Pandangan tentang Desa pandangan di

Pandangan umum tentang desa, UU No 6 Tahun 2014 Tentang Desa dan langkah-langkah
untuk memperkuat desa dalam menempuh jalan pembaruan desa.
Desa adalah ujung tombak pembangunan di negeri ini, maka jika ingin membangun sebuah
Negeri yang besar dan berdaulat ini, maka harus diawali dari Desa. Lahirnya undang-undang
desa Nomor 6 Tahun 2014 yang ditetapkan pada tanggal 15 Januari 2014 merupakan langkah
awal untuk menciptakan kemadirian Desa.
Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hal ini bisa diartikan sebagai :
Semangat yang menyatakan bahwa desa adalah kawasan yang berdaulat dengan kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menempatkan desa sebagai subyek pembangunan
serta mengakui adanya keberagaman sehingga desa mendapatkan ruang kesempatan yang
lebar untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kenyataan-kenyataan yang ada.
Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat dan berperan mewujudkan cita-cita kemerdekaan berdasarkan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; dan bahwa dalam perjalanan
ketatanegaraan Republik Indonesia, Desa telah berkembang dalam berbagai bentuk sehingga

perlu dilindungi dan diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga
dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan
menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera:
Hal ini juga berarti , Bahwa desa kini memiliki posisi dan tanggung jawab yang sangat besar.
Oleh sebab itulah, desa berhak atas ruang kesempatan yang lebih lebar, termasuk di dalamnya
hak untuk mendapatkan informasi dan pembangunan.
Dalam UU Desa pasal 86 telah diatur suatu ketentuan:
Desa berhak mendapatkan akses informasi melalui sistem informasi Desa yang dikembangkan
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengembangkan sistem informasi Desa dan
pembangunan Kawasan Perdesaan.
Sistem informasi Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi fasilitas perangkat keras
dan perangkat lunak, jaringan, serta sumber daya manusia.
Sistem informasi Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi data Desa, data
Pembangunan Desa, Kawasan Perdesaan, serta informasi lain yang berkaitan dengan
Pembangunan Desa dan pembangunan Kawasan Perdesaan.

Sistem informasi Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikelola oleh Pemerintah Desa dan
dapat diakses oleh masyarakat Desa dan semua pemangku kepentingan.
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menyediakan informasi perencanaan pembangunan

Kabupaten/Kota untuk Desa.
Kesemuanya harus dilihat dalam kerangka memperkuat posisi desa, dan menjadikan desa
sebagai arena yang memungkinkan rakyat desa dengan seluruh sumberdaya yang dimilikinya
memainkan peran strategis: menjadi bagian dalam usaha mempercepat pencapaian cita-cita
proklamasi kemerdekaan.
Langkah-langkah untuk memperkuat desa dalam menempuh jalan pembaruan desa.
1. Menciptakan Kemandirian Dalam Pengelolaan Pembangunan mulai tahap perencanaan,
implementasi dan Pengawasan harus bersifat partisipatif, transparan dan akuntabel.
2. Menciptakan Kemandirian dalam Pengelolaan Informasi dan Komunikasi , desa harus bisa
mengelola informasinya, baik itu mengenai potensi sumber daya alam dan SDM
3. Menciptakan Kemandirian dalam Pelayanan Dasar (Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi
Masyarakat) serta Layanan Publik yang berkualitas

Pandangan umum tentang SIDeKa (Sistem Informasi Desa dan Kawasan) dalam konteks
pemberdayaan Desa.
Kedudukan SIDeKa dalam mempercepat gerak Pembangunan desa-desa.
Hadirnya SIDeKa memberikan dampak positif serta menjadi salah satu langkah konkret dalam
menciptakan kemandirian desa melalui Pengembangan system informasi desa dan kawasan,
hanya saja hal tersebut bukan berarti satu-satunya cara, melainkan harus tercipta Sinergitas
antara pemerintah pusat, daerah serta pemerintah desa dan warga sangat penting guna

merancang dan melahirkan program pembangunan yang berorientasi pada kemajuan dan
kemandirian desa.
Pemerintah Pusat dan Daerah punya kewajiban untuk mengembangkan system tata kelola dan
informasi desa, namun di sisi lain, pemerintah desa dan para pihak yang mendorong
pembangunan desa serta warga desa juga memiliki kesempatan untuk mengajukan suatu
system tata kelola dan informasi agar informasi yang tersedia bisa tepat guna serta sesuai
dengan kebutuhan masyarakat sehingga bisa menjadi pendorong untuk memajukan desa.
Diperlukan langkah nyata dalam membangun sinergitas tersebut, Membangun kesadaran
bersama, bahwa informasi adalah kunci utama dalam sebuah pembangunan, baik itu yang
berasala dari Bawah (masyarakat ) mapun dari atas (pemerintah) serta pihak lain punya
kesamaan visi dalam mewujudkan pembangunan hal ini bisa terwujud jika kita padukan dengan
peningkatan keterampilan dalam kejadian-kejadian faktual yang kemudian diolah menjadi data
dan informasi sehingga menjadi sebuah gerakan dalam pembangunan desa.

Pengetahuan tentang apa saja yang harus kuasai/dimiliki, sedemikian rupa sehingga kerjakerja pendampingan menjadi lebih efektif (langkah pendampingan sampai kepada maksud).
Dalam proses implementasi dan pendampingan, tentu saja harus ada pengetahuan khusus yang
harus dimiliki oleh seorang pendamping yang utama adalah regulasi dan ketentuan serta
payung hukumnya dalam hal ini Penjabaran Tentang UU desa sera turunannya, baik itu dalam
bentuk PP atau permen. Oleh nanti para pendamping bisa menyatukan persepsi sehingga
tidak lagi menimbulkan multi tafsir dalam penerepannya, misalnya Status desa, konversi desa,

dari kelurahan atau sebaliknya , serta pembentukan atau statuta desa adat.
Kemampuan dalam Memahami karakteristik desa dampingan juga mutlak diperlukan hal ini
disebabkan oleh ragam dan jenis serta kultur yang berbeda di setiap daerah , ini adalah sebuah
potensi besar dan menjadi kekayaan negeri .
Sebagai pendamping yang salah satunya berperan dalam memfasilitasi pertemuan dengan
berbagai pihak kita harus mampu dan jeli melihat satu kondisi yang terjadi dilapangan,
terkadang apa yang kita lihat tidak boleh hanya menilai sepihak, konflik internal bisa saja
terjadi , ragam kepentingan biasa menjadi motif dalam sebuah dinamika, terutama di sebuah
desa. Sehingga Proses pemetaan pemetaan potensi desa bisa dilakukan dalam mewujudkan
pembangunan dan kemandirian desa.
Rencana pribadi untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan tersebut.
 Mengikuti kursus pendamping SIDeKa
 Membangun komunikasi Dengan Pemerintah Daerah guna mewujudkan kolaborasi dalam
pelaksanaan program.

Saran kepada Badan Prakarsa Pemberdayaan Desa dan Kawasan.
 Membangun kemitraan bersama didaerah baik kepada pemerintah daerah maupun lembaga
lokal sehingga program yang dilakukan Badan Prakarsa Pemberdayaan Desa dan Kawasan
diketahui secara luas dan merata terutama di Daerah Implentasi
 Memperkuat sosialisasi kepada elemen terkait


Rencana konkrit dalam kerangka pendidikan (pelatihan) maupun dalam kerangka program
SIDeKa.

 Membangun komunikasi dan sosialisasi kepada pemerintah daerah serta pemerintah tentang
program
 Implementasi kegiatan sesuai dengan juknis pelaksanaan program
 Monitoring Dan Evaluasi