Model Dan Pembelajaran Dan Tematik

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK

OLEH:
KELOMPOK VIII
AGUNG KURNIYANTO ISMAIL

141314048

FATRESIA RENNY

141314008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahaesa karena telah

memberikan kekuatan dan kemampuan yang luar biasa, sehingga makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi dan Metodologi
Pembelajaran Sejarah mengenai Model Pembelajaran Tematik.
Penulis sadar makalah ini belum mencapai tingkat sempurna dan
memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat dibutuhkan demi tercapainya hasil yang lebih baik. “Tiada
gading yang tak retak”, begitupun peribahasa yang tepat untuk makalah ini yang
masih jauh dari kesempurnaan. Demikian, kritik dan saran konstruktif sangat kami
harapkan demi perbaikan penyusunan selanjutnya. Semoga makalah ini sangat
bermanfaat bagi pembaca budiman di masa kini dan masa yang akan datang.
Sebagai penutup penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini, semoga Tuhan Yang Mahaesa memberikan
pahala yang setimpal atas kebaikan yang diberikan kepada kami.
Yogyakarta, 16 September 2015

Penulis

ii


DAFTAR ISI
Halaman Cover ................................................................................................

i

Kata Pengantar .................................................................................................

ii

Daftar Isi ..........................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Konsep Pembelajaran Tematik ...................................... 3

B. Landasan Pembelajaran Tematik ............................................................ 5
C. Strategi Pembelajaran Tematik ............................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 8
B. Kritik/Saran ............................................................................................. 8
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 9

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan nasional merupakan salah satu faktor untuk memajukan
peradaban sebuah bangsa Indonesia, yang berakar pada kebudayaan bangsa.
Berdasarkan pada pancasila dan undang-undang dasar 1945, yang bertujuan
mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. serta agar
pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran
nasional yang diatur dalam undang-undang.
Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangka potensi anak
didik agar menjadi manusia yang beriman serta taqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, mempunyai akhlak yang mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif
mandiri, menjadi bangsa yang demokratis serta bertanggung jawab terhadap
masa depan dan bangsanya. Pendidikan dasar merupakan bagian terpadu dari
sistem pendidikan nasional. Kurikulum pendidikan dasar disusun dalam
mencapai

tujuan

pendidkan

nasional

dengan

memperhatikan

tahap

perkembangan siswa. Hal tersebut juga dipandang sebagai salah satu sumber
untuk menentukan apa yang akan dijadikan bahan pelajaran, agar kemampuan

dasar anak dapat dikembangkan seoptimal mungkin. Maka dari itu pemeritah
selalu melakukan pergantian kurikulum, supaya dapat disesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pemerintah juga melakukan observasi dan evaluasi pendidikan dalam
penyusunan kurikulum melaui para pakar pendidik serta masukan dari
masyarakat yang punya kepedulian terhadap pendidikan. Dalam pembuatan
kurikulum, pemerintah (Kemdikbud) mulai tahun ajaran baru (2013) akan
menerapkan kurikulum baru di semua jenjang pendidikan sekolah. Dari
jenjang sekolah tingkat SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK, sehingga pada
tahun ajaran 2013 mulai diterapkan, terutama di sekolah jenjang SD/MI,akan
mendapatkan perubahan yang begitu banyak, salah satu ciri kurikulum 2013
adalah bersifat tematik pada pendidikan dasar (SD).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian model pembelajaran tematik?
2. Apa sajakah landasan pembelajaran tematik?
3. Bagaimana strategi pembelajaran tematik?
C. Tujuan
1. Mampu menjelaskan pengertian model pembelajaran tematik.
2. Mampu menjelaskan landasan pembelajaran tematik.

3. Mampu menjelaskan strategi pembelajaran tematik.

2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Konsep Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada murid (Abdul Majid, 2014:80). Pembelajaran
tematik menggunakan model pembelajaran terpadu (integrated instruction),
dimana didalamnya siswa mampu aktif menggali dan menemukan konsep
serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik.
Konsep pembelajaran tematik dikembangkan oleh dua orang tokoh
pendidikan, yakni Jacob pada tahun 1989 dengan konsep pembelajaran
interdisipliner dan Forgaty pada tahun 1991 dengan konsep pembelajaran
terpadu. Dalam pembelajaran tematik melibatkan aspek intramata pelajaran
maupun antar-mata pelajaran. Kedua aspek tersebut dipadukan sehingga
peserta didik atau siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan
secara utuh sehingga pembelajaran memberikan kesan bermakna.

Dalam konteks ini, bermakna memberi arti bahwa pada pembelajaran
tematik, peserta didik akan dapat memahami konsep-konsep yang saling
terkait dari beberapa mata pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan usia peserta didik1. Pada dasarnya anak belajar berkat
interaksinya dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sosialnya. Dari interaksi demikian anak memperoleh pengetahuan dan
pengalaman. Ketika anak berinteraksi dengan lingkungannya ini ia belajar
banyak hal, dari subjek matematik, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
social sampai humaniora. Karena ilmu-ilmu sebagaimana disebutkan diatas
ada didalam masyarakat dan lingkungan sekitar anak, baik ilmu itu sebagai

1

Daryanto, Pembelajaran Tematik Terpadu Terintegrasi (Kurikulum 2013), Yogyakarta,
Penerbit Gava Media, hlm. 31

3

konsep yang diwacanakan oleh masyarakat maupun praktik dari penerapan
ilmu-ilmu tersebut.2

Dengan pembelajaran model ini, peserta didik diharapkan mampu
membangun kesalingkaitan antara satu pengalaman dan pengalaman lain
ataupun dengan pengetahuan lainnya sehingga memungkinkan pembelajaran
dengan model tematik menjadi menarik. Pembelajaran tematik justru akan
mendorong peserta didik untuk aktif berpartisipasi atas dorongan minat dari
dalam diri peserta didik (intrinsik). Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan,
dan kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat
direflkeksikan melalui pembelajaran terpadu (William dalam Abdul Kadir,
2014:7)
Dengan pembelajarantematik akan diperoleh beberapa nilai
positif, diantaranya memudahkan pemusatan perhatian pada satu
tema tertentu, peserta didik mempelajari pengetahuan dan
mengembangkan berbagai kompetensi dasar antara isi mata
pelajaran dalam tema yang sama, pemahaman materi mata
pelajaran lebih mendalam dan berkesan, kompetensi dasar dapat
dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain
dengan pengalaman pribadi siswa. Selain itu, proses
pembelajaran lebih dapat dirasakan manfaat dan makna belajar
karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas. Siswa
juga lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam

situasi nyata untuk mengembngkan suatu kemampuan dalam
suatu mata pelajaran san sekaligus dapat mempelajari mata
pelajaran lain. Bagi guru, pembelajaran tematik dapat
menghemat waktu sebab mata pelajaran yang disajikan secara
tematik dapat dipersiapkan sekaligus, dan diberikan dalam dua
atau tiga pertemuan, dan waktu selebihnya dapat dimanfaatkan
untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan materi.3

2

Abdul Kadir dan Hanun Asrohah, Pembelajaran Tematik, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada,
hlm. 5
3
Ibid, hlm. 7

4

B. Landasan Pembelajaran Tematik
Dalam model pembelajaran tematik dibutuhkan berbagai landasan
yang kokoh dan kuat, serta harus diperhatikan oleh para guru pada waktu

merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses serta hasilnya. Landasanlandasan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar meliputi landasan filosofis,
landasan psikologis, dan landasan yuridis.
Secara filosofis, kemunculan pembelajaran tematik sangat dipengaruhi
oleh tiga aliran filsafat yakni progresivisme, konstruktivisme dan humanisme.
Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada
pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah
(natural),

dan

memperhatikan

pengalaman

siswa.

Dalam

aliran


konstruktivisme, siswa mengontruksi pengetahuannya melalui interaksi
dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak
dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada siswa, tetapi harus
diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Sedangkan aliran
humanisme melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan
motivasi yang dimilikinya.
Landasan psikologis menyangkut dengan psikologi perkembangan
peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan
terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan
kepada peserta didik agar tingkat keluasan dan kedalamanannya sesuai dengan
tahap perkembangan peserta didik. Melalui pembelajaran tematik diharapkan
adanya

perubahan

perilaku

siswa

menuju

kedewasaan,

baik

fisik,

mental/intelektual, moral maupun sosial.
Landasan yuridis berkaitan dengan kebijakan atau peraturan yang
mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar. Dalam UU
No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa setiap anak
berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya
(Pasal 9). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dinyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak

5

mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuannya.
C. Strategi Pembelajaran Tematik
Mengutip dari kamus oxford online, strategy is a plan of action
designed to achieve a long-term or overall aim.4 Strategi pembelajaran
berkaitan dengan proses pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik
dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar guna
penguasaan terhadap kompetensi dasar dan indicator yang terbagi dalam
pembukaan, inti, dan penutup. Dengan kata lain, strategi pembelajaran
diartikan sebagai rancangan, cara atau beberapa kegiatan yang dirancang
untuk mencapai tujuan pendidikan secara khusus.
Strategi Pembelajaran diklasifikasikan oleh Saskatchewan Educational
(1991) menjadi lima strategi. Berikut kelima strategi yang dikemukakan:
1. Strategi Pembelajaran Langsung (direct instruction). Strategi ini
berpusat pada gurunya yang paling tinggi, dan paling sering digunakan
dalam model pembelajaran. Termasuk didalamnya metode-metode
ceramah, pertanyaan didaktik, pengajaran eksplisit, praktik dan latihan,
serta demonstrasi.
2. Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (indirect instruction)
Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan tinggi
siswa dalam melakukan observasi, penyelidikan, penggambaran
inferensi berdasarkan data, atau pembentukan hipotesis. Dalam
pembelajaran tidak langsung peran guru beralih dari penceramah
menjadi fasilitator, pendukung dan sumber personal (resource person).
Guru merancang lingkungan belajar, memberikan kesempatan siswa
untuk terlibat, dan jika memungkinkan memberikan umpan balik kepada
siswa ketika mereka melakukan inkuiri. Strategi tidak langsung

4

http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/strategy Diakses pada Rabu, 16 September
2015 pukul 13.07 WIB

6

mensyaratkan digunakannya bahan-bahan cetak, non cetak, dan sumbersumber manusia.
3. Strategi Pembelajaran Interaktif (interactive instruction)
Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan
saling berbagi diantara peserta didik. Menurut Seaman dan Fellenz
(1989) mengemukakan bahwa diskusi dan saling berbagi akan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan reaksi
terhadap gagasan, pengalaman pandangan dan pengetahuan guru atau
kelompok, serta mencoba mencari alternatif dalam berpikir. Strategi
pembelajaran interaktif dikembangkan dalam rentang pengelompokkan
dan metode-metode interaktif. Didalamnya terdapat bentuk-bentuk
diskusi kelas, diskusi kelompok, dan kerjasama siswa secara
berpasangan.
4. Strategi Belajar Melalui Pengalaman (experiential learning)
Sterategi belajar melalui pengalaman menggunakan bentuk sekuens
induktif, berpusat pada siswa, dan berorientasi pada aktivitas. Penekanan
dalam strategi belajar melalui penalaman adalah pada proses belajar, dan
bukan hasil belajar. Guru dapat menggunakan strategi ini, baik di dalam
kelas maupun diluar kelas, sebagai contoh didalam kelas dapat
digunakan metode simulasi, sedangkan diluar kelas dapat dikembangkan
metode observasi untuk memperoleh gambaran pendapat umum.
5. Strategi Pembelajaran Mandiri (self learning)
Belajar mandiri merupakan stretegi pembelajaran yang bertujuan untuk
membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri.
Fokusnya adalah perencanaan mandiri oleh anak didik, dengan bantuan
guru. Kelebihan dari pembelajaran ini, bisa mementuk peserta didik
yang mandiri dan bertanggung jawab, kekurangannya adalah peserta
belum dewasa, sulit untuk menggunakan pembelajaran mandiri.

7

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu (integrated
learning) yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta
didik. Dengan demikian diharapkan peserta didik mampu memahami konsepkonsep yang saling terkait dari beberapa mata pelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan usia peserta didik. Pada dasarnya anak belajar
berkat interaksinya dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosialnya.
B. Saran
Pembelajaran model tematik yang melibatkan meletakkan peserta
didik sebagai pusat pembelajaran sangat cocok diterapkan dalam Sekolah
Dasar. Guru diharapkan mampu mengimplementasikan pembelajaran tematik
dalam kegiatan pembelajaran, sehingga pengetahuan dan keterampilan
peserta didik

dapat berkembang dan memberikan kesan bermakna pada

peserta didik. Model pembelajaran ini juga sangat menarik bila guru mampu
mengelola dan menguasai model pembelajaran tematik. Dengan demikian,
peran guru untuk benar-benar menguasai model ini sangat diperlukan demi
tercapainya tujuan pembelajaran.

8

DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2014. Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi (Kurikulum 2013).
Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Kadir, Abdul dan Hanun Asrohah. 2014. Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Prastowo, Andi. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jakarta: Penerbit
Kencana
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Trianto. 2013. Desain Pengembangan Pembelajaran TEMATIK. Jakarta: Penerbit
Kencana.

9