SISTEM PRODUKSI (PRODUCTION SYSTEM) -Muhlis Tahir-

  SISTEM PRODUKSI

(PRODUCTION SYSTEM)

  • Muhlis Tahir-

  

  Sistem yang menggunakan aturan-aturan untuk merepresentasikan pengetahuan dinamakan

  productions system.

   Production system, ada 3 bagian :

  • Rule base / knowledge base, berisi pola sisi kiri yang

  menentukan pemakaian aturan tertentu, dan sisi kanan yang menggambarkan tindakan yang harus dilakukan jika aturan tertentu tersebut digunakan.

  • Data base / global database / working memory, berisi informasi tentang pengetahuan khusus atau perluasannya.
  • Rule interpreter / inference system / inference engine,

  berisi metodologi yg digunakan utk melakukan penalaran thd informasi-informasi dlm rule base.

   Sistem produksi memiliki struktur seperti struktur proses pencarian (search).

  

Secara umum, sistem produksi terdiri dari komponen-komponen:

  1. Ruang Keadaan.

  2. Memori Aktif.

  3. Strategi Kontrol.

  

Ruang Keadaan

  berisi keadaan awal, tujuan dan kumpulan aturan yang digunakan untuk mencapai tujuan.

   Memori Aktif berisi deskripsi keadaan

  semesta pembicaraan saat ini dalam proses penalaran.

  

Strategi Kontrol

  berguna untuk mengarahkan bagaimana proses pencarian akan berlangsung dan mengendalikan arah eksplorasi.

   Dpl, Sistem Produksi menyediakan

pengendalian berdasar pola dari proses

pemecahan problema dan terdiri dari sekumpulan aturan produksi, memori

aktif, dan kontrol mekanisme inferensi

  

  Representasi pengetahuan dengan sistem produksi dinamakan kaidah/aturan produksi (production method) sering disebut produksi saja.

  

  Merupakan seperangkat aturan yang masing- masing berisi pola sisi kiri (bagian kondisi/anteseden/premis) yang menentukan pemakaian aturan tertentu, dan sisi kanan (bagian tindakan/konsekuen/konklusi) yang menggambarkan tindakan yang harus dilakukan jika aturan tertentu tersebut digunakan.

  

  Pada bagian kondisi (kiri) merupakan pernyataan

  if

  dengan awalan , sedangkan bagian tindakan (kanan)

  then merupakan pernyataan dengan awalan .

  Contoh kaidah tipikal : If harga stok turun di bawah Rp 1 juta, then beli 100 2. saham.

   1.

  If 3. suhu lebih dari 30 °C, then hidupkan alat pendingin. If berada di bawah garis belakang lawan and bola berada di garis 30 meter dari gawang, then bikinlah 4. ruang untuk mencetak gol.

  If pelamar itu wanita berusia tidak lebih dari 25 tahun or pelamar itu lulusan perguruan tinggi komputer, then bisa diterima sebagai karyawan.

  

  Merupakan satu atau lebih basis data (database) yang berisi informasi tentang tugas-tugas khusus.

  

  Beberapa bagian basis data mungkin bersifat permanen, sedangkan yang lain hanya berisi solusi problema yang sedang dihadapi saat ini.

  

  Informasi yang terdapat di dalam basis data tersebut mungkin terstruktur dengan cara tertentu.

  

  Suatu strategi pengendalian (controlling strategy) yang menentukan urutan pembandingan suatu aturan dengan basis data dan cara menyelesaikan suatu konflik yang muncul bila beberapa aturan saling bertumbukan pada saat yang bersamaan.

  

  Proses berakhir bila tak ada kondisi aturan yang cocok dengan isi memori aktif

Keadaan Awal

  2

  5

  6

  7

  4

  8

  3

  2

  8

  (Tujuan)

  7

  4

  6

  1

  3

  1

  

  Himpunan kaidah produksi Kondisi Tindakan

  keadaan tujuan dlm memori aktif

  →

  diam saja blank tidak berada di tepi atas

  →

  gerakan blank ke atas blank tidak berada di tepi bawah

  →

  gerakan blank ke bawah blank tidak berada di tepi kanan

  →

  gerakan blank ke kanan blank tidak berada di tepi kiri

  →

  gerakan blank ke kiri

   Pengendalian: • Mencoba setiap produksi secara urut.

   Memori aktif adalah keadaan papan saat ini dan keadaan tujuan.

  • Loop tidak diperkenankan.
  • Hentikan bila tujuan telah ditemukan.

   Apabila pengetahuan direpresentasikan dengan aturan, maka ada 2 metode yang dapat digunakan: 1.

  Penalaran Maju (Forward Reasoning) 2. Penalaran Mundur (Backward Reasoning)

   Pada penalaran maju, pelacakan dimulai

dari keadaan awal (informasi atau fakta

yang ada) dan kemudian dicoba untuk

mencocokan dengan tujuan yang diharapkan.

   Pada penalaran mundur, pelacakan

dimulai dari tujuan atau hipotesa, baru

dicocokkan dengan keadaan awal atau

   Faktor yang mempengaruhi

pemilihan backward atau forward

dalam memilih metode penalaran: A.

Banyaknya keadaan awal dan tujuan

  Jika jml keadaan awal lebih kecil daripada tujuan, maka digunakan penalaran forward. Jika sebaliknya,

B. Jumlah simpul yang dapat diraih secara langsung

  Labih baik dipilih yang jumlah simpul tiap cabangnya lebih sedikit.

  C. Apakah program butuh menanyai pengguna untuk melakukan justifikasi terhadap proses penalaran?

  Jika ya, maka alangkah baiknya dipilih

D

  

Bentuk kejadian yang akan memicu

penyelesaian masalah.

  Jika kejadian itu berupa fakta baru, maka lebih baik dipilih penalaran forward. Namun, jika kejadian itu berupa query, maka lebih baik digunakan penalaran backward.

   Production rule: if_then_ rule. if A then B

  A: condition part, Left Hand Side (LHS)

  B: action part, Right Hand Side (RHS)

  

  Istilah fire digunakan jika condition part dipenuhi yang berarti action part dilaksanakan / terjadi.

  

  Di dalam logika, istilah fire adalah kalimat bernilai benar (true).

   Ada 5 jenis minuman : bir, anggur

beralkohol, jus anggur, air mineral , dan

lemonade.

  

Rule base :

  R1 : if untuk anak-anak then non alkohol R2 : if untuk pengemudi then non alkohol R3 : if non alkohol then melegakan rasa haus R4 : if ideal jika panas then melegakan rasa haus R5 : if melegakan rasa haus and hanya untuk dewasa then bir R6 : if terbuat dari anggur and hanya untuk dewasa then anggur beralkohol R7 : if terbuat dari anggur dan rasa buah and non alkohol then jus anggur R8 : if melegakan rasa haus and tidak berasa buah and bersoda then air mineral R9 : if melegakan rasa haus and rasa buah and bersoda then lemonade

  

  Untuk menyingkat Hanya untuk dewasa: G penyajian dapat Bir : H digunakan notasi, Terbuat dari anggur: I misalnya: Anggur beralkohol : J

  Rasa buah : K Untuk anak-anak : A Jus anggur : L Non alkohol : B Bersoda : M Untuk pengemudi : C Air Mineral : N Melegakan rasa haus: D Lemonade : O Ideal jika panas : E

  

  Sehingga rule base nya menjadi: R1 : A B R2 : C B R3 : B D R4 : E D R5 : D & G H R6 : I & G J R7 : I & K & B L R8 : D & not K & M N R9 : D & K & M O

  

  Untuk mengetahui cara kerja sistem produksi, kita gunakan tahap-tahap sebagai berikut:

  • Cari semua aturan yang bagian kondisinya (LHS) nya be
  • Aktifkan aturan-aturan tadi yang akan

  mengakibatkan bagian aksi (RHS) menghasilkan simbol yang sudah disimpan di database.

  • Pilih aturan yang membuat fire, jika lebih dari

  satu, maka pilih yang mempunyai rule rendah. Jika tidak ada keluar dari situ.

  • • Buat semua aturan non aktif dan kembali ke syarat

    satu untuk melakukan sikel ke-2.

  

  Misalnya : database (A,M,K)

  • Mulai, sikel I. Pada tahap I  Aturan 1 (R1) digunakan, R1 fire, B terjadi.

   Database menjadi (B,A,M,K)  R1 non aktif.

  • Sikel II:  Aturan 3 (R3) digunakan, R3 fire, D terjadi.

   Database menjadi (B,A,M,K)  R3 non aktif.

  • Sikel III:  Aturan 9 (R9) digunakan, R9 fire, O terjadi.

   Database menjadi (O,D,B,A,M,K)  R9 non aktif.

   Jadi menghasilkan O = lemonade.

   Jika terdapat lebih dari satu aturan (rule) yang cocok dengan fakta, maka diperlukan pemilihan aturan mana yang didahulukan / diterapkan.

   Untuk maksud ini digunakan beberapa patokan: • Pada waktu membuat aturan (rule base), supaya disusun menurut aturan prioritas.

  • • Untuk menentukan prioritas tidak ada patokan yang baku, tergantung dari pakar

    pembuat aturan. Ini disebut dengan rule order.
  • Simbol/lambang/elemen yang disimpan di basis datanya terurut.
  • • Urutan simbol/lambang/elemen disesuaikan dengan urutan/prioritas dari rule

  basenya. Sehingga pada saat dilakukan pemindaian (scanning), simbol/lambang/elemen yang menyebabkan aturan dengan prioritas tertinggi yang dipilih (fire). Ini disebut data order.

  • Jika lebih dari satu yang memenuhi, maka aturan yang lebih spesifik yang diambil.

  Ini dinamakan generating order (specify).

  • Dipilih aturan yang mengakibatkan penambahan pada basis datanya

   Misalkan pakar membuat rule order sebagai berikut: R1 : A B

  R2 : B C R3 : E D R4 : E & C K 

  Maka urutan prioritasnya dari yang tertinggi sampai terendah adalah R1, R2, R3, dan R4.

  

Dengan demikian, untuk database (B,E,C) langkah yang

dilakukan

  • R1 tidak dipilih, karena LHS salah (tidak ada dalam database)
  • R2 tidak dipilih, karena tidak mengakibatkan penambahan database.
  • R3 dipilih (fire), karena terjadi penambahan database.
  • R4 tidak dipilih, karena prioritasnya lebih rendah dari R3.

  Sehingga menghasilkan (D,B,E,C).