Penerapan strategi pembelajaran aktif metode information search dan role play dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi fiqih

(1)

PADA MATERI FIQIH

(Penelitian tindakan kelas di MTs Muhammadiyah I Ciputat)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh: FAUZUL AZIM

NIM: 1110011000026

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014/1435


(2)

(3)

(4)

(5)

i

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran fiqih dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif metode information search

dan role play. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, pada konsep shalat bejamaah. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas VII II MTs Muhammadiyah I Ciputat yang berjumlah 32 orang. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, evaluasi serta analisis dan refleksi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran aktif metode information search dan role play mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I ketuntasan belajar mencapai 72% dan pada siklus II ketercapaian ketuntasan hasil belajar meningkat yaitu mencapai 100% dan respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif metode information search dan role play sebagian besar positif. Siswa senang dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif metode information search dan role play pada konsep shalat berjamaah dan mereka mampu belajar aktif.

Kata kunci: Strategi Pembelajaran Aktif Metode Information Search Dan Role Play , hasil belajar


(6)

iii

kekuatan dan ridha-Nya sehingga penulisan skripsi ini dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Metode Information Search dan Role Play Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Fiqih” di MTs Muhammadiyah I Ciputat telah dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari dalam penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana diharapkan, walaupun waktu, tenaga dan pikiran telah dicurahkan dengan segala keterbatasan penulis demi terselesaikannya penulisan skripsi ini, semoga karya ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan kepada pembaca pada umumnya.

Terselesaikan skripsi ini tidak terlepas dari partisipasi dan bantuan berbagai pihak. Adapun pihak-pihak yang berjasa itu adalah:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Jakarta beserta staff jurusan Pendidikan Agama Islam yang selalu memberikan kemudahan dalam pengurusan administrasi di Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Jakarta.


(7)

iv

pembelajaran PAI, yang selalu memberikan kemudahan dan koreksi dalam penulisan skripsi ini.

5. Prof. DR. H. Armai Arief, MA selaku dosen pembimbing akademik yang selalu bisa meluangkan waktu untuk melakukan konsultasi bidang akademik.

6. Kepada karyawan/ti perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan serta perpustakaan utama UIN Jakarta.

7. Ibuk Susanti, S.Pd selaku Kepala Madrasah di MTs Muhammadiyah I Ciputat, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di madrasah bersangkutan.

8. Ibuk Icih Herawati,BA selaku guru bidang studi fiqih di MTs Muhammadiyah I Ciputat, yang telah meluangkan waktu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengajar dan meneliti pada mata pelajaran fiqih di madrasah bersangkutan.

9. Kepada adik dan saudara-saudara ku ; Andriko, Indra Gunawan, Nurhidayati, Muhammad Kalam Illahi yang selalu dekat dihati.

10.Kepada Ayahanda Syafrizal dan Ibunda Maimurni sekeluarga, Salmayeni Asmara dan Muhammad Nur Dzaki yang selalu

mencurahkan hati dan do’a nya sebagai penyemangat bagi penulis.

11.Teman-teman Pendidikan Agama Islam, khususnya angkatan 2010 UIN Jakarta, semangat untuk anak-anak rantau (Roaz, Kharis, Hendri, Fadly) dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

12.Teristimewa kepada Ayahanda Hardianto dan Umi ku tersayang Syafrida yang selalu mencurahkan kasih sayang dan dukungannya baik moril maupun materil kepada penulis.


(8)

v

selalu terjalin. Aminn

Ciputat, 28-Agustus 2014 Penulis


(9)

vi

LEMBARAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 5

C.Batasan Masalah ... 5

D.Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. acuan teori dan fokus penelitian……….…. 7

1. Kajian Teori tentang Strategi Pembelajaran Aktif ... 7

a. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 7

b. Pengertian Pembelajaran Aktif ... 9

c. Prinsip- Prinsip Belajar Aktif ... 11

d. Ciri- Ciri Pembelajaran Aktif ... 13

e. Teori Belajar yang Melandasi Pembelajaran Aktif ... 13

2. Metode Information Search Dan Role Play ... 16

a. Information Search ... 16

b. Role Play ... 17

c. Langkah-Langkah Information Search dan Role Play ... 19

d. Kelebihan dan kekurangan metode Information Search dan Role Play ... 20


(10)

vii

a. Pengertian Belajar ... 22

b. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 23

c. Pengertian Hasil Belajar ... 25

d. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 27

e. Pembelajaran Fiqih………. 29

B.Hasil penelitian yang relevan ... 27

C. Kerangka berpikir……… 36

D. Hipotesis tindakan ……….. 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan ... 38

C. Subjek Penelitian ... 39

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian ... 39

E. Tahapan Intervensi Tindakan yang diharapkan ... 39

F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diinginkan ... 43

G. Data dan Sumber Data ... 43

H. Instrumen- Instrumen Pengumpulan Data Yang Diinginkan ... 43

I. Teknik Pengumpulan Data ... 44

J. Teknik Pemeriksaan KeterpercayaanStudi ... 45

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ... 47

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A.Temuan Hasil Penelitian……….…. 52

1. Siklus I………...……… 52

2. Siklus II……….. 59

B.Pembahasan ... …. 64 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


(11)

viii


(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dapat dilakukan melalui pendidikan. Pendidikan membutuhkan seorang guru yang profesional untuk mewujudkan hal tersebut.

Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk lemah, yang dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir, bahkan pada saat meninggal. Semua itu menunjukan bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam perkembangannnya, demikian halnya peserta didik.1 Setiap peserta didik bisa berkembang secara optimal, apabila ada usaha yang optimal dari peserta didik dan pendidik.

Sebagai pendidik, guru harus bisa berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini guru dituntut harus kreatif, professional dan meyenangkan dalam mengajar, dengan memposisikan dirinya sebagai pendidik serta fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan bagi peserta didiknya.

Jika dilihat dari kenyataan sekarang tentulah sangatlah berbeda, kebanyakan dari pada guru hanya menggunakan metode ceramah yang sangat sedikit melibatkan peserta didik untuk aktif didalamnya. Hal ini terjadi pada Madrasah Tsanawiyah I Ciputat. Guru lebih sering menggunakan metode ceramah, dibanding metode pembelajaran aktif lainnya. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti

1

E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Meyenangkan,


(13)

terhadap guru bidang studi Fiqih di Madrasah Tsanawiyah I Ciputat, peneliti menyimpulkan ada beberapa alasan yang menyebabkan guru lebih sering menggunakan metode ceramah yaitu: 1) Kemampuan kepribadian dan kompetensi guru yang masih kurang, penggunaan metode ceramah di sekolah bagi guru sudah menjadi kebiasaan dari dulu, hal ini dianggap lebih mudah dan lebih praktis untuk dilaksanakan, 2) Fasilitas media di sekolah yang masih kurang, terutama alat untuk peraga, sekalipun ada penggunaan media peraga, namun untuk beberapa tahun terakhir ini tidak digunakan lagi, dikarenakan peralatan yang ada sudah berdebu dan usang, sehingga guru menjadi kurang tertarik untuk menggunakan media peraga yang ada. Selanjutnya penyediaan alat lain seperti proyektor di sekolah hanya mempunyai satu proyektor, namun dalam penggunaannya, guru sedikit mempunyai keterbatasan, sehingga penggunaan media proyektor sulit dilaksanakan pada pembelajaran fiqih di sekolah tersebut. Ketidakaktifan guru dalam pengunaan metode yang bervariasi akan berakibat pada minat siswa, penggunaan metode ceramah yang terus menerus meyebabkan suasana belajar menjadi tidak kondusif, beberapa siswa terlihat sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Sehinggga hal ini berakibat langsung pada hasil belajar siswa.2

Berdasarkan hasil wawacara dengan guru bidang studi fiqih, kebanyakan siswa masih belum bisa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah, tepatnya dikelas VII MTs Muhammadiyah I Ciputat. Hal ini dibuktikan dengan melihat hasil belajar siswa, yang meliputi tugas harian, ulangan harian dan ujian semester yang diperoleh siswa yang masih rendah. Dari data yang ada lebih kurang sekitar 65% siswa yang baru mencapai ketuntasan yang telah ditetapkan.3

Faktor lain yang menyebabkan nilai siswa rendah adalah kurangnya minat baca siswa terhadap sumber belajar yang ada. Pelajaran Fiqih di sekolah, khususnya

2

Hasil Wawancara dengan guru bidang studi fiqih di MTs Muhammadiyah I Ciputat pada 12April 2014

3


(14)

madrasah berkenaan dengan kebutuhan ibadah untuk siswa dalam kehidupannya sehari-hari, materi ini sangatlah penting untuk dipahami secara jelas oleh setiap siswa di madrasah. Setiap praktek ibadah dalam kehidupan sehari-hari berhubungan erat dengan materi Fiqih. Sehingga pelajaran Fiqih sangatlah membutuhkan keaktifan dari pada peserta didik salah satunya dalam hal membaca. Melihat kondisi saat ini di Indonesia khususnya, sangatlah mengkawatirkan, minat baca para siswa di sekolah-sekolah sangatlah rendah. Hal ini dibuktikan dari data Badan Pusat Statistik tahun 2006 menunjukan bahwa penduduk Indonesia yang menjadikan bacaan sebagai sumber informasi baru sekitar 23,5%. Sedangkan yang menonton televisi 85,9% dan- mendengarkan radio 40,3%.4

Masalah diatas terjadi pula pada para siswa di MTs Muhammadiyah I Ciputat, kebanyakan siswa mempunyai minat baca yang rendah khususnya kelas VII Madrasah Tsanawiyah.Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, kebanyakan siswa mempunyai minat baca yang rendah hal ini dikarenakan pertama, berasal dari faktor pribadi siswa yang sangat sedikit mempunyai hobi membaca terutama membaca buku pelajaran, sebagai bukti disaat sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar, kebanyakan siswa belum membaca materi yang akan dipelajari. Padahal untuk menemukan sumber bacaaan, sekolah telah menyediakan perpustakaan sekolah, namun kebanyakan para siswa tidak memanfaatkan fasilitas tersebut dengan baik. Faktor kedua, keadaan perpustakaan yang masih berantakan, berdebu dan buku-buku yang ada belum tersusun dengan baik, sehingga membuat siswa menjadi malas dan merasa kesulitan untuk memperoleh buku-buku yang dibutuhkannya.5

Pada mata pelajaran Fiqih siswa selain dituntut mau membaca untuk meningkatkan pengetahuannya. Siswa juga harus bisa mengaktualisasikan pengetahuan mereka tersebut dalam bentuk perbuatan. Karena seperti yang kita ketahui pelajaran Fiqih di madrasah tidak terlepas dari yang namanya praktek ibadah.

4

http://sahabatguru.wordpress.com/2012/08/29/fakta-minat-baca-di-indonesia/ 27/09/2013 ;13:37

5


(15)

Maka dibutuhkan cara belajar yang beragam yang juga dapat mencakup semua aspek ;aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Sebagaimana yang dikutip oleh Pupuh Fathurrohman dari Vernon A. Magnesen yang mengatakan: “Kita belajar berdasarkan 10% apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan”.6

Kalangan pendidikpun telah menyadari bahwa peserta didik memiliki bermacam cara belajar. Sebagian siswa belajar dengan sangat baik hanya dengan melihat orang lain melakukannya. Biasanya, mereka ini menyukai penyajian informasi yang runtut. Mereka lebih suka menuliskan apa yang dikatakan guru. Selama pelajaran, mereka biasanya diam dan jarang terganggu oleh kebisingan. Peserta didik visual berbeda dengan tipe auditori, yang biasa tidak sungkan-sungkan untuk memperhatikan apa yang dilakukan guru dan membuat catatan. Mereka mengandalkan kemampuan untuk mendengar dan mengingat. Selama pelajaran, mereka mungkin banyak bicara dan mudah teralihkan perhatiannya oleh suara atau kebisingan. Selanjutnya, peserta didik kinestetik belajar terutama dengan terlibat langsung dalam kegiatan.7 Perberdaan gaya belajar ini menjadi tantangan untuk seorang pendidik, guna memenuhi kebutuhan ini, pengajaran yang dilakukan haruslah bersifat multisensori dan penuh variasi, demi tercapainya keberhasilan belajar yang lebih baik.

Perlu dipahami juga bahwa pemilihan dan penetapan prosedur, metode atau teknik belajar mengajar yang paling tepat dan efektif menjadi bagian untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Sehingga perlu dipahami bahwa suatu metode mungkin hanya cocok untuk dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi, dengan sasaran yang berbeda, guru hendaknya jangan menggunakan teknik penyajian yang sama. Bila beberapa tujuan ingin diperoleh, kita dituntut untuk memiliki kemampuan

6 Pupuh fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Islami (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), Cet. III, h.3.

7 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif (Bandung: Nuansa, 2012),


(16)

menggunakan berbagai metode atau mengkombinasikan beberapa metode yang relevan.8

Berdasarkan hal tersebut, peneliti mencoba menawarkan strategi pembelajaran aktif. Adapun metode pembelajaran yang ditawarkan adalah Strategi pembelajaran aktif metode Information Search dan Role Play , metode ini adalah kombinasi dari dua metode menjadi satu (two in one). Hal ini dilakukan agar pembelajaran tidak hanya terpaku pada cara tertentu yang menoton, melainkan mencoba melakukan variasi metode yang digunakan dengan tepat.

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti mencoba mengkaji lebih dalam penggunaan metode Information Search dan Role Play dalam mata pelajaran Fiqih Islam di Madrasah Tsanawiyah I Ciputat. Dengan judul penelitian “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Metode Information Search dan Role Play Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Fiqih”

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas mengenai penerapan model pengajaran aktif dengan metode Information Search dan Role Play , maka permasalahan penelitian yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya variasi dalam pembelajaran fiqih di sekolah yang hanya berpusat pada guru dengan penggunaan metode ceramah.

2. Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran fiqih. Ketuntasan belajar hanya mencapai 65%.

3. Kurangnya minat baca para siswa.

4. Beragamnya kemampuan siswa dalam memahami dan menangkap pelajaran.

8 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, SBM (Strategi Belajar Mengajar) untuk Fakultas Tarbiyah


(17)

C. Batasan Masalah Penelitian

Dari beberapa identifikasi masalah yang ditemukan, penelitian ini dibatasi pada masalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih mengenai materi pelaksanaan shalat berjamaah melalui penerapan strategi pembelajaran aktif dengan metode

Information Search dan Role Play. Siswa yang dimaksud diatas adalah siswa kelas VII-2 Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah I Ciputat tahun ajaran 2013/2014.

D. Perumusan Masalah penelitian

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah: Bagaimana hasil belajar siswa pada materi fiqih (tentang pelaksanaan Shalat berjamaah) melalui penerapan strategi pembelajaran aktif metode Information Search dan Role Play di MTs Muhammadiyah I Ciputat?

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian 1. Tujuan penelitian

Adapun Tujuan penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut: Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih (tentang pelaksanaan shalat berjamaah) melalui penerapan strategi pembelajaran aktif dengan metode Information Search dan Role Play.

2. Kegunaan hasil penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat pendidikan, diantaranya:

a.Bagi guru: sebagai bahan untuk pembelajaran, tentang pentingnya penggunaan strategi pembelajaran aktif dalam kegiatan belajar mengajar . b.Bagi peneliti: sebagai langkah awal untuk pengembangan keilmuan dan

bahan untuk pelaksanaan penelitian selanjutnya dengan mata pelajaran dan materi yang berbeda.


(18)

7

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

1. Kajian Teori Tentang Strategi Pembelajaran Aktif a. Pengertian Strategi Pembelajaran

Secara umum strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dilihat dalam kaitannya dalam pembelajaran, strategi disini dimaksudkan sebagai daya upaya guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses mengajar.1

Sedangkan dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal. Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Lebih jelasnya Kemp menjelaskan seperti dikutip oleh Wina Sanjaya, bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat ini, Dick dan Carey menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur

1 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, SBM (Strategi Belajar Mengajar) untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, (Bandung, Pustaka Setia,2005), Cet.II, h. 11.


(19)

pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.2

Dalam buku strategi belajar mengajar dijelaskan bahwa, strategi dasar dalam pendidikan meliputi empat masalah pokok yang dapat menjadikan pedoman dalam keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yaitu: 1) Mengidentifikasi Spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan

kepribadian yang hendak dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain menentukan sasaran dari kegiatan belajar mengajar tersebut. Sasaran itu harus dirumuskan secara jelas dan kongkret sehingga mudah dipahami peserta didik.

2) Memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran.

3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif.

4) Menetapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang dilakukannya.3

Penggunaan strategi pembelajaran sangatlah perlu karena untuk mempermudah proses pembelajaran sangat perlu karena untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak akan terarah sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai secara optimal, dengan kata lain pembelajaran tidak dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

Strategi pembelajaran sangat berguna bagi guru maupun siswa. Bagi guru, strategi dapat dijadikan pedoman dan acuan bertindak yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa, penggunaan strategi

2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana, 2008), Cet.8, h.126. 3 Abu Ahmadi, op.cit., h. 13-14.


(20)

pembelajaran dapat mempermudah proses belajar (mempermudah dan mempercepat memahami isi pembelajaran), karena setiap strategi pembelajaran dirancang untuk mempermudah proses belajar siswa. Hubungan ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar hubungan strategi pembelajaran

Dari penjelasan di atas jelas bagi kita strategi sangatlah penting bagi persiapan pembelajaran, begitu pula pada pembelajaran fiqih di madrasah. Strategi pembelajaran fiqih berisi perencanaan tentang pembelajaran materi fiqih , sehingga tujuan pembelajaran fiqih tersebut dapat dicapai secara efektif dan efisien, sehingga pada akhirnya bisa meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Pengertian Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas,

Bagi guru

Strategi pembelajaran

Peningkatan Hasil belajar siswa


(21)

sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya.4

Untuk mengetahui konsep pembelajaran aktif Melvin L. Silberman mengemukakan kata-kata bijak dari seorang filosofis Cina, Confucius yang hidup lebih 2400 tahun lalu yang menyatakan:

What I hear, I forget (apa yang saya dengar, saya lupa)

What I see, I remember (apa yang saya lihat, saya ingat)

What I do, I understand (apa yang saya lakukan, saya paham)

Tiga peryataan diatas kemudian dikembangkan oleh Melvin L. Silberman yang menjadi sesuatu yang ia sebut sebagai belajar aktif. Pengembangan peryataan itu adalah:

What I hear, I forget (apa yang saya dengar saya lupa)

What I hear, see and ask question about or discuss with someone else, I begin to understand (Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman, saya mulai paham).

What I hear, see, discuss, and do, I acquire knowledge and skill (Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan).

What I teach to another, I master (Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya)5

Secara impilisit Melvin L. Silberman ingin menunjukan bahwa belajar lebih bermakna dan bermanfaat apabila siswa menggunakan semua alat indra, mulai dari telinga, mata, sekaligus berpikir mengolah informasi dan ditambah dengan mengerjakan sesuatu.6

4 Rusman, Model-Model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionlisme Guru (Jakarta: PT

Grafindo Persada, 2011), Cet. 3, h. 324.

5 Mel Siberman. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif (Yogyakarta:Pustaka Insan Madani,2009), Cet.6, h.1-2.

6 Hisyam Zaini, dkk. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi (Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2002), h.112.


(22)

Dari penjelasan ini dapat diketahui bahwa pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk ikut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Melalui cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana belajar yang lebih menyenangkan, sehingga pada akhirnya hasil belajar dapat dimaksimalkan.7

c. Prinsip-Prinsip Belajar Aktif

Prinsip-prinsip belajar aktif dapat dilihat dari beberapa aspek: 1) Aspek subjek peserta didik

a) Adanya keberanian untuk mewujudkan minat, keinginan maupun dorongan dari anak dalam proses belajar mengajar. Anak tanpa rasa takut menyampaikan pendapatnya.

b) Adanya keinginan atau keberanian untuk mencari kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses belajar mengajar, baik dalam tahap persiapan pelaksanaan maupun tindak lanjut.

c) Adanya usaha maupun kreatifitas anak dalam menyelesaikan kegiatan belajar sehingga mencapai hasil yang maksimal.

d) Adanya dorongan ingin tahu yang besar (curiousity) pada siswa untuk mengetahui dan mengerjakan sesuatu yang baru dalam proses belajar mengajar.

e) Adanya perasaan lapang dan bebas dalam melakukan sesuatu tanpa tekanan dari siapapun termaksuk guru dalam proses belajar mengajar.

2) Aspek guru


(23)

a) Adanya usaha untuk membina dan mendorong subjek didik dalam meningkatkan kegairahan serta partisipasi siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar.

b) Adanya kemampuan guru dalam melakukan peran sebagai motivator terhadap hal-hal baru di bidang masing-masing dalam proses belajar mengajar.

c) Adanya sikap tidak mendominasi kegiatan belajar mengajar. Guru hanya berfungsi sebagai fasilitator.

d) Adanya pemberian kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut cara, irama maupun tingkat kemampuan masing-masing individu. e) Adanya kemampuan untuk menggunakan berbagai macam strategi

belajar mengajar dan menggunakan multimedia maupun multi metode dalam proses belajar mengajar.

3) Aspek program

a) Adanya program pengajaran yang memuat tujuan materi, metode yang dapat memenuhi kebutuhan, minat maupun kemampuan subjek didik.

b) Adanya program yang memungkinkan terjadinya pengembangan konsep dan metode maupun aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.

c) Program yang luwes dalam penentuan media dan metode sehingga semua siswa dapat memahami materi dalam proses belajar mengajar.

4) Aspek situasi belajar mengajar

a) Adanya situasi belajar mengajar yang di dalamnya terdapat komunikasi, baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa, yang berlangsung dengan hangat, akrab, dan terbuka.


(24)

b) Ada kegairahan maupun kegembiraan belajar siswa dalam proses belajar mengajar.8

d. Ciri-Ciri Pembelajaran Aktif

1) Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun atau membuat perencanaan.

2) Adanya keterlibatan intelektual-emosional siswa, baik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, atau pembentukan sikap. 3) Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi

yang cocok untuk kelangsungan proses belajar mengajar.

4) Guru bertindak sebagai fasilitator dan koordinator kegiatan belajar siswa, bukan sebagai pengajar atau instruktur yang mendominasi kegiatan kelas.

5) Menggunakan bermacam-macam metode teknik secara bervariasi, disamping penggunaan alat dan media secara terencana dan terintegrasi dalam pengajaran.9

e. Teori Belajar yang Melandasi Belajar Aktif

Salah satu landasan teori pendidikan modern adalah teori kontruktivisme. Pendekatan ini pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar lebih diwarnai student centered daripada teacher centered .10

8 Abu Ahmadi, op.cit., h.129-131.

9 Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta Selatan: Ciputat Press, 2002), Cet.I, h.27.

10 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. III, h.111.


(25)

Salah satu prinsip kontruktivisme adalah guru tidak hanya sekadar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan dibenaknya. Guru bertugas memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri. Sebagian besar waktu proses belajar mengajar berlangsung dengan berbasis pada aktivitas siswa.11

Dengan dasar itu, pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan bukan guru.12

Untuk itu tugas guru hanya sebagai fasilitator, berikut ini dapat dirincikan tugas guru tesebut adalah;

1) Menciptakan lingkungan yang inovatif.

2) Menyediakan bahan-bahan sebagai sumber belajar.

3) Membantu siswa mendapatkan pengalaman atau mengekplorasi pengalaman.

4) Membantu siswa dalam membentuk konsep.

5) Membantu siswa dalam mengemukakan pikirannya. 6) Membantu siswa dalam menyelesaikan masalah.13

Sebagai kelanjutan dari hal ini metode information search dan role play yang akan dibahas lebih lanjut dapat disebut bagian dari proses ini, sebagaimana disebutkan bahwa metode ini mengunakan prinsip student centered, yaitu siswa yang aktif sebagai pusat kegiatan belajar mengajar.

11 Trianto, Ibid., h.28.

12 Ibid., h.113.

13 Anisah Baslemen dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung: PT Rosda


(26)

2. Metode Information Search dan Role Play

Metode Information Search dan Role Play merupakan gabungan dari dua metode pembelajaran aktif menjadi satu. Penggabungan dua metode ini bertujuan memberikan variasi pada kegiatan pembelajaran. Hal ini juga bertujuan memberikan keseimbangan pada kemampuan peserta didik yang beranekaragam dalam menangkap setiap materi pembelajaran.

Setiap peserta didik memiliki bermacam cara belajar. Sebagian siswa belajar dengan sangat baik hanya dengan melihat orang lain melakukannya. Biasanya mereka lebih suka menuliskan apa yang dikatakan guru. Selama pelajaran, mereka biasanya diam dan jarang terganggu oleh kebisingan. Peserta didik visual berbeda dengan tipe auditori, yang biasa tidak sungkan-sungkan untuk memperhatikan apa yang dilakukan guru dan membuat catatan. Mereka mengandalkan kemampuan untuk mendengar dan mengingat. Selama pelajaran, mereka mungkin banyak bicara dan mudah teralihkan perhatiannya oleh suara atau kebisingan. Selanjutnya, peserta didik kinestetik belajar terutama dengan terlibat langsung dalam kegiatan.

Perlu kita ketahui, bahwa sedikit siswa yang mutlak satu jenis cara belajar. Grinder menyatakan sebagaimana dikutip Melvin bahwa setiap 30 siswa, 22 diantaranya rata-rata dapat belajar secara efektif selama gurunya menghadirkan kegiatan belajar secara efektif selama gurunya menghadirkan kegiatan belajar yang mengkombinasikan antara visual, auditori dan kinestetik.14 Guna memenuhi kebutuhan tersebut, metode Information Search

dan Role Play menawarkan pengajaran yang bersifat multisensori dan penuh dengan variasi.

14 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 cara belajar siswa aktif (Bandung: Nuansa, 2012), cet.VII, h.28.


(27)

a. Information search

Metode Information search adalah salah metode pembelajaran aktif, yaitu mencari informasi. Metode ini sangat membantu menjadikan materi yang biasa-biasa saja menjadi lebih menarik.15 Dalam pelaksanaan metode ini siswa belajar membaca sendiri bahan-bahan pelajaran dan mereka dituntut untuk menemukan informasi yang kemudian menyimpulkan hasil bacaan mereka tersebut berdasarkan intruksi guru sesuai dengan indikator pembelajaran. Metode ini memberikan kemampuan kepada siswa untuk dapat berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan daya nalar mereka.

Tujuan yang hendak dicapai melalui penerapan metode ini adalah untuk menumbuhkan minat baca siswa dengan mencari informasi melalui sumber-sumber belajar yang ada.

Adapun tahapan yang dapat dilakukan secara umum mengenai penerapan metode ini adalah:

1) Guru membagikan sumber materi pelajaran yang mencakup: buku pegangan, dokumen, buku teks, panduan referensi, informasi yang diakses melalui internet, artifak, dan lain sebagainya.

2) Memberikan pertayaan mengenai topik yang akan dibahas. 3) Membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil.

4) Pembahasan informasi yang didapat.16

Sebagai catatan penting untuk penerapan metode ini diharapkan guru mampu membuat pertayaan-pertayaan yang dapat mendorong peserta didik untuk menjawabnya dengan cara menyimpulkan sumber informasi yang tersedia.17

15Ibid., h.164.

16 Melvin L. Silberman, op.cit., h.164-165. 17 Hisyam Zaini,dkk. op. cit.,h.48.


(28)

b. Role Play

Role Play (bermain peran) merupakan metode belajar pengalaman (eksperiensial) yang sangat bermanfaat. Metode ini digunakan untuk menggairahkan diskusi, menyemarakkan suasana, atau untuk merangsang atau mengalami seperti apa rasanya suatu kejadian18. Bentuk peran yang dilakukan siswa adalah bermain peran secara terarah, siswa diberikan instruksi yang telah tersiapkan yang menyatakan fakta-fakta tentang peran yang mereka mainkan dan cara mereka memperagakannya.

Adapun mengenai tahapan pelaksanaan penggunaan metode role play secara umum adalah sebagai berikut:

1) Persiapan; dalam tahap ini perlunya menentukan pokok masalah yang akan didramasikan, menentukan para pemain, dan mempersiapkan para siswa sebagai pendengar yang menyaksikan jalannya cerita.

2) Pelaksanaan; setelah masalah dan pemainnya dipersiapkan, dipersilakan kepada mereka untuk mendramatisasikan masalah yang diminta selama beberapa menit.

3) Tindak lanjut; kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah Tanya jawab, diskusi, atau analisis persoalan.19

Ada beberapa tujuan pelaksanaan role play (bermain peran) , sesuai dengan jenis belajar yaitu:

1) Belajar dengan berbuat. Para siswa melakukan peranan tertentu sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya. Tujuanya adalah untuk mengembangkan keterampilan interaktif atau keterampilan-keterampilan reaktif.

18Ibid., h.55.

19 Basyiruddin Ustman, Metologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet.I,


(29)

2) Belajar melalui peniruan (imitasi). Para siswa pengamat drama menyamakan diri dengan pelaku (aktor) dan tingkah laku mereka.

3) Belajar melalui balikan. Para pengamat mengomentari (menanggapi) perilaku pemain/ pemegang peran yang telah ditampilkan. Tujuannya untuk mengembangkan prosedur-prosedur kognitif dan prinsip-prinsip yang mendasari perilaku keterampilan yang telah didramatisasikan. 4) Belajar melalui pengkajian, penilaian dan pengulangan. Para peserta

dapat memperbaiki keterampilan-keterampilan mereka dengan mengulanginya dalam penampilan berikutnya.20

Adapun Dampak psikologis dan paedagogis dari metode pembelajaran Role Play (bermain peran) terhadap siswa antara lain:

1) Menimbulkan rasa tanggung jawab masing-masing untuk berhasilnya peran yang dilakukan mereka (sense of responsibility).

2) Mempererat rasa kedekatan diatara mereka (sense of solidarity and sense of good relationship and closely).

3) Hasil pembentukan sikap kebersamaan ini (togetherness situation) dapat mereka aplikasikan dalam kehidupan nyata lingkungan masing-masing. 4) Guru dan peserta dapat bekerja sama membicarakan pokok bahasan yang

disepakati untuk diperankan.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh pakar metodologi pembelajaran Edgar Dale bahwa hasil pembelajaran melalui:

1) Alat indera penglihatan 75% dapat menyerap ilmu yang dilihat. 2) Alat indera pendengaran 13%, dapat menyerap ilmu yang didengar. 3) Alat indera lainnya 12%, dapat menyerap ilmu dengan ketiga alat indera

lainnya.21

20 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), Cet.IV, h.199.


(30)

Atas dasar penjelasan diatas Information Search dan Role Play bisa digolongkan pada golongan pertama, ini berarti metode ini dapat memberikan kemungkinan efek positif yang banyak bagi keberhasilan belajar bagi siswa dalam menyerap pengetahuan.

c. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Aktif Metode Information Search dan Role Play.

Tahapan-tahapan yang dapat dilakukan dalam pembelajaran aktif metode

Information Search dan Role Play adalah sebagai berikut: 1) Guru menyiapkan materi ajar yang mencakup:

 Selebaran yang berisi materi fiqih.

 Buku teks Fiqih Islam

2) Memberikan waktu kepada siswa untuk membaca buku teks dan selebaran yang telah dibagikan bagi setiap individu, kemudian mencari informasi penting tentang materi yang akan diajarkan dan siswa menyimpulkan informasi yang didapat sesuai dengan pertayaan yang telah diberikan oleh guru.22

3) Pada tahap selanjutnya siswa berkumpul dalam kelompok kecil yang setiap kelompok terdiri minimal 4 sampai 5 orang.

4) Guru memberikan instruksi kepada masing-masing kelompok untuk memerankan tentang materi yang telah dipelajari oleh siswa.

5) Tindak lanjut; melakukan tanya jawab, diskusi, dan kritik terhadap pelaksanaan kegiatan pemeranan.

21 Aminudin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: UHAMKA Press, 2003), Cet. IV, h.116.


(31)

d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Information Search dan Role Play

1) Segi Positif

a) Melatih anak untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberanian.

b) Metode ini akan menarik perhatian anak sehingga suasana kelas menjadi hidup.

c) Anak-anak dapat menghayati suatu peristiwa sehingga mudah mengambil kesimpulan berdasarkan pengahayatan sendiri.

d) Anak dilatih untuk menyusun pikirannya dengan teratur. 2) Segi Negatif

a) Metode ini memerlukan waktu cukup banyak b) memerlukan persiapan yang teliti dan matang

c) Kadang-kadang anak-anak tidak mau mendramatisasikan suatu adegan karena malu.

e. Urgensi/ Pertimbangan Penggunaan Metode Information Search dan Role Play.

Metode adalah cara digunakan untuk melaksanakan strategi pembelajaran. Sedangkan strategi pembelajaran berisi perencanaan pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan.

Melalui strategi pembelajaran aktif dengan menggunakan metode

Information Search dan Role Play diharapkan siswa memperoleh manfaat sebagai berikut:

a) Siswa akan lebih termotivasi karena akan lebih mudah belajar di saat enjoy.

b) Berlangsung dalam lingkungan yang tenang, karena percobaan dan kegagalan diterima.


(32)

c) Adanya partisipasi dari semua kelompok, melalui metode Information Search dan Role Play siswa akan dituntut aktif, tanpa seorangpun bersikap pasif.

d) Setiap orang bertanggung jawab atas pembelajarannya masing-masing. e) Disaat pelaksanaan pembelajaran, siswa mempunyai tugas

masing-masing untuk dikerjakan. f) Fleksibel dan relevan.

g) Sesuatu menyatakan pemikirannya.

h) Masing-masing memberikan koreksi jika ada kesalahan.

Metode Information Search dan Role Play muncul sebagai jawaban atas kebutuhan siswa, setiap siswa punya kemampuan yang berbeda dalam memahami pelajaran yang diajarkan. Ada siswa yang mempunyai kemampuan memahami melalui pengalaman langsung, yang disebut gaya belajar

kinestetik, ada yang memahami pelajaran dengan dengan melihat, yang disebut gaya belajar visual dan ada juga yang menangkap pelajaran melalui ceramah ataupun suara, tipe ini disebut gaya belajar auditori. Setiap satu gaya belajar hal ini tidaklah dominan pada setiap siswa, ada yang memahami dengan dua cara ataupun dengan tiga cara yang telah disebutkan diatas.

Dalam pelaksanaan metode Information Search dan Role Play untuk tahapan pertama melalui information search, siswa diarahkan untuk menggali dan mengumpulkan informasi dari sumber belajar yang ada. Pada tahapan kedua siswa tidak hanya mendapatkan materi berupa pengetahuan tertulis saja, tapi mereka diberikan kesempatan untuk menerapkannya melalui praktek, kegiatan hal ini dilakukan dengan metode Role Play (bermain peran).


(33)

3. Kajian Teori Tentang Hasil Belajar dan Pembelajaran Fiqih

a. Pengertian Belajar

Menurut pendapat yang tradisional, belajar itu ialah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pendidikan yang dimaksud disini diutamakan pendidikan intelektual.23

E.R. Hilgard dan D.G. Marquis, sebagaimana dikutip Aminudin Rasyad, mendefenisikan belajar sebagai: “Learning is the process by which an activity originates or is changed through training procedure (whether in the laboratory or in natural environment) as distringuished from changes by factor not attributable to training.”

Belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran dan sebagainya, sehingga terjadi perubahan dalam diri.24

Belajar juga diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya. Buton menyatakan “…Learning is change in the individual due to instruction of that individual and his environment, wich fells a need and makes him more capable of dealing adequennly with his environment…”.

Dalam pengertian ini terdapat kata change atau “perubahan” yang berarti

bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar, akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya.25

Lebih lanjut Abu Ahmadi mengutip dari Abin Syamsudin yang menjelaskan, untuk mengidentifikasi perubahan tingkah laku tersebut dapat dilakukan dengan cara:

23 Nasution, Asas-Asas Kurikulum, (Bandung: Jemmars,1986), h.67-68.

24Op.cit.,.29.

25 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),


(34)

1) Secara tradisional, para guru memberikan pertayaan tentang bahan yang pernah diberikan sebelum menyajikan bahan baru.

2) Secara inovatif, guru membuat dan mengembangkan instrumen pengukuran prestasi belajar dengan mengadakan Pre-test sebelum siswa mengikuti program belajar mengajar.26

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses dan belajar siswa di sekolah yang secara garis besarnya dapat dibagi dalam dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa (Eksternal) terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental; sedangkan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) adalah faktor fisiologis dan faktor psikologis pada diri siswa.

1) Faktor lingkungan (environmental input)

Faktor lingkungan siswa dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: pertama, faktor lingkungan alam/ non sosial; meliputi keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, malam), tempat letak gedung sekolah dan kedua, faktor lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia dan representasinya termaksuk budayanya dan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.

2) Faktor instrumental

Faktor instrumental terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat pengajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.

3) Faktor kondisi internal siswa

26 Abu Ahmadi, op.cit., h. 18.


(35)

Faktor kondisi internal meliputi faktor fisiologis; terdiri dari kesehatan dan kebugaran fisik, selanjutnya faktor psikologis yang meliputi: minat, bakat, integensi, motivasi dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti; kemampuan persepsi, ingatan, berpikir, dan kemampuan dasar pengetahuan (bahan appersepsi) yang dimiliki siswa.27

Lebih jelas Slameto dalam bukunya belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Ia membagi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua yaitu faktor intern dan ekstern.

1) Faktor intern, terbagi atas tiga bagian:

a) Faktor jasmaniah; yaitu faktor yang meliputi keadaan fisik seseorang, dalam hal ini termaksuk faktor kesehatan serta cacat tubuh yang dimiliki seorang siswa.

b) Faktor psikologis; ada tujuh faktor yang tergolong kedalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar, faktor itu adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

c) Faktor kelelahan; kelelahan dibedakan menjadi dua, pertama, kelelahan jasmani, terlihat dari lunglainya tubuh yang disebabkan oleh kurang lancarnya aliran darah pada bagian tertentu pada tubuh. Kedua kelelahan rohani, dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu menjadi hilang.

2) Faktor ekstern; faktor ini dapat dikelompokkan menjadi tiga:

a) Faktor keluarga; faktor ini dipengaruhi oleh beberapa hal dilihat dari cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua,

27 M.Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN Fakultas


(36)

latar belakang kebudayaan atau pendidikan yang dimiliki oleh keluarga.

b) Faktor sekolah: faktor sekolah yang berpengaruh terhadap belajar siswa meliputi: metode mengajar yang digunakan oleh guru disekolah, kurikulum sekolah, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah yang diberikan oleh guru di sekolah. c) Faktor masyarakat; masyarakat merupakan faktor ekstern yang

berpengaruh terhadap belajara siswa. Pengaruh tersebut karena keberadaan siswa dalam masyarakat tidak bisa dihindari. Faktor masyarakat yang dimaksud adalah; kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, serta bentuk kehidupan masyarakat.28

c. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah laku. Aspek perubahan ini mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan Bloom, Sipsom dan Harrow, mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.29 Sedangkan menurut Mulyono hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.30

Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar itu terjadi melalui usaha dengan mendengar, membaca, mengikuti petunjuk, mengamati, memikirkan, menghayati, meniru, melatih dan mencoba sendiri atau berarti dengan pengalaman atau latihan. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus

28 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), Cet.5, h.54-71.

29 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2010 ), h.45.

30 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak yang Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka


(37)

relatif menetap bukan perubahan yang bersifat sementara atau tiba-tiba terjadi kemudian cepat hilang kembali.31

Lebih jelas menurut Agus Suprijono, bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk pada pemikiran Gagne sebagaimana dikutip oleh Suprijono, hasil belajar berupa:

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.

3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.

4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerakan jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

5) Sikap yaitu kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.32

Pengertian diatas diperjelas menjadi tiga oleh Bloom, sebagaimana dikutip oleh Thobari, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berikut penjabarannya:

1) Domain kognitif mencakup:

a) Knowledge (penegtahuan, ingatan);

b)Comperehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh); c) Application (menerapkan)

d)Analysis (menguraikan, menentukan hubungan);

31 M.Alisuf Sabri, op.cit., h.55.

32 Agus Suprijono, Cooperative Learning; Teori dan Aplikasi PAIKEM (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), Cet.VII, h. 5-6.


(38)

e) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,, membentuk bangunan baru);

f) Evaluating (menilai) 2) Domain afektif mencakup:

a) Receiving (sikap menerima); b)Responding (memberikan respon) c) Valuing (nilai)

d)Organization (organisasi) e) Characterization (karakterisasi). 3) Domain psikomotor mencakup:

a) Initiatory

b)Pre-routine

c) Rountinized

d)Keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.

Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pedidikan diatas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, tetapi secara komprehensif.33

d. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam belajar adalah:

1) Faktor endogen antara lain seperti minat belajar, kesehatan, perhatian, ketengangan jiwa di waktu belajar, motivasi, kegairahan diri, cita-cita,

33Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, Belajar & Pembelajaran ;Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), Cet.I, h.22-24.


(39)

kebugaran jasmani, kepekaan alat-alat indera dalam belajar. dengan kata lain alat-alat indera berfungsi dengan baik atau sebaliknya seperti mata sakit, pendengarannya terganggu dan lain-lain.

2) Faktor eksogen yang mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik antara lain seperti keadaan lingkungan belajar (suasana kelas), cuaca, letak sekolah (ditempat ramai atau tidak), faktor interaksi sosial dengan teman sebangku, interaksi peserta didik dengan pendidikannya. Faktor eksogen lainnya seperti alat-alat belajar yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar.34

Semua faktor diatas membutuhkan perhatian dari pendidik dan guru. Bila ada permasalahan perlu dicarikan pemecahan dari permasalahan tersebut. Guru tidak boleh membiarkan atau tidak peduli menghadapi masalah belajar mereka. Bila perlu dibicarakan secara bersama oleh majelis guru dan orang tua murid atau pihak terkait dengan pendidikan tersebut.35

e. Pembelajaran Fiqih

Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata learning. Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari.36 Menurut Kimble dan Garmezy, sebagaimana dikutip oleh Muhammad Thobori, bahwa pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang. Dalam hal ini siswa sebagai subjek belajar dituntut aktif mecari, menemukan, menganalisis, merumuskan, memecahkan masalah dan menyimpulkan suatu masalah. Selain itu, Rombepajung juga berpendapat bahwa pembelajaran adalah pemerolehan

34 Aminudin Rasyad, op.cit., h.104.

35Perangkat Pembelajaran Madrasah Tsanawiyah / MTs Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)


(40)

suatu mata pelajaran atau pemrolehan suatu keterampilan melalui pelajaran, pengalaman atau pengajaran.37

Selanjutnya pengertian Fiqih, secara bahasa berarti faham yang mendalam, mengetahui batinnya sampai kedalam. Selanjutnya secara istilah, Fiqih adalah ilmu tentang hukum-hukum syar’i yang bersifat amaliyah, yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang tafsili.38

Sebagaimana kita ketahui bahwa Fiqih merupakan salah satu dari pembahasan materi pembelajaran pendidikan agama Islam. Pendidikan Islam menurut Prof. Dr. Omar Muhammad al-Touny al-Syaebani, sebagaimana dikutip Muzayyin Arifin, pendidikan Islam adalah “usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan masyarakatnya dan kehidupan alam sekitarnya melalui kependidikan. Lebih lanjut dari hasil seminar pendidikan Islam se-Indonesia tahun 1960, memberikan pengertian pendidikan Islam: “sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.39

1) Latar Belakang Pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah

Dengan munculnya berbagai perubahan yang sangat cepat pada hampir semua aspek dan perkembangan paradigma baru dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat, maka perlu dikembangkan kurikulum Fiqih Madrasah Tsanawiyah (MTs) secara nasional, yaitu kurikulum yang ditandai dengan ciri-ciri , antara lain :

a) Lebih menitikberatkan pencapaian target kompetensi (attainment targets) dari pada penguasaan materi;

36 Muhammad Thobroni ., op.cit., h.18.

37 Zurizal & Aminudin, Fiqih Ibadah (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,2008), h.5.


(41)

b)Lebih mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia;

c) Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikan di lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.

Kurikulum dimaksud, kurikulum yang hanya berisi tentang standar kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Adapun tentang indikator, kegiatan pembelajaran, sumber dan alat pembelajaran dan metode pembelajaran diserahkan kepada madrasah untuk mengembangkannya sesuai dengan situasi dan kondisi dimana madrasah itu berada.

Pembelajaran fiqih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikankan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaffah (sempurna).

Pengembangan Isi kurikulum fiqih di Madrasah Tsanawiyah (MTs) merupakan kelanjutan dari kurikulum di MI, beberapa isi kurikulum merupakan perluasan dan pendalaman dari kurikulum sebelumnya. Dalam hal ini pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, sehingga peran semua unsur sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan tersebut.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar merupakan kurikulum hasil refleksi, pemikiran dan pengkajian dari kurikulum yang telah berlaku sebelumnya. Kurikulum baru ini diharapkan dapat membantu mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan di masa depan. Standar kompetensi dan kompetensi dasar diarahkan untuk memberikan keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam kondisi yang penuh dengan berbagai perubahan,


(42)

persaingan, ketidakpastian dan kerumitan dalam kehidupan. Kurikulum ini diciptakan untuk menghasilkan output yang kompeten, cerdas dalam membangun integritas sosial, serta mewujudkan karakter nasional.

Dalam implementasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, telah dilakukan berbagai studi yang mengarahkan pada peningkatan efisiensi dan efektivitas layanan dan pengembangan sebagai konsekuensi dari suatu inovasi pendidikan. Sebagai salah satu bentuk efisiensi dan efektivitas implementasi kurikulum dikembangkan berbagai model implementasi kurikulum.

Dalam konteks Madrasah, agar lulusan memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif, maka kurikulum Madrasah perlu dikembangkan dengan pendekatan berbasis kompetensi. Hal ini dilakukan agar Madrasah secara kelembagaan dapat merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta tuntutan desentralisasi. Dengan cara seperti itu, Madrasah tidak akan kehilangan relevansi program pembelajaran.

Selanjutnya, basis kompetensi yang dikembangkan di Madrasah harus menjamin pertumbuhan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, penguasaan keterampilan hidup, penguasaan kemampuan akademik, seni dan pengembangan kepribadian yang paripurna. Dengan pertimbangan ini, maka disusun kurikulum nasional Pendidikan Agama di Madrasah yang berbasis kompetensi yang mencerminkan kebutuhan keberagamaan peserta didik di Madrasah secara nasional. Standar ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kurikulum Fiqih di Madrasah sesuai dengan kebutuhan Madrasah.40

40

Perangkat Pembelajaran Madrasah Tsanawiyah / MTs Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).


(43)

2) Tujuan Pembelajaran Fiqih

Pembelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat: (1) mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam Fiqih ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam Fiqih muammalah. (2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.

3) Ruang Lingkup

Ruang lingkup Fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi ketentuan pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah Swt dan hubungan manusia dengan sesama manusia. Adapun ruang lingkup mata pelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi :

a) Aspek Fikih Ibadah melipuiti : ketentuan dan tatacara thaharah, shalat fardlu, shalat sunnah, dan shalat dalam keadaan dlorurat, sujud, adzan dan iqomah, berdzikir dan berdo’a setelah shalat, puasa, zakat, haji dan umrah, qurban dan aqiqah, makanan, perawatan jenazah dan ziarah kubur)

b) Aspek Fikih Muamalah melipuiti : ketentuan dan hukum jual beli, qiradh, riba, pinjam meminjam, utang piutang, gadai dan borg serta upah

4) Standar Kompetensi Lulusan (SKL)


(44)

mahdloh dan muammalah serta dapat mempraktekkan dengan benar dalam kehidupan sehari-hari

5) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR

MAPEL FIQIH KELAS VII

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Melaksanakan ketentuan taharah

(bersuci) 1.1 Menjelaskan macam-macam najis

dan tatacara taharahnya ( bersucinya )

1.2 Menjelaskan hadas kecil dan tatacara taharahnya

1.3 Menjelaskan hadas besar dan tatacara taharahnya

1.4 Mempraktikkan bersuci dari najis dan hadas

2. Melaksanakan tatacara shalat fardu dan sujud sahwi

2.1 Menjelaskan tatacara shalat lima waktu

2.2 Menghafal bacaan-bacaan shalat lima waktu

2.3 Menjelaskan ketentuan waktu shalat lima waktu

2.4 Menjelaskan ketentuan sujud sahwi

2.5 Mempraktikkan shalat lima waktu dan sujud sahwi

3. Melaksanakan tatacara azan, iqamah , shalat jamaah

3.1 Menjelaskan ketentuan azan dan iqamah

3.2 Menjelaskan ketentuan shalat berjamaah

3.3 Menjelaskan ketentuan makmum masbuk

3.4 Menjelaskan cara mengingatkan imam yang lupa


(45)

imam yang batal

3.6 Mempraktikkan azan, iqamah, dan shalat jamaah

4. Melaksanakan tatacara berzikir dan berdoa

setelah salat

4.1 Menjelaskan tatacara berzikir dan berdoa setelah salat

4.2 Menghafalkan bacaan zikir dan doa setelah salat

4.3 Mempraktikkan zikir dan doa

5. Melaksanakan tatacara salat wajib selain shalat lima waktu

5.1. Menjelaskan ketentuan shalat dan khutbah Jumat

5.2. Mempraktikkan khutbah dan shalat Jumat

5.3. Menjelaskan ketentuan shalat jenazah

5.4. Menghafal bacaan-bacaan shalat jenazah

5.5. Mempraktikkan shalat jenazah 6. Melaksanakan tatacara shalat

jama’, qhasar, dan jama’ qasar serta salat dalam keadaan darurat

6.1. Menjelaskan ketentuan shalat jama’, qashar dan jama’ qashar 6.2. Mempraktikkan salat jama’,

qashar dan jama’ qashar

6.3. Menjelaskan ketentuan shalat dalam keadaan darurat ketika sedang sakit dan di kendaraan 6.4. Mempraktikkan shalat dalam

keadaan darurat ketika sedang sakit dan di kendaraan

7. Melaksanakan tatacara shalat sunnah muakkad dan ghairu muakkad

7.1.Menjelaskan ketentuan shalat

sunnahmuakkad

7.2.Menjelaskan macam-macam shalat

sunnahmuakkad

7.3.Mempraktikkan shalat sunnah muakkad

7.4.Menjelaskan ketentuan shalat

sunnahghairu muakkad

7.5.Menjelaskan macam-macam shalat


(46)

7.6.Mempraktikkan shalat sunnah ghairu muakkad

6) Arah Pengembangan

Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan standar proses dan standar penilaian.41

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Pengaruh strategi active learning (belajar aktif) teknik information search

(mencari informasi) terhadap hasil belajar matematika siswa. Oleh Mahfuzhdin, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011. Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar Matematika dengan menggunakan strategi active learning (belajar aktif) teknik information search (mencari informasi) lebih tinggi dibanding menggunakan metode konvensional.42

2. Penerapan metode role playing (bermain peran) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKN. Oleh Adang Saputra, Mahasiswa PGMI Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah dilaksanakannya pembelajaran

41

Perangkat Pembelajaran Madrasah Tsanawiyah / MTs Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

42

Mahfuzhdin , “Pengaruh Strategi Active Learning (Belajar Aktif) Teknik Information Search

(Mencari Informasi) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011) h.65, t.d


(47)

dengan menggunakan metode Role Playing (bermain peran) pada konsep pilkada.43

Pada penelitian kali ini peneliti mencoba menggabungkan tentang kedua metode tersebut diatas (metode information search dan role play) dengan penerapan pada mata pelajaran fiqih pada konsep shalat berjamaah.

C. Kerangka Berpikir

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan. Artinya tujuan belajar adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi aspek pribadi.44 Dalam proses belajar mengajar fiqih membutuhkan minat baca dan keaktifan siswa untuk bisa aktif mendemonstrasi materi yang telah didapatnya. Karena setiap materi fiqih berkenaan dengan kebutuhan siswa dalam melakukan pratek ibadah dalam kehidupan sehari-harinya. Hal ini dapat dilakukan dengan pengajaran dengan mengggunakan Metode

Information Search dan Role Play

Penggunaan metode Information Search dan Role Play menekankan pada keaktifan siswa. Sehingga proses pembelajaran tidak lagi berpusat secara penuh pada pengajar. Siswa dituntut untuk bersikap kritis dan analisis terhadap materi yang sedang dibahas. Dengan demikian siswa tidak hanya mendengarkan materi secara pasif, melainkan mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi, dalam hal ini melakukan permainan peran terhadap materi yang sedang dipelajari.

Penggunaan Metode Information Search dan Role Play, selain dapat menumbuhkan minat baca siswa melalui pencarian informasi secara mandiri, selanjutnya ada penekanan pada eksplorasi pengetahuan siswa mengenai nilai-nilai dan sikap yang berkenaan dengan materi. Hal ini dilengkapi dengan metode yang

43

Adang Saputra, “Penerapan Metode Role Playing (Bermain Peran) Dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKN”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h.62, t.d

39


(48)

dapat merangsang jiwa belajar siswa dan melibatkan mereka secara aktif melalui bermain peran mengenai materi yang sedang dipelajari.

D. Hipotesis Tindakan

Adapun rumusan hipotesis penelitian ini adalah; Penerapan strategi pembelajaran aktif Metode Information Search dan Role Play dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah I Ciputat.


(49)

38 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di kelas VII MTs Muhammadiyah I Ciputat, dengan alamat lengkap Jl. Dewi Sartika Gg. Nangka No. 4 Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Adapun waktu penelitian dilaksanakan dimulai dari bulan April sampai akhir bulan juni 2014.

B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan/ Rancangan Siklus Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi didalam sebuah kelas secara bersama.1 Pelaksanaan tindakan kelas mencakup empat langkah yaitu:

a. Menyusun rancangan tindakan (planning) b. Pelaksanaan tindakan (acting)

c. Pengamatan (observing) d. Refleksi (reflecting)

Langkah-langkah tersebut masuk dalam satu siklus yang merupakan satu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Untuk pelaksanaan sesungguhnya tergantung pada masalah yang dipecahkan.2

1 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara,2009), h.3.


(50)

2. Desain Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus Penelitian Gambaran mengenai langkah tindakan yang akan dilakukan: a. Langkah Persiapan Tindakan

Langkah-langkah persiapan penelitian yang dilakukan: 1) Merencanakan tindakan

2) Menetapkan kriteria tindakan:

a) Terciptanya suasana belajar yang aktif. b) Hasil belajar siswa meningkat.

b. Implementasi Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian melalui proses pembelajaran yang terbagi menjadi beberapa siklus penelitian, disesuaikan dengan masalah penelitian dilapangan yang harus dipecahkan.

1) Siklus pertama

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan Metode Information Search dan Role Play dalam materi pelaksanaan shalat jamah. Observasi ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung. Hasil pengamatan dijadikan refleksi untuk melakukan tindakan selanjutnya pada siklus kedua.

2) Siklus kedua

Pelaksanaan pembelajaran masih menggunakan Information Search dan Role Play dalam materi pelaksanaan shalat berjamaah. Hasil dari pengamatan dilakukan refleksi, yang kemudian diteliti kembali.

c. Observasi dan Evaluasi

Pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran yang meliputi pengamatan:

1)Sikap siswa yang mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode Information Search dan Role Play.


(51)

2)Hasil belajar siswa yang mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakanmetode Information Search dan Role Play.

Selanjutnya untuk evaluasi, dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung melalui hasil praktek siswa dan menggadakan post test untuk test tertulis.

d. Analisis dan Refleksi

Data yang telah terkumpul pada siklus pertama, dilakukan pengolahan data dan kemudian didiskusikan dengan guru bidang studi, mengenai kekurangan dan kelebihan selama proses pembelajaran terjadi. Hasil ini dideskripsikan sebagai bahan untuk penyusunan pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus kedua.

Data yang terkumpul pada siklus kedua dilakukan analisis, apakah hasil yang didapatkan apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan peneliti. Dari hasil analisis dilihat seberapa besar peningkatannya.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-2 MTs Muhammadiyah I Ciputat, tahun ajaran 2013/2014. Adapun jumblah siswanya adalah 32 Siswa, yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa perempuan.

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti berperan sebagai pengajar yang melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan Metode Information Search dan Role play pada materi pelajaran Fiqih tentang pelaksanaan shalat berjamaah. Peneliti dibantu oleh guru bidang studi Fiqih dalam pelaksanaannya.

E. Tahapan Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun tahapan intervensi adalah sebagai berikut:


(52)

1. Tahapan Persiapan Pra-penelitian

a. Orietasi lapangan dengan melakukan wawancara dengan dengan guru bidang studi fiqih yang mengajar di kelas VII-2 MTsM I Ciputat tahun ajaran 2013/2014 pada tanggal 12 April 2014 (hasil terlampir), hal ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran fiqih sebelum penelitian tindakan kelas ini dilakukan. b. Menganalisis hasil wawancara dengan menentukan fokus

permasalahan yang akan diteliti.

c. Mengkaji hasil linteratur dan hasil-hasil penelitian yang relevan. pelaksanaan tindakan.

2. Siklus I, topik tentang pelaksanaan shalat berjamaah dilakukan dengan susunan kegiatan sebagai berikut:

a. Tahapan Perencanaan Tindakan (Planning)

1) Merancang bagian isi mata pelajaran dan bahan belajar yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar.

2) Merancang strategi dan skenario penerapan pembelajaran yang menggunakan penerapan strategi pembelajaran aktif information search dan role play.

3) Menetapkan indikator ketercapaian hasil belajar dan menyusun instrumen pengumpulan data yang terdiri dari tes dan nontes. b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

1) Guru memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik.

2) Guru memberikan test kemampuan awal berupa pre test tentang shalat berjamaah.

3) Guru mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode information search dan role play; meliputi:


(53)

b) Guru membagikan pertayaan dan kemudian memberikan waktu kepada siswa untuk membaca sumber bacaan yang ada untuk mencari jawaban atas pertayaan yang telah diberikan. c) Guru bersama siswa membahas hasil jawaban yang telah

ditemukan oleh siswa.

d) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mempragakan peran pelaksanaan shalat berjamaah secara berkelompok. e) Melakukan diskusi dan refleksi terhadap pelaksanaan peran

pelaksanaan shalat berjamaah.

f) Guru memberikan penguatan tentang konsep pelaksanaan shalat berjamaah.

4) Pelaksanaan post test untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap pelaksanaan shalat berjamaah.

c. Pengamatan atau observasi

1) Peneliti dan observer mencatat semua data dan informasi mengenai aktivitas siswa yang dapat dilihat langsung selama proses pembelajaran.

2) Melakukan diskusi antara peneliti dan observer tentang kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung.

d. Refleksi Siklus I

1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan, meliputi mutu, jumlah dan waktu setiap tindakan, serta tinjauan terhadap evaluasi hasil belajar dan kuesioner tanggapan siswa.

2) Melakukan refleksi terhadap kekurangan pada siklus I, dengan menentukan kendala-kendala berdasarkan temuan dilapangan.


(54)

3) Merencanakan tindakan selanjutnya berdasarkan hasil analisis siklus I.

3. Siklus II, topik tentang pelaksanaan shalat berjamaah tata cara (mengingatkan imam, menggantikan imam yang batal).

a. Tahapan perencanaan tindakan (planning)

1) Merencanakan strategi dalam upaya perbaikan untuk pelaksanaan pada siklus II.

2) Membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode information search dan role play.

b. Tahapan pelaksanaan tindakan

1) Guru memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik.

2) Guru memberikan test kemampuan awal berupa pre test.

3) Guru mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode information search dan role play; meliputi:

a) Guru membagi siswa menjadi beberapa 5 kelompok (untuk pelaksanaan role play).

b) Guru membagikan pertayaan dan kemudian memberikan waktu kepada siswa untuk membaca sumber bacaan yang ada untuk mencari jawaban atas pertayaan yang telah diberikan.

c) Guru bersama siswa membahas hasil jawaban yang telah ditemukan oleh siswa.

d) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mempragakan peran pelaksanaan shalat berjamaah secara berkelompok. e) Melakukan diskusi dan refleksi terhadap pelaksanaan peran

pelaksanaan shalat berjamaah (mengingatkan imam, menggantikan imam yang batal).


(55)

f) Guru memberikan penguatan tentang konsep pelaksanaan shalat berjamaah (mengingatkan imam, menggantikan imam yang batal).

4) Pelaksanaan post test untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap pelaksanaan shalat berjamaah (mengingatkan imam, menggantikan imam yang batal).

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah terciptanya suasana belajar yang aktif, menyenangkan dan meningkatnya hasil belajar siswa dengan menggunakan Metode Information Search dan Role Play pada mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah I Ciputat.

G. Data dan Sumber Data

Data berupa nilai siswa yang diperoleh melalui pre test dan post test yang dilakukan siklus pembelajaran berlangsung. Sedangkan data yang berupa respon dari peserta didik terhadap pembelajaran yang dilangsungkan menggunakan Metode Information Search dan Role Play, diberikan kuesioner pada saat pertemuan terakhir pada siklus kedua. Sedangkan untuk data lainnya peneliti memperolehnya dari hasil pengamatan langsung dari hasil lapangan.

H. Instrumen-Istrumen Pengumpul Data yang Digunakan

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan non tes. Tes digunakan untuk mengukur produk atau hasil belajar siswa yaitu menggunakan tes uraian. Sedangkan untuk proses pembelajaran yang dilakukan siswa dengan menggunakan non tes yang berupa angket atau kuesioner.


(56)

1. Tes

Tes adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian dalam rangka pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas berupa pertayaan-pertayaan atau perintah-perintah untuk testee, sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee.3 Pada penelitian ini bentuk tes yang digunakan adalah tes objektif dan Nonverbal

Test (tes berupa perbuatan atau gerakan tertentu) dalam hal ini praktik gerakan shalat berjamaah.

2. Kuesioner

Kuesioner atau angket bertujuan untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar peserta didik4. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dengan memberikan jawaban “Ya” atau

“Tidak”, hal ini dilakukan untuk mengetahui respon siswa metode

pengajaran yang telah diberikan.

I. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes objektif

Diberikan kepada siswa sebelum (Pre test) dan sesudah (Post test) pembelajaran menggunakan metode Information Search dan Role Play

pada materi Fiqih. Rumus yang digunakan untuk perhitungan skornya adalah S= x 100.

Ket:

B= Jumlah jawaban benar N = Jumlah soal5

3Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012), h. 67.

4Ibid.,h.84.


(57)

2. Kuesioner

Diberikan kepada siswa setelah pembelajaran pada akhir siklus I dan siklus II menggunakan metode Information Search dan Role Play pada materi Fiqih.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi 1. Uji Validitas Alat Ukur

Validitas berasal dari kata Valid berarti tepat, benar, shahih, absah. Suatu tes dikatakan mempunyai validitas apabila tes tersebut dengan secara tepat, benar, shahih atau absah telah dapat mengungkap atau mengukur apa yang seharusnya diungkap atau diukur lewat tes tersebut6.

Teknik pengujian validitas item tes hasil belajar yang digunakan adalah dengan teknik korelasi point biserial, dengan rumus sebagai berikut:

= √ Keterangan:

= koefisien validitas item

MP = skor rata-rata hitung yang dijawab benar Mt = skor rata-rata dari skor total

SDt = deviasi standar dari skor total

P = proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir item q = proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir item.7

Berdasarkan perhitungan menggunakan Software ANATES 4.0 didapatkan hasil sebagai berikut;

No Jenis Tes Jumblah butir soal Jumlah soal valid

1 Siklus I 20 15

6 Anas Sudijono, op.cit.,h.93. 7Ibid, h.185


(58)

2 Siklus II 20 17 (Adapun untuk perhitungan lebih lanjut ada di lampiran 8 dan 9)

2. Uji Reabilitas Alat Ukur

Reabilitas bermakna kepercayaan keterandalan, keajengan, kestabilan atau kosistensi dapat diartikan seajauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten. Untuk mengetahui reabilitas instrument tes hasil belajar siswa digunakan rumus kuder- Richarson (K-Rson) dengan rumus sebagai berikut:

=

[

]

Keterangan:

rii = koefisien reabilitas tes n = banyak butir item 1 = bilangan konstan S = standar deviasi

p = proporsi testee yang menjawab item soal dengan benar

q = proporsi testee yang menjawab item soal dengan salah (q=1-p)8

Tabel 3.1 Berikut Klasifikasi Guilford untuk derajat reliabilitas9

Nilai Koefisien Keterangan

<0,20 Derajat reliabilitas hampir ada,

hubungan lemah sekali

0,21-0,40 Derajat reliabilitas rendah, hubungan cukup berarti

0,41- 0,70 Derajat reliabilitas sedang, hubungan cukup berarti

8

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, h.253.

9


(1)

1 Bulu tangkis Minggu 08.00-09.00 Hadi Suryadi,S.Pd. 2 Bola basket Senin&kamis 14.00 -15.30 Kurniawan

3 Bola futsal Rabu&sabtu 14.00-15.30 Kurniawan

4 Marawis Rabu 12.00 -13.00 Indra

5 Paskibra Kamis 13.00-15.00 Taufik

6 English club Rabu 13.00-14.00 Marfuah,S.Pdi 7 Qasidah Senin 13.00-14.00 Iis Yuningsih, S.Ag.

f. Kegiatan tidak terprogram :

1) Rutin : Upacara Bendera, Shalat berjamah,penggalangan infak keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan kesehatan diri.

2) Spontan : memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, antri, mengatasi silang pedapat (pertengkaran),memberi santunan kepada yang mendapat musibah,mengikuti undangan - undangan lomba

3) Keteladanan : berpakaian rapih, berbahasa yang baik, rajin D. Kondisi Guru dan siswa MTs Muhammadiyah 1 Ciputat

1. Jumlah Guru

Jumlah pengajar di MTs Muhammadiyah 1 Ciputat sebanyak 24 Orang terdiri dari 10 laki laki, 14 wanita latar belakang pendidikan DIII, dan S1 dan S2 dari alumnus perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta

Keadaan Guru MTs Muhammadiyah 1 Ciputat Tahun Pelajaran 2010/2011 2. Jumlah Siswa


(2)

Dari tabel tersebut diatas dapat diketahui bahwa jumlah siwa MTs Muhammadiyah 1 Ciputat pada tahun pelajaran 2011/2012 adalah terdiri dari jumlah siswa laki laki 131, jumlah siswa perempuan 148 sehingga jumlah keseluruhan adalah 279 siswa. E. Sarana dan Prasarana Pembelajaran di MTs. Muhammadiyah 1 Ciputat

Keadaan saranna dan prasarana MTs Muhammadiyah 1 Ciputat terdiri dari 7 ruang /kelas ,ruang kantor 1 ruang, perpustakaan 1 Ruangan, WC siwa 2 buah, , ruang Ibadah /Masjid dengan ukuran 10x 10 M2

Adapun keadaan sarana dan prasarana MTs. Muhammadiyah 1 Ciputat

No Jenis Bangunan Banyaknya

1 Ruang Belajar 6 Ruang

2 Ruang Kantor 1 Ruang

3 Ruang Guru 1 Ruang

4 Ruang Tata Usaha 1 Ruang

Laki Perempuan Jumlah

VII -1 11 25 36

VII -2 20 16 36

VII -3 22 7 29

Jumlah Kelas VII 53 48 101

VIII -1 3 35 38

VIII -2 17 21 38

VIII -3 27 11 38

Jumlah Kelas VII 47 67 114

IX - 1 6 26 32

IX - 2 25 7 32

0

Jumlah Kelas VII 31 33 64

JUMLAH

KESELURUHAN 131 148 279


(3)

5 Ruang Perpustakaan 1 Ruang

6 WC Siswa 2 Buah


(4)

Lampiran 13 -


(5)

(6)

Lampiran 13

Data diri

Saya berasal dari dusun dibelahan Sumatera, tepatnya di daerah Lunto, namun saya menetap di daerah tempat ayah saya berasal yaitu silungkang, sebuah negeri yang masih berdekatan langsung dengan Lunto tempat ibu saya berasal, daerah ini mempunyai sebuah kota dengan sebutan kota tambang yaitu kota Sawahlunto. Saya adalah anak kedua dari lima bersaudara. Saya dilahirkan tepat pada tanggal 19 juli 1992. Awal pendidikan dimulai dari TK Aisyiah- SD dan dilanjutkan tingkat SMP saya lewati bersama orangtua di daerah Silungkang daerah penghasil kerajinan Tenun Songket yang cukup terkenal di daerah Sumatera Barat.

Setelah tamat Sekolah Menegah Pertama saya melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Kota Solok, sebuah kota kecil yang sangat indah, kota dimana dikelilingi oleh persawahan hijau yang membentang, dari kejauhan dipinggiran kota terlihat pula Gunung Talang, gunung merapi aktif, yang menambah gambaran betapa elok dan asrinya kota ini.

Setelah menamatkan studi di Madrasah, tahun 2010 saya melanjutkan pendidikan melalui jalur masuk PMDK ke perguruan tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan Jurusan Pendidikan Agama Islam, sebuah kota besar yang penuh keramaian, yang membawa saya pada mimpi-mimpi baru yang lebih besar. Sebagai wujud motto hidup saya adalah “Hidup adalah


Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif dengan Teknik Information Search Terhadap Pemahaman Konsep IPS Peserta Didik Kelas III SDN Karang Tengah 3 Tangerang

0 48 193

Pengaruh strategi active learning (belajar aktif) teknik information search / mencari informasi terhadap hasil belajar Matematika siswa

0 10 190

Penerapan Metode Information Search dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII pada Mata Pelajaran Fiqih di SMP Islam Al – Hikmah Pondok Cabe

0 10 151

Implementasi Metode Role Play dalam Meningkatkan Minat Belajar PAI Siswa

3 47 146

Penerapan pembelajaran aktif metode card sort pada materi PAI dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Darul Ma'arif Jakarta Selatan

1 13 168

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI AKTIF Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Aktif Card Sort (PTK Pembelajaran Matematika Bag

0 2 17

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INFORMATION SEARCH KELAS V SDN 03 BLORONG TAHUN 2010/2011.

0 1 15

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORTDAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PESAWAT SEDERHANA.

0 0 41

METODE ROLE PLAY DALAM MENINGKATKAN HASI

0 0 28

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA ... 1 SM

0 4 6