MAHASISWA: SISWA YANG DEWASA (kajian strategi belajar dan kode etik)

  

  MAHASISWA: SISWA YANG DEWASA (kajian strategi belajar dan kode etik) Antonius Cahya Prihandoko

  

  1

  2

  

  1

  2

  

  1

  2

  

  1

  2 Aktivitas belajar pada tiap jenjang pendidikan, baik SLTP,

  SLTA dan PT, memiliki makna dan arah yang sama, untuk

  

  memperoleh:

  

  kecakapan kognitif

  

  Aktivitas belajar pada tiap jenjang pendidikan, baik SLTP,

  SLTA dan PT, memiliki makna dan arah yang sama, untuk

  

  memperoleh:

  

  kecakapan kognitif

  

  Aktivitas belajar pada tiap jenjang pendidikan, baik SLTP,

  SLTA dan PT, memiliki makna dan arah yang sama, untuk

  

  memperoleh:

  

  kecakapan kognitif

  

  Aktivitas belajar pada tiap jenjang pendidikan, baik SLTP,

  SLTA dan PT, memiliki makna dan arah yang sama, untuk

  

  memperoleh:

  

  kecakapan kognitif

  

  Aktivitas belajar pada tiap jenjang pendidikan, baik SLTP,

  SLTA dan PT, memiliki makna dan arah yang sama, untuk

  

  memperoleh:

  

  kecakapan kognitif

  

  Aktivitas belajar pada tiap jenjang pendidikan, baik SLTP,

  SLTA dan PT, memiliki makna dan arah yang sama, untuk

  

  memperoleh:

  

  kecakapan kognitif

  

  

mahasiswa memiliki kemampuan memahami dan

mengarahkan diri sendiri, tidak bergantung pada orang lain,

   dapat bertanggungjawab terhadap tindakan sendiri, dan

  

  dapat mengambil keputusan sendiri

  

  Pengakuan tersebut

  

  

mahasiswa memiliki kemampuan memahami dan

mengarahkan diri sendiri, tidak bergantung pada orang lain,

   dapat bertanggungjawab terhadap tindakan sendiri, dan

  

  dapat mengambil keputusan sendiri

  

  Pengakuan tersebut

  

  

mahasiswa memiliki kemampuan memahami dan

mengarahkan diri sendiri, tidak bergantung pada orang lain,

   dapat bertanggungjawab terhadap tindakan sendiri, dan

  

  dapat mengambil keputusan sendiri

  

  Pengakuan tersebut

  

Konsekuensinya

  

  

  mahasiswa dituntut tidak pasif dan menerima apa adanya, tetapi harus aktif dan kreatif sesuai pengalaman hidupnya. terbentuknya mahasiswa mandiri, dapat belajar dan bekerja secara mandiri, menjadi guru bagi dirinya

  

  

  Konsekuensinya mahasiswa dituntut tidak pasif dan menerima apa adanya, tetapi harus aktif dan kreatif sesuai pengalaman hidupnya. terbentuknya mahasiswa mandiri, dapat belajar dan bekerja secara mandiri, menjadi guru bagi dirinya

Konsekuensinya

  

  

  mahasiswa dituntut tidak pasif dan menerima apa adanya, tetapi harus aktif dan kreatif sesuai pengalaman hidupnya. terbentuknya mahasiswa mandiri, dapat belajar dan bekerja secara mandiri, menjadi guru bagi dirinya

Konsekuensinya

  

  

  mahasiswa dituntut tidak pasif dan menerima apa adanya, tetapi harus aktif dan kreatif sesuai pengalaman hidupnya. terbentuknya mahasiswa mandiri, dapat belajar dan bekerja secara mandiri, menjadi guru bagi dirinya

   Arah belajar orang dewasa

  

  lebih pada bentuk pemecahan masalah melalui

  

  pengarahan diri sendiri

   menyusun pertanyaan dan mencari jawaban sendiri

   Arah belajar orang dewasa

  

  lebih pada bentuk pemecahan masalah melalui

  

  pengarahan diri sendiri

   menyusun pertanyaan dan mencari jawaban sendiri

   Arah belajar orang dewasa

  

  lebih pada bentuk pemecahan masalah melalui

  

  pengarahan diri sendiri

   menyusun pertanyaan dan mencari jawaban sendiri

   Arah belajar orang dewasa

  

  lebih pada bentuk pemecahan masalah melalui

  

  pengarahan diri sendiri

   menyusun pertanyaan dan mencari jawaban sendiri

  

  

  bebas menentukan apa yang akan dipelajari bersikap demokratis, praktis, kritis dan berani menilai kebenaran informasi yang diterima pendekatan belajar mengarah pada pemecahan masalah

  

  

  bebas menentukan apa yang akan dipelajari bersikap demokratis, praktis, kritis dan berani menilai kebenaran informasi yang diterima pendekatan belajar mengarah pada pemecahan masalah

  

  

  bebas menentukan apa yang akan dipelajari bersikap demokratis, praktis, kritis dan berani menilai kebenaran informasi yang diterima pendekatan belajar mengarah pada pemecahan masalah

  

  

  bebas menentukan apa yang akan dipelajari bersikap demokratis, praktis, kritis dan berani menilai kebenaran informasi yang diterima pendekatan belajar mengarah pada pemecahan masalah

  

  

  bebas menentukan apa yang akan dipelajari bersikap demokratis, praktis, kritis dan berani menilai kebenaran informasi yang diterima pendekatan belajar mengarah pada pemecahan masalah

  

  

  bebas menentukan apa yang akan dipelajari bersikap demokratis, praktis, kritis dan berani menilai kebenaran informasi yang diterima pendekatan belajar mengarah pada pemecahan masalah

  

  

  bebas menentukan apa yang akan dipelajari bersikap demokratis, praktis, kritis dan berani menilai kebenaran informasi yang diterima pendekatan belajar mengarah pada pemecahan masalah

  

  

  bebas menentukan apa yang akan dipelajari bersikap demokratis, praktis, kritis dan berani menilai kebenaran informasi yang diterima pendekatan belajar mengarah pada pemecahan masalah

  

  

  bebas menentukan apa yang akan dipelajari bersikap demokratis, praktis, kritis dan berani menilai kebenaran informasi yang diterima pendekatan belajar mengarah pada pemecahan masalah

  

Sebagai orang dewasa

  

  mahasiswa harus mampu mengambil keputusan sendiri berdasarkan sistem nilai dan pengetahuan yang dimiliki tanpa pengaruh orang lain

  

Sebagai orang dewasa

  

  mahasiswa harus mampu mengambil keputusan sendiri berdasarkan sistem nilai dan pengetahuan yang dimiliki tanpa pengaruh orang lain dimiliki oleh pribadi-pribadi anggota sivitas akademika

   (mahasiswa dan dosen) untuk melaksanakan kegiatan yang

   terkait dengan pendidikan secara bertanggung jawab dan

   mandiri yang berkaitan dengan upaya penguasaan dan

  

  pengembangan IPTEKS yang mendukung pembangunan

   nasional. dimiliki oleh pribadi-pribadi anggota sivitas akademika

   (mahasiswa dan dosen) untuk melaksanakan kegiatan yang

   terkait dengan pendidikan secara bertanggung jawab dan

   mandiri yang berkaitan dengan upaya penguasaan dan

  

  pengembangan IPTEKS yang mendukung pembangunan

   nasional.

  Otonomi keilmuan

  

  merupakan pedoman bagi perguruan tinggi dan sivitas

  

  akademika dalam penguasaan dan pengembangan

  IPTEKS.

  

  Norma dan etika masyarakat ilmiah

  

  Otonomi keilmuan

  

  merupakan pedoman bagi perguruan tinggi dan sivitas

  

  akademika dalam penguasaan dan pengembangan

  IPTEKS.

  

  Norma dan etika masyarakat ilmiah

  

  Otonomi keilmuan

  

  merupakan pedoman bagi perguruan tinggi dan sivitas

  

  akademika dalam penguasaan dan pengembangan

  IPTEKS.

  

  Norma dan etika masyarakat ilmiah

  

  Otonomi keilmuan

  

  merupakan pedoman bagi perguruan tinggi dan sivitas

  

  akademika dalam penguasaan dan pengembangan

  IPTEKS.

  

  Norma dan etika masyarakat ilmiah

  

  Otonomi keilmuan

  

  merupakan pedoman bagi perguruan tinggi dan sivitas

  

  akademika dalam penguasaan dan pengembangan

  IPTEKS.

  

  Norma dan etika masyarakat ilmiah

  

  

  Sikap dan perilaku

  

  Mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda

  =⇒ memberi rasa percaya pada masyarakat sebagai

   penerima tongkat estafet kepemimpinan

  

  Sikap dan perilaku

  

  Mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda

  =⇒ memberi rasa percaya pada masyarakat sebagai

   penerima tongkat estafet kepemimpinan

  

  Sikap dan perilaku

  

  Mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda

  =⇒ memberi rasa percaya pada masyarakat sebagai

   penerima tongkat estafet kepemimpinan

  

  Sikap dan perilaku

  

  Mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda

  =⇒ memberi rasa percaya pada masyarakat sebagai

   penerima tongkat estafet kepemimpinan

  

  Dilihat dari aspek Proses

   mampu melaksanakan tugas secara divergen :

   ketertarikan untuk diskusi,

  

  

  mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah

  

  

  Dilihat dari aspek Proses

   mampu melaksanakan tugas secara divergen :

   ketertarikan untuk diskusi,

  

  

  mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah

  

  

  Dilihat dari aspek Proses

   mampu melaksanakan tugas secara divergen :

   ketertarikan untuk diskusi,

  

  

  mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah

  

  

  Dilihat dari aspek Proses

   mampu melaksanakan tugas secara divergen :

   ketertarikan untuk diskusi,

  

  

  mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah

  

  

  Dilihat dari aspek Proses

   mampu melaksanakan tugas secara divergen :

   ketertarikan untuk diskusi,

  

  

  mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah

  

  

memiliki komitmen tinggi tugas yang menjadi

  

  tanggungjawabnya:

  

  Disiplin

  Daya juang tinggi

  

  

memiliki komitmen tinggi tugas yang menjadi

  

  tanggungjawabnya:

  

  Disiplin

  Daya juang tinggi

  

  

memiliki komitmen tinggi tugas yang menjadi

  

  tanggungjawabnya:

  

  Disiplin

  Daya juang tinggi

  

  

memiliki komitmen tinggi tugas yang menjadi

  

  tanggungjawabnya:

  

  Disiplin

  Daya juang tinggi

  

  

memiliki komitmen tinggi tugas yang menjadi

  

  tanggungjawabnya:

  

  Disiplin

  Daya juang tinggi

  

  

memiliki komitmen tinggi tugas yang menjadi

  

  tanggungjawabnya:

  

  Disiplin

  Daya juang tinggi

  

  

memiliki komitmen tinggi tugas yang menjadi

  

  tanggungjawabnya:

  

  Disiplin

  Daya juang tinggi

  

  

  Kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai

  

  kegiatan kelompok: berkontribusi dalam kelompok

  

  

  Kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai

  

  kegiatan kelompok: berkontribusi dalam kelompok

  

  

  Kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai

  

  kegiatan kelompok: berkontribusi dalam kelompok

  

  

  Kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai

  

  kegiatan kelompok: berkontribusi dalam kelompok

  

  

  Kemampuan berkomunikasi:

  

  Mampu menyampaikan pikiran, perasaan, dan

  

  keinginan tanpa merugikan pihak lain (asertif);

  Mampu berkomunikasi secara lisan, tertulis, verbal,

  

  nonverbal secara jelas, sistematis tidak ambigu,

  

  Kemampuan berkomunikasi:

  

  Mampu menyampaikan pikiran, perasaan, dan

  

  keinginan tanpa merugikan pihak lain (asertif);

  Mampu berkomunikasi secara lisan, tertulis, verbal,

  

  nonverbal secara jelas, sistematis tidak ambigu,

  

  Kemampuan berkomunikasi:

  

  Mampu menyampaikan pikiran, perasaan, dan

  

  keinginan tanpa merugikan pihak lain (asertif);

  Mampu berkomunikasi secara lisan, tertulis, verbal,

  

  nonverbal secara jelas, sistematis tidak ambigu,

  

  Kemampuan berkomunikasi:

  

  Mampu menyampaikan pikiran, perasaan, dan

  

  keinginan tanpa merugikan pihak lain (asertif);

  Mampu berkomunikasi secara lisan, tertulis, verbal,

  

  nonverbal secara jelas, sistematis tidak ambigu,

  

  Kemampuan berkomunikasi:

  

  Mampu menyampaikan pikiran, perasaan, dan

  

  keinginan tanpa merugikan pihak lain (asertif);

  Mampu berkomunikasi secara lisan, tertulis, verbal,

  

  nonverbal secara jelas, sistematis tidak ambigu,

  

  

  

  Kemampuan membangun sikap saling percaya (trust): Adanya komitmen dan disiplin serta terbuka menerima pendapat orang lain (opennes) Berbagi informasi (sharing) Memberi dukungan (support) dengan cara elegant dan gentle

  

  

  

  Kemampuan membangun sikap saling percaya (trust):

Adanya komitmen dan disiplin serta terbuka menerima pendapat orang lain (opennes)

  Berbagi informasi (sharing) Memberi dukungan (support) dengan cara elegant dan gentle

  

  

  

  Kemampuan membangun sikap saling percaya (trust): Adanya komitmen dan disiplin serta terbuka menerima pendapat orang lain (opennes) Berbagi informasi (sharing) Memberi dukungan (support) dengan cara elegant dan gentle

Kemampuan membangun sikap saling percaya (trust):

  

  

  

  Adanya komitmen dan disiplin serta terbuka menerima pendapat orang lain (opennes) Berbagi informasi (sharing) Memberi dukungan (support) dengan cara elegant dan gentle

Kemampuan membangun sikap saling percaya (trust):

  

  

  

  Adanya komitmen dan disiplin serta terbuka menerima pendapat orang lain (opennes) Berbagi informasi (sharing) Memberi dukungan (support) dengan cara elegant dan gentle

Kemampuan membangun sikap saling percaya (trust):

  

  

  

  Adanya komitmen dan disiplin serta terbuka menerima pendapat orang lain (opennes) Berbagi informasi (sharing) Memberi dukungan (support) dengan cara elegant dan gentle

Kemampuan membangun sikap saling percaya (trust):

  

  

  

  Adanya komitmen dan disiplin serta terbuka menerima pendapat orang lain (opennes) Berbagi informasi (sharing) Memberi dukungan (support) dengan cara elegant dan gentle

  

  

  

  Sikap jujur: Tidak plagiat Berani mengakui kesalahan dan menerima diri apa adanya Tidak ragu mengapresiasi orang

  

  

  

  Sikap jujur:

Tidak plagiat

  Berani mengakui kesalahan dan menerima diri apa adanya Tidak ragu mengapresiasi orang

  

  

  

  Sikap jujur: Tidak plagiat Berani mengakui kesalahan dan menerima diri apa adanya Tidak ragu mengapresiasi orang

Sikap jujur:

  

  

  

  Tidak plagiat Berani mengakui kesalahan dan menerima diri apa adanya Tidak ragu mengapresiasi orang

Sikap jujur:

  

  

  

  Tidak plagiat Berani mengakui kesalahan dan menerima diri apa adanya Tidak ragu mengapresiasi orang

Sikap jujur:

  

  

  

  Tidak plagiat Berani mengakui kesalahan dan menerima diri apa adanya Tidak ragu mengapresiasi orang

Sikap jujur:

  

  

  

  Tidak plagiat Berani mengakui kesalahan dan menerima diri apa adanya Tidak ragu mengapresiasi orang

  

  Berpikir positif

  

   Sikap adil dan obyektif (tidak apriori)

   Toleransi (menerima dan menghargai keragaman)

  

  

  Berpikir positif

  

   Sikap adil dan obyektif (tidak apriori)

   Toleransi (menerima dan menghargai keragaman)

  

  

  Berpikir positif

  

   Sikap adil dan obyektif (tidak apriori)

   Toleransi (menerima dan menghargai keragaman)

  

  

  Berpikir positif

  

   Sikap adil dan obyektif (tidak apriori)

   Toleransi (menerima dan menghargai keragaman)

  

  

  Sikap bertatakrama:

  

   Bertutur kata santun dan tetap berpikir kritis

   Berpenampilan dan berperilaku sopan baik dalam

  

  

  Sikap bertatakrama:

  

   Bertutur kata santun dan tetap berpikir kritis

   Berpenampilan dan berperilaku sopan baik dalam

  

  

  Sikap bertatakrama:

  

   Bertutur kata santun dan tetap berpikir kritis

   Berpenampilan dan berperilaku sopan baik dalam

  

  

  Sikap bertatakrama:

  

   Bertutur kata santun dan tetap berpikir kritis

   Berpenampilan dan berperilaku sopan baik dalam

  

  

  Sikap taat hukum:

  

  

Mematuhi peraturan di semua kondisi

  

  Tidak mengkonsumsi miras dan narkoba

  Tidak memiliki barang ilegal

  

  Tidak melakukan perusakan lingkungan hidup

  

  Sikap taat hukum:

  

  

Mematuhi peraturan di semua kondisi

  

  Tidak mengkonsumsi miras dan narkoba

  Tidak memiliki barang ilegal

  

  Tidak melakukan perusakan lingkungan hidup

  

  Sikap taat hukum:

  

  

Mematuhi peraturan di semua kondisi

  

  Tidak mengkonsumsi miras dan narkoba

  Tidak memiliki barang ilegal

  

  Tidak melakukan perusakan lingkungan hidup

  

  Sikap taat hukum:

  

  

Mematuhi peraturan di semua kondisi

  

  Tidak mengkonsumsi miras dan narkoba

  Tidak memiliki barang ilegal

  

  Tidak melakukan perusakan lingkungan hidup

  

  Sikap taat hukum:

  

  

Mematuhi peraturan di semua kondisi

  

  Tidak mengkonsumsi miras dan narkoba

  Tidak memiliki barang ilegal

  

  Tidak melakukan perusakan lingkungan hidup

  

  Sikap taat hukum:

  

  

Mematuhi peraturan di semua kondisi

  

  Tidak mengkonsumsi miras dan narkoba

  Tidak memiliki barang ilegal

  

  Tidak melakukan perusakan lingkungan hidup

  

  Sikap taat hukum:

  

  

Mematuhi peraturan di semua kondisi

  

  Tidak mengkonsumsi miras dan narkoba

  Tidak memiliki barang ilegal

  

  Tidak melakukan perusakan lingkungan hidup

  

Berpikir Kritis

  

  Berpikir kritis merupakan kegiatan yang melibatkan pemikiran dalam mengungkapkan permasalahan, merencanakan penyelesaian, mengkaji langkah-langkah penyelesaian, menduga karena

  

Berpikir Kritis

  

  Berpikir kritis merupakan kegiatan yang melibatkan pemikiran dalam mengungkapkan permasalahan, merencanakan penyelesaian, mengkaji langkah-langkah penyelesaian, menduga karena

  

Berpikir Kritis

  

  Berpikir kritis merupakan kegiatan yang melibatkan pemikiran dalam mengungkapkan permasalahan, merencanakan penyelesaian, mengkaji langkah-langkah penyelesaian, menduga karena Penalaran Induktif

  

  Penalaran induktif merupakan sistem penalaran yang

  

  berlangsung dari hal-hal yang khusus ke hal-hal yang

  

  umum (generalisasi)

  

  

  Penalaran Induktif

  

  Penalaran induktif merupakan sistem penalaran yang

  

  berlangsung dari hal-hal yang khusus ke hal-hal yang

  

  umum (generalisasi)

  

  

  Penalaran Induktif

  

  Penalaran induktif merupakan sistem penalaran yang

  

  berlangsung dari hal-hal yang khusus ke hal-hal yang

  

  umum (generalisasi)

  

  

  Penalaran Induktif

  

  Penalaran induktif merupakan sistem penalaran yang

  

  berlangsung dari hal-hal yang khusus ke hal-hal yang

  

  umum (generalisasi)

  

  

  Penalaran Induktif

  

  Penalaran induktif merupakan sistem penalaran yang

  

  berlangsung dari hal-hal yang khusus ke hal-hal yang

  

  umum (generalisasi)

  

  

  Penalaran Induktif

  

  Penalaran induktif merupakan sistem penalaran yang

  

  berlangsung dari hal-hal yang khusus ke hal-hal yang

  

  umum (generalisasi)

  

  

  Penalaran Induktif

  

  Penalaran induktif merupakan sistem penalaran yang

  

  berlangsung dari hal-hal yang khusus ke hal-hal yang

  

  umum (generalisasi)

  

  

  

  Penalaran Deduktif

  

  Penalaran deduktif merupakan sistem penalaran yang

  

  berlangsung dari hal-hal yang umum (generalisasi) ke

  

  hal-hal yang khusus

  Simpulan didasarkan atas pernyataan generalisasi

  

  Penalaran Deduktif

  

  Penalaran deduktif merupakan sistem penalaran yang

  

  berlangsung dari hal-hal yang umum (generalisasi) ke

  

  hal-hal yang khusus

  Simpulan didasarkan atas pernyataan generalisasi

  

  Penalaran Deduktif

  

  Penalaran deduktif merupakan sistem penalaran yang

  

  berlangsung dari hal-hal yang umum (generalisasi) ke

  

  hal-hal yang khusus

  Simpulan didasarkan atas pernyataan generalisasi

  

  Penalaran Deduktif

  

  Penalaran deduktif merupakan sistem penalaran yang

  

  berlangsung dari hal-hal yang umum (generalisasi) ke

  

  hal-hal yang khusus

  Simpulan didasarkan atas pernyataan generalisasi

  

   Penalaran Deduktif

  Penalaran deduktif berperan besar dalam matematika Kebenaran suatu pernyataan harus didasarkan pada kebenaran penyataan sebelumnya Diperlukan pernyataan paling awal yang sudah

  

Penalaran deduktif berperan besar dalam matematika

   Penalaran Deduktif

  Kebenaran suatu pernyataan harus didasarkan pada kebenaran penyataan sebelumnya Diperlukan pernyataan paling awal yang sudah

  

   Penalaran Deduktif

  Penalaran deduktif berperan besar dalam matematika Kebenaran suatu pernyataan harus didasarkan pada kebenaran penyataan sebelumnya Diperlukan pernyataan paling awal yang sudah

  

Penalaran Deduktif

  

  Penalaran deduktif berperan besar dalam matematika Kebenaran suatu pernyataan harus didasarkan pada kebenaran penyataan sebelumnya Diperlukan pernyataan paling awal yang sudah

  

Penalaran Deduktif

  

  Penalaran deduktif berperan besar dalam matematika Kebenaran suatu pernyataan harus didasarkan pada kebenaran penyataan sebelumnya Diperlukan pernyataan paling awal yang sudah

  Bahan penting untuk berpikir kritis dan penalaran

  

  deduktif

  

  Pernyataan merupakan pengertian pangkal yang

  

  bernilai benar atau salah

  

  Proposisi adalah pernyataan yang bernilai benar saja atau salah saja

  Bahan penting untuk berpikir kritis dan penalaran

  

  deduktif

  

  Pernyataan merupakan pengertian pangkal yang

  

  bernilai benar atau salah

  

  Proposisi adalah pernyataan yang bernilai benar saja atau salah saja

  Bahan penting untuk berpikir kritis dan penalaran

  

  deduktif

  

  Pernyataan merupakan pengertian pangkal yang

  

  bernilai benar atau salah

  

  Proposisi adalah pernyataan yang bernilai benar saja atau salah saja

  Bahan penting untuk berpikir kritis dan penalaran

  

  deduktif

  

  Pernyataan merupakan pengertian pangkal yang

  

  bernilai benar atau salah

  

  Proposisi adalah pernyataan yang bernilai benar saja atau salah saja

  Bahan penting untuk berpikir kritis dan penalaran

  

  deduktif

  

  Pernyataan merupakan pengertian pangkal yang

  

  bernilai benar atau salah

  

  Proposisi adalah pernyataan yang bernilai benar saja atau salah saja

  

   p q p q B B B B S S S B S S S S

  

   p q p q B B B B S S S B S S S S

  

   p q p

  =⇒ q B B B B S S S B B S S B

  

   p q p

  =⇒ q B B B B S S S B B S S B Pernyataan yang nilai kebenarannya sama. Misalnya p q

  

  dan ∼ q ⇒∼ p

  

  Kontradiksi

  

  Proposisi yang selalu bernilai salah. Misalnya

  Pernyataan yang nilai kebenarannya sama. Misalnya p q

  

  dan ∼ q ⇒∼ p

  

  Kontradiksi

  

  Proposisi yang selalu bernilai salah. Misalnya

  Pernyataan yang nilai kebenarannya sama. Misalnya p q

  

  dan ∼ q ⇒∼ p

  

  Kontradiksi

  

  Proposisi yang selalu bernilai salah. Misalnya

  

   Teori-teori dalam bidang eksakta seringkali ditampilkan dalam bentuk teorema-teorema, yang perlu ditunjukkan pembuktiannya agar diyakini kebenarannya.

  Teorema

  

   Teori-teori dalam bidang eksakta seringkali ditampilkan dalam bentuk teorema-teorema, yang perlu ditunjukkan pembuktiannya agar diyakini kebenarannya.

  Teorema

  

   Teori-teori dalam bidang eksakta seringkali ditampilkan dalam bentuk teorema-teorema, yang perlu ditunjukkan pembuktiannya agar diyakini kebenarannya.

  Teorema

   Secara Langsung

  Pada dasarnya sebuah teorema dapat dinyatakan dalam

  

  bentuk implikasi

  

  p =⇒ q

  

  

   Secara Tidak Langsung Pembuktian ini menggunakan kontradiksi pada logika matematika. Teorema yang berbentuk p

  =⇒ q dibuktikan dengan pertama-tama mengandaikan bahwa jika

   Validitas

  Sebuah penarikan kesimpulan dikatakan valid secara

  

  matematis apabila secara keseluruhan menyusun sebuah tautologi, yakni sebuah pernyataan yang selalu bernilai

  Modus Ponen

  

  Pengambilan kesimpulan

  

  premis 1 p ⇐⇒ q

   premis 2 p

   simpulan q

  Modus Tollen

  

  Pengambilan kesimpulan

  

  premis 1 p ⇐⇒ q

  

  ∼

   premis 2 q

   ∼ simpulan p

  Grossman, P. 2002. Discrete Mathematics for Computing. New York: Palgrave Macmillan.

  

  2 Prihandoko, A.C. 2006. Pemahaman dan Penyajian

   Konsep Matematika Secara Benar dan Menarik.

  

  Jakarta: Dit Ketenagaan Ditjen Dikti Depdiknas

  

  3 Theresia, M.H.T.S. 1992. Pengantar Dasar

  Grossman, P. 2002. Discrete Mathematics for Computing. New York: Palgrave Macmillan.

  

  2 Prihandoko, A.C. 2006. Pemahaman dan Penyajian

   Konsep Matematika Secara Benar dan Menarik.

  

  Jakarta: Dit Ketenagaan Ditjen Dikti Depdiknas

  

  3 Theresia, M.H.T.S. 1992. Pengantar Dasar

  Grossman, P. 2002. Discrete Mathematics for Computing. New York: Palgrave Macmillan.

  

  2 Prihandoko, A.C. 2006. Pemahaman dan Penyajian

   Konsep Matematika Secara Benar dan Menarik.

  

  Jakarta: Dit Ketenagaan Ditjen Dikti Depdiknas

  

  3 Theresia, M.H.T.S. 1992. Pengantar Dasar

  Grossman, P. 2002. Discrete Mathematics for Computing. New York: Palgrave Macmillan.

  

  2 Prihandoko, A.C. 2006. Pemahaman dan Penyajian

   Konsep Matematika Secara Benar dan Menarik.

  

  Jakarta: Dit Ketenagaan Ditjen Dikti Depdiknas

  

  3 Theresia, M.H.T.S. 1992. Pengantar Dasar

  Grossman, P. 2002. Discrete Mathematics for Computing. New York: Palgrave Macmillan.

  

  2 Prihandoko, A.C. 2006. Pemahaman dan Penyajian

   Konsep Matematika Secara Benar dan Menarik.

  

  Jakarta: Dit Ketenagaan Ditjen Dikti Depdiknas

  

  3 Theresia, M.H.T.S. 1992. Pengantar Dasar