Karya Ilmiah ASIADI 2018 UT
PERANAN APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN PUDING BESAR
UNTUK MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN DAERAH
DISUSUN OLEH:
ASIADI
[email protected]
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UPBJJ PANGKALPINANG
2018
PERANAN APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN PUDING BESAR
UNTUK MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN DAERAH
Oleh:
Asiadi
NIM 020505327
PROGRAM STUDI ILMU
PEMERINTAHAN
ABSTRAK
Pembangunan di kecamatan Puding Besar bisa diakselerasi dengan baik
jika peranan sumber daya aparatur pemerintah dan pemberdayaan masyarakat
dapat dioptimalkan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Salah satu penunjang pembangunan daerah adalah good
governance dimana akuntabilitas menjadi salah satu prinsip yang harus
dikedepankan dalam penyelenggaraan pemerintahan oleh ASN sebagai pelayan
publik.
Sumber daya aparatur pemerintah kecamatan Puding Besar harus berusaha
melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi,
melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin, melaksanakan tugasnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan tidak
menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain.
Peranan aparatur pemerintah harus dapat menyesuaikan diri dengan visi
dan misi pembangunan, aparatur pemerintah harus bisa menjadi mediator,
fasilitator, dan motivator dalam pembangunan melalui pendidikan dan pelatihan
sesuai kompetensi, budaya kerja yang positif melalui pembinaan keruhanian, dan
penyediaan sarana dan prasarana pendukung.
Kata kunci: aparatur pemerintah pembangunan Puding Besar
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan
daerah
merupakan
upaya
untuk
memberdayakan
masyarakat di seluruh daerah khususnya di kecamatan Puding Besar sehingga
tercipta suatu lingkungan yang memungkinkan masyarakat untuk menikmati
kualitas kehidupan yang lebih baik, maju, dan tentram, serta memperluas peluang
masyarakat untuk melakukan kegiatan bagi peningkatan harkat, martabat, dan
harga diri. Pembangunan bisa diakselerasi dengan baik jika peranan sumber daya
aparatur pemerintah dan pemberdayaan masyarakat dapat dioptimalkan dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sesuai dengan visi kecamatan Puding Besar yaitu “Kecamatan Puding Besar
Pelayan Terdepan Menuju Bangka Bermartabat”. Salah satu misi yang diemban
untuk mencapai visi tersebut adalah penyelenggaraan pemerintahan yang
profesional dan transparan. Berarti aparatur pemerintah menjadi ujung tombak
dalam keberhasilan pembangunan di kabupaten Bangka khususnya di kecamatan
Puding Besar.
Menurut UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
disebutkan bahwa Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah
profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah. Hal ini berarti semua ASN, baik PNS
maupun Honorer pada dasarnya adalah sumber daya aparatur pemerintah yang
berkewajiban untuk melakukan pelayanan publik.
Pegawai ASN berfungsi
sebagai pelaksana kebijakan publik; pelayan publik; dan perekat dan pemersatu
bangsa. Tugas pegawai ASN adalah:
1. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas; dan
3. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam menjalankan perannya, pegawai ASN kantor kecamatan Puding
Besar sebagai pelayan publik wajib memahami pentingnya pelayanan publik yang
3
diberikan pemerintah kepada masyarakat, sehingga sering dijadikan indikator
keberhasilan suatu sistem penyelenggaraan pemerintahan.
Apalagi dalam
mewujudkan good governance dimana akuntabilitas menjadi salah satu prinsip
yang harus dikedepankan dalam penyelenggaraan pemerintahan oleh ASN sebagai
pelayan publik harus mampu memberikan pelayanan yang akuntabel di sektor
publik yang tidak bisa ditunda-tunda, maka pemerintahan kecamatan Puding besar
wajib memiliki kuantitas dan kualitas aparatur yang baik. Berdasarkan data
kepegawaian kecamatan Puding besar tahun 2017, aparatur pemerintah
didominasi oleh golongan II, hal ini berarti secara kualitas, masih perlu
peningkatan pendidikan bagi aparatur pemerintah.
Berikut ini adalah data
pegawai kecamatan Pudingbesar tahun 2016.
Uraian
Laki-laki
Perempuan
I
II
III
IV
I
II
III
IV
Pusat
-
-
-
-
-
-
-
-
Daerah
-
4
4
1
-
3
1
-
Sumber: Kecamatan Puding besar dalam Angka, 2017
Kepercayaan masyarakat terhadap ASN sebagai Sumber Daya Aparatur
Pemerintah yang cenderung negatif (malas, korup, kurang melayani, tidak
produktif, dan lain sebagainya) membutuhkan reformasi/perubahan terhadap pola
pikir yang berorientasi pada pelayanan masyarakat. Keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003, memberikan
pengertian pelayanan publik yaitu segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan
oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundangundangan. Ini berarti salah satu kunci keberhasilan pembangunan adalah peranan
sumber daya aparatur pemerintah yang maksimal dan prima dalam melakukan
pelayanan publik.
Pembangunan nasional dan pembangunan daerah tidak hanya menjadi
tanggung jawab aparatur pemerintah, tetapi juga harus melibatkan pemberdayaan
4
masyarakat secara optimal sehingga percepatan pembangunan lebih cepat
tercapai. Pada dasarnya pencapaian kesejahteraan masyarakat dilalui dengan jalan
perubahan-perubahan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya, perubahan
tersebut dilakukan melalui pembangunan, tujuan pembangunan masyarakat adalah
perbaikan ekonomi, sosial, dan kebudayaaan masyakart, sehingga kemiskinan dan
lingkungan hidup masyakarat mengalami perubahan. Peningkatan pembangunan
daerah tidak selalu berjalan sesuai dengan keinginan pemerintah, hal ini
disebabkan oleh berbagai permasalahan yang timbul, baik dari sisi aparatur
pemerintah maupun masyarakat.
Permasalahan pembangunan yang dihadapi oleh pemerintah Puding Besar
dari sisi aparatur pemerintah antara lain adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya profesionalisme, baik yang menyangkut keterampilan,
keahlian dan tingkat pengetahuan dari para aparatur pemerintah.
2. Kurangnya motivasi kerja.
3. Tempat kerja yang kurang memadai sehingga tidak menunjang
pelaksanaan tugas.
4. Kurangnya
sosialisasi program pemerintah kepada masyarakat
kecamatan Puding Besar
5. Kurangnya peralatan kerja secara kuantitatif maupun kualitatif dan
teknologi sudah ketinggalan.
6. Dana yang berasal dari APBN maupun APBD masih belum
mencukupi untuk membiayai berbagai kegiatan pelayanan umum.
Lahirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah merupakan langkah baru untuk membenahi penyelenggaraan pemerintah,
melalui otonomi dan desentralisasi yang diharapkan mampu melahirkan
partisipasi aktif masyarakat dan menumbuhkembnagkan kemandirian pemerintah
daerah. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintah juga harus ada
sebab masyarakat adalah pemilik kedaulatan, masyarakat adalah pembayar pajak
dan masyarakat adalah subjek dalam pembangunan. Selain itu, program-program
yang dirumuskan dan dilaksanakan secara partisipasi turut memberikan
kesempatan secara langsung kepada masyarakat dalam perencanaan yang
5
menyangkut kesejahteraan mereka dan melaksanakan sendiri serta memetik hasil
program yang dicapai.
Setiap sumber daya aparatur pemerintah wajib memiliki kompetensi yang
dibutuhkan
untuk
bekerja
secara
optimal
dalam
rangka
mempercepat
pembangunan daerah. Kompetensi menurut Mathias dan Jackson dalam Iswanto
(2015) adalah karakteristik dasar yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
kinerja individu atau tim. Oleh karena itu diperlukan analisis jabatan yang akurat
agar penempatan sumber daya manusia tepat sasaran. Tulisan ini bertujuan untuk
menganalisis pentingnya peranan aparatur pemerintah dalam rangka mempercepat
pembangunan daerah dan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk
mengoptimalkan peranan dan pelayanan aparatur pemerintah serta mengatasi
permasalahan-permasalahan
yang
dihadapi
dalam
upaya
mempercepat
pembanguna di kecamatan Puding Besar.
6
BAB II
ISI
Sumber Daya Aparatur Pmerintah dalam hal ini adalah Aparatur Sipil
Negara (ASN) dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 menyebutkan bahwa
Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
Konsep diri ASN tercermin dalam bentuk acuan norma dan aturan yang berlaku
dalam menjalankan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik;
dan perekat dan pemersatu bangsa, sehingga dapat menjalankan tugas dan
perannya melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan;
memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas; dan mempererat
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Norma dan aturan
yang dijelaskan di atas adalah nilai-nilai ASN disebut kode etik dan kode perilaku
yang mengatur perilaku pegawai ASN agar dapat:
1. melaksanakan
tugasnya
dengan
jujur,
bertanggung
jawab,
dan
berintegritas tinggi;
2. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
5. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
6. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
8. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
7
9. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10. tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; dan
12. melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.
Apabila ASN atau Aparatur Pemerintah mampu berperilaku sesuai dengan
kode etik ASN, maka peranan ASN dalam pemberdayaan masyarakat, pelayanan
publik, dan percepatan pembangunan dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien. Di Indonesia, upaya untuk menetapkan standar pelayanan publik dalam
kerangka peningkatan kualitas pelayanan publik sebenarnya telah lama dilakukan.
Upaya tersebut antara lain ditunjukkan dengan terbitnya berbagai kebijakan
seperti:
a. Inpres No. 5 Tahun 1984 tentang Pedoman Penyederhanaan dan
Pengendalian Perijina di Bidang Usaha;
b. Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 81 Tahun
1993 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum;
c. Inpres No. 1 Tahun 1995 tentang Perbaikan dan Peningkatan Mutu
Pelayanan Aparatur Pemerintah kepada Masyarakat;
d. Surat Edaran Menko Wasbangpan No. 56/Wasbangpan/6/98 tentang
Langkah-langkah Nyata Memperbaiki Pelayanan Masyarakat. Instruksi
Mendagri No. 20/1996;
e. Surat Edaran Depdagri No. 100/757/OTDA tentang Pelaksanaan
Kewenangan Wajib dan Standar Pelayanan Minimum, pada tahun 2002;
f. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik;
8
h. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 38 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit
Pelayanan Publik.
Oleh karena itu, dalam menjalankan peranannya, sumber daya aparatur
pemerintah (ASN) wajib memberikan pelayanan publik sesuai dengan standar
pelayanan. Standar Pelayanan adalah suatu tolok ukur yang dipergunakan untuk
acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai komitmen atau janji dari pihak
penyedia pelayanan kepada pelanggan untuk memberikan pelayanan yang
berkualaitas (LAN, 2003). Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya standar
pelayanan antara lain:
a. memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa mereka mendapat
pelayanan dalam kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan, memberikan
fokus pelayanan kepada pelanggan/masyarakat;
b. menjadi alat komunikasi antara pelanggan dengan penyedia pelayanan
dalam upaya meningkatkan pelayanan, menjadi alat untuk mengukur
kinerja pelayanan serta menjadi alat monitoring dan evaluasi kinerja
pelayanan;
c. melakukan perbaikan kinerja pelayanan publik.
perbaikan kinerja
pelayanan publik mutlak harus dilakukan. Hal ini disebabkan tugas dan
fungsi utama pemerintah adalah memberikan dan memfasilitasi berbagai
pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai dari pelayanan
dalam bentuk pengaturan ataupun pelayanan-pelayanan lain dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan,
utilitas, sosial, dan lainnya;
d.
meningkatkan mutu pelayanan.
Pembangunan secara umum pada hakikatnya adalah proses perubahan yang
terus menerus untuk menuju keadaan yang lebih baik berdasarkan norma-norma
tertentu.
Menurut Siagian (1994) pembangunan adalah suatu usaha atau
rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan
secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan pemerintah, menuju modernitas dalam
rangka pembinaan bangsa (nation building).
9
Menurut Berman, E. M., et al. (2001) dalam Iswanto dan Yusuf (2014)
terdapat tujuh prinsip Manajemen Sumber Daya Manusia pelayanan publik, yaitu
(1) adanya peran yang banyak (many roles) dari pelayan publik, (2) masalah nilai,
(3)
memahami dasar pemikiran dari suatu sistem personel, (4)
alternatif-
alternatif untuk pelayanan sipil, (5) peraturan perundangan, (6) kinerja, dan (7)
akuntabilitas publik/akses. Dalam rangka memberdayakan masyarakat dan dunia
usaha dalam pembangunan, peran pemerintah dapat dilakukan antara lain melalui
(a) pengurangan hambatan dan kendala-kendala bagi partisipasi masyarakat, dan
(b) menyusun program sebagai jalan untuk lebih memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk belajar dan berperan aktif dalam memanfaatkan dan
mendayagunakan sumber daya produktif yang tersedia guna memenuhi
kebutuhan.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengotimalkan peran aparatur
pemerintah kecamatan Puding Besar antara lain adalah memberikan pendidikan
dan pelatihan bagi para aparatur pemerintahan sesuai dengan jabatan dan
tugasnya, meningkatkan budaya kerja melalui penerapan nilai-nilai luhur
keagamaan misalnya melalui program ODOJ (One Day One Juz) ke desa-desa
sekaligus menjadi ajang pembinaan pemerintah kecamatan terhadap pemerintah
desa, dan mengalokasikan dana yang sesuai serta sarana dan prasarana yang
menunjang kerja dan pelayanan publik.
Dengan demikian upaya pemberdayaan memerlukan semangat untuk melayani
masyarakat. Hal tersebut antara lain dapat dilakukan melalui pembudayaan kode
etik yang didasarkan pada strategi lingkungan yang mendukung yang
diterjemahkan kedalam standar tingkah laku yang dapat diterima umum dan
dituangkan di dalam pedoman-pedoman untuk manajemen dan administrasi
pembangunan serta evaluasi atas program-program pemerintah. Di samping itu,
sistem dari sektor-sektor publik harus terbuka dan terpercaya untuk mendorong
pelaksanaan kode etik tersebut, serta mendorong para pemimpin politik untuk
berperan dalam melembagakan kode etik dimaksud serta menjadikannya sebagai
panutan masyarakat.
10
1. Upaya
pemberdayaan
masyarakat
dan
dunia
usaha
memerlukan
keterbukaan birokrasi pemerintah dan langkah-langkah yang tegas dalam
mengurangi peraturan dan prosedur yang menghambat kreativitas dan
otoaktivitas mereka, serta memberi kesempatan kepada msyarakat untuk
dapat berperan serta secara aktif dalam proses perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan pembangunan.
Pemberdayaan dan keterbukaan akan
lebih mendorong akuntabilitas dalam pemanfaatan sumber daya, dan
adanya keputusan-keputusan pembangunan yang benar-benar diarahkan
sesuai prioritas, serta dilakukan secara adil bagi kepentingan masyarakat,
2. Dalam membangun masyarakat yang modern di mana dunia usaha
menjadi ujung tombaknya, terwujudnya kemitraan dan modernisasi dunia
usaha, terutama usaha kecil dan menengah amat penting. Hal ini juga
dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) yang bisa membantu
menambah alokasi dana untuk pembangunan dan kelancaran program
pemerintah. Selama ini kerja sama pemerintah dengan dunia usaha yang
mulai berkembang pesat di daerah Puding Besar masih belum optimal.
Kontribusi dunia usaha belum menunjukkan perkembangan yang berarti
bagi pembanguna di Puding Besar. Oleh karena itu diperlukan kebijakan
publik yang mampu mendorong partisipasi aktif dunia usaha dalam
kegiatan pembangunan terutama di bidang sumber daya manusia.
Pembangunan daerah dilaksanakan melalui penguatan otonomi daerah dan
pengelolaan sumber daya yang mengarah pada terwujudnya tata kepemerintahan
yang baik (good governance), dan pelaksanaan pembangunan daerah yang baik
hanya dapat dilakukan apabila terjadi keseimbangan peran dari tiga pilar, yaitu
pemerintah, dunia usaha swasta, dan masyarakat.
III. PENUTUP
11
Berdasarkan uraian permasalahan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa:
1.
Peranan pemerintah amat penting, berarti birokrasi pemerintah harus
dapat menyesuaikan diri dengan visi dan misi pembangunan.
2.
Aparatur pemerintah harus bisa menjadi mediator, fasilitator, dan
motivator dalam pembangunan melalui pendidikan dan pelatihan sesuai
kompetensi, budaya kerja yang positif melalui pembinaan keruhanian,
dan penyediaan sarana dan prasarana pendukung.
3.
Pemberdayaan aparatur pemerintah harus menjadi prioritas, karena
pelayanan publik yang paripurna hanya bisa diwujudkan apabila setiap
aparatur pemerintah memiliki kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan
tugas dan jabatannya masing-masing.
Pembangunan daerah hanya dapat dilaksanakan dengan baik jika sumber
daya aparatur pemerintah mampu memberikan pelayanan publik yang prima dan
masyarakat dapat diberdayakan secara maksimal untuk berpartisipasi aktif dalam
pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA
12
Iswanto, Yun dan Yusuf, Adie. 2014.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Kecamatan Puding Besar. 2017. Puding Besar daam Angka. Puding Besar.
LAN.
2014. Pola Pikir Aparat Sipil Negara sebagai Pelayan Masyarakat.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Mubarak, Z. 2010. Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat Ditinjau dari Proses
Pengembangan Kapasitas pada Program PNPM Mandiri Perkotaan di
Desa Sastrodirjan Kabuapten Pekalongan. Tesis. Program studi Magister
Teknik Pemberdayaan Wilayah dan Kota. Undip. Semarang.
Soetomo. 2006. Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat.
Penerbit Pustaka Pelajar.
Yogyakarta:
Suharto E. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Kajian
Strategi Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.
Bandung: PT Refika Aditama.
https://afrizalwszaini.wordpress.com. Pembangunan Daerah dan
Permasalahannya. diakses pada hari Jumat, tanggal 24 Maret 2017.
13
UNTUK MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN DAERAH
DISUSUN OLEH:
ASIADI
[email protected]
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UPBJJ PANGKALPINANG
2018
PERANAN APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN PUDING BESAR
UNTUK MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN DAERAH
Oleh:
Asiadi
NIM 020505327
PROGRAM STUDI ILMU
PEMERINTAHAN
ABSTRAK
Pembangunan di kecamatan Puding Besar bisa diakselerasi dengan baik
jika peranan sumber daya aparatur pemerintah dan pemberdayaan masyarakat
dapat dioptimalkan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Salah satu penunjang pembangunan daerah adalah good
governance dimana akuntabilitas menjadi salah satu prinsip yang harus
dikedepankan dalam penyelenggaraan pemerintahan oleh ASN sebagai pelayan
publik.
Sumber daya aparatur pemerintah kecamatan Puding Besar harus berusaha
melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi,
melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin, melaksanakan tugasnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan tidak
menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain.
Peranan aparatur pemerintah harus dapat menyesuaikan diri dengan visi
dan misi pembangunan, aparatur pemerintah harus bisa menjadi mediator,
fasilitator, dan motivator dalam pembangunan melalui pendidikan dan pelatihan
sesuai kompetensi, budaya kerja yang positif melalui pembinaan keruhanian, dan
penyediaan sarana dan prasarana pendukung.
Kata kunci: aparatur pemerintah pembangunan Puding Besar
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan
daerah
merupakan
upaya
untuk
memberdayakan
masyarakat di seluruh daerah khususnya di kecamatan Puding Besar sehingga
tercipta suatu lingkungan yang memungkinkan masyarakat untuk menikmati
kualitas kehidupan yang lebih baik, maju, dan tentram, serta memperluas peluang
masyarakat untuk melakukan kegiatan bagi peningkatan harkat, martabat, dan
harga diri. Pembangunan bisa diakselerasi dengan baik jika peranan sumber daya
aparatur pemerintah dan pemberdayaan masyarakat dapat dioptimalkan dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sesuai dengan visi kecamatan Puding Besar yaitu “Kecamatan Puding Besar
Pelayan Terdepan Menuju Bangka Bermartabat”. Salah satu misi yang diemban
untuk mencapai visi tersebut adalah penyelenggaraan pemerintahan yang
profesional dan transparan. Berarti aparatur pemerintah menjadi ujung tombak
dalam keberhasilan pembangunan di kabupaten Bangka khususnya di kecamatan
Puding Besar.
Menurut UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
disebutkan bahwa Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah
profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah. Hal ini berarti semua ASN, baik PNS
maupun Honorer pada dasarnya adalah sumber daya aparatur pemerintah yang
berkewajiban untuk melakukan pelayanan publik.
Pegawai ASN berfungsi
sebagai pelaksana kebijakan publik; pelayan publik; dan perekat dan pemersatu
bangsa. Tugas pegawai ASN adalah:
1. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas; dan
3. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam menjalankan perannya, pegawai ASN kantor kecamatan Puding
Besar sebagai pelayan publik wajib memahami pentingnya pelayanan publik yang
3
diberikan pemerintah kepada masyarakat, sehingga sering dijadikan indikator
keberhasilan suatu sistem penyelenggaraan pemerintahan.
Apalagi dalam
mewujudkan good governance dimana akuntabilitas menjadi salah satu prinsip
yang harus dikedepankan dalam penyelenggaraan pemerintahan oleh ASN sebagai
pelayan publik harus mampu memberikan pelayanan yang akuntabel di sektor
publik yang tidak bisa ditunda-tunda, maka pemerintahan kecamatan Puding besar
wajib memiliki kuantitas dan kualitas aparatur yang baik. Berdasarkan data
kepegawaian kecamatan Puding besar tahun 2017, aparatur pemerintah
didominasi oleh golongan II, hal ini berarti secara kualitas, masih perlu
peningkatan pendidikan bagi aparatur pemerintah.
Berikut ini adalah data
pegawai kecamatan Pudingbesar tahun 2016.
Uraian
Laki-laki
Perempuan
I
II
III
IV
I
II
III
IV
Pusat
-
-
-
-
-
-
-
-
Daerah
-
4
4
1
-
3
1
-
Sumber: Kecamatan Puding besar dalam Angka, 2017
Kepercayaan masyarakat terhadap ASN sebagai Sumber Daya Aparatur
Pemerintah yang cenderung negatif (malas, korup, kurang melayani, tidak
produktif, dan lain sebagainya) membutuhkan reformasi/perubahan terhadap pola
pikir yang berorientasi pada pelayanan masyarakat. Keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003, memberikan
pengertian pelayanan publik yaitu segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan
oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundangundangan. Ini berarti salah satu kunci keberhasilan pembangunan adalah peranan
sumber daya aparatur pemerintah yang maksimal dan prima dalam melakukan
pelayanan publik.
Pembangunan nasional dan pembangunan daerah tidak hanya menjadi
tanggung jawab aparatur pemerintah, tetapi juga harus melibatkan pemberdayaan
4
masyarakat secara optimal sehingga percepatan pembangunan lebih cepat
tercapai. Pada dasarnya pencapaian kesejahteraan masyarakat dilalui dengan jalan
perubahan-perubahan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya, perubahan
tersebut dilakukan melalui pembangunan, tujuan pembangunan masyarakat adalah
perbaikan ekonomi, sosial, dan kebudayaaan masyakart, sehingga kemiskinan dan
lingkungan hidup masyakarat mengalami perubahan. Peningkatan pembangunan
daerah tidak selalu berjalan sesuai dengan keinginan pemerintah, hal ini
disebabkan oleh berbagai permasalahan yang timbul, baik dari sisi aparatur
pemerintah maupun masyarakat.
Permasalahan pembangunan yang dihadapi oleh pemerintah Puding Besar
dari sisi aparatur pemerintah antara lain adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya profesionalisme, baik yang menyangkut keterampilan,
keahlian dan tingkat pengetahuan dari para aparatur pemerintah.
2. Kurangnya motivasi kerja.
3. Tempat kerja yang kurang memadai sehingga tidak menunjang
pelaksanaan tugas.
4. Kurangnya
sosialisasi program pemerintah kepada masyarakat
kecamatan Puding Besar
5. Kurangnya peralatan kerja secara kuantitatif maupun kualitatif dan
teknologi sudah ketinggalan.
6. Dana yang berasal dari APBN maupun APBD masih belum
mencukupi untuk membiayai berbagai kegiatan pelayanan umum.
Lahirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah merupakan langkah baru untuk membenahi penyelenggaraan pemerintah,
melalui otonomi dan desentralisasi yang diharapkan mampu melahirkan
partisipasi aktif masyarakat dan menumbuhkembnagkan kemandirian pemerintah
daerah. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintah juga harus ada
sebab masyarakat adalah pemilik kedaulatan, masyarakat adalah pembayar pajak
dan masyarakat adalah subjek dalam pembangunan. Selain itu, program-program
yang dirumuskan dan dilaksanakan secara partisipasi turut memberikan
kesempatan secara langsung kepada masyarakat dalam perencanaan yang
5
menyangkut kesejahteraan mereka dan melaksanakan sendiri serta memetik hasil
program yang dicapai.
Setiap sumber daya aparatur pemerintah wajib memiliki kompetensi yang
dibutuhkan
untuk
bekerja
secara
optimal
dalam
rangka
mempercepat
pembangunan daerah. Kompetensi menurut Mathias dan Jackson dalam Iswanto
(2015) adalah karakteristik dasar yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
kinerja individu atau tim. Oleh karena itu diperlukan analisis jabatan yang akurat
agar penempatan sumber daya manusia tepat sasaran. Tulisan ini bertujuan untuk
menganalisis pentingnya peranan aparatur pemerintah dalam rangka mempercepat
pembangunan daerah dan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk
mengoptimalkan peranan dan pelayanan aparatur pemerintah serta mengatasi
permasalahan-permasalahan
yang
dihadapi
dalam
upaya
mempercepat
pembanguna di kecamatan Puding Besar.
6
BAB II
ISI
Sumber Daya Aparatur Pmerintah dalam hal ini adalah Aparatur Sipil
Negara (ASN) dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 menyebutkan bahwa
Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
Konsep diri ASN tercermin dalam bentuk acuan norma dan aturan yang berlaku
dalam menjalankan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik;
dan perekat dan pemersatu bangsa, sehingga dapat menjalankan tugas dan
perannya melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan;
memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas; dan mempererat
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Norma dan aturan
yang dijelaskan di atas adalah nilai-nilai ASN disebut kode etik dan kode perilaku
yang mengatur perilaku pegawai ASN agar dapat:
1. melaksanakan
tugasnya
dengan
jujur,
bertanggung
jawab,
dan
berintegritas tinggi;
2. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
5. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
6. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
8. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
7
9. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10. tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; dan
12. melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.
Apabila ASN atau Aparatur Pemerintah mampu berperilaku sesuai dengan
kode etik ASN, maka peranan ASN dalam pemberdayaan masyarakat, pelayanan
publik, dan percepatan pembangunan dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien. Di Indonesia, upaya untuk menetapkan standar pelayanan publik dalam
kerangka peningkatan kualitas pelayanan publik sebenarnya telah lama dilakukan.
Upaya tersebut antara lain ditunjukkan dengan terbitnya berbagai kebijakan
seperti:
a. Inpres No. 5 Tahun 1984 tentang Pedoman Penyederhanaan dan
Pengendalian Perijina di Bidang Usaha;
b. Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 81 Tahun
1993 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum;
c. Inpres No. 1 Tahun 1995 tentang Perbaikan dan Peningkatan Mutu
Pelayanan Aparatur Pemerintah kepada Masyarakat;
d. Surat Edaran Menko Wasbangpan No. 56/Wasbangpan/6/98 tentang
Langkah-langkah Nyata Memperbaiki Pelayanan Masyarakat. Instruksi
Mendagri No. 20/1996;
e. Surat Edaran Depdagri No. 100/757/OTDA tentang Pelaksanaan
Kewenangan Wajib dan Standar Pelayanan Minimum, pada tahun 2002;
f. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik;
8
h. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 38 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit
Pelayanan Publik.
Oleh karena itu, dalam menjalankan peranannya, sumber daya aparatur
pemerintah (ASN) wajib memberikan pelayanan publik sesuai dengan standar
pelayanan. Standar Pelayanan adalah suatu tolok ukur yang dipergunakan untuk
acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai komitmen atau janji dari pihak
penyedia pelayanan kepada pelanggan untuk memberikan pelayanan yang
berkualaitas (LAN, 2003). Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya standar
pelayanan antara lain:
a. memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa mereka mendapat
pelayanan dalam kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan, memberikan
fokus pelayanan kepada pelanggan/masyarakat;
b. menjadi alat komunikasi antara pelanggan dengan penyedia pelayanan
dalam upaya meningkatkan pelayanan, menjadi alat untuk mengukur
kinerja pelayanan serta menjadi alat monitoring dan evaluasi kinerja
pelayanan;
c. melakukan perbaikan kinerja pelayanan publik.
perbaikan kinerja
pelayanan publik mutlak harus dilakukan. Hal ini disebabkan tugas dan
fungsi utama pemerintah adalah memberikan dan memfasilitasi berbagai
pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai dari pelayanan
dalam bentuk pengaturan ataupun pelayanan-pelayanan lain dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan,
utilitas, sosial, dan lainnya;
d.
meningkatkan mutu pelayanan.
Pembangunan secara umum pada hakikatnya adalah proses perubahan yang
terus menerus untuk menuju keadaan yang lebih baik berdasarkan norma-norma
tertentu.
Menurut Siagian (1994) pembangunan adalah suatu usaha atau
rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan
secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan pemerintah, menuju modernitas dalam
rangka pembinaan bangsa (nation building).
9
Menurut Berman, E. M., et al. (2001) dalam Iswanto dan Yusuf (2014)
terdapat tujuh prinsip Manajemen Sumber Daya Manusia pelayanan publik, yaitu
(1) adanya peran yang banyak (many roles) dari pelayan publik, (2) masalah nilai,
(3)
memahami dasar pemikiran dari suatu sistem personel, (4)
alternatif-
alternatif untuk pelayanan sipil, (5) peraturan perundangan, (6) kinerja, dan (7)
akuntabilitas publik/akses. Dalam rangka memberdayakan masyarakat dan dunia
usaha dalam pembangunan, peran pemerintah dapat dilakukan antara lain melalui
(a) pengurangan hambatan dan kendala-kendala bagi partisipasi masyarakat, dan
(b) menyusun program sebagai jalan untuk lebih memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk belajar dan berperan aktif dalam memanfaatkan dan
mendayagunakan sumber daya produktif yang tersedia guna memenuhi
kebutuhan.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengotimalkan peran aparatur
pemerintah kecamatan Puding Besar antara lain adalah memberikan pendidikan
dan pelatihan bagi para aparatur pemerintahan sesuai dengan jabatan dan
tugasnya, meningkatkan budaya kerja melalui penerapan nilai-nilai luhur
keagamaan misalnya melalui program ODOJ (One Day One Juz) ke desa-desa
sekaligus menjadi ajang pembinaan pemerintah kecamatan terhadap pemerintah
desa, dan mengalokasikan dana yang sesuai serta sarana dan prasarana yang
menunjang kerja dan pelayanan publik.
Dengan demikian upaya pemberdayaan memerlukan semangat untuk melayani
masyarakat. Hal tersebut antara lain dapat dilakukan melalui pembudayaan kode
etik yang didasarkan pada strategi lingkungan yang mendukung yang
diterjemahkan kedalam standar tingkah laku yang dapat diterima umum dan
dituangkan di dalam pedoman-pedoman untuk manajemen dan administrasi
pembangunan serta evaluasi atas program-program pemerintah. Di samping itu,
sistem dari sektor-sektor publik harus terbuka dan terpercaya untuk mendorong
pelaksanaan kode etik tersebut, serta mendorong para pemimpin politik untuk
berperan dalam melembagakan kode etik dimaksud serta menjadikannya sebagai
panutan masyarakat.
10
1. Upaya
pemberdayaan
masyarakat
dan
dunia
usaha
memerlukan
keterbukaan birokrasi pemerintah dan langkah-langkah yang tegas dalam
mengurangi peraturan dan prosedur yang menghambat kreativitas dan
otoaktivitas mereka, serta memberi kesempatan kepada msyarakat untuk
dapat berperan serta secara aktif dalam proses perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan pembangunan.
Pemberdayaan dan keterbukaan akan
lebih mendorong akuntabilitas dalam pemanfaatan sumber daya, dan
adanya keputusan-keputusan pembangunan yang benar-benar diarahkan
sesuai prioritas, serta dilakukan secara adil bagi kepentingan masyarakat,
2. Dalam membangun masyarakat yang modern di mana dunia usaha
menjadi ujung tombaknya, terwujudnya kemitraan dan modernisasi dunia
usaha, terutama usaha kecil dan menengah amat penting. Hal ini juga
dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) yang bisa membantu
menambah alokasi dana untuk pembangunan dan kelancaran program
pemerintah. Selama ini kerja sama pemerintah dengan dunia usaha yang
mulai berkembang pesat di daerah Puding Besar masih belum optimal.
Kontribusi dunia usaha belum menunjukkan perkembangan yang berarti
bagi pembanguna di Puding Besar. Oleh karena itu diperlukan kebijakan
publik yang mampu mendorong partisipasi aktif dunia usaha dalam
kegiatan pembangunan terutama di bidang sumber daya manusia.
Pembangunan daerah dilaksanakan melalui penguatan otonomi daerah dan
pengelolaan sumber daya yang mengarah pada terwujudnya tata kepemerintahan
yang baik (good governance), dan pelaksanaan pembangunan daerah yang baik
hanya dapat dilakukan apabila terjadi keseimbangan peran dari tiga pilar, yaitu
pemerintah, dunia usaha swasta, dan masyarakat.
III. PENUTUP
11
Berdasarkan uraian permasalahan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa:
1.
Peranan pemerintah amat penting, berarti birokrasi pemerintah harus
dapat menyesuaikan diri dengan visi dan misi pembangunan.
2.
Aparatur pemerintah harus bisa menjadi mediator, fasilitator, dan
motivator dalam pembangunan melalui pendidikan dan pelatihan sesuai
kompetensi, budaya kerja yang positif melalui pembinaan keruhanian,
dan penyediaan sarana dan prasarana pendukung.
3.
Pemberdayaan aparatur pemerintah harus menjadi prioritas, karena
pelayanan publik yang paripurna hanya bisa diwujudkan apabila setiap
aparatur pemerintah memiliki kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan
tugas dan jabatannya masing-masing.
Pembangunan daerah hanya dapat dilaksanakan dengan baik jika sumber
daya aparatur pemerintah mampu memberikan pelayanan publik yang prima dan
masyarakat dapat diberdayakan secara maksimal untuk berpartisipasi aktif dalam
pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA
12
Iswanto, Yun dan Yusuf, Adie. 2014.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Kecamatan Puding Besar. 2017. Puding Besar daam Angka. Puding Besar.
LAN.
2014. Pola Pikir Aparat Sipil Negara sebagai Pelayan Masyarakat.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Mubarak, Z. 2010. Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat Ditinjau dari Proses
Pengembangan Kapasitas pada Program PNPM Mandiri Perkotaan di
Desa Sastrodirjan Kabuapten Pekalongan. Tesis. Program studi Magister
Teknik Pemberdayaan Wilayah dan Kota. Undip. Semarang.
Soetomo. 2006. Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat.
Penerbit Pustaka Pelajar.
Yogyakarta:
Suharto E. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Kajian
Strategi Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.
Bandung: PT Refika Aditama.
https://afrizalwszaini.wordpress.com. Pembangunan Daerah dan
Permasalahannya. diakses pada hari Jumat, tanggal 24 Maret 2017.
13