Rangkuman Materi Sosiologi kelas 10 seme
“Rangkuman Materi Sosiologi Semester 1”
Oleh :
Hainun Nisa Halida
10 IPA 1
20
Tahun Pelajaran 2014-2015
BAB I
SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MENGKAJI FENOMENA SOSIAL
I.
DEFINISI SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU DAN METODE
Pengertian Sosiologi
Sosiologi berasal dari kata Social, yang berarti teman, serta Logos yang
berarti ilmu pengetahuan. Jadi, sosiologi ialah ilmu yang mempelajari
kemasyarakatan. Objek utama sosiologi yaitu mesyarakat. Ada beberapa
tokoh yang mengungkapkan defnisi sosiologi, adapun penjelasannya
sebagai berikut :
1. Auguste Comte : sosiologi adalah ilmu yang memepelajari
manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa
hidup bersama. Sosiologi sebagai ilmu sosial mempelajari segala
aspek kehidupan bersama yang terwujud dalam asosiasi-asosiasi,
lembaga-lembaga, maupun peradaban
2. Emile Durkheim : Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari faktafakta sosial, yakni fakta mengenai cara bertindak, berpikir,
berperasaan yang berada di luar individu dan fakta-fakta tersebut
memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu
3. Max Weber
: Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami
tindakan-tindakan sosial
4. Soejono Soekamto
: sosiologi adalah ilmu yang memusatkan
perhatian pada sendi-sendi kemasyarakatan yang bersifat umum
dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan
masyarakat
5. William Kornblum : Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk
mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan
menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai
kelompok dan kondisi
6. Roucek & Waren : Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antara manusia dan kelompok sosial
7. Allan Jhonson
: Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu
sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimn pula orang yang
terlibat di dalamnya mempengaruhi sistem tersebut
Ciri-Ciri Sosiologi
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Empiris
: didasarkan observasi sehingga hasilnya tidak
spekulatif
b. Teoritis
: abstraksi dari observasi
c. Kumulatif : taori yang ada diperluas, sehingga memperkuat teori
yang sudah ada
d. Non etis
: tidak mempertimbangkan dari sisi benar ataupun tidak
Objek kajian sosiologi
Pada dasarnya, sosiologi mengkaji mengenai kehidupan bermasyarakat,
adapun kajian tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
Hubungan timbal balik antara manusia dengan manusia lainnya
Hubungan antara individu dan kelompok
Hubungan antara kelompok satu dengan kelompok lain
Sifat-sifat dari kelompok-kelompok sosial yang bermacam-macam
coraknya
Konsep-Konsep tentang Realitas Sosial Budaya
1.
2.
3.
4.
5.
Kesenjangan sosial
Kesenjangan kebudayaan’
Modernisasi dan globalisasi
Kebodohan
Kemiskinan
Cabang-cabang Sosiologi
Sosiologi yang berkembang dalam masyarakat memiliki beberapa cabang
yang disesuaikan dengan bidang keilmuannya. Berikut cabang-cabang
sosiologi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sosiologi
Sosiologi
Sosiologi
Sosiologi
Sosiologi
Sosiologi
pendidikan
agama
hukum
keluarga
industri
pembangunan
7. Sosiologi politik
8. Sosiologi pedesaan
9. Sosiologi perkotaan
10.
Sosiologi kesehatan
Sosiologi berhubungan dengan beberapa ilmu, seperti :
1.
2.
3.
4.
Antropologi, mengenai masyarakat dan kebudayaan
Sejarah, mengenai sejarah serta perkembangan sosial masyarakat
Ilmu politik, mengenai sosial ketika berhadapan di dunia politik
Ekonomi, mengenai upaya pemenuhan kebutuhan yang tidak
terbatas, serta alat pemuas kebutuhan yang terbatas, serta
interaksi yang terjadi
Kegunaan Sosiologi
Sosiologi berguna untuk :
1. Perencanaan sosial
2. Penelitian
a. Pemahaman mengenai simbol kata-kata, kode
b. Pemahaman mengenai pola tingkah laku manusia dalam
masyarakat
c. Kemempuan mempertimbangkan berbagai fenomena yang
timbul secara objektif
d. Kemampuan melihat kecenderungan arah perubahan pola
tingkah laku anggota masyarakat atas sebab-sebab tertentu
e. Kehati-hatian menjaga pikiran yang rasional
3. Pembangunan
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Evaluasi
4. Pemecahan masalah sosial
a. Masalah kemiskinan, contoh : pengemis, pengangguran
b. Masalah psikologi, contoh : stres, gila, bunuh diri
c. Masalah biologi, contoh : penyakit ebola, mutasi genetik
d. Masalah kebudayaan, contoh : kenakalan remaja, perceraian
II.
KONSEP-KONSEP MENDASAR DALAM METODOLOGI SOSIOLOGI
A. Konsep
: -> Berdasarkan pandangan masyarakat
-> Berdasarkan dari ilmuwan yang dilatarbelakangi teori
dan norma ilmiah
Konsep dasar yang tercakup, yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Interaksi dan kerjasama
Interpedensi
Kesinambungan dan oerubahan
Keragaman, kesamaan, serta perbedaan
Konflik dan konsensus
Evolusi dan adaptasi
Pola
Tempat/lokasi
Kekuasaan dan wewenang
Nilai dan kepercayaan
Keadilan dan pemerataan
Sebab akibat
B. Metode
Metode ialah cara kerja untuk memahami objek yang menjadi
sasaran ilmu yang bersangkutan. Adapun metode yang bisa digunakan
dlam pengkajian dalam Sosiologi, yaitu :
1. Metode kualitatif
Metode historis
Metode komparatif
Metode historis-komparatif
Metode studi kasus
Metode observasi
Metode fungsionalisme
Metode empiris dan rasionalistis
2. Metode Kuantitatif
Metode Statistik
Sosiometri
Metode jejak pendapat/polling
III.
REALITAS SOSIAL MASYARAKAT
Realitas sosial adalah kenyataan-kenyataan yang dapat kita lihat dalam
kehidupan manusia untuk bersatu dengan manusia lainnya. Bentukbentuk realitas sosial yaitu :
a. Keluarga, yaitu satuan sosial terkecil yang minimal terdiri dari suami
dan istri, serta terikat oleh perkawinan, darah, atau adopsi yang
membentuk rumah tangga, saling berinteraksi, dan berkomunikasi
satu sama lain menggunakan perasaan.
Ciri-ciri keluarga :
1. Terdiri dari orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan,
darah, maupun adopsi
2. Hidup bersama dalam suatu rumah, serta membentuk rumah
tangga
3. Satu kesatuan untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi
sesuai peranannya masing-masing
4. Mempertahankan kehidupan bersama
Keluarga dibedakan menjadi :
Keluarga Luas (Extended Family) : keluarga yang terdiri dari
kakek, nenek, ayah, ibu, semua cucu.
Keluarga Inti (Nuclear Family) : keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu, serta anak-anak.
Fungsi kaluarga antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
Fungsi biologis, melanjutkan keturunan
Fungsi proteksi, melindungi anggotanya
Fungsi ekonomi, perencanaan ekonomi keluarga
Fungsi edukatif, sebagai tempat mendidik serta pembelajaran
Fungsi sosialisasi, sebagai lembaga pertama yang mengajari
anak sosial
6. Fungsi religius, mengajak untuk beribadah sesuai agama yang
dianut
7. Fungsi kasih sayang, saling menyayangi serta mempertahankan
rasa sayang
b. Kekerabatan, merupakan satuan sosial yang anggota-anggotanya
memiliki hubungan keturunan atau hubungan darah. Hubungan
kekerabatan terbentuk dari perkawinan.
Sistem kekerabatan yang berlaku :
1. Bilateral atau Parental → menarik garis keturunan dari ayah dan
ibu
2. Unilateral
a. Patrilineal → menarik garis keturunan dari ayah
b. Matrilineal → menarik garis keturunan dari ibu
3. Ambilinial → menarik garis keturunan sebagian dari ibu, sebagian
dari ayah
c. Perkumpulan atau asosiasi, hubungan akrab, sering berkumpul
menyelesaikan masalah bersama
d. Ketetanggaan, satuan sosial terdiri dari orang yang berdekatan
e. Persahabatan, hubungan akrab orang-orang berdasarkan rasa hati
f. Saingan dan lawan, orang yang berebut sesuatu disertai
pertentangan
g. Masyarakat, suatu beberapa kelompok yang sudah cukup lama
hidup bersama
h. Suku bangsa, golongan yang dibedakan dari golongan masyarakat
lainnya karena budaya
i. Badan Internasional, lembaga yang bekerjasama pada tingkat
internasional/global
j. Interaksi sosial, hubungan timbal balik antar indivisu, individu
dengan kelompok, sesama kelompok
k. Status dan peran, posisi seseorang dalam kehidupan
l. Perilaku menyimpang, perilaku yang tidak sesuai dengan norma
yang ada
IV.
A.
B.
C.
D.
E.
DATA TENTANG REALITAS SOSIAL DAN PERMASALAHAN SOSIAL
Demoralisasi
Terorisme
Perdagangan anak
Kemiskinan
Kenakalan Remaja
BAB II
INTERAKSI SOSIAL ANTAR INDIVIDU DAN ANTAR KELOMPOK
Sub-Bab2
a. Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial
b. Faktor-faktor pendorong interaksi sosial
c. Bentuk-bentuk interaksi sosial
-Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial
Gregariousness adalah dorongan manusia untuk selalu hidup bersama
Faktor-faktor yang mendorong keinginan manusia untuk hidup bersama
antara lain :
1.
2.
3.
4.
Dorongan
Dorongan
Dorongan
Dorongan
untuk
untuk
untuk
untuk
memenuhi kebutuhan hidup
mempertahankan diri
meneruskan generasi
hidup bersama
Pola pola interaksi sosial sebagai berikut :
1. Interaksi sosial antar individu
2. Interaksi sosial antar individu dengan kelompok
3. Interaksi sosial anta kelompok
- Faktor-faktor pendorong interaksi sosial
Imitasi
: meniru gaya berpakaian, berbicara, penampilan
seseorang
Identifkasi : meniru secara keseluruhan/memiripkan semirip
mungkin seseorang
Sugesti
: pendapat/saran yang diberikan tanpa daya kritik
Motivasi
: dorongan yang diberikan agar lebih percaya diri,
semangat
Simpati
: perasaan tertarik yang timbul dari diri, ikut merasakan
apa yang dirasakan
Empati
: seperti halnya simpati, namun lebih dalam
perasaan seseorang
Syarat terjadi interaksi sosial
1. Kontak Sosial
Kontak sosial berdasarkan komunikasinya
a. Kontak langsung
b. Kontak tak langsung
Kontak sosial berdasarkan proses komunikasinya
a. Kontak Primer
b. Kontask Sekunder
2. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu tafsiran seseorang terhadap perilaku
orang lain yang terwujud pembicaraan, gerak-gerik badan, sikap,
maupun perasaan yang disampaikan oleh orang yang bersangkutan
dan orang tersebut menyampaikan terhadap perasaan yang ingin
disampaikan.
-Bentuk-bentuk interaksi Sosial
ASOSIATIF
Bentuk interaksi sosial yang cenderung bersatu dan membangun
solidaritas
Kerjasama
Bargaining
Kooptasi
Koalisi
Joint Venture
Akomodasi
o Coercion
o Kompromi
o Arbitrase
o Mediasi
o Konsiliasi
o Toleransi
o Stalemate
o Ajudikasi
Asimilasi
Akulturasi
DISSOSIATIF
Bentuk interaksi sosial yang cenderung berpecah dan tidak membangun
solidaritas
Persaingan
Kontravensi
Konflik
Keteraturan Sosial
Unsur-unsur keteraturan sosial
1. Tertib Sosial
: gambaran tentang kondisi kehidupan yang
aman, dinamis, teratur
2. Order
: sistem norma atau nilai sosial yang diakui dan dipatuhi
3. Keajegan : gambaran keteraturan tetap dan relatif tidak berubah
4. Pola
: corak hubungan sosial yang tetap dalam interaksi
sosial
BAB III
NILAI NORMA DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
I.
NILAI SOSIAL
A. Pengertian Nilai Sosial
Pengertian nilai menurut KBBI : Kadar, mutu, atau sifat yang
penting dan berguna bagi kemanusiaan
Nilai budaya dan nilai sosial : Konsep abstrak mengenai
masalah
dasar
yang
sangat
penting
dalam
kehidupan
manusia
Pengertian nilai sosial menurut beberapa ahli :
1. Woods : Petunjuk umum yang telah berlangsung lama,
yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam
kehidupan sehari-hari
2. B. Simanjuntak : Ide-ide masyarakat tentang sesuatu
yang baik
3. Robert M.Z. Lawang : Gambaran mengenai apa yang
diingkan, pantas, berharga, dan mempengaruhi perilaku
sosial orang-orang yang memiliki nilai tersebut
4. C. Kluckholn : Nilai kebudayaan mencakup hal-hal
berikut :
Nilai mengenai hakikat hidup manusia : Ada
manusia yang beranggapan bahwa hidup ini
indah
Nilai mengenai hakikat karya manusia : Ada
manusia
yang
beranggapan
bahwa
manusia
kedudukan
manusia
berkarya demi harga diri
Nilai
mengenai
hakikat
dalam ruang dan waktu : Ada manusia yang
berorientasi pada masa lalu atau masa depan
Nilai
mengenai
dengan
hakikat
sesamanya
:
hubungan
Ada
berorientasi pada individualism
manusia
manusia
yang
B. Jenis Jenis Nilai
Klasifkasi nilai menurut Prof. Notonegoro
Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi
jasmani manusia.
Nilai vital Adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia
untuk dapat mengadakan aktivitas atau kegiatan.
Nilai kerohanian Adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan kebutuhan rohani manusia, seperti:
a).
Nilai kebenaran, yaitu bersumber pada akal manusia
(cipta)
b).
Nilai keindahan, yaitu bersumber pada unsur perasaan
(estetika)
c). Nilai moral, yaitu bersumber pada unsur kehendak (karsa)
d). Nilai keagamaan, yaitu bersumber pada ketuhanan.
Klasifkasi nilai dilihat dari sumbernya
Nilai Theonom, yaitu nilai yang bersumber dari ajaran yang
dsampaikan oleh Tuhan melalui agama.
Nilai Heteronom, yaitu nilai yang dirumuskan dri kesepakatan
orang banyak
Nilai Otonom, yaitu nilai yang dirumuskan oleh individu
C. Ciri-Ciri Nilai Sosial
Konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antarwarga
Disebarkan di antara warga masyarakat
Terbentuk melalui sosialisasi (proses belajar)
Bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial
manusia
Mempengaruhi perkembangan diri seseorang
tercipta secara sosial bukan secara biologis ataupun bawaan
lahir.
berlangsung secara terus menerus dari generasi ke generasi
melalui berbagai macam proses sosial, seperti interaksi, difusi,
akulturasi dan kontak sosial.
memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap orang
perorangan dan masyarakat.
melibatkan emosi dan perasaan.
D. Fungsi Nilai Sosial
Dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk menetapkan
"harga" sosial dari suatu kelompok.
Dapat
mengarahkan
masyarakat
dalam
berpikir
dan
bertingkah laku.
Sebagai penentu terakhir manusia dalam memenuhi perananperanan sosial. Nilai sosial dapat memotivasi seseorang untuk
mewujudkan harapan sesuai dengan peranannya.
Sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok.
Sebagai alat pengawas perilaku manusia.
II.
NORMA SOSIAL
A. Pengertian Norma Sosial
Norma
sosial
merupakan
sekumpulan
pendapat
tentang
bagaimanakah seharusnya manusia itu harus bertingkah laku
bahkan harus bertindak yang pantas sehingga keharusan dan
kepantasan itu menjadi terbiasa dan selanjutnya diturunkan
secara turun-temurun hingga mewujudkan peraturan-peraturan
hidup dalam pergaulan kehidupan masyarakat.
B. Ciri-Ciri Norma Sosial
Umumnya tidak tertulis;
Hasil dari kesepakatan masyarakat;
Warga masyarakat sebagai pendukung sangat menaatinya;
Apabila norma dilanggar maka yang melanggar norma harus
menghadapi sanksi
Mengalam perubahan
C. Klasifkasi Norma Sosial
Berdasarkan tingkatan daya ikat
Norma-norma
yang
ada
di
dalam
masyarakat
mempunyai
kekuatan mengikat yang berbeda-beda. Ada norma yang berdaya
ikat lemah, sedang, dan kuat. Untuk dapat membedakan kekuatan
mengikat
norma-norma
tersebut,
dikenal
empat
pengertian
norma, yaitu :
Cara (usage) : Norma yang paling lemah daya pengikatnya
karena sanksinya hanya cemoohan.
Contoh : Ketika sedang makan orang bersendawa
Kebiasaan
(folkways)
:
Suatu
aturan
dengan
kekuatan
mengikat yang lebih kuat daripada usage karena kebiasaan
merupakan perbuatan yang dilakukan berulang-ulang.
Contoh : Menghormati orang yang lebih tua
Tata
kelakuan
(mores)
:
Aturan
yang
sudah
diterima
masyarakat dan dijadikan alat pengawas/kontrol, secara sadar/
tidak sadar, oleh masyarakat kepada anggota-anggotanya.
Pelanggaran akan diberikan sanksi berat.
Contoh : Larangan berzinah
Adat istiadat (custom) : Suatu aturan yang turun temurun
namun sangat mengikat dan akan mendapat sanksi bagi yang
melanggar.
Contoh : Larangan menikah dengan orang yang 1 marga dalam
adat Batak
D. Fungsi Norma Sosial
Pedoman hidup yang berlaku bagi semua anggota masyarakat
pada wilayah tertentu.
Memberikan
stabilitas
dan
keteraturan
dalam
kehidupan
bermasyarakat.
Mengikat warga masyarakat, karena norma disertai dengan
sanksi dan aturan yang tegas bagi para pelanggarnya.
Menciptakan
masyarakat.
kondisi
dan
suasana
yang
tertib
dalam
Adanya sanksi yang tegas akan memberikan efek jera kepada
para
pelanggarnya,
sehingga
tidak
ingin
mengulangi
perbuatannya melanggar norma.
Wujud konkret dari nilai-nilai yang ada di masyarakat.
Suatu standar atau skala dari berbagai kategori tingkah laku
suatu masyarakat.
E. Macam-Macam Norma Sosial
Norma agama : Berdasarkan ajaran/kaidah suatu agama.
Bersifat
mutlak
dan
mengharuskan
ketaatan
bagi
para
pemeluknya.
Co : Norma agama islam antara lain adalah kewajiban
melaksanakan rukun islam dan rukun iman
Norma
Kesusilaan :
Didasarkan
pada
hati
nurani.akhlak
manusia. Bersifat universal.
Co : Perilaku yang menyangkut nilai kemanusiaan seperti
pengkhianatan
Norma kesopanan : Berpangkal dari aturan tingkah laku yang
berlaku di masyarakat. Bersifat relatif.
Co : Tidak memakai perhiasaan dan pakaian yang mencolok
Norma kebiasaan : Hasil dari perbuatan yang dilakukan secara
berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi
kebiasaan.
Co : Kebiasaan melakukan selametan/doa bagi anak yang baru
lahir
Norma
hukum
: Himpunan
petunjuk
hidup/perintah
dan
larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat
(negara). Bersifat mengikat dan memaksa.
Co
:
Tidak
melakukan
tindak
kriminal
seperti
mencuri,
membunuh, dll
Norma Mode (fashion) : Cara dan gaya dalam melakukan dan
membuat sesuatu yang sifatnya berubah-ubah serta diikuti
oleh banyak orang. Ciri utama mode adalah bahwa orang yang
mengikutinya
bersifat
massal,
dan
kalangan
luas
menggandrunginya
Co : perubahan mode pakaian pada wanita, di mana suatu
waktu berkembang tren para wanita memakai rok mini,
kemudian berubah ke rok panjang, dan selanjutnya kembali
lagi ke rok mini.
F. Sifat Norma Sosial
Norma formal : Tertulis, contohnya Konstitusi, surat keputusan,
dan peraturan daerah
Norma nonformal : Tidak tertulis, contohnya Aturan dalam
keluarga
III.
SOSIALISASI
A. Pengertian Sosialisasi
Pengertian sosialisasi secara umum dapat diartikan sebagai
proses belajar individu untuk mengenal dan menghayati normanorma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap
untuk
berperilaku
sesuai
dengan
tuntutan
atau
perilaku
masyarakatnya.
B. Tujuan Sosialisasi
Mampu menjadi anggota mayarakat yang baik
Dapat enyesuaikan tingkah lakunya sesuai dengan harapan
masyarakat
Akan
lebih
mengenal
dirinya
sendiri
dalam
lingkungan
sosialnya
Akan menyadari eksistensi dirinya terhadap masyarakat di
sekelilingnya.
C. Pelaksanaan Sosialisasi
Metode ganjaran atau hukuman
Metode didacing teaching, anak diajarkan berbagai macam
pengetahuan dan keterampilan
Metode pemberian contoh, dilakukan dengan melalui proses
imitasi dan sugesti.
D. Proses Sosialisasi
Tahap Persiapan (Preparatory Stage)
Tahap Meniru (Play Stage)
Tahap Siap Bertindak (Game Stage)
Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generelized Other)
E. Agen Sosialisasi
Keluarga
Dalam lingkungan keluarga dikenal dua macam sosialisasi :
o Sosialisasi Represif, menekankan penggunaan hukum
terhadap kesalahan yang dibuat oleh anak
o Sosialisasi Partisipatif, menekankan pada interaksi
yang dibuat oleh anak. Apabila anak melanggar diberi
hukuman,
apabila
anak
berbuat
baik
diberi
penghargaan.
Sekolah
Kelompok Pergaulan
Media Massa
F. Tipe Sosialisasi
Sosialisasi
formal
:
melalui
lembaga-lembaga
yang
berwenang menurut ketentuan yang berlaku.
Sosialisasi nonformal : sosialisasi yang terdapat pada
masyarakat
atau
dalam
pergaulan
yang
sifatnya
kekeluargaan.
G. Bentuk Sosialisasi
Sosialisasi primer : sosialisasi yang pertama kali diterima oleh
individu di lingkungan keluarganya.
Sosialisasi sekunder : lanjutan sosialsasi primer.
H. Faktor penghambat sosialisasi
Kemampuan berbahasa
Kepandaian bergaul
Kehidupan masyarakat yang terisolir
Kesulitas dalam melakukan komunikasi
Hambatan alam
Adanya perbedaan kelakuan antara satu individu dengan
individu lain
Perubahan dalam masyarakat akibat modernisasi
Terjadinya kesenjangan kebudayaan antarkelompok dalam
masyarakat
IV.
KEPRIBADIAN
A. Pengertian Kepribadian
ciri watak yang khas dan konsisten sebagai identitas seorang
individu
B. Faktor Pembentuk Kepribadian
Warisan biologis
Lingkungan fsik
Kebudayaan
Pengalaman kelompok
Pengalaman unik
C. Faktor-Faktor Pembentukan Kepribadian
Sifat dasar
Lingkungan Prenatal
Perbedaan individual
Lingkungan
Motivasi
BAB IV
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL
PERILAKU MENYIMPANG
Pengertian Perilaku Menyimpang:
Adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan normanorma sosial. Robert
MZ Lawang: perilaku menyimpang adalah tindakan yang
menyimpang dari normanorma yang berlaku dalam suatu sistem sosial.
Menurut Lemert, Penyimpangan dibedakan menjadi dua:
o Penyimpangan primer : dilakukan oleh seseorang secara
temporer, dan pelakunya masih dapat diterima secara sosial
o Penyimpangan sekunder : penyimpangan yang dilakukan
secara berulang-ulang bahkan menjadi kebiasaan dan ciri
khas dari pelakunya.
Faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang:
o Faktor Internal:
Intelegensi
Kondisi fsik
Kondisi psikis (kejiwaan)
Kepribadian
Usia
Jenis Kelamin
Kedudukan seseorang dalam keluarga
o Faktor eksternal
o Faktor sosial ekonomi
o Kondisi politik
o Faktor budaya
o Kehidupan rumah tangga
o Pendidikan di sekolah
o Pergaulan
o Media massa
Jenis Perilaku Menyimpang:
o Tindak Kejahatan atau Kriminal;spt pembunuhan, perampokan,
pencurian, pemalsuan, penganiayaan, pemerkosaan,
penculikan, dll.
o Penyimpangan seksual; Sodomi, transeksual,masokisme,
homoseks, incest, scoptophilia, transvestite, kumpul kebo,
necrophilia, perzinahan, pelacuran, dsb.
o Pemakaian dan peredaran obat terlarang dan alkoholisme
o Penyimpangan gaya hidup: spt arogansi (kesombongan), sikap
eksentrik, konsumerisme, dll.
o Tawuran atau perkelahian antar pelajar.
Berdasarkan sifatnya, perilaku menyimpang dibedakan menjadi
penyimpangan Positif & penyimpangan Negatif.
Berdasarkan jumlah pelakunya, dibedakan menjadi
penyimpangan Individu & penyimpangan Kelompok.
Perilaku Menyimpang Sebagai Hasil sosialisasi Tidak Sempurna:
Tidak semua agen sosialisasi mampu menjalankan fungsinya
dengan baik, sehingga
proses sosialisasi juga tidak berhasil baik. Dalam kerangka ini
perilaku menyimpang
disebabkan oleh proses sosialisasi yang tidak sempurna.
Perilaku menyimpang sebagai hasil sosialisasi nilai sub
kebudayaan menyimpang:
Penyimpangan ini dipicu oleh proses sosialisasi dari kelompok
atau golongan
masyarakat yang memiliki nilai atau kebudayaan
menyimpang, seperti kelompok
pencopet, penjudi, koruptor, dll.
PENGENDALIAN SOSIAL
Pengertian Pengendalian Sosial
Merupakan suatu sistem yang mendidik, mengajak bahkan
memaksa warga masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan
nilai dan norma-norma social agar kehidupan masyarakat tertib
dan teratur.
Fungsi Pengendalian sosial adalah sebagai pencegah dan pereda
ketegangan sosial yang diakibatkan penyimpangan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang.
Sifat Pengendalian sosial:
o Preventif; dilakukan sebagai pencegahan (sebelum
penyimpangan terjadi)
o Represif; dilakukan sebagai pereda/penyelesaian (setelah
penyimpangan terjadi)
Cara Pengendalian Sosial:
o Persuasif
: membujuk, menasehati, atau mengajak secara
halus.
o Koersif
: dilakukan dengan kekerasan fsik atau ancaman.
Lembaga Pengendalian sosial:
o Keluarga
o Lembaga Penegak Hukum; pengadilan, kejaksaan, kepolisian..
o Lembaga Pendidikan
o Lembaga kemasyarakatan; RT, RW, dll
o Lembaga Keagamaan
Peran Lembaga Pengendalian Sosial:
o Menanamkan norma-norma pada masyarakat
o Memberikan sanksi bagi pelaku penyimpangan.
Bentuk Pengendalian sosial:
o Gosip
o Teguran
o Hukuman
o Pendidikan
o Agama
Oleh :
Hainun Nisa Halida
10 IPA 1
20
Tahun Pelajaran 2014-2015
BAB I
SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MENGKAJI FENOMENA SOSIAL
I.
DEFINISI SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU DAN METODE
Pengertian Sosiologi
Sosiologi berasal dari kata Social, yang berarti teman, serta Logos yang
berarti ilmu pengetahuan. Jadi, sosiologi ialah ilmu yang mempelajari
kemasyarakatan. Objek utama sosiologi yaitu mesyarakat. Ada beberapa
tokoh yang mengungkapkan defnisi sosiologi, adapun penjelasannya
sebagai berikut :
1. Auguste Comte : sosiologi adalah ilmu yang memepelajari
manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa
hidup bersama. Sosiologi sebagai ilmu sosial mempelajari segala
aspek kehidupan bersama yang terwujud dalam asosiasi-asosiasi,
lembaga-lembaga, maupun peradaban
2. Emile Durkheim : Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari faktafakta sosial, yakni fakta mengenai cara bertindak, berpikir,
berperasaan yang berada di luar individu dan fakta-fakta tersebut
memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu
3. Max Weber
: Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami
tindakan-tindakan sosial
4. Soejono Soekamto
: sosiologi adalah ilmu yang memusatkan
perhatian pada sendi-sendi kemasyarakatan yang bersifat umum
dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan
masyarakat
5. William Kornblum : Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk
mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan
menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai
kelompok dan kondisi
6. Roucek & Waren : Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antara manusia dan kelompok sosial
7. Allan Jhonson
: Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu
sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimn pula orang yang
terlibat di dalamnya mempengaruhi sistem tersebut
Ciri-Ciri Sosiologi
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Empiris
: didasarkan observasi sehingga hasilnya tidak
spekulatif
b. Teoritis
: abstraksi dari observasi
c. Kumulatif : taori yang ada diperluas, sehingga memperkuat teori
yang sudah ada
d. Non etis
: tidak mempertimbangkan dari sisi benar ataupun tidak
Objek kajian sosiologi
Pada dasarnya, sosiologi mengkaji mengenai kehidupan bermasyarakat,
adapun kajian tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
Hubungan timbal balik antara manusia dengan manusia lainnya
Hubungan antara individu dan kelompok
Hubungan antara kelompok satu dengan kelompok lain
Sifat-sifat dari kelompok-kelompok sosial yang bermacam-macam
coraknya
Konsep-Konsep tentang Realitas Sosial Budaya
1.
2.
3.
4.
5.
Kesenjangan sosial
Kesenjangan kebudayaan’
Modernisasi dan globalisasi
Kebodohan
Kemiskinan
Cabang-cabang Sosiologi
Sosiologi yang berkembang dalam masyarakat memiliki beberapa cabang
yang disesuaikan dengan bidang keilmuannya. Berikut cabang-cabang
sosiologi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sosiologi
Sosiologi
Sosiologi
Sosiologi
Sosiologi
Sosiologi
pendidikan
agama
hukum
keluarga
industri
pembangunan
7. Sosiologi politik
8. Sosiologi pedesaan
9. Sosiologi perkotaan
10.
Sosiologi kesehatan
Sosiologi berhubungan dengan beberapa ilmu, seperti :
1.
2.
3.
4.
Antropologi, mengenai masyarakat dan kebudayaan
Sejarah, mengenai sejarah serta perkembangan sosial masyarakat
Ilmu politik, mengenai sosial ketika berhadapan di dunia politik
Ekonomi, mengenai upaya pemenuhan kebutuhan yang tidak
terbatas, serta alat pemuas kebutuhan yang terbatas, serta
interaksi yang terjadi
Kegunaan Sosiologi
Sosiologi berguna untuk :
1. Perencanaan sosial
2. Penelitian
a. Pemahaman mengenai simbol kata-kata, kode
b. Pemahaman mengenai pola tingkah laku manusia dalam
masyarakat
c. Kemempuan mempertimbangkan berbagai fenomena yang
timbul secara objektif
d. Kemampuan melihat kecenderungan arah perubahan pola
tingkah laku anggota masyarakat atas sebab-sebab tertentu
e. Kehati-hatian menjaga pikiran yang rasional
3. Pembangunan
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Evaluasi
4. Pemecahan masalah sosial
a. Masalah kemiskinan, contoh : pengemis, pengangguran
b. Masalah psikologi, contoh : stres, gila, bunuh diri
c. Masalah biologi, contoh : penyakit ebola, mutasi genetik
d. Masalah kebudayaan, contoh : kenakalan remaja, perceraian
II.
KONSEP-KONSEP MENDASAR DALAM METODOLOGI SOSIOLOGI
A. Konsep
: -> Berdasarkan pandangan masyarakat
-> Berdasarkan dari ilmuwan yang dilatarbelakangi teori
dan norma ilmiah
Konsep dasar yang tercakup, yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Interaksi dan kerjasama
Interpedensi
Kesinambungan dan oerubahan
Keragaman, kesamaan, serta perbedaan
Konflik dan konsensus
Evolusi dan adaptasi
Pola
Tempat/lokasi
Kekuasaan dan wewenang
Nilai dan kepercayaan
Keadilan dan pemerataan
Sebab akibat
B. Metode
Metode ialah cara kerja untuk memahami objek yang menjadi
sasaran ilmu yang bersangkutan. Adapun metode yang bisa digunakan
dlam pengkajian dalam Sosiologi, yaitu :
1. Metode kualitatif
Metode historis
Metode komparatif
Metode historis-komparatif
Metode studi kasus
Metode observasi
Metode fungsionalisme
Metode empiris dan rasionalistis
2. Metode Kuantitatif
Metode Statistik
Sosiometri
Metode jejak pendapat/polling
III.
REALITAS SOSIAL MASYARAKAT
Realitas sosial adalah kenyataan-kenyataan yang dapat kita lihat dalam
kehidupan manusia untuk bersatu dengan manusia lainnya. Bentukbentuk realitas sosial yaitu :
a. Keluarga, yaitu satuan sosial terkecil yang minimal terdiri dari suami
dan istri, serta terikat oleh perkawinan, darah, atau adopsi yang
membentuk rumah tangga, saling berinteraksi, dan berkomunikasi
satu sama lain menggunakan perasaan.
Ciri-ciri keluarga :
1. Terdiri dari orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan,
darah, maupun adopsi
2. Hidup bersama dalam suatu rumah, serta membentuk rumah
tangga
3. Satu kesatuan untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi
sesuai peranannya masing-masing
4. Mempertahankan kehidupan bersama
Keluarga dibedakan menjadi :
Keluarga Luas (Extended Family) : keluarga yang terdiri dari
kakek, nenek, ayah, ibu, semua cucu.
Keluarga Inti (Nuclear Family) : keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu, serta anak-anak.
Fungsi kaluarga antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
Fungsi biologis, melanjutkan keturunan
Fungsi proteksi, melindungi anggotanya
Fungsi ekonomi, perencanaan ekonomi keluarga
Fungsi edukatif, sebagai tempat mendidik serta pembelajaran
Fungsi sosialisasi, sebagai lembaga pertama yang mengajari
anak sosial
6. Fungsi religius, mengajak untuk beribadah sesuai agama yang
dianut
7. Fungsi kasih sayang, saling menyayangi serta mempertahankan
rasa sayang
b. Kekerabatan, merupakan satuan sosial yang anggota-anggotanya
memiliki hubungan keturunan atau hubungan darah. Hubungan
kekerabatan terbentuk dari perkawinan.
Sistem kekerabatan yang berlaku :
1. Bilateral atau Parental → menarik garis keturunan dari ayah dan
ibu
2. Unilateral
a. Patrilineal → menarik garis keturunan dari ayah
b. Matrilineal → menarik garis keturunan dari ibu
3. Ambilinial → menarik garis keturunan sebagian dari ibu, sebagian
dari ayah
c. Perkumpulan atau asosiasi, hubungan akrab, sering berkumpul
menyelesaikan masalah bersama
d. Ketetanggaan, satuan sosial terdiri dari orang yang berdekatan
e. Persahabatan, hubungan akrab orang-orang berdasarkan rasa hati
f. Saingan dan lawan, orang yang berebut sesuatu disertai
pertentangan
g. Masyarakat, suatu beberapa kelompok yang sudah cukup lama
hidup bersama
h. Suku bangsa, golongan yang dibedakan dari golongan masyarakat
lainnya karena budaya
i. Badan Internasional, lembaga yang bekerjasama pada tingkat
internasional/global
j. Interaksi sosial, hubungan timbal balik antar indivisu, individu
dengan kelompok, sesama kelompok
k. Status dan peran, posisi seseorang dalam kehidupan
l. Perilaku menyimpang, perilaku yang tidak sesuai dengan norma
yang ada
IV.
A.
B.
C.
D.
E.
DATA TENTANG REALITAS SOSIAL DAN PERMASALAHAN SOSIAL
Demoralisasi
Terorisme
Perdagangan anak
Kemiskinan
Kenakalan Remaja
BAB II
INTERAKSI SOSIAL ANTAR INDIVIDU DAN ANTAR KELOMPOK
Sub-Bab2
a. Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial
b. Faktor-faktor pendorong interaksi sosial
c. Bentuk-bentuk interaksi sosial
-Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial
Gregariousness adalah dorongan manusia untuk selalu hidup bersama
Faktor-faktor yang mendorong keinginan manusia untuk hidup bersama
antara lain :
1.
2.
3.
4.
Dorongan
Dorongan
Dorongan
Dorongan
untuk
untuk
untuk
untuk
memenuhi kebutuhan hidup
mempertahankan diri
meneruskan generasi
hidup bersama
Pola pola interaksi sosial sebagai berikut :
1. Interaksi sosial antar individu
2. Interaksi sosial antar individu dengan kelompok
3. Interaksi sosial anta kelompok
- Faktor-faktor pendorong interaksi sosial
Imitasi
: meniru gaya berpakaian, berbicara, penampilan
seseorang
Identifkasi : meniru secara keseluruhan/memiripkan semirip
mungkin seseorang
Sugesti
: pendapat/saran yang diberikan tanpa daya kritik
Motivasi
: dorongan yang diberikan agar lebih percaya diri,
semangat
Simpati
: perasaan tertarik yang timbul dari diri, ikut merasakan
apa yang dirasakan
Empati
: seperti halnya simpati, namun lebih dalam
perasaan seseorang
Syarat terjadi interaksi sosial
1. Kontak Sosial
Kontak sosial berdasarkan komunikasinya
a. Kontak langsung
b. Kontak tak langsung
Kontak sosial berdasarkan proses komunikasinya
a. Kontak Primer
b. Kontask Sekunder
2. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu tafsiran seseorang terhadap perilaku
orang lain yang terwujud pembicaraan, gerak-gerik badan, sikap,
maupun perasaan yang disampaikan oleh orang yang bersangkutan
dan orang tersebut menyampaikan terhadap perasaan yang ingin
disampaikan.
-Bentuk-bentuk interaksi Sosial
ASOSIATIF
Bentuk interaksi sosial yang cenderung bersatu dan membangun
solidaritas
Kerjasama
Bargaining
Kooptasi
Koalisi
Joint Venture
Akomodasi
o Coercion
o Kompromi
o Arbitrase
o Mediasi
o Konsiliasi
o Toleransi
o Stalemate
o Ajudikasi
Asimilasi
Akulturasi
DISSOSIATIF
Bentuk interaksi sosial yang cenderung berpecah dan tidak membangun
solidaritas
Persaingan
Kontravensi
Konflik
Keteraturan Sosial
Unsur-unsur keteraturan sosial
1. Tertib Sosial
: gambaran tentang kondisi kehidupan yang
aman, dinamis, teratur
2. Order
: sistem norma atau nilai sosial yang diakui dan dipatuhi
3. Keajegan : gambaran keteraturan tetap dan relatif tidak berubah
4. Pola
: corak hubungan sosial yang tetap dalam interaksi
sosial
BAB III
NILAI NORMA DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
I.
NILAI SOSIAL
A. Pengertian Nilai Sosial
Pengertian nilai menurut KBBI : Kadar, mutu, atau sifat yang
penting dan berguna bagi kemanusiaan
Nilai budaya dan nilai sosial : Konsep abstrak mengenai
masalah
dasar
yang
sangat
penting
dalam
kehidupan
manusia
Pengertian nilai sosial menurut beberapa ahli :
1. Woods : Petunjuk umum yang telah berlangsung lama,
yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam
kehidupan sehari-hari
2. B. Simanjuntak : Ide-ide masyarakat tentang sesuatu
yang baik
3. Robert M.Z. Lawang : Gambaran mengenai apa yang
diingkan, pantas, berharga, dan mempengaruhi perilaku
sosial orang-orang yang memiliki nilai tersebut
4. C. Kluckholn : Nilai kebudayaan mencakup hal-hal
berikut :
Nilai mengenai hakikat hidup manusia : Ada
manusia yang beranggapan bahwa hidup ini
indah
Nilai mengenai hakikat karya manusia : Ada
manusia
yang
beranggapan
bahwa
manusia
kedudukan
manusia
berkarya demi harga diri
Nilai
mengenai
hakikat
dalam ruang dan waktu : Ada manusia yang
berorientasi pada masa lalu atau masa depan
Nilai
mengenai
dengan
hakikat
sesamanya
:
hubungan
Ada
berorientasi pada individualism
manusia
manusia
yang
B. Jenis Jenis Nilai
Klasifkasi nilai menurut Prof. Notonegoro
Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi
jasmani manusia.
Nilai vital Adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia
untuk dapat mengadakan aktivitas atau kegiatan.
Nilai kerohanian Adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan kebutuhan rohani manusia, seperti:
a).
Nilai kebenaran, yaitu bersumber pada akal manusia
(cipta)
b).
Nilai keindahan, yaitu bersumber pada unsur perasaan
(estetika)
c). Nilai moral, yaitu bersumber pada unsur kehendak (karsa)
d). Nilai keagamaan, yaitu bersumber pada ketuhanan.
Klasifkasi nilai dilihat dari sumbernya
Nilai Theonom, yaitu nilai yang bersumber dari ajaran yang
dsampaikan oleh Tuhan melalui agama.
Nilai Heteronom, yaitu nilai yang dirumuskan dri kesepakatan
orang banyak
Nilai Otonom, yaitu nilai yang dirumuskan oleh individu
C. Ciri-Ciri Nilai Sosial
Konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antarwarga
Disebarkan di antara warga masyarakat
Terbentuk melalui sosialisasi (proses belajar)
Bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial
manusia
Mempengaruhi perkembangan diri seseorang
tercipta secara sosial bukan secara biologis ataupun bawaan
lahir.
berlangsung secara terus menerus dari generasi ke generasi
melalui berbagai macam proses sosial, seperti interaksi, difusi,
akulturasi dan kontak sosial.
memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap orang
perorangan dan masyarakat.
melibatkan emosi dan perasaan.
D. Fungsi Nilai Sosial
Dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk menetapkan
"harga" sosial dari suatu kelompok.
Dapat
mengarahkan
masyarakat
dalam
berpikir
dan
bertingkah laku.
Sebagai penentu terakhir manusia dalam memenuhi perananperanan sosial. Nilai sosial dapat memotivasi seseorang untuk
mewujudkan harapan sesuai dengan peranannya.
Sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok.
Sebagai alat pengawas perilaku manusia.
II.
NORMA SOSIAL
A. Pengertian Norma Sosial
Norma
sosial
merupakan
sekumpulan
pendapat
tentang
bagaimanakah seharusnya manusia itu harus bertingkah laku
bahkan harus bertindak yang pantas sehingga keharusan dan
kepantasan itu menjadi terbiasa dan selanjutnya diturunkan
secara turun-temurun hingga mewujudkan peraturan-peraturan
hidup dalam pergaulan kehidupan masyarakat.
B. Ciri-Ciri Norma Sosial
Umumnya tidak tertulis;
Hasil dari kesepakatan masyarakat;
Warga masyarakat sebagai pendukung sangat menaatinya;
Apabila norma dilanggar maka yang melanggar norma harus
menghadapi sanksi
Mengalam perubahan
C. Klasifkasi Norma Sosial
Berdasarkan tingkatan daya ikat
Norma-norma
yang
ada
di
dalam
masyarakat
mempunyai
kekuatan mengikat yang berbeda-beda. Ada norma yang berdaya
ikat lemah, sedang, dan kuat. Untuk dapat membedakan kekuatan
mengikat
norma-norma
tersebut,
dikenal
empat
pengertian
norma, yaitu :
Cara (usage) : Norma yang paling lemah daya pengikatnya
karena sanksinya hanya cemoohan.
Contoh : Ketika sedang makan orang bersendawa
Kebiasaan
(folkways)
:
Suatu
aturan
dengan
kekuatan
mengikat yang lebih kuat daripada usage karena kebiasaan
merupakan perbuatan yang dilakukan berulang-ulang.
Contoh : Menghormati orang yang lebih tua
Tata
kelakuan
(mores)
:
Aturan
yang
sudah
diterima
masyarakat dan dijadikan alat pengawas/kontrol, secara sadar/
tidak sadar, oleh masyarakat kepada anggota-anggotanya.
Pelanggaran akan diberikan sanksi berat.
Contoh : Larangan berzinah
Adat istiadat (custom) : Suatu aturan yang turun temurun
namun sangat mengikat dan akan mendapat sanksi bagi yang
melanggar.
Contoh : Larangan menikah dengan orang yang 1 marga dalam
adat Batak
D. Fungsi Norma Sosial
Pedoman hidup yang berlaku bagi semua anggota masyarakat
pada wilayah tertentu.
Memberikan
stabilitas
dan
keteraturan
dalam
kehidupan
bermasyarakat.
Mengikat warga masyarakat, karena norma disertai dengan
sanksi dan aturan yang tegas bagi para pelanggarnya.
Menciptakan
masyarakat.
kondisi
dan
suasana
yang
tertib
dalam
Adanya sanksi yang tegas akan memberikan efek jera kepada
para
pelanggarnya,
sehingga
tidak
ingin
mengulangi
perbuatannya melanggar norma.
Wujud konkret dari nilai-nilai yang ada di masyarakat.
Suatu standar atau skala dari berbagai kategori tingkah laku
suatu masyarakat.
E. Macam-Macam Norma Sosial
Norma agama : Berdasarkan ajaran/kaidah suatu agama.
Bersifat
mutlak
dan
mengharuskan
ketaatan
bagi
para
pemeluknya.
Co : Norma agama islam antara lain adalah kewajiban
melaksanakan rukun islam dan rukun iman
Norma
Kesusilaan :
Didasarkan
pada
hati
nurani.akhlak
manusia. Bersifat universal.
Co : Perilaku yang menyangkut nilai kemanusiaan seperti
pengkhianatan
Norma kesopanan : Berpangkal dari aturan tingkah laku yang
berlaku di masyarakat. Bersifat relatif.
Co : Tidak memakai perhiasaan dan pakaian yang mencolok
Norma kebiasaan : Hasil dari perbuatan yang dilakukan secara
berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi
kebiasaan.
Co : Kebiasaan melakukan selametan/doa bagi anak yang baru
lahir
Norma
hukum
: Himpunan
petunjuk
hidup/perintah
dan
larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat
(negara). Bersifat mengikat dan memaksa.
Co
:
Tidak
melakukan
tindak
kriminal
seperti
mencuri,
membunuh, dll
Norma Mode (fashion) : Cara dan gaya dalam melakukan dan
membuat sesuatu yang sifatnya berubah-ubah serta diikuti
oleh banyak orang. Ciri utama mode adalah bahwa orang yang
mengikutinya
bersifat
massal,
dan
kalangan
luas
menggandrunginya
Co : perubahan mode pakaian pada wanita, di mana suatu
waktu berkembang tren para wanita memakai rok mini,
kemudian berubah ke rok panjang, dan selanjutnya kembali
lagi ke rok mini.
F. Sifat Norma Sosial
Norma formal : Tertulis, contohnya Konstitusi, surat keputusan,
dan peraturan daerah
Norma nonformal : Tidak tertulis, contohnya Aturan dalam
keluarga
III.
SOSIALISASI
A. Pengertian Sosialisasi
Pengertian sosialisasi secara umum dapat diartikan sebagai
proses belajar individu untuk mengenal dan menghayati normanorma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap
untuk
berperilaku
sesuai
dengan
tuntutan
atau
perilaku
masyarakatnya.
B. Tujuan Sosialisasi
Mampu menjadi anggota mayarakat yang baik
Dapat enyesuaikan tingkah lakunya sesuai dengan harapan
masyarakat
Akan
lebih
mengenal
dirinya
sendiri
dalam
lingkungan
sosialnya
Akan menyadari eksistensi dirinya terhadap masyarakat di
sekelilingnya.
C. Pelaksanaan Sosialisasi
Metode ganjaran atau hukuman
Metode didacing teaching, anak diajarkan berbagai macam
pengetahuan dan keterampilan
Metode pemberian contoh, dilakukan dengan melalui proses
imitasi dan sugesti.
D. Proses Sosialisasi
Tahap Persiapan (Preparatory Stage)
Tahap Meniru (Play Stage)
Tahap Siap Bertindak (Game Stage)
Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generelized Other)
E. Agen Sosialisasi
Keluarga
Dalam lingkungan keluarga dikenal dua macam sosialisasi :
o Sosialisasi Represif, menekankan penggunaan hukum
terhadap kesalahan yang dibuat oleh anak
o Sosialisasi Partisipatif, menekankan pada interaksi
yang dibuat oleh anak. Apabila anak melanggar diberi
hukuman,
apabila
anak
berbuat
baik
diberi
penghargaan.
Sekolah
Kelompok Pergaulan
Media Massa
F. Tipe Sosialisasi
Sosialisasi
formal
:
melalui
lembaga-lembaga
yang
berwenang menurut ketentuan yang berlaku.
Sosialisasi nonformal : sosialisasi yang terdapat pada
masyarakat
atau
dalam
pergaulan
yang
sifatnya
kekeluargaan.
G. Bentuk Sosialisasi
Sosialisasi primer : sosialisasi yang pertama kali diterima oleh
individu di lingkungan keluarganya.
Sosialisasi sekunder : lanjutan sosialsasi primer.
H. Faktor penghambat sosialisasi
Kemampuan berbahasa
Kepandaian bergaul
Kehidupan masyarakat yang terisolir
Kesulitas dalam melakukan komunikasi
Hambatan alam
Adanya perbedaan kelakuan antara satu individu dengan
individu lain
Perubahan dalam masyarakat akibat modernisasi
Terjadinya kesenjangan kebudayaan antarkelompok dalam
masyarakat
IV.
KEPRIBADIAN
A. Pengertian Kepribadian
ciri watak yang khas dan konsisten sebagai identitas seorang
individu
B. Faktor Pembentuk Kepribadian
Warisan biologis
Lingkungan fsik
Kebudayaan
Pengalaman kelompok
Pengalaman unik
C. Faktor-Faktor Pembentukan Kepribadian
Sifat dasar
Lingkungan Prenatal
Perbedaan individual
Lingkungan
Motivasi
BAB IV
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL
PERILAKU MENYIMPANG
Pengertian Perilaku Menyimpang:
Adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan normanorma sosial. Robert
MZ Lawang: perilaku menyimpang adalah tindakan yang
menyimpang dari normanorma yang berlaku dalam suatu sistem sosial.
Menurut Lemert, Penyimpangan dibedakan menjadi dua:
o Penyimpangan primer : dilakukan oleh seseorang secara
temporer, dan pelakunya masih dapat diterima secara sosial
o Penyimpangan sekunder : penyimpangan yang dilakukan
secara berulang-ulang bahkan menjadi kebiasaan dan ciri
khas dari pelakunya.
Faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang:
o Faktor Internal:
Intelegensi
Kondisi fsik
Kondisi psikis (kejiwaan)
Kepribadian
Usia
Jenis Kelamin
Kedudukan seseorang dalam keluarga
o Faktor eksternal
o Faktor sosial ekonomi
o Kondisi politik
o Faktor budaya
o Kehidupan rumah tangga
o Pendidikan di sekolah
o Pergaulan
o Media massa
Jenis Perilaku Menyimpang:
o Tindak Kejahatan atau Kriminal;spt pembunuhan, perampokan,
pencurian, pemalsuan, penganiayaan, pemerkosaan,
penculikan, dll.
o Penyimpangan seksual; Sodomi, transeksual,masokisme,
homoseks, incest, scoptophilia, transvestite, kumpul kebo,
necrophilia, perzinahan, pelacuran, dsb.
o Pemakaian dan peredaran obat terlarang dan alkoholisme
o Penyimpangan gaya hidup: spt arogansi (kesombongan), sikap
eksentrik, konsumerisme, dll.
o Tawuran atau perkelahian antar pelajar.
Berdasarkan sifatnya, perilaku menyimpang dibedakan menjadi
penyimpangan Positif & penyimpangan Negatif.
Berdasarkan jumlah pelakunya, dibedakan menjadi
penyimpangan Individu & penyimpangan Kelompok.
Perilaku Menyimpang Sebagai Hasil sosialisasi Tidak Sempurna:
Tidak semua agen sosialisasi mampu menjalankan fungsinya
dengan baik, sehingga
proses sosialisasi juga tidak berhasil baik. Dalam kerangka ini
perilaku menyimpang
disebabkan oleh proses sosialisasi yang tidak sempurna.
Perilaku menyimpang sebagai hasil sosialisasi nilai sub
kebudayaan menyimpang:
Penyimpangan ini dipicu oleh proses sosialisasi dari kelompok
atau golongan
masyarakat yang memiliki nilai atau kebudayaan
menyimpang, seperti kelompok
pencopet, penjudi, koruptor, dll.
PENGENDALIAN SOSIAL
Pengertian Pengendalian Sosial
Merupakan suatu sistem yang mendidik, mengajak bahkan
memaksa warga masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan
nilai dan norma-norma social agar kehidupan masyarakat tertib
dan teratur.
Fungsi Pengendalian sosial adalah sebagai pencegah dan pereda
ketegangan sosial yang diakibatkan penyimpangan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang.
Sifat Pengendalian sosial:
o Preventif; dilakukan sebagai pencegahan (sebelum
penyimpangan terjadi)
o Represif; dilakukan sebagai pereda/penyelesaian (setelah
penyimpangan terjadi)
Cara Pengendalian Sosial:
o Persuasif
: membujuk, menasehati, atau mengajak secara
halus.
o Koersif
: dilakukan dengan kekerasan fsik atau ancaman.
Lembaga Pengendalian sosial:
o Keluarga
o Lembaga Penegak Hukum; pengadilan, kejaksaan, kepolisian..
o Lembaga Pendidikan
o Lembaga kemasyarakatan; RT, RW, dll
o Lembaga Keagamaan
Peran Lembaga Pengendalian Sosial:
o Menanamkan norma-norma pada masyarakat
o Memberikan sanksi bagi pelaku penyimpangan.
Bentuk Pengendalian sosial:
o Gosip
o Teguran
o Hukuman
o Pendidikan
o Agama