MAHASISWA: SISWA YANG DEWASA (kajian strategi belajar dan kode etik)
MAHASISWA: SISWA YANG DEWASA (kajian strategi belajar dan kode etik) Antonius Cahya Prihandoko
1
2
1
2
1
2
1
2 Aktivitas belajar pada tiap jenjang pendidikan, baik SLTP,
SLTA dan PT, memiliki makna dan arah yang sama, untuk
memperoleh:
kecakapan kognitif
Aktivitas belajar pada tiap jenjang pendidikan, baik SLTP,
SLTA dan PT, memiliki makna dan arah yang sama, untuk
memperoleh:
kecakapan kognitif
Aktivitas belajar pada tiap jenjang pendidikan, baik SLTP,
SLTA dan PT, memiliki makna dan arah yang sama, untuk
memperoleh:
kecakapan kognitif
Aktivitas belajar pada tiap jenjang pendidikan, baik SLTP,
SLTA dan PT, memiliki makna dan arah yang sama, untuk
memperoleh:
kecakapan kognitif
Aktivitas belajar pada tiap jenjang pendidikan, baik SLTP,
SLTA dan PT, memiliki makna dan arah yang sama, untuk
memperoleh:
kecakapan kognitif
Aktivitas belajar pada tiap jenjang pendidikan, baik SLTP,
SLTA dan PT, memiliki makna dan arah yang sama, untuk
memperoleh:
kecakapan kognitif
mahasiswa memiliki kemampuan memahami dan
mengarahkan diri sendiri, tidak bergantung pada orang lain,dapat bertanggungjawab terhadap tindakan sendiri, dan
dapat mengambil keputusan sendiri
Pengakuan tersebut
mahasiswa memiliki kemampuan memahami dan
mengarahkan diri sendiri, tidak bergantung pada orang lain,dapat bertanggungjawab terhadap tindakan sendiri, dan
dapat mengambil keputusan sendiri
Pengakuan tersebut
mahasiswa memiliki kemampuan memahami dan
mengarahkan diri sendiri, tidak bergantung pada orang lain,dapat bertanggungjawab terhadap tindakan sendiri, dan
dapat mengambil keputusan sendiri
Pengakuan tersebut
Konsekuensinya
mahasiswa dituntut tidak pasif dan menerima apa adanya, tetapi harus aktif dan kreatif sesuai pengalaman hidupnya. terbentuknya mahasiswa mandiri, dapat belajar dan bekerja secara mandiri, menjadi guru bagi dirinya
Konsekuensinya mahasiswa dituntut tidak pasif dan menerima apa adanya, tetapi harus aktif dan kreatif sesuai pengalaman hidupnya. terbentuknya mahasiswa mandiri, dapat belajar dan bekerja secara mandiri, menjadi guru bagi dirinya
Konsekuensinya
mahasiswa dituntut tidak pasif dan menerima apa adanya, tetapi harus aktif dan kreatif sesuai pengalaman hidupnya. terbentuknya mahasiswa mandiri, dapat belajar dan bekerja secara mandiri, menjadi guru bagi dirinya
Konsekuensinya
mahasiswa dituntut tidak pasif dan menerima apa adanya, tetapi harus aktif dan kreatif sesuai pengalaman hidupnya. terbentuknya mahasiswa mandiri, dapat belajar dan bekerja secara mandiri, menjadi guru bagi dirinya
Arah belajar orang dewasa
lebih pada bentuk pemecahan masalah melalui
pengarahan diri sendiri
menyusun pertanyaan dan mencari jawaban sendiri
Arah belajar orang dewasa
lebih pada bentuk pemecahan masalah melalui
pengarahan diri sendiri
menyusun pertanyaan dan mencari jawaban sendiri
Arah belajar orang dewasa
lebih pada bentuk pemecahan masalah melalui
pengarahan diri sendiri
menyusun pertanyaan dan mencari jawaban sendiri
Arah belajar orang dewasa
lebih pada bentuk pemecahan masalah melalui
pengarahan diri sendiri
menyusun pertanyaan dan mencari jawaban sendiri
bebas menentukan apa yang akan dipelajari bersikap demokratis, praktis, kritis dan berani menilai kebenaran informasi yang diterima pendekatan belajar mengarah pada pemecahan masalah
bebas menentukan apa yang akan dipelajari bersikap demokratis, praktis, kritis dan berani menilai kebenaran informasi yang diterima pendekatan belajar mengarah pada pemecahan masalah
bebas menentukan apa yang akan dipelajari bersikap demokratis, praktis, kritis dan berani menilai kebenaran informasi yang diterima pendekatan belajar mengarah pada pemecahan masalah
bebas menentukan apa yang akan dipelajari bersikap demokratis, praktis, kritis dan berani menilai kebenaran informasi yang diterima pendekatan belajar mengarah pada pemecahan masalah
bebas menentukan apa yang akan dipelajari bersikap demokratis, praktis, kritis dan berani menilai kebenaran informasi yang diterima pendekatan belajar mengarah pada pemecahan masalah
bebas menentukan apa yang akan dipelajari bersikap demokratis, praktis, kritis dan berani menilai kebenaran informasi yang diterima pendekatan belajar mengarah pada pemecahan masalah
bebas menentukan apa yang akan dipelajari bersikap demokratis, praktis, kritis dan berani menilai kebenaran informasi yang diterima pendekatan belajar mengarah pada pemecahan masalah
bebas menentukan apa yang akan dipelajari bersikap demokratis, praktis, kritis dan berani menilai kebenaran informasi yang diterima pendekatan belajar mengarah pada pemecahan masalah
bebas menentukan apa yang akan dipelajari bersikap demokratis, praktis, kritis dan berani menilai kebenaran informasi yang diterima pendekatan belajar mengarah pada pemecahan masalah
Sebagai orang dewasa
mahasiswa harus mampu mengambil keputusan sendiri berdasarkan sistem nilai dan pengetahuan yang dimiliki tanpa pengaruh orang lain
Sebagai orang dewasa
mahasiswa harus mampu mengambil keputusan sendiri berdasarkan sistem nilai dan pengetahuan yang dimiliki tanpa pengaruh orang lain dimiliki oleh pribadi-pribadi anggota sivitas akademika
(mahasiswa dan dosen) untuk melaksanakan kegiatan yang
terkait dengan pendidikan secara bertanggung jawab dan
mandiri yang berkaitan dengan upaya penguasaan dan
pengembangan IPTEKS yang mendukung pembangunan
nasional. dimiliki oleh pribadi-pribadi anggota sivitas akademika
(mahasiswa dan dosen) untuk melaksanakan kegiatan yang
terkait dengan pendidikan secara bertanggung jawab dan
mandiri yang berkaitan dengan upaya penguasaan dan
pengembangan IPTEKS yang mendukung pembangunan
nasional.
Otonomi keilmuan
merupakan pedoman bagi perguruan tinggi dan sivitas
akademika dalam penguasaan dan pengembangan
IPTEKS.
Norma dan etika masyarakat ilmiah
Otonomi keilmuan
merupakan pedoman bagi perguruan tinggi dan sivitas
akademika dalam penguasaan dan pengembangan
IPTEKS.
Norma dan etika masyarakat ilmiah
Otonomi keilmuan
merupakan pedoman bagi perguruan tinggi dan sivitas
akademika dalam penguasaan dan pengembangan
IPTEKS.
Norma dan etika masyarakat ilmiah
Otonomi keilmuan
merupakan pedoman bagi perguruan tinggi dan sivitas
akademika dalam penguasaan dan pengembangan
IPTEKS.
Norma dan etika masyarakat ilmiah
Otonomi keilmuan
merupakan pedoman bagi perguruan tinggi dan sivitas
akademika dalam penguasaan dan pengembangan
IPTEKS.
Norma dan etika masyarakat ilmiah
Sikap dan perilaku
Mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda
=⇒ memberi rasa percaya pada masyarakat sebagai
penerima tongkat estafet kepemimpinan
Sikap dan perilaku
Mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda
=⇒ memberi rasa percaya pada masyarakat sebagai
penerima tongkat estafet kepemimpinan
Sikap dan perilaku
Mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda
=⇒ memberi rasa percaya pada masyarakat sebagai
penerima tongkat estafet kepemimpinan
Sikap dan perilaku
Mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda
=⇒ memberi rasa percaya pada masyarakat sebagai
penerima tongkat estafet kepemimpinan
Dilihat dari aspek Proses
mampu melaksanakan tugas secara divergen :
ketertarikan untuk diskusi,
mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
Dilihat dari aspek Proses
mampu melaksanakan tugas secara divergen :
ketertarikan untuk diskusi,
mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
Dilihat dari aspek Proses
mampu melaksanakan tugas secara divergen :
ketertarikan untuk diskusi,
mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
Dilihat dari aspek Proses
mampu melaksanakan tugas secara divergen :
ketertarikan untuk diskusi,
mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
Dilihat dari aspek Proses
mampu melaksanakan tugas secara divergen :
ketertarikan untuk diskusi,
mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
memiliki komitmen tinggi tugas yang menjadi
tanggungjawabnya:
Disiplin
Daya juang tinggi
memiliki komitmen tinggi tugas yang menjadi
tanggungjawabnya:
Disiplin
Daya juang tinggi
memiliki komitmen tinggi tugas yang menjadi
tanggungjawabnya:
Disiplin
Daya juang tinggi
memiliki komitmen tinggi tugas yang menjadi
tanggungjawabnya:
Disiplin
Daya juang tinggi
memiliki komitmen tinggi tugas yang menjadi
tanggungjawabnya:
Disiplin
Daya juang tinggi
memiliki komitmen tinggi tugas yang menjadi
tanggungjawabnya:
Disiplin
Daya juang tinggi
memiliki komitmen tinggi tugas yang menjadi
tanggungjawabnya:
Disiplin
Daya juang tinggi
Kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai
kegiatan kelompok: berkontribusi dalam kelompok
Kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai
kegiatan kelompok: berkontribusi dalam kelompok
Kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai
kegiatan kelompok: berkontribusi dalam kelompok
Kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai
kegiatan kelompok: berkontribusi dalam kelompok
Kemampuan berkomunikasi:
Mampu menyampaikan pikiran, perasaan, dan
keinginan tanpa merugikan pihak lain (asertif);
Mampu berkomunikasi secara lisan, tertulis, verbal,
nonverbal secara jelas, sistematis tidak ambigu,
Kemampuan berkomunikasi:
Mampu menyampaikan pikiran, perasaan, dan
keinginan tanpa merugikan pihak lain (asertif);
Mampu berkomunikasi secara lisan, tertulis, verbal,
nonverbal secara jelas, sistematis tidak ambigu,
Kemampuan berkomunikasi:
Mampu menyampaikan pikiran, perasaan, dan
keinginan tanpa merugikan pihak lain (asertif);
Mampu berkomunikasi secara lisan, tertulis, verbal,
nonverbal secara jelas, sistematis tidak ambigu,
Kemampuan berkomunikasi:
Mampu menyampaikan pikiran, perasaan, dan
keinginan tanpa merugikan pihak lain (asertif);
Mampu berkomunikasi secara lisan, tertulis, verbal,
nonverbal secara jelas, sistematis tidak ambigu,
Kemampuan berkomunikasi:
Mampu menyampaikan pikiran, perasaan, dan
keinginan tanpa merugikan pihak lain (asertif);
Mampu berkomunikasi secara lisan, tertulis, verbal,
nonverbal secara jelas, sistematis tidak ambigu,
Kemampuan membangun sikap saling percaya (trust): Adanya komitmen dan disiplin serta terbuka menerima pendapat orang lain (opennes) Berbagi informasi (sharing) Memberi dukungan (support) dengan cara elegant dan gentle
Kemampuan membangun sikap saling percaya (trust):
Adanya komitmen dan disiplin serta terbuka menerima pendapat orang lain (opennes)
Berbagi informasi (sharing) Memberi dukungan (support) dengan cara elegant dan gentle
Kemampuan membangun sikap saling percaya (trust): Adanya komitmen dan disiplin serta terbuka menerima pendapat orang lain (opennes) Berbagi informasi (sharing) Memberi dukungan (support) dengan cara elegant dan gentle
Kemampuan membangun sikap saling percaya (trust):
Adanya komitmen dan disiplin serta terbuka menerima pendapat orang lain (opennes) Berbagi informasi (sharing) Memberi dukungan (support) dengan cara elegant dan gentle
Kemampuan membangun sikap saling percaya (trust):
Adanya komitmen dan disiplin serta terbuka menerima pendapat orang lain (opennes) Berbagi informasi (sharing) Memberi dukungan (support) dengan cara elegant dan gentle
Kemampuan membangun sikap saling percaya (trust):
Adanya komitmen dan disiplin serta terbuka menerima pendapat orang lain (opennes) Berbagi informasi (sharing) Memberi dukungan (support) dengan cara elegant dan gentle
Kemampuan membangun sikap saling percaya (trust):
Adanya komitmen dan disiplin serta terbuka menerima pendapat orang lain (opennes) Berbagi informasi (sharing) Memberi dukungan (support) dengan cara elegant dan gentle
Sikap jujur: Tidak plagiat Berani mengakui kesalahan dan menerima diri apa adanya Tidak ragu mengapresiasi orang
Sikap jujur:
Tidak plagiat
Berani mengakui kesalahan dan menerima diri apa adanya Tidak ragu mengapresiasi orang
Sikap jujur: Tidak plagiat Berani mengakui kesalahan dan menerima diri apa adanya Tidak ragu mengapresiasi orang
Sikap jujur:
Tidak plagiat Berani mengakui kesalahan dan menerima diri apa adanya Tidak ragu mengapresiasi orang
Sikap jujur:
Tidak plagiat Berani mengakui kesalahan dan menerima diri apa adanya Tidak ragu mengapresiasi orang
Sikap jujur:
Tidak plagiat Berani mengakui kesalahan dan menerima diri apa adanya Tidak ragu mengapresiasi orang
Sikap jujur:
Tidak plagiat Berani mengakui kesalahan dan menerima diri apa adanya Tidak ragu mengapresiasi orang
Berpikir positif
Sikap adil dan obyektif (tidak apriori)
Toleransi (menerima dan menghargai keragaman)
Berpikir positif
Sikap adil dan obyektif (tidak apriori)
Toleransi (menerima dan menghargai keragaman)
Berpikir positif
Sikap adil dan obyektif (tidak apriori)
Toleransi (menerima dan menghargai keragaman)
Berpikir positif
Sikap adil dan obyektif (tidak apriori)
Toleransi (menerima dan menghargai keragaman)
Sikap bertatakrama:
Bertutur kata santun dan tetap berpikir kritis
Berpenampilan dan berperilaku sopan baik dalam
Sikap bertatakrama:
Bertutur kata santun dan tetap berpikir kritis
Berpenampilan dan berperilaku sopan baik dalam
Sikap bertatakrama:
Bertutur kata santun dan tetap berpikir kritis
Berpenampilan dan berperilaku sopan baik dalam
Sikap bertatakrama:
Bertutur kata santun dan tetap berpikir kritis
Berpenampilan dan berperilaku sopan baik dalam
Sikap taat hukum:
Mematuhi peraturan di semua kondisi
Tidak mengkonsumsi miras dan narkoba
Tidak memiliki barang ilegal
Tidak melakukan perusakan lingkungan hidup
Sikap taat hukum:
Mematuhi peraturan di semua kondisi
Tidak mengkonsumsi miras dan narkoba
Tidak memiliki barang ilegal
Tidak melakukan perusakan lingkungan hidup
Sikap taat hukum:
Mematuhi peraturan di semua kondisi
Tidak mengkonsumsi miras dan narkoba
Tidak memiliki barang ilegal
Tidak melakukan perusakan lingkungan hidup
Sikap taat hukum:
Mematuhi peraturan di semua kondisi
Tidak mengkonsumsi miras dan narkoba
Tidak memiliki barang ilegal
Tidak melakukan perusakan lingkungan hidup
Sikap taat hukum:
Mematuhi peraturan di semua kondisi
Tidak mengkonsumsi miras dan narkoba
Tidak memiliki barang ilegal
Tidak melakukan perusakan lingkungan hidup
Sikap taat hukum:
Mematuhi peraturan di semua kondisi
Tidak mengkonsumsi miras dan narkoba
Tidak memiliki barang ilegal
Tidak melakukan perusakan lingkungan hidup
Sikap taat hukum:
Mematuhi peraturan di semua kondisi
Tidak mengkonsumsi miras dan narkoba
Tidak memiliki barang ilegal
Tidak melakukan perusakan lingkungan hidup
Berpikir Kritis
Berpikir kritis merupakan kegiatan yang melibatkan pemikiran dalam mengungkapkan permasalahan, merencanakan penyelesaian, mengkaji langkah-langkah penyelesaian, menduga karena
Berpikir Kritis
Berpikir kritis merupakan kegiatan yang melibatkan pemikiran dalam mengungkapkan permasalahan, merencanakan penyelesaian, mengkaji langkah-langkah penyelesaian, menduga karena
Berpikir Kritis
Berpikir kritis merupakan kegiatan yang melibatkan pemikiran dalam mengungkapkan permasalahan, merencanakan penyelesaian, mengkaji langkah-langkah penyelesaian, menduga karena Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan sistem penalaran yang
berlangsung dari hal-hal yang khusus ke hal-hal yang
umum (generalisasi)
Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan sistem penalaran yang
berlangsung dari hal-hal yang khusus ke hal-hal yang
umum (generalisasi)
Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan sistem penalaran yang
berlangsung dari hal-hal yang khusus ke hal-hal yang
umum (generalisasi)
Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan sistem penalaran yang
berlangsung dari hal-hal yang khusus ke hal-hal yang
umum (generalisasi)
Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan sistem penalaran yang
berlangsung dari hal-hal yang khusus ke hal-hal yang
umum (generalisasi)
Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan sistem penalaran yang
berlangsung dari hal-hal yang khusus ke hal-hal yang
umum (generalisasi)
Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan sistem penalaran yang
berlangsung dari hal-hal yang khusus ke hal-hal yang
umum (generalisasi)
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif merupakan sistem penalaran yang
berlangsung dari hal-hal yang umum (generalisasi) ke
hal-hal yang khusus
Simpulan didasarkan atas pernyataan generalisasi
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif merupakan sistem penalaran yang
berlangsung dari hal-hal yang umum (generalisasi) ke
hal-hal yang khusus
Simpulan didasarkan atas pernyataan generalisasi
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif merupakan sistem penalaran yang
berlangsung dari hal-hal yang umum (generalisasi) ke
hal-hal yang khusus
Simpulan didasarkan atas pernyataan generalisasi
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif merupakan sistem penalaran yang
berlangsung dari hal-hal yang umum (generalisasi) ke
hal-hal yang khusus
Simpulan didasarkan atas pernyataan generalisasi
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif berperan besar dalam matematika Kebenaran suatu pernyataan harus didasarkan pada kebenaran penyataan sebelumnya Diperlukan pernyataan paling awal yang sudah
Penalaran deduktif berperan besar dalam matematika
Penalaran Deduktif
Kebenaran suatu pernyataan harus didasarkan pada kebenaran penyataan sebelumnya Diperlukan pernyataan paling awal yang sudah
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif berperan besar dalam matematika Kebenaran suatu pernyataan harus didasarkan pada kebenaran penyataan sebelumnya Diperlukan pernyataan paling awal yang sudah
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif berperan besar dalam matematika Kebenaran suatu pernyataan harus didasarkan pada kebenaran penyataan sebelumnya Diperlukan pernyataan paling awal yang sudah
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif berperan besar dalam matematika Kebenaran suatu pernyataan harus didasarkan pada kebenaran penyataan sebelumnya Diperlukan pernyataan paling awal yang sudah
Bahan penting untuk berpikir kritis dan penalaran
deduktif
Pernyataan merupakan pengertian pangkal yang
bernilai benar atau salah
Proposisi adalah pernyataan yang bernilai benar saja atau salah saja
Bahan penting untuk berpikir kritis dan penalaran
deduktif
Pernyataan merupakan pengertian pangkal yang
bernilai benar atau salah
Proposisi adalah pernyataan yang bernilai benar saja atau salah saja
Bahan penting untuk berpikir kritis dan penalaran
deduktif
Pernyataan merupakan pengertian pangkal yang
bernilai benar atau salah
Proposisi adalah pernyataan yang bernilai benar saja atau salah saja
Bahan penting untuk berpikir kritis dan penalaran
deduktif
Pernyataan merupakan pengertian pangkal yang
bernilai benar atau salah
Proposisi adalah pernyataan yang bernilai benar saja atau salah saja
Bahan penting untuk berpikir kritis dan penalaran
deduktif
Pernyataan merupakan pengertian pangkal yang
bernilai benar atau salah
Proposisi adalah pernyataan yang bernilai benar saja atau salah saja
p q p ∧ q B B B B S S S B S S S S
p q p ∧ q B B B B S S S B S S S S
p q p
=⇒ q B B B B S S S B B S S B
p q p
=⇒ q B B B B S S S B B S S B Pernyataan yang nilai kebenarannya sama. Misalnya p ⇒ q
dan ∼ q ⇒∼ p
Kontradiksi
Proposisi yang selalu bernilai salah. Misalnya
Pernyataan yang nilai kebenarannya sama. Misalnya p ⇒ q
dan ∼ q ⇒∼ p
Kontradiksi
Proposisi yang selalu bernilai salah. Misalnya
Pernyataan yang nilai kebenarannya sama. Misalnya p ⇒ q
dan ∼ q ⇒∼ p
Kontradiksi
Proposisi yang selalu bernilai salah. Misalnya
Teori-teori dalam bidang eksakta seringkali ditampilkan dalam bentuk teorema-teorema, yang perlu ditunjukkan pembuktiannya agar diyakini kebenarannya.
Teorema
Teori-teori dalam bidang eksakta seringkali ditampilkan dalam bentuk teorema-teorema, yang perlu ditunjukkan pembuktiannya agar diyakini kebenarannya.
Teorema
Teori-teori dalam bidang eksakta seringkali ditampilkan dalam bentuk teorema-teorema, yang perlu ditunjukkan pembuktiannya agar diyakini kebenarannya.
Teorema
Secara Langsung
Pada dasarnya sebuah teorema dapat dinyatakan dalam
bentuk implikasi
p =⇒ q
Secara Tidak Langsung Pembuktian ini menggunakan kontradiksi pada logika matematika. Teorema yang berbentuk p
=⇒ q dibuktikan dengan pertama-tama mengandaikan bahwa jika
Validitas
Sebuah penarikan kesimpulan dikatakan valid secara
matematis apabila secara keseluruhan menyusun sebuah tautologi, yakni sebuah pernyataan yang selalu bernilai
Modus Ponen
Pengambilan kesimpulan
premis 1 p ⇐⇒ q
premis 2 p
simpulan q
Modus Tollen
Pengambilan kesimpulan
premis 1 p ⇐⇒ q
∼
premis 2 q
∼ simpulan p
Grossman, P. 2002. Discrete Mathematics for Computing. New York: Palgrave Macmillan.
2 Prihandoko, A.C. 2006. Pemahaman dan Penyajian
Konsep Matematika Secara Benar dan Menarik.
Jakarta: Dit Ketenagaan Ditjen Dikti Depdiknas
3 Theresia, M.H.T.S. 1992. Pengantar Dasar
Grossman, P. 2002. Discrete Mathematics for Computing. New York: Palgrave Macmillan.
2 Prihandoko, A.C. 2006. Pemahaman dan Penyajian
Konsep Matematika Secara Benar dan Menarik.
Jakarta: Dit Ketenagaan Ditjen Dikti Depdiknas
3 Theresia, M.H.T.S. 1992. Pengantar Dasar
Grossman, P. 2002. Discrete Mathematics for Computing. New York: Palgrave Macmillan.
2 Prihandoko, A.C. 2006. Pemahaman dan Penyajian
Konsep Matematika Secara Benar dan Menarik.
Jakarta: Dit Ketenagaan Ditjen Dikti Depdiknas
3 Theresia, M.H.T.S. 1992. Pengantar Dasar
Grossman, P. 2002. Discrete Mathematics for Computing. New York: Palgrave Macmillan.
2 Prihandoko, A.C. 2006. Pemahaman dan Penyajian
Konsep Matematika Secara Benar dan Menarik.
Jakarta: Dit Ketenagaan Ditjen Dikti Depdiknas
3 Theresia, M.H.T.S. 1992. Pengantar Dasar
Grossman, P. 2002. Discrete Mathematics for Computing. New York: Palgrave Macmillan.
2 Prihandoko, A.C. 2006. Pemahaman dan Penyajian
Konsep Matematika Secara Benar dan Menarik.
Jakarta: Dit Ketenagaan Ditjen Dikti Depdiknas
3 Theresia, M.H.T.S. 1992. Pengantar Dasar