KATA PENGANTAR - PERATURAN DESA PAMAKAYO

KATA PENGANTAR

Puji syukur patut kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
bimbingan dan petunjuk-Nya sehingga Dokumen RPJM - Desa ini dapat diselesaikan dan
direciew kembali.
Sejalan dengan PERMENDAGRI Nomor 66 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Desa, maka Tim Perumus Inti Desa Pamakayo telah mereview Dokumen
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Pamakayo yang dihasilkan out proses
MMDD (Menggagas Masa Depan Desa) yang dilakukan dengan melibatkan seluruh
komponen masyarakat Desa Pamakayo dalam proses penggalian gagasan baik formal
maupun nonformal.
Proses pengumpulan data dan informasi dengan menggunakan tiga alat kaji yaitu
Sketsa Desa, Diagram Kelembagaan dan Kalender Musimsebagai alat/ bahan untuk
mengkanji masalah potensi, gagasan dan data dukung lainnya dari tingkat kelompok
sampai tingkat Dusun yang difasilitasi oleh Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa
(KPMD) kiranya dapat memberikan legitimasi keabsahan data dan informasi yang
tertuang dalam dokumen ini.
RPJM - Desa Pamakayo memuat gagasan umum yang mencakup segala aspek
yang berpengaruh terhadap kondisi masa lalu, masa kini serta harapan akan masa
depan Desa Pamakayo.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam proses

penyusunan RPMJ - Desa ini, oleh karena itu masukan yang bersifat penyempurnaan
terhadap penyusunan RPJM - Desa ini sangat kami harapkan. Tapi inilah wujud
kepedulian kami terhadap kemajuan Desa Pamakayo yang akan datang.
Ucapan terima kasih kami untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Flores Timur
khususnya Pemerintah Kecamatan Solor Barat, Fasilitator kecamatan Solor Barat dan
berbagai pihak yang telah mendukung proses penyusunan RPJM - Desa Pamakayo.
Besar harapan kami, semoga dengan penyusunan RPJM - Desa Pamakayo ini dapat
memberikan kontribusi terhadap arah pembangunan Desa Pamakayo.

Pamakayo, 15 Desember 2012
Ketua
Tim Perumusan RPJM-Desa

Benediktus Berkama Lewar

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM-DES)
DAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP-DES)
BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Efektifitas pembangunan dalam mengatasi berbagai permasalahan untuk
merespon kebutuhan dan menjawab tantangan perkembangan masyarakat
ditentukan sejauh mana proses pembangunan dapat meningkatkan kapasitas
wilayah desa dalam mencapai kemandirian dan kesejahteraan. Dengan demikian
keberhasilan dalaam pembangunan wilayah desa akan memberikan dampak yang
sangat besar terhadap keberhasilan pembangunan nasional secara makro. Cara
pandang diatas menjadi sangat penting untuk memacu kapsitas masyarakat dan
aparat pemerintah desa dengan meningkatkan daya dukung (support system)
dalam pengelolaan pembangunan yang mencakup antara lain:
1. Mutu kesesuaian dan ketetapan perangkat lunak pembangunan desa (Peraturan
Perundangan, Pedoman, Petunjuk Pelaksanaan dan Teknis lain terkait).
2. Efektifitas sistem pengelolaan pembangunan desa.
3. Kemampuan desa atau sebutan lain dalam penyelenggaraan pembangunan.
4. Kemampuan dan keberdayaan masyarakat maupun aparatr pemerintah desa.
Salah satu persoalan mendasar dalam penyelenggaraan pembangunan desa,
adalah terkait elemen perencanaan pembangunan desa (RPJM-Desa) karena
RPJM-Desa merupakan dokumen yang menunjukan arah tujuan dan kebijakan
pembangunan desa. Maka kualitas RPJM-Desa menjadi sangat penting untuk
diperhatikan baik dari segi proses penyusunan, kuaalitas dokumen maupun

kesesuaiannya dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penyusunan RPJM-Desa berdasarkan pada Peraturan Menteri dalam Neger
(Permendagri) Nomor 66 Tahun 2007 adalah untuk meninkatkan efektifitas
pelaksanaan Permendagri dimaksud srta mendorong dan memfasilitasi pemerintah
desa dalam menyusun RPJM-Desa.
Untuk mengakomodasi kepentingan tersebut, perlu disediakan petunjuk teknis
penyusun RPJM-Desa yang merupakaan turunan serta penjabaran secara rinci
Permendagri Nomor 66 Tahun 2007.

1.2 Dasar Hukum
Peraturan perundang-undangan yang dijadikan dasar dan acuaan dalaam
penyusunan RPJM-Desa antara lain:
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, tambahan
Lembaran Negara Nomor 4286);
2. Undang-undang Nomor25 Tahun 2004 tentang Sistem Pembangunan
Nasional;
3. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negar Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4437);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 200 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 458, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5578);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 tahun 2007 tentang Pedoman
Penataan Lembaga Kemasyarakatan;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri 7 Tahun 2007 tentang Kader
Pemberdayaan Masyarakat;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pedoman
dan Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa/ Kelurahan;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 Perencanaan
Pembangunan Desa;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2007 tentang Pandataan
Program Pembangunan Desa/ Kelurahan;
11. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 4142 / 1408 / PMD
tanggal 31 Maret 2010 tentang Petunjuk Teknis Perencanaan Pembangunan
Desa;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, Daerah Kabupaten Flores
Timur Tahun 2005 - 2010.

1.3 Pengertian
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat (APBD)
adalah rencana keuangan tahunan pemerintah desa yang dibahas dan disetujui
bersama oleh Badan Permusyawaratan Desa. Dan ditetapkan dalam Peraturan
Desa.
2. Desa atau yang disebut dengan nama lain yang selanjutnya disebut desa adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
asal usul dan adat istiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka
penyelenggaraan pemerintah desa yang dapat dimiliki dengan uang termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban desa tersebut.
4. Lembaga Kemasyarakatan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan
merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat.

5. Musyawarah perencanaan pembangunan desa yang selanjutnya disebut
Musrembang desa adalah forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan
secara partisipasif oleh para pemangku kepentingan desa atau pihak
berkentingan untuk mengatasi permasaalahan desa dan pihak akan terkena
dampak akan hasil musyawarah untuk menyepakati rencan kegiatan di desa
satu tahun.
6. Pembangunan desa adalah pemanfaatan sumber dayayang dimiliki untuk
kepentingan kesejahteraam masyarakat yang nyata baik dalam aspek
pendapatan kesempatan kerja, lapangan usaha , akses terhadap pengambilan
keputusan maupun indeks pembangunan manusia.
7. Perencanaan adalah suatu proses untuk menetukan tindakan masa depan yang
tepat melalui urutan pilihan dengan mempertimbangkan sumber daya yang
tersedia.
8. Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapantahapan kegiatan yang akan melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan
guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan nasional dalam suatu lingkungan wilayah dalam
jangka waktu tertentu.
9. Perencanaan desa dimaksud adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan
kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di desa guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam jangka waktu

tertentu. Wujud perencanaan adalah rencana pembangunan jangka menengah
dan rencana kerja pembangunan desa.
10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa selanjutnya disingkat RPJMDesa adalah dokumen perencanaan untuk periode lima tahun yang memuat arah

kebijakan pembangunan desa, arah kebijakan keuangan desa, kebijakan umum
dan Program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lintas SKPD dan prgram
prioritas ke wilayah disertai dengan rencana kerja.
11. Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat RKP-Desa
adalah dokumen perencanaan periode satu tahun yang merupakan penjabaran
dari RPJM-Desa yang memuat rangkaian kerangka ekonomi desa dengan
mempertimbangkan kerangka pendanaan yang dimutakhirkan, program prioritas
pembangunan desa, rencana kerja dan penandaan serta perkiraan maju naik
yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa maupun ditempuh dengan
mengacu kepada rencana kerja pemerintah daerah dan RPJM-Desa.
12. Peraturan Desa (selanjutnya disingkat Perdes) adalah peraturan perundangundangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa.

BAB II
PROFIL DESA
2.1.


Kondisi Desa Pamakayo

2.1.1. Sejarah Desa
Sejarah Desa Pamakayo berawal setelah Gerakan 30 September 1965 maka
pada tahun 1966 dibentuk desa gaya baru yang bergabung dalam desa gaya
lama, maka untuk desa gaya lama Pamakayo dan Lewonama diberi nama Desa
Pamakayo. Berjalan sejak tahun 1967 sebagai Kepala Desa terpilih adalah Bapak
Yohanes Suban Kein sebagai Kepala Desa pertama. Pada tahun 1969 beliau
menarik diri dari kepala desa dan pada tahun 1970 ganti Bapak Pius Bolo Lewar,
beliau tidak sampai satu tahun ganti diganti Bapak Benediktus Luma Keray. Pada
tahun 1971 beliau berhenti dengan lasan tidak mampu dan diganti Bapak Yosep
Wujo Lewar. Pada tahun 1972 beliau diangkat sebagai Pejabat Kepala Desa
selama enam bulan. Mulai tahun 1972 terpilih kembali Bapak Yohanes Suban Kein
sampai tahun 1982, dengan masa kepemimpinan dua periode. Masa
kepemimpinan beliau berakhir pada tahun 1982. Mulai tahun1982 sampa 1991
Desa Pamakayo dibawah kepemimpinan Bapan Nikolaus Bogo keray sampai
selesai masa jabatannya. Pada tahun 2002 terjadi proses pemilihan kepala desa,
dan Bapak Fransiskus Tobi Belang terpilih menjadi kepala Desa Pamakayo. Beliau
memimpin Desa Pamakayo selama dua periode. Pada tahun 2009 pemerintah
Desa Pamakayo bersama warga masyarakat mengadakan rapat. Terpenuhilah

permohonan pemekaran desa pada bulan Oktober tahun 2010 Desa Pamakayo
diresmikan menjadi dua desa, yakni Desa Pamakayo dan Desa Lewonama. Pada
tahun 2011 Desa Pamakayo dipimpin oleh Pejabat Kepala Desa Valenrius
Nikolaus Meo Herin,SE yang mempunyai tugas mempersiapkan proses pemilihan
kepala desa defentif selama enam bulan, dan bulan Agustus 2012 dilantik Bapak
Valentinus Odiama Kein sebagai Kepala Desa Pamakayo.
2.1.2. Desa Pamakayo berada disebelah timur bagian utara pusat Kecamatan Solor
Barat, Kabupaten Flores Timur, dengan keadaan tanah pada umumnya berbukit.
Desa Pamakayo terletak pada pesisir pantai dan langsung berhadapan dengan
Ibukota Kabupaten Flores Timur. Kondisi iklim dengan curah hujan rata-rata 500 1.000 mm dengan jumlah pertahunnya tiga bulan, suhu rata-rata 35 0 celsius.
2.1.3. Secara geografis Desa Pamakayo berbatasan dengan:
 Sebelah Timur dengan
: Desa Ongalereng
 Sebelah Barat dengan
: Desa Lewonama
 Sebelah Utara dengan
: Selat Solor
 Sebelah Selatan dengan
: Desa Lemanu


2.1.4. Sarana dan Prasarana:
 Untuk jarak tempuh dari Pamakayo ke Ibukota Kecamatan dengan memakai
kendaraan:
a). Roda dua selama 30 menit
b). Roda empat kurang lebih 1 jam
 Untuk jarak tempuh dari Pamakayo ke Ibukota Kabupaten dengan
menggunakan kendaraan laut kurang lebih 45 km dengan jarak tempuh kurang
lebih 65 menit.
2.1.5. Keadaan Sosial:
 Pendidikan masih terdapat anak usia sekolah yang tidak melanjutkan
pendidikan pada sekolah lanjutan bahkan ada yang masih drop out terutama
pada tingkat SLTP dan SLTA.
 Kesehatan sudah ada peningkatan dan dengan adanya perluasan Polindes
maka semuanya terlaksana dengan baik proses pelayanan pertolongan
persalinan dan rawat jalan.
 Dalam kehidupan beragama, karena mayoritas penduduk Desa Pamakayo
beragama Katolik, sedangkan agama Islam hanya satu KK dengan juga dapat
menghargai dengan sesama dari agama lain yang berkunjung ke Desa
Pamakayo.
 Pemuda dan olahraga pada dasarnya ada minat generasi muda untuk

menyalurkan bakatnya di bidang olahraga khususnya olahraga sepak bola.
 Bidang seni budaya, adalah sanggar seni budaya di Desadengan pengurus
dan anggota yang paten, tetapi tidak dapat berkembang karena banyak
anggotanya adalah petani sehingga kurang adanya latihan.
2.1.6. Keadaan Ekonomi
 Pada dasarnya baik perdagangan maupun perindustrian (kerajinan tangan dan
pertukangan) tidak dapat ditingkatkan karena masyarakat mengalami kesulitan
dana sementara hasil penjualan yang ada hanya untuk mencukupi kebutuhan
di keluarga. Maka sangat diharapkan perhatian pemerintah tingkat atas untuk
suntikan dana demi peningkatan usaha dalam kedua bidang tersebut.
 Pertanian dan perkebunan, dengan keadaan photografi desa dan curah hujan
yang ada, maka hasilnya tidak mencukupi karena satu-satunya komoditi yang
dapat menghasilkan uang adalah jambu mente, tapi harga penjualannya
sangat rendah. Sangat diharapkan pemerintah tingkat atas supaya dapat
menetapkan harga standar dengan peretimbangan kemahalan yang akan
terjadi sebagai akibat kenaikan BBM dan pasti akan diikuti kenaikan gaji
pegawai negeri.
 Tidak ada hasil hutan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan
masyarakat karena kondisi tidak memungkinkan.

 Bidang perikanan dapat diandalkan sebagai sumber mata pencaharian utama,
karena pola tangkapnya masih tradisional dan sarana yang tidak memadai,
dimana para nelayan hanya menggunakan sampan dayung.
2.2.

Kondisi Desa Pamakayo

2.2.1. Pembagian Wilayah Desa Pamakayo
Berdasarkan peraturan perundang-undangan maka pemerintah Desa Pamakayo
terdiri dari:
 Staf Pemerintah Desa
No

Nama Lengkap

Jabatan

Tingkat
Pendidikan

1.

Valentinus Odiama Kein

Kepala Desa

D3

2.

Benediktus Berkama Lewar

Sekrearis Desa

SLTA

3.

Maria Oliina Gamur

Kepala Seksi Pemerintahan

SLTA

4.

Laurensius Lewar

Kepala Seksi Kemasyarakatan

SLTA

5.

Aloysius Lewar

Kepala Seksi Pembangunan

SLTA

6.

Gabriela Nogo Lewar

Kaur Urusan Umum

SLTA

7.

Yuliana Lewar

Kepala Urusan Keuangan

SLTA

8.

Yovita Sabu Herin

Kepala Urusan Administrasi

SLTA

9.

Frans Soda Herin

Kepala Dusun I

SLTA

10. Hendrikus Noe Lewar

Kepala Dusun II

SLTP

11. Yustina Olaina Keray

Kepala Dusun III

SLTA

 Perangkat Pemerintah Desa

1.

Markus Leki Hayon

Ketua RW I

Tingkat
Pendidika
n
SD

2.

Agustinus Soba Lewar

Ketua RW II

SD

3.

Emanuel Geni Lewar

Ketua RW III

SLTA

4.

Petrus Gelole Aran

Ketua RW IV

SD

5.

Maria Done

Ketua RW V

SMP

6.

Martinus Tinu Kein

Ketua RW VI

SD

7.

Imakulata Padu Krowin

Ketua RT I

SD

8.

Yakobus Pati Herin

Ketua RT II

SD

9.

Paulus Dontena Hayon

Ketua RT III

SLTA

10. Yakobus Bugi Kein

Ketua RT IV

SLTP

11. Helena Gelu Tapun

Ketua RT V

SD

12. Yosep Suban Lewar

Ketua RT VI

SD

13. Yohanes Helun Lewar

Ketua RT VII

SD

14. Wilhelmus Bisu Kein

Ketua RT VIII

SD

15. Elisabet Nogo Lewar

Ketua RT IX

SD

16. Yakobus Pati Kolin

Ketua RT X

SD

17. Heribertus Makao Kein

Ketua RT XI

SLTA

18. Vinsensius Keledo Lewar

Ketua RT XII

SLTA

No

Nama Lengkap

Jabatan

 Pengurus Badan Permusyawaratan Desa

No

Nama Lengkap

1.

Thomas Suban Ledor

Ketua

Tingkat
Pendidika
n
SLTA

2.

Petrus Suban Lewar

Sekretaris

Sarjana

3.

Hendrikus Suban Lewar

Anggota

SLTA

4.

M. Wilhelmina Wele Kein

Anggota

SLTA

5.

Antonius Rue Wato

Anggota

SD

Jabatan

BAB III
POTENSI DAN MASALAH
3.1. Potensi
Kajian potensi yang ada di Desa Pamakayo ini dipakai berdasarkan hasil dan
manfaat dari potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam, programprogram lembaga serta kelompok-kelompok yang ada di desa. Adapun potensi
sumber daya alam misalnya lahan perkebunan, pertanian dan laut yang kaya akan
hasil perikanan dan pesisir pantai yang luas. Hasil perkebunan yang paling
menonjol di desa Pamakayo yakni jambu mente, asam, disamping itu ada hasil-hasil
perkebunan yang tidak begitu menonjol yakni ; pisang, mangga, kelapa dan lainlain. Selain itu ada hasil-hasil pertanian seperti ; padi, jagung, ubi-ubian, dan
kacang-kacangan, yang mana hailnya hanya cukup memenuhi kebutuhan dalam
keluarga. Karena proses bercocok tanam hanya sekali dalam setahu yakni pada
musim hujan. Hasil-hasil perikanan juga tidak seberapa banyak, proses penjualan
sesuai dengan hasil tangkapan. Dari potensi-potensi yang ada dibidang-bidang
tersebut ada potensi yang hasilnya sangat menonjol dan ada juga hasilnya paspasan.
3.2. Masalah
3.2.1. Masalah Dibidang Lingkungan
Masih banyak terdapat sarana dan prasarana lingkungan yang dibutuhkan
masyarakat seperti ; Tanggul Penahan Ombak, Tanggul Penahan Banjir, Jalan
Alternatif, Saluran Air pada lorong-lorong desa yang masih digenangi air ketika
musim hujan. Bagi rumah-rumah penduduk di pesisr pantai merasa tidak aman
ketika musim barat tiba dan terjadi gelombang yang sangat besar, dan rumahrumah penduduk dipinggir kali juga merasa terganggu ketika terjadi banji,
karena talud belum seluruhnya dikerjakan.

3.2.2. Masalah Dibidang Sosial
a. Bidang Kesehatan
Masih ada balita yang dikategorikan kurang gizi, tingkat kesehatan ibu hamil
yang rendah serta warga yang mengidap penyakit menular seperti ; demam,
flu, dan lain lain.
b. Bidang Pendidikan ;
Masih tingginya anak-anak usia sekolah yang putus sekolah, tingginya angka
pengangguran

dan

rendahnya

sumber

daya

manusia,

dari

kedua

permasalahan tersebut maka dapat diidentifikasi sebagai akibat :
 tingginya biaya pendidikan sehinga kemampuan orangtua menjadi
kurang.
 kurangnya kesadaran masyarakat akan program pemerintah dibidang
pendidikan.
 Tingginya angka pengangguran di desa.
 Kondisi sosial dan ekonomi yang tidak mampu mendorong masyarakat
untuk mendorong anak mengikuti pendidikan.
 Rendahnya kemauan anak untuk mengikuti pendidikan.
c. Bidang Hubungan Kemasyarakatan.
Pola hubungan warga masyarakat desa Pamakayo terjalin dengan baik,
masyarakat dengan pemerintah maupun lembaga-lembaga yang ada dalam
desa serta sesama masyarakat dalam keseharian. Ketika salah satu warga
mempunyai masalah maka dengan sendirinya masyarakat lain juga ikut
memecakan bersama sehingga pola komukasi tetap terjaga dan terjalin.
3.2.3. Masalah Di Bidang Ekonomi ;
Warga masyarakat desa Pamakayo masih banyak yang menganggur dan
berpendapatan

rendah,

sebagian

warga

masyarakat

tidak

mampu

meningkatkan pendapatan karena kekurangan modal usaha, serta masih
banyak warga dalam usia produktif yang tidak memiliki pekerjaan.

1. POTENSI PERTANIAN / PERKEBUNAN / KEHUTANAN
1. 1. Potensi Tanaman Pangan
1. 1. 1. Pemilikan Lahan Pertanian Tanaman Pangan
No
1.
2.
3.
4.
5.
1. 1. 2.

KK Yang Memiliki Lahan Pertanian
Jumlah Kepala Keluarga Yang memiliki tanah pertanian
Tidak memiliki
Memiliki kurang dari 0,50 ha
Memiliki lebih dari 1,0 ha
Jumlah

Jumlah
88 KK
5 KK
50 KK
143 KK

Jenis tanaman pangan yang diusahakan oleh masyarakat ;
 Jagung.
 Padi ladang.
 Ubi-ubian.
 Kacang-kacangan

1. 1. 3.

Jenis komuditas buah-buahan yang dibudidayakan oleh masyarakat ;
 Pisang.
 Bidara.
 Mangga.
 Jambu mente.
 Asam.
 Kelapa.

1. 1. 4.

Pemasaran hasil tanaman pangan ;
Dari beberapa hasil tanaman pangan ada sebagian yang dijual
kepasar atau langsung di konsumen yang datang di desa, dan ada
juga yang digunakan sebagai makanan tambahan di rumah.

1. 2. Potensi Tanaman Perkebunan

1. 2. 1. Kepemilikan lahan perkebunan
No
1.
2.
3.
4.

1. 2. 2.

Lahan perkebunan
Jumlah Rumah Tangga memiliki Tanah Pertanian
Tidak memiliki
Memiliki kurang dari 0,50 ha
Memiliki lebih dari 1,0 ha
Jumlah

Jumlah
88 KK
5 KK
50 KK
143 KK

Jenis tanaman perkebunan yang diusahakan oleh masyarakat :
 Kelapa 85 pohon
 Pisang 115 rimbun
 Jambu mente 1.563 pohon
 Asam 61 pohon
 Mangga 54 pohon
 Bidara 26 pohon

1. 2. 3.

Pemasaran hasil tanaman perkebunan :
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, masyarakat desa Pamakayo
melakukan tansaksi jual komoditi di pasar Enatukan dan pasar Podor.
Sedangkann hasil komoditi jambui mente ada yang dijual langsung di
Larantuka dan ada juga pedagang yang datang langsung di desa
Pamakayo.

1. 2. 4

Potensi tanaman perkebunan :
Kepemilikan tanaman perkebunan desa Pamakayo sebagian berada
pada hutan adat yang mana berada pada suku-suku tertentu. Hutan
tersebut tidak dapat ditumbang dengan seenaknya, kecuali mendapat
persetujuan bersama-sama.

1.3. Potensi Peternakan
1. 3. 1. Potensi Peternakan

Masyarakat desa Pamakayo pada umumnya memiliki populasi ternak
karena didukung ketersediaan tanaman pangan ternak yang ada seperti :
 Daun Lamtoro,
 Daun Gamal,
 Daun Turi,
 Daun Mengkudu,
 Daun Hensono.
1. 3. 2. Jenis-jenis populasi ternak yang dipelihara oleh masyarakat desa Pamakayo
adalah sebagai berikut :
 Ayam kampong,
 Kambing,
 Babi,
 Anjing.
1. 3. 3.

Pemasaran hasil ternak :
Hasil ternak dapat dijual pada waktu-waktu tertentu yakni pada saat pestapesta adat dan ridtual-ridtual adat yang dilaksanakan dalam desa
Pamakayo. Ternak yang biasa di perjualbelikan di desa yakni ;
 Ternak Babi,
 Ternak Kambing dan Ternak Anjing.

1.4.

Potensi Perikanan
Masyarakat desa Pamakayo menyadari bahwa untuk memenuhi kebutuhan pokok
keluarga hanyalah bercocok tanam ( Petani ) itu saja belum cukup, sehingga
masyarakat memandang perlu untuk melaut. Dari hasil yang didapat ada yang
dijual untuk tambahan kebutuhan dalam keluarga, dan juga dijadikan lauk dalam
keluarga. Namun masyarakat merasa penghasilan yang didapat dari melaut
sangatlah terbatas, karena sarana yang digunakan masih tradisonal sehingga
sangat diharapkan uluran tangan dari pemerintah tingkat atas.

1.4.1. Jenis alat-alat yang digunakan oleh para nelayan yakni :
 Alat pancing,
 Sampan dayung,

 Jaring.
Jenis ikan yang diproduksikan yakni :
 Ikan dasar,
 Ikan kerapu,
 Ikan tongkol.
1.4.2.

Pemasaran hasil ikan :
Pemasaran ikan yang didapat hanya dijual dalam wilayah desa saja,
karena hasil yang diperoleh tidak memadai.

1.5.

Potensi Sumber Daya Air
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Desa Pamakayo tidak pernah
mengalami kesulitan, karena hampir disemua rumah penduduk memiliki sumur.

1.6.

Potensi Wisata
Di Desa Pamakayo tidak ada lokasi wisata karena dipesisir pantai hanya terdapat
batu-batu karang, sedang alam disekitar desa pamakayo juga tidak menunjang
untuk dijadikan tempat wisata, sehingga para turis jarang berkunjung di desa
Pamakayo.

1.7.

Potensi Sosial Budaya
Masyarakat desa Pamakayo sangat menjujung tinggi nilai-nilai sosial budaya lokal
serta terlahir dari lingkungan adat yang mengikat antara sesama dan saling hormat
menghormati. Denggan sendirinya muncul partisipasi dan semangat gotong
royong

yang

sangat

tinggi

dalam

menentukan

nasib

sesuai

dengan

perkembangan zaman.

Adapun susunan Tokoh -Tokoh Adat Desa Pamakayo yang berperan aktif yakni :
No Nama Lengkap
1. Yosep Luya Kein

Peranan
Koten

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
.
11
.

Antonius Lagadoni Kein
Yosep Adosari Lewar
Laurensius Lakanduli Lewar
Yosep Luya Kein
Yosep Buang Lewar
Simon Soda Herin
Petrus Ola Ledor
Yohanes Kebaku Hayon

Kelen
Hurit
Maran
Kepala Suku Kein
Kepala Suku Lewar
Kepala Suku Herin
Kepala Suku Ledor
Kepala Suku Hayon

Nikolaus Likulau Tukan

Kepala Suku Tukan

Faustus Aya Kolin

Kepala Suku Kolin

1.8. Potensi Sumber Daya Manusia
1.8.1. Demografi Desa
Desa Pamakayo mempunyai :
a. 147 kepala keluarga.
b. 109 kepala keluarga laki-laki.
c. 38 kepala kelurga perempuan.
1.8.2. Jumlah penduduk secara keseluruhan yakni :
a. Jumlah penduduk seluruhnya 555 jiwa.
b. Jumlah penduduk laki-laki 258 jiwa.
c. Jumlah penduduk perempuan 297 jiwa.

1.8.3. Tingkat Pendidikan Berdasarkan Jenis Kelamin :
No

Tingkat Pendidikan

1.
2.

Tidak sekolah
Belum sekolah

Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan

Jmlh

Ket.

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10

Masih sekolah ( SD )
Tidak tamat ( SD )
Tamat ( SD )
Masih sekolah SLTP
Tamat SLTP
Masih sekolah SLTA
Tamat SLTA
Diploma
DI
D II
D III
Sarjana

Jumlah
1.8.4. Jumlah Penduduk Menurut Umur :
No
Usia
1.
0 – 5 tahun
2.
6 – 10 tahun
3.
11 – 15 tahun
4.
16 – 20 tahun
5.
21 – 25 tahun
6.
26 – 30 tahun
7.
31 – 35 tahun
8.
36 – 40 tahun
9.
41 – 45 tahun
10. 46 – 50 tahun
11. 51 – 55 tahun
12. 60 - tahun keatas
Jumlah

Laki-laki

Perempuan

8. 5. Jumlah Penduduk Menurut Mata pencaharian ;
No Jenis Pekerjaan
1.
Petani
2.
Nelayan
3.
Pegawai Negeri Sipil
4.
Pengusaha Kios
5.
Pengusaha Lainnya
6.
Pekerjaan Tidak Tetap
7.
Belum Bekerja
8.
Lain – lain
Jumlah

Laki-laki

Perempuan

8. 6. Jumlah Penduduk Yang Mengalami Cacat Fisik dan Mental ;
No Cacat Fisik dan Mental
1.
Tuna Netra
2.
Tuna Rungu
3.
Tuna Wicara
4.
Sumbing
5.
Idiot
6.
Mental
7.
Jiwa
Jumlah

Laki-laki
1
1

Perempuan
2
2

Jumlah
1 ruas
1 ruas
2 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah

Kondisi
Baik
Rusak
Baik
Rusak
Baik
Rusak
Rusak
Baik
Baik

Jumlah
2 buah
6 buah
2 buah
15 buah
22 buah
47 buah

Kondisi
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

Jumlah
6 buah

Kondisi
Baik

1.9. Potensi Sarana dan Prasarana ;
9. 1. Prasarana Transportasi ;

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Nama
Jalan Desa
Jalan Propinsi
Jembatan Darat
Jembatan Laut
Gereja
Gedung Sekolah
Kantor Desa
Balai Pertemuan
Kuburan Umum
Balai Pengobatan

9. 2. Sarana Transportasi ;
No
1.
2.
3.
4.
5.
6

Nama
Kendaraan Laut
Truk Penumpang
Truk Barang
Motor Ojek
Motor Pribadi
Jumlah

7. 3. Prasarana Air Bersih dan Sanitasi ;
No
1.

Nama
Sumur Umum

2.
3.
4.
5.

Sumur Pribadi
Sumur Bor
MCK Umum
MCK Prbadi

20 buah
2 buah
121 buah

Baik
Baik
Baik

Jumlah

149 buah

Baik