STUDI KEBUTUHAN BUKU PERPUSTAKAAN DI STAIN PAREPARE SULAWESI SELATAN STUDY ON THE NEED OF LIBRARY BOOK AT STAIN PAREPARE, SOUTH SULAWESI

STUDI KEBUTUHAN BUKU PERPUSTAKAAN DI STAIN PAREPARE SULAWESI SELATAN STUDY ON THE NEED OF LIBRARY BOOK AT STAIN PAREPARE, SOUTH SULAWESI

Munawiroh

Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Balitbang dan Diklat Kemenag RI Jl. MH Thamrin No. 6 Jakarta Pusat Email: mun.asrori@gmail.com

Naskah diterima 2 September 2015, direvisi 2 Desember 2015, disetujui 5 Desember 2015

Abstract

Abstrak

This research aims at obtaining information Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh on an illustration of library at STAIN Pare-Pare

informasi tentang gambaran perpustakaan STAIN either management or utilization of its material

Pare-Pare baik dari segi pengelolaan, maupun and the illustration on relevancy of the material

pemanfaatan bahan pustakanya, dan gambaran available for the human being needs. This research

tentang kaitan antara koleksi bahan pustaka method adopts a qualitative approach. The yang tersedia dengan kebutuhan mahasiswa. research outcome shows: 1) library collection at

Metode penelitian ini menggunaakan pendekatan STAIN relating to compulsory and recommended

kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: 1) book whose titles are not covered yet, 2) suitability

koleksi perpustakaan STAIN terkait dengan of the books provided for the student’s needs has

buku wajib dan buku anjuran belum merata been suitable with the needs of lecture material,

judulnya, 2) kesesuaian buku-buku yang tersedia 3) library services against user has been good

bagi kebutuhan mahasiswa sudah sesuai dengan enough, d) reading room has not been equipped

kebutuhan materi perkuliahn, 3) pelayanan by air conditioning, 4) limited visit time.

perpustakaan terhadap pengguna sudah cukup baik, d) ruang baca belum dilengkapi dengan alat

Keyword : STAIN, the Needs, Library, Book pendingin, 4) waktu kunjungan masih terbatas. Collection.

Kata Kunci : STAIN Pare-Pare, Perpustakaan, Koleksi Buku.

Volume 13, Nomor 3, Desember 2015

M U N AW I R O H

PENDAHULUAN

politik, ekonomi, dan keagamaan. Gejolak Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri sosial ini berpangkal pada merosotnya

nilai-nilai moral, keagamaan dan spiritual (STAIN) tersebar di beberapa daerah di

yang dialami oleh banyak orang dari Indonesia. Sekolah Tinggi ini pada mulanya

merupakan fakultas cabang dari Institut anak bangsa ini. Lebih dari itu, alumni STAIN diharapkan dapat memberikan

Agama Islam Negeri (IAIN). Akan tetapi, lembaga ini kemudian dipisahkan dari konstribusi dalam rangka pengembangan

wawasan pemikiran keagamaan bagi induknya yaitu IAIN dan menjadi sekolah

masyarakat.

tinggi yang berdiri sendiri. Perubahan ini melahirkan kemandirian bagi STAIN. Ini

Kondisi sosial seperti disebutkan itu tentu saja dimaksudkan untuk memacu memerlukan peran nyata dari ilmuwan

perkembangan lembaga pendidikan tinggi bidang agama untuk berkiprah dalam bidang ini, terutama dalam upaya peningkatan sosial keagamaan menurut bidang tugas kualitas proses belajar mengajar ataupun masing-masing. Peran itu dapat diwujudkan kegiatan akademik secara umum yang dalam bidang tugas selaku aparatur bermuara pada terciptanya alumni yang pemerintah, tenaga kependidikan, praktisi semakin baik kualitasnya.

hukum, juru dakwah, ataupun selaku warga STAIN merupakan lembaga pendidikan

masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap pembinaan keagamaan.

tinggi yang mengkhususkan diri dalam bidang ilmu-ilmu agama Islam. Lembaga ini

Upaya untuk mewujudkan peran ideal diharapkan menghasilkan sarjana muslim alumni STAIN seperti disebutkan di atas,

atau luaran yang mendalami ilmu-ilmu bukanlah hal yangmudah. Tidak sedikit dari agama Islam atau bidang tertentu dari ilmu

mereka yang pernah mengecap pendidikan keislaman, dan dapat mengembangkan dan

di lembaga pendidikan tinggi ini tidak mengamalkan ilmunya untuk kepentingan mampu memainkan peran yang dimaksud.

masyarakat, bangsa dan negara. Jadi, Itu ditandai dengan adanya berbagai seperti halnya UIN dan IAIN, STAIN sorotan sekolah tinggi ini belum memenuhi diharapkan menghasilkan alumni yang standar yang diharapkan oleh masyarakat. mampu memenuhi kebutuhan masyarakat,

Boleh jadi, sebagian dari mereka belum melahirkan tenaga pemikir, tenaga memperlihatkan dedikasi yang didambakan. terlatih yang dapat menyampaikan dan

Kualitas alumni lembaga pendidikan, menerjemahkan pesan-pesan agama yang terkait erat dengan program akademik yang selaras dengan kondisi masyarakat. Luaran

dikembangkan di lembaga itu. Hal tersebut STAIN, diharapkan juga mampu menjawab

berkaitan dengan berbagai aspek seperti persoalan yang timbul di tengah-tengah kurikulum, kualitas proses belajar mengajar, masyarakat dari sudut pandang agama Islam

sarana belajar mengajar yang tersedia, dan memiliki kesadaran dan peran nyata dan kesadaran mahasiswa untuk memacu untuk kemajuan dan kesejahteraan umat.

prestasi belajar. Hal tersebut terakhir, Alumni STAIN dan lembaga pendidikan

merupakan faktor tersendiri yang sangat sejenis diharapkan dapat memainkan peran

penting. Dalam kaitan ini, perpustakaan nyata dalam rangka pembangunan nasional,

merupakan sarana yang dapat menunjang, terutama dalam bidang mental spiritual. untuk meningktakan prestasi belajar.

Peran itu semakin dirasakan perlunya Perpustakaan sering disebut sebagai jantung dewasa ini ketika bangsa Indonesia dilanda

perguruan tinggi atau the heart ofeducational kemelut atau gejolak sosial yang berdimensi

EDUKASI: Jurnal Peneli ti an Pendidikan Agama dan Keagamaan

STUDI KEBUTUHAN BUKU PERPUSTAKAAN DI STAIN PARE PARE SULAWESI SELATAN

programs. 1 Kondisi perpustakaan yang sekolah dan minat baca berpengaruh positif dimiliki oleh sebuah lembaga pendidikan dan signifi kan terhadap prestasi belajar tinggi sering dijadikan sebagai salah satu siswa. 2 Sama halnya dengan penelitian yang tolok ukur untuk melihat tingkat kemajuan

dilakukan oleh Wahid Muharrim Harahap perguruan tinggi yang bersangkutan.

tentang pengaruh perpustakaan terhadap Perpustakaan memiliki kedudukan yang

prestasi belajar siswa, bahwa siswa yang sangat menentukan di perguruan tinggi, sering berkunjung ke perpustakaan

ia diperlukan untuk mendukung kualitas prestasi belajarnya cenderung lebih tinggi proses belajar mengajar, sarana bagi dibandingkan dengan siswa yang malas mahasiswa dan pengguna jasa lainnya untuk,

berkunjung keperpustakaan. 3 Berdasarkan memperluas wawasan dan pengetahuan, latar belakang pemikiran tersebut,

mengerjakan tugas, dan sarana untuk diperlukan suatu penelitian, dengan fokus belajar mandiri. Penekanan pada kegairahan

bagaimana pengelolaan dan pemanfaatn belajar mandiri sangat sesuai dengan usia perpustakaan sebagai wahana peningkatan mahasiswa yang sudah tergolong dewasa dan

prestasi belajar mahasiswa. Lokus dari dapat mengembangkan diridengan sebaik-

penelitian ini dipilih STAIN Pare-Pare baiknya. Hal ini sangat ditekankan dalam Sulawesi Selatan, dengan pertimbangan konsep pendidikan modern. UU No 20 tahun

bahwa STAIN Pare-Pare memliki 2003 Pasal 45 tentang sistem pendidikan perkembangan yang cukup pesat dari segi

nasional menyebutkan bahwa “Setiap kelembagaan dan jumlah mahasiswa. satuan pendidikan formal dan non-formal

Sehubungan dengan uraian di atas, menyediakan sarana dan prasarana yang maka yang menjadi masalah dalam memenuhi keperluan pendidikan sesuai penelitian ini adalah, bagaimana 1) proses dengan pertumbuhan dan perkembangan perubahan status Fakultas Tarbiyah Cabang potensi fi sik, kecerdasan intelektual, sosial,

IAIN Alaudin, menjadi STAIN Pare-Pare, emosional dan kejiwaan peserta didik”.

2) keadaan koleksi perpustakaan STAIN

Salah satu sarana pendidikan yang Pare-pare baik dari segi pengelolaan dan berpengaruh terhadap hasil pendidikan pemanfaatannya, dan 3) kesesuaian antara adalah perpustakaan, di mana perpustakaan

koleksi bahan bacaan yang tersedia dengan ini harus memungkinkan tenaga kebutuhan mahasiswa, terutama dalam

kependidikan dan para peserta didik menunjang kegiatan akademik di sekolah memperoleh kesempatan untuk memperluas

tinggi ini.

dan memperdalam pengetahuan dengan Tujuan daripenelitian ini untuk 1) membaca bahan pustaka yang mengandung

memperoleh informasi tentang perubahan ilmu pengetahuan yang diperlukan.

Stataus Fakultas Cabang menjadi STAIN Pare-

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pare, 2) memperoleh gambaranperpustakaan Acep Dedi Nurdiana tentang pengaruh STAIN Pare-Pare baik dari segi pengelolaan, pemanfaatan perpustakaan sekolah dan maupun pemanfaatan bahan pustaknya, minat baca terhadap prestasi belajar siswa.

3) memperoleh gambaran tentang Dari hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa baik secara parsial maupun secara

2 Acep Dedi Nurdiana. 2010. Pengaruh pemanfaatan

simultan pemanfaatan perpustakaan perpustakaan sekolah dan minat baca terhadap prestasi

belajar siswa. Malang : UNM,

3 Wahid Muharrom Harahap. 2012. Pengaruh 1 Soejono Trimo.1997. Pedoman Pelaksanaan

Pemanfaatan Perpustakaan Terhadap Hasil Belajar Siswa. Perpustakaan. Bandung: Remaja Rosdakarya, h. 18

Medan: Unimed

Volume 13, Nomor 3, Desember 2015

465

EDUKASI: Jurnal Peneli ti an Pendidikan Agama dan Keagamaan

M U N AW I R O H

kaitan antara koleksibahan pustaka yang tersedia dengan kebutuhan mahasiswa, terutama dalam menunjang studi mereka. Temuan-temuan dari hasil penelitian ini diharapkandapat menjadi bahan pertimbangan bagi instansi terkait dalam rangka pengembangan perpustakaan STAIN Pare-Pare, Direktorat Pendidikan Tinggi Agama Islam, dan berbagai pihak yang berkepentingan.

Kajian Pustaka

Dalam Kamus Bahasa Indonesia,

Perpustakaan artinya kitab, buku. 4 Dalam

Bahasa inggris, pembaca tentunya mengenal istilah Library. Istilah ini berasal dari kata liber atau libri artinya buku.Dari kata Latin tersebut, terbentuklah istilah librarius yang artinya tentang buku.Dalam bahasa asing lainnya (Belanda) perpustakaan disebut juga sebagai bibliotheca, (Jerman) bibliothek. Semua istilah itu berasal dari kata biblia dari bahasa yunani artinya tentang buku, kitab. Pembaca tentunya mengenal istilah kitab suci Bible, juga berasal dari kata biblia yang juga artinya buku, kitab. Karena itu, terjemahan bible ke dalam bahasa Indonesia ialah Alkitab. Dengan demikian, tidaklah aneh bila dalam istilah perpustakaan library, dan bibliotheek selalu dikaitkan dengan buku atau kitab. Dengan demikian perpustakaan mencakup suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan atau gedung tersendiri yang berisi buku-buku koleksi, yang diatur dan disusun demikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh

pembaca. 5 Perpustakaan adalah kumpulan atau bangunan fi sik sebagai tempat buku

4 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,

h.118. 5 Sutarno NS. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat.

Jakarta: Sagung Seto, h.11.

dikumpulkan dan disusun menurut sistem tertentu atau keperluan pemakai. 6

Secara lebih konkrit perpustakaan dapat dirumuskan sebagai suatu unit kerja dari sebuah lembaga pendidikan yang berupa tempat penyimpanan koleksi buku- buku pustaka untuk menunjang proses pendidikan. Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah tempat untuk mengembangkan informasi dan pengetahuan yang dikelola oleh suatu lembaga pendidikan, sekaligus sebagai sarana edukatif untuk membantu memperlancar cakrawala pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.Sejalan dengan perkembangan zaman, pengertian perpustakaan baeubah secara berangsur-angsur.Pada mulanya setiap ada kumpulan buku-buku koleksi yang dikelola secara rapi dan teratur disebut perpustakaan, tetapi karena adanya perkembangan teknologi modern dalam usaha pelestarian dan pengembangan informasi, maka koleksi perpustakaan tidak hanya terbatas buku-buku saja tetapi juga beraneka ragam jenisnya.

Menurut Sutarno NS 7 jenis-jenis perpustakaan diantaranya: a) Perpustakaan Nasional RI, b) Badan Perpustakaan Daerah,

c) Perpustakaan Umum, d) Perpustakaan Perguruan Tinggi, e) Perpustakaan Sekolah,

f) Perpustakaan Khusus, g) Perpustakaan Lembaga Keagamaan, h) Perpustakaan Internasional, i) Perpustakaan Kantor Perwakilan Negara-negara Asing, j) Perpustakaan Pribadi/Keluarga, h) Perpustakaan Digital

Menurut Sutarno NS 8 tujuan Perpustakaan adalah untuk menyediakan fasilitas dan sumber informasi dan menjadi

6 Lasa. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus, 12.

7 Ibid, h. 37 8 Ibid h. 34

STUDI KEBUTUHAN BUKU PERPUSTAKAAN DI STAIN PARE PARE SULAWESI SELATAN

pusat pembelajaran. Sedangkan menurut METODOLOGI PENELITIAN

Lasa tujuan perpustakaan adalah: a) Metode yang digunakan dalam

Menumbuhkembangkan minat baca dan penelitian dengan pendekatan kualitatif.

tulis, b) Mengenalkan teknologi informasi, Data yang diperoleh melalui kuesioner akan

c) Membiasakan akses informasi secara mandiri, d) Memupuk bakat dan minat. 9

disajikandalam bentuk tabel, persentase dan

diberi penjelasan seperlunya. Sedangkan

Oleh sebab itu, perpustakaan bukan data yang diperoleh melalui pengamatan sekedar gudang buku atau sebagai study hall

dan wawancara, akan dipadukan kemudian (ruang belajar) saja, melainkan dapat pula dipaparkan sebagaimana adanya menurut

berperan dan berfungsi sebagai : Pertama, satuan bahasan tertentu. Pemaparan Jantung dari semua program pendidikan ini disertai penjelasan, interpretasi dan

universitas atau institut atau sekolah tinggi analisis banding dengan temuan-temuan yang bersangkutan. Perpustakaan harus tertulis yang terdapat pada sejumlah buku

mampu membantu dan menjadi pusat (referensi) atau hasil penelitian lainnya. 10 kegiatan akademis lembaga pendidikannya.

Data yang akan dihimpun meliputi : koleksi Lebih-lebih diterapkannya sistem kredit perpustakaan, pengelolaan perpustakaan,

smester (SKS) dimana para mahasiswa aktivitas kunjungan keperpustakaan, dituntut lebih banyak belajar mandiri. buku wajib dan buku anjuran, minat baca Untuk menunjang keberhasilan sistem ini, mahasiswa, dan kendala dalam pemanfaatan maka perpustakaan kampus seyogyanya perpustakaan. mengoleksi pula bahan-bahan tentang suatu daerah atau ilmu pengetahuan

tertentu, guna kepentingan kegiatan riset HASIL DAN PEMBAHASAN atau lainnya, Bahan tersebut juga dapat Profi l STAIN Pare-Pare

digunakan dalam membuat tesis atau skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

bagi para mahasiswa. Kedua, Instructional Materials Centre atau pusat penyimpanan alat

Pare-Pare atau STAIN Pare-Pare adalah Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri di

atau bahan atau fasilitas yang dibutuhkan untuk kegiatan proses belajar mengajar Pare-Pare Provinsi Sulawesi Selatan. STAIN

Pare-Pare didirikan berdasarkan Surat atau ex-tension services untuk masyarakat

Keputusan Presiden Nomor 11, Tanggal 21 luar yang membutuhkannya. Ketiga, Social

centre dan pusat kegiatan cultural. Maret 1997 bertepatan dengan Tanggal 12 Dzulqaidah 1417 H.

Perpustakaan perguruan tinggi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

tidak hanya dikunjungi oleh internal kalanagan civitas akademika, melainkan (STAIN) Pare-Pare, berlokasi di Jalan Amal

Bakti No. 8, Kelurahan Lembah Harapan juga dapat dikunjungi masyarakat luar

yang memerlukan informasi. Dengan Kecamatan Soreang, Kota Pare-Pare Sulawesi Selatan.Pada mulanya lembaga pendidikan

demikian perpustakaan tidak hanya sekedar ini, merupakan peralihan status dari

menyediakan jasa pelayanan atau informasi akademik saja tetapi juga informasi Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin Pare-pare

menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri lain yang bersifat aktual dan universal,

bagi masyarakat luar yang memerlukan Pare-pare yang diresmikan pada tahun akademik 1997/1998, berdasarkan KEPRES

informasi.

10 Lexy J. Moleong. 1996. Metodologi Penelitian 9 Ibid h. 14

Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, h. 24.

Volume 13, Nomor 3, Desember 2015

467

EDUKASI: Jurnal Peneli ti an Pendidikan Agama dan Keagamaan

M U N AW I R O H

Pare-Pare mengalami perkembangan yang menggembirakan. Dalam kurun waktu 14 tahun, status Fakultas Cabang ditingkatkan menjadi Fakultas Madya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI No. 61 Tahun 1982.Atas dasar itulah, maka pada tahun akademik 1982/1983 mulai dibuka program sarjana, sesuai petunjuk pelaksanaan Surat Keputusan Rektor IAIN Alauddin No. 45 Tahun 1982.

Tahun demi tahun, Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin Pare-Pare terus berbenah diri hingga mengalami kemajuan yang cukup pesat, baik dari segi sarana dan prasarana maupun dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, dalam hal ini tenaga pengajar. Hal ini ditandai, sejak tahun 1982, dengan telah dimilikinya kampus sendiri lengkap dengan sarana perkuliahan, perkantoran, aula serba guna, gedung para dosen, perpustakaan, laboratorium bahasa/ komputer, mushalla dan gedung sarana lainnya yang cukup representatif untuk melaksanakan proses pembelajaran.

Perubahan status dari Fakultas Tarbiyah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pare-Pare merupakan tuntutan dalam dunia pendidikan yang semakin kompetitif serta desakan kebutuhan dan aspirasi masyarakat Islam dalam menghadapi persaingan global yang penuh tantangan. Berdasarkan Kepres No. 11 Tahun 1997 sebagaimana yang disebutkan di atas, status Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin berubah menjadi STAIN Pare-Pare disusul Keputusan Menteri Agama No. 338 Tahun 1997 tentang status STAIN dan pedoman peralihan status Fakultas Tarbiyah dalam lingkungan IAIN di daerah menjadi STAIN, dan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pembinaan Agama Islam tentang Petunjuk Pelaksanaan STAIN serta Surat Keputusan Menteri Agama RI No. 305/1997 tentang Organisasi dan Tata Kerja STAIN Pare-Pare.

No. 11 Tahun 1997. Lembaga pendidikan ini, merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi Islam Negeri, dalam kawasan Pembantu Gubernur Wilayah II Sulawesi Selatan. Sebelum beralih status menjadi STAIN Pare-Pare, lembaga pendidikan tinggi ini, merupakan hasil integrasidari Fakultas Tarbiyah Universitas Darud Dakwah Wal Isryad (DDI).Fakultas Tarbiyah Universitas Darud Dakwah Wal Isryad (DDI), sendiri didirikan pada tahun 1967, dipelopori oleh beberapa tokoh pendiri, sebagai berikut: Pelindung, Danrem 142, Pare-Pare Kolonel Musa Gani (Almarhum); Ketua I, K.H. Abd. Rahman Ambo Dalle (Almarhum); Ketua II, K.H. Muhammad Abduh Pabbajah; Ketua III, K.H. Lukman Hakim (Almarhum); Sekretaris, H.M. Radhy Yahya (Almarhum); dan Sekretaris I, H.M. Arief Fasieh. Sedangkan sebagai Pembantu, yakni: (1) K. As’ad Ali Yafi e (Almarhum); (2) Abd.Rasyid Rauf (Almarhum); (3) Abd.Malik Hakim (Almarhum); (4) H.S. Mangurusi (Almarhum); dan (5) H. Abdullah Giling.

Berdasarkan Surat Keputusan Rektor IAIN Alauddin No. 6 Tahun 1967, maka berdirilah Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin Pare-Pare dengan status Filial (cabang) dari Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin Makassar. Pada awal perkembangannya, Perguruan Tinggi ini masih dalam tahap pembenahan dalam berbagai aspek, baik dari segi fasilitas, sarana dan prasarana, maupun dalam peningkatan sumber daya manusianya.Sarana dan prasarananya masih mempergunakan gedung pinjaman dari DDI Pare-Pare, sedangkan tenaga pengajar yang tersedia masih sebatas dosen-dosen luar biasa.Di samping itu jumlah mahasiswanya pun masih sangat sedikit.

Dengan semangat kerja keras untuk membangun dan mengembangkan lembaga yang cukup representatif dan berorientasi religius serta berwawasan humanis ke masa depan, Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin

STUDI KEBUTUHAN BUKU PERPUSTAKAAN DI STAIN PARE PARE SULAWESI SELATAN

Secara berangsur-angsur lembaga Riwayat Singkat Perpustakaan STAIN pendidikan tinggi ini secara kelembagaan Pare-Pare

mengelolah sendiri segala kebutuhannya Perpustakaan STAIN Pare-Pare dan dinyatakan terlepas dari jalur tumbuh dan berkembang seiring dengan

mekanisme IAIN Alauddin (sekarang telah pertumbuhan dan perkembangan STAIN berubah menjadi UIN) Makassar.Selanjutnya

Pare-Pare itu sendiri. Pada awal berdirinya, secara organisasi STAIN Pare-Pare menjadi

perpustakaan hanya menempati satu unit organik Departemen Agama Pusat dan

ruangan kuliah.Kemudian pada tahun bertanggung jawab langsung kepada Menteri

1997 menempati gedung baru yang Agama RI, yang pembinaannya secara masih dalam tahap penyelesaian.Pada fungsional dilaksanakan oleh Direktorat masa awalpembangunan, pengelolaan

Jenderal Pendidikan Tinggi Agama Islam perpustakaan ditangani langsung oleh Departemen Agama RI.

Sekretariat Fakultas.Kemudian berada Pada saat ini, STAIN Pare-Pare membina

di bawah pengawasan dan tanggung beberapa jurusan dimana tiap jurusan jawab Pembantu Ketua I. Selanjutnya,

memiliki program studi: Pertama, DAKOM Perpustakaan menjadi bagian tersendiri (Dakwah dan Komunikasi) : BPI ( Bimbingan

yang dipimpin oleh seorang Kepala Bagian. dan Penyuluhan Islam ), KPI ( Komunikasi

Usaha-usaha peningkatan terutama bidang dan Penyiaran Islam), Jurnalistik (Persiapan).

administrasi dan pelayanan terus dilakukan. Kedua, Syariah dan Ekonomi Islam (SEI) : Dalam hal pengolahan bahan pustaka Hukum Keluarga, Hukum Ekonomi Syariah,

digunakan Klasifi kasi DDC (Dewey Decimal Perbankan Syariah. Ketiga, Tarbiyah : PBI Classifi cation) dan dilengkapi dengan

(Pendidikan Bahasa Inggris), PAI (Pendidikan Katalog. Pelayanan pemakaian yang semula Agama Islam), PBA (Pendidikan Bahasa menggunakan sistem tertutup diubah Arab), Pendidikan Teknik Informatika dan menjadi sistem terbuka. Komputer (Persiapan), Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Persiapan), Pendidikan

Sarana dan Prasarana

Ilmu Pengetahuan Sosial (Persiapan ), Pendidikan Matematika (Persiapan). Keempat,

Perpustakaan STAIN Pare-Pare sejak tahun 1999 sudah menempati gedung di

Pasca Sarjana:Manajemen Pendidikan Islam (Persipan). Bagian Administrasi STAIN Pare-

atas tanah sendiri, dengan luas bangunan Pare terdiri dari Sub BagianAkademik dan seluruhnya adalah 144 M2, dari keseluruhan

luas tanah STAIN Pare-Pare 10.000 M2. Kemahasiswaan, Kepegawaian dan Ortala,

Keuangan dan Umum Bangunan perpustakaan seluas 1442 M ini dialokasikan penggunaannya sebagai

STAIN Pare-Pare memiliki mahasiswa berikut: Ruang Kepala Perpustakaan, ruang sebanyak 821 orang yang terdiri dari tamu, ruang komputer, ruang Katalog dan Dakwah dan Komunikasi 247 orang, Syariah Pelayanan, ruang staf Perpustakaan, ruang

dan Ekonomi 192 orang, Tarbiyah 256 orang, sirkulasi, ruang baca, ruang referensi dan

Pasca Sarjana 126 orang. Sementara jumlah

gudang

dosen tetap STAIN Pare-Pare sebanyak

56 orang dan dosen tidak tetap 6 orang. Di samping sarana tersebut, tersedia Sedangkan tenaga Administrasi berjumlah pula sarana lainnya yaitu 2 buah WC. Di

ruang koleksi perpustakaan tersedia 15

24 orang yang terdiri dari 10 orang PNS dan

14 orang tenaga honorer. buah lemari buku, sedang Ruang Baca Perpustakaan dilengkapi dengan mejakursi

Volume 13, Nomor 3, Desember 2015

M U N AW I R O H

yang dapat menampung 10 orang pembaca. kepegawaian, perlengkapan dan rumah Pengunjung selain bisa membaca di ruang tangga, Mengumpulkan, mengevaluasi pembaca, mereka juga bisa meminjam buku

dan menyajikan data perpustakaan, untuk dibawa pulang..

Melakukan urusan keanggotaan dan bebas peminjam perpustakaan. Ketiga, Bagian

Teknis: Melakukan seleksi mengadakan dan mengolah bahan pustaka, Melaksanakan

Struktur Organisasi dan Personalia

Perpustakaan adalah Unit Pelaksana Katalogisasi dan Klasifi kasi bahan pustaka, Teknis (UPT), berada di bawah dan Melakukan urusan perlengkapan fi sika buku, bertanggung jawab kepada Ketua STAIN, Melakukan pengajaran dan pemeliharaan sedang pembinaannya dilakukan oleh katalog Pembantu Ketua I Bidang Akademik.

Keempat. Bagian Sirkulasi: Memberikan Struktur Organisasi Perpustakaan pelayanan peminjaman dan pengembalian terdiri dari, Kepala Perpustakaanyang bahan pustaka koleksi umum, Melakukan membawahi 7 bagian, terdiri dari, 1) Bagian pendataan pengunjung peminjam dan Perpustakaan, 2) Bagian Tata Usaha, 3) pengguna koleksi, Melakukan pengawasan Bagian Teknis, 4) Bagian Sirkulasi, 5) Bagian atas semua bahan pustaka yang digunakan Referensi, 6) Bagian Pemeliharaan, dan oleh pemakai, Melakukan penataan buku

7) Bagian Otomasi.Masing-masing bagian di rak. Kelima, Bagian Referensi: Melakukan dipimpin oleh seorang Kepala Bagian.Di pelayanan referensi dan bimbinganpemakai, bawah Bagian Tata Usaha ada Sub. Bag. Tata Melakukan pelayanan penelusuran Usaha, yang dipimpin oleh Kepala Subbag literaturdan informasi, Melakukan Tata Usaha. Selain pejabat struktural yang pelayanan silang/peminjam danantar tersebut diatas, ada juga pejabat fungsional,

perpustakaan.

yaitu Kelompok Pustakawan, yang berada langsung di bawah Kepala Perpustakaan.

Keenam, Bagian Pemeliharaan: Jumlah seluruhnya 15 pegawai struktural Melakukan urusan perawatan bahan dan 2 orang pustakawan

pustaka, Melaksanakan perbaikan bahan pustaka, Melakukan pemeliharaan dan

Dalam penyelenggaraan tugas dan pelestarian bahan pustaka. Ketujuh, Bagian fungsinya, disusun job deskripsi, sebagai Otomasi: Melakukan pemeliharaan software pembagian tugas habis bagi pejabat dan hardware komputer, Melakukan struktural dengan rincian tugas sebagai pengawasan dan pemeliharaan data berikut. Pertama, Kepala Bagian Perpustakaan melakukan tugas : Mengkoordinir satuan monografi , Melakukan inputing data bahan

pustaka.

tugas pegawai di lingkungan perpustakaan, Menyusun perencanaan bahan pustaka, Melaksanakan dan memberi petunjuk dalam

Keanggotaan Perpustakaan

pengadaan bahan pustaka, Mengembangkan Pada dasarnya seluruh anggota civitas koleksi bahan pustaka, Melaksanakan akademika yang terdiri atas mahasiswa

jaringan/hubungan antar perpustakaan, program S1, staf edukatif dan administratif Melaksanakan tugas-tugas lain yang STAIN Pare-Pare dapat menjadi anggota diberikan oleh atasan.

perpustakaan dan memanfaatkan

Kedua, Bagian Tata Usaha: Melakukan koleksinya, tetapi keanggotaan tersebut urusan surat menyurat dan kearsipan, tidak bersifat otomatis. Artinya untuk Melakukan urusan keuangan dan menjadi anggota perpustakaan diharuskan

EDUKASI: Jurnal Peneli ti an Pendidikan Agama dan Keagamaan

STUDI KEBUTUHAN BUKU PERPUSTAKAAN DI STAIN PARE PARE SULAWESI SELATAN

mendaftarkan diri terlebih dahulu sebagai membuang identitas buku yang dipinjam, (7) anggota perpustakaan dengan memenuhi Tidak memakai kartu anggota perpustakaan syarat-syarat yang ditentukan.Adapun milik orang lain. syarat-syarat menjadi anggota perpustakaan

Di samping itu, semua anggota adalah sebagai berikut:a) Mengisi formulir perpustakaan mempunyai hak sebagai

pendaftaran, b) Menyerahkan pas foto berikut: (1) Memperoleh pelayanan yang terbaru ukuran 3x4,sebanyak 2 lembar, baik, (2) Menggunakan semua fasilitas yang

c) Menunjukkan kartu mahasiswa (bagi tersedia diperpustakaan, (3) Meminjam mahasiswa)atau tanda pengenal (bagi buku-buku sesuai dengan ketentuan, (4) dosen/karyawan) yang masih berlaku, dan d)

Membaca/memfoto copy buku dan bahan Membayar biaya administrasi pendaftaran pustaka lainnya sesuai dengan ketentuan,

sebesar Rp. 5.000,-. (5) Memberikan saran, usul dan kritik yang Masa pendaftaran anggota baru bagi bersifat membangun. mahasiswa dilakukan pada setiap awal

tahun akademik, sedangkan untuk selain Pengolahan Bahan Pustaka

mahasiswadapat dilakukan setiap saat. Pendaftaran dilakukan di bagian tata usaha.

Agar perpustakaan STAIN Pare-Pare Bagi mereka yang telah terdaftar sebagai dapat berfungsi secara maksimal, haruslah anggota diberi kartu anggota perpustakaan

dilakukan pengolahan bahan pustaka (KAP) .Kartu Anggota Perpustakaan selain dengan sebaik-baiknya. Perpustakaan

berfungsi sebagai identitas keanggotaan, STAIN Pare-Pare, kini mempunyai koleksi sekaligus digunakan untuk meminjam bahan pustaka sebanyak 1.978 judul dalam bahan-bahan pustaka.

10.510 eksemplar. Dalam pengolahan koleksinya, perpustakaan STAIN Pare-Pare

Bagi mereka yang telah menjadi anggota hanya mengkatalog bahan pustaka buku. perpustakaan, di samping mempunyai hak, Sedangkan bahan-bahan pustaka bukan juga mempunyai kewajiban. Kewajiban yang buku, seperti majalah, suratkabar hanya harus dipatuhi oleh anggota perpustakaan,

didaftar.

akan dapat mendukungkeberhasilan perpustakaan dalam mengemban tugas-

Pedoman yang digunakan dalam tugas dan fungsinya antara lain ditentukan

proses pembuatan katalog adalah a) oleh faktor pemakaian bahan pustaka oleh

Pedoman Katalogisasi Indonesia terbitan pata anggotanya. Oleh karena itu agar Perpustakaan Nasional RI, b) Daftar Tajuk

perpustakaan dapat memberi manfaat Subyek untuk Perpustakaan, terbitan yang besar, semua anggota dan pemakai perpustakaan Nasional RI, c) Tajuk subyek perpustakaan wajib menaati segala Islam, terbitan Perpustakaan IAIN (kini ketentuan, peraturan dan tata tertib UIN), Syarif Hidayatullah Jakarta. perpustakaan antara lain : (1) Mengisi daftar

Sedangkan untuk mengklasifi kasinya hadir pengunjung setiap kali berkunjung ke

digunakan sistem Dewey Decimal perpustakaan, (2) Tidak merokok, membawa

Classifi cation (DDC). Sistem ini membagiatau minuman dan makanan ke ruang baca, (3)

mengelompokkan ilmu pengetahuan ke Tidak boleh memakai sandal, kaos, topi, dan

dalam10 kelas utama (main class). Setiap jaket ke ruang baca, (4) Tidak berisik dan kelas dibagi ke dalam 10 divisi (divisions) dan gaduh di ruang baca, (5) Tidak merobek, setiap divisi dibagi lagi ke dalam 10 seksi

merusak, mengotori atau mencoret-coret (section) dan seterusnya.Untuk pembagian buku perpustakaan, (6) Tidak mengubah dan

Volume 13, Nomor 3, Desember 2015

M U N AW I R O H

kelas itu digunakan simbol angka Arab dari keterangan Kepala Perpustakaan dan

1 - 9. beberapa mahasiswa yang diwawancarai.

Sekarang perpustakaan menggunakan Beliau memperkirakan paling tidak 90% dari Klasifi kasi Islam sebagaimana yang telah jumlah mahasiswa yang dijadikan responden

ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama adalah anggota perpustakaan. Perkiraan Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan

ini berdasarkan ketentuan bahwa sejak Kebudayaan Nomor 157 Tahun 1987 dan No.

tiga tahun akademik terakhir, mahasiswa 0543C/U/1987, tentang Pembakuan Adaptasi

diharuskan menjadi anggota perpustakaan. dan Perluasan Dewey Decimal Classifi cation

Ketiga, Pemilikan Buku Wajib dan Buku Seksi Islam.

Anjuran. Dalam hal pemilikan buku wajib Dengan demikian berarti ke 3.792 judul

bagi mahasiswa, diajukan 5 pertanyaan yaitu buku di perpustakaan STAIN Pare-pare apakah mereka mempunyai buku wajib, diklasifi kasikan sesuai dengan keputusan apakah sebagian besar buku mereka miliki,

bersama Menteri Agama dan Menteri apakah setengah dari jumlah buku mereka Pendidikan dan kebudayaan Nomor 157 miliki, apakah sedikit sekali buku wajib yang tahun 1987 dan No. 0543C/U/1987)tersebut.

mereka miliki, atau apakah buku wajib ini Perpustakaan ini tidak lagi menggunakan tidak ada yang mereka miliki. sistem DDC yang menempati notasi 297 yang

Dari pertanyaan tersebut, mereka telah dikembangkan di Indonesia.

memberikan jawaban sebagaimana pada tabel berikut:

Pemanfaatan Perpustakaan

Tabel 1. Pemilikan Buku Wajib

Pemanfaatan perpustakaan meliputi: NO

PEMILIKAN BUKU

RESPON %

Pertama, Identitas Responden. Telah

WAJIB

DEN

dikemukakan terdahulu bahwa pada tahun

1. Semua dimiliki

akademik 2011/2012 jumlah mahasiswa 2. Sebagian dimiliki

STAIN Pare-pare yang terdiri dari tiga 3. Setengahnya dimiliki

jurusan adalah sebanyak 695 orng yang

4. Sedikit sekali dimiliki

terdiri dari Laki-laki dan Perempuan. Dalam

5. Tidak ada yang dimiliki

penelitian ini, angket hanya diedarkan

Jumlah

secara acak kepada mahasiswa di ketiga jurusan sejumlah 50. Kelima puluh orang

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa ini terdiri dari jurusan Tarbiyah 20 orang,

jumlah terbesar mahasiswa yaitu 25 orang jurusan Syari’ah 20 orang dan jurusan (50%), hanya sedikit sekali bukuwajib Dakom 10 orang. Penyebaran angket pada yang dimilikinya, 10 orang (20%), hanya kedua jurusan tersebut, diedarkan secara sebagian dari buku wajib yang dimilikinya,

merata pada semua semester, yaitu semester

10 orang (20%), tidak satupum buku wajib

I, semester III, Semester V, semester VII, yang dimilikinya, dan hanya 5 orang (10%), semester IX dan semester XI.

yang memiliki setengahnya dari jumlah

Kedua, Keanggotaan Perpustakaan. buku wajib yang harus dimilikinya. Hal ini Dari 50 orang responden yang menjawab mengacu kepada kurikulum nasional IAIN pertanyaan mengenai keanggotaan dan STAIN, yang menetapkan bahwa setiap perpustakaan, mereka atau 48 orang (96%)

mahasiswa harus memiliki buku wajib. menyatakan bahwa mereka adalah anggota

Data ini kalau dihubungkan dengan perpustakaan. Hal ini sesuai dengan latarbelakang pekerjaan orang tua tampak

EDUKASI: Jurnal Peneli ti an Pendidikan Agama dan Keagamaan

STUDI KEBUTUHAN BUKU PERPUSTAKAAN DI STAIN PARE PARE SULAWESI SELATAN

ada korelasinya, dimana sebagian orang tua pada table 1 dan table 2 di atas, jumlahnya mahasiswa adalah wiraswasta dan pegawai

persisi sama.

negeri.Bahkan ada di antara orang tua Keempat, Berkunjung ke Perpustakaan. mereka adalah petani, buruh dan pedagang,

Berkenaan dengan kunjungan ke yang kemampuan ekonominya tergolong perpustakaan, para responden memberikan

rendah. jawaban bervariasi.Ada yang menyatakan

Kemungkinan lain, adalah sepanjang selalu berkunjung ke perpustaka-an, ada diketahui selama ini, bahwa mahasiswa yang

pula yang menyatakan jarang berkunjung kuliah di Perguruan Tinggi Agama Islam itu

dan tidak ada dari mereka yang menyatakan kebanyakan tingkat ekonomi orang tuanya

tidak pernah berkunjung ke perpustakaan. adalah menengah ke bawah, artinyamasih Sejauh mana keaktifan mereka berkunjung kehidupan ekonomi mereka pas-pasan.

keperpustakaan dapat dilihat pada tabel Dengan pertanyaan yang sama, diajukan

berikut:

kepada merekamengenai kepemilikan buku Tabel 3. Keaktifan Berkunjung ke anjuran, diperoleh jawaban sebagaimana

Perpustakaan tertera dalam tabel berikut:

Tabel 2. Pemilikan Buku Anjuran %

NO

BERKUNJUNG KE

PEMILIKAN BUKU

RESPON

NO ANJURAN

36 74 1. Semua dimiliki

DEN

2. Sering

9 16 2. Sebagian dimiliki

0 0 3. Jarang

- - 3. Setengahnya dimiliki

10 20 4. Tidak pernah

50 100 4. Sedikit sekali dimiliki

5 10 Jumlah

10 20 Data pada Tabel 3 ini menunjukkan,

5. Tidak ada yang dimiliki

bahwa mereka yang sering berkunjung ke perpustakaan sebanyak 36 responden (74%), jarang berkunjung 9 responden (16%),

Jumlah

Dari tabel 2 di atas, diketahui bahwa dan responden yang selalu berkunjung

jumlah terbesar mahasiswa yaitu 25 orang berjumlah 5 orang (10%). Jika dihubungkan

(50%), hanya sedikit sekali buku anjuran yang dengan jawaban mereka tentang

dimilikinya, 10 orang (20%), hanya sebagian kepemilikan buku wajib dan buku anjuran,

dari buku anjuran yang dimilikinya, 10 orang jawaban ini tampak ada korelasinya. Hal ini,

(20%), tidak satupum buku anjuran yang bisa dipahami bahwa ketidakmampuan para

dimilikinya, dan hanya 5 orang (10%), yang mahasiswa membeli buku wajib, apalagi

memiliki setengahnya dari jumlah buku buku anjuran, mendorong mereka untuk

anjuran yang harus dimilikinya. Hal ini pun berkunjung ke perpustakaan dalam rangka

mengacu kepada kurikulum nasional IAIN memanfaatkan bahan pustaka, terutama

dan STAIN, yang menetapkan bahwa setiap buku wajib dan juga buku anjuran untuk

mahasiswa harus memiliki buku anjuran. keperluan mereka dalam proses belajar Mencermati data pada Tabel 2 di atas,

yang memerlukan buku wajib dana tau buku menunjukkan hal yang wajar. Adalah logis,

anjuran yang sedikit dari mereka milikinya bila mereka mempunyai biaya untuk membeli

bahkan ada yang sama sekali tidak memiliki buku, tentu akan didahulukan membeli

buku-buku tersebut.

buku wajib. Prosentase kepemilikan buku Dari tabel 1 di atas, jelas diketahui,

wajib dan buku anjuran, berdasarkan pada bahwa dalam kepemilikan buku wajib, 10%

Volume 13, Nomor 3, Desember 2015

M U N AW I R O H

dari mereka memiliki sekitar setengah dari buku untuk dibawa ke rumah. Sudah barang buku wajib, 20% responden tidak memiliki

tentu bagi mereka tidak perlu menggunakan sama sekali buku wajib, dan hanya 20% yang

waktu lama di perpustakaan. memiliki sebagian buku wajib. Lebih lanjut

Kelima, Buku bacaan yang disukai. dapat dilihat dari table 2 di atas, bahwa

Berkenaan dengan buku bacaan yang disukai, dalam kepemilikan buku anjuran, 10% dari

mereka menjelaskan seringmeminjam bahan mereka memiliki sekitar setengah dari buku

bacaan dari perpustakaan.baik untuk dibawa anjuran, 20% responden tidak memiliki pulang maupun untuk dibaca ditempat. Data

sama sekali buku anjuran dan hanya 20% lebih rinci, bahwa mereka yang menyatakan yang memiliki sebagian buku anjuran. sering meminjam buku dari perpustakaan, Jadi dengan demikian merupakan suatu sebanyak 36 orang (72%), yang menyatakan kewajaran kalau sebagian besar mereka selalu meminjam buku dari perpustakaan berkunjung ke perpustakaan, baik untuk sebanyak 6 orang (12%), yang menyatakan membaca di tempat atau mereka pinjam jarang meminjam buku dari perpustakaan untuk dibawa ke rumah.

sebanyak 9 orang (18%), dan tidak ada dari Data tersebut didukung juga oleh responden yang menyatakan tidak pernah keterangan mereka mengenai frekuensi meminjam buku dari perpustakaan. kunjungan ke perpustakaan. Mereka yang

Selanjutnya responden juga menyatakan menyatakan berkunjung ke perpustakaan jenis bacaan yang mereka sukai. Dari data

antara 2-3 kali seminggu sebanyak 38 berikut ini, diketahui, bahwa kebanyakan orang (72%), yang berkunjung sekali dalam

dari mereka menyukai buku bacaan seminggu sebanyak 8 orang (15%), yang yang sesuai dengan mata kuliah. Rincian

berkunjunghanya satu kali dalam seminggu buku bacaan yang disukai pengunjung sebanyak 4 orang (8%). Tidak seorangpun perpustakaan dapat dilihat pada tabel

dari mereka menyatakan berkunjung ke berikut: perpustakaan sebanyak 4 kali atau lebih

Tabel 5. Buku Bacaan yang Disukai dalam seminggu.

Pengunjung Perpustakaan Selanjutnya mereka menyatakan

juga mengenai berapa lama waktu yang RESPON

NO

BUKU YANG DISUKAI

DEN %

mereka gunakan setiap berkunjung ke

30 perpustakaan. Diperoleh data, bahwa 5 60

1. Buku yang sesuai

dengan mata kuliah

orang (10 %) dari merekamenggunakan

2. Buku bacaan umum

waktu setiap berkunjung ke perpustakaan

3. Majalah

selama setengah hingga 1 jam, 8 orang (16%)

4. Surat kabar

menggunakan waktu 1 - 2 jam, 4 orang

5. Kamus

(8%) menggunakan waktu dua jam atau

6. Menyukai jawaban 1,2,5

lebih, dan 8 orang (16%) ke berkunjung ke

Jumlah

perpustakaan kurang dari 1 jam. Data ini sesuai dengan sistem yang

Tabel tersebut menunjukkan bahwa digunakan perpustakaan, yaitu sistem buku bacaan yang terbanyak disukai

pelayanan terbuka. Dengan sistem ini mahasiswa adalah buku bacaan yang para pengguna jasa perpustakaan dapat sesuai dengan mata kuliah. Ada 3 orang dengan bebas mengambil dan membaca responden (6%) yang menyukai membaca buku yang mereka perlukan. Di samping itu

buku yang sesuai dengan mata kulia, buku perpustakaan juga melayani peminjaman bacaan umum dan kamus. Akan tetapi dari

EDUKASI: Jurnal Peneli ti an Pendidikan Agama dan Keagamaan

STUDI KEBUTUHAN BUKU PERPUSTAKAAN DI STAIN PARE PARE SULAWESI SELATAN

47 orang (94%) tidak tertutup kemungkinan Ketujuh, Koleksi Perpustakaan. bahwa mereka tidak hanya menyukai satu

Sesuai data yang diperoleh, koleksi buku jenis bacaan saja, tetapi mungkin ada yang

perpustakaan STAIN Pare-Pare, sebanyak menyukai dua, tiga atau lebih jenis buku 1.978 judul dengan 10.510 eksemplar. Bila bacaan.

dirata-ratakan setiap judul terdiri dari tujuh

Keenam, Sarana Perpustakaan. eksemplar. Akan tetapi menurut keterangan Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu,

Kepala Bagian Perpustakan, bahwa di bahwa sarana perpustakaan yang tersedia,

perpustakaan ini disediakan secara lengkap, terutama ruang baca dan perlengkapannya.

baik (judul-judul) buku-buku wajib maupun Perlengkapan lainnya berupa meja dan buku anjuran. Hanya saja setiap judul buku kursi.Ruang baca seluas 6 x 5 M, diisi dengan

masih terbatas exemplarnya, yaitucbaru

5 buah meja panjang dan 20 kursi yang dapat tersedia tujuh eksemplar per judul untuk digunakan oleh 20 orang untuk membaca di

buku wajib dan anjuran, buku lainnya perpustakaan.

hanya satu atau duaeksemplar per judulnya. Berkenaan dengan sarana perpustakaan

Karena masih terbatasnya jumlah exemplar setiap judul buku, maka responden selaku

ini, sebagian pengguna perpustakaan memberikan penilaian positif, dan sebagian

pengguna perpustakaan beranggapan bahwa koleksi buku di perpustakaan hanya

lainnya memberikan penilaian yang kurang memenuhi sebagian kecil kebutuhan.

positif. Mereka yang menyatakan bahwa sarana perpustakaan sangat menyenangkan

Hal ini dinyatakan oleh 35 orang(70%) responden. Sedangkan responden yang

sebanyak 30%, sedangkan yang menyatakan kurang menyenangkan dan tidak menyatakan bahwa koleksi perpustakaan

sudah memenuhi sebagianbesar kebutuhan menyenangkan sebanyak 70%. Mereka yang

pengguna sebanyak 15 orang (30%). menyatakan sarana perpustakaan kurang

menyenangkan, boleh jadi karena mereka Mereka juga menyatakan bahwa bahan kurang menggunakan jasa perpustakaan, bacaan yang terasa kurang terutama bahan

seperti tidak membaca di ruang baca bacaan yang sesuai dengan mata kuliah.Oleh perpustakaan, karena mereka hanya sebab itu, usul utama mereka menyangkut meminjam buku untuk dibaca di rumah.

koleksi perpustakaan adalah perlunya

Di antara responden ada juga yang penambahan koleksi bahan bacaan, terutama

bahan bacaan yang sesuai mata kuliah menyatakan, bahwa sarana perpustakaan

(Buku wajib dan Anjuran). Di samping itu di kurang memuaskan dan tidak memuaskan.

Mereka berargumen, bahwa di ruangbaca antara responden ada yang menyarankan agar diutamakan menambah koleksi buku

tidak disediakan alat pendingin ruangan, dan kursi serta meja dirasa kurang mencukupi.

bacaan yang berkaitan dengan buku-buku ilmu pengetahuan umum. Bahkan ada juga

Sarana atau fasilitas lain yang dirasa di antara mereka yang menginginkan agar kurang yaitu, jam buka perpustakaan

diperbanyak koleksi perpustakaan berupa terbatas, perlu diperpanjang, diberi

kitab kuning dan buku-buku yang membahas kebebasan dalam jumlah buku yang

tentang reformasi.

dipinjam, dan fasilitas lainnya. Berkenaan Kedelapan, Pelayanan Perpustakaan.

dengan perlunya perluasan ruang baca, Sebagai mana telah dikemukakan terdahulu

hal ini dirasa belum begitu mendesak, mengingat jumlah mahasiswa belum terlalu

bahwa perpustakaan STAIN Pare-Pare saat ini mengelola 1.978 judul buku,

banyak dan mereka yang rutin berkunjung dengan 10.510 eksemplar dilayani oleh

ke perpustakaan masih terbatas jumlahnya.

Volume 13, Nomor 3, Desember 2015

M U N AW I R O H

tenaga perpustakaan, termasuk Kepala menyatakan kurang baik ada 7 orang Bagian Perpustakaan. Mereka ini melayani

(14%). Dengan demikian kalau dijumlahkan pengguna perpustakaan yaitu mahasiswa, tanggapan yang menyatakan baik sekali, dosen dan karyawan berjumlah 831 orang.

baik dan cukup baik berjumlah 86%, dan Pelayanan dilakukan dengan sistem terbuka.

yang menyatakan kurang baik hanya 14%. Dengan pelayanan seperti ini, para pengguna

Tanggapan para responden tersebut, sudah perpustakaan tidak perlu dilayani oleh barang tentu dibarengi dengan argument petugas perpustakaan ketika mencari buku

yang mereka bangun masing-masing. Bila yang merekaperlukan. Hal ini berlaku baik

dihubungkan dengan tanggapan mereka bagi pengguna yang akan meminjam buku

sebelumnya, berkenaan dengan fasilitas di tempat untuk dibaca, maupun pengguna

yang seharusnya ada di perpustakaan, bagi yang meminjam untuk dibawa ke rumah.

mereka yang menyatakan kurang baik, Petugas perpustakaan hanya mengawasi, karena mereka menginginkan agar ruang mencatat yang meminjam atau yang baca diberi alat pendingin, yang pada saat mengembalikan dan menyusun kembali ini belum tersedia. buku-buku yang berserakan di meja-meja

Sedang bagi mereka yang menyatakan sehabis dibaca oleh pembaca di ruang baca.

baik sekali, karena mereka sangat terbantu Dengan tenaga perpustakaan yang dengan tersedianya, buku wajib dan buku berjumlah 17 orang, STAIN Pare-Pare anjuran di perpustakaan, yang tidak mereka yang ada sekarang ini, sistim pelayanan punyai. Bagi mereka yang penting, di terbukapun belum memenuhi kebutuhan perpustakaan cukup tersedia buku-buku ideal. Namun secara minimal, pelayanan yang mereka perlukan, baik itu buku wajib perpustakaan sudah dapat berjalan dengan

maupun buku penunjang. Sedang fasilitas baik, walaupun para petugas harus bekerja

lain yang tidak begitu urgen dan belum rangkap menangani berbagai masalah.

tersedia, dapat dimaklumi keberadaannya, Berkaitan dengan pelayanan perpustakaan mengingat perpustakaan ini baru saja selesai ini, para pengguna perpustakaan di bangun. Dengan segala keterbatasannya, memberikan tanggapan yang bervariasi, perpustakaan saat ini, walaupun belum sebagaimana terlihat dalam tabel berikut merupakan perpustakaan yang ideal- ini:

untuk sementara waktu sudah cukup Tabel 6. Pelayanan Perpustakaan

membantu para pengguna dalam memenuhi kebutuhannya.

PELAYANAN

RESPON

NO PERPUSTAKAAN

DEN

1. Baik sekali

5 10 Kekurangan dan Ketersediaan dengan

2. Baik

15 30 Kebutuhan Mahasiswa dan Dosen

3. Cukup baik

23 46 Di muka telah dijelaskan bahwa

4. Kurang

7 14 perpustakaan STAIN Pare-Pare mengelola

Jumlah

1978 judul buku, dengan 10.510 eksemplar. Bila dirata-rata, setiap judul buku terdiri

Dari tabel 6 ini dapat diketahui bahwa dari 7-8 eksemplar. Menurut Kepala Bagian responden yang menyatakan pelayanan Perpustakaan STAIN Pare-Pare kelemahan

perpustakaan cukup baik sebanyak 23 perpustakaan saat ini, terletak pada jumlah orang (46%), yang menyatakan baik ada buku wajib maupun buku anjuran.Buku wajib

15 orang (30%), sedang yang menyatakan dan buku anjuran yang masih dirasakan baik sekali hanya 5 orang (10%), dan yang

kurang adalah buku yang terkait dengan

EDUKASI: Jurnal Peneli ti an Pendidikan Agama dan Keagamaan

STUDI KEBUTUHAN BUKU PERPUSTAKAAN DI STAIN PARE PARE SULAWESI SELATAN

Topik Inti Kurikulum Nasional Perguruan Untuk jurusan Syariah jumlah yang tersedia Tinggi Agama Islam (IAIN dan STAIN), yang

315, padahal memerlukan 8325 eksemplar digunakan di jurusan Dakom dan Syari’ah buku baik wajib dan anjuran, untuk jurusan maupun Tarbiyah. Kesesuaian buku bacaan

Tarbiyah yang tersedia 385, padahal yang yang tersedia dengan kebutuhan mahasiswa

diperlukan 13695 eksemplar buku baik wajib dan dosen sudah barang tentu paling tidak

dan anjuran dan jurusan. Jurusan Dakom 476, menyangkut dua hal: Pertama, apakah padahal yang diperlukan 16320 eksemplar buku-buku yang tersedia di perpustakaan buku baik wajib dan anjuran. Apabila ini dari segi judulnya sesuai apa tidak melihat tabel diatas sangat banyak sekali dengan ketentuan buku wajib maupun kekurangan akan kebutuhan buku wajin dan buku anjuran yang telah ditetapkan. Kedua,

anjuran.Keadaan seperti ini sudah dengan apakah jumlah buku dari masing-masing sendirinya sangat menghambat pemenuhan judul buku sudah mencukupi kebutuhan kebutuhan pengguna perpustakaan. Apalagi para pengguna perpustakaan, dalam hal ini

bagi bila buku-buku tersebut dipinjam untuk utamanya adalah mahasiswa dan dosen.

dibawa ke rumah. Dengan demikian, bila Tabel 7. Ketersediaan Buku Wajib dan

buku-buku wajib atau penunjanganjuran Anjuran

yang hanya tersedia dua eksamplar, kemudian buku tersebut dipinjam untuk

Jurusan Syariah

dibawa pulang dalam waktu tertentu, maka

Kekurangan

Ketersediaan

pengguna lainnya harus menunggu sampai

Wajib Anjuran Jml

Wajib Anjuran Jml

buku itu dikembalikan setelah beberapa hari

25 20 25 20 kemudian. Itu artinya dalam jarak tertentu,

7 7 pengguna perpustakaan lainnyatidak dapat

menggunakannya, baik untuk dipinjam maupun untuk dibaca di tempat.

Jurusan Tarbiyah Kekurangan

Kenyataan ini disadari betul baik oleh

Ketersediaan

Ketua STAIN maupun oleh Kepala Bagian

Wajib Anjuran Jml

Wajib Anjuran Jml

32 23 32 23 Perpustakaan. Masalahnya adalah, untuk

7 7 mewujudkan perpustakaan yang ideal

secara cepat, tidaklah mudah. Semuanya sangat bergantung pada anggaran yang tersedia. Anggaran yang diterima dari

Jurusan Dakwah dan Komunikasi Kekurangan

Kementerian Agama sangat terbatas, mengingat mahasiswa yang diterima setiap

Ketersediaan

Wajib Anjuran Jml

Wajib Anjuran Jml

37 31 37 31 tahun jumlahnya juga terbatas. Padahal masih banyak kebutuhan untuk peningkatan

7 7 dan pengembangan perpustakaan ini, baik

terkait dengan pembangunan fi sik maupun Diatas diketahui, bahwa dari segi judul

maupun penambahan koleksi buku-buku buku yang sesuai dengan buku wajib dan perpustakaan. Pada saat ini, hal itu hanya buku anjuran sudah terpenuhi. Karena bisa dilakukan secara bertahap. Pada suatu semua judul buku yang diperlukan telah saat nanti akan terwujud satu perpustakaan tersedia. Masalahnya adalah, keterbatasan Pare-Pare yang cukup ideal, sesuai dengan jumlah eksampalrnya. Dari setiap judul buku,

kebutuhan dalam melayani penggunanya, hanya tersedia rata-rata tuju7-8 eksemplar.

baik mahasiswa, dosen maupun karyawan

Volume 13, Nomor 3, Desember 2015

M U N AW I R O H

STAIN Pare-Pare khususnya, serta buku dengan 10.510 eksemplar. Jumlah masyarakat pengguna perpustakaan pada koleksi dari masing-masing judul tidak umumnya.

merata. Untuk buku wajib dan buku Dalam kaitan ini, STAIN saat ini sedang

anjuran tersedia hanya tujuh eksemplar berusaha dengan berbagai pihak, utamanya

dan buku lainnya hanya tersedia antara 1-2 dengan Pemerintah Kota Pare-Pare dan para

eksemplar. Kekurangan inisangat dipahami dermawan muslim, untuk menghimpun oleh pengelola perpustakaan khususnya,

dana bagi pengembangan STAIN pada dan STAIN pada umumnya. Oleh sebab itu umumnya dan perpustakaan STAIN pada mereka sedang berusaha untuk mencari khususnya, dalam membangun gedung bantuan dari Pemerintah Pusat dan Daerah dan penambahan fasilitas lainnya bagi KotaPare-Pare dan para dermawan muslim, terselenggaranya proses belajar mengajar, karena alokasi anggran untuk perpustakaan penelitian dan pengabdian masyarakat yang

dari Kementerian Agama jumlahnya masih sesuai dengan kebutuhan.

sangat terbatas.

Dokumen yang terkait

PENDIDIKaN KaraKtEr MELaLUI PENDIDIKaN aGaMa IsLaM DI sEKOLaH Dasar IsLaM tErPaDU DI KOta YOGYaKarta

0 0 12

MODEL PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER SISWA SMABERBASIS PENDIDIKAN AGAMA MODEL OF PENETRATION OF CHARACTER VALUE FOR HIGH SCHOOL STUDENTS BASED ON RELIGIOUS EDUCATION Lisa’diyah Ma’rifataini

0 0 16

ISLAM DAN PENDIDIKAN MADRASAH DI FILIPINA ISLAM AND MADRASAH EDUCATION IN THE PHILIPPINES Muhamad Murtadlo

0 0 16

PENGARUH DIKLAT TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH INFLUENCE OF TRAINING ON THE IMPROVEMENT OF COMPETENCE OF PRINCIPALS OF MADRASAH IBTIDAIYAH Junaidi

0 0 10

KEWENANGAN PENGELOLAAN, PENINGKATAN ANGGARAN DAN PERLUASAN STRUKTUR ORGANISASI PENDIDIKAN MADRASAH MANAGEMENT AUTHORITY, INCREASE OF BUDGET AND EXPANSION OF ORGANIZATIONAL STRUCTURE OF MADRASAH Nurudin

0 0 20

MI ISTIQOMAH SAMBAS: PROFIL MADRASAH UNGGUL DI KABUPATEN PURBALINGGA MI ISTIQOMAH SAMBAS: PROFILE OF SUPERIOR MADRASAH IN PURBALINGGA REGENCY Suprapto

1 0 21

PENYELENGGARAAN MADRASAH DI DAERAH MINORITAS MUSLIM OPERATION OF MADRASAH IN REGIONS WITH FEW MOSLEMS Umul Hidayati

0 0 22

MODEL PEMBELAJARAN DALAM PERSPEKTIF IBNU KHALDUN: RESEPSI TERHADAP KITAB MUQADDIMAH LEARNING MODEL IN THE PERSPECTIVE OF IBN KHALDUN: RECEPTION TO MUQADDIMAH BOOK Juju Saepudin

0 0 17

REKONSTRUKSI AL-ISLAM-KEMUHAMMADIYAHAN (AIK) PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH SEBAGAI PRAKSIS PENDIDIKAN NILAI RECONSTRUCTION OF AL-ISLAM- KEMUHAMMADIYAHAN (AIK) IN MUHAMMADIYAH UNIVERSITIES AS THE PRAXIS OF VALUE EDUCATION Syamsul Arifin

0 0 21

REKONSTRUKSI PEMIKIRAN MULLĀ SADRĀ DALAM INTEGRASI KEILMUAN Membangun Pendidikan Integratif Nondikotomik RECONSRTRUCTION OF MULLĀ SADRĀ THOUGHTS IN INTEGRATION OF KNOWLEDGE Building a Non-dichotomous Integrative Education

0 0 22