PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMPETENSI, DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI BAGIAN UMUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SOPPENG ( Effect Of Leadership, Competency, And Training
KABUPATEN SOPPENG ( Effect Of Leadership, Competency, And Training
On Performance Of Employees Of General Partners Secretariat District Soppeng Regency)
Sunarti ) Rasyid 2) Gunawan 3)
1 Manajemen, PPs STIE Amkop eMail: sunarti65@yahoo.com
2 Manajemen, PPs STIE Amkop eMail: rasyid_dr@stieamkop.ac.id
3 Manajemen, PPs STIE Amkop eMail: fadelgun@stieamkop.ac.id
Abstract
Sunarti, Effect of Leadership, Competence and Training on Employee Performance Parts General Regional Secretariat Soppeng. This research aims: 1) To determine and analyze the effect on employee performance leadership of General Affairs Regional Secretariat Soppeng; 2) To know and analyze the effect on employee performance competence of the General Section Regional Secretariat Soppeng; 3) To know and analyze the impact of training on employee performance General Affairs Regional Secretariat Soppeng; 4) To know and analyze the influence of leadership, competence and training simultaneously on employee performance General Affairs Regional Secretariat Soppeng.
The research was conducted at the General Secretariat of the Regional Section Soppeng. The population in this study were all employees at the General Affairs Regional Secretariat Soppeng as many as 37 employees. Given the relatively small number of the population, so the sample is determined by using census method. Analysis of the data in this study using multiple linear regression analysis.
The results showed that: 1) Leadership positive and significant effect on the performance of employees of the General Section Regional Secretariat Soppeng. 2) Competence positive and significant effect on the performance of employees of the General Section Regional Secretariat Soppeng. 3) Training and significant positive effect on employee performance General Affairs Regional Secretariat Soppeng. 4) Leadership, competence and training simultaneously significant effect on employee performance General Affairs Regional Secretariat Soppeng.
Keywords: Leadership, Competencies, Training, Employee Performance.
I. PENDAHULUAN
dengan sebutan menejemen kinerja. Kinerja Mengingat pentingnya Sumber Daya
menjadi sesuatu hal yang penting bagi seluruh Manusia di dalam organisasi maka pengelolaan
organisasi baik organisasi pemerintahan maupun sumber daya ini juga merupakan bagian yang
non pemerintahan, karena kinerja yang sangat penting dari manajemen. Salah satu aspek
ditunjukkan oleh pegawai akan menentukan pokok dari pekerjaan menejemen yang berkaitan
efektivitas dari organisasi tersebut. Disisi lain, dengan Sumber Daya Manusia adalah aspek
kinerja juga penting karena akan mampu untuk yang berkaitan dengan kinerja pegawai dan
mencerminkan ukuran keberhasilan unsur bagian menejemen yang mengelola ini dikenal
pimpinan dalam mengelola organisasi dan
Sumber Daya Manusia yang ada pada suatu yang pertama yakni kepemimpinan, dimana organisasi.
melalui kepemimpinan dan didukung oleh Menyadari akan kondisi yang demikian,
organisasi pemerintahan yang maka untuk menghadapi serta mengantisipasi
kapasitas
penyelenggaraan tata hambatan maupun tantangan yang akan
memadai,
maka
pemerintahan yang baik (Good Governance) didapatkan oleh suatu organisasi, maka harus
sebaliknya kelemahan mempunyai sumber daya manusia yang
akan
terwujud,
kepemimpinan merupakan salah satu sebab berkualitas
keruntuhan kinerja birokrasi di Indonesia mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi,
dan handal,
serta mampu
(Istianto, 2009: 2).
bahkan mampu mengambil keputusan dengan Kepemimpinan merupakan faktor yang cepat dan tepat agar hasil yang dicapai dapat
sangat penting dalam memengaruhi prestasi maksimal. Hal demikian terjadi pada lingkup
organisasi karena kepemimpinan merupakan sekretariat daerah Kabupaten Soppeng dimana
aktivitas yang utama dengan mana tujuan dihadapkan pada situasi kinerja pegawai yang
organisasi dapat dicapai. Pada umumnya terlihat belum maksimal dalam mendukung visi
kepemimpinan didefinisikan sebagai suatu dan misi pemerintah Kabupaten Soppeng.
proses memengaruhi aktivitas dari individu atau Kinerja
kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi kemampuan hasil kerja, agar pegawai mampu
tertentu (Sunyoto, 2013). Dalam hal ini, menunjukkan pelaksanaan kerjanya sesuai
Kepemimpinan dapat dikatakan sebagai cara dengan target pekerjaan dan sasaran organisasi
dari seorang pemimpin dalam mengarahkan, yang telah ditentukan. Menurut Mangkunegara
mendorong dan mengatur seluruh unsur-unsur di (2013), pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah
dalam kelompok atau organisasinya untuk hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
mencapai suatu tujuan organisasi yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
diinginkan sehingga menghasilkan kinerja melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
pegawai yang maksimal. Dengan meningkatnya jawab yang diberikan kepadanya. Menurut
kinerja pegawai berarti tercapainya hasil kerja Mathis and Jackson (2006), menyatakan bahwa
seseorang atau pegawai dalam mewujudkan variabel yang dapat mempengaruhi kinerja
tujuan organisasi.
adalah variabel individual meliputi: sikap,
faktor kepemimpinan, karakteristik,
Disamping
kompetensi yang dimiliki oleh pegawai yang pengalaman, umur, jenis kelamin serta faktor
berada dalam suatu organisasi menjadi kunci individu lainya. Variabel situasional: faktor fisik
keberhasilan suatu organisasi. Menurut Noe dan pekerjaan terdiri atas: metode kerja, kondisi
(2002) bahwa kompetensi merupakan aspek dan desain perlengkapan kerja, penataan ruang,
yang meliputi dan lingkungan fisik (penyiaran, temperatur dan
kemampuan
seseorang
pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai, atau ventilasi) sedangkan faktor sosial dan organisasi
karakteristik pribadi yang memungkinkan meliputi: peraturan-peraturan organisasi, sifat
keberhasilan dalam organisasi, jenis latihan dan pengawasan, sistem
pekerja
mencapai
menyelesaikan pekerjaan mereka melalui upah dan sosial.
pencapaian hasil atau keberhasilan dalam Pada organisasi pemerintahan salah
menyelesaikan tugas-tugas. Lako dan Sumaryati satunya pada Sekretariat Daerah Kabupaten
dalam Febriyanti, et al (2013) berpendapat Soppeng, kesuksesan atau kegagalan dalam
bahwa berhasil tidaknya suatu organisasi pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan
mencapai visi dan misinya secara berkelanjutan pemerintahan oleh pegawai dalam hal ini kinerja
sangat tergantung pada kualitas sumber daya pegawai dapat dipengaruhi oleh beberapa hal,
manusianya. Beberapa pakar manajemen sumber diantaranya yakni kepemimpinan (Wiranata,
daya manusia berpendapat bahwa sumber daya 2011; Tatulus, et al., 2015), kompetensi
manusia yang berkualitas adalah sumber daya (Winanti, 2011; Febriyanti, et al., 2013), dan
manusia yang minimal memiliki empat pelatihan (Rudhaliawan, et al., 2013; Febriyanti,
karakteristik yaitu (1). Memiliki kompetensi et al., 2013; Dahmiri dan Sakta, 2014). Faktor
(knowledge, skill, abilities, dan experience) yang (knowledge, skill, abilities, dan experience) yang
pegawai diantaranya beberapa pegawai masih aktivitasnya; (4). Congruence of Goals, yaitu
kurang cepat dalam memecahkan permasalahan bertindak selaras antara tujuan pribadinya
yang terjadi di tempat kerja, masih rendahnya dengan tujuan organisasi. Oleh karena itu,
inovasi dalam bekerja dan masih bergantung kompetensi yang dimiliki pegawai sangatlah
atasan. Kemudian, penting dalam menunjang perbaikan kinerja
terhadap
perintah
permasalahan dalam hal masih kurang pegawai.
beberapa pegawai untuk Aspek berikutnya yang mempengaruhi
dilibatkannya
mengikuti pelatihan, dimana hanya beberapa peningkatan kinerja pegawai yaitu pelatihan.
pegawai saja yang seringkali mengikuti Pelatihan merupakan salah satu upaya untuk
pelatihan. Beberapa pegawai cenderung kurang meningkatkan kemampuan pegawai dalam
memahami arti pentingnya pelatihan, dan mengemban tugas yang telah diberikan agar
menganggap pelatihan bagi mereka tidak perlu pegawai semakin terampil dan mampu
lagi diberbagai pertimbangan diantaranya alasan melaksanakan tanggung jawab yang telah
faktor usia dan memberikan kesempatan yang digariskan oleh organisasi. Artinya, program
lebih muda, maupun faktor kesibukan dari pelatihan pegawai merupakan sebuah proses
Oleh karena itu, mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu
beberapa
pegawai.
terjadi dalam hal agar pegawai semakin terampil dan mampu serta
permasalahan
yang
kepemimpinan, kompetensi, dan pelatihan pada memiliki sikap yang semakin baik sesuai dengan
pegawai di Sekretariat Daerah Kabupaten yang diharapkan. Melalui pelatihan, pegawai
Soppeng akan dapat berdampak kepada kinerja terbantu dalam mengerjakan pekerjaan yang ada,
pegawai.
dapat meningkatkan karir karyawan serta Berdasarkan fenomena, kajian teori dan membantu mengembangkan tanggung jawabnya
kajian empirik yang telah dikemukakan tersebut dimasa depan. (Dhamiri dan Sakta, 2014).
di atas, maka peneliti tertarik melakukan Melihat
berjudul “Pengaruh kompetensi, dan pelatihan yang ada di Kantor
Kepemimpinan, Kompetensi dan Pelatihan Sekretariat Daerah Kabupaten Soppeng, tampak
terhadap Kinerja Pegawai Bagian Umum belum sesuai dengan diharapkan, sehingga
Sekretariat Daerah Kabupaten Soppeng”. kondisi ini diindikasikan dapat mempengaruhi
Adapun tujuan dalam penelitian ini kinerja pegawai. Dalam hal kepemimpinan,
adalah:
pegawai membutuhkan kepemimpinan yang
dan menganalisis baik untuk dapat memotivasi pegawai dalam pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja meningkatkan kinerja. Sebagaimana hasil
1. Untuk
mengetahui
pegawai Bagian Umum Sekretariat Daerah pengamatan peneliti, kecenderungan sikap
Kabupaten Soppeng
pegawai untuk senantiasa menunda pekerjaan
dan menganalisis menjadi alasan karena kurangnya perhatian pengaruh kompetensi terhadap kinerja pimpinan. Pimpinan harusnya proaktif dalam pegawai Bagian Umum Sekretariat Daerah memperingatkan pegawai yang cenderungan
2. Untuk
mengetahui
Kabupaten Soppeng
menunjukkan kinerja yang menurun. Disamping
dan menganalisis itu, permasalahan yang terjadi di sekretariat pengaruh pelatihan terhadap kinerja pegawai daerah Kabupaten Soppeng adalah masih Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten buruknya kinerja PNS diketahui dari masih
tingginya persentase keterlambatan masuk kerja
dan menganalisis dan pelaksanaan tugas yang tidak sesuai standar. pengaruh kepemimpinan, kompetensi, dan Hal ini tentunya menjadi penilaian bahwa
4. Untuk
mengetahui
pelatihan secara simultan terhadap kinerja pimpinan belum maksimal dalam mempengaruhi pegawai Bagian Umum Sekretariat Daerah pegawai untuk menunjukkan kemampuan kerja
Kabupaten Soppeng.
terbaiknya demi mencapai tujuan organisasi. Selanjutnya, perilaku dari pegawai yang
II. KAJIAN LITERATUR DAN
5. Integrator yang rasional dan objektif.
PENGEMBANGAN HIPOTESIS Kepemimpinan
Kompetensi
Pengertian kepemimpinan lebih jelasnya Kompetensi pegawai menjadi salah satu diuraikan oleh para ahli diantaranya yaiutu
hal yang penting dalam mencapai kinerja Menurut Wahjosumidjo (2005) kepemimpinan
organisasi yang optimal. Masing-masing di terjemahkan kedalam istilah sifat- sifat,
organisasi berupaya untuk meningkatkan perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain,
kompetensi sumber daya manusia/ pegawai yang pola- pola, interaksi, hubungan kerja sama
dimiliki sehingga pegawai tersebut memiliki antarperan, kedudukan dari satu jabatan
kemampuan kerja yang dapat dimanfaatkan, administratif, dan persuasif, dan persepsi dari
mampu mengikuti lain- lain tentang legitimasi pengaruh. Selain itu,
dikembangkan
serta
perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi. pandangan dari beberapa ahli
Artinya bahwa, setiap organisasi membutuhkan kepemimpinan yakni George R. Terry dalam
tentang
SDM yang berkompeten dan profesional dalam Thoha,
mencapai Visi serta mampu melaksanakan misi Kepemimpinan
organisasi. Strategi peningkatan kompetensi mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan
sumber daya manusia untuk dapat memenuhi mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan
tantangan peningkatan perkembangan yang meliputi
semakin pesat, efisien dan produktif, perlu menentukan tujuan organisasi, memotivasi
dilakukan secara terus menerus, sehingga perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
menjadikan sumber daya yang produktif mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok
(Sedarmayanti, 2004).
dan budayanya.
pengertian kompetensi Menurut Kartono (2003) mengemukakan
Beberapa
dipaparkan oleh beberapa ahli diantaranya bahwa kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas,
menurut Dharma (2005), bahwa istilah diperlukan bagi situasi khusus. Sebab dalam satu
kompetensi mengacu pada dimensi perilaku dari kelompok yang melakukan aktivitas-aktivitas
sebuah peran perilaku yang diperlukan tertentu, dan punya tujuan serta peralatan
dapat melaksanakan khusus, pemimpin kelompok dengan ciri- ciri
seseorang
untuk
pekerjaannya secara memuaskan. Kompetensi karakteristiknya itu merupakan fungsi dari
mencakup karakteristik perilaku yang dapat situasi khusus tadi. Jelasnya sifat-sifat utama
menunjukkan perbedaan antara mereka yang dari pemimpin dan kepemimpinannya harus
berkinerja tinggi yang dalam konteks ini sesuai dan bisa diterima oleh kelompoknya, juga
menyangkut prestasi.
bersangkutan, serta cocok-pas dengan situasi Menurut Noe (2002) bahwa kompetensi dan zamannya.
merupakan aspek kemampuan seseorang yang Menurut Siagian (2003), fungsi-fungsi
meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai, kepemimpinan yang bersifat hakiki adalah:
atau karakteristik pribadi yang memungkinkan
1. Penentuan arah yang hendak ditempuh oleh
keberhasilan dalam organisasi dalam usaha pencapaian tujuan
pekerja
mencapai
menyelesaikan pekerjaan mereka melalui dan berbagai sasarannya.
pencapaian hasil atau keberhasilan dalam
2. Wakil dan juru bicara organisasi dalam menyelesaikan tugas-tugas. Adapun Boyatzis hubungan dengan berbagai pihak diluar
dalam Hutapea dan Thoha (2008) kompetensi organisasi, terutama dengan mereka yang
adalah kapasitas yang ada pada seseorang yang tergolong sebagai “stakeholder”.
bisa membuat orang tersebut mampu memenuhi
3. Komunikator yang efektif. apa yang disyaratkan oleh pekerjaan dalam suatu
4. Mediator yang handal, khususnya dalam organisasi sehingga organisasi tersebut mampu mengatasi berbagai situasi konflik yang
mencapai hasil yang diharapkan. mungkin timbul antara individu dalam satu
Menurut Simamora (2004) bahwa kelompok kerja yang terdapat dalam
kompetensi adalah jenis keahlian, pengetahuan, organisasi yang dipimpinnya.
dan kemampuan yang diperlukan untuk dan kemampuan yang diperlukan untuk
membantu mencapai tujuan organisasi”. Oleh dianggap lunak. Asumsinya adalah apabila
karena itu, proses ini terikat dengan berbagai pegawai berperilaku sebagaimana diharapkan
tujuan organisasi, pelatihan dapat dipandang dalam ketentuan kompetensi yaitu perilaku baik,
secara sempit maupun luas. Secara terbatas, maka akan menambah motivasi kerja pegawai
pelatihan menyediakan para pegawai dengan sehingga hasil kerja pegawai akan semakin
pengetahuan yang spesifik dan dapat diketahui meningkat.
serta keterampilan yang digunakan dalam Berdasarkan beberapa pendapat tersebut
pekerjaan mereka saat ini.
di atas, maka penulis dapat menyimpulkan Menurut Humalik (2006) bahwa pelatihan bahwa kompetensi pegawai adalah kemampuan,
memberi manfaat yang amat besar karena suatu keahlian, sikap, perilaku maupun pengetahuan
pelatihan tidak saja memberi pengalaman baru yang dimiliki oleh pegawai dalam melaksanakan
dan memantapkan hasil belajar dan keterampilan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.
juga berfungsi mengembangkan kemampuan berfikir guna
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi Pelatihan sebagai bagian pendidikan yang
dalam rangka memperlancar transfer belajar. menyangkut proses belajar untuk memperoleh
Lebih spesifik, pelatihan dimaksudkan dan meningkatkan keterampilan di luar sistem
untuk meningkatkan dan mengembangkan pendidikan yang berlaku dalam waktu yang
kemampuan pribadi, profesional, dan sosial relatif singkat dengan metode yang lebih
peserta pelatihan, bahkan dapat dilakukan mengutamakan pada praktek daripada teori.
sebagai wahana promosi (Febriyanti, et al., Beberapa pengertian pelatihan menurut beberapa
2013) Adapun, menurut Sulistiyani dan Rosidah pendapat para ahli sebagaimana dikemukakan
(2003: 175) bahwa Pelatihan adalah proses berikut ini.
sistematis pengubahan perilaku para karyawan Yoder dalam Febriyanti, et al (2013)
dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan- mengemukakan, ”Training is a means of
tujuan organisasional”.
preparing rank-and-file
Dari kajian beberapa pendapat para ahli promotion to supervisory positions and for
employees
for
tersebut diatas maka dapat penulis disimpulkan improving their competence and capability while
bahwa pelatihan adalah suatu proses pendidikan they hold such leadership assignments” . Artinya
untuk meningkatkan pelatihan dapat diberi makna sebagai persiapan
jangka
pendek
pengetahuan, keahlian dan keterampilan teknis untuk (1) meningkatkan kompetensi dan
yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas dan keterampilan staf, (2) persiapan promosi untuk
tanggungjawabnya, sehingga karyawan dapat posisi-posisi kepenyeliaan, atau (3) peningkatan
memberikan kontribusi yang berarti terhadap kinerja kepimimpinan bagi orang-orang yang
perusahaan dan demikian juga bagi perusahaan, berada pada posisi tersebut.
yaitu dalam rangka memenuhi tuntutan para Pelatihan menurut Dessler (2010) adalah
manajer dan departemen SDM dengan upaya “Proses mengajarkan karyawan baru atau yang
pencapaian tujuan organisasi. Maka penulis ada sekarang, ketrampilan dasar yang mereka
simpulkan dari beberapa pendapat para ahli butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka”.
bahwa pelatihan merupakan pemberian Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam
dan keterampilan kepada meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam
pengetahuan
karyawan, guna untuk meningkatkan kinerja dunia kerja. Karyawan yang baru ataupun yang
karyawan , dimana karyawan dalam melakukan sudah bekerja perlu mengikuti pelatihan karena
pekerjaan akan mengalami perubahan yang adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah
memuaskan dengan sedikit kesalahan sehingga akibat perubahan lingkungan kerja, strategi, dan
kinerja karyawan akan terus meningkat dalam lain sebagainya.
menjalankan tugas dan tanggung jawab terhadap Menurut Mathis dan Jackson (2006),
pekerjaannya.
“Pelatihan adalah suatu proses dimana orang -
Kinerja Pegawai
diharapkan organisasi, melalui kriteria-kriteria Menurut Sinambela, et al (2012)
atau standar kinerja pegawai yang berlaku dalam mengemukakan
didefinisikan sebagai kemampuan pegawai
Penelitian Terdahulu
dalam melakukan sesuatu keahlian tertentu.
A. Wiranata (2011) dengan judul penelitian Kinerja pegawai sangatlah perlu, sebab dengan
kinerja ini akan diketahui seberapa jauh "Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Dan Stres Karyawan (Studi Kasus : CV.
kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas Mertanadi)" . Hasil penelitian yang telah yang dibebankan kepadanya. Untuk itu
menyimpulkan bahwa diperlukan penentuan kriteria yang jelas dan kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja terukur serta ditetapkan secara bersama-sama
dilakukan
yang dijadikan sebagai acuan. karyawan. Wiranata menyarankan bahwa pimpinan perusahaan diharapkan tetap
Adapun Suntoro dalam Tika (2006) mengadakan pendekatan dan pengawasan menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil
kerja yang dapat dicapai seseorang atau seperlunya terhadap karyawan agar dapat meningkatkan kinerja karyawan. Disamping
sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam itu, penelitian ini juga menyimpulkan bahwa rangka mencapai tujuan organisasi dalam
periode waktu tertentu. Selanjutnya, Simamora
kepemimpinan
berpengaruh signifikan terhadap stress karyawan.
(2004) menyatakan bahwa kinerja mengacu
B. Tatulus, et al (2015) dengan judul penelitian kepada kadar pencapaian tugas-tugas yang
membentuk sebuah pekerjaan pegawai. "Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Di Kantor Kecamatan
Menurut Tika (2006), bahwa pengertian Tagulandang Kabupaten Sitaro ". Hasil kinerja telah dirumuskan oleh beberapa ahli
telah dilakukan manajemen sebagai berikut: menyimpulkan bahwa hubungan fungsional
penelitian
yang
a. Stoner (1978) mengemukakan bahwa kinerja pengaruh peran kepemimpinan terhadap adalah fungsi dari motivasi, kecakapan, dan
persepsi peranan.
kinerja
ialah positif dan meyakinkan. Lebih lanjut, menurut Tatulus,
pegawai
b. Bernardin dan Russel (1993) (dalam Achmad S. Ruky) mendefinisikan kinerja sebagai
et al bahwa Peran Kepemimpinan sebagai Katalisator, Integrator dan berprilaku sebagai
pencatatan hasil-hasil yang diperoleh dari bapak perlu ditingkatkan. Sebagai leader fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu dalam organisasi merupakan motor pengerak selama kurun waktu tertentu. harus menegakkan ketegasan untuk mencapai
c. Handoko mengidentifikasikan
kinerja
visi dan misi organisasi. sebagai proses di
mana organisasi
mengevaluasi atau menilai prestasi kerja
C. Winanti (2011) dengan judul penelitian "Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja
karyawan. Karyawan (Survei pada PT. Frisian Flag
d. Prawiro Suntoro (1999) dalam Merry Dandian Panji, kinerja adalah hasil kerja
Indonesia
Jawa Barat) ", menunjukkan hasil bahwa Kompetensi
Wilayah
yang dapat dicapai
seseorang atau
meliputi kompetensi sekelompok orang dalam suatu organisasi
karyawan
yang
dalam rangka mencapai tujuan organisasi intelektual, kompetensi emosional dan kompetensi sosial pada karyawan PT. Frisian
dalam periode waktu tertentu. Flag Indonesia wilayah Jawa Barat rata-rata Berdasarkan pengertian kinerja dari
beberapa pendapat diatas, maka dapat skornya termasuk dalam kategori tinggi. Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini
disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil juga menunjukkan adanya pengaruh yang kerja baik itu secara kualitas maupun kuantitas positif dan signifikan dari kompetensi yang telah dicapai pegawai, dalam menjalankan terhadap kinerja karyawan PT. Frisian Flag tugas-tugasnya sesuai dengan tanggung jawab Indonesia wilayah Jawa Barat. Artinya yang diberikan organisasi, dan hasil kerjanya kompetensi karyawan menstimulir optimasi tersebut disesuaikan dengan hasil kerja yang disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil juga menunjukkan adanya pengaruh yang kerja baik itu secara kualitas maupun kuantitas positif dan signifikan dari kompetensi yang telah dicapai pegawai, dalam menjalankan terhadap kinerja karyawan PT. Frisian Flag tugas-tugasnya sesuai dengan tanggung jawab Indonesia wilayah Jawa Barat. Artinya yang diberikan organisasi, dan hasil kerjanya kompetensi karyawan menstimulir optimasi tersebut disesuaikan dengan hasil kerja yang
responden tidak tersebar pada beberapa tempat. Jawa Barat.
Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto
D. Febriyanti, et al., (2013) dengan judul (2002:107) yang menyatakan bahwa pedoman penelitian "Pengaruh Pelatihan Terhadap
besarnya jumlah sampel yang seharusnya Kompetensi Dan Kinerja Karyawan (Studi
diambil adalah, “Bila subyeknya kurang dari 100 Pada PT. Perkebunan Nusantara X (Persero)
lebih baik diambil semuanya, dan jika PG. Lestari Nganjuk)". Hasil penelitiannya
subyeknya cukup besar dapat diambil antara menyimpulkan bahwa variabel materi
10%-15% atau 20%- 25% atau lebih”. Oleh pelatihan mempunyai pengaruh langsung
karena itu, sampel penelitian ini sejumlah 37 yang signifikan terhadap kinerja karyawan.
orang pegawai sebagai responden. kemudian, Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan juga dapat diketahui bahwa
Teknik Pengumpulan Data
memperoleh data tentang kinerja karyawan.
kompetensi berpengaruh signifikan terhadap
Untuk
kepemimpinan, kompetensi, dan pelatihan terhadap kinerja pegawai, maka digunakan
Hipotesis Penelitian
teknik angket yang terstruktur. Alat pengumpul Berdasarkan topik, masalah, dan kajian
data dalam penelitian sering disebut dengan teori, maka hipotesis penelitian dirumuskan:
instrumen penelitian. Instrumen digunakan
1. Kepemimpinan berpengaruh positif dan untuk mengungkap data mengenai variabel yang signifikan terhadap kinerja pegawai Bagian
diteliti meliputi kepemimpinan, kompetensi, Umum Sekretariat Daerah Kabupaten
pelatihan, dan kinerja pegawai. Soppeng.
Prosedur
yang
digunakan dalam
2. Kompetensi berpengaruh positif
penyusunan angket untuk pengumpulan data signifikan terhadap kinerja pegawai Bagian
dan
dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel Umum Sekretariat Daerah Kabupaten
devenden dan satu variabel indevenden, yaitu Soppeng.
variabel terikat kinerja pegawai, dan variabel
3. Pelatihan berpengaruh positif dan signifikan bebasnya kepemimpinan, kompetensi, dan terhadap kinerja pegawai Bagian Umum
pelatihan dengan menggunakan skala Likert. Sekretariat Daerah Kabupaten Soppeng.
Menurut Sugiyono (2009) menegaskan bahwa
4. Kepemimpinan, kompetensi, dan pelatihan skala Likert dapat digunakan untuk menngukur secara simultan berpengaruh signifikan
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau terhadap kinerja pegawai Bagian Umum
kelompok orang mengenai fenomena sosial. Sekretariat Daerah Kabupaten Soppeng.
Pengukuran skala Likert yaitu dengan menggunakan pengukuran skala ordinal 5 untuk
III. METODE PENELITIAN
memberikan nilai pada setiap item informasi
Tempat dan Waktu Penelitian
yang diungkapkan, dengan penjelasan sebagai Lokasi penelitian dalam penelitian ini
berikut: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, adalah pada Bagian Umum Sekretariat Daerah
(3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju. Kabupaten Soppeng. Waktu penelitian akan dilaksanakan selama 1 bulan.
Uji Instrumen Penelitian
A. Uji Validitas Instrumen Penelitian Populasi dan Sampel
Validitas merupakan ketetapan atau Populasi dalam penelitian ini adalah
keakuratan alat pengukur serta ketelitian, semua pegawai pada Bagian Umum Sekretariat
kesamaan atau ketepatan pengukuran apa yang Daerah Kabupaten Soppeng sebanyak 37 orang
sebenarnya diukur. Menurut Sugiyono (2009) pegawai. Mengingat jumlah populasi relative
bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat kecil, sehingga sampel penelitian ditentukan
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya dengan menggunakan metode sensus/total
diukur. Valid menunjukan derajat ketepatan sampling dengan pertimbangan bahwa jumlah
antara data yang sesungguhnya terjadi pada antara data yang sesungguhnya terjadi pada
b3 : Koefisien variabel Pelatihan validitas internal dan eksternal. Validitas
X1 : Kepemimpinan
internal adalah bila kriteria yang ada dalam
X2 : Kompetensi
instrumen secara rasional mencerminkan apa
X3 : Pelatihan
yang telah diukur. Validitas eksternal artinya
e : standar error
bila kriteria di dalam instrumen disusun
Uji Hipotesis Penelitian
berdasarkan realitas atau fakta-fakta empiris yang telah ada.
Pengujian hipotesis dalam riset ini Uji validitas dalam penelitian ini
bertujuan untuk menjawab apakah hipotesis digunakan analisis item yaitu mengkorelasikan
yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau skor tiap butir dengan skor total yang merupakan
ditolak. Taraf signifikasi estimasi parameter jumlah dari tiap skor butir. Jika ada item yang
dalam pengujian hipotesis ditetapkan sebesar tidak memenuhi syarat, maka item tersebut tidak
95% atau α = 0,05. Dengan demikian pengujian akan diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut hipotesis didasarkan atas nilai probabilitas
Sugiyono (2009) yang harus dipenuhi yaitu harus memiliki kriteria sebagai berikut :
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika r > 0,30, maka item-item pertanyaan dari
1. Ho: ρ>α 0,05/(95%), tidak ada pengaruh kuesioner adalah valid.
signifikan variabel bebas terhadap variabel
b. Jika r < 0,30, maka item-item pertanyaan dari
terikat.
kuesioner adalah tidak valid.
2. Ha: ρ <α 0,05/(95%), ada pengaruh signifikan antara variabel bebas terhadap
B. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
variabel terikat.
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan bantuan computer menggunakan program SPSS
Definisi Operasional Variabel
for Windows Versi 16. Pengambilan keputusan
A. Kepemimpinan
berdasarkan jika nilai Alpha melebihi 0,6 maka Indikator dalam kepemimpinan yaitu pertanyaan variabel tersebut reliabel dan
diantaranya (Pitoyo, 2005): sebaliknya (Ghozali, 2001). Dengan demikian,
1. Tanggung jawab pimpinan atas keputusan maka dalam penelitian ini harus menggunakan
yang diambil,
instrumen yang valid dan reliable dalam
2. Kesanggupan pimpinan dalam memecahkan pengumpulan data, sehingga diharapkan hasil
masalah,
penelitian akan menjadi valid dan reliabel.
3. Dorongan semangat dari pimpinan kepada
bawahan,
Teknik Analisis Data
4. Pendelegasian tugas dari pimpinan kepada Tujuan menggunakan analisis regresi
bawahan,
linier berganda ialah membuat estimasi rata-rata
5. Pimpinan memberi teladan bagi bawahan. dan nilai variabel tergantung dengan didasarkan
pada nilai variabel bebas, Menguji hipotesis
B. Kompetensi
karakteristik dependensi, untuk meramalkan
1. Mampu mengemban tugas dan pekerjaan nilai rata-rata variabel bebas dengan didasarkan
yang ada di dalam organisasi secara rasional; pada nilai variabel bebas diluar jangkauan
2. Memiliki pengetahuan yang mendalam sample.
dan pekerjaan yang Model persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut:
3. Menguasai teknik-teknik menyelesaikan Y1 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ε
tugas dan pekerjaannya dengan lebih efektif Keterangan :
dan efisien;
Y1 : Kinerja Pegawai
4. Memahami standar dan prosedur tugas dan
a : Konstanta pekerjaan yang ada di dalam organisasi b1 : Koefisien variabel Kepemimpinan
dengan baik;
5. Berorientasi pada proses dan hasil yang
X1.3 0,819 0,000 Valid X1.4 0,833
saling mendukung sehingga tugas dan Valid
X1.5 0,779 0,000 Valid
pekerjaan yang diembannya lebih optimal.
2 Kompetensi (X2)
X2.1 0,851 0,000 Valid X2.2 0,902
0,000 Valid
C. Pelatihan
X2.3 0,893 0,000 Valid
1. Kurikulum pembelajaran yang disesuaikan
X2.4 0,900 0,000 Valid X2.5 0,917
dengan kebutuhan dunia kerja Valid
3 Pelatihan (X3)
X3.1 0,739 0,000 Valid
2. Relevansi isi pembelajaran dengan topik
X3.2 0,828 0,000 Valid
pelatihan yang dilaksanakan
X3.3 0,874 0,000 Valid X3.4 0,850
3. Efektifitas sasaran yang menjadi tolak ukur Valid
4 Kinerja Pegawai
Y1
0,835 0,000 Valid
tercapainya suatu program pelatihan
4. Membangun Integritas peserta pelatihan
Y3
0,605 0,000 Valid
dalam membangun integritas kelompok agar Valid
terjalin komunikasi pasca pelatihan Sumber: Data Primer diolah, 2017
D. Kinerja Pegawai
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa
1. Pemahaman atas tupoksi hasil uji validitas pada masing-masing Dalam menjalankan tupoksi, bawahan harus
item/instrument tiap variabel pada penelitian ini, terlebih dahulu paham tentang tugas pokok
nilai P Value/ Signifikan < 0,05 (0,000 < 0,05). dan fungsi masing-masing serta mengerjakan
Artinya bahwa, keseluruhan item/instrument tugas sesuai dengan apa yang menjadi
pada masing-masing variabel dikatakan valid, tanggung jawabnya.
sehingga data tersebut dapat digunakan untuk
2. Inovasi
analisis selanjutnya.
Memiliki inovasi yang positif dan Hasil pengujian reliabilitas pada masing- menyampaikan
masing variabel dapat dilihat pada tabel berikut mendiskusikanya pada rekan kerja tentang
Tabel 2: Hasil Pengujian Reliabilitas
3. Kecepatan kerja
No
Variabel
Cronbach Alpha
Ket
Dalam menjalankan tugas kecepatan kerja
1 Kepemimpinan (X1)
0,846 Reliabel
harus diperhatikan dengan menggunakan
2 Kompetensi (X2)
0,936 Reliabel
mengikuti metode kerja yang ada.
3 Pelatihan (X3)
0,787 Reliabel
4. Keakuratan kerja Reliabel Tidak
4 Kinerja Pegawai (Y)
Sumber: Data Primer diolah, 2017 menyelesaikan tugas karyawan juga harus
hanya
cepat, namun
dalam
Berdasarkan tabel 2 di atas, menunjukkan disiplin dalam mengerjakan tugas dengan
bahwa nilai Cronbach’s Alpha berada antara teliti dalam bekerja dan melakukan
0,734 sampai dengan 0,936, yang dimana semua pengecekan ulang
variabel lebih besar dari 0,6 pada taraf signifikan
5. Kerjasama 0,05. Dengan demikian, keempat variabel Kemampuan dalam bekerjasama dengan
penelitian ini dapat dinyatakan reliabel, sehingga rekan kerja lainya seperti bisa menerima dan
dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. menghargai pendapat orang lain.
Koefisien Determinasi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Nilai koefisien determinasi dari model
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
penelitian disajikan sebagai berikut: Hasil pengujian validitas pada masing-
Tabel 3: Hasil Pengujian Koefisien
masing variabel dapat dilihat pada tabel berikut
Determinasi
ini:
Adjusted Std. Error of
Model
Tabel 1: Hasil Pengujian Validitas
Square
R Square the Estimate
No Variabel Item
Pearson
Correlation
Value/Sig
Ket
Sumber: Data Primer diolah, 2017.
1 Kepemimpinan
X1.1 0,705
Valid
(X1)
X1.2 0,893
Valid
Berdasarkan pada tabel 3 menunjukkan tabelnya. Bilamana nilai t-hitung > t-tabel, bahwa nilai adjusted R Square sebesar 0,632
maka Hipotesis nol (H0) ditolak dan atau 63,2%. Hal ini berarti bahwa variabel
hipotesis alternatif (Ha) diterima. Sebaliknya, independen yaitu Kepemimpinan, Kompetensi
jika nilai t-hitung < t-tabel maka hipotesis nol dan Pelatihan memberikan pengaruh terhadap
(H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) variabel dependen yaitu Kinerja Pegawai sebesar
ditolak. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 63,2%, sedangkan sisanya sebesar 36,8%
4.13, dihasilkan nilai t-hitung variabel dipengaruhi variabel lain diluar penelitian ini.
kepemimpinan sebesar 2,339 dengan taraf signifikan 0,026, dan diperoleh nilai t-tabel
Pengujian Hipotesis
pada df= 33 (df= n-k-1 = 37-4-1) yaitu Pengujian Hipotesis secara parsial ini
sebesar 2,034. Dengan demikian, nilai t- digunakan untuk melihat pengaruh variabel
hitung lebih besar dari nilai t-tabel (2,339 > Kepemimpinan (X1), Kompetensi (X2) dan
2,034), sehingga dapat dinyatakan bahwa Pelatihan (X3) terhadap Kinerja Pegawai (Y)
berpengaruh signifikan pada Bagian Umum Sekretariat Daerah
kepemimpinan
terhadap kinerja pegawai. Berdasarkan nilai Kabupaten Soppeng. Hasil pengujiannya dapat
koefisien regresi menunjukkan tanda positif dilihat dari perbandingan antara nilai t-hitung
(0,263), maka dapat disimpulkan bahwa: dan t-tabel. Adapun hasil pengujian secara
Hipotesis pertama dalam penelitian ini parsial dapat dilihat dari tabel berikut ini:
terbukti, artinya kepemimpinan berpengaruh
Tabel 4: Hasil Analisis Regresi
positif dan signifikan terhadap kinerja
Model Unstandardized
B Std.
Beta
b) Pengujian Hipotesis Kedua (H2)
Hipotesis kedua yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
Ha: Kompetensi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai Bagian Sumber: Data Primer diolah, 2017
a. Dependent Variable: Kinerja Kerja
Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Berdasarkan tabel 4, maka diperoleh
Soppeng
model persamaan regresi dalam penelitian ini Pengujian secara parsial dianalisis melalui sebagai berikut:
besarnya nilai t-hitung yang diperoleh Y = 0,981+0,389X1+0,333X2+0,285X3+e
kemudian membandingkan dengan nilai t- Dimana:
tabelnya. Bilamana nilai t-hitung > t-tabel, Y = Kinerja Pegawai
maka Hipotesis nol (H0) ditolak dan X1 = Kepemimpinan
hipotesis alternatif (Ha) diterima. Sebaliknya, X2 = Kompetensi
jika nilai t-hitung < t-tabel maka hipotesis nol X3 = Pelatihan
(H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha)
e = Standar Erorr ditolak. Berdasarkan hasil analisis pada tabel
4.13, dihasilkan nilai t-hitung variabel Adapun hasil pengujian hipotesis dalam kompetensi sebesar 4,245 dengan taraf penelitian ini sebagai berikut: signifikan 0,000, dan diperoleh nilai t-tabel
a) Pengujian Hipotesis Pertama (H1) pada df= 33 (df= n-k-1 = 37-4-1) yaitu Hipotesis pertama yang diajukan dalam sebesar 2,034. Dengan demikian, nilai t- penelitian ini adalah: hitung lebih besar dari nilai t-tabel (4,245 > Ha: Kepemimpinan berpengaruh positif dan 2,034), sehingga dapat dinyatakan bahwa signifikan terhadap kinerja pegawai Bagian kompetensi berpengaruh signifikan terhadap Umum Sekretariat Daerah Kabupaten kinerja pegawai. Berdasarkan nilai koefisien Soppeng regresi menunjukkan tanda positif (0,490), Pengujian secara parsial dianalisis melalui maka dapat disimpulkan bahwa: Hipotesis besarnya nilai t-hitung yang diperoleh kedua dalam penelitian ini terbukti, artinya kemudian membandingkan dengan nilai t- a) Pengujian Hipotesis Pertama (H1) pada df= 33 (df= n-k-1 = 37-4-1) yaitu Hipotesis pertama yang diajukan dalam sebesar 2,034. Dengan demikian, nilai t- penelitian ini adalah: hitung lebih besar dari nilai t-tabel (4,245 > Ha: Kepemimpinan berpengaruh positif dan 2,034), sehingga dapat dinyatakan bahwa signifikan terhadap kinerja pegawai Bagian kompetensi berpengaruh signifikan terhadap Umum Sekretariat Daerah Kabupaten kinerja pegawai. Berdasarkan nilai koefisien Soppeng regresi menunjukkan tanda positif (0,490), Pengujian secara parsial dianalisis melalui maka dapat disimpulkan bahwa: Hipotesis besarnya nilai t-hitung yang diperoleh kedua dalam penelitian ini terbukti, artinya kemudian membandingkan dengan nilai t-
diterima dan menolak Ha. Tabel berikut akan signifikan terhadap kinerja pegawai.
positif
dan
menyajikan hasil perhitungan SPSS:
c) Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)
Tabel 5: Hasil Uji secara Simultan (Uji-F)
Ha: Pelatihan berpengaruh positif dan
ANOVA b
signifikan terhadap kinerja pegawai Bagian
F Umum Sig. Sekretariat Daerah Kabupaten
Model
Sum of
df Mean
Pengujian secara parsial dianalisis melalui
besarnya nilai t-hitung yang diperoleh
Total
kemudian membandingkan dengan nilai t- a. Predictors: (Constant), Pelatihan, Kepemimpinan,Kompetensi
b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
tabelnya. Bilamana nilai t-hitung > t-tabel, Sumber: Data Primer diolah, 2017 maka Hipotesis nol (H0) ditolak dan
hipotesis alternatif (Ha) diterima. Sebaliknya, Berdasarkan tabel 5 diperoleh nilai F hitung jika nilai t-hitung < t-tabel maka hipotesis nol
sebesar 21,630 dengan nilai signifikansi 0,000 (H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha)
dan F-tabel sebesar 2,89 (df1 = 3, df2 = 33). ditolak. Berdasarkan hasil analisis pada tabel
Dikarenakan F-hitung lebih besar dari F-tabel
4.13, dihasilkan nilai t-hitung variabel (21,630 > 2,89) dan signifikan 0,000 lebih kecil pelatihan sebesar 2,745 dengan taraf
Ha diterima, yaitu signifikan 0,010, dan diperoleh nilai t-tabel
dari 0,05
maka
bahwa kepemimpinan, pada df= 33 (df= n-k-1 = 37-4-1) yaitu
menyimpulkan
kompetensi, dan pelatihan secara simultan sebesar 2,034. Dengan demikian, nilai t-
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai hitung lebih besar dari nilai t-tabel (2,745 >
Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten 2,034), sehingga dapat dinyatakan bahwa
Soppeng sehingga hasil penelitian ini diterima pelatihan berpengaruh signifikan terhadap
dan terbukti.
kinerja pegawai. Berdasarkan nilai koefisien
Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja
regresi menunjukkan tanda positif (0,303),
Pegawai Bagian Umum Sekretariat Daerah
maka dapat disimpulkan bahwa: Hipotesis
Kabupaten Soppeng
ketiga dalam penelitian ini terbukti, artinya Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pelatihan berpengaruh positif dan signifikan
secara parsial untuk melihat pengaruh terhadap kinerja pegawai.
kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Bagian
d) Pengujian Hipotesis Keempat (H4) Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Soppeng, Hasil analisis penelitian pengaruh seluruh
bahwa kepemimpinan variabel independen terhadap variabel
dapat
diketahui
berpengaruh positif dan signifikan terhadap dependen secara simultan (Uji F), artinya
kinerja pegawai. Kondisi ini dilihat berdasarkan kepemimpinan, kompetensi, dan pelatihan
perbandingan nilai t-hitung dengan t-tabel dan secara bersama-sama berpengaruh signifikan
tingkat signifikan variabel kepemimpinan, terhadap kinerja pegawai. Sehingga hipotesis
dimana nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel keempat yang diajukan dalam penelitian ini
(2,339 > 2,034) dan taraf signifikan 0,026 adalah:
(0,026<0,05), serta nilai koefisien regresi Ha : Kepemimpinan, kompetensi, dan
menunjukkan tanda positif (0,263), maka dapat pelatihan secara simultan berpengaruh
disimpulkan bahwa kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Bagian
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Umum Sekretariat Daerah Kabupaten
Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Soppeng.
semakin tinggi Pengambilan keputusan dalam pengujian
Soppeng.
Artinya,
kepemimpinan maka kinerja pegawai akan hipotesis ini dengan membandingkan
semakin tinggi, sebaliknya semakin rendah signifikansi nilai F. Jika hasil F-hitung > dari
kepemimpinan maka kinerja pegawai akan F-tabel, maka H0 ditolak dan menerima Ha,
semakin rendah.
sebaliknya jika F-hitung < F-tabel maka H0
Daerah Kabupaten Soppeng kepemimpinan di terjemahkan kedalam istilah
Menurut Wahjosumidjo
Sekretariat
pimpinan menunjukkan tanggung jawab atas sifat- sifat, perilaku pribadi, pengaruh terhadap
keputusan yang telah diambil dengan sangat orang lain, pola- pola, interaksi, hubungan kerja
baik. Adapun yang paling dinilai rendah oleh sama antarperan, kedudukan dari satu jabatan
responden yaitu indikator tentang Kesanggupan administratif, dan persuasif, dan persepsi dari
pimpinan dalam memecahkan masalah (X1.2). lain-lain tentang legitimasi pengaruh. Keith
Ini berarti bahwa meskipun secara rata-rata Davis mengikhtisarkan ada 4 ciri utama yang
masih termasuk dalam kategori sangat baik, mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan
responden kemampuan kepemimpinan
namun
menurut
pimpinan dalam memecahkan masalah masih (Reksohadiprodjo dan Handoko; 2000) yaitu:
dibandingkan indikator
1. Kecerdasan (intellegence).
kepemimpinan yang lainnya sehingga hal ini penelitian pada umumnya menunjukkan
Penelitian-
dapat menjadi masukan bagi pimpinan untuk bahwa seorang pemimpin mempunyai tingkat
lebih memperhatikan kemampuan dalam kecerdasan yang lebih tinggi daripada
memecahkan masalah yang ada di sekretariat pengikutnya, tetapi tidak sangat berbeda.
daerah kabupaten Soppeng.
2. Kedewasaan sosial dan hubungan sosial yang Kepemimpinan yang semakin baik akan luas (social maturity and breadth). Pemimpin
dapat membantu dalam meningkatkan kinerja cenderung mempunyai emosi yang stabil dan
pegawai di Bagian Umum Sekretariat Daerah dewasa atau matang, serta mempunyai
Kabupaten Soppeng. Hasil penelitian ini sejalan kegiatan-kegiatan dan perhatian yang luas.
dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan
3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi. sebelumnya, diantanya yaitu Wiranata (2011) Pemimpin secara relatif mempunyai motivasi
yang dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa dan dorongan berprestasi yang tinggi.
kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja Mereka bekerja keras lebih untuk nilai
karyawan. Wiranata menyarankan bahwa intrinsik daripada ekstrinsik.
pimpinan
perusahaan
diharapkan tetap
4. Sikap-sikap hubungan manusiawi. Seorang mengadakan pendekatan dan pengawasan pemimpin yang sukses akan mengakui harga
seperlunya terhadap karyawan agar dapat diri dan martabat pengikut-pengikutnya,
meningkatkan kinerja karyawan. Sejalan dengan mempunyai perhatian yang tinggi dan
penelitian tersebut, penelitian terbaru yang berorientasi pada karyawan.
dilakukan Tatulus, et al (2015) bahwa hubungan Kepemimpinan
fungsional pengaruh peran kepemimpinan Sekretariat Daerah Kabupaten Soppeng diukur
di
Bagian Umum
terhadap kinerja pegawai ialah positif dan menggunakan 5 indikator yaitu Tanggung jawab
meyakinkan. Lebih lanjut, menurut Tatulus, et al pimpinan atas keputusan yang diambil (X1.1),
Kepemimpinan sebagai Kesanggupan pimpinan dalam memecahkan
bahwa
Peran
Katalisator, Integrator dan berprilaku sebagai masalah (X1.2), Dorongan semangat dari
bapak perlu ditingkatkan. Sebagai leader dalam pimpinan
organisasi merupakan motor pengerak harus Pendelegasian tugas dari pimpinan kepada
menegakkan ketegasan untuk mencapai visi dan bawahan (X1.4), dan Pimpinan memberi
misi organisasi.
teladan bagi bawahan (X1.5). Berdasarkan
Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja
perbandingan rata-rata skor jawaban responden
Pegawai Bagian Umum Sekretariat Daerah
dari masing-masing indikator, responden yang
Kabupaten Soppeng
dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di Berdasarkan hasil pengujian hipotesis Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten secara parsial untuk melihat pengaruh Soppeng dapat diketahui bahwa indikator kompetensi terhadap kinerja pegawai Bagian tentang Tanggung jawab pimpinan atas Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Soppeng, keputusan yang diambil (X1.1) merupakan dapat diketahui bahwa kompetensi berpengaruh indikator yang paling dinilai tinggi oleh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. responden. Ini berarti bahwa di Bagian Umum
Kondisi ini dilihat berdasarkan perbandingan nilai t-hitung dengan t-tabel dan tingkat signifikan variabel kompetensi, dimana nilai t- hitung lebih besar dari nilai t-tabel (4,245 > 2,034) dan taraf signifikan 0,000 (0,000 < 0,05), serta nilai koefisien regresi menunjukkan tanda positif (0,490), maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Soppeng. Artinya, semakin tinggi kompetensi pegawai maka kinerja pegawai akan semakin tinggi, sebaliknya semakin rendah kompetensi pegawai maka kinerja pegawai akan semakin rendah.
Menurut Noe (2002) bahwa kompetensi merupakan aspek kemampuan seseorang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai, atau karakteristik pribadi yang memungkinkan pekerja
menyelesaikan pekerjaan mereka melalui pencapaian hasil atau keberhasilan dalam menyelesaikan tugas-tugas. Dalam hal ini, masing-masing organisasi berupaya untuk meningkatkan
kompetensi sumber
daya
manusia/ pegawai yang dimiliki sehingga pegawai tersebut memiliki kemampuan kerja yang dapat dimanfaatkan, dikembangkan serta mampu mengikuti perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Artinya bahwa, setiap organisasi membutuhkan SDM yang berkompeten dan profesional dalam mencapai Visi serta mampu melaksanakan misi organisasi. Terlebih lagi temuan peneliti bahwa ketika kompetensi pegawai di Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Soppeng semakin tinggi, maka kinerja pegawai akan semakin meningkat. Oleh karena itu, strategi peningkatan kompetensi sumber daya manusia untuk dapat memenuhi tantangan peningkatan perkembangan yang semakin pesat, efisien dan produktif, perlu dilakukan secara terus menerus, sehingga menjadikan sumber daya yang produktif (Sedarmayanti, 2004).
Kompetensi pegawai di Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Soppeng diukur menggunakan lima indikator yaitu Mampu mengemban tugas dan pekerjaan yang ada di dalam organisasi secara rasional (X2.1); Memiliki pengetahuan yang mendalam tentang tugas dan pekerjaan yang diembannya (X2.2);