Hari Tanggal Senin 18 Juni 2012 Materi P

Hari / Tanggal

: Senin, 18 Juni 2012

Materi

: Pemeriksaan Kualitatif Logam Berat Hg dan Cu

Tujuan

: Untuk mengetahui keberadaan logam berat pada makanan

Dasar Teori

:

Logam berat adalah unsur yang mempunyai densitas lebih besar dari 5 gram cm-3 dengan
nomor atom 22 sampai dengan 92. Di lingkungan apabila logam berat mencemari dengan tingkat
pencemaran yang tinggi dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Keberadaan logam
berat di alam dapat berasal dari proses yang terjadi secara alami seperti pengendapan,
pembusukan tumbuhan dan hewan yang telah mati, ataupun logam berat yang berasal dari proses

industri. (Sulistyowati, 2005)
Raksa atau Air raksa (Latin: Hydrargyrum, air/cairan perak) adalah unsur kimia pada
tabel periodik dengan simbol Hg dan nomor atom 80. Unsur golongan logam transisi ini
berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima unsur (bersama cesium, fransium, galium, dan
brom) yang berbentuk cair dalam suhu kamar. Raksa banyak digunakan sebagai bahan amalgam
gigi, termometer, 6 barometer, dan peralatan ilmiah lain, walaupun penggunaannya untuk bahan
pengisi termometer telah digantikan (oleh termometer alkohol, digital, atau termistor) dengan
alasan kesehatan dan keamanan karena sifat toksik yang dimilikinya. Unsur ini diperoleh
terutama melalui proses reduksi dari cinnabar mineral. Densitasnya yang tinggi menyebabkan
benda-benda seperti bola biliar menjadi terapung jika diletakkan di dalam cairan raksa hanya
dengan 20% volumenya terendam.
Pada manusia, timbal dapat mengakibatkan bermacam-macam dampak biology,
bergantung pada tingkatan dan durasi terpaannya. Dampak yang bervariasi terjadi pada rentang
dosis yang luas, dimana janin dan bayi lebih rentan terkena dampak dibanding manusia dewasa.
Terpaan pada tingkat yang tinggi dapat mengakibatkan dampak keracunan biokimia pada
manusia, yang selanjutnya dapat mengarah pada berbagai problem seperti mengganggu proses
sintesa hemoglobin, menyerang ginjal, saluran pencernaan, persendian, dan sistem reproduksi,
serta menimbulkan kerusakan akut maupun kronis pada sistem saraf.
Keracunan berat karena timbal sudah sangat jarang ditemukan. Akan tetapi, pada
tingkatan konsentrasi medium, ditemukan bukti-bukti yang cukup persuasif, bahwa timbal dapat

mengakibatkan efek-efek sub-klinis, terutama pada perkembangan otak anak. Beberapa studi

menduga, untuk tiap kenaikan konsentrasi timbal dari 10 ke 20/g/dl di dalam darah anak-anak,
telah mampu menghilangkan kemampuan intelegensi anak sampai dengan 2 poin IQ.
Alat dan Bahan
A. Alat :
-

Rak tabung

-

Tabung reaksi

-

Pipet ukur

-


Pipet tetes

-

Kertas saring

-

Pinset

B. Bahan
-

Sampel Hg dan sampel Cu

-

Larutan ditizon

-


Lempeng tembaga (Cu)

-

Potongan besi (Fe)

-

HCl 10%

-

Lakmus

-

Reagen ganasini

Cara kerja

I.

Uji pendahuluan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Mengambil 3 ml sampel kemudian tambahkan beberapa tetes larutan ditizon
3. Amati perumahan warna yang terjadi.

II. Uji identifikasi Hg
1. Mengambil 3 ml sampel Hg dengan pipet ukur kemudian tambahkan HCl 10% hingga
asam. Cek dengan lakmus.
2. Kemudian masukkan lempeng Cu kemudian tunggu beberapa saat.
3. Amati perubahan yang terjadi pada lempeng tembaga.
4. Langkah optional. Yaitu uji penegasan :
(1) Ambil kertas saring kemudian olesi dengan ganasini.

(2) Ambil lempeng Cu yang telah digunakan kemudian letakkan pada kertas saring yang
telah diolesi ganasini.
(3) Amati perubahan yang terjadi di sekitar lempeng.
III. Uji identifikasi Cu
1. Ambil 3 ml sampel kemudian tambahkan Hcl 10% hingga asam. Cek lakmus.

2. Masukkan lempeng Fe ke dalam sampel.
3. Amati perubahan yang terjadi pada lempeng Fe.
4. Untuk uji penegasan dilakukan demikian.
(1) Uapkan lempeng Fe pada amonia pekat
(2) Amati perubahan warna pada lempeng besi.
5. Catat dalam data praktikum.
Data Praktikum
1. Pada uji pendahuluan didapatkan warna merah pada bagian permukaan sampel
2. Identifikasi Hg lempeng Cu yang dimasukkan pada sampel berubah menjadi putih
mengkilat. Pada uji penegasan muncul warna merah di sekitar lempeng Cu.
3. Pada uji identifikasi Cu didapatkan hasil pada lempeng Fe terdapat karat setelah
dimasukkan pada sampel.

Pembahasan
Logam berat merupakan logam yang berbahaya jika masuk di dalam jaringan tubuh,
sebab dapat mengakibatkan terjadinya akumulasi pada jaringan-jaringan tertentu yang dapat
berdampak pada penyakit kronis. Padahal tanpa kita sadari seringkali kita terpapar oleh berbagai
macam logam berat.
Pada praktikum kali ini akan dilakukan praktikum untuk menguji keberadaan logam berat
secara kualitatif, yaitu logam Hg dan Cu. Pengujian logam berat ini ada dua macam, yang

pertama merupakan pengujian keberadaan logam berat saja tanpa mengetahui logam apa yang
terdapat pada sampel, dan yang kedua merupakan pengujian secara spesifik logam beratnya.
Pada praktikum ini dilakukan pengujian Hg dan Cu.
Pada uji pendahuluan (uji untuk mengetahui ada atau tidaknya logam berat) didapatkan
bahwa pada sampel yang digunakan muncul warna merah setelah ditetesi ditizon. Hal ini

menunjukkan bahwa sampel yang diuji mengandung logam berat. Warna yang merah yang
timbul walaupun hanya sedikit saja sudah menunjukkan bahwa dalam sampel mengandung
logam berat.
Hasil pada uji identifikasi keberadaan Hg pada sampel merupakan hasil yang positif. Hal
ini dikarenakan ketika lempeng Cu dimasukkan ke dalam sampel yang telah diberi reagen terjadi
perubahan menjadi putih mengkilat. Dengan demikian dapat diketahui bahwa sampel tersebut
mengandung Hg. Namun untuk lebih meyakinkan dapat juga dilakukan uji penegasan dengan
menggunakan kertas saring yang diolesi ganasini. Pada pemeriksaan ini diketahui positif karena
disekitar lempeng terdapat noda merah.
Pada pengujian sampel Cu didapatkan hasil yang positif juga. Hal ini ditunjukkan karena
hasilnya pada lempeng Fe yang dimasukkan pada sampel yang telah diberi reagen menjadi
timbul karat pada lempeng tersebut.
Kesimpulan
-


Sampel mengandung logam berat Hg dan logam berat Cu.