manyaji hasil analisis kasus kasus pelng (4)
FORMAT PENILAIAN
A. JUDUL
: Kasus Pelanggaran HAM dalam perlindungan, pemajuan, dan
pemenuhan HAM
B. Kompetensi Inti
SIKAP
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati
dan
mengamalkan
perilaku
jujur,
disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif, dan proaktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
PENGETAHUAN
1. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora
dengan
wawasan
kemanusiaan,
kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KETERAMPILAN
1. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah abstrak terkait
dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
C. Kompetensi Dasar
4.2 Menyaji hasil analisis tentang kasus pelanggaran HAM dalam
perlindungan, pemajuan, dan pemenuhan HAM
D. Indikator Pencapaian Kompetensi
4.2.1. Menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAM dan prosedur
penyelesaiannya
4.2.2. Menguraikan upaya perlindungan, pemajuan, dan pemenuhan HAM
4.2.3. Menganalisis hambatan dan tantangan dalam upaya perlindungan,
pemajuan, dan pemenuhan HAM di Indonesia
E. Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan indikator pencapaian kompetensi maka tujuan pembelajaran yang akan
kita capai adalah sebagai berikut :
1. Siswa mampu menganalisis kasus-kasus pelanggaran dan prosedur
penyelesaiannya
1. Siswa mampu menguraikan upaya perlindungan, pemajuan, dan pemenuhan
HAM
2. Siswa mampu menganalisis hambatan dan tantangan dalam upaya
perlindungan, pemajuan, dan pemenuhan HAM di Indonesia
Tabel Spesifikasi Lembar Penilaian
Indikator
LP dan Butir Soal
Kunci LP dan Butir
Soal
KOGNITIF
Indikator 1 = 8 soal
5 soal pilihan ganda
3 soal essay
Indikator 2 = 8 soal
5 soal pilihan ganda
3 soal essay
Indikator 3 = 9 soal
Pilihan ganda:
1.) C2, 2.) C1, 3.) C2, 4.)
C2, 5.) C2
Essay: 1.) C2, 2.) C1, :3.)
C4
Pilihan ganda:
6.) C2, 7.) C1, 8) C1, 9. C2,
10.)
C2,
Essay:4.) C4 5.) C2 6.) C2,
Terlampir
Terlampir
Terlampir
5 soal pilihan ganda
4 soal essay
PSIKOMOTOR:
AFEKTIF
Sikap:
Jujur, tanggung jawab, hati-hati,
dan teliti, dsb.
Keterampilan Sosial
Bertanya, menyumbang ide atau
berpendapat, menjadi pendengar
yang baik,komunikasi.
Pilihan ganda:
11.) C4, 12.) C3, 13.) C2,
14.) C4, 15.) C3,
Essay:6.) C1, 7.)C1 8.) C4,
9.) C3, 10.) C3,
-
-
Penilaian karakter terlampir
-
Penilaian keterampilan sosial
terlampir
-
LAMPIRAN
Soal Pilihan Ganda
1. Seperangkat hak yang melekat pada hakekatnya dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahnya wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Pengertian ini
tercantum pada...
a. Pasal 1 UU No 26 tahun 2000
b. Pasal 1 UU No 9 tahun 1998
c. Pasal 1 UU No 39 tahun 1999
d. Pasal 1 UU No 5 tahun 1998
2. Menurut Richard Falk, yang merupakan pelanggaran hak asasi manusia meliputi,
kecuali..
a. pembunuhan besar-besaran (genosida)
b. Rasialisme resmi dan Terorisme resmi berskala besar
c. Pemerintahan totaliter.
d. Kejahatan-kejahatan perang dan Penyiksaan dan penghilangan orang
secara paksa.
3. Yang merupakan bentuk pelanggaran HAM Menurut UU Nomor 39 Tahun 1999
tentang HAM, adalah
a. Pembunuhan massal secara terencana terhadap suatu etnis tertentu (genosida)
b. Pembunuhan sewenang-wenang atau putusan di luar pengadilan (arbytrary
extra yudicial killing).
c. Penyiksaan dan penghilangan orang secara paksa.
d. Semua jawaban benar
4. Kejahatan Geniosida, yaitu pernbunuhan secara besar-besaran, terencana terhadap
suatu bangsa atau etnis, kelompok agama, dan ras dengan cara:
a. Membunuh anggota kelompok
b. Mengakinatkam penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota
kelompok
c. Rasialisme resmi
d. Menciptakaii kondisi kehidupan kelompok yang mengakibatkan kemusnahan
fisik, baik sebagian atau seluruhnya.
5. Yang dimaksud dengan kejahatan kemanusiaan adalah
a. Perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas
atau sistematik yang ditujukan terhadap penduduk sipil.
b. Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis (systematic
discrimination).
c. Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis (systematic
discrimination).
d. Penyiksaan dan penghilangan orang secara paksa.
6. Yang merupakan langkah penegakan dan perjuangan hak asasi manusia bagi
masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia adalah kecuali
a. Sosialisasi Hak Asasi Manusia
b. Pembuatan Kelompok
c. Rekonsiliasi Nasional
d. Pengesahan Perangkat Nasional
7. Menurut Kardino Laksono ada tiga langkah penyelesaian pelanggaran HAM masa
lampau yaitu sebagai berikut, Lecuali
a. Memulihkan hak-hak korban dan keluarganya melalui proses reparasi.
b. Pertanggungjawaban hukum atas kejahatan yang dilakukan pelaku
kemungkinan amnesti dengan tidak mengabaikan rasa keadilan
c. Sebagai kode perilaku yang dapat menjadi parameter kebijakan sebuah
pemerintahan.
d. Perlunya referensi kebijakan dari lembaga peradilan untuk
memungkinkan terciptanya penegakan hukum.
8. Piagam hak asasi manusia sedunia (Universal Declaration of Human Rights)
disahkan oleh Majelis Umurn PBB tanggal..
a. 10 Desember 1948
b. 10 November 1948
c. 10 September 1948
d. 10 Oktober 1948
9. Advokasi HAM adalah
a. Pembelaan atau upaya, dan tindakan yang terorganisir dengan
menggunakan peralatan demokrasi untuk menegakkan dan
melaksanakan hukum dan kebijakan yang dapat menciptakan
masyarakat yang adil dan sederajat.
b. Lembaga-lembaga masyarakat dengan menegakkan keadilan dan kesetaraan
untuk memperoleh akses dari tuntutan pengambilan keputusan.
c. Pembentukan sikap dan kebiasaan memerlukan interaksi dengan lingkungan di
bawah pimpinan, guru, atau tokoh masyarakat.
d. Usaha-usaha secara sadar kepada seluruh anggota masyarakat.
10. Cara lain yang harus ditempuh untuk menegakkan hak asasi manusia adalah dengan
membentuk..
a. Komisi Nasional HAM
b. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
c. Pendidikan HAM
d. Advokasi HAM
11. Yang merupakan faktor hambatan dalam penegakan HAM adalah, kecuali
a. Faktor Kondisi Sosial-Budaya
b. Faktor Pendidikan
c. Faktor Komunikasi dan Informasi
d. Faktor Kebijakan Pemerintah
12. Yang merupakan unsur Faktor Kebijakan Pemerintah penghambat dalam penegakan
HAM adalah
a. Stratifikasi dan status sosial; yaitu tingkat pendidikan, usia, pekerjaan,
keturunan dan ekonomi masyarakat Indonesia yang multikompleks
(heterogen).
b. Norma adat atau budaya lokal kadang bertentangan dengan HAM, terutama
jika sudah bersinggung dengan kedudukan seseorang, upacara-upacara sakral,
pergaulan dan sebagainya.
c. Letak geografis Indonesia yang luas dengan laut, sungai, hutan, dan
gunung yang membatasi komunikasi antardaerah.
d. Tidak semua penguasa memiliki kebijakan yang sama tentang pentingnya
jaminan hak asasi manusia.
13. Yang merupakan tantangan dalam penegakan hak asasi manusia di Indonesia adalah
a. Prinsip Pembangunan Nasional
b. Prinsip Kesatuan Hak-Hak Asasi Manusia (Prinsip Indivisibility
c. Prinsip Objektifitas atau Non Selektivitas,
d. Prinsip Keadilan
14. Dalam Rencana aksi Nasional Hak-hak Asasi Manusia Indonesia tahun 2004 – 2009,
akan mengacu pada 6 (enam) program utama, yaitu :
a. Pembentukan dan penguatan institusi pelaksanaan RANHAM
b. jaminan terhadap hak asasi manusia dalam suatu negara dituangkan dalam
aturan-aturan hukum, baik hukum tertulis maupun hukum tidak tertulis.
c. penerapan dan perlindungan hak-hak asasi manusia merupakan kompetensi
dan tanggung jawab nasional.
d. keseimbangan dan keselarasan antara hak-hak perseorangan dan hak-hak
masyarakat dan bangsa, sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk
individual dab makhluk sosial sekaligus.
15. Di bawah ini yang merupakan salah satu faktor hambatan dalam penegakan ham di
Indonesia, adalah
a. Faktor Aparat dan Penindakannya (Law Enforcement).
b. Faktor Perangkat Perundangan
c. Faktor Kondisi Sosial-Budaya
d. Semua benar
Soal Essay
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Jelaskan pengertian HAM menurut Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang HAM !
Sebutkan macam-macam HAM!
Uraikan upaya-upaya pemerintah dalam menegakkan HAM!
Sebutkan Instrumen HAM Nasional !
jelaskan peran masyarakat dalam penegakkan HAM !
Uraikan bentuk-bentuk pelanggaran HAM menurut UUNomor 39 Tahun 1999
tentang HAM !
7) Sebutkan 5 contoh pelanggaran HAM terkait tentang kejahatan kemanusiaan !
8) Apa yang dimaksud dengan undang-undang, tidak dikenal pelanggaran HAM yang
dilakukan negara, badan hukum publik, atau badan hukum perdata. Setiap
pelanggaran yang bertanggung jawab adalah pelakunya, bukan institusinya !
9) Kemukakan faktor-faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam penegakan HAM di
Indonesia !
10) Uraikan secara singkat sejarah perkembangan HAM di Indonesia !
KUNCI JAWABAN
Pilihan Ganda
1. C
11. B
2. D
12. C
3. D
13. A
4. C
14. A
5. A
15. D
6. B
7. D
8. A
9. A
10. B
Essay
1. Pengertian Hak Asasi Manusia adalah hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan
dibawa bersamaan dengan kelahiran atau kehadirannya didalam kehidupan bermasyarakat
2. Macam-macam HAM
a) Hak asasi pribadi
b) Hak asasi ekonomi
c) Hak asasi persamaan hukum
d) Hak asasi politik
e) Hak asasi sosial dan kebudayaan
f) Hak asasi memperoleh perlakuan dan tatacara peradilan dan perlindungan hukum
3. Upaya pemerintah dalam penegakkan HAM
a) Pembentukkan KOMNAS HAM
b) Pembentukkan produk hukum mengenai HAM
c) Pembentukan pengadilan HAM
4. Instrumen HAM Nasional
a. Pembukaan UUD 1945
b. Batang tubuh UUD 1945 pasal 27,28,29,30,31,32,33,34.
c. Dalam perundang-undangan
UU No.25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan
UU No.20 tahun 2002 tentang Pendidikan Nasional
UU No.39 tahun 1999 tentang HAM
UU No.9 tahun 1998 tentang kebebasan menyampaikan pendapat di depan
umum
UU No.32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah
UU No.5 tahun 1998 tentang konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan
atau penghukuman yang kejam,tidak manusiawi dan merendahkan martabat
manusia.
UU No.26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM
UU No. 11 tahun 2005 tentang konvenan internasional tentang hak sipil dan
politik
UU No.12 tahun 2005 tentang konvenan internasional hak-hak ekonomi dan
sosial budaya
PP No.2 tahun 2002 tentang tata cara perlindungan terhadap korban dan saksi
dalam pelanggaran HAM yang berat.
PP nomor 3 tahun 2002 tentang kompensasi ,restitusi,rehabilitasi terhadap
korban pelanggaran HAM Berat.
5. Peran masyarakat dalam penegakkan HAM
Melaksanakan perundang-undangan yang berlaaku
Mematuhi tata tertib
Menghargai manusia/masyarakat lainnya
6. Bentuk-bentuk pelanggaran HAM menurut UUNomor 39 Tahun 1999 tentang HAM
a. Pembunuhan massal secara terencana terhadap suatu etnis tertentu (genosida)
b. Pembunuhan sewenang-wenang atau putusan di luar pengadilan (arbytrary extra
yudicial killing).
c. Penyiksaan dan penghilangan orang secara paksa.
d. Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis (systematic
discrimination).
7. Kejahatan terhadap kemanusiaan, yaitu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari
serangan yang meluas atau sistematik yang ditujukan terhadap penduduk sipil. Kejahatan
kemanusiaan dapat herupa:
Pembunuhan.
Pemusnahan.
Perbudakan
Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa.
Perampasan kemerdekaan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar
hukum internasional.
Penyiksaan
Pemerkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan,
pemandulan, sterilisasi secara paksa, atau bentuk-bentuk kekerasan seksual yang
lain yang setara.
Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari
persamaan politik, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah
diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional.
Penghilangan seseorang secara paksa.
Kejahatan apartheid.
8. Menurut undang-undang, tidak dikenal pelanggaran HAM yang dilakukan negara, badan
hukum publik, atau badan hukum perdata. Setiap pelanggaran yang bertanggung jawab
adalah pelakunya, bukan institusinya.Hal ini berarti bahwa:
Komandan militer dapat dimintai pertanggungjawaban terhadap pelanggaran HAM
yang dilakukan oleh anak buahnya atau pasukan yang berada di bawah komandonya.
Seorang atasan dapat dimintai pertanggungjawaban pidana atas pelanggaran HAM
yalig dilakukan oleh bawahannya. Hal ini bisa terjadi bilamana atasan mengetahui
atau secara sadar mengabaikan informasi yang secara jelas menunjukkan bahwa
bawahannya rnelakukan pelanggaran HAM berat, dan tidak mengambil tindakan apaapa.
9. faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam penegakan HAM di Indonesia
Faktor Kondisi Sosial-Budaya
o Stratifikasi dan status sosial; yaitu tingkat pendidikan, usia, pekerjaan,
keturunan dan ekonomi masyarakat Indonesia yang multikompleks
(heterogen).
o Norma adat atau budaya lokal kadang bertentangan dengan HAM, terutama
jika sudah bersinggung dengan kedudukan seseorang, upacara-upacara
sakral, pergaulan dan sebagainya.
o Masih adanya konflik horizontal di kalangan masyarakat yang hanya
disebabkan oleh hal-hal sepele.
Faktor Komunikasi dan Informasi
o Letak geografis Indonesia yang luas dengan laut, sungai, hutan, dan gunung
yang membatasi komunikasi antardaerah.
o Sarana dan prasarana komunikasi dan informasi yang belum terbangun
secara baik yang mencakup seluruh wilayah Indonesia.
o Sistem informasi untuk kepentingan sosialisasi yang masih sangat terbatas
baik sumber daya manusianya maupun perangkat (software dan hardware)
yang diperlukan.
Faktor Kebijakan Pemerintah
o Tidak semua penguasa memiliki kebijakan yang sama tentang pentingnya
jaminan hak asasi manusia.
o Ada kalanya demi kepentingan stabilitas nasional, persoalan hak asasi
manusia sering diabaikan.
o Peran pengawasan legislatif dan kontrol sosial oleh masyarakat terhadap
pemerintah sering diartikan oleh penguasa sebagai tindakan
‘pembangkangan’.
Faktor Perangkat Perundangan
o Pemerintah tidak segera meratifikasikan hasil-hasil konvensi internasional
tentang hak asasi manusia.
o Kalaupun ada, peraturan perundang-undangan masih sulit untuk
diimplementasikan.
Faktor Aparat dan Penindakannya (Law Enforcement).
o Masih adanya oknum aparat yang secara institusi atau pribadi mengabaikan
prosedur kerja yang sesuai dengan hak asasi manusia.
o Tingkat pendidikan dan kesejahteraan sebagian aparat yang dinilai masih
belum layak sering membuka peluang ‘jalan pintas’ untuk memperkaya diri.
Pelaksanaan tindakan pelanggaran oleh oknum aparat masih diskriminatif, tidak konsekuen,
dan tindakan penyimpangan berupa KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme)
10. Pasca Proklamasi 1945, bangsa Indonesia banyak disibukkan oleh perjuangan untuk
mempertahankan kemerdekaan dari agresi Belanda yang ingin merebut
kembali kemerdekaan Indonesia, meskipun akhirnya kedaulatan Indonesia
diakui pada tahun 1949. Selanjutnya, antara 1950-1955 kita dirongrong
kembali oleh berbagai pemberontakan, upaya disintegrasi dan liberalisasi
partai politik yang cenderung mementingkan kelompoknya. Kondisi dan
situasi demikian jelas sangat tidak kondusif bagi pemerintah untuk
memikirkan dan memberi perlindungan terhadap masalah hak-hak asasi
manusia. Pada era Orde Lama (1955-1965), situasi negara Indonesia diwarnai
oleh berbagai macam kemelut ditingkat elite pemerintahan sendiri. Situasi
kacau (chaos) dan persaingan diantara elite politik dan militer akhirnya
memuncak pada peristiwa pembunuhan enam jendral pada 1 Oktober 1965
yang kemudian diikuti dengan krisis politik dan kekacauan sosial. Pada masa
ini persoalan hak asasi manusia tidak memperoleh perhatian berarti, bahkan
cenderung semakin jauh dari harapan. Era Orde Baru (1966-1998) di bawah
kepemimpinan Jenderal Soeharto yang menyatakan diri hendak melakukan
koreksi secara menyeluruh terhadap penyimpangan Pancasila dan UUD 1945,
juga tidak menunjukan perkembangan yang berarti. Walaupun menyatakan
sebagai orde kontitusional dan pembangunan, tetapi rezim ini kurang
konsisten terhadap konstitusi dan melakukan pelanggaran HAM atas nama
pembangunan. Begitu pula rancangan Piagam Hak-Hak Asasi Manusia dan
Hak-Hak serta Kewajiban Warga Negara yang disusun oleh MPRS pada 1966
tidak kunjung muncul dalam bentuk ketetapan MPR hingga berakhirnya
kekuasaan Orde Baru (1998). Tetapi, patut pula dicatat bahwa era keterbukaan
dan meluasnya opini internasional tentang pentingnya mengembangkan
demokratisasi dan perlindungan terhadap HAM telah memberi tekanan
terhadap pemerintahan orde baru (Soeharto) untuk melakukan beberapa
perubahan. Tercatat dalam pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(Komnas HAM). Meski demikian, dalam sejarah panjang kekuasaan rezim
orde baru terdapat praktik penyalahgunaan kekuasaan politik dan kehakiman,
penutupan beberapa media massa, dan penghilangan paksa terhadap para
aktivis pro-demokrasi. Pasca pemerintahan Orde Baru (era Reformasi), era
ketika persoalan demokratisasi dan hak asasi manusia menjadi topik utama,
telah banyak lahir produk peraturan perundangan tentang hak asasi manusia.
Pedoman Penskoran
a. Petunjuk Penilaian Soal Pilihan Ganda
Nomor Soal
Bobot Soal
1-15
5
Jumlah skor
150
maksimal
Jika benar mendapatkan skor 150
Jika salah mendapatkan skor 0
Penentuan Nilai=N= Skor Perolehan
Skor Maksimal
x 100
No
.
1.
Bobot
soal
Butir Pertanyaan
5
Jelaskan pengertian HAM menurut
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999
Tentang HAM !
10
2.
Sebutkan macam-macam HAM!
5
3.
Uraikan upaya-upaya
15
pemerintah
dalam menegakkan HAM!
4.
Sebutkan
Nasional !
HAM
5
5.
jelaskan peran masyarakat dalam
penegakkan HAM !
5
6.
Uraikan
bentuk-bentuk
pelanggaran
HAM
menurut
UUNomor 39
Tahun 1999
tentang HAM !
Sebutkan 5 contoh pelanggaran
HAM terkait tentang kejahatan
kemanusiaan !
Apa yang dimaksud dengan
undang-undang, tidak dikenal
pelanggaran
HAM
yang
dilakukan negara, badan hukum
publik, atau badan hukum
perdata. Setiap pelanggaran yang
bertanggung
jawab
adalah
pelakunya, bukan institusinya !
Kemukakan faktor-faktor apa
saja yang menjadi hambatan
dalam penegakan HAM di
Indonesia !
Uraikan secara singkat sejarah
perkembangan
HAM
di
Indonesia !
15
7.
8.
9.
10.
Kriteria Pensekoran
Instrumen
5
15
10
15
Jumlah skor maksimal = 100
c. Rubrik Penilaian (Pengetahuan/Pemahaman)
Soal No.3, 6, 8, 10
10
15
20
25
Nilai
Akhir
Skor 15
Jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/tepat sesuai dengan kajian
Skor 10
teori pada buku pembelajaran
jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/mendekati kajian teori pada
Skor 5
buku pembelajaran
jika peserta didik menjawab tidak terlalu jelas /tepat dengan kajian teori Pada
Skor 0
buku pembelajaran
jika peserta didik
menjawab tidak sesuai dengan kajian teori pada buku
pembelajaran
Soal no. 1 dan 9
Skor 10
jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/tepat sesuai dengan kajian
Skor 5
teori pada buku pembelajaran
jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas /mendekati kajian teori Pada
Skor 2
buku pembelajaran
jika peserta didik menjawab tidak terlalu jelas /tepat dengan kajian teori Pada
Skor 0
buku pembelajaran
jika peserta tidak menjawab satupun pertanyaan yang diberikan
Soal no. 2, 5, dan 7
Skor 5
jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/tepat sesuai dengan kajian
Skor 3
teori pada buku pembelajaran
jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas /mendekati kajian teori Pada
Skor 2
buku pembelajaran
jika peserta didik menjawab tidak terlalu jelas /tepat dengan kajian teori Pada
Skor 0
buku pembelajaran
jika peserta tidak menjawab satupun pertanyaan yang diberikan
Penentuan Nilai
Nilai = skor yang diperoleh x 100
skor maksimum
INSTRUMEN NON TES
.
Lembar Pengamatan aktivitas siswa pada saat diskusi dan presentasi
ASPEK PENGAMATAN
N
O
NAMA SISWA
KER
JA
SAM
A
MENGKOMU
NIKASIKAN
PENDAPAT
TOLERAN
SI
KEAKTIF
AN
BOBOT IDE
JUML
AH
SKOR
NILAI
KET
KKM
: 65
Keterangan Skor :
Skor Perolehan Nilai = x100
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria :
Skor Maksimal Kriteria Nilai
4 = Baik Sekali
A
= 89-100 Baik sekali
3 = Baik
B
= 77-88 Baik
2 = Cukup
C
= 65-76 Cukup
1 = Kurang
D
=
A. JUDUL
: Kasus Pelanggaran HAM dalam perlindungan, pemajuan, dan
pemenuhan HAM
B. Kompetensi Inti
SIKAP
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati
dan
mengamalkan
perilaku
jujur,
disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif, dan proaktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
PENGETAHUAN
1. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora
dengan
wawasan
kemanusiaan,
kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KETERAMPILAN
1. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah abstrak terkait
dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
C. Kompetensi Dasar
4.2 Menyaji hasil analisis tentang kasus pelanggaran HAM dalam
perlindungan, pemajuan, dan pemenuhan HAM
D. Indikator Pencapaian Kompetensi
4.2.1. Menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAM dan prosedur
penyelesaiannya
4.2.2. Menguraikan upaya perlindungan, pemajuan, dan pemenuhan HAM
4.2.3. Menganalisis hambatan dan tantangan dalam upaya perlindungan,
pemajuan, dan pemenuhan HAM di Indonesia
E. Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan indikator pencapaian kompetensi maka tujuan pembelajaran yang akan
kita capai adalah sebagai berikut :
1. Siswa mampu menganalisis kasus-kasus pelanggaran dan prosedur
penyelesaiannya
1. Siswa mampu menguraikan upaya perlindungan, pemajuan, dan pemenuhan
HAM
2. Siswa mampu menganalisis hambatan dan tantangan dalam upaya
perlindungan, pemajuan, dan pemenuhan HAM di Indonesia
Tabel Spesifikasi Lembar Penilaian
Indikator
LP dan Butir Soal
Kunci LP dan Butir
Soal
KOGNITIF
Indikator 1 = 8 soal
5 soal pilihan ganda
3 soal essay
Indikator 2 = 8 soal
5 soal pilihan ganda
3 soal essay
Indikator 3 = 9 soal
Pilihan ganda:
1.) C2, 2.) C1, 3.) C2, 4.)
C2, 5.) C2
Essay: 1.) C2, 2.) C1, :3.)
C4
Pilihan ganda:
6.) C2, 7.) C1, 8) C1, 9. C2,
10.)
C2,
Essay:4.) C4 5.) C2 6.) C2,
Terlampir
Terlampir
Terlampir
5 soal pilihan ganda
4 soal essay
PSIKOMOTOR:
AFEKTIF
Sikap:
Jujur, tanggung jawab, hati-hati,
dan teliti, dsb.
Keterampilan Sosial
Bertanya, menyumbang ide atau
berpendapat, menjadi pendengar
yang baik,komunikasi.
Pilihan ganda:
11.) C4, 12.) C3, 13.) C2,
14.) C4, 15.) C3,
Essay:6.) C1, 7.)C1 8.) C4,
9.) C3, 10.) C3,
-
-
Penilaian karakter terlampir
-
Penilaian keterampilan sosial
terlampir
-
LAMPIRAN
Soal Pilihan Ganda
1. Seperangkat hak yang melekat pada hakekatnya dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahnya wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Pengertian ini
tercantum pada...
a. Pasal 1 UU No 26 tahun 2000
b. Pasal 1 UU No 9 tahun 1998
c. Pasal 1 UU No 39 tahun 1999
d. Pasal 1 UU No 5 tahun 1998
2. Menurut Richard Falk, yang merupakan pelanggaran hak asasi manusia meliputi,
kecuali..
a. pembunuhan besar-besaran (genosida)
b. Rasialisme resmi dan Terorisme resmi berskala besar
c. Pemerintahan totaliter.
d. Kejahatan-kejahatan perang dan Penyiksaan dan penghilangan orang
secara paksa.
3. Yang merupakan bentuk pelanggaran HAM Menurut UU Nomor 39 Tahun 1999
tentang HAM, adalah
a. Pembunuhan massal secara terencana terhadap suatu etnis tertentu (genosida)
b. Pembunuhan sewenang-wenang atau putusan di luar pengadilan (arbytrary
extra yudicial killing).
c. Penyiksaan dan penghilangan orang secara paksa.
d. Semua jawaban benar
4. Kejahatan Geniosida, yaitu pernbunuhan secara besar-besaran, terencana terhadap
suatu bangsa atau etnis, kelompok agama, dan ras dengan cara:
a. Membunuh anggota kelompok
b. Mengakinatkam penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota
kelompok
c. Rasialisme resmi
d. Menciptakaii kondisi kehidupan kelompok yang mengakibatkan kemusnahan
fisik, baik sebagian atau seluruhnya.
5. Yang dimaksud dengan kejahatan kemanusiaan adalah
a. Perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas
atau sistematik yang ditujukan terhadap penduduk sipil.
b. Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis (systematic
discrimination).
c. Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis (systematic
discrimination).
d. Penyiksaan dan penghilangan orang secara paksa.
6. Yang merupakan langkah penegakan dan perjuangan hak asasi manusia bagi
masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia adalah kecuali
a. Sosialisasi Hak Asasi Manusia
b. Pembuatan Kelompok
c. Rekonsiliasi Nasional
d. Pengesahan Perangkat Nasional
7. Menurut Kardino Laksono ada tiga langkah penyelesaian pelanggaran HAM masa
lampau yaitu sebagai berikut, Lecuali
a. Memulihkan hak-hak korban dan keluarganya melalui proses reparasi.
b. Pertanggungjawaban hukum atas kejahatan yang dilakukan pelaku
kemungkinan amnesti dengan tidak mengabaikan rasa keadilan
c. Sebagai kode perilaku yang dapat menjadi parameter kebijakan sebuah
pemerintahan.
d. Perlunya referensi kebijakan dari lembaga peradilan untuk
memungkinkan terciptanya penegakan hukum.
8. Piagam hak asasi manusia sedunia (Universal Declaration of Human Rights)
disahkan oleh Majelis Umurn PBB tanggal..
a. 10 Desember 1948
b. 10 November 1948
c. 10 September 1948
d. 10 Oktober 1948
9. Advokasi HAM adalah
a. Pembelaan atau upaya, dan tindakan yang terorganisir dengan
menggunakan peralatan demokrasi untuk menegakkan dan
melaksanakan hukum dan kebijakan yang dapat menciptakan
masyarakat yang adil dan sederajat.
b. Lembaga-lembaga masyarakat dengan menegakkan keadilan dan kesetaraan
untuk memperoleh akses dari tuntutan pengambilan keputusan.
c. Pembentukan sikap dan kebiasaan memerlukan interaksi dengan lingkungan di
bawah pimpinan, guru, atau tokoh masyarakat.
d. Usaha-usaha secara sadar kepada seluruh anggota masyarakat.
10. Cara lain yang harus ditempuh untuk menegakkan hak asasi manusia adalah dengan
membentuk..
a. Komisi Nasional HAM
b. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
c. Pendidikan HAM
d. Advokasi HAM
11. Yang merupakan faktor hambatan dalam penegakan HAM adalah, kecuali
a. Faktor Kondisi Sosial-Budaya
b. Faktor Pendidikan
c. Faktor Komunikasi dan Informasi
d. Faktor Kebijakan Pemerintah
12. Yang merupakan unsur Faktor Kebijakan Pemerintah penghambat dalam penegakan
HAM adalah
a. Stratifikasi dan status sosial; yaitu tingkat pendidikan, usia, pekerjaan,
keturunan dan ekonomi masyarakat Indonesia yang multikompleks
(heterogen).
b. Norma adat atau budaya lokal kadang bertentangan dengan HAM, terutama
jika sudah bersinggung dengan kedudukan seseorang, upacara-upacara sakral,
pergaulan dan sebagainya.
c. Letak geografis Indonesia yang luas dengan laut, sungai, hutan, dan
gunung yang membatasi komunikasi antardaerah.
d. Tidak semua penguasa memiliki kebijakan yang sama tentang pentingnya
jaminan hak asasi manusia.
13. Yang merupakan tantangan dalam penegakan hak asasi manusia di Indonesia adalah
a. Prinsip Pembangunan Nasional
b. Prinsip Kesatuan Hak-Hak Asasi Manusia (Prinsip Indivisibility
c. Prinsip Objektifitas atau Non Selektivitas,
d. Prinsip Keadilan
14. Dalam Rencana aksi Nasional Hak-hak Asasi Manusia Indonesia tahun 2004 – 2009,
akan mengacu pada 6 (enam) program utama, yaitu :
a. Pembentukan dan penguatan institusi pelaksanaan RANHAM
b. jaminan terhadap hak asasi manusia dalam suatu negara dituangkan dalam
aturan-aturan hukum, baik hukum tertulis maupun hukum tidak tertulis.
c. penerapan dan perlindungan hak-hak asasi manusia merupakan kompetensi
dan tanggung jawab nasional.
d. keseimbangan dan keselarasan antara hak-hak perseorangan dan hak-hak
masyarakat dan bangsa, sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk
individual dab makhluk sosial sekaligus.
15. Di bawah ini yang merupakan salah satu faktor hambatan dalam penegakan ham di
Indonesia, adalah
a. Faktor Aparat dan Penindakannya (Law Enforcement).
b. Faktor Perangkat Perundangan
c. Faktor Kondisi Sosial-Budaya
d. Semua benar
Soal Essay
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Jelaskan pengertian HAM menurut Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang HAM !
Sebutkan macam-macam HAM!
Uraikan upaya-upaya pemerintah dalam menegakkan HAM!
Sebutkan Instrumen HAM Nasional !
jelaskan peran masyarakat dalam penegakkan HAM !
Uraikan bentuk-bentuk pelanggaran HAM menurut UUNomor 39 Tahun 1999
tentang HAM !
7) Sebutkan 5 contoh pelanggaran HAM terkait tentang kejahatan kemanusiaan !
8) Apa yang dimaksud dengan undang-undang, tidak dikenal pelanggaran HAM yang
dilakukan negara, badan hukum publik, atau badan hukum perdata. Setiap
pelanggaran yang bertanggung jawab adalah pelakunya, bukan institusinya !
9) Kemukakan faktor-faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam penegakan HAM di
Indonesia !
10) Uraikan secara singkat sejarah perkembangan HAM di Indonesia !
KUNCI JAWABAN
Pilihan Ganda
1. C
11. B
2. D
12. C
3. D
13. A
4. C
14. A
5. A
15. D
6. B
7. D
8. A
9. A
10. B
Essay
1. Pengertian Hak Asasi Manusia adalah hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan
dibawa bersamaan dengan kelahiran atau kehadirannya didalam kehidupan bermasyarakat
2. Macam-macam HAM
a) Hak asasi pribadi
b) Hak asasi ekonomi
c) Hak asasi persamaan hukum
d) Hak asasi politik
e) Hak asasi sosial dan kebudayaan
f) Hak asasi memperoleh perlakuan dan tatacara peradilan dan perlindungan hukum
3. Upaya pemerintah dalam penegakkan HAM
a) Pembentukkan KOMNAS HAM
b) Pembentukkan produk hukum mengenai HAM
c) Pembentukan pengadilan HAM
4. Instrumen HAM Nasional
a. Pembukaan UUD 1945
b. Batang tubuh UUD 1945 pasal 27,28,29,30,31,32,33,34.
c. Dalam perundang-undangan
UU No.25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan
UU No.20 tahun 2002 tentang Pendidikan Nasional
UU No.39 tahun 1999 tentang HAM
UU No.9 tahun 1998 tentang kebebasan menyampaikan pendapat di depan
umum
UU No.32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah
UU No.5 tahun 1998 tentang konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan
atau penghukuman yang kejam,tidak manusiawi dan merendahkan martabat
manusia.
UU No.26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM
UU No. 11 tahun 2005 tentang konvenan internasional tentang hak sipil dan
politik
UU No.12 tahun 2005 tentang konvenan internasional hak-hak ekonomi dan
sosial budaya
PP No.2 tahun 2002 tentang tata cara perlindungan terhadap korban dan saksi
dalam pelanggaran HAM yang berat.
PP nomor 3 tahun 2002 tentang kompensasi ,restitusi,rehabilitasi terhadap
korban pelanggaran HAM Berat.
5. Peran masyarakat dalam penegakkan HAM
Melaksanakan perundang-undangan yang berlaaku
Mematuhi tata tertib
Menghargai manusia/masyarakat lainnya
6. Bentuk-bentuk pelanggaran HAM menurut UUNomor 39 Tahun 1999 tentang HAM
a. Pembunuhan massal secara terencana terhadap suatu etnis tertentu (genosida)
b. Pembunuhan sewenang-wenang atau putusan di luar pengadilan (arbytrary extra
yudicial killing).
c. Penyiksaan dan penghilangan orang secara paksa.
d. Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis (systematic
discrimination).
7. Kejahatan terhadap kemanusiaan, yaitu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari
serangan yang meluas atau sistematik yang ditujukan terhadap penduduk sipil. Kejahatan
kemanusiaan dapat herupa:
Pembunuhan.
Pemusnahan.
Perbudakan
Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa.
Perampasan kemerdekaan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar
hukum internasional.
Penyiksaan
Pemerkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan,
pemandulan, sterilisasi secara paksa, atau bentuk-bentuk kekerasan seksual yang
lain yang setara.
Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari
persamaan politik, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah
diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional.
Penghilangan seseorang secara paksa.
Kejahatan apartheid.
8. Menurut undang-undang, tidak dikenal pelanggaran HAM yang dilakukan negara, badan
hukum publik, atau badan hukum perdata. Setiap pelanggaran yang bertanggung jawab
adalah pelakunya, bukan institusinya.Hal ini berarti bahwa:
Komandan militer dapat dimintai pertanggungjawaban terhadap pelanggaran HAM
yang dilakukan oleh anak buahnya atau pasukan yang berada di bawah komandonya.
Seorang atasan dapat dimintai pertanggungjawaban pidana atas pelanggaran HAM
yalig dilakukan oleh bawahannya. Hal ini bisa terjadi bilamana atasan mengetahui
atau secara sadar mengabaikan informasi yang secara jelas menunjukkan bahwa
bawahannya rnelakukan pelanggaran HAM berat, dan tidak mengambil tindakan apaapa.
9. faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam penegakan HAM di Indonesia
Faktor Kondisi Sosial-Budaya
o Stratifikasi dan status sosial; yaitu tingkat pendidikan, usia, pekerjaan,
keturunan dan ekonomi masyarakat Indonesia yang multikompleks
(heterogen).
o Norma adat atau budaya lokal kadang bertentangan dengan HAM, terutama
jika sudah bersinggung dengan kedudukan seseorang, upacara-upacara
sakral, pergaulan dan sebagainya.
o Masih adanya konflik horizontal di kalangan masyarakat yang hanya
disebabkan oleh hal-hal sepele.
Faktor Komunikasi dan Informasi
o Letak geografis Indonesia yang luas dengan laut, sungai, hutan, dan gunung
yang membatasi komunikasi antardaerah.
o Sarana dan prasarana komunikasi dan informasi yang belum terbangun
secara baik yang mencakup seluruh wilayah Indonesia.
o Sistem informasi untuk kepentingan sosialisasi yang masih sangat terbatas
baik sumber daya manusianya maupun perangkat (software dan hardware)
yang diperlukan.
Faktor Kebijakan Pemerintah
o Tidak semua penguasa memiliki kebijakan yang sama tentang pentingnya
jaminan hak asasi manusia.
o Ada kalanya demi kepentingan stabilitas nasional, persoalan hak asasi
manusia sering diabaikan.
o Peran pengawasan legislatif dan kontrol sosial oleh masyarakat terhadap
pemerintah sering diartikan oleh penguasa sebagai tindakan
‘pembangkangan’.
Faktor Perangkat Perundangan
o Pemerintah tidak segera meratifikasikan hasil-hasil konvensi internasional
tentang hak asasi manusia.
o Kalaupun ada, peraturan perundang-undangan masih sulit untuk
diimplementasikan.
Faktor Aparat dan Penindakannya (Law Enforcement).
o Masih adanya oknum aparat yang secara institusi atau pribadi mengabaikan
prosedur kerja yang sesuai dengan hak asasi manusia.
o Tingkat pendidikan dan kesejahteraan sebagian aparat yang dinilai masih
belum layak sering membuka peluang ‘jalan pintas’ untuk memperkaya diri.
Pelaksanaan tindakan pelanggaran oleh oknum aparat masih diskriminatif, tidak konsekuen,
dan tindakan penyimpangan berupa KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme)
10. Pasca Proklamasi 1945, bangsa Indonesia banyak disibukkan oleh perjuangan untuk
mempertahankan kemerdekaan dari agresi Belanda yang ingin merebut
kembali kemerdekaan Indonesia, meskipun akhirnya kedaulatan Indonesia
diakui pada tahun 1949. Selanjutnya, antara 1950-1955 kita dirongrong
kembali oleh berbagai pemberontakan, upaya disintegrasi dan liberalisasi
partai politik yang cenderung mementingkan kelompoknya. Kondisi dan
situasi demikian jelas sangat tidak kondusif bagi pemerintah untuk
memikirkan dan memberi perlindungan terhadap masalah hak-hak asasi
manusia. Pada era Orde Lama (1955-1965), situasi negara Indonesia diwarnai
oleh berbagai macam kemelut ditingkat elite pemerintahan sendiri. Situasi
kacau (chaos) dan persaingan diantara elite politik dan militer akhirnya
memuncak pada peristiwa pembunuhan enam jendral pada 1 Oktober 1965
yang kemudian diikuti dengan krisis politik dan kekacauan sosial. Pada masa
ini persoalan hak asasi manusia tidak memperoleh perhatian berarti, bahkan
cenderung semakin jauh dari harapan. Era Orde Baru (1966-1998) di bawah
kepemimpinan Jenderal Soeharto yang menyatakan diri hendak melakukan
koreksi secara menyeluruh terhadap penyimpangan Pancasila dan UUD 1945,
juga tidak menunjukan perkembangan yang berarti. Walaupun menyatakan
sebagai orde kontitusional dan pembangunan, tetapi rezim ini kurang
konsisten terhadap konstitusi dan melakukan pelanggaran HAM atas nama
pembangunan. Begitu pula rancangan Piagam Hak-Hak Asasi Manusia dan
Hak-Hak serta Kewajiban Warga Negara yang disusun oleh MPRS pada 1966
tidak kunjung muncul dalam bentuk ketetapan MPR hingga berakhirnya
kekuasaan Orde Baru (1998). Tetapi, patut pula dicatat bahwa era keterbukaan
dan meluasnya opini internasional tentang pentingnya mengembangkan
demokratisasi dan perlindungan terhadap HAM telah memberi tekanan
terhadap pemerintahan orde baru (Soeharto) untuk melakukan beberapa
perubahan. Tercatat dalam pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(Komnas HAM). Meski demikian, dalam sejarah panjang kekuasaan rezim
orde baru terdapat praktik penyalahgunaan kekuasaan politik dan kehakiman,
penutupan beberapa media massa, dan penghilangan paksa terhadap para
aktivis pro-demokrasi. Pasca pemerintahan Orde Baru (era Reformasi), era
ketika persoalan demokratisasi dan hak asasi manusia menjadi topik utama,
telah banyak lahir produk peraturan perundangan tentang hak asasi manusia.
Pedoman Penskoran
a. Petunjuk Penilaian Soal Pilihan Ganda
Nomor Soal
Bobot Soal
1-15
5
Jumlah skor
150
maksimal
Jika benar mendapatkan skor 150
Jika salah mendapatkan skor 0
Penentuan Nilai=N= Skor Perolehan
Skor Maksimal
x 100
No
.
1.
Bobot
soal
Butir Pertanyaan
5
Jelaskan pengertian HAM menurut
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999
Tentang HAM !
10
2.
Sebutkan macam-macam HAM!
5
3.
Uraikan upaya-upaya
15
pemerintah
dalam menegakkan HAM!
4.
Sebutkan
Nasional !
HAM
5
5.
jelaskan peran masyarakat dalam
penegakkan HAM !
5
6.
Uraikan
bentuk-bentuk
pelanggaran
HAM
menurut
UUNomor 39
Tahun 1999
tentang HAM !
Sebutkan 5 contoh pelanggaran
HAM terkait tentang kejahatan
kemanusiaan !
Apa yang dimaksud dengan
undang-undang, tidak dikenal
pelanggaran
HAM
yang
dilakukan negara, badan hukum
publik, atau badan hukum
perdata. Setiap pelanggaran yang
bertanggung
jawab
adalah
pelakunya, bukan institusinya !
Kemukakan faktor-faktor apa
saja yang menjadi hambatan
dalam penegakan HAM di
Indonesia !
Uraikan secara singkat sejarah
perkembangan
HAM
di
Indonesia !
15
7.
8.
9.
10.
Kriteria Pensekoran
Instrumen
5
15
10
15
Jumlah skor maksimal = 100
c. Rubrik Penilaian (Pengetahuan/Pemahaman)
Soal No.3, 6, 8, 10
10
15
20
25
Nilai
Akhir
Skor 15
Jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/tepat sesuai dengan kajian
Skor 10
teori pada buku pembelajaran
jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/mendekati kajian teori pada
Skor 5
buku pembelajaran
jika peserta didik menjawab tidak terlalu jelas /tepat dengan kajian teori Pada
Skor 0
buku pembelajaran
jika peserta didik
menjawab tidak sesuai dengan kajian teori pada buku
pembelajaran
Soal no. 1 dan 9
Skor 10
jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/tepat sesuai dengan kajian
Skor 5
teori pada buku pembelajaran
jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas /mendekati kajian teori Pada
Skor 2
buku pembelajaran
jika peserta didik menjawab tidak terlalu jelas /tepat dengan kajian teori Pada
Skor 0
buku pembelajaran
jika peserta tidak menjawab satupun pertanyaan yang diberikan
Soal no. 2, 5, dan 7
Skor 5
jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/tepat sesuai dengan kajian
Skor 3
teori pada buku pembelajaran
jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas /mendekati kajian teori Pada
Skor 2
buku pembelajaran
jika peserta didik menjawab tidak terlalu jelas /tepat dengan kajian teori Pada
Skor 0
buku pembelajaran
jika peserta tidak menjawab satupun pertanyaan yang diberikan
Penentuan Nilai
Nilai = skor yang diperoleh x 100
skor maksimum
INSTRUMEN NON TES
.
Lembar Pengamatan aktivitas siswa pada saat diskusi dan presentasi
ASPEK PENGAMATAN
N
O
NAMA SISWA
KER
JA
SAM
A
MENGKOMU
NIKASIKAN
PENDAPAT
TOLERAN
SI
KEAKTIF
AN
BOBOT IDE
JUML
AH
SKOR
NILAI
KET
KKM
: 65
Keterangan Skor :
Skor Perolehan Nilai = x100
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria :
Skor Maksimal Kriteria Nilai
4 = Baik Sekali
A
= 89-100 Baik sekali
3 = Baik
B
= 77-88 Baik
2 = Cukup
C
= 65-76 Cukup
1 = Kurang
D
=