungan perkataan lai4
tujuan tindak pidana penjara adalah
wargayang baiN tidak melanggmhuhn
lagi, dan berguna dalam pembangunan
neSatra.
b. Menjatuhi
pemasyarakatan,jelas sekali bahwa beliau
pidana
butnn
sebagai
telah meletak*an dasar untuk pembinaan
tindakan balas dendam dari negara.
atau treatment philonphy (Sudarto, 1986:
73).
Terhadap terpidana tidak boleh ada
penyiksaon, baik berupa
Pokok-pokok
ters€bu!
pikiran
Soehardjo
selan$utrya dijabarkan dalam
Konferensi Dinas Direktorat Pemasyarakatan
tsnggal 27 April 1964 di Irrnbang medadi
Sistem Pembinaan nara pidana sebagai
b€rikut. (R. Achmad SoemadiPraja l9Z9 :
l3-14).
ucqpan dm
cara perawatan atau
penemrytan, satu-sattmyaderita adalah
nayadihilanghamya kemerdekaan.
c. Tobat tidtk
dapat dicapai fungan
penyiksaan melainkan ada cara lain
dengan bimbingan.Kepadanoa pidana
harus ditanamkanpengertian mengenai
norma-normahidup dan kchidupan serta
a. Orangyang tersesatdicyomijuga dengan
diberikan
kcsempatan
untuk
memberikon kepadanya bekal hidup
meremmgkanperbuatawtya yang sudah
sebagai wargo yang baik dan berguna
lanpau.
dalam masyarakat, yabti
diihttsertakan delam kcgiatan-kegiatan
Indonesia yang
menuju
masymaka
kE
Pidana Pencabutan Kemerdekaan Jangka
PendekDitinjau Dari Tujun penidanaan Dan
ResosiaIisasi Narapidana
tetapi Nara pidana dapat
tata
375
Ahnad Basuki
XII No.4Tahm2006EdisiOlaober
PERSPEKTIF Volume
sosial untuk meftumbuhluil rasa hidup
kepentinganjawatan atau kepentingan
lcemasyarakatan
negua sewabu saja. Pekcrjun hrus
d. Negara tidak berhak membuatseseorumg
dan pembangunan, karem harus ada
lebih burulr/lebihjahat dari pada sebelwn
ia
integrasi pekerjaan narapidana dengan
masuk lembaga pemasyarakatan,
koena itu harus diadakan pemisalun
pembdngr.ttn
antara yang residivist fun bukan,Wlaht
tindak pidana yang berat dan yang
Bimbingan
ringaq terpidana dan talwnan. Perlu
Narapidana lnras diberikan kcsempatan
pula
diadol@n pemisahan
narapidana
don
berdasskan
der
atttua
didikan
asalt.
PIDANA PENCABUTANKEMERDEKAAI{ JAI\GKA PENDEK
DITINJAU DARI TUJUAI\ PEMIDANAAN DAN RESOSIALISASI
NARAPIDANA
Oleh:
Ahmad Basuki
ABSTRACT
crime is reaction given by state to someonewhich hoveproven to male a -mistaketo
of
conduct doing an Wustice. As ai instrument,crime droppedpursuant to and considemtions
Therefore
soc_iety.
and
self
punished
by
for
setited si that witt bring bene/itfor
iurpor"
'construction
of comnunity' But
institute
in
gien
of
crime
execution
in
be
ti
person
hne
of crime
in line with crime direction.Appearanceof InmateSubgulnre in convict
ii, ,nrt at iot atways
-grven
by negotivestigma is society is reality in li.fe of dffiaction corNict
cimfrunq and also
commtnity
becometrigger of prionisasi foiconvict. Side efectl executioncrime in institute of
which
crime
So
that
,iquip toTrt speital attentiin for corwict upeat olr"edom shorFrange.
isif t eXeittve-correctreach the target of expectedcrime, not on the contrary'
Kqnmrd : Crime, Targetof Crime and Resosialisasi'
ancaman
PENDAHTJLUAI\
riil
atau
potensiil
basl
Kejahatan meruPakan salah satu
berlangsungnyaketertiban sosial. Dengan
bentuk perilaku menyimpangyang selaluada
dan melekat pada masyarakat' tidak ada
demikian kejahatan disamping merupakan
masalah kemanusiaarLia juga merupakan
masyarakat yang terhindar dari suatu
kejahatan.Menurut SaparinahSadli' perilaku
masalahsosial.MalahanmenurutBenedictS.
Alper disebut sebagu "The Social Oldest
menyimpangmerupakanancanranyangnyata
Problem" (Muladi dan Barda Nawawi Arif;
terhadapnonna-nonnasosialyang mendasari
kehidupan atau keteraturan sosial, dapat
1984:148).
f
salatt satu upaya pencegahandan
menimbulkan keteganganindividual mapun
pengendalian kejahatan dilakukan dengan
sosialdan merupakan
ketegangan-ketegangan
Pidana Pencabutan Kemerdekaan Jangka
PendekDitinjau Dari TuiuanPemidanaanDan
ResosialisasiNarapidaw
368
hukum
Pidana
dengan
Ahnad Basuki
PERSPEKTIF Volume
XII No.4Tahun2006
EdisiOfuober
sanksinyayang berupa pidana. Penggunaan
berlaku di dalam berbagai sistem hukum
upayahukum, termasukhukum pidanauntuk
pidana di duni4 tetapi dilihat dari segi
mengatasi masalah sosial termasuk dalam
efektifitasnya dalam penanggulangansuatu
kebijakan hukum. Tetapi mengingat tujuan
kejahatan serta resosialisasi nara pidana,
kebijakan hukum tidak terlepas dari tujuan
eksistensi tindak pidana penjara masih
kesejahteraansosial, maka kebijakan hukum
banyak dipersoalkan. Hal ini terlihat dari
tidak dapatdipisahkandari kebijakansosial.
Konggres PBB
Kelima
Tahun
1975
Sebagai suatu kebijakan, maka
mengenai "Prevention of Crime and The
penggunaanhukum pidanasebagaiinstrumen
Treatmentof Ofenders", yang dalam salah
kebijakan tidak merupakan satu-satunya
satu laporannyadinyatakanbahwaefekrifitas
keharusan. Tidak ada absolutisme dalam
pidana penjara menjadi perdebatan sengit
kebijakan, karena pada hakekatnyamasalah
dari pesertakonferensidan dibanyak negara
kebijakan
terdapat
berkaitan
dengan
masalah
krisis
kepercayaan terhadap
penilaian dan pemilihan daxi berbagai
efektifitas tindak pidana penjar4 dan ada
altematif. pengendaliandan penanggulangan
kecendenmgan untuk mengabaikan suatu
kejahatan dengan menggunakan hukum
kemampuan lembagaJembagakepenjaraan
pidana bukan hanya merupakan problem
dalam
sosial, seperti yang dikemukakan Packer,
pengurangantingkat kejahatan(N,Iuladidan
tetapi sekaligus juga masalah kebijakan
BardaNawawiArif, 1984:63).
(BardaNawawiArif; 1989:62).
menunjang pengendalaian atau
Krisis kepercayaanterhadap pidana
Secara teoritis, banyak jenis sanksi
penjara sebagaimanadiungkapkan dalam
pidana yang dapat dijatuhkan kepadapelaku
Konggres PBB kelima tersebut tentu akan
kejahatan.Di antarajenis sanksiyang paling
semakin kritis
banyak dianut oleh sistern hukum di dunia
pidana penjara dimaksud adalah pidana
adalahpidana penjara atau secaralebih luas
disebut pidana pencabutan kemerdekaan.
penjaraataupidanapencabutankemerdekaan
jangka pendek. Sehubungan dengan hal
Pidana peqiara meskipun sudah kokoh
tersebu! maka penelitian ini memfokuskan
Pidana Pencabutan Kemerdekaan Jangka
PendekDitinjau Dari TujuanPemidanaanDan
ResosiaIisasi Naraoidana
369
permasalahannya apabila
AlmadBgluki
PERSPEKTIF l/olr*, X!! I'to'! Tol*t-W
permasalahanmenghenai relevansi pidana
gejalayang ditemukandalam penelitianguna
penjara jangka pendek ditinjau fimgsi
pemidanaandan resosialisasinarapidana
menjawab pemoalan efektifitas
Metode Pendekatanadalah metode
pendekatanYuridi-normatif; yaitupendekatan
pidana
penjara jangka pendek dalam kaitannya
dengantujuan pemidanaandan resosuialisasi
narapidana.
dalam penelitian yang selain berpegangpada
peraturan penrndang-undanganyang ada
PEMBAHASAITI.
juga memperhatikankenyataan(gejala)sosial
pidena,pidanasendirimenempatiposisi yang
adalah Praktek
unnrk
pembinaandi lembagapemasyarakatan
pentins. lni merupakan bagian terpenting
resosialisasinaraPidana.
yang rasional dari
yang ada. Dalam ini
Sehubrmgan metode
Pendekatan
tersebut,makadatayang dipergunakandalam
penelitian ini terdiri dari data sekunder.Data
sehrder diperoleh wata PurposiveRandom
Sampling dari para hakim, petugaslembaga
pemasyara*atan,nara pidana serta eks nara
Dalam
penyelenggaraan hukum
dalam politik lciminil, yakni suatu usaha
masyarakat untuk
menanggulangi tindak
pidana.
Oleh
untuk
Perlu
mengemukakan beberapa pendapat dari
sarjana tentang pengertian pidana guna
karenanya
sangatlah
menadapatkan gambaran sehingga akan
mendukungdalamuraianselanjutnya.
pidana dengan metode wawancara terarah
Sudarto mengenai hal
ters€but
(directive intemiew) sertakuisioner t€rtutup.
mengatakan,bahwa yang dimaksud dengan
Sedangkandata sekunderdiperoleh melalui
studi kepustakaandan dokumenter.Setelah
pidana adalah penderitaan yang sengaja
data
terkumpul
selanjutnya dilahrkan
klasifikasi uintuk kemudiandisistematisasi.
dibebankankepada orang yang melakr*an
perbuatan yang mernenuhi syamt-syarat
l3 ).
tertentu(Sudarto;1986:
RUMUSAN MASALAII.
Sedangftanmenurut Roeslan Saleh
rnenyatakanbahwapidanaadalahreaksi atas
delik dan ini berujud suatu nestapo yang
T
Dari sinilah kernudiandilalilkan analisadata
secara kualitatif untuk mernaharni gejala-
Pidana Pencabuan Kemer&kaan Jangka
Pen&kDtiryiat furi TujuatPenifunaanDot
Resosialisasi Narq idana
370
AlnnadBasuki
PERSPEKTIF Votwne
XII No.4Talam2006EdisiOtdober
dengan sengajaditempatkannegara kepada
akibat-akibat
pembuatdelik @oeslanSaleh;1983:l).
menyenangkan;
"shaf
yang
tidak
Menurut van Hamel, arti pidana arau
(2) pidana diberikan dengan sengaja oleh
itu menurut hukum positif adalah
orang atau badan yang mempunyai
suatupenderitaanyang bersifat khususyang
telah dijatuhkan oleh kekuasaan yang
berwenang untuk menjatuhkanpidana atas
ftuna
lain
negara sebagai penanggungiawab
kekuasaan(oleh yangberwenang);
(3) pidana itu dikenakan pada seseorang
yang telah melakukan tindak pidana
menurutundang-mdang.
Dalam berbagai literatur hukum
ketertiban hukum umum bagi seoftng
p€langgar,yalni semata-matakarena orang
pidana pidana pencabutan kemerdekaan
tersebut telah melanggar suatu peraturan
lazim
hukum yang harus ditegakkan oleh negara.
(P.A.F.Lamintang;1984:34).
(Sudarto; 1977: 9). Pidana kurungan juga
Sedangkan menurut Simon, pidana
atau shaf adalahsuafupenderitaanyang oleh
undang-undang pidana telah
disebut dengan pidana penjara
dimaksudkan dalam pidana pencabutan
kemerdekaan.Istilah lain yang juga sering
digunakan adalah pidana
peranpasan
kemerdekaan.Satochidmenggunakanistilah
"perampasankebebasan" (Satochid; 1976:
dikaitkan
dengan pelanggaranterhadap suatu nonna
347).
yang denganputusanhakim telah dijatuhkan
bagi orangyangbenalah.
Berdasarkan beberapa pengertian
tcrsebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa
pidma mengandung unsur-unsw sebagai
berikut:
Di kalangan instansi kepenjaraan
dikenal pula istilatr lai4 yakni ..hukuman
hilang kemerdekaan"(Achmad S Soemadi
Praja; 1979:5). Istilah tersebutdikemukakan
oleh
Baharoedin
Sorjobroto,
tokoh
kepenjaraandi Indonesia pada Konferensi
(l) pidennpadahakekatryamerupakansuatu
pengeftun penderitaanatau nestapaatau
Pidana PencabutanKemerdekaanJangka
PendekDiti4jauDti fujuot penifunaanban
ResosiaIisasi Naraoidana
para direktur dan pimpinan kepenjaraandi
kota SaranganTahun 1955.
371
Alnad Bas*i
2006EdisiOlao@4
PERSPEKIIF YolnneXII No.4Tahun
Sedangkan dalam KonseP KUHP
Indonesia". Hal tersebut dibicarakan dalam
Tahun 1972 dipergunakan istilah 'lidana
hubungannya dengan dianutnya filsafat
pemasyarkatan". Menurut Sudarto pidana
pernbinaandalam KonsepRancanganKUHP
pemasyaraakatantetap merupakatr pidana
NasionalTahun 1972.
pencabutan kemerdekaan, setidak-tidalmya
Dalam pembicaraantersebutSudado
pembatasan kernerdekaan- Dikemukakan
tidak secara tegas menyebutkan batasan
selanjutnyaoleh beliau bahwa kernerdekaan
berapa
diartikan sebagaidapatberdiri ssnadan perg
kemerdekaanjangka pendek, t€tapi beliau
kemana saja
yang
orang
kehendaki'
lamanya
pidana
Pencabutan
Bukankah orang yang dijatuhi pidana
hanya mengemukakanbahwa di lndonesia
perlu dilakukan penelitian rcrtradry jumlah
pemasyarakatanitu tidak dapat berdiri di
p€midanaanlebih dari 6 (enam)bulan, tetapi
tempat atau pergi kemana saja Yang
di atastiga bulan selamaI (satu)Tahun.
dikehendakinya(Sudado;1974: 9).
Berdasartan pemyataan Sudarto
Selarnaini belum ada suatu batasan
dapat ditarik kesimpulan bahwa beliau
yang tegas mengenaiukuran lamanyawaktu
cenderunguntuk memberikanbatasanpidana
bagi suatu pidana pencabutankernerdekaan
penjarajangkapendekialah di bawah3 (tiga)
yang dapat dikatakan pendek. Walaupun
bulm atau6 (enam)bulan (Sudarto1974:13)
demikian dapat tentu tetap dapat dipahani
bahwa yang dimaksud pidana pencabutan
C. Tujuan Pemidanaan
kernerdekaan jangka pendek adalah pidana
Menunrt pendapatSoehardjo sebagai dasar
yangjangka waktunyatidak terlalu larn
konsep
Sudarto
pemah
membicarakan
masalah pidana pencabutan kemerdekaan
bukan sernata-matasebagai sarana unhrk
makaia memberikan pendapatnya tentang
Diponegoro Semarangyang berjudul "Suatu
tujuan pemidanaansebagaiberikut:
Pidana
Pidana PencabutanKemerdekaanJangka
PendekDit$au Dari TujuorPemifunaotDot
Resosialisasi NsraDidana
melindungi masyarakat, melairikan harus
pula benrsahamernbinasi pelanggarhukum'
Guru Besar Hukum Pidana di Universitas
Pembaharuan Sistern
dapat
memandangpemidanaanatau penghukurnan
jangka pendek dalarn pengukuhan sebagai
Dilema
pernasyarakaran adalah
372
AhnadBasuV
XII No.4Tahtn2006
EdisiOkober
IERS;IEKTIF Votume
" Di
samping menimbullcan rasa derita
kcpad"
ri
terpidqna
karena
hilang
kemerdeluan, membimbing terpidana agar
bertobat, mendidik supaya menjadi anggota
masyaralat sosialisIndonesiayang berguna
Dengan perkataan
pemidanaan
adalah
lain
tujuan
pemasyarakatan,,
(Soelnrdjo; 1979:).
Lebih
lanjut
beliau mengatakan
bahwadi bawahpohon beringin pengayoman
penghuhtmantidak alain dalah mewujudkan
kedamaiandalam hidup manusia" @ismar
Siregar; 1980:I 1).
Selanjutnyadalam salah satu bagian
dari
mengemukakantujtran pemidanaanberupa :
pencegahan
(wnurn
perlindrmgan
masyarakat,
tersesattersebutdiayomi denganmemberikan
bekal kepadanyabekal hidup sebagaiwarga
yang dapat digunakandalam bennasyarakat.
Pemasyarakatan adalah tujuan
penjara-
pidana
Rancangan
KUHP Tahun 1982/1983,tujuan
pemidanaandirumuskandalam Pasal01.01,
adalah sebagai berikut (Tim Pengkajian
HukumPidana;1982:l0):
(l) Pemidanaanbertujuanuntuk:
ke-l
dari pengayomanmasyarakat;
ke-2 mengadakan koreksi terhadap
terpidana dan dengan demikian
pidana,
rnenjadikannyaorangyang baik dan
bagiamanacaranya agar huhtman badaniah
sasarannya,
bergun4 serta mampu untuk hidup
mengemblikan
bermasyarakat;
keseimbanganyang telah terganggu akibat
perbuatan
tertuduh,
karena
mencegah dilakukannya tindak
pidana denganmenegakkanhukum
" ...... yang pertama-tamapatut diperhatikan
mencapai
memelihara
Sedangkandatam Buku I Konsep
pemidanaanadalahsebagaiberikut:
pemberian-pemberian
khusus),
(Muladi;1984:6).
Bismar Siregar menjelaskan tujuqn
dalan
dan
solidaritas masyarakat dan pengimbalan
.....tidak saja msyarakatdiayomi terhadsp
diulanginya perbuatanjahat oleh terpidana
melainkan juga orang-orang yang telah
rangkuman disertasinya, Muladi
ke-3
tuiuan
menyelesaikan konflik
yang
ditimbulkan oleh tindak pidana,
Pidana Pencabutan Kemerdekaan Jangka
PendekDitinjau Dari Tujuanpenifunaan Dan
Resosial isasi Narapidaru
J t)
AlnnadBasuki
2006EdisiOhober
PERSPEKTIF VolutreXII No.4Talnor
memulihkan keseimbangan dan
kembali narapidanasehinga menjadi warga
mendatangkanrasa damai dalam
n€garayang baik dan berguna atzu healtfu
masyarakat;
rcentry into the community
yang pada
hakekatnya adalah resosialisasi (Romli
ke-4 membebaskanrasa b€rsalahpada
Atmasasmita,
terpidana.
1982:
30).
Sedangkan
resosialisasi olehnya diartikan
(2) Pemidanaan tidak dimaksudkan untuk
sebagai
berikut:
menderitakan dan tidak diperkenankan
"zuatu prosesinteraksi antar narapidanadan
merendahkanmartabatmanusia.
Salah satu tujuan
dan
pertugas lembaga pemasyarakatan dan
alasan
masyarakat dan ke dalam proses interaksi
pembenardari pidana yang menghilangkan
mana termasuk menyusunsiscm nilai-nilai
kemerdekaanseseoarangadalah demi dan
untuk
dari pra narapidana,sehinggaia akan dapat
melindungi masyarakat terhadap
dengan baik dan efektif me-readaptasi
kejahatan.
nonna-nonna dan nilai-nilai yang berlaku
Tujuan tenebut banya dapattercapai,
dalam masyarakat (Rornli Asfinasasmit4
apabilamasahilangrya kemerdekaantersebut
1982:41) .
diarahkan sebanyakmungkin kepada usaha
merupakan
Lembagapemasyarakatan
agar si pelanggar hukum pidana dapat
lembaga yang dulu disebut rumah penjara,
kembali ke dalam kehidupan di dalam
yaitu tempatdi manaorang-orangyang telah
masyarakat secara wajar, atau disebut
dijatuhi dengan pidana-pidanatertentu oleh
resosialisasi(R. Achmad SoemadiPraja dan
hakim itu harus menjalani pidana mereka
Romli Atmasasmiq 1979:+5).
(PAF Laminating, 1984: 167). Istilah
Istilah resosialisasioleh para sarjana,
Lembaga Pemasyarakatan p€rtarna kali
seperti Sudarto dan Romli Atmsasmita
dikemukakanoleh Soehardjo dalam pidato
disamakandenganistilah pemasyarakatan
PengukuhanGelar Doktor Honoris Causa
Romli Asunasasmitapemasyarakatan
diartikan sebagai usaha memasyarakatkan
Pidana Pencabrtan Kemerdekaan Jangka
PendekDitinjn Dori TujuanPeni&nan Dan
k sosi alisasi Narwidana
374
dalam ilmu
hukum
dari
Univeritas
lndonesiatanggal 5 Juli 1963.Dalam pidana
Ahnnd Basuki
XII No.4Talnn2006
EdisiOkotur
IERSPEKTIF Votume
itu beliau memberikanrumusantujuan pidana
masyarakat adil malonur berdasarkan
sebagaiberikut:
Pancasila. Bekal
"Di samping menimbulknnrasa derita pada
finawial dan materiil, tetapi juga yang
karena hilangrya kemerdekaan
bergeraf
membimbing terpidana agar
bertobat, mendidik supaya ia
seorang
Indonesia
anggota
yang
lebih penting adalah mental, fsik,
kcahlian, lretrampilan sehingga orang
menjadi
mempunyai kzmauan dan kemamptmn
sosialis
yang potensial dan efebif unnk menjadi
masyarakat
berguna.
hiduptidak hanya
Selanjunya
dikatakan bahwa fungan perkataan lai4
tujuan tindak pidana penjara adalah
wargayang baiN tidak melanggmhuhn
lagi, dan berguna dalam pembangunan
neSatra.
b. Menjatuhi
pemasyarakatan,jelas sekali bahwa beliau
pidana
butnn
sebagai
telah meletak*an dasar untuk pembinaan
tindakan balas dendam dari negara.
atau treatment philonphy (Sudarto, 1986:
73).
Terhadap terpidana tidak boleh ada
penyiksaon, baik berupa
Pokok-pokok
ters€bu!
pikiran
Soehardjo
selan$utrya dijabarkan dalam
Konferensi Dinas Direktorat Pemasyarakatan
tsnggal 27 April 1964 di Irrnbang medadi
Sistem Pembinaan nara pidana sebagai
b€rikut. (R. Achmad SoemadiPraja l9Z9 :
l3-14).
ucqpan dm
cara perawatan atau
penemrytan, satu-sattmyaderita adalah
nayadihilanghamya kemerdekaan.
c. Tobat tidtk
dapat dicapai fungan
penyiksaan melainkan ada cara lain
dengan bimbingan.Kepadanoa pidana
harus ditanamkanpengertian mengenai
norma-normahidup dan kchidupan serta
a. Orangyang tersesatdicyomijuga dengan
diberikan
kcsempatan
untuk
memberikon kepadanya bekal hidup
meremmgkanperbuatawtya yang sudah
sebagai wargo yang baik dan berguna
lanpau.
dalam masyarakat, yabti
diihttsertakan delam kcgiatan-kegiatan
Indonesia yang
menuju
masymaka
kE
Pidana Pencabutan Kemerdekaan Jangka
PendekDitinjau Dari Tujun penidanaan Dan
ResosiaIisasi Narapidana
tetapi Nara pidana dapat
tata
375
Ahnad Basuki
XII No.4Tahm2006EdisiOlaober
PERSPEKTIF Volume
sosial untuk meftumbuhluil rasa hidup
kepentinganjawatan atau kepentingan
lcemasyarakatan
negua sewabu saja. Pekcrjun hrus
d. Negara tidak berhak membuatseseorumg
dan pembangunan, karem harus ada
lebih burulr/lebihjahat dari pada sebelwn
ia
integrasi pekerjaan narapidana dengan
masuk lembaga pemasyarakatan,
koena itu harus diadakan pemisalun
pembdngr.ttn
antara yang residivist fun bukan,Wlaht
tindak pidana yang berat dan yang
Bimbingan
ringaq terpidana dan talwnan. Perlu
Narapidana lnras diberikan kcsempatan
pula
diadol@n pemisahan
narapidana
don
berdasskan
der
atttua
didikan
asalt.