REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI-GS (GENERALIZED S-ESTIMATION ) PADA PENJUALAN TENAGA LISTRIK DI JAWA TENGAH TAHUN 2010

REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI-GS (GENERALIZED S-ESTIMATION ) PADA PENJUALAN TENAGA LISTRIK DI JAWA TENGAH TAHUN 2010

oleh YURISTA WULANSARI

NIM. M 0108073

SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

commit to user

ABSTRAK

Yurista Wulansari, 2012. REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI-GS (GENERALIZED S-ESTIMATION ) PADA PENJUALAN TENAGA LISTRIK DI JAWA TENGAH TAHUN 2010. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret.

Tenaga listrik merupakan salah satu kebutuhan vital bagi manusia. Kon- sumsi tenaga listrik akan meningkat seiring dengan roda perekonomian daerah. Penjualan tenaga listrik dapat diprediksi dengan menggunakan analisis regresi. Dalam data penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun 2010 terdapat pencil- an sehingga diperlukan model yang tepat untuk melakukan analisis data. Regresi robust adalah model yang tepat untuk mengatasi masalah pencilan tersebut. Ji- ka pencilan terdapat pada variabel dependen (Y ) dan variabel independen (X) maka estimasi-GS tepat digunakan untuk mengestimasi parameter.

Tujuan penelitian ini adalah menentukan persamaan regresi untuk esti- masi penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun 2010 menggunakan mo- del regresi robust estimasi-GS dengan variabel dependen adalah penjualan te-

naga listrik sedangkan variabel independen adalah jumlah pelanggan (X 1 ), da- ya tersambung (X 2 ), jumlah perusahaan industri (X 3 ), jumlah rumah tang-

ga (X 4 ), dan jumlah produk domestik regional bruto (X 5 ). Dari analisis di-

peroleh persamaan regresi untuk estimasi penjualan tenaga listrik yaitu b Y i =

3.043.071 + 1, 84X i 2 + 109.458X i 3 − 220X i 4 + 12, 0X i 5 , dengan R 2 adjusted = 99, 6%

dan variabel jumlah pelanggan (X 1 ) tidak signifikan. Kata kunci : tenaga listrik, pencilan, regresi robust, estimasi-GS.

commit to user

Yurista Wulansari, 2012. ROBUST REGRESSION BY GS-ESTIMATION (GENERALIZED S-ESTIMATION) IN ELECTRICAL ENERGY SALES IN CENTRAL JAVA ON 2010. Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Se- belas Maret University.

Electrical energy is a vital need as human. The consumption of electricity will always be increasing in line with the increase of the regional economy. The electrical energy sales can be predicted by regression analysis. Data in the electri- cal energy sales in Central Java on 2010, there are outliers so that an appropriate method is needed to analyze the data. Robust regression is a appropriate model to over with a this outliers problem. If there are outliers in the dependent variable (Y ) and the independent variables (X), then the GS-estimation robust regression is appropriate to be used to estimate parameter.

The objective of this research is to determine regression equation estima- tion of electrical energy sales in Central Java on 2010 using robust regression model GS-estimation with independent variable is the sales of electrical ener-

gy while the independent variables are number of costumer (X 1 ), power con- nected (X 2 ), number of industry company (X 3 ), number of household (X 4 ), and product domestic regional gross (X 5 ). The regression equation estima-

tion of electrical energy sales obtained based on the analysis result are b Y i =

3.043.071 + 1, 84X i 2 + 109.458X i 3 − 220X i 4 + 12, 0X i 5 with R 2 adjusted = 99, 6% and

the variables is number of costumer (X 1 ) not significant.

Key words : electrical energy, outlier, robust regression, GS-estimation.

commit to user

MOTO

”....Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga kaum itu mengubah nasibnya sendiri” (Q.S Ar ro’du: 11)

”Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan kepada Tuhanmulah

hendaknya kamu berharap”

(Q.S Al-Insyirah: 6-8)

commit to user

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk Bapak dan Ibuku tercinta atas doa, cinta, nasehat, dan motivasi

yang diberikan,

Kakak-kakakku (Mas Tono, Mba Sri, Mas Mardi, Mba Umi, dan Mba Andit) yang telah tanamkan semangat untuk membanggakan Bapak dan Ibu,

Mas Didi atas bantuan, dukungan, dan semangatnya.

commit to user

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah mem- berikan banyak kenikmatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ”REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI-GS (GE- NERALIZED S-ESTIMATION ) PADA PENJUALAN TENAGA LISTRIK DI JAWA TENGAH TAHUN 2010”. Skripsi ini merupakan syarat untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana sains Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Su- rakarta. Oleh karena itu atas semua bimbingan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada

1. Dra. Yuliana Susanti, M.Si dan Dra. Mania Roswitha, M.Si selaku Pem- bimbing I dan Pembimbing II atas kesediaan dan kesabarannya dalam mem- bimbing dan memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini,

2. Teman-teman M ath 08 yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini,

3. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah mereka berikan selama ini dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat.

Surakarta, Oktober 2012 Penulis

commit to user

Daftar Isi

ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii ABSTRACT ................................ iv MOTO . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

PERSEMBAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vii DAFTAR ISI ............................... ix DAFTAR TABEL ............................

DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xi

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1.2 Perumusan Masalah .........................

1.3 Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1.4 Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

II LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2.2 Landasan teori . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2.2.1 Model Regresi Linear Berganda . . . . . . . . . . . . . . .

2.2.2 Metode Kuadrat Terkecil . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2.2.3 Uji Asumsi Analisis Regresi . . . . . . . . . . . . . . . . .

2.2.4 Pencilan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11

2.2.5 Estimasi-M . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13

2.2.6 Estimasi-S . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13

commit to user

2.2.7 Estimasi-GS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14

2.3 Kerangka Pemikiran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16

III METODE PENELITIAN

17

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

19

4.1 Deskripsi Tenaga Listrik di Jawa Tengah . . . . . . . . . . . . . . 19

4.2 Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19

4.3 Model Regresi Penjualan Tenaga Listrik di Jawa Tengah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20

V PENUTUP

30

5.1 Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30

5.2 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30 DAFTAR PUSTAKA

31 LAMPIRAN

32

commit to user

Daftar Tabel

4.1 Hasil output uji multikolinearitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23

4.2 Hasil Uji T RES dan h ii ....................... 24

4.3 Nilai bσ GS dan b β GS tiap iterasi pada estimasi-GS dengan 5 var. indep. 25

4.4 Hasil uji t pada estimasi-GS dengan 5 var. indep. . . . . . . . . . 26

4.5 Nilai bσ GS dan b β GS tiap iterasi pada estimasi-GS dengan 4 var. indep. 27

4.6 Hasil uji t pada estimasi-GS dengan 4 var. indep. . . . . . . . . . 29

5.1 Data penjualan tenaga listrik (Y ), jumlah pelanggan (X 1 ), daya tersambung (X 2 ), jumlah perusahaan industri (X 3 ), jumlah rumah tangga (X 4 ), dan produk domestik regional bruto (X 5 )...... 33

commit to user

Daftar Gambar

4.1 Plot probabilitas dari sisaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21

4.2 Plot sisaan dengan b Y ......................... 22

commit to user

Daftar Notasi

||

: harga mutlak

: sigma

: parameter/koefisien regresi

: estimasi dari β β b 0 : estimasi β awal menggunakan MKT

β b GS

: estimasi β menggunakan estimasi-GS

c : tuning constant

: sisaan random ke-i dari populasi

: sisaan random ke-i dari sampel

e i −e j

: selisih sisaan random ke-ij dari sampel

h ii

: nilai leverage untuk kasus ke-i

: jumlah variabel independen

ρ ()

: fungsi obyektif

: koefisien korelasi rank Spearman R 2 adjusted : koefisien determinasi ganda yang disesuaikan

: standar deviasi

bσ gs

: estimasi skala robust

: skala sisaan

ψ () : turunan parsial dari ρ terhadap β j atau ρ ′ = ∂ρ ∂β j

: fungsi pembobot

: selisih

: breakdown point

: variabel independen ke-i

: variabel dependen ke-i

: vektor harga prediksi untuk Y

commit to user

Bab I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tenaga listrik merupakan salah satu kebutuhan vital bagi manusia. Hal ini terjadi karena manusia tidak mungkin bisa melakukan aktifitas tanpa adanya listrik. Kebutuhan tenaga listrik akan meningkat seiring dengan perkembangan ekonomi daerah dan jumlah penduduk. Kondisi ini tentunya harus diantisipasi sedini mungkin agar penyediaan tenaga listrik dapat tersedia dalam jumlah yang cukup dan harga yang memadai. Pemerintah telah mengupayakan program lis- trik masuk desa untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di pedesaan. Badan Pusat Statistik (BPS) [3] mencatat pada tahun 2010 ada 7.811 desa sudah ber- aliran listrik dari PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero sebagai sumber energi dengan jumlah pelanggan 3, 65 juta pelanggan.

Menurut BPS [3], jumlah tenaga listrik yang terjual selama tahun 2010 sebesar 14, 39 milyar kWh. Tenaga listrik tersebut dimanfaatkan paling banyak oleh rumah tangga mencapai 92, 10%, usaha 4, 70%, sosial 2, 37%, selebihnya untuk industri, kantor pemerintah, penerangan jalan, dan multiguna.

Dalam data penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun 2010 yang di- ambil dari BPS terdapat pencilan. Data pencilan (outlier ) adalah pengamatan dengan nilai mutlak sisaan jauh lebih besar daripada sisaan-sisaan lain. Hal ini akan mempengaruhi model regresi yang terbentuk. Data pencilan tersebut tidak boleh dibuang begitu saja karena akan mempengaruhi model prediksi serta meng- hasilkan sisaan yang besar. Metode yang bersifat robust yaitu tidak terpengaruh oleh perubahan besar pada bagian kecil data atau perubahan kecil pada bagian besar data. Metode ini dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah pencilan ter- sebut dimana nilai estimasinya tidak banyak dipengaruhi oleh perubahan kecil

commit to user

dalam data. Regresi robust diperkenalkan oleh Andrews [1] sebagai model regresi yang digunakan ketika distribusi dari sisaan tidak normal. Model ini merupakan alat penting untuk menganalisis data yang dipengaruhi oleh pencilan sehingga diha- silkan model yang robust atau resistance terhadap pencilan. Breakdown point dan efficiency merupakan kriteria penting dalam regresi robust. Breakdown po- int adalah ukuran umum proporsi dari pencilan yang dapat ditangani sebelum pengamatan tersebut mempengaruhi model, sedangkan efficiency adalah taksiran parameter regresi yang mempunyai simpangan baku minimum.

Menurut Ryan [13], ada empat kelompok estimasi robust parameter model regresi yaitu estimasi-M, estimasi pengaruh terbatas, estimasi dengan breakdown point tinggi, dan estimasi prosedur dua tahap. Menurut Huber [8], estimasi-M (Maximum Likelihood type) dan estimasi pengaruh terbatas, yang disebut ju-

ga estimasi-GM (Generalized M-Estimation), merupakan estimasi robust yang mempunyai breakdown point rendah. Kelompok estimasi dengan breakdown point tinggi sesuai dengan namanya, mempunyai breakdown point tinggi tetapi mempu- nyai efficiency rendah. Estimasi yang termasuk kelompok ini adalah LTS (Least Trimmed Square), LMS (Least Median Square), dan estimasi-S (Scale). Ketiga estimasi ini diperoleh berdasarkan skala. Sedangkan estimasi prosedur dua tahap adalah kombinasi dua estimasi dari kelompok berbeda. Contoh dari kelompok terakhir ini adalah estimasi-MM yang dibentuk dari kombinasi estimasi-S dan estimasi-M.

Estimasi-MM (Method of Moment) mempunyai breakdown point tinggi dan efficiency tinggi sehingga estimasi ini memenuhi kriteria yang diharapkan untuk suatu estimasi robust. Suatu estimasi robust diharapkan menghasilkan estimasi yang tidak terpengaruh oleh pencilan ketika data memuat sisaan dengan pencilan dan memberikan estimasi yang mendekati hasil yang diperoleh dengan Metode Kuadrat Terkecil (M KT ) ketika data tidak begitu jauh menyimpang dari asumsi normalitas. Sifat yang pertama merujuk kepada breakdown point tinggi dan sifat kedua merujuk kepada efficiency tinggi.

commit to user

Terdapat dua estimasi robust lain selain di atas yaitu estimasi τ dan estimasi- GS (Generalized S-Estimation). Kedua estimasi ini mempunyai kesamaan yaitu sama-sama mempunyai breakdown point tinggi karena berdasarkan skala.

Estimasi-GS diperkenalkan oleh Croux et al. [5], yang dapat dipandang sebagai perluasan estimasi-S. Estimasi-GS, seperti dijelaskan di atas diestimasi berdasarkan skala. Skala yang digunakan adalah standar deviasi sisaan berpa- sangan. Estimasi-GS adalah solusi minimisasi estimasi-M dengan sisaan skala berpasangan sedangkan estimasi-S adalah solusi minimisasi estimasi-M sisaan skala.

Penelitian regresi robust dengan estimasi-GS mula-mula dilakukan oleh Cro- ux et al. [5] yang menunjukkan bahwa estimasi-GS mempunyai breakdown point sama dengan estimasi-S sebesar 50 %, tetapi efficiency lebih tinggi dari estimasi-S yang diterapkan pada kasus univariate dan ketika variabel dependen dan variabel independen terdapat pencilan. Kemudian penelitian dikembangkan oleh Roelant et al. [11] yang diterapkan pada kasus multivariate.

Menurut Katili [9] dalam penelitian mengenai listrik menggunakan analisis faktor dengan 4 variabel independen diperoleh hasil bahwa jumlah pelanggan, tarif penjualan, PDRB dan jumlah produksi listrik berpengaruh signifikan ter- hadap konsumsi tenaga listrik. Selanjutnya, Artiana [2] dalam penelitian yang sama menggunakan regresi robust estimasi-S dengan 3 variabel independen di- peroleh hasil bahwa hanya 2 variabel independen yaitu jumlah pelanggan dan daya tersambung berpengaruh signifikan terhadap penjualan energi listrik. Da- lam hal ini, peneliti tertarik untuk mengkaji ulang estimasi-GS dibandingkan estimasi-MM karena estimasi-GS dapat menganalisis pencilan yang muncul pada variabel dependen dan variabel independen sedangkan estimasi-MM hanya pada variabel dependen. Dalam data penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun 2010 terdapat pencilan pada variabel dependen dan variabel independen sehing-

ga estimasi-GS cocok digunakan untuk menganalisis data. Penelitian ini adalah menggabungkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Roelant et al. [11], Katili [9], dan Artiana [2] yaitu sebagai studi kasus menggunakan regresi robust dengan

commit to user

estimasi-GS yang diterapkan pada penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun 2010. Meskipun diketahui beberapa jenis fungsi pembobot, namun dalam peneli- tian ini hanya digunakan fungsi Tukey’s Biweight, dengan memandang penelitian dari Croux et al. [5], dimana fungsi Tukey’s Biweight yang digunakan dengan tuning constant adalah 0.9958.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dibuat perumusan masalah yaitu bagaimana persamaan regresi untuk estimasi penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun 2010 menggunakan metode regresi robust estimasi-GS?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah menen- tukan persamaan regresi untuk estimasi penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun 2010 menggunakan metode regresi robust estimasi-GS.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang statistika dan industri. Pada bidang statistika, metode estimasi-GS dapat diaplikasikan terhadap data yang mengandung pen- cilan pada variabel dependen dan independen, sedangkan pada bidang industri dapat memberikan masukan kepada instansi yang terkait yaitu PT. PLN (Persero) sebagai sarana untuk meningkatkan penjualan tenaga listrik kepada masyarakat.

commit to user

Bab II LANDASAN TEORI

Landasan teori ini terdiri dari tiga subbab, yaitu tinjauan pustaka, landasan teori, dan kerangka pemikiran.

2.1 Tinjauan Pustaka

Regresi robust merupakan metode regresi yang digunakan ketika distribusi dari sisaan tidak berdistribusi normal (Draper dan Smith, [6]). Regresi robust merupakan alternatif dari M KT . Regresi ini diperkenalkan oleh Andrews [1]. Se- ringkali dengan transformasi tidak akan menghilangkan atau melemahkan peng- aruh dari pencilan yang akhirnya estimasi menjadi bias dan estimasi parameter menjadi tidak valid. Dalam keadaan ini, sangat tepat jika menggunakan mo- del regresi robust yang tahan terhadap pengaruh pencilan sehingga menghasilkan estimasi yang lebih baik. Salah satunya adalah metode estimasi-GS.

Estimasi-M pertama kali diperkenalkan oleh Huber [8] sebagai model regre- si robust yang sering digunakan dan dipandang dengan baik untuk mengestimasi

parameter yang disebabkan oleh x − outlier dan memiliki breakdown point 1 n .

Chen [4] dalam penelitiannya mengatakan bahwa estimasi-M mempunyai bre- akdown point kecil yaitu cenderung menuju nol ketika terdapat pencilan pada variabel independen.

Rousseeuw dan Yohai [12] selanjutnya memperkenalkan estimasi LMS dan estimasi-LTS, yang merupakan metode high breakdown point. LMS adalah mo- difikasi dari metode kuadrat terkecil biasa. Modifikasi yang dilakukan adalah dengan mengubah operator jumlah menjadi median. Parameter β dapat diesti- masi dengan cara meminimumkan median dari kuadrat sisaan. LTS merupakan suatu metode pendugaan parameter regresi robust untuk meminimumkan jumlah

commit to user

kuadrat h sisaan fungsi objektif. Namun kedua metode ini mempunyai efficiency rendah.

Kelemahan dari metode yang telah ada yaitu hanya bisa mengestimasi para- meter yang disebabkan oleh pencilan pada variabel independen (x) dan breakdown point lebih kecil dari 50 % sehingga dikembangkanlah estimasi-S dan estimasi-GS. Estimasi-GS merupakan perluasan dari estimasi-S.

Penelitian regresi robust dengan estimasi-GS mula-mula dilakukan oleh Cro- ux et al. [5] yang menunjukkan bahwa estimasi-GS mempunyai breakdown point sama dengan estimasi-S sebesar 50 %, tetapi efficiency lebih tinggi dari estimasi-S yang diterapkan pada kasus univariate dan ketika variabel dependen dan variabel independen terdapat pencilan. Kemudian penelitian dikembangkan oleh Roelant et al. [11] yang diterapkan pada kasus multivariate. Oleh karena itu, dari uraian latar belakang dan penelitian sebelumnya, peneliti tertarik untuk menerapkan regresi robust dengan estimasi-GS pada penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun 2010 mengacu dari penelitian Roelant et al. [11], Katili [9], dan Artiana [2].

2.2 Landasan teori

Dalam penelitian ini diberikan beberapa teori yang mendasari dan mendukung yaitu model regresi linear berganda, metode kuadrat terkecil, asumsi analisis regresi, pencilan, estimasi-M, estimasi-S, dan estimasi-GS.

2.2.1 Model Regresi Linear Berganda

Model regresi adalah model matematika yang menyatakan hubungan an- tara variabel dependen dan variabel independen. Model regresi linear berganda merupakan model regresi dengan variabel independen lebih dari satu. Montgo- mery dan Peck [10] mengatakan bahwa model tersebut dapat dituliskan

Y =β 0 +β 1 x 1 +β 2 x 2 +...+β p x p + ε,

(2.1)

commit to user

dengan Y adalah variabel dependen, X 1 ,X 2 ,...,X p adalah variabel independen, β 0 ,β 1 ,...,β p adalah parameter, dan ε adalah sisaan yang berdistribusi normal. Parameter β 0 ,β 1 ,...,β p pada persamaan (2.1) tidak diketahui sehingga ha-

rus diestimasi. Parameter-parameter tersebut dapat diestimasi dengan metode kuadrat terkecil. Metode ini mengestimasi parameter model regresi dengan me- minimumkan jumlah kuadrat sisaan. Apabila ditinjau data pengamatan sebanyak n , maka persamaan (2.1) dapat dituliskan secara lengkap

Y 1 =β 0 +β 1 x 11 +β 2 x 12 +...+β p x 1p +ε 1 , Y 2 =β 0 +β 1 x 21 +β 2 x 22 +...+β p x 2p +ε 2 , Y 3 =β 0 +β 1 x 31 +β 2 x 32 +...+β p x 3p +ε 3 ,

.......................................... Y n =β 0 +β 1 x n 1 +β 2 x n 2 +...+β p x np +ε n ,

(2.2)

model (2.2) dapat dituliskan dalam bentuk matriks

1x 11 x 12 ...x 1p 1x 21 x 22 ...x 2p

... ...

... ... ...

1x n 1 x n 2 ...x np

Pada model regresi berganda bahwa sisaan ε dalam bentuk matriks, ε ∼ NID(0, Iσ 2 ).

2.2.2 Metode Kuadrat Terkecil

Metode kuadrat terkecil (M KT ) pada prinsipnya adalah meminimumkan jumlah kuadrat sisaan (JKS ) untuk memperoleh nilai estimasi β 0 ,β 1 ,...,β p se- bagai berikut

(Y i −β 0 +β 1 X i 1+β 2 X i 2+...+β p X i p ) 2 , (2.4)

commit to user

selanjutnya dicari turunan parsial terhadap β 0 ,β 1 ,...,β p dan menyamakan deng- an nol sehingga diperoleh nilai estimasi model regresi linear. Untuk meminimumkan (2.4), dicari turunan S(β j ) secara parsial terhadap (β j ), j = 0, 1, 2, ..., p dan disamakan dengan nol sehingga diperoleh

(y i −β 0 +β 1 x i 1 +β 2 x i 2 +...+β k x ip ) = 0, ∂S

(y i −β 0 +β 1 x i 1 +β 2 x i 2 +...+β k x ip )x i 1 = 0, ∂S

(y i −β 0 +β 1 x i 1 +β 2 x i 2 +...+β k x ip )x i 2 = 0,

(y i −β 0 +β 1 x i 1 +β 2 x i 2 +...+β p x ip )x ip = 0,

(2.5)

persamaan (2.5) menghasilkan persamaan normal berikut ini nb β 0 +b β 1

x i 2 +···+b β p

x i 1 x i 2 +···+b β p

x 2 i 2 +···+b β p

x i 2 x ip +···+b β p

Jika disusun dalam bentuk matriks maka persamaan (2.6) menjadi

X ′ Xb β =X ′ Y

(2.7) dengan

i =1 x i 1 ···

i =1 x ip

i =1 x i 1

i =1 x 2 i 1 ···

i =1 x i 1 x ip

...

...

. ..

...

i =1 x ip

i =1 x i 1 x ip ···

i =1 x 2 ip

commit to user

1 1 ··· 1 x 11 x 21 ···x 2p

...

... ... ...

x 1p x 2p ···x np

Penyelesaian persamaan (2.7) yaitu dengan mengalikan kedua sisinya deng- an invers dari (X ′ X ), sehingga estimator kuadrat terkecil dari β adalah

2.2.3 Uji Asumsi Analisis Regresi

Uji asumsi analisis regresi dilakukan untuk mengetahui apakah model re- gresi memenuhi asumsi atau tidak. Uji asumsi yang dilakukan pada model regresi adalah

1. Asumsi Normalitas. Gujarati [7] mengatakan bahwa pada analisis regresi linear diasumsikan bahwa sisaan berdistribusi normal dengan rata-rata yang diharapkan sama dengan nol dan mempunyai variansi konstan. Asumsi normalitas dapat

diketahui dengan uji Anderson-Darling. Uji ini didasarkan pada nilai A 2 = −n − S dengan,

i =1

(2i − 1)

[lnF (e i ) + ln(1 − F (e n +1−i ))] dengan F adalah fungsi distribusi kumulatif, e i adalah sisaan yang telah

diurutkan, dan n adalah banyak pengamatan. Pengujian Anderson-Darling akan memberikan informasi mengenai nilai p-

value. Menolak H 0 jika nilai p-value kurang dari nilai alpha.

2. Asumsi homoskedastisitas. Uji homoskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah terjadi kesamaan

commit to user

variansi sisaan dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam sebu-

ah model regresi. Jika variansi sisaan dari satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya sama maka disebut homoskedastisitas dan jika variansi berbe-

da maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik menunjukkan adanya homoskedastisitas. Asumsi ini dapat ditulis sebagai berikut

V ar (e i )=σ 2 ,i = 1, 2, . . . , n.

Salah satu cara menguji kesamaan variansi yaitu dengan melihat pola se- baran sisaan (e i ) terhadap nilai estimasi Y . Jika sebaran sisaan bersifat acak (tidak membentuk pola tertentu), maka menurut Draper et al. [6] mengatakan bahwa variansi sisaan homogen.

Menurut Gujarati [7], salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan pengujian korelasi rank Spearman yang didefinisikan sebagai berikut

dengan d i adalah perbedaan dalam rank yang ditempatkan pada dua ka- rakteristik yang berbeda dari individual atau fenomena ke−i dan n adalah

banyaknya individual yang dirank. Koefisien rank korelasi tersebut da- pat digunakan untuk mendeteksi heterokedastisitas dengan mengasumsikan Y i =X i +e i . Adapun tahapannya adalah sebagai berikut

(a) mencocokkan regresi terhadap data mengenai Y dan X dan menda- patkan sisaan e i ,

(b) dengan mengabaikan tanda dari e i yaitu dengan mengambil nilai mut- laknya |e i |, meranking baik harga mutlak |e i | dan X i sesuai dengan

urutan yang meningkat ataupun menurun dan menghitung koefisien rank korelasi Spearman yang telah diberikan sebelumnya,

(c) dengan mengasumsikan bahwa koefisien rank korelasi populasi ρ s ada- lah nol dan n > 8, signifikan dari r s dapat diuji dengan pengujian t sebagai berikut

n −2

1−r s 2

commit to user

dengan derajat kebebasan, n − 2. Jika nilai t yang dihitung melebihi nilai t kritis maka H 0 ditolak, artinya

asumsi homoskedastisitas tidak dipenuhi. Jika model regresi meliputi lebih dari satu variabel X, r s dapat dihitung antara |e i | dan tiap-tiap variabel X secara terpisah dan dapat diuji untuk tingkat signifikansi secara statistik dengan pengujian t yang diberikan di atas.

3. Asumsi nonmultikolinearitas. Multikolinearitas adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya korelasi antar variabel independen dalam model regresi linear berganda. Multiko- linearitas terjadi karena terdapat korelasi yang cukup tinggi di antara va- riabel independen (Montgomery dan Peck, [10]). VIF (Variance Inflation Factor ) merupakan salah satu cara untuk mengukur besar multikolinearitas dan didefinisikan sebagai berikut

V IF =

1 1−R m 2

dengan m = 1, 2, . . . , p dan p adalah banyaknya variabel independen. R m 2

adalah koefisien determinasi yang dihasilkan dari regresi variabel indepen- den X m dengan variabel independen lain X j (m ̸= j). Nilai VIF menjadi semakin besar jika terdapat korelasi yang semakin besar diantara variabel independen. Jika nilai VIF lebih dari 10, multikolinearitas memberikan pengaruh yang serius pada pendugaan metode kuadrat terkecil.

2.2.4 Pencilan

Pada beberapa kasus dimungkinkan adanya data yang jauh dari pola kum- pulan data keseluruhan, yang lazim didefinisikan sebagai data pencilan. Kebera- daan dari pencilan akan menyebabkan kesulitan dalam proses analisis data dan perlu untuk dihindari. Permasalahan yang muncul akibat adanya pencilan antara lain

1. Sisaan yang besar dari model yang terbentuk E(e i ) ̸= 0,

commit to user

2. Variansi dari data akan menjadi lebih besar,

3. Estimasi interval akan memiliki rentang yang lebih besar. Draper dan Smith [6] menyatakan bahwa metode yang digunakan dalam

mengidentifikasi pencilan terhadap variabel Y adalah Studientized Deleted Resi- dual (T RES) yang didefinisikan sebagai

T RES i =e i [

n −k−1

JKS (1 − h ii )−e 2 i

(2.9) dengan i = 1, 2, . . . , n, e i = sisaan ke-i, h ii =x ′ i (X ′ X ) − 1 x i , k = p + 1, n =

banyaknya pengamatan.

Hipotesis untuk menguji adanya pencilan adalah

H 0 : Pengamatan ke - i bukan pencilan

H 1 : Pengamatan ke - i merupakan pencilan T RES adalah statistik uji untuk mengetahui pencilan terhadap Y , kriteria peng-

ujian yang melandasi keputusan adalah

|T RES i |

≤t α 2 ,n − k − 1, H 0 tidak ditolak; >t α 2 ,n − k − 1, H 0 ditolak.

Metode yang digunakan dalam mengidentifikasi pencilan terhadap variabel

X adalah nilai pengaruh (leverage point). Nilai pengaruh (h ii ) dari pengamatan (X i ,Y i ) menunjukkan besarnya peranan Y i terhadap b Y i dan didefinisikan sebagai

h ii =x ′ i (X ′ X ) − 1 x i ,

(2.10) dengan i = 1, 2, · · · , n, x i =

1x i 2 x i 3 ···x ip

adalah vektor baris yang

berisi nilai - nilai dari variabel independen dalam pengamatan ke-i. Nilai h ii

berada diantara 0 dan 1, yaitu 0 ≤ h ii ≤ 1 dengan k = p + 1. Jika h ii lebih besar dari 2h dengan

maka pengamatan ke-i dikatakan pencilan terhadap X.

commit to user

2.2.5 Estimasi-M

Menurut Montgomery dan Peck [10], estimasi-M merupakan estimasi yang meminimumkan suatu fungsi sisaan ρ

x ij β j ), (2.11)

dengan ρ(u i ) didefinisikan sebagai fungsi obyektif Huber

estimator b β yang diperoleh bukan merupakan skala invariant sehingga digunakan

nilai e b i σ sebagai pengganti e i , dengan bσ merupakan faktor skala.

2.2.6 Estimasi-S

Menurut Rousseeuw dan Yohai [12], estimasi-S adalah salah satu estimasi dengan breakdown point tinggi namun efficiency rendah. Estimasi ini diperoleh dari minimisasi estimasi-M berdasarkan sisaan skala.

Definisi 2.2.1. Misal b β estimator dari β dan e( b β ) = (e 1 (b β ), . . . , e n (b β )) ′ adalah vektor sisaan. Estimator-S didefinisikan sebagai b β S = argmin β∈R p bσ S (e 1 (b β ), . . . , e n

(b β )) dengan bσ S diperoleh dari estimasi-M sisaan skala σ S yang merupakan solusi

dengan ρ adalah fungsi pembobot Tukey’s Biweight dan δ adalah nilai breakdown point.

Estimator-S, yaitu b β dapat dinyatakan dalam bentuk lain, yaitu

β b S = argmin β∈R p

dengan e i (β) = y i −

j =0 x ij β j dan bσ S =

i=1 (e 2 i )−( ∑ n i=1 e i ) 2

n (n−1)

commit to user

Dalam literatur statistika estimasi robust dikenal beberapa jenis fungsi pem- bobot ρ, namun dalam penelitian ini hanya dipakai fungsi Tukey’s Biweight atau Tukey’s Bisquare. Bentuk fungsi pembobot ini sebagai berikut

dengan tuning constant c = 1, 547. Penyelesaian persamaan (2.13) adalah dengan diturunkannya persamaan tersebut terhadap β sehingga diperoleh

dengan ψ disebut fungsi pengaruh yang merupakan turunan dari ρ sehingga dapat dituliskan ρ ′ = ψ sebagai berikut.

dengan w i adalah fungsi pembobot IRLS dan u i = e b i σ s .

2.2.7 Estimasi-GS

Menurut Croux et al.[5], estimator-GS adalah penyelesaian minimisasi estimasi-M berdasarkan selisih sisaan skala berpasangan.

commit to user

Definisi 2.2.2. Misal b β estimator dari β dan e( b β ) = (e 1 (b β ), . . . , e n (b β )) ′ ada- lah vektor sisaan dengan e i (β) = y i −

j =0 x ij β j , 1 ≤ i ≤ n, dan ∆e i (β) = (∆e 12 (β), . . . , e (n−1)n (β)) ′ merupakan vektor selisih sisaan berpasangan dengan

∆e ii ′ (β) = e i (β) − e i ′ (β) dengan 1 ≤ i ≤ i ′ ≤ n. Estimator-GS didefinisikan sebagai b β GS = argmin β∈R p bσ GS (∆e(β)) dengan bσ GS diperoleh dari estimasi-M selisih sisaan skala berpasangan σ GS 1,1926 yang meru- pakan solusi

dengan ρ adalah fungsi pembobot Tukey’s Biweight dan δ adalah nilai breakdown point.

Menurut Croux et al. [5], nilai 1, 1926 merupakan faktor koreksi agar esti- mator tak bias. Selanjutnya seperti pada estimator-S, estimator-GS juga menggunakan fung- si pembobot Tukey’s Biweight yang ditunjukkan pada persamaan (2.14) dengan tuning constant yang disarankan oleh Croux et al. [5] adalah 0.9958. Menurut Croux et al. [5], Salibian dan Yohai [14], estimator-S dan estimator-GS meru- pakan estimator yang konsisten dan menyebar normal asimtotik.

Seperti pada estimator-S, estimator-GS b β dapat dinyatakan dalam bentuk lain, yaitu

β b GS = argmin β∈R p

(2.17) Penyelesaian persamaan (2.17) adalah dengan diturunkannya persamaan

tersebut terhadap β sehingga diperoleh

dengan ψ disebut fungsi pengaruh yang merupakan turunan dari ρ. Bentuk ini dapat ditulis sama seperti pada persamaan (2.15) dengan w i (u i )= ψ (u i ) u i meru- pakan fungsi pembobot IRLS dimana u i = ∆e

ii′

b σ GS dan c = 0, 9958. Sisaan awal

commit to user

yang digunakan pada estimasi-GS adalah sisaan berpasangan yang diperoleh da- ri metode kuadrat terkecil. Proses dilanjutkan dengan M KT terboboti secara iterasi yang disebut Iteratively Reweighted Least Square (IRLS) hingga mencapai konvergen.

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka dapat disusun kerangka pemikiran sebagai berikut. Langkah pertama adalah menentukan populasi yang akan digunakan dalam penelitian, dengan mengambil data penjualan tenaga listrik, jumlah pe- langgan, daya tersambung, jumlah perusahaan industri, jumlah rumah tangga, dan jumlah produk domestik regional bruto di tiap kabupaten/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2010. Langkah kedua adalah mengecek bahwa salah satu asumsi regresi dilanggar yaitu asumsi normalitas karena ditemukan pencilan. Langkah ketiga adalah menentukan nilai parameter regresi, karena pada suatu data obser- vasi terdapat pencilan baik pada variabel dependen maupun independen maka tidak dapat menggunakan metode yang umum digunakan yaitu M KT .

Masalah tersebut dapat diselesaikan menggunakan regresi robust. Regresi robust yang digunakan adalah estimator-GS yang meminimumkan skala berpa- sangan robust dengan fungsi pembobot Tukey’s Biweight.

commit to user

Bab III METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah studi kasus yaitu mela- kukan estimasi model regresi robust estimasi-GS pada penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun 2010. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah. Adapun langkah-langkah yang diperlukan dalam penelitian ini adalah

1. menduga koefisien regresi dengan M KT ,

2. menguji asumsi klasik regresi linear,

3. mendeteksi adanya pencilan pada data dengan metode T RES dan h ii ,

4. menduga koefisien regresi dengan estimasi-GS,

langkah-langkah menduga koefisien regresi dengan estimasi-GS adalah

(a) menghitung sisaan awal yang diperoleh dari M KT , (b) menghitung selisih sisaan berpasangan,

(c) menghitung standar deviasi selisih sisaan berpasangan bσ GS untuk men- dapatkan nilai u i ,

(d) menghitung nilai pembobot w(u i ), (e) menggunakan M KT terbobot untuk mendapatkan penduga kuadrat

terkecil terbobot

β b ∗ = (X ′ WX ) − 1 X ′ WY

(f) menjadikan selisih sisaan berpasangan langkah (e) sebagai selisih si- saan berpasangan awal langkah (d) sehingga diperoleh nilai bσ GS dan pembobot w(u i ) yang baru,

commit to user

(g) melakukan pengulangan iterasi sampai didapatkan kekonvergenan se- hingga diperoleh b β GS 0 ,b β GS 1 ,...,b β GS p yang merupakan estimasi-GS,

(h) menentukan model yang robust dengan estimasi-GS dan menginter- pretasikan.

commit to user

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Tenaga Listrik di Jawa Tengah

Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang terletak di Pulau Jawa dengan luas wilayah mencapai 3.254.800 hektar, terbagi menjadi 29 kabu- paten dan 6 kota. Jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 yaitu 32.382.657 jiwa. Kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kabu- paten Brebes sedangkan kota dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kota Semarang. Tenaga listrik merupakan salah satu kebutuhan penting di setiap ka- bupaten/kota di Jawa Tengah. Selama tahun 2010 telah dicatat bahwa terdapat 7.811 desa sudah beraliran listrik dari PT. PLN (Persero). Jumlah tenaga listrik yang terjual selama tahun 2010 sebesar 14, 39 milyar kWh. Tenaga listrik ter- sebut dimanfaatkan paling banyak oleh rumah tangga mencapai 92, 10%, usaha

4, 70%, sosial 2, 37%, selebihnya untuk industri, kantor pemerintah, penerang- an jalan, dan multiguna. Pada penelitian ini, model analisis regresi, khususnya regresi robust dengan estimasi-GS, diterapkan pada penjualan tenaga listrik di Provinsi Jawa Tengah tahun 2010.

4.2 Data

Dalam penelitian ini digunakan data yang diambil dari BPS [3]. Data ter- diri dari 6 variabel yaitu jumlah penjualan tenaga listrik tiap kabupaten/kota sebagai variabel dependen Y , jumlah pelanggan pada tiap kabupaten/kota seba-

gai variabel independen X 1 , daya tersambung pada tiap kabupaten/kota sebagai variabel independen X 2 , jumlah perusahaan industri pada tiap kabupaten/kota sebagai variabel independen X 3 , jumlah rumah tangga pada tiap kabupaten/kota

commit to user

sebagai variabel independen X 4 , dan produk domestik regional bruto pada tiap kabupaten/kota sebagai variabel independen X 5 . Data tersebut di atas terdapat pada lampiran 1.

4.3 Model Regresi Penjualan Tenaga Listrik

di Jawa Tengah

Langkah pertama untuk menentukan model regresi robust adalah menca- ri model regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil. Persamaan regresi berganda tersebut adalah

Y b i = 48.660.195 − 104X i 1 + 2, 21X i 2 + 51.159X i 3 − 313X i 4 + 3, 28X i 5 , (4.1) dengan b Y i adalah penjualan tenaga listrik (kWh), X i 1 adalah jumlah pelanggan

(pelanggan), X i 2 adalah daya tersambung (VA), X i 3 adalah jumlah perusahaan industri (perusahaan industri), X i 4 adalah jumlah rumah tangga (rumah tangga yang menggunakan tenaga listrik), X i 5 adalah produk domestik regional bruto (rupiah). Langkah kedua adalah melakukan uji asumsi klasik regresi linear untuk melihat apakah model regresi yang diperoleh memenuhi asumsi klasik. Hasil uji asumsi klasik tersebut adalah sebagai berikut.

1. Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sisaan dalam model berdistribusi normal. Plot probabilitas untuk sisaan dari model penjualan tenaga listrik dapat dilihat pada Gambar 4.1. Dari Gambar 4.1 terlihat bah- wa pola penyebaran sisaan tidak mengikuti garis lurus, ini berarti asumsi normalitas pada sisaan tidak dipenuhi. Untuk menguji hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan uji Anderson-Darling dengan uji hipotesis- nya adalah sebagai berikut.

(a) H 0 : sisaan berdistribusi normal

H 1 : sisaan tidak berdistribusi normal

commit to user

100000000 0 -100000000 -200000000 -100000000

Probability Plot of RESI1

Normal

Gambar 4.1. Plot probabilitas dari sisaan

(b) Tingkat signifikansi (α)= 0,05 (c) Daerah Kritis

H 0 ditolak jika p-value < α = 0,05 (d) Statistik Uji

Berdasarkan analisis, diperoleh nilai p-value = 0,017 (e) Kesimpulan

Nilai p-value = 0,017 < α = 0,05, dapat disimpulkan bahwa H 0 dito- lak yang berarti bahwa sisaan tidak berdistribusi normal dan asumsi normalitas tidak dipenuhi.

2. Homoskedastisitas Uji homoskedastisitas dapat dilakukan dengan metode plot. Plot kesama- an variansi untuk data sisaan pada model penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun 2010 dapat dilihat pada Gambar 4.2. Dari Gambar 4.2 terli- hat bahwa variansi sisaan dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain berpola acak yang mengindikasikan bahwa variansi sisaan konstan sehingga dapat diindikasikan asumsi homoskedastisitas dipenuhi. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa asumsi homoskedastisitas dipenuhi.

Selain itu dapat dilakukan uji korelasi rank Spearman. Jika nilai t hitung

commit to user

Fitted Value

R e s id

Versus Fits

(response is y)

Gambar 4.2. Plot sisaan dengan b Y

melebihi nilai t tabel , maka dalam data tersebut terdapat masalah heteroske- dastisitas, sebaliknya jika t hitung lebih kecil dari t tabel maka tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan seca- ra terpisah antara |e i | dan tiap variabel independen yaitu jumlah pelanggan

(X 1 ), daya tersambung (X 2 ), jumlah perusahaan industri (X 3 ), jumlah ru- mah tangga (X 4 ), dan produk domestik regional bruto (X 5 ). Hasil pengu- jian diperoleh bahwa t hitung jumlah pelanggan adalah sebesar 1,649, daya tersambung adalah sebesar 2,627, hasil t hitung dari jumlah perusahaan in- dustri adalah sebesar 0,653, hasil t hitung dari jumlah rumah tangga adalah sebesar -0,846, dan hasil t hitung dari produk domestik regional bruto ada- lah sebesar 0,986. Dengan menggunakan tabel t, besar t tabel adalah 2,75. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa asumsi homoskedasti- sitas dipenuhi, artinya tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada kasus tersebut.

3. NonMultikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear antara variabel independen. Pendeteksian adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan berbagai uji, salah satunya adalah dengan melihat nilai VIF. Nilai VIF diperoleh dengan melakukan regresi secara parsial dan

commit to user

kemudian menghitung nilai VIF. Dari analisis diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil output uji multikolinearitas Variabel independen

VIF

Keterangan

X 1 (Jumlah pelanggan)

3, 565 < 10 Tidak ada multikolinearitas

X 2 (Daya tersambung)

6, 174 < 10 Tidak ada multikolinearitas

X 3 (Jumlah perusahaan industri)

1, 230 < 10 Tidak ada multikolinearitas

X 4 (Jumlah rumah tangga)

2, 275 < 10 Tidak ada multikolinearitas

X 5 (Produk Domestik Regional Bruto) 4, 353 < 10 Tidak ada multikolinearitas

Berdasarkan hasil pada Tabel 4.1, dapat dilihat bahwa nilai VIF untuk semua variabel independen, baik variabel jumlah pelanggan (X 1 ), daya ter- sambung (X 2 ), jumlah perusahaan industri (X 3 ), jumlah rumah tangga (X 4 ), dan produk domestik regional bruto (X 5 ) adalah lebih kecil dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi nonmultikolinearitas dipenuhi.

Dengan demikian, asumsi homoskedastisitas dan nonmultikolinearitas ter- penuhi tetapi asumsi normalitas tidak terpenuhi. Hal ini berakibat bahwa pen- jualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun 2010 tidak dapat dimodelkan dengan model regresi biasa. Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan terhadap pe- langgaran asumsi tersebut agar diperoleh estimasi regresi yang tepat. Penangan- an tersebut dengan menggunakan model regresi robust yang resistant terhadap pencilan, dimana pencilan tersebut yang menyebabkan asumsi normalitas tidak dipenuhi.

Langkah ketiga adalah mendeteksi adanya pencilan pada data penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun 2010 dengan metode T RES dan h ii . Berda- sarkan statistik uji untuk mengetahui pencilan terhadap Y yaitu TRES dengan

menarik kesimpulan menolak H 0 apabila nilai |TRES| > t tabel . Dari hasil per-

hitungan diperoleh bahwa pengamatan ke 2, 31, dan 33 merupakan pencilan. Berdasarkan statistik uji untuk mengetahui pencilan terhadap X yaitu h ii apa- bila nilai h ii > 2k n . Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa pengamatan ke 1, 2,

commit to user

19, dan 33 merupakan pencilan. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Hasil Uji T RES dan h ii

Pengamatan

TRES

t tabel

33 −7, 53194 < 2, 045 0, 854636 > 0, 34286 Langkah keempat adalah menduga koefisien regresi dengan estimasi-GS.

Proses penghitungan estimasi-GS yang iteratif dimulai dengan menentukan esti- masi awal koefisien regresi, yang diperoleh dari M KT yaitu

β b 0 = (48.660.195; −104; 2, 21; 51.159; −313; 3, 28),

kemudian berdasarkan algoritma estimasi-GS, dihitung nilai b y 0 i , sisaan e 0 i = y i −b y 0 i , dan selisih sisaan ∆e ii ′ =e i −e i ′ dengan ∆e ii ′ = (∆e 12 ,...,e (n−1)n ).

Proses iterasi menggunakan M KT terboboti dilanjutkan dengan menghitung si- saan, selisih sisaan, dan pembobot w(u i ) yang baru dan dilakukan pendugaan parameter secara berulang-ulang sampai konvergen. Menurut Salibian dan Yohai [14], kekonvergenan tercapai jika koefisien regresi sudah sama dengan koefisien regresi sebelumnya. Nilai bσ GS dan b β GS tiap iterasi pada estimasi-GS dengan 5 variabel independen ditunjukkan pada Tabel 4.3.

Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa koefisien regresi sudah konvergen pa-

da iterasi ke-20 diperoleh estimasi parameternya adalah

β c 20 = (674.187; −136; 1, 87; 144.277; −147; 11, 4),

dan dapat dituliskan persamaan regresinya sebagai berikut. Y b i = 674.187 − 136X i 1 + 1, 87X i 2 + 144.277X i 3 − 147X i 4 + 11, 4X i 5 ,

(4.2)

dengan R 2 adjusted = 99, 6%. Hasil output dapat dilihat pada Lampiran 7.

commit to user

Tabel 4.3. Nilai bσ GS dan b β GS tiap iterasi pada estimasi-GS dengan 5 var. indep.

1 86.770.873 (- 14.514.687 ; - 68 ; 1,96 ; 103.322 ; - 130 ; 9,98)

2 87.573.368 (- 10.865.745 ; - 101 ; 1,87 ; 119.789 ; - 113 ; 11,6)

3 90.961.136 (- 3.291.631 ; - 135 ; 1,87 ; 140.516 ; - 129 ; 11,6)

4 91.317.191 (- 876.137 ; - 136 ; 1,87 ; 144.881 ; - 141 ; 11,5)

5 91.280.662 (129121 ; - 136 ; 1,87 ; 144.416 ; - 145 ; 11,5) ...

...

...

15 91.257.803 (674.165 ; - 136 ; 1,87 ; 144.277 ; - 147 ; 11,4)

16 91.257.805 (674.177 ; - 136 ; 1,87 ; 144.277 ; - 147 ; 11,4)

17 91.257.803 (674.185 ; - 136 ; 1,87 ; 144.277 ; - 147 ; 11,4)

18 91.257.804 (674.186 ; - 136 ; 1,87 ; 144.277 ; - 147 ; 11,4)

19 91.257.803 (674.187 ; - 136 ; 1,87 ; 144.277 ; - 147 ; 11,4)

20 91.257.803 (674.187 ; - 136 ; 1,87 ; 144.277 ; - 147 ; 11,4)

Variabel independen yang berpengaruh dapat diketahui dengan melakukan uji signifikansi model regresi robust estimasi-GS.

1. H 0 :β i = 0, i = 1, 2, 3, 4, 5 (jumlah pelanggan, daya tersambung, jumlah perusahaan industri, jum- lah rumah tangga, atau produk domestik regional bruto tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun

2010) H 1 :β i ̸= 0 untuk suatu i = 1, 2, 3, 4, 5 (paling tidak ada salah satu jumlah pelanggan, daya tersambung, jumlah perusahaan industri, jumlah rumah tangga, atau produk domestik regional bruto yang berpengaruh se- cara signifikan terhadap penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun 2010)

2. Tingkat signifikansi (α)= 0,05

3. Daerah kritis: H 0 ditolak jika F hit >F tab =F (p,n−p;α) =F (6,29;0,05) = 2, 42

4. Berdasarkan analisis, diperoleh nilai F hitung =1.329,34

commit to user

5. Kesimpulan Nilai F hitung =1.329,34 > F tab =2,42, dapat disimpulkan bah- wa H 0 ditolak artinya paling tidak ada salah satu jumlah pelanggan, daya tersambung, jumlah perusahaan industri, jumlah rumah tangga, atau pro- duk domestik regional bruto yang berpengaruh secara signifikan terhadap penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun 2010.

Selanjutnya dilakukan uji parsial untuk mengetahui signifikansi atau penga- ruh masing-masing variabel terhadap model regresi yang dihasilkan. Uji parsial tersebut menggunakan uji t. Hasil dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Hasil uji t pada estimasi-GS dengan 5 var. indep.

X 1 (Jumlah pelanggan)

0, 202 > 0, 05 Tidak signifikan

X 2 (Daya tersambung)

0, 000 < 0, 5

Signifikan

X 3 (Jumlah perusahaan industri)

0, 010 < 0, 05

Signifikan

X 4 (Jumlah rumah tangga)

0, 045 < 0, 05

Signifikan

X 5 (Produk Domestik Regional Bruto) 0, 000 < 0, 05 Signifikan

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa masing-masing daya ter- sambung, jumlah perusahaan industri, jumlah rumah tangga, dan produk do- mestik regional bruto berpengaruh secara signifikan terhadap penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun 2010, sedangkan jumlah pelanggan tidak berpenga- ruh signifikan. Karena terdapat satu variabel independen yang tidak berpengaruh signifikan, maka proses iterasi diulang lagi seperti langkah di atas tanpa mengi- kutsertakan variabel yang tidak signifikan tersebut.

Langkah pertama untuk menentukan model regresi robust adalah mencari model regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil. Model regresi berganda tersebut adalah

Y b i = 46.067.162 + 2, 16X i 2 + 54.475X i 3 − 363X i 4 + 4, 23X i 5 (4.3) dengan b Y i adalah penjualan tenaga listrik (kWh), X i 2 adalah daya tersambung

(VA), X i 3 adalah jumlah perusahaan industri (perusahaan industri), X i 4 adalah

commit to user

jumlah rumah tangga (rumah tangga yang menggunakan tenaga listrik), X i 5 adalah produk domestik regional bruto (rupiah).

Langkah kedua adalah menduga koefisien regresi dengan estimasi-GS. Pro- ses penghitungan estimasi-GS yang iteratif dimulai dengan menentukan estimasi awal koefisien regresi, yang diperoleh dari M KT yaitu

β b 0 = (46.067.162; 2, 16; 54.475; −363; 4, 23),

kemudian berdasarkan algoritma estimasi-GS, dihitung nilai b y 0 i , sisaan e 0 i = y i −b y 0 i , dan selisih sisaan ∆e ii ′ =e i −e i ′ dengan ∆e ii ′ = (∆e 12 ,...,e (n−1)n ).

Proses iterasi menggunakan M KT terboboti dilanjutkan dengan menghitung si- saan, selisih sisaan, dan pembobot w(u i ) yang baru dan dilakukan pendugaan parameter secara berulang-ulang sampai konvergen. Menurut Salibian dan Yohai [14], kekonvergenan tercapai jika koefisien regresi sudah sama dengan koefisien regresi sebelumnya. Nilai bσ GS dan b β GS tiap iterasi pada estimasi-GS dengan 4 variabel independen ditunjukkan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Nilai bσ GS dan b β GS tiap iterasi pada estimasi-GS dengan 4 var. indep.

1 87.772.959 (- 5.526.831 ; 1,94 ; 79.029 ; - 176 ; 9,35)

2 89.084.157 (- 5.763.915 ; 1,86 ; 96.124 ; - 172 ; 11,0)

3 90.974.181

(279.530 ; 1,85 ; 100.851 ; - 201 ; 11,5)

4 91.347.499 (2.111.072 ; 1,85 ; 106.524 ; - 213 ; 11,8)

5 91.460.918 (2.708.553 ; 1,84 ; 108.189 ; - 217 ; 11,9) ...

...

...

15 91.587.133 (3.043.055 ; 1,84 ; 109.457 ; - 220 ; 12,0)

16 91.587.137 (3.043.065 ; 1,84 ; 109.457 ; - 220 ; 12,0)

17 91.587.139 (3.043.069 ; 1,84 ; 109.458 ; - 220 ; 12,0)

18 91.587.140 (3.043.070 ; 1,84 ; 109.458 ; - 220 ; 12,0)

19 91.587.140 (3.043.071 ; 1,84 ; 109.458 ; - 220 ; 12,0)

20 91.587.140 (3.043.071 ; 1,84 ; 109.458 ; - 220 ; 12,0)

commit to user

Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa koefisien regresi sudah konvergen pa-

da iterasi ke-20 diperoleh estimasi parameternya adalah

β c 20 = (3.043.071; 1, 84; 109.458; −220; 12, 0),

dan dapat dituliskan model regresinya sebagai berikut. Y b i = 3.043.071 + 1, 84X i 2 + 109.458X i 3 − 220X i 4 + 12, 0X i 5 ,

(4.4)

dengan R 2 adjusted = 99, 6%. Hasil output dapat dilihat pada Lampiran 8. Interpretasinya yaitu setiap peningkatan satu rumah tangga yang menggu- nakan tenaga listrik akan menurunkan penjualan tenaga listrik di Jawa tengah tahun 2010 sebesar 220 kWh dan setiap peningkatan satu VA daya tersambung, satu perusahaan industri, dan satu produk domestik regional bruto akan mening- katkan penjualan tenaga listrik masing-masing sebesar 1,84 kWh, 109.458 kWh

dan 12,0 kWh. Sedangkan R 2 adjusted sebesar 99,6 % artinya bahwa penjualan te-

naga listrik dapat dijelaskan oleh variabel daya tersambung, jumlah perusahaan industri, jumlah rumah tangga, dan produk domestik regional bruto. Sisanya sebesar 0,4 % dijelaskan oleh variabel yang lain.

Variabel independen yang berpengaruh dapat diketahui dengan melakukan uji signifikansi model regresi robust estimasi-GS.