Wabah Tomcat Sebagai Akibat Kerusakan Li
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan Rahmat,
Inayah, Karunia dan Hidayah–Nya, makalah “ Wabah Tomcat Sebagai Akibat Dari Kerusakan
Lingkungan” ini dapat terselesaian dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi. Dalam makalah ini
kami akan membahas segala sesuatu yang berhubungan debgan tomcat, mulai dari habitat,
penyebab serangan tomcat terhadap warga dan lain sebagainya
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa karya tulis ini masih memiliki
banyak kekurangan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk memperbaiki penyusunan karya tulis di waktu yang akan datang.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
arya tulis ini. Harapan kami semoga karya tulis ini akan memberi manfaat epada semua pihak
tanpa terkecuali.
Surabaya, 23 Oktober 2013
Penulis
1|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................................3
1.1
Latar Belakang....................................................................................................................3
1.2
Rumusan Masalah..............................................................................................................4
1.3
Tujuan Penulisan................................................................................................................4
1.4
Manfaat Penulisan.............................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................................5
2.1 Habitat Tomcat.....................................................................................................................5
2.2 Sebab Serangan Kumbang Tomcat.......................................................................................7
2.2.1 Kerusakan Mangrove....................................................................................................7
2.2.2 Alih Fungsi Lahan Pertanian..........................................................................................9
2.2 Peningkatan Populasi Tomcat.............................................................................................11
2.3.1 Rantai Makanan..........................................................................................................11
2.3.2 Perubahan Iklim..........................................................................................................11
2.3.3 Musuh Alami...............................................................................................................11
2.4 Pengendalian dan Pencegahan Kontak dengan Tomcat.....................................................11
2.5 Peran Tomcat Dalam Ekosistem.........................................................................................12
BAB III..................................................................................................................................................13
PENUTUP.........................................................................................................................................13
3.1 Simpulan...........................................................................................................................13
3.2 Saran..................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................14
2|Page
BAB I
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
Makhluk hidup dan lingkungannya tidak pernah bisa dipisahkan, karena keduanya
memiliki hubungan timbal balik. Interaksi yang dinamis dan harmonis antara makhluk
hidup dengan lingkungannya akan membentuk suatu tatanan ekosistemyang seimbang.
Keadaan seperti ini akan membawa kwselarasan hidup semua organisme. Komonen biotik
dan abiotik merupakan dua unsur penting yang saling terkait satu sama lain. Keterkaitan
ini menjadikan interaksi antar keduanya tidak bis dipisahkan. Namun , keseimbangan
tersebut akan berujung pada kerusakan ekosistem dimana lingkngan tidak lagi menjadi
tempat tempat yang nyaman untuk makhluk hiup. Sehinnga makhluk hidup akan mencari
lingkungan baru sebagai tempat tinggaknya.
faktor faktor yang bisa mempengaruhi rusaknya ekosistem adalah faktor alamiah dan
faktor manusia. Faktor alamiah merupakan penyebab kerusakan ekosistem yang murni
karena bencana alam. Misalnya, gempa bumi, banjir, longsor, dan sebagainya. Faktor
penyebab kerusakan lainnya disebabkan oleh manusia. Untuk memenuhi kebutuhannya,
manusia melakukan berbagai aktifitas yang justru berperan dalam kerusakan lingkungan
disekitarnya.
Kerusakan ekosistem merupakan kabar buruk bagi semua makhluk hidup, sebab
mereka seperti mata rantai yang saling membutuhkan satu sama lain. Misalnya,
berkurangnya jumlah pohon akan membuat sejumlah hewan kehilangan rumah tempat
tinggal mereka, dan akhirnya spesies hewan tertentu akan mulai habis / punah. Tidak
hanya berhenti di situ, punahnya salah satu spesias hewan bisa mengakibatkan kepunahan
spesies lain.
Salah satu jenis hewan yang ikut merasakan akibat dari kerusakan eksistem adalah
Tomcat. Karena ekosistem tempat tinggal tomcat rusak / terganggu maka hewan ini
mencari tempat lain sebagai tempat tinggalnya. Wabah tomcat yang melanda masyarakat
merupakan dampak lanjutan dari rusaknya ekosistem dimana tomcat tinggal. Meskipun
kerusakan ekosistem tersebut tidak sepenuhnya disebabkan oleh manusia tetapi
dampaknya bisa dirasakan, yaitu wabah tomcat.
Munculnya tomcat yang meyerang warga merupakan akibat dari rusaknya habitat
mereka, sehingga mereka mencari tempat tinggal baru. Peristiwa ini bukan murni akiabat
ulah manusia, akan tetapi pengaru uklim juga berpengaruh. Tomcat cepat berkembang
biak di tempat yang lembab. Jadi waktuperkembang biakan tomcat paling cepat adalah
saat musim penghujan. Selain itu tomcat bisa menyebar ke rumah rumah warga karena
datangnya musim panen. Habitat tomcat paling bayak adalah di daerah pertanian. Jika
musim panen tiba, secara otomatis tempat tinggal tomcatpun hilang. Dan sebagai efeknya
tomcat menyebar ke rumah rumah warga. Peneybaran tomcat kerumah warga didukung
dengan banyaknya pencahayaan dari rumah warga. Kwbanyakan serangga tertsrik dengan
3|Page
cahaya lampu ini, sehingga pada malam hari serangga serangga termasuk tomcat
beterbangan untuk mendekati lampu lampu. Peristiwa ini sering terjadi pada saat pasca
hujanl lebat.
2
Rumusan Masalah
3
Tujuan Penulisan
4
Bagaimana hubungan antara wabah tomcat dengan kerusakan lingkungan ?
Mengapa tomcat bisa menyerang warga ?
Bagaimana peran tomcat dalam ekosistem
Untuk mengetahui habitat tomcat.
Untuk mengetahui penyebab serangan kumbang tomcat.
Untuk mengetahui peningkatan populasi tomcat.
Untuk mengetahui pengendlian dan Pencegahan Kontak dengan Tomcat
Untuk mengetahui peran tomcat dalam ekosistem
Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan tantang tomcat,
mulai dari habitat,sampai penyebab mewabahnya tomcat. Selain itu setelah disusunya
makalah ini di harapkan para pembaca dari semua kalangan bisa bersama sama menjaga
kelestarian lingkungan agar idak merusak habitat makhluk hidup.
BAB II
4|Page
PEMBAHASAN
2.1 Habitat Tomcat
Tomcat digolongkan pada Ordo Coleoptera (kelompok kumbang), Sub Ordo Rove
Beetle (kumbang kecil), Famili Staphylinidae, Genus paederus, Spesies Paeredeus
Littorarius. Hewa ini memiliki ukuran panjang sekitar 1 cm, badan berwarna oranye dengan
bagian bawah kepala dan abdomen berwarna gelap. Tomcat memiliki sepasang sayap
tersembunyi. Serangga ini dilihat epintas mirip semut besar. Di beberapa tempat serangga ini
dinamakan semut kanai atau semut kayap. Bila tomcat ini terancam, ia akan menaikkan
bagian perut (abdomen) seperti kalajengking. Serangga ini menghasilkan racun dengan
kosentrasi 12 – 15 kali besar dari kobra, tetapi tidak mematikan. Tomcat berkembang biak
dengan bertelur. Telur diletakkan di dalam tanah, jadi lrva dan pupanya juga hidup di dalam
tanah. Setelah dewasa barulah tomcat keluar dari dalam tanah dan hidup di tajuktanaaman.
Kumbang tomcat tersebar secara luas di seluruh dunia, meliputi Eropa, Asia, Afrika,
New Guinea, dan Australia (Manley 1977). Serangga ini bersifat kosmopolit (berada di manamana) dan berhabitat di tanah lembap pada pertanaman padi dan palawija yang ditanam
setelah padi sawah. Di dalam tanah, telur diletakkan secara tunggal. Setelah telur menetas,
larva mengalami dua instar (dua kali pergantian kulit) sebelum menjadi pupa (Gambar 2).
Setelah dewasa, kumbang keluar dari dalam tanah kemudian hidup pada tajuk tanaman untuk
mencari mangsa yang umumnya adalah kelompok serangga hama. Perkembangan dari telur
menjadi dewasa berlangsung 13-19 hari (Singh dan Ali 2007). Stadium telur, larva, prapupa,
dan pupa masing-masing berlangsung 4,0; 9,2; 1,0; dan 3,8 hari. Lama hidup serangga betina
113,8 hari dan serangga jantan 109,2 hari. Seekor kumbang betina mampu menghasilkan telur
106 butir selama hidupnya. Tingkat penetasan telur 90,2% dan tingkat perkembangan
menjadi dewasa 77,6%. Kemampuan kumbang memangsa wereng batang coklat rata-rata 7,3;
7,5; 4,2; 3,2; dan 2,3 ekor masingmasing untuk instar 1, 2, 3, 4, dan 5 (FAO dalam Hadi
2012). Kemampuan kumbang memangsa wereng hijau berkisar antara 1,8–2,4 ekor/3 jam
(Sarana 1998). Kelompok burung merupakan predator bagi larva dan kumbang tomcat.
Kumbang tomcat aktif pada siang hari dan tertarik cahaya terang pada malam hari. Sifat
inilah yang diduga memicu masuknya kumbang ke permukiman, selain karena berubahnya
habitat tomcat. Populasi kumbang meningkat pesat pada akhir musim hujan (Maret dan
5|Page
April), kemudian dengan cepat berkurang seiring munculnya cuaca kering pada bulan-bulan
berikutnya.
Tomcat biasanya tinggal di tempat yang lembab, tambak liar, hutan bakau, di bagian
tanaman seperti padi dan jagung, dan sebagian ada yang tinggal di semak semak. Tomcat
sering ditemukan di persawahan, hutan, atau taman kota. Tomcat merupakan predator
wereng. Jadi sebenarnya serangga ini adalah sahabat petani. Tetapi mungkin karena
habitatnya sudah beralih fungsi menjadi perumahan maka dalam beberapa tahun terakhir ini
ada kasus bahwa tomcat menggangu mausia.
Terganggunya ekosistem tomcat merupakan pnyebab merebaknya serangga kumbang
tersebut ke pemukiman penduduk. Kepala Badan Penelitan dan Pengembangan Pertanian
(Litbang), Dr.Ir. Haryono, M.Sc mengatakan bahwa munculnye serangga tomcat sudah ada
sejak dulu. Bahkan, serangga tersebut biasa ada di sekitar rumah karena hidupnya banyak
pada tumbuhan dan rumput-rumputan. “Kumbang ini sudah ada sejak lama. Jadi bukan
serangan baru dan tidak mematikan,” katanya.
Dr. Ir. Haryono, M.Sc memprediksi, munculnya serangan serangga ini lebih banyak
karena adanya perubahan iklim, terutama saat memasuki musim pancaroba. Tapi biasanya
setelah musim pancaroba selesai, serangga tersebut dengan sendirinya akan menghilang.
“Fenomena perubahan iklim memang bisa mempengaruhi pertumbuhan serangga dan hama,”
katanya. Selain itu, terganggunya ekosistem akibat alih fungsi lahan pertanian ke non
pertanian, seperti perumahan membuat serangga Tomcat memasuki wilayah pemukiman
penduduk.
Pada kesempatan yang sama, Peneliti Utama bidang Hama dan Penyakit Badan Litbang
Pertanian, Deciyanto Soetopo mengatakan, dari sisi pertanian sebenarnya serangga ini
bermanfaat karena membantu petani membasmi hama wereng yang banyak merusak tanaman
padi. Karena itu tidak ada keinginan dari pemerintah untuk membasmi secara massal
serangga tersebut, terutama yang berada di ekosistem pertanian.Jika ada upaya membasmi
besar-besaran serangga ini, maka dikuatirkan akan mengganggu ekosistem. Dampaknya
justru hama yang selama ini jadi makanan serangga Tomcat seperti wereng malah
berkembang besar. “Jadi harus hati-hati dalam menangangi serangga yang memang sudah ada
disekitar kita,” jelasnya.
6|Page
Serangan serangga tomcat pernah terjadi di beberapa negara dan dan menimbulkan
wabah dermatitis, seperti di Australia, Malaysia, India, Srilangka, Nigeria, Kenya, Afrika
Tengah, Uganda, Argentina, Brazil Perancis, Venezuela dan Ekuador. Di Indonesia yang
menyababkan dermatitis adalah Paeredus Preregenis, sedangkan di seluruh dunia terdapat
622 spesies. Penyakit akibat serangan tomcat disebut Dermatitis Contact Irritant. Luka dan
rasa sakit diakibatkan oleh racun paenderin (C25 H45O9N) yang ada di dalam tubuh tomcat.
Dermatitis bisa terjadi akibat sentuhan secara langsungatau tidak langsung, misalnya melalui
handuk, baju atau barang lain yang tercamar racun paederin. Efeknya, kulit manusia yang
terkena racun tomcat akan akan terasa panas, melepuh dan membekas luka luka merah.
[ CITATION Jog13 \l 1057 ]
2.2 Sebab Serangan Kumbang Tomcat
Tomcat memiliki beberapa habitat, diantaranya di sawah, hutan bakau, tanah yang
lembab dan di bagian bagian tanaman seperti padi dan jagung. Kerusakan habitat habitat ini
memicu srangan tomcat terhadap warga sekitar. Seperti kerusakan hutan bakau di daerah
surabaya. Serangan tomcat ini terjadi dalam jumlah besar dan tiba tiba. Pakar serangga dari
Institut Pertanian Bogor (IPB), Aunu Rauf, mengungkapkan bahwa serangan tomcat bisa
terjadi akibat kombinasi beberapa faktor. Menurut Aunu serangan tomcat di salah satu
apartemen di Surabaya terjadi karena berada di kawasan mangrove. “kawasan Mangrove bisa
menjadi salah satu habitat serangga ini karena lembab. Kalau terganggu, serangga bisa
terbang ke sekitarnya dan menyerang,” kata Aunu. Kawasan Mangrove di dekat Apartemen
East Cost di Surabaya sudah rusak. Hal ini menyebabkan populasi tomcat yang ada di hutan
mangrove terganggu. “Jika hutan mangrove sudah rusak, logis kalau terjadi serangan karena
serangga ini pasti akan mencari lingkungn baru,” papar Hari Santoso, pakar seranggaa dari
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. [ CITATION Kom12 \l 1057 ]
Selain dari kerusakan bakau, serangan tomcat bisa juga di sebabkan karena
berkurangnya areal persawahan, mengingat tomcat biasanya tinggal d daerah lembab.
Wilayah persawahan adalah tempat favorit serangga ini karena lembab dan menyediakan
makanan berupa wereng. “Diakhir musim hujan atau saat panen, padi diambi; dan
berpengsruh pada popilasi wereng. Ini aan mengganggu habitat kumbang tersebut,” urai
Aunu. Saat akhir musim hujan, tomcat sudah dalam taha dewasa atau imago. Serannga sudah
bisa terbang mencari makanan sehiingga ketika habitat tergannggu, maka serangga jenis
kumbang tersebut akan terbang mencari habitat baru. Saat terbang itulah mungkin kumbang
yang tertarik cahaya ini menemukan lokasi serangan di apartemen yang terang. Aunu
mengungkapkan, tomcat sebenarnya tidak menyengat dan menggigit. Namun, ketika
terganggu, serangga ini akan mengeluarkan cairan racun bernama paeerin. Cairan ini yang
menyebabkan warga mengalamikulit melepuhdan gatal gatal seperti dialami di Surabaya.
2.2.1 Kerusakan Mangrove
7|Page
Kerusakan mangrove di Surabaya Merupakan salah satu penyebab munculnya
wabah tomcat. Para aktivis lingkungan di Kota Surabaya menyatakan tingkat
kerusakan hutan Mangrove atau bakau di Kawasan Wonorejo semakin parah.
Kerusakan yang terjadi merupakan akibat dari banyaknya mangrove yang ditebang
dari jenis Sonneratia Alba, Avicennia Alba dan Rizophora Apiculata. Padahal jenis
ersebut memiliki akar yang kuat dan tahan terhadap terjangan air laut. Dari
penebangan jenis mangrove tersebut membawa dampak lanjutan karena mangrove
yang terletak di bagian dalam dan tidak memiliki akar yang kuat, sehinnga akhirnya
rusak akibat diterjang ombak.
Serabaya memiliki beberapa wilayah pesisir yang di tanami mangrove, namun
mangrove yang terdapat di beberapa daereh telah mengalami kerusakan. Daerah yang
telah mengalami erusakan mangrove diantaranya adalah :
1. Garis Pantai Kenjeran sampai Muara Sungai Jagir Wonokromo, ketebalan vegtasi
mangrove hanya berkisar 5 – 10 meter dan didominasi oleh jenis Avicenia Marina.
Daerah kenjeran memiliki vegetasi mangrove yang cenderung meranggas dan
pada bagian tertentu dijumpai penebangan mangrove secara intensif sehinnga
yang tampak hanyalah batang batang gundul setinggi 0,5 – 1 meter dari
permukaan air.
2. Garis Pantai Muara Sungai Jagir Wonokromo Sampai Muara Sungai Wonorejo
Ketebalan vegetasi mangrove berkisar 5-10 meter dengan dominasi Avicennia,
Sonneratia, dan Rhizophora. Secara umum kondisi di daerah ini lebih baik
dibandingkan dengan daerah yang pertama walaupun pada daerah tertentu masih
ditemui adanya Avicennia dengan daun yang meranggas, kanopi kecil serta adanya
batang-batang gundul. Di sekitar delta Wonorejo terdapat mangrove dengan
kerapatan relatif tinggi dan permudaan alami Secara umum dari hasil foto citra
satelit (Landsat TM5, 1999) terlihat bahwa wilayah pesisir pantai timur Surabaya
sudah sangat tandus. Ketebalan vegetasi mangrove yang mencapai sekitar 100
meter hanya terdapat pada beberapa lokasi saja, yaitu kelurahan Keputih,
Medokan Ayu dan Gunung Anyar. Sedang berdasar hasil pengamatan di lapangan,
ketebalan maksimum yang terlihat adalah 10 m.
Kondisi hutan mangrove saat ini sangat perlu menjadi perhatian Pemerintah Kota
karena berbagai aktifitas warga kota berpoternsi merusak keberadaan mangrove.
Aktivitas warga yang berpotensi merusak keberadaan mangrove antara lain:
1. Reklamasi lahan mabgrove menjadi tambak dan pemukiman. Pamurbaya
merupakan muara sungai yang menjadi terminal sedimen dan subtrat sungai
sungai besar seperti Kali Surabaya yang merupakan anak sungai Brantas, seetaip
hari mengirimkan berton – ton subtrab dari hulu sungai. Apalagi semakin cepatnya
proses sedimentasi dan erosi akan mempercepat lahan oloran di Pamurabaya.
Sejak tahun 1986 – 1996 terjadi penambahan sekitar 2 – 4 km di Pamurbaya
karena proses sedimentasi. Tanah oloran ini dipatok warga untuk selanjutnya
dimanfaatkan sebagai tambak dan pemukiman.
8|Page
2. Pencemaran dan sampah yang menumpuk di muara akan menutupi penetrasi
matahari dan mempersulit proses pengambilan oksigen oleh akar sehingga
mengakibatkan kematian mangrove dewasa. Penutupan sampah plastik ini tak
jarang juga mematikan kecambah ( bibit ) mangrove yanga ada dilantai mangrove
sehingga memperlambat proses regenerasi.
3. Proyek Kali Lamong yang akan mewujudkan sebuah pelabuha bertaraf
internasional dengan menelan biaya Rp. 6,5 Tiliun. Namun proyek ini mengancam
keberadaan mangrove yang ada. Rencana Pemerintah Kota Surabaya untuk proyek
kali lamong harus memperhatikan aspek dampak lingkungan yang akan
dtimbulkan saat proyek berlangsung dan pasca peleksanaan proyek, hal ini
mengingat Pesisir Surabaya merupakan daeah yang memiliki kekhasan ekosistem.
Keberadaan mangrove dan ekosistem pesisir yang ada menopang kehidupan
perikanan budidaya maupun menyediakan fishing ground bagi ribuan nelayan.
4. Belum adanya Perda Perlindungan Mangrove, sehingga pemerintah Kota sering
kesulitan dalam mengelola dan mengawasi wilayah pesisir khususnya dalam
menindak pelanggaran peruntukkan karena eterbatasan peraturan.
5. Tingginya harga jual lahan hasil reklamasi menjadi faktor pendorong kerusakan
mangrove Surabaya. “Tingginya harga jual lahan mangrove untuk tambak ddan
pemukiman di Surabaya memicu terjadinya pengrusakan Mangrove. Di
Pamurbaya, kondisi lahan yang selalu maju karena proses sedimentasi
mendukunngu upaya pengkaplingan laut, bahkan mudahnya pengurusan petok D
dan sertifikat atas lahan di atas laut ini semakin mempercepat proses pembabatan
hutan mangrove di Surabaya Timur. Diperlukan langkah pefentif untk
menyelamatkan keberadaan mangrove di Pamurbaya oleh Pemerintah Kota
Surabaya selagi menunggu disahkannya RUU Penataan Pesisir dan Laut, karena
laju pengrusakan mangrove setiap hari selalu terjadi tanpa adanya sangsi yang
jelas.[ CITATION Pem13 \l 1057 ]
Dari penjelasan diatas bisa kita ketahui bahwa keadaan hutan bakau ( mangrove )
di Surabaya menunjukkan keadaan yang memprihatinkan. Karena tempat yang
menjadi habitat tomcat sudah rusak, maka tomcat yang berada di hutan bakau tersebut
berpundah untuk mencari tempat baru. Jadi tidak wajar saja banyak tomcat ynag
menyerang warga Surabaya.
2.2.2 Alih Fungsi Lahan Pertanian
Makin banyaknya bisnis perumahan membuat lahan pertanian sedikit
demi sedikit mulai tergusur. Tuntutan akan tempat tinggal tidak bisa dihindari
sementara lahan tidak mungkin dapat dimekarkan. Akibatnya peralihan status
tanah menjadi pilihan yang sulit untuk terelakkan.
Ketua Komisi B DPRD Jatim Agus Dono Wibawanto menjelaskan,
“Selama ini beberapa kegiatan properti dengan pengembangan hunian melalui
realestate berdampak berubahnya fungsi lahan. Dari lahan pertanian,
peternakan atau lahan produktif menjadi lahan kering untuk hunian atau
tempat tinggal,”. Dirinya menambahkan hal ini yang perlu disadari, dan kita
9|Page
khawatir jika lahan pertanian produktif beralih fungsi menjadi lahan
perumahan apalagi digunakan untuk industri.
Selama lima tahun terakhir, mulai 2006-2011, alih fungsi lahan
pertanian ke non-pertanian berupa perumahan atau bangunan di Jatim rata-rata
seluas 879,9 hektare, industri terhitung ratusan hektar. Kemungkinan tahun
2012 ini lahan petani semakin menyempit karena terjual untuk pendirian
bangunan,” tuturnya.
Surabaya yang dulunya masih banyak lahan pertanian, kini telah
banyak bangunan yang berdiri diatas lahan petani tersebut. Pembangunan
infrastruktur Surabaya sudah mencapai 8 persen lebih dari kepadatan
infrastruktur Jatim. “Beralihnya fungsi lahan pertanian ke non-pertanian yang
tidak dimbangi pembangunan irigasi akan mempengaruhi perkembangan areal
pertanian, sehingga menjadi kendala bagi peningkatan ketahanan pangan
Jatim,” terangnya.
Disisi lain, hal ini juga dipengaruhi oleh meningkatnya penduduk,
sehingga luas kepemilikan lahan bergeser dari lahan pertanian ke non
pertanian. “Ini harus menjadi perhatian, karena semakin menyempitnya
penguasaan lahan dapat berakibat sempitnya skala usaha tani, dan hasil
usahanya juga akan kecil,”tegasnya. Maka potensi-potensi pertanian tersebut
harus dikelola dengan optimal melalui pengembangan berdaya saing tinggi
diantaranya melalui pengembangan agrobisnis. Pemerintah dapat membuat
rumah susun untuk meminimalisasi penyempitan lahan petani akibat
banyaknya bangunan yang berdiri. Begitu juga halnya pendirian gedung,
pemerintah harus lebih memperketat pengeluaran surat ijin mendirikan
bangunan.
Data dari Dinas Pertanian (Dispertan) Surabaya, lahan pertanian di Surabaya
tinggal 1.600 hektare. Dan, dari sisa tersebut, 70 persennya sudah dikuasai
pengusaha properti. Artinya, lahan pertanian semakin tahun bakal semakin
habis menyusut.
Kondisi ini tidak dipungkiri Samsul Arifin, Kepala Dispertan
Surabaya. Bahkan, perkiraannya dalam 24 tahun ke depan lahan pertanian di
Surabaya bakal habis dan beralih fungsi menjadi permukiman, apartemen, mal
ataupun lainnya.
Ia mengasumsikan, kalau rata-rata lahan susut 66 herktare per tahun,
artinya dalam 24 tahun lahan pertanian di Surabaya bakal habis. Ia
mencontohkan, alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan, seperti di
Kelurahan Made Kecamatan Sambikerep, Lakarsantri, Benowo, Pakal,
Keputih, Sukolilo, Rungkut dan lainnya.
Daerah di kawasan Surabaya Barat itu, hampir 90 persen lahan
pertanian sudah dikuasai pihak pengembang perumahan, seperti Citraland.
Sementara di kawasan Bringin lahan pertaniannya juga sudah banyak dikuasai
PT Sinar Galaxy. surabaya post online. [ CITATION BAP12 \l 1057 ]
10 | P a g e
2.2 Peningkatan Populasi Tomcat
Populasi kumbang (tomcat) meningkat pesat paa saat akhir musim hujan dan
kemudian dengan cepat berkurang dengan datangnya cuaca kering. Populasi yang
meningkatdi kaitkan dengan musim hujan dan fenomena elnino. Dinamika populasi serangga
banyak dipengaruhi oleh faktor serangganya sendiri yaitu kemampuan serangga
tersebutberkembang biak. Sedangkan faktor dari luar yang mempengaruhi adalah rantai
makanan, lingkungan fisik, dan musuh alam.
2.3.1 Rantai Makanan
Perubahan ekosistem dari lahan pertanian / rawa menjadi tempat pemukiman
membawa dampak dinamika populasi tomcat. Kumbang Paederu (tomcat) sebagai
predator dengan perubahan ekosistem dari persawahan atau rawa menjadi tempat
pemukiman, gedung bertingkat maka kumbang tidak lagi mendapatkan makanan
karena populasi mangsa berkurang, yang akhirnyakumbang ini mengembara. Di
tempat pemukiman engan adanya gemerlapan lampu di perumahan menjadi daya tarik
bagi berbagai jenis serangga, termasuk tomcat. Cahaya lampu bisa mengundang
berbagai jenis serangga, hal ini menguntungkan bagi tomcat karena bisa menopang
kehidupannya.
2.3.2 Perubahan Iklim
Pada daerah yang mamiliki udara lembab, karena musim penghujan, hal ini
bisa memicu perkembang biakan kumbang paeredeus. Kumbang ini terbang dalam
jumlah besar pada melam hari yang memiliki temperatur cukup hangat, terutama
setela turun hujan lebat.
Populasi kumbang meningkat pesat pada akhir musim hujan (Maret dan
April), kemudian dengan cepat berkurang seiring munculnya cuaca kering pada
bulan-bulan berikutnya. Beberapa laporan penelitian menunjukkan bahwa populasi
kumbang tomcat meningkat pesat sejalan dengan meningkatnya curah hujan, terkait
fenomena El Nino di beberapa negara pada beberapa waktu yang lalu.
2.3.3 Musuh Alami
Muusuh alami yang menyerang tomcat adalh virus, cendawan, dan bakteri,
dalam kondisi rendah dan tidak mampu mengendalikan tomcat secara alami.
Akibatnya populasi tomcat meningkat dengan pesat dan terbang menuju pemukiman
karena tertarik oleh cahaya lampu, di tempat ini pula tomcat mendapatkan
mangsanya. [ CITATION Bad12 \l 1057 ]
2.4 Pengendalian dan Pencegahan Kontak dengan Tomcat
Padatnya populasi tomcat di tempat pemukiman tidak dianjurkan utuk dikendalikan
dengan insektisida, mengigat insektisida akan berpengaruh buruk terhadap manusia, hewan,
dan serangga yang berguna lainnya. Cahaya lampu berwarna kuning paling disukai serangga,
oleh karena itu lampu berwarna kuning dan papanberwrna kuning bisa digunakan untuk
11 | P a g e
mengendalikan tomcat. Cara pengendalina dengan lampu perangkap, yaitu dengan memasang
lampu berwarna kuning dan di bawahnya diletakkan panci/pan yang berisi air yang dicampur
dengan insektisida atau deterjen. Penggunaan papan berwarna kuning yaitu dengan cara
memasang papan tersebut didekatkan dengan lampu., papan tersebut diberi lem agar tomcat
menempel pada papan saa mendekati lampu.
Sedangkan untuk menghindari kontak dengan tomcat bisa dilakukan dengan beberapa
cara, seperti memakai baju lengan panjang. Gunakan kawat jaring pada jendela rumah untuk
membantu mencegah tomcatmasuk ke dalam rumah. Hilangkan vegetasi yang membusuk di
sekitar rumah agat tidak digunakan sebagai tempat berkembang biak. Jika tomcat hinggap
pada kulit sebaiknya hindari keinginan untuk membunuh, karena tomcat akan mengeluarkan
racun jika terpencet.apabila tidak sengaja dipencet tau dibunuh pada kulit, segera cuci bagian
yang dengan air dan sabun. Racun tomcat bisa segera meresap ke dalam kulit, cuci segera
untuk membuang toksin sebelum membahayakan kulit. Reaksi kulit terhadap racun tomcat
berbeda tergantung pada tingkat sensitif kulit.
2.5 Peran Tomcat Dalam Ekosistem
Dalam ekosistem pertanian, kumbang tomcat berperan sebagai predator generalis
karena memiliki mangsa berbagai jenis serangga, terutama yang berstatus hama. Oleh karena
itu, kumbang ini memiliki peran penting dan perlu diperhitungkan dalam pengambilan
keputusan pengendalian hama dengan insektisida. Dalam kondisi tertentu, kehadiran suatu
jenis hama di pertanaman diperkirakan akan mengakibatkan kerugian bagi petani. Karena
populasi predator relatif sedikit sehingga tidak mampu mengatur populasi hama maka
tindakan pengendalian dengan insektisida dapat dibenarkan. Sebaliknya, meskipun populasi
hama di pertanaman cukup banyak, karena populasi predator juga cukup banyak dan
diperkirakan mampu mengatur populasi hama maka pengendalian dengan insektisida tidak
dibenarkan. Oleh karena itu, upaya perlu dilakukan agar keberadaan kumbang tomcat dapat
dilestarikan, tetapi populasinya tidak menjadi eksplosif agar tidak mengganggu manusia.
Eksplosi kumbang tomcat dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu peningkatan populasi
kumbang menjelang berakhirnya musim hujan, panen secara serempak, dan pembangunan
kawasan permukiman di dekat habitat kumbang. Pada kondisi demikian, pada malam hari
kumbang akan berterbangan dan bergerak menuju sumber cahaya di permukiman. Mengingat
kumbang tomcat merupakan sahabat petani yang dapat membantu mengendalikan hama
secara alamiah, untuk mengantisipasi terjadinya eksplosi perlu upaya untuk melestarikan
habitatnya. Perubahan area persawahan menjadi permukiman berarti meniadakan habitat
kumbang tomcat sehingga akan memicu terjadinya eksplosi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
12 | P a g e
Kerusakan lingkungan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup makhluk hidup.
Kerusakan kerusakan lingkungan bisa di sebabkan oleh tingkah laku atau kegiatan manusia.
Kebutuhan manusia yang semakin hari semakin banyak menyebabkan mereka melakukan
berbagai kegiatan untuk memenuhu kebutuhan mereka. Meskipaun demikian, upaya
pelestarian lingkungan harus tetap dilakukan mangingat tidak hanya manusia saja yang
tinggal di bumi ini, melainkan berdampingan dengan makhluk hidup lain. Untuk itu kita perlu
menjaga kelastarian llingkungan.
Kerusakan linkungan menyebabkan habitat makhluk hidup terganngu. Tomcat yang
menyerang warga itu juga merupakan akibat dari rusaknya habitat tomcat karena ulah
manusia. Sebenarnya peristiwa ini meruoakan respon dari tomcat karena habbitatnya sudah
tidak layak lagi, sehinngga tomcat berkelana mencari tempat tempat baru. Banyaknya orang
yang terkena racun tomcat itu karena mereka tidak mengetahui tentang tomcat. Karena
sebanarnya tomcat tidak menggigit. Tomcatbisa mengaluarkan racun yang menyababkan
gatal itu karena tomcat tersebut terpencet, baik kaena dipukul atau sebagainya. Jika kita tau
bagaimana cara menghadapi tomcta, maka tidak akan terjadi gatal gatal pada kulit.
Menjaga kelestarian lingkungan merupakan suatu hal yang penting. Bagaimanapun
juga makhluk hidup tidak bisa lepas dari lingkungan. Pengrusakan / hilangnya satu jenis
makhluk hidup saja bisa megakibatkan rusaknya / hilangnya makhluk hidup lain, karena
adanya rantai makanan. Kelestarian lingkungnan bukanlah tanggung jawab pemeritah saja,
melainkan tanggug jawab kita bersama.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini kami harapkan dapat meningkatkan kepeedulian kita
terhadap lingkungan. Karena bagaimanapun juga lingkungan adalah tempat kita hidup. Untuk
itu kita harus menjaga kelestariannya. Dari makalah ini kami juga berharap dapat menambah
pengetahuan para pembaca dan dapat digunakan oleh semua pihak untuk menyusun maklah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan pertanian. 2012. Berita: Pusat Penelitin Dan Pengembangan
Tanaman Pangan. Pusat Penelitian dan Pengngembangan Tanaman Pangan Badan Peneltian dan
13 | P a g e
Pengembangan pertanian. [Online] Tomcat, Predator Sahabta Petani yang Dapat Mengeluarkan
Racun dan Menyebabkan Iritasi Kulit Manusia, 7 April 2012. [Dikutip: 3 Oktober 2013.]
http://pangan.litbang.deptan.go.id/berita/tomcat--predator-sahabat-petani--yang-dapatmengeluarkan-racun-dan-menyebabkan-iritasi-kulit-manusia.
BAPPEDA JATIM. 2012. Berita: BAPPEDA JATIM. BAPPEDA JATIM Web Site. [Online] Lahan Pertanian
Jatim Menyusut 879,3 ha/tahun, 1 April 2012. [Dikutip: 3 Oktober 2013.]
http://bappeda.jatimprov.go.id/2012/04/16/lahan-pertanian-jatim-menyusut-8793-hatahun/.
GATRA News. 2012. Nusantara : Gatra News. Gatra News Web Site. [Online] Serangan Tomcat Akibat
Habitat Treganggu, 3 Maret 2012. [Dikutip: 3 Oktober 2013.]
http://www.gatra.com/nusantara/jawa/10362-serangan-tomcat-akibat-habitat-terganggu.
Jogja Benih. Informasi: Jogja Benih. Jogja Benih Web Site. [Online] Cara Mengatasi Tomcat.[Dikutip: 3
Oktober 2013.] http://jogjabenih.com/informasi/artikel/1765-cara-mengatasi-tomcat.
Kompas.com. 2012. News: Kompas.com. Kompas.com Web Site. [Online] Ini Sebab Serangan
Kumbang Tomcat, 2 Maret 2012. [Dikutip: 3 Oktober 2013.]
http://sains.kompas.com/read/2012/03/20/14523224/Ini.Sebab.Serangan.Kumbang.Tomcat..
Pemerintah Kota Surabaya. Home: Pesisir dan Laut. Status Lingkungan Hidup. [Online] Pesisir dan
Laut.[Dikutip: 3 Oktober 2013.] http://lh.surabaya.go.id/SLHD/kesehatan.html.
14 | P a g e
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan Rahmat,
Inayah, Karunia dan Hidayah–Nya, makalah “ Wabah Tomcat Sebagai Akibat Dari Kerusakan
Lingkungan” ini dapat terselesaian dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi. Dalam makalah ini
kami akan membahas segala sesuatu yang berhubungan debgan tomcat, mulai dari habitat,
penyebab serangan tomcat terhadap warga dan lain sebagainya
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa karya tulis ini masih memiliki
banyak kekurangan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk memperbaiki penyusunan karya tulis di waktu yang akan datang.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
arya tulis ini. Harapan kami semoga karya tulis ini akan memberi manfaat epada semua pihak
tanpa terkecuali.
Surabaya, 23 Oktober 2013
Penulis
1|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................................3
1.1
Latar Belakang....................................................................................................................3
1.2
Rumusan Masalah..............................................................................................................4
1.3
Tujuan Penulisan................................................................................................................4
1.4
Manfaat Penulisan.............................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................................5
2.1 Habitat Tomcat.....................................................................................................................5
2.2 Sebab Serangan Kumbang Tomcat.......................................................................................7
2.2.1 Kerusakan Mangrove....................................................................................................7
2.2.2 Alih Fungsi Lahan Pertanian..........................................................................................9
2.2 Peningkatan Populasi Tomcat.............................................................................................11
2.3.1 Rantai Makanan..........................................................................................................11
2.3.2 Perubahan Iklim..........................................................................................................11
2.3.3 Musuh Alami...............................................................................................................11
2.4 Pengendalian dan Pencegahan Kontak dengan Tomcat.....................................................11
2.5 Peran Tomcat Dalam Ekosistem.........................................................................................12
BAB III..................................................................................................................................................13
PENUTUP.........................................................................................................................................13
3.1 Simpulan...........................................................................................................................13
3.2 Saran..................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................14
2|Page
BAB I
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
Makhluk hidup dan lingkungannya tidak pernah bisa dipisahkan, karena keduanya
memiliki hubungan timbal balik. Interaksi yang dinamis dan harmonis antara makhluk
hidup dengan lingkungannya akan membentuk suatu tatanan ekosistemyang seimbang.
Keadaan seperti ini akan membawa kwselarasan hidup semua organisme. Komonen biotik
dan abiotik merupakan dua unsur penting yang saling terkait satu sama lain. Keterkaitan
ini menjadikan interaksi antar keduanya tidak bis dipisahkan. Namun , keseimbangan
tersebut akan berujung pada kerusakan ekosistem dimana lingkngan tidak lagi menjadi
tempat tempat yang nyaman untuk makhluk hiup. Sehinnga makhluk hidup akan mencari
lingkungan baru sebagai tempat tinggaknya.
faktor faktor yang bisa mempengaruhi rusaknya ekosistem adalah faktor alamiah dan
faktor manusia. Faktor alamiah merupakan penyebab kerusakan ekosistem yang murni
karena bencana alam. Misalnya, gempa bumi, banjir, longsor, dan sebagainya. Faktor
penyebab kerusakan lainnya disebabkan oleh manusia. Untuk memenuhi kebutuhannya,
manusia melakukan berbagai aktifitas yang justru berperan dalam kerusakan lingkungan
disekitarnya.
Kerusakan ekosistem merupakan kabar buruk bagi semua makhluk hidup, sebab
mereka seperti mata rantai yang saling membutuhkan satu sama lain. Misalnya,
berkurangnya jumlah pohon akan membuat sejumlah hewan kehilangan rumah tempat
tinggal mereka, dan akhirnya spesies hewan tertentu akan mulai habis / punah. Tidak
hanya berhenti di situ, punahnya salah satu spesias hewan bisa mengakibatkan kepunahan
spesies lain.
Salah satu jenis hewan yang ikut merasakan akibat dari kerusakan eksistem adalah
Tomcat. Karena ekosistem tempat tinggal tomcat rusak / terganggu maka hewan ini
mencari tempat lain sebagai tempat tinggalnya. Wabah tomcat yang melanda masyarakat
merupakan dampak lanjutan dari rusaknya ekosistem dimana tomcat tinggal. Meskipun
kerusakan ekosistem tersebut tidak sepenuhnya disebabkan oleh manusia tetapi
dampaknya bisa dirasakan, yaitu wabah tomcat.
Munculnya tomcat yang meyerang warga merupakan akibat dari rusaknya habitat
mereka, sehingga mereka mencari tempat tinggal baru. Peristiwa ini bukan murni akiabat
ulah manusia, akan tetapi pengaru uklim juga berpengaruh. Tomcat cepat berkembang
biak di tempat yang lembab. Jadi waktuperkembang biakan tomcat paling cepat adalah
saat musim penghujan. Selain itu tomcat bisa menyebar ke rumah rumah warga karena
datangnya musim panen. Habitat tomcat paling bayak adalah di daerah pertanian. Jika
musim panen tiba, secara otomatis tempat tinggal tomcatpun hilang. Dan sebagai efeknya
tomcat menyebar ke rumah rumah warga. Peneybaran tomcat kerumah warga didukung
dengan banyaknya pencahayaan dari rumah warga. Kwbanyakan serangga tertsrik dengan
3|Page
cahaya lampu ini, sehingga pada malam hari serangga serangga termasuk tomcat
beterbangan untuk mendekati lampu lampu. Peristiwa ini sering terjadi pada saat pasca
hujanl lebat.
2
Rumusan Masalah
3
Tujuan Penulisan
4
Bagaimana hubungan antara wabah tomcat dengan kerusakan lingkungan ?
Mengapa tomcat bisa menyerang warga ?
Bagaimana peran tomcat dalam ekosistem
Untuk mengetahui habitat tomcat.
Untuk mengetahui penyebab serangan kumbang tomcat.
Untuk mengetahui peningkatan populasi tomcat.
Untuk mengetahui pengendlian dan Pencegahan Kontak dengan Tomcat
Untuk mengetahui peran tomcat dalam ekosistem
Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan tantang tomcat,
mulai dari habitat,sampai penyebab mewabahnya tomcat. Selain itu setelah disusunya
makalah ini di harapkan para pembaca dari semua kalangan bisa bersama sama menjaga
kelestarian lingkungan agar idak merusak habitat makhluk hidup.
BAB II
4|Page
PEMBAHASAN
2.1 Habitat Tomcat
Tomcat digolongkan pada Ordo Coleoptera (kelompok kumbang), Sub Ordo Rove
Beetle (kumbang kecil), Famili Staphylinidae, Genus paederus, Spesies Paeredeus
Littorarius. Hewa ini memiliki ukuran panjang sekitar 1 cm, badan berwarna oranye dengan
bagian bawah kepala dan abdomen berwarna gelap. Tomcat memiliki sepasang sayap
tersembunyi. Serangga ini dilihat epintas mirip semut besar. Di beberapa tempat serangga ini
dinamakan semut kanai atau semut kayap. Bila tomcat ini terancam, ia akan menaikkan
bagian perut (abdomen) seperti kalajengking. Serangga ini menghasilkan racun dengan
kosentrasi 12 – 15 kali besar dari kobra, tetapi tidak mematikan. Tomcat berkembang biak
dengan bertelur. Telur diletakkan di dalam tanah, jadi lrva dan pupanya juga hidup di dalam
tanah. Setelah dewasa barulah tomcat keluar dari dalam tanah dan hidup di tajuktanaaman.
Kumbang tomcat tersebar secara luas di seluruh dunia, meliputi Eropa, Asia, Afrika,
New Guinea, dan Australia (Manley 1977). Serangga ini bersifat kosmopolit (berada di manamana) dan berhabitat di tanah lembap pada pertanaman padi dan palawija yang ditanam
setelah padi sawah. Di dalam tanah, telur diletakkan secara tunggal. Setelah telur menetas,
larva mengalami dua instar (dua kali pergantian kulit) sebelum menjadi pupa (Gambar 2).
Setelah dewasa, kumbang keluar dari dalam tanah kemudian hidup pada tajuk tanaman untuk
mencari mangsa yang umumnya adalah kelompok serangga hama. Perkembangan dari telur
menjadi dewasa berlangsung 13-19 hari (Singh dan Ali 2007). Stadium telur, larva, prapupa,
dan pupa masing-masing berlangsung 4,0; 9,2; 1,0; dan 3,8 hari. Lama hidup serangga betina
113,8 hari dan serangga jantan 109,2 hari. Seekor kumbang betina mampu menghasilkan telur
106 butir selama hidupnya. Tingkat penetasan telur 90,2% dan tingkat perkembangan
menjadi dewasa 77,6%. Kemampuan kumbang memangsa wereng batang coklat rata-rata 7,3;
7,5; 4,2; 3,2; dan 2,3 ekor masingmasing untuk instar 1, 2, 3, 4, dan 5 (FAO dalam Hadi
2012). Kemampuan kumbang memangsa wereng hijau berkisar antara 1,8–2,4 ekor/3 jam
(Sarana 1998). Kelompok burung merupakan predator bagi larva dan kumbang tomcat.
Kumbang tomcat aktif pada siang hari dan tertarik cahaya terang pada malam hari. Sifat
inilah yang diduga memicu masuknya kumbang ke permukiman, selain karena berubahnya
habitat tomcat. Populasi kumbang meningkat pesat pada akhir musim hujan (Maret dan
5|Page
April), kemudian dengan cepat berkurang seiring munculnya cuaca kering pada bulan-bulan
berikutnya.
Tomcat biasanya tinggal di tempat yang lembab, tambak liar, hutan bakau, di bagian
tanaman seperti padi dan jagung, dan sebagian ada yang tinggal di semak semak. Tomcat
sering ditemukan di persawahan, hutan, atau taman kota. Tomcat merupakan predator
wereng. Jadi sebenarnya serangga ini adalah sahabat petani. Tetapi mungkin karena
habitatnya sudah beralih fungsi menjadi perumahan maka dalam beberapa tahun terakhir ini
ada kasus bahwa tomcat menggangu mausia.
Terganggunya ekosistem tomcat merupakan pnyebab merebaknya serangga kumbang
tersebut ke pemukiman penduduk. Kepala Badan Penelitan dan Pengembangan Pertanian
(Litbang), Dr.Ir. Haryono, M.Sc mengatakan bahwa munculnye serangga tomcat sudah ada
sejak dulu. Bahkan, serangga tersebut biasa ada di sekitar rumah karena hidupnya banyak
pada tumbuhan dan rumput-rumputan. “Kumbang ini sudah ada sejak lama. Jadi bukan
serangan baru dan tidak mematikan,” katanya.
Dr. Ir. Haryono, M.Sc memprediksi, munculnya serangan serangga ini lebih banyak
karena adanya perubahan iklim, terutama saat memasuki musim pancaroba. Tapi biasanya
setelah musim pancaroba selesai, serangga tersebut dengan sendirinya akan menghilang.
“Fenomena perubahan iklim memang bisa mempengaruhi pertumbuhan serangga dan hama,”
katanya. Selain itu, terganggunya ekosistem akibat alih fungsi lahan pertanian ke non
pertanian, seperti perumahan membuat serangga Tomcat memasuki wilayah pemukiman
penduduk.
Pada kesempatan yang sama, Peneliti Utama bidang Hama dan Penyakit Badan Litbang
Pertanian, Deciyanto Soetopo mengatakan, dari sisi pertanian sebenarnya serangga ini
bermanfaat karena membantu petani membasmi hama wereng yang banyak merusak tanaman
padi. Karena itu tidak ada keinginan dari pemerintah untuk membasmi secara massal
serangga tersebut, terutama yang berada di ekosistem pertanian.Jika ada upaya membasmi
besar-besaran serangga ini, maka dikuatirkan akan mengganggu ekosistem. Dampaknya
justru hama yang selama ini jadi makanan serangga Tomcat seperti wereng malah
berkembang besar. “Jadi harus hati-hati dalam menangangi serangga yang memang sudah ada
disekitar kita,” jelasnya.
6|Page
Serangan serangga tomcat pernah terjadi di beberapa negara dan dan menimbulkan
wabah dermatitis, seperti di Australia, Malaysia, India, Srilangka, Nigeria, Kenya, Afrika
Tengah, Uganda, Argentina, Brazil Perancis, Venezuela dan Ekuador. Di Indonesia yang
menyababkan dermatitis adalah Paeredus Preregenis, sedangkan di seluruh dunia terdapat
622 spesies. Penyakit akibat serangan tomcat disebut Dermatitis Contact Irritant. Luka dan
rasa sakit diakibatkan oleh racun paenderin (C25 H45O9N) yang ada di dalam tubuh tomcat.
Dermatitis bisa terjadi akibat sentuhan secara langsungatau tidak langsung, misalnya melalui
handuk, baju atau barang lain yang tercamar racun paederin. Efeknya, kulit manusia yang
terkena racun tomcat akan akan terasa panas, melepuh dan membekas luka luka merah.
[ CITATION Jog13 \l 1057 ]
2.2 Sebab Serangan Kumbang Tomcat
Tomcat memiliki beberapa habitat, diantaranya di sawah, hutan bakau, tanah yang
lembab dan di bagian bagian tanaman seperti padi dan jagung. Kerusakan habitat habitat ini
memicu srangan tomcat terhadap warga sekitar. Seperti kerusakan hutan bakau di daerah
surabaya. Serangan tomcat ini terjadi dalam jumlah besar dan tiba tiba. Pakar serangga dari
Institut Pertanian Bogor (IPB), Aunu Rauf, mengungkapkan bahwa serangan tomcat bisa
terjadi akibat kombinasi beberapa faktor. Menurut Aunu serangan tomcat di salah satu
apartemen di Surabaya terjadi karena berada di kawasan mangrove. “kawasan Mangrove bisa
menjadi salah satu habitat serangga ini karena lembab. Kalau terganggu, serangga bisa
terbang ke sekitarnya dan menyerang,” kata Aunu. Kawasan Mangrove di dekat Apartemen
East Cost di Surabaya sudah rusak. Hal ini menyebabkan populasi tomcat yang ada di hutan
mangrove terganggu. “Jika hutan mangrove sudah rusak, logis kalau terjadi serangan karena
serangga ini pasti akan mencari lingkungn baru,” papar Hari Santoso, pakar seranggaa dari
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. [ CITATION Kom12 \l 1057 ]
Selain dari kerusakan bakau, serangan tomcat bisa juga di sebabkan karena
berkurangnya areal persawahan, mengingat tomcat biasanya tinggal d daerah lembab.
Wilayah persawahan adalah tempat favorit serangga ini karena lembab dan menyediakan
makanan berupa wereng. “Diakhir musim hujan atau saat panen, padi diambi; dan
berpengsruh pada popilasi wereng. Ini aan mengganggu habitat kumbang tersebut,” urai
Aunu. Saat akhir musim hujan, tomcat sudah dalam taha dewasa atau imago. Serannga sudah
bisa terbang mencari makanan sehiingga ketika habitat tergannggu, maka serangga jenis
kumbang tersebut akan terbang mencari habitat baru. Saat terbang itulah mungkin kumbang
yang tertarik cahaya ini menemukan lokasi serangan di apartemen yang terang. Aunu
mengungkapkan, tomcat sebenarnya tidak menyengat dan menggigit. Namun, ketika
terganggu, serangga ini akan mengeluarkan cairan racun bernama paeerin. Cairan ini yang
menyebabkan warga mengalamikulit melepuhdan gatal gatal seperti dialami di Surabaya.
2.2.1 Kerusakan Mangrove
7|Page
Kerusakan mangrove di Surabaya Merupakan salah satu penyebab munculnya
wabah tomcat. Para aktivis lingkungan di Kota Surabaya menyatakan tingkat
kerusakan hutan Mangrove atau bakau di Kawasan Wonorejo semakin parah.
Kerusakan yang terjadi merupakan akibat dari banyaknya mangrove yang ditebang
dari jenis Sonneratia Alba, Avicennia Alba dan Rizophora Apiculata. Padahal jenis
ersebut memiliki akar yang kuat dan tahan terhadap terjangan air laut. Dari
penebangan jenis mangrove tersebut membawa dampak lanjutan karena mangrove
yang terletak di bagian dalam dan tidak memiliki akar yang kuat, sehinnga akhirnya
rusak akibat diterjang ombak.
Serabaya memiliki beberapa wilayah pesisir yang di tanami mangrove, namun
mangrove yang terdapat di beberapa daereh telah mengalami kerusakan. Daerah yang
telah mengalami erusakan mangrove diantaranya adalah :
1. Garis Pantai Kenjeran sampai Muara Sungai Jagir Wonokromo, ketebalan vegtasi
mangrove hanya berkisar 5 – 10 meter dan didominasi oleh jenis Avicenia Marina.
Daerah kenjeran memiliki vegetasi mangrove yang cenderung meranggas dan
pada bagian tertentu dijumpai penebangan mangrove secara intensif sehinnga
yang tampak hanyalah batang batang gundul setinggi 0,5 – 1 meter dari
permukaan air.
2. Garis Pantai Muara Sungai Jagir Wonokromo Sampai Muara Sungai Wonorejo
Ketebalan vegetasi mangrove berkisar 5-10 meter dengan dominasi Avicennia,
Sonneratia, dan Rhizophora. Secara umum kondisi di daerah ini lebih baik
dibandingkan dengan daerah yang pertama walaupun pada daerah tertentu masih
ditemui adanya Avicennia dengan daun yang meranggas, kanopi kecil serta adanya
batang-batang gundul. Di sekitar delta Wonorejo terdapat mangrove dengan
kerapatan relatif tinggi dan permudaan alami Secara umum dari hasil foto citra
satelit (Landsat TM5, 1999) terlihat bahwa wilayah pesisir pantai timur Surabaya
sudah sangat tandus. Ketebalan vegetasi mangrove yang mencapai sekitar 100
meter hanya terdapat pada beberapa lokasi saja, yaitu kelurahan Keputih,
Medokan Ayu dan Gunung Anyar. Sedang berdasar hasil pengamatan di lapangan,
ketebalan maksimum yang terlihat adalah 10 m.
Kondisi hutan mangrove saat ini sangat perlu menjadi perhatian Pemerintah Kota
karena berbagai aktifitas warga kota berpoternsi merusak keberadaan mangrove.
Aktivitas warga yang berpotensi merusak keberadaan mangrove antara lain:
1. Reklamasi lahan mabgrove menjadi tambak dan pemukiman. Pamurbaya
merupakan muara sungai yang menjadi terminal sedimen dan subtrat sungai
sungai besar seperti Kali Surabaya yang merupakan anak sungai Brantas, seetaip
hari mengirimkan berton – ton subtrab dari hulu sungai. Apalagi semakin cepatnya
proses sedimentasi dan erosi akan mempercepat lahan oloran di Pamurabaya.
Sejak tahun 1986 – 1996 terjadi penambahan sekitar 2 – 4 km di Pamurbaya
karena proses sedimentasi. Tanah oloran ini dipatok warga untuk selanjutnya
dimanfaatkan sebagai tambak dan pemukiman.
8|Page
2. Pencemaran dan sampah yang menumpuk di muara akan menutupi penetrasi
matahari dan mempersulit proses pengambilan oksigen oleh akar sehingga
mengakibatkan kematian mangrove dewasa. Penutupan sampah plastik ini tak
jarang juga mematikan kecambah ( bibit ) mangrove yanga ada dilantai mangrove
sehingga memperlambat proses regenerasi.
3. Proyek Kali Lamong yang akan mewujudkan sebuah pelabuha bertaraf
internasional dengan menelan biaya Rp. 6,5 Tiliun. Namun proyek ini mengancam
keberadaan mangrove yang ada. Rencana Pemerintah Kota Surabaya untuk proyek
kali lamong harus memperhatikan aspek dampak lingkungan yang akan
dtimbulkan saat proyek berlangsung dan pasca peleksanaan proyek, hal ini
mengingat Pesisir Surabaya merupakan daeah yang memiliki kekhasan ekosistem.
Keberadaan mangrove dan ekosistem pesisir yang ada menopang kehidupan
perikanan budidaya maupun menyediakan fishing ground bagi ribuan nelayan.
4. Belum adanya Perda Perlindungan Mangrove, sehingga pemerintah Kota sering
kesulitan dalam mengelola dan mengawasi wilayah pesisir khususnya dalam
menindak pelanggaran peruntukkan karena eterbatasan peraturan.
5. Tingginya harga jual lahan hasil reklamasi menjadi faktor pendorong kerusakan
mangrove Surabaya. “Tingginya harga jual lahan mangrove untuk tambak ddan
pemukiman di Surabaya memicu terjadinya pengrusakan Mangrove. Di
Pamurbaya, kondisi lahan yang selalu maju karena proses sedimentasi
mendukunngu upaya pengkaplingan laut, bahkan mudahnya pengurusan petok D
dan sertifikat atas lahan di atas laut ini semakin mempercepat proses pembabatan
hutan mangrove di Surabaya Timur. Diperlukan langkah pefentif untk
menyelamatkan keberadaan mangrove di Pamurbaya oleh Pemerintah Kota
Surabaya selagi menunggu disahkannya RUU Penataan Pesisir dan Laut, karena
laju pengrusakan mangrove setiap hari selalu terjadi tanpa adanya sangsi yang
jelas.[ CITATION Pem13 \l 1057 ]
Dari penjelasan diatas bisa kita ketahui bahwa keadaan hutan bakau ( mangrove )
di Surabaya menunjukkan keadaan yang memprihatinkan. Karena tempat yang
menjadi habitat tomcat sudah rusak, maka tomcat yang berada di hutan bakau tersebut
berpundah untuk mencari tempat baru. Jadi tidak wajar saja banyak tomcat ynag
menyerang warga Surabaya.
2.2.2 Alih Fungsi Lahan Pertanian
Makin banyaknya bisnis perumahan membuat lahan pertanian sedikit
demi sedikit mulai tergusur. Tuntutan akan tempat tinggal tidak bisa dihindari
sementara lahan tidak mungkin dapat dimekarkan. Akibatnya peralihan status
tanah menjadi pilihan yang sulit untuk terelakkan.
Ketua Komisi B DPRD Jatim Agus Dono Wibawanto menjelaskan,
“Selama ini beberapa kegiatan properti dengan pengembangan hunian melalui
realestate berdampak berubahnya fungsi lahan. Dari lahan pertanian,
peternakan atau lahan produktif menjadi lahan kering untuk hunian atau
tempat tinggal,”. Dirinya menambahkan hal ini yang perlu disadari, dan kita
9|Page
khawatir jika lahan pertanian produktif beralih fungsi menjadi lahan
perumahan apalagi digunakan untuk industri.
Selama lima tahun terakhir, mulai 2006-2011, alih fungsi lahan
pertanian ke non-pertanian berupa perumahan atau bangunan di Jatim rata-rata
seluas 879,9 hektare, industri terhitung ratusan hektar. Kemungkinan tahun
2012 ini lahan petani semakin menyempit karena terjual untuk pendirian
bangunan,” tuturnya.
Surabaya yang dulunya masih banyak lahan pertanian, kini telah
banyak bangunan yang berdiri diatas lahan petani tersebut. Pembangunan
infrastruktur Surabaya sudah mencapai 8 persen lebih dari kepadatan
infrastruktur Jatim. “Beralihnya fungsi lahan pertanian ke non-pertanian yang
tidak dimbangi pembangunan irigasi akan mempengaruhi perkembangan areal
pertanian, sehingga menjadi kendala bagi peningkatan ketahanan pangan
Jatim,” terangnya.
Disisi lain, hal ini juga dipengaruhi oleh meningkatnya penduduk,
sehingga luas kepemilikan lahan bergeser dari lahan pertanian ke non
pertanian. “Ini harus menjadi perhatian, karena semakin menyempitnya
penguasaan lahan dapat berakibat sempitnya skala usaha tani, dan hasil
usahanya juga akan kecil,”tegasnya. Maka potensi-potensi pertanian tersebut
harus dikelola dengan optimal melalui pengembangan berdaya saing tinggi
diantaranya melalui pengembangan agrobisnis. Pemerintah dapat membuat
rumah susun untuk meminimalisasi penyempitan lahan petani akibat
banyaknya bangunan yang berdiri. Begitu juga halnya pendirian gedung,
pemerintah harus lebih memperketat pengeluaran surat ijin mendirikan
bangunan.
Data dari Dinas Pertanian (Dispertan) Surabaya, lahan pertanian di Surabaya
tinggal 1.600 hektare. Dan, dari sisa tersebut, 70 persennya sudah dikuasai
pengusaha properti. Artinya, lahan pertanian semakin tahun bakal semakin
habis menyusut.
Kondisi ini tidak dipungkiri Samsul Arifin, Kepala Dispertan
Surabaya. Bahkan, perkiraannya dalam 24 tahun ke depan lahan pertanian di
Surabaya bakal habis dan beralih fungsi menjadi permukiman, apartemen, mal
ataupun lainnya.
Ia mengasumsikan, kalau rata-rata lahan susut 66 herktare per tahun,
artinya dalam 24 tahun lahan pertanian di Surabaya bakal habis. Ia
mencontohkan, alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan, seperti di
Kelurahan Made Kecamatan Sambikerep, Lakarsantri, Benowo, Pakal,
Keputih, Sukolilo, Rungkut dan lainnya.
Daerah di kawasan Surabaya Barat itu, hampir 90 persen lahan
pertanian sudah dikuasai pihak pengembang perumahan, seperti Citraland.
Sementara di kawasan Bringin lahan pertaniannya juga sudah banyak dikuasai
PT Sinar Galaxy. surabaya post online. [ CITATION BAP12 \l 1057 ]
10 | P a g e
2.2 Peningkatan Populasi Tomcat
Populasi kumbang (tomcat) meningkat pesat paa saat akhir musim hujan dan
kemudian dengan cepat berkurang dengan datangnya cuaca kering. Populasi yang
meningkatdi kaitkan dengan musim hujan dan fenomena elnino. Dinamika populasi serangga
banyak dipengaruhi oleh faktor serangganya sendiri yaitu kemampuan serangga
tersebutberkembang biak. Sedangkan faktor dari luar yang mempengaruhi adalah rantai
makanan, lingkungan fisik, dan musuh alam.
2.3.1 Rantai Makanan
Perubahan ekosistem dari lahan pertanian / rawa menjadi tempat pemukiman
membawa dampak dinamika populasi tomcat. Kumbang Paederu (tomcat) sebagai
predator dengan perubahan ekosistem dari persawahan atau rawa menjadi tempat
pemukiman, gedung bertingkat maka kumbang tidak lagi mendapatkan makanan
karena populasi mangsa berkurang, yang akhirnyakumbang ini mengembara. Di
tempat pemukiman engan adanya gemerlapan lampu di perumahan menjadi daya tarik
bagi berbagai jenis serangga, termasuk tomcat. Cahaya lampu bisa mengundang
berbagai jenis serangga, hal ini menguntungkan bagi tomcat karena bisa menopang
kehidupannya.
2.3.2 Perubahan Iklim
Pada daerah yang mamiliki udara lembab, karena musim penghujan, hal ini
bisa memicu perkembang biakan kumbang paeredeus. Kumbang ini terbang dalam
jumlah besar pada melam hari yang memiliki temperatur cukup hangat, terutama
setela turun hujan lebat.
Populasi kumbang meningkat pesat pada akhir musim hujan (Maret dan
April), kemudian dengan cepat berkurang seiring munculnya cuaca kering pada
bulan-bulan berikutnya. Beberapa laporan penelitian menunjukkan bahwa populasi
kumbang tomcat meningkat pesat sejalan dengan meningkatnya curah hujan, terkait
fenomena El Nino di beberapa negara pada beberapa waktu yang lalu.
2.3.3 Musuh Alami
Muusuh alami yang menyerang tomcat adalh virus, cendawan, dan bakteri,
dalam kondisi rendah dan tidak mampu mengendalikan tomcat secara alami.
Akibatnya populasi tomcat meningkat dengan pesat dan terbang menuju pemukiman
karena tertarik oleh cahaya lampu, di tempat ini pula tomcat mendapatkan
mangsanya. [ CITATION Bad12 \l 1057 ]
2.4 Pengendalian dan Pencegahan Kontak dengan Tomcat
Padatnya populasi tomcat di tempat pemukiman tidak dianjurkan utuk dikendalikan
dengan insektisida, mengigat insektisida akan berpengaruh buruk terhadap manusia, hewan,
dan serangga yang berguna lainnya. Cahaya lampu berwarna kuning paling disukai serangga,
oleh karena itu lampu berwarna kuning dan papanberwrna kuning bisa digunakan untuk
11 | P a g e
mengendalikan tomcat. Cara pengendalina dengan lampu perangkap, yaitu dengan memasang
lampu berwarna kuning dan di bawahnya diletakkan panci/pan yang berisi air yang dicampur
dengan insektisida atau deterjen. Penggunaan papan berwarna kuning yaitu dengan cara
memasang papan tersebut didekatkan dengan lampu., papan tersebut diberi lem agar tomcat
menempel pada papan saa mendekati lampu.
Sedangkan untuk menghindari kontak dengan tomcat bisa dilakukan dengan beberapa
cara, seperti memakai baju lengan panjang. Gunakan kawat jaring pada jendela rumah untuk
membantu mencegah tomcatmasuk ke dalam rumah. Hilangkan vegetasi yang membusuk di
sekitar rumah agat tidak digunakan sebagai tempat berkembang biak. Jika tomcat hinggap
pada kulit sebaiknya hindari keinginan untuk membunuh, karena tomcat akan mengeluarkan
racun jika terpencet.apabila tidak sengaja dipencet tau dibunuh pada kulit, segera cuci bagian
yang dengan air dan sabun. Racun tomcat bisa segera meresap ke dalam kulit, cuci segera
untuk membuang toksin sebelum membahayakan kulit. Reaksi kulit terhadap racun tomcat
berbeda tergantung pada tingkat sensitif kulit.
2.5 Peran Tomcat Dalam Ekosistem
Dalam ekosistem pertanian, kumbang tomcat berperan sebagai predator generalis
karena memiliki mangsa berbagai jenis serangga, terutama yang berstatus hama. Oleh karena
itu, kumbang ini memiliki peran penting dan perlu diperhitungkan dalam pengambilan
keputusan pengendalian hama dengan insektisida. Dalam kondisi tertentu, kehadiran suatu
jenis hama di pertanaman diperkirakan akan mengakibatkan kerugian bagi petani. Karena
populasi predator relatif sedikit sehingga tidak mampu mengatur populasi hama maka
tindakan pengendalian dengan insektisida dapat dibenarkan. Sebaliknya, meskipun populasi
hama di pertanaman cukup banyak, karena populasi predator juga cukup banyak dan
diperkirakan mampu mengatur populasi hama maka pengendalian dengan insektisida tidak
dibenarkan. Oleh karena itu, upaya perlu dilakukan agar keberadaan kumbang tomcat dapat
dilestarikan, tetapi populasinya tidak menjadi eksplosif agar tidak mengganggu manusia.
Eksplosi kumbang tomcat dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu peningkatan populasi
kumbang menjelang berakhirnya musim hujan, panen secara serempak, dan pembangunan
kawasan permukiman di dekat habitat kumbang. Pada kondisi demikian, pada malam hari
kumbang akan berterbangan dan bergerak menuju sumber cahaya di permukiman. Mengingat
kumbang tomcat merupakan sahabat petani yang dapat membantu mengendalikan hama
secara alamiah, untuk mengantisipasi terjadinya eksplosi perlu upaya untuk melestarikan
habitatnya. Perubahan area persawahan menjadi permukiman berarti meniadakan habitat
kumbang tomcat sehingga akan memicu terjadinya eksplosi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
12 | P a g e
Kerusakan lingkungan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup makhluk hidup.
Kerusakan kerusakan lingkungan bisa di sebabkan oleh tingkah laku atau kegiatan manusia.
Kebutuhan manusia yang semakin hari semakin banyak menyebabkan mereka melakukan
berbagai kegiatan untuk memenuhu kebutuhan mereka. Meskipaun demikian, upaya
pelestarian lingkungan harus tetap dilakukan mangingat tidak hanya manusia saja yang
tinggal di bumi ini, melainkan berdampingan dengan makhluk hidup lain. Untuk itu kita perlu
menjaga kelastarian llingkungan.
Kerusakan linkungan menyebabkan habitat makhluk hidup terganngu. Tomcat yang
menyerang warga itu juga merupakan akibat dari rusaknya habitat tomcat karena ulah
manusia. Sebenarnya peristiwa ini meruoakan respon dari tomcat karena habbitatnya sudah
tidak layak lagi, sehinngga tomcat berkelana mencari tempat tempat baru. Banyaknya orang
yang terkena racun tomcat itu karena mereka tidak mengetahui tentang tomcat. Karena
sebanarnya tomcat tidak menggigit. Tomcatbisa mengaluarkan racun yang menyababkan
gatal itu karena tomcat tersebut terpencet, baik kaena dipukul atau sebagainya. Jika kita tau
bagaimana cara menghadapi tomcta, maka tidak akan terjadi gatal gatal pada kulit.
Menjaga kelestarian lingkungan merupakan suatu hal yang penting. Bagaimanapun
juga makhluk hidup tidak bisa lepas dari lingkungan. Pengrusakan / hilangnya satu jenis
makhluk hidup saja bisa megakibatkan rusaknya / hilangnya makhluk hidup lain, karena
adanya rantai makanan. Kelestarian lingkungnan bukanlah tanggung jawab pemeritah saja,
melainkan tanggug jawab kita bersama.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini kami harapkan dapat meningkatkan kepeedulian kita
terhadap lingkungan. Karena bagaimanapun juga lingkungan adalah tempat kita hidup. Untuk
itu kita harus menjaga kelestariannya. Dari makalah ini kami juga berharap dapat menambah
pengetahuan para pembaca dan dapat digunakan oleh semua pihak untuk menyusun maklah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan pertanian. 2012. Berita: Pusat Penelitin Dan Pengembangan
Tanaman Pangan. Pusat Penelitian dan Pengngembangan Tanaman Pangan Badan Peneltian dan
13 | P a g e
Pengembangan pertanian. [Online] Tomcat, Predator Sahabta Petani yang Dapat Mengeluarkan
Racun dan Menyebabkan Iritasi Kulit Manusia, 7 April 2012. [Dikutip: 3 Oktober 2013.]
http://pangan.litbang.deptan.go.id/berita/tomcat--predator-sahabat-petani--yang-dapatmengeluarkan-racun-dan-menyebabkan-iritasi-kulit-manusia.
BAPPEDA JATIM. 2012. Berita: BAPPEDA JATIM. BAPPEDA JATIM Web Site. [Online] Lahan Pertanian
Jatim Menyusut 879,3 ha/tahun, 1 April 2012. [Dikutip: 3 Oktober 2013.]
http://bappeda.jatimprov.go.id/2012/04/16/lahan-pertanian-jatim-menyusut-8793-hatahun/.
GATRA News. 2012. Nusantara : Gatra News. Gatra News Web Site. [Online] Serangan Tomcat Akibat
Habitat Treganggu, 3 Maret 2012. [Dikutip: 3 Oktober 2013.]
http://www.gatra.com/nusantara/jawa/10362-serangan-tomcat-akibat-habitat-terganggu.
Jogja Benih. Informasi: Jogja Benih. Jogja Benih Web Site. [Online] Cara Mengatasi Tomcat.[Dikutip: 3
Oktober 2013.] http://jogjabenih.com/informasi/artikel/1765-cara-mengatasi-tomcat.
Kompas.com. 2012. News: Kompas.com. Kompas.com Web Site. [Online] Ini Sebab Serangan
Kumbang Tomcat, 2 Maret 2012. [Dikutip: 3 Oktober 2013.]
http://sains.kompas.com/read/2012/03/20/14523224/Ini.Sebab.Serangan.Kumbang.Tomcat..
Pemerintah Kota Surabaya. Home: Pesisir dan Laut. Status Lingkungan Hidup. [Online] Pesisir dan
Laut.[Dikutip: 3 Oktober 2013.] http://lh.surabaya.go.id/SLHD/kesehatan.html.
14 | P a g e