BAB II PENTINGNYA KETERBUKAAN FAKTA MATERIL DALAM HUKUM PASAR MODAL DI INDONESIA A. Mekanisme Perdagangan Efek di Pasar Modal - Analisis Hukum Ketentuan Fakta Materil dalam Perspektif Hukum Pasar Modal Indonesia

BAB II PENTINGNYA KETERBUKAAN FAKTA MATERIL DALAM HUKUM PASAR MODAL DI INDONESIA Penjual dan pembeli di pasar modal (bursa efek) harus terdaftar dan menjadi

  anggota sebelum melakukan jual-beli, dan sekuritas yang diperjualbelikan juga harus merupakan sekuritas yang terdaftar. Anggota pasar modal di Indonesia adalah pemegang saham dari pasar modal tersebut, sebab pasar modal Indonesia didirikan dengan bentuk Perseroan Terbatas (PT) berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor

  1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, yang saat ini telah diganti dengan Undang- undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pasal 8 UUPM menetapkan bahwa yang dapat menjadi pemegang saham bursa efek adalah perusahaan efek yang telah memperoleh izin usaha untuk melakukan kegiatan sebagai perantara pedagang efek, dan izin tersebut dikeluarkan oleh Bapepam-LK.

  Perdagangan efek berarti perdagangan surat berharga berbentuk efek yang merupakan aset keuangan. Perdagangan efek ditandai dengan penyerahan fisik tanda bukti penyerahan, antara lain saham, obligasi, waran, opsi dan rights. Hal yang sangat menonjol dan merupakan ciri khas perdagangan efek dibandingkan perdagangan pada umumnya adalah masalah informasi yang bersifat dominan dan krusial karena pengambilan keputusan oleh investor sangat bergantung pada informasi yang dimilikinya. Informasi di pasar modal merupakan penentuan struktur, tingkat kompetitif dan efisiensi Bursa Efek.

  Instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal adalah efek (surat berharga), yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi,

  

  efek, dan setiap derivatif (efektif derivative) dari efek. Efek yang paling sering

  

   diperdagangkan di Pasar Modal adalah saham dan obligasi .

  Klasifikasi pasar modal mencakup pembedaan antara pasar perdana (primary

  

market ) dan pasar sekunder (secondary market). Pasar perdana memperdagangkan efek

  yang baru diedarkan, dan pasar sekunder memperdagangkan efek yang telah selesai diperdagangkan di pasar perdana dan dicatatkan di Bursa Efek untuk diperjualbelikan

   dan Pasar Paralel di luar Bursa Efek . 40 .

  Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1 angka 5. Dikatakan dalam

Penjelasan Pasal 1 angka 5, bahwa derivatif dari efek adalah turunan dari efek, baik efek yang bersifat

utang maupun yang bersifat ekuitas, seperti opsi dan waran. Waran adalah efek yang diterbitkan oleh

suatu perusahaan yang memberi hak pemegang efek untuk memesan saham perusahaan tersebut pada

harga tertentu setelah 6 (enam) bulan atau lebih sejak efek dimaksud diterbitkan, sedangkan opsi adalah

hak yang dimiliki oleh pihak untuk membeli atau menjual kepada pihak lain atas sejumlah efek pada

harga dan dalam waktu tertentu. 41 Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam

suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Modal perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham

  

(Pasal 24 ayat (1) UUPT). Wujud saham adalah, selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik

kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi pemilikan

ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Tjiptono Darmadji,

Hendy M. Fakhruddin, op.cit.,hal. 5. 42 Obligasi merupakan sertifikat bukti utang yang dikeluarkan oleh suatu perseroan terbatas atau

institusi tertentu baik pemerintah maupun lembaga lainnya dalam mendapatkan dana/modal

  

(pendanaan) atau yang bisa disebut bond. Perusahaan membayar bunga atas obligaisi tersebut pada

tanggal-tanggal yang telah ditentukan secara periodik, dan pada akhirnya menebus nilai utang tersebut

pada saat jatuh tempo dengan mengembalikan jumlah pokok pinjaman ditambah bunga yang terutang.

Johar Arifin dan Muhammad Fakhruddin, op. cit. , hal. 241. 43 Ibid.

a. Penawaran Umum di Pasar Perdana

  Penawaran umum adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten yang menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam

  

  sering disebut dengan istilah go public, sebab penawaran umum merupakan penawaran saham atau obligasi kepada masyarakat umum untuk pertama kalinya

  

  (perdana). Setelah memutuskan go public, perusahaan mempersiapkan proses pendaftaran penawaran umum kepada Bapepam-LK.

  Perusahaan yang sudah melakukan penawaran umum disebut perusahaan terbuka atau perusahaan publik. Ini berarti perusahaan tersebut sudah merupakan milik masyarakat pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan, dan besarnya pemilikan perusahaan tergantung dari besarnya persentase saham yang

   dimiliki oleh penanam modal.

  Proses penawaran umum (perdana) di pasar modal melibatkan peran banyak

  

  pihak, sebagai berikut: a.

  Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam);

  

  b. ; Pelaksana Bursa 44 45 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1 angka 15. 46 Pandji Anoraga dan Pidji Pakarti, op.cit., hal. 46. 47 Ibid, hal. 47.

  Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, (Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 1997), hal. 26 – 29. 48 Pelaksana Bursa, atau dalam UUPM disebut Bursa Efek, adalah pihak yang menyelenggarakan

dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-

  

  c. ; Emiten (perusahaan yang go public)

  

  d. Penjamin emisi efek (underwriter)

  

  e. ; Perusahaan Efek f.

  Lembaga Penunjang Pasar Modal, yaitu

   Wali amanat

  

  (2) ; Penanggung (Guarantor)

  

  (3) ; Biro Administrasi Efek (BAE)

  

  (4) ; Kustodian (tempat penitipan harta)

  

pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka, vide Pasal 1 angka 4 Undang-undang

Nomor 8 Tahun 1995. 49 Emiten (perusahaan yang go public) adalah pihak yang melakukan penawaran umum, vide Pasal

1 angka 6 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995. Perusahaan yang dapat menjadi emiten untuk

melakukan penawaran umum dan menjual efeknya di pasar modal haruslah berbentuk perseroan terbatas

berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (catatan penulis: sekarang

harus dibaca berdasarkan “Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas), vide

Pasal 1 angka 20 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995. 50 Penjamin emisi (underwriter), adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk

melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa

efek yang tidak terjual, vide Pasal 1 angka 17 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995. Biasanya Penjamin

Emisi (underwriter) bertindak sebagai penjamin dan membantu emiten dalam proses emisi, dan jika efek

yang ditawarkan tidak habis terjual, maka penjamin emisi (underwriter) bertanggung jawab untuk

membeli seluruh sisa efek yang belum terjual tersebut. 51 Perusahaan efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek,

Perantara Pedagang Efek, dan atau Manajer Investasi, vide Pasal 1 angka 21 Undang-undang Nomor 8

  

Tahun 1995. Perantara Pedagang Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk

kepentingan diri sendiri atau pihak lain, vide Pasal 1 angka 18 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995.

Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola Portofolio Efek untuk para nasabah

atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi,

dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, vide Pasal 1 angka 11 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995. 52 Wali amanat, yaitu pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek yang bersifat utang, vide

  

Pasal 1 angka 30 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995. Dengan kata lain, Wali Amanat adalah pihak

yang bertindak selaku wali bagi kepentingan pemegang obligasi (untuk emisi obligasi). 53 Penanggung (Guarantor) adalah pihak yang menjadi penanggung dalam transaksi di pasar modal. 54 Biro Administrasi Efek (BAE), adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan Emiten

melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan efek, Pasal 1 angka

  3 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995.

  g.

  ;

  55 Kustodian (tempat penitipan harta) adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya, vide Pasal 1 angka 8 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995. 56 Akuntan publik (auditor independen), adalah pihak yang melakukan audit atas laporan keuangan emiten untuk dua tahun terakhir. 57 Notaris adalah pihak yang bertindak melakukan perubahan anggaran dasar, membuat akta perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga notulen-notulen rapat. 58 Konsultan hukum adalah pihak yang berfungsi memberi pendapat dari segi hukum berdasarkan laporan pemeriksaan hukum legal opinion, yaitu ahli hukum yang memberikan legal opinion kepada pihak lain dan terdaftar di Bapepam serta menjadi anggota Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM). 59 Perusahaan penilai adalah pihak yang bertindak melakukan penilaian atas aktiva yang dimiliki emiten. 60 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1 angka 19.

  Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep- 43/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996

   Dalam membuat pernyataan pendaftaran, perusahaan wajib memperhatikan peraturan Bapepam-LK mengenai ketentuan dan persyaratan penawaran umum.

  Ketentuan dan persyaratan untuk dapat melaksanakan penawaran umum di Pasar Modal Indonesia ditetapkan oleh Bapepam-LK, yang dimulai dengan pernyataan pendaftaran (registration statement). Pernyataan pendaftaran (registration statement) adalah dokumen yang wajib disampaikan kepada Bapepam- LK oleh Emiten dalam rangka Penawaran Umum atau Perusahaan Publik.

  Investor (pemodal).

   h.

  ;

  Profesi Penunjang Pasar Modal, (1)

  (3) Konsultan hukum

  

  

  (2) Notaris

  

  Akuntan publik (auditor independen)

58 Perusahaan penilai

  yang merupakan pelaksanaan Pasal 70 ayat (1) UUPM mengatur ketentuan sebagai berikut: “1. Untuk melaksanakan Penawaran Umum wajib dipenuhi hal-hal berikut: a.

  Emiten harus mengajukan Pernyataan pendaftaran dan dokumen pendukungnya kepada Bapepam dalam bentuk serta mencakup informasi yang ditetapkan untuk Penawaran Umum sesuai dengan Peraturan Nomor IX.A.1 tentang Ketentuan Umum Pengajuan Pernyataan Pendaftaran; dan b. Pernyataan Pendaftaran termasuk dalam angka 1 huruf a harus sudah menjadi efektif.

  2. Pernyataan Pendaftaran dapat menjadi efektif, sesuai persyaratan untuk melaksanakan Penawaran Umum, sebagaimana ditetapkan pada angka 1 peraturan ini, dengan ketentuan sebagai berikut: a. atas dasar lewat waktunya, yakni:

  1) 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal Pernyataan Pendaftaran diterima Bapepam secara lengkap; atau 2) 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal perubahan terakhir yang diajukan Emiten atau yang diminta Bapepam dipenuhi; atau b. atas dasar pernyataan efektif dari Bapepam bahwa tidak ada lagi keterangan lebih lanjut yang diperlukan.”

   Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A.2. antara lain menyebutkan bahwa

  emiten bertanggung jawab atas kelengkapan dalam pernyataan pendaftaran dan dokumen pendukungnya. Emiten atau pihak yang mewakilinya berhak untuk melengkapi atau memperbaiki isi pernyataan pendaftaran yang telah disampaikan semula jika dipertimbangkan bahwa data yang bersangkutan kurang lengkap, tidak benar atau menyesatkan.

61 Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep- 43/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996, selanjutnya lihat Peraturan Nomor IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum.

  Isi pernyataan pendaftaran perusahaan publik yang diatur oleh Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A.2. adalah mengenai informasi-informasi pokok dari perusahaan tersebut, yaitu: a.

  Pernyataan bahwa perusahaan publik bertanggung jawab sepenuhnya atas pernyataan pendaftaran.

  b.

  Struktur modal saham pada saat pernyataan pendaftaran, yang meliputi: 1.

  Jumlah dan nilai total saham.

2. Aplikasi dan pembahasan manajemen yang lengkap, antara lain: 2.1.

  Pembahasan mengenai kecenderungan yang diketahui tentang permintaan, ikatan-ikatan, kejadian-kejadian atau ketidakpastian yang mungkin mengakibatkan terjadinya pengikatan atau penawaran yang material terhadap likuiditas perusahaan;

  2.2. Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal dengan penjelasan tentang tujuan dari ikatan-ikatan tersebut, mata uang yang menjadi dominasi dan langkah-langkah yang direncanakan perusahaan publik untuk melindungi resiko dan posisi mata uang asing yang terkait; 2.3. Bahasan mengenai seberapa jauh usaha atau keadaan keuangan pada masa yang akan datang menghadapi resiko fluktuasi kurs atau suku bunga, dalam hal ini dinyatakan dalam mata uang asing atau tentang suku bunga tidak ditentukan terlebih dahulu;

  2.4. Bahasan dan analisis tentang perkembangan material yang diperkirakan terjadi, kejadian-kejadian, kecenderungan-kecenderungan, keadaan persaingan dan ketidakpastian yang diketahui dapat menyebabkan informasi keuangan yang telah dilaporkan tidak memberikan indikasi atas

  2.5. Uraian tentang kejadian atau transaksi yang tidak normal dan jarang terjadi atau perubahan penting dalam ekonomi yang dapat mempengaruhi jumlah pendapatan yang dilaporkan dalam laporan keuangan yang telah diperiksa Akuntan yang tercatat dalam Pernyataan Pendaftaran, dengan perkiraan pada laporan keuangan terakhir, dan uraian tentang komponen- komponen penting dan pendapatan atau beban lainnya yang dianggap perlu untuk dapat mengetahui hasil usaha perusahaan; 2.6. Jika laporan keuangan dalam pernyataan pendaftaran mengungkapkan pengikatan material dari penjualan atau pendapatan bersih, perlu adanya bahasan tentang sejauhmana kenaikan tersebut dapat dikaitkan dengan kenaikan harga, volume atau jumlah barang atau jasa yang dijual atau sebagai produk atau jasa baru.

  c.

  Pendapat dan laporan pemeriksaan dari segi hukum dan konsultan hukum, antara lain: c.1. Keabsahan dalam pendirian serta Anggaran Dasar dan perubahan- perubahannya; c.2. Semua izin dan persetujuan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan usaha atau kegiatan usaha yang direncanakan perusahaan publik; c.3. Status kepemilikan aktiva yang material dari perusahaan publik; c.4. Perkara perdata, pidana, perburuhan, administrasi serta tindakan hukum c.5. Perikatan-perikatan dengan pihak ketiga; c.6. Permodalan perusahaan.

  d.

  Laporan keuangan, yang meliputi: d.1. Laporan Akuntan benar dengan laporan keuangan yang disajikan; d.2. Menyajikan laporan keuangan untuk jangka waktu 3 tahun terakhir atau sejak berdirinya perusahaan, bagi perusahaan yang berdiri kurang dari 3 tahun, sebagai berikut: d.2.a. Neraca; d.2.b. Laporan laba rugi; d.2.c. Laporan saldo laba; d.2.d. Laporan arus kas; d.2.e. Catatan atas laporan keuangan, dan d.2.f. Laporan lain serta materi penjualan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan jika dipersyaratkan, seperti laporan komitmen

   dan kontijensi untuk perusahaan publik dalam bidang perbankan.

62 Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.B.1.

  Bapepam-LK akan menelaah dan menanggapi kelengkapan dokumen Pernyataan Pendaftaran dalam waktu 45 hari. Pernyataan pendaftaran emiten efektif selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari sejak diterimanya pernyataan pendaftaran itu secara lengkap oleh Bapepam-LK, atau pada tanggal yang lebih awal efektif, yaitu dalam jangka waktu 45 hari tersebut, emiten wajib menyampaikan perubahan atau tambahan informasi yang bersifat fakta materil di dalam prospektusnya, baik atas permintaan Bapepam-LK maupun atas inisiatifnya sendiri.

  Dalam hal emiten atau perusahaan publik menyampaikan perubahan atau tambahan informasi sehingga pernyataan pendaftaran telah lengkap dan memenuhi syarat, maka pernyataan pendaftaran itu dianggap telah disampaikan kembali pada

  

  tanggal diterimanya perubahan atau tambahan informasi itu. Jika Bapepam-LK tidak melakukan sesuatu, maka penyataan pendaftaran tersebut menjadi efektif dengan sendirinya pada hari ke-45 sejak diterimanya Pernyataan Pendaftaran oleh

64 Bapepam-LK secara lengkap.

  63 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 74. Pasal 74 UUPM selengkapnya berbunyi sebagai berikut : 1.

  Pernyataan pendaftaran menjadi efektif pada hari ke-45 (keempat puluh lima) sejak diterimanya

pernyataan pendaftaran secara lengkap atau pada tanggal yang lebih awal jika dinyatakan efektif oleh

Bapepam-LK.

2. Dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Bapepam-LK dapat meminta perubahan dan atau tambahan informasi dari emiten atau perusahaan publik.

  64 Penjelasan Pasal 74 ayat 1 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,

menyebutkan bahwa ketentuan ini dimaksudkan agar Emiten memperoleh kepastian bahwa dalam hal

Pernyataan Pendaftaran yang disampaikannya kepada Bapepam-LK telah lengkap dan memenuhi

persyaratan dan prosedur yang ditetapkan, apabila Bapepam-LK tidak melakukan sesuatu, Pernyataan

Pendaftaran tersebut menjadi efektif dengan sendirinya pada hari ke-45 (keempat puluh lima).

  Pernyataan pendaftaran kepada Bapepam-LK memuat penerbitan prospektus sebagai landasan penawaran umum yang akan dilaksanakan di pasar modal.

  Prospektus adalah setiap informasi tertulis mengenai perusahaan yang melakukan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam-LK sehubungan dengan rencana

   pihak lain membeli efek perusahaannya.

  Bentuk dan isi prospektus diatur dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor

  IX.C.2., sedangkan informasi yang dimuat dalam prospektus diatur di dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.B.I. Isi prospektus yang diwajibkan ini memuat informasi penting emiten yang dibutuhkan oleh publik.

  Setelah pemasaran dilakukan serta pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif oleh Bapepam-LK, maka perusahaan bisa melakukan go public. Masyarakat bisa mulai membeli saham yang ditawarkan pada harga perdana yang sudah ditetapkan. Harga perdana ini merupakan kesepakatan antar penjamin emisi dan calon emiten dengan mempertimbangkan faktor-faktor tertentu, seperti permintaan masyarakat pemodal, kebutuhan emiten, pesaing dalam industri yang sama, dan lain-lain. Ini berarti emiten atau perusahaan publik baru dapat menjual saham kepada publik setelah emiten memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku dalam seluruh Hukum Pasar Modal.

  Investor dapat mulai membeli saham setelah terlebih dahulu melakukan pemesanan efek yang ditawarkan emiten dalam penawaran umum. Pemesanan efek 65 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1 angka 26. dapat dilakukan oleh investor apabila pernyataan pendaftaran dinyatakan telah efektif oleh Bapepam-LK dan rentang harga telah ditentukan.

  Pelaksanaan penawaran umum merupakan proses yang kompleks dengan berbagai aspek yang harus diperhatikan dan dilaksanakan dengan seksama, perusahaan, termasuk keputusan penting mengenai pengendalian, perencanaan,

   perubahan struktur permodalan perusahaan, dan berbagai hal lainnya.

  Pada umumnya setiap saham memiliki harga sesuai dengan harga nominalnya. Akan tetapi nilai nominal saham ini tidak harus sama dengan nilai yang ditawarkan pada masyarakat calon pemodal. Naik turunnya harga saham ini ditentukan oleh

  

  beberapa faktor, yakni: 1.

  Kinerja perusahaan publik Apabila suatu perusahaan publik memiliki kemampuan untuk menghasikan laba, maka perusahaan tersebut bisa menaikkan harga sahamnya dipasar.

  Pengelola perusahaan publik tersebut harus bisa mempertahankan tingkat keuntungan yang diperoleh untuk dapat mempertahankan harga sahamnya di pasar. Sebaliknya, apabila kinerja perusahaan publik tersebut mengalami penurunan, maka harga sahamnya di pasar pun akan mengalami penurunan.

  2. 66 Pembagian dividen

  Asril Sitompul, (II), Due Diligence dan Tanggung Jawab Lembaga-lembaga Penunjang pada Proses Penawaran Umum, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1999), hal. 19. 67 John White, How to Invest Shocks & Shares (Investasi Surat Berharga & Saham), (Penerjemah: Soesanto Boedidharmo) (Jakarta : Elex Media Komputindo, 2002), hal. 10-14.

  Sehubungan dengan perolehan keuntungan, pembagian deviden setiap tahun yang semakin meningkat juga akan mengakibatkan kenaikan harga saham di pasar modal. Apabila pembagian deviden bagi para pemegang saham jumlahnya menurun, maka dapat dipastikan bahwa perusahaan publik tersebut pasar modal juga menurun.

3. Inflasi

  Apabila terjadi inflasi dalam suatu negara, maka harga saham perusahaan- perusahaan publik di negara itu akan meningkat, selama tidak ada campur tangan dari pemerintah negara tersebut melalui penerbitan kebijakan harga yang menyebutkan bahwa perusahaan publik tidak diperbolehkan menaikkan harga sahamnya untuk mengimbangi inflasi yang terjadi di negara tersebut. Harga saham di bursa efek juga akan ditentukan oleh faktor kekuatan permintaan dan penawaran di pasar modal. Pada saat permintaan meningkat, maka harga saham tersebut akan cenderung meningkat. Sebaliknya, pada saat banyak orang menjual saham, maka harga saham tersebut cenderung akan mengalami penurunan.

  Saham yang ditawarkan kepada publik pada saat pasar perdana berjumlah sekitar 10% - 40% dari seluruh saham. Saham-saham ini dicatat di bursa efek

  

(listed) , sedangkan sisanya masih dimiliki oleh pemegang saham pendiri perusahaan

publik.

b. Pasar Sekunder

  Setelah melaksanakan Penawaran Umum atau Penawaran Perdana, untuk tahap berikutnya emiten dapat mencatatkan sahamnya di Bursa Efek dengan mengajukan pendaftaran, sebagai kelanjutan dari kontrak pendahuluan yang telah saham emiten yang telah dibeli investor di Bursa Efek, maka saham-saham tersebut

   dapat mulai ditransaksikan dalam perdagangan di pasar sekunder.

  Menurut Lampiran I Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Surabaya No. KEP- 01/BES/1992, untuk dapat mencatatkan sahamnya di Bursa, emiten wajib memenuhi kewajibannya sebagai berikut: a.

  Pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum maupun sebagai perusahaan publik telah dinyatakan efektif oleh Bapepam-LK.

  b.

  Laporan keuangan perusahaan untuk tahun buku terakhir diaudit dengan wajar tanpa syarat.

  c.

  Saham yang dicatatkan minimal berjumlah 1.000.000 (satu juta) saham.

  d.

  Jumlah pemegang saham, baik perorangan maupun lembaga minimal 200, dan pemegang saham masing-masing memiliki minimal 1 (satu) satuan perdagangan.

  e.

  Wajib mencatatkan seluruh saham yang telah disetor penuh, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan tentang persentase pemilikan saham oleh pemodal 68 asing.

  Asril Sitompul, (III), “Aspek Hukum Laporan Keuangan Perusahaan Publik Dual Listing”.

  , Disajikan dalam Seminar Nasional Pengelola Perusahaan Publik Sehari, Kamis, 21 Agustus Makalah 2003, hal. 104. f.

  Perusahaan telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.

  g.

  Dalam dua tahun terakhir mendapat laba operasi, tidak terdapat saldo kerugian pada posisi keuangan yang terakhir.

  Hal lain yang perlu diperhatikan setelah melakukan emisi saham adalah tengah tahun (semester). Disamping itu, kejadian-kejadian yang bersifat materil juga perlu dipublikasikan atau diinformasikan kepada masyarakat.

  Penyelesaian transaksi di Bursa Efek Jakarta dilakukan oleh PT. Kliring

69 Penjamin Efek Indonesia (KPEI) dan PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia

  

  (KSEI). PT. KPEI dan KSEI adalah Lembaga Penunjang Pasar Modal, disamping wali amanat dan penasehat investasi. Lembaga-lembaga tersebut memegang peranan penting dalam penyelenggaraan perdagangan efek.

  Instrumen pasar modal yang biasa diperdagangkan di Bursa Efek, meliput i: a. Saham; b.

  Obligasi; 69 Lingkup kerja PT. KPEI adalah sebagai berikut: a.

  Melakukan kliring atas semua transaksi bursa, baik pruduk ekuitas maupun produk derivatif; b.

  Melakukan penentuan bila ada kegiatan anggota kliring yang timbul dari transaksi bursa; c. Melakukan penjaminan penyelesaian transaksi bursa, baik produk ekuitas dan produk derivatif; d.

  

Memberikan kepastian dipenuhinya hak dan kewajiban bagi anggota kliring yang timbul dari

transaksi bursa. 70 Lingkup kerja PT. KSEI antara lain meliputi : a.

  

Penyampaian laporan mengenai jasa Kustodian Sentral dan penyelesaian transaksi yang teratur, wajar

dan efisien; b.

  Melaksanakan kuasa untuk hadir dan memberikan suara dalam RUPS; c.

Memberikan informasi kepada emiten mengenai kepemilikan efek dalam penitipan kolektif dan

pelepasan kegiatan rekening efek; d.

  

Penyimpanan kas dan efek, pemindahan keluar masuk efek kolektif, penerimaan restitusi dividen, bunga, pokok pinjaman dan hal-hal lainnya. c.

  Derivatif dari efek, yaitu: 1.

  Rights / klaim; 2. Saham Dividen; 3. Saham Bonus; Obligasi Convertibel; 5. Waran; 6. Sertifikat/ABD/ADR; 7. Sertifikat dana atau saham, yang diterbitkan suatu Reksa Dana.

   Kegiatan pedagangan saham tersebut diawasi oleh BEI selaku institusi yang

  paling bertanggungjawab dalam pelaksanaan perdagangan di lantai bursa. BEI mendeteksi pelanggaran-pelanggaran transaksi yang merupakan rangkaian kejahatan perdagangan pasar modal dan kemudian melakukan tindakan lebih lanjut sesuai kesalahan pelaku dan kewenangan BEI dan memberikan laporan kepada Bapepam- LK mengenai terjadinya pelanggaran transaksi di bidang Pasar Modal.

  

  71 E.A.Koetin, Analisis Pasar Modal, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1992), hal. 26. 72 M. Irsan Nasaruddin & Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), hal. 118.

  Hal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh anggota bursa, terutama emiten, dalam beraktifitas di bursa efek, adalah melakukan keterbukaan informasi mengenai fakta materil. Pelaksanaan keterbukaan informasi mengenai fakta materil di bursa efek (Secondary Market Level) ini adalah setelah emiten mencatatkan saham yang akan diperdagangkan di bursa efek, dengan 2 (dua) cara, yaitu:

  1. emiten berkewajiban menyampaikan secara terus menerus laporan berkala

  (continously disclosure) kepada Bapepam-LK; dan 2. emiten menyampaikan terjadinya peristiwa penting yang bersifat materil yang laporannya secara tepat waktu disampaikan kepada Bapepam-LK dan bursa efek

  

c. Pasar Paralel dan OTC

  Perdagangan efek di luar bursa hanya dapat dilakukan setelah efek yang telah dijual dalam Pasar Perdana dan dicatatkan di Bursa Efek. Perdagangan efek di luar bursa efek dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu Bursa Paralel dan di luar bursa itu sendiri yang lazim disebut OTC (Over The Counter).

  Pada prinsipnya, Bursa Paralel itu adalah perdagangan efek di luar bursa yang memiliki aturan hukum dalam mekanisme perdagangannya dan dikelola oleh Perserikatan Pedagang Uang dan Efek (PPUE) serta diawasi dan dibina oleh Bapepam-LK, sedangkan Pasar OTC tidak dikelola dan diatur oleh PPUE. Peraturan mengenai OTC diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar dalam perdagangan efek diantara para pihak dan tidak dikelola oleh PPUE. Bursa Paralel tidak memiliki tempat khusus, transaksi dapat terjadi di mana saja, di tempat-tempat yang

   tersebar.

  73 , hal. 162. 74 Ibid.

  E.A.Koetin, op.cit., hal. 110.

  Bursa Paralel adalah pasar perdagangan efek yang memiliki landasan hukum dalam menjalankan aktifitas perdagangan efek, yaitu sebagai berikut:

1. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 862/KMK.01/1987 tanggal 23

  Desember 1987 tentang Emisi dan Perdagangan Saham di Bursa Paralel; Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 863/KMK.01/1987 tanggal 23

  Desember 1987 tentang Emisi dan Perdagangan Obligasi di Bursa Paralel; 3. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 864/KMK.01/1987 tanggal 23

  Desember 1987 tentang Perdagangan Sekuritas di Bursa Paralel; 4. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 865/KMK.01/1987 tanggal 23

  Desember 1987 tentang Penjamin Emisi di Bursa Paralel; 5. Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP : 011/PM/1987 tentang

  Ketentuan Pelaksanaan Emisi dan Perdagangan Saham di Bursa Paralel; 6. Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP : 012/PM/1987 tentang

  Ketentuan Pelaksana Emisi dan Perdagangan Obligasi di Bursa Paralel; 7. Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP : 013/PM/1987 tentang

  Ketentuan Pelaksanaan Perdagangan Sekuritas di Bursa Paralel; 8. Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP : 014/PM/1987 tentang

  Ketentuan Pelaksanaan Penjamin Emisi di Bursa Paralel; Mekanisme perdagangan di Bursa Paralel dilakukan oleh pembentuk pasar

  (market maker). Pembentuk pasar ini biasanya orang perorangan, dapat pula berbentuk perusahaan, misalnya lembaga keuangan non bank. Tiap saham atau obligasi ada pembentuk pasarnya. Jadi pembentuk pasar ini yang melakukan jual

   beli saham atau obligasi, dan perdagangan dilakukan di lantai informasi.

  Mekanisme perdagangan di luar bursa (OTC) adalah perdagangan efek yang tercatat di bursa efek. Untuk dapat memperdagangkan efek di luar bursa terlebih izin Emisi Efek dan ditawarkan kepada masyarakat, baru dilakukan perdagangan di

   luar bursa (OTC).

  Perdagangan efek di luar bursa yang tak terorganisir (OTC), baik saham atau obligasi, memang tidak diatur dengan regulasi, tetapi diatur oleh etika perdagangan, artinya para peserta saling menghargai dan mematuhi ”etika” dalam melaksanakan transaksi perdagangan di antara mereka. Jadi etikalah yang mengatur perdagangan efek demi lancarnya perdagangan. Meskipun demikian, OTC harus tetap memberikan laporan berkala kegiatan usaha mereka secara benar kepada Bapepam- LK. Walaupun Pembentuk Pasar atau Penjamin Emisi enggan membuat laporan ke Bapepam-LK karena dikenakan fee, bukan berarti mereka dapat melepaskan diri dari kewajiban untuk membuat laporan tersebut.

  75 . 76 Ibid Ibid ., hal. 112.

B. Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal Indonesia

1. Pengertian Pasar Modal dan Prinsip Keterbukaan

  UUPM merumuskan pengertian Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik berkaitan dengan efek.

   a.

  Definisi yang luas Sementara itu, U Tun Wai dan Hugh T. Patrick dalam sebuah makalah IMF menyebutkan tiga definisi Pasar Modal, sebagai berikut:

  Pasar Modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisasi termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di bidang keuangan serta surat-surat berjangka panjang dan jangka pendek, primer dan tidak langsung.

  b.

  Definisi dalam arti menengah Pasar Modal adalah semua pasar yang terorganisasi dalam lembaga- lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari 1 tahun) termasuk saham-saham, obligasi, pinjaman berjangka, hipotek, tabungan serta deposito berjangka.

  c.

  Definisi dalam arti sempit Pasar Modal adalah pasar terorganisasi yang memperdagangkan saham- saham dan obligasi dengan memakai jasa makelar, komisioner dan

78 Holly J. Gregory dan Marshal E Simms mengemukakan prinsip keterbukaan

  underwriter.

  sebagai kerangka pengelolaan perusahaan yang harus dapat memastikan bahwa Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa Pasar Modal (capital market) merupakan suatu sistem untuk memenuhi kebutuhan dana kapital perusahaan publik dengan cara membeli dan menjual surat efek yang dikeluarkan perusahaan tersebut, dengan melibatkan lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek serta investor.

  77 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1 Angka 13. 78 U. Tun Wa, Dan Hug, T. Patrick dalam Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, op.cit., hal. 7-8.

  pengungkapan informasi yang akurat dan tepat dilaksanakan berkaitan dengan materi yang menyangkut perusahaan, termasuk situasi keuangan, kinerja,

  

  kepemilikan dan kepemimpinan dari suatu perusahaan. Tidak jauh berbeda dari kedua pengertian tersebut di atas. UU No 8 tahun 1995 tentang pasar modal “pedoman umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik dan pihak lain yang tunduk pada undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya dan efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal

  

  terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut.” Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa inti dari prinsip keterbukaan adalah adanya jaminan perusahaan terhadap hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang bersifat fakta material terkait dengan kondisi perusahaan, termasuk didalamnya informasi yang jujur tentang keadaan keuangan perusahaan tersebut. Kriteria fakta material adalah informasi yang mempengaruhi keputusan pemodal terhadap efek dan/atau berpengaruh terhadap harga dan efek tersebut. Didalam pengertian prinsip keterbukaan tersebut terdapat perlindungan terhadap kepentingan masyarakat, melalui ketersediaan informasi penting (material) yang jujur dan objektif. Prinsip keterbukaan merupakan jiwa Pasar Modal, sedangkan fakta materil merupakan inti dari prinsip keterbukaan

79 Holly J. Gregory dan Marshal E Simms, dalam Bismar Nasution, (III), Mengkaji Ulang Hukum

  

sebagai Landasan Pembangunan Ekonomi . Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Ilmu

Hukum Ekonomi pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan, 2004, hlm 194. 80 Pasal 1 Angka 25 UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.

  

  tersebut , artinya, makna dan batasan fakta materil merupakan acuan dalam prinsip keterbukaan.

  Pelaksanaan prinsip keterbukaan dalam pasar modal dapat dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu:

  Keterbukaan pasar saat melakukan penawaran umum (primary market

  level), yang didahului dengan menyerahkan pengajuan pernyataan

  pendaftaran perusahaan go public ke Bapepam dengan menyerahkan dokumen-dokumen penting dan salah satu dokumen itu adalah Prospektus.

  2. Keterbukaan setelah emiten mencatat dan memperdagangkan efeknya di bursa (secondary market level), dalam hal ini emiten wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala dan terus menerus kepada Bapepam dan bursa.

3. Keterbukaan karena terjadi peristiwa penting dan laporan harus

   disampaikan secara tepat waktu (time disclosure).

  Berdasarkan kategori keterbukaan di atas dapat diketahui bahwa keterbukaan sudah harus dimulai sejak calon emiten menyusun pernyataan pendaftaran untuk diserahkan kepada Bapepam-LK dalam rangka penawaran umum, dan senantiasa harus terus berlangsung selama emiten menjadi anggota Bursa Efek.

  Keterbukaan mencakup pengertian mengenai informasi apa yang diperlukan publik dan kemudian menyediakannya secara jelas, terbuka dan benar, guna meningkatkan minat investor. Prinsip keterbukaan ini salah satunya tampak dalam peraturan yang menegaskan bahwa setiap prospektus (dokumen penawaran) dilarang memuat keterangan yang tidak benar tentang fakta materil (misrepresentation), atau tidak memuat keterangan yang benar tentang fakta materil (omission), yang

  81 82 Bismar Nasution, (I), op.cit., hal. 1.

  M. Irsan Nasaruddin dan Indra Surya, op.cit., hal. 152. diperlukan agar prospektus tidak memberikan gambaran yang menyesatkan (misleading).

2. Pentingnya Pengaturan Prinsip Keterbukaan Fakta Materil

  mampu memberikan rasa aman bagi masyarakat investor dan masyarakat pada umumnya. Aliran dana yang demikian kompleks di Pasar Modal menuntut pengaturan yang komprehensif, termasuk tuntutan pelaksanaan prinsip keterbukaan

  

  yang semakin kuat. Oleh karena itu perlu dijamin terwujudnya 3 (tiga) tujuan prinsip keterbukaan di Pasar Modal yang saling berkaitan, sebagai berikut:

  1. menjamin kepastian hukum bagi pihak-pihak yang melakukan kegiatan di Pasar

84 Modal; 2.

  

  melindungi kepentingan investor dari praktek yang merugikan; 3. terwujudnya tata kelola perusahaan publik yang baik

  Jaminan kepastian hukum bagi pihak-pihak yang melakukan kegiatan di Pasar Modal adalah berkaitan dengan perlindungan dan perlakuan yang adil. Perlindungan kepentingan investor dari praktek yang merugikan berarti melindungi kepentingan investor yang menanamkan modalnya ke dalam perusahaan-perusahaan go public (emiten) di pasar modal, baik dari pelanggaran maupun dari kejahatan, di bidang 83 84 Erman Rajagukguk, log.cit.

  Lihat, Konsiderans bagian Menimbang huruf b dan huruf c UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, serta Penjelasan Umumnya. 85 Lihat, Konsiderans bagian Menimbang huruf b dan huruf c UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, serta Penjelasan Umumnya. pasar modal. Mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik bermakna bahwa prinsip keterbukaan merupakan landasan bagi pengurus perusahaan untuk mengurus perusahaannya dengan baik dan berhasil karena setiap informasi penting yang bersifat materil mengenai perkembangan dan kondisi perusahaannya harus sepatutnya mempunyai tanggung jawab kepada publik melalui prinsip keterbukaan (disclosure).

   Prinsip keterbukaan dalam Pasar Modal memiliki 3 (tiga) tiga fungsi, yaitu: 1.

  Prinsip keterbukaan berfungsi memelihara kepercayaan publik terhadap pasar.

  Keputusan investor untuk melakukan investasi terbentuk oleh penilaian dan pilihan terhadap kelengkapan, kejelasan dan kepastian informasi yang diberikan oleh emiten, sehingga kepercayaan investor terhadap mekanisme pasar ditentukan oleh adanya keterbukaan dalam Pasar Modal.

  2. Prinsip keterbukaan berfungsi utama menciptakan mekanisme pasar yang efisien, baik dalam penciptaan harga, pengalokasian modal maupun perlindungan investor. Berfungsinya keterbukaan menyebabkan pelaku pasar dapat melakukan

  market discipline , sebab terbukanya arus informasi berperan menciptakan

  informasi yang benar dan akurat. Harga saham sepenuhnya merupakan refleksi dari seluruh informasi yang tersedia, sehingga manajemen perusahaan harus menjaga harga pasar dan peluang penjualan saham dengan mengemukakan 86 informasi yang relevan.

  Bismar Nasution, (I), op.cit., hal. 4-9.

  3. Prinsip keterbukaan berperan penting untuk mencegah penipuan (fraud), termasuk mencegah terjadinya penyesatan dan kekeliruan informasi yang diperoleh investor.

  Perlindungan hukum terhadap potensi dana yang dimiliki masyarakat sangat masyarakat yang relatif murah untuk kepentingannya sendiri. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Asril Sitompul mengenai prinsip keterbukaan bagi perusahaan publik, sebagai berikut:

  “Keterbukaan ini diharuskan karena pada dasarnya para calon investor (pemodal) mempunyai hak untuk mengetahui secara detail mengenai segala sesuatu tentang bisnis perusahaan, dimana mereka akan menempatkan

  

  uangnya.” Prinsip keterbukaan mengandung perintah kepada emiten dan semua pelaku pasar modal untuk mengungkap seluruh informasi materil kepada publik berkaitan dengan materi yang menyangkut perusahaan, termasuk situasi keuangan, kinerja,

  

  kepemilikan dan kepemimpinan dari suatu perusahaan, termasuk semua hal penting yang berkaitan, yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal

   terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut.

  Prinsip keterbukaan mengharuskan emiten dan pelaku pasar modal memberikan informasi secara benar, akurat, lengkap dan tepat waktu, sebagai suatu tanggung jawab terhadap Hukum Pasar Modal. Publik sangat membutuhkan fakta 87 88 Asril Sitompul, (I), op.cit., hal.56. 89 Holly J. Gregory dan Marshal E Simms, dalam Bismar Nasution, (III), log.cit.

  Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1 Angka 25.

  

  materil berupa informasi yang benar, akurat dan tepat waktu tersebut. Keterbukaan arus informasi ke pasar mengenai fakta materil berfungsi menyediakan bahan pertimbangan bagi investor untuk secara rasional mengambil keputusan membeli,

   menahan atau menjual saham suatu perusahaan yang dimilikinya.

  dimulai sejak pernyataan pendaftaran dan prospektus perusahaan diajukan kepada Bapepam-LK dalam rangka penawaran perdana (Initial Public Offering atau IPO) di

92 Bursa Efek. Setiap calon emiten (perusahaan publik) demi hukum secara

  institusional mempunyai tanggung jawab menyampaikan kebenaran informasi materil di dalam prospektus kepada publik sebelum adanya ijin melakukan

  

  penawaran umum oleh Bapepam-LK. Investor menilai kelayakan berinvestasi pada suatu perusahaan publik adalah berdasarkan prospektus yang diajukan perusahaan tersebut.

  Hukum pasar modal menghendaki informasi yang diberikan emiten kepada publik tersebar secara merata. Kepentingan investor akan terlindungi sepanjang informasi yang disampaikan kepada investor mengandung kebenaran, kelengkapan dan keakuratan fakta material. Hal ini dapat menghindari penipuan (fraud) atau 90 Sri Redjeki Hartono, (II), Kapita Selekta Hukum Perusahaan, (Bandung: CV. Mandar Maju, 2000), hal.48-49. 91 92 Ibid.

  Penawaran umum akan mengakibatkan terjadinya perubahan struktur pemilikan perusahaan. Ini

disebabkan porsi pemilikan suatu perusahaan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan modal yang

ditanamkan investor pada perusahaan tersebut. Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, log.cit.

Pendapat ini senada dengan Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, log.cit., yang menyatakan besarnya pemilikan tergantung dari besarnya persentase saham yang dimiliki oleh penanam modal. 93 Sri Redjeki Hartono, (II), log.cit. manipulasi (deceit) serta hal-hal lainnya yang berbentuk perbuatan-perbuatan curang (fraudulent acts), seperti melalui misrepresentation atau omission yang pada akhirnya mengakibatkan pernyataan menyesatkan, yang akan mempengaruhi pertimbangan investor dalam mengambil keputusan investasi. Apabila hukum yang

  

C. Hubungan Prinsip Keterbukaan Fakta Materil dengan Good Corporate

Governance

  Prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), dan selanjutnya disingkat GCG, menurut Organization for Economic Corporation and Development (OECD) mencakup empat bidang utama, yaitu: a.

   Fairness (kewajaran)

  Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam (insider trading).

  b.

   Disclosure and transparancy (keterbukaan dan transparan)

  Hak-hak pemegang saham atas penerimaan informasi dengan benar dan tepat pada waktunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan, dan turut memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan.

  c.

   Accountability (akuntabilitas)

  Tanggung jawab menajemen melalui pengawasan yang efektif berdasarkan

  balance of power (keseimbangan kekuasaan) antara menajer, pemegang

  saham, dewan komisaris, dan auditor, merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada perusahaan dan para pemegang saham.

  d.

   Responsibility (pertanggungjawaban)

  Peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh hukum dan kerjasama yang aktif antara perusahaan serta para pemegang kepentingan dalam menciptakan kekayaan, lapangan kerja, perusahaan yang sehat dalam

   aspek keuangannya.

Dokumen yang terkait

BAB 1 PENDAHULUAN - Karakteristik Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014

0 0 8

KARAKTERISTIK PENDERITA GANGGUAN JIWA PENYALAHGUNAAN NAPZA (NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF) DI PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA “INSYAF” SUMATERA UTARA TAHUN 2014

0 0 21

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Pekerjaan Dengan Kejadian TB Paru di Kelurahan Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2015

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tuberkulosis Paru 2.1.1 Pengertian Tuberkulosis - Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Pekerjaan dengan Kejadian Tuberkuloso Paru di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2015

0 0 22

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN PEKERJAAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI DESA BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN TAHUN 2015 SKRIPSI

0 0 14

Case Processing Summary - Gambaran Identitas Etnis pada Remaja yang Memiliki Orang Tua Berbeda Etnis Batak-Minang di Kota Medan

0 1 84

Gambaran Identitas Etnis pada Remaja yang Memiliki Orang Tua Berbeda Etnis Batak-Minang di Kota Medan

0 1 16

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Gambaran Identitas Etnis pada Remaja yang Memiliki Orang Tua Berbeda Etnis Batak-Minang di Kota Medan

0 2 10

2.1. Routing Jaringan Komputer - Desain Routing Information Protocol pada Jaringan Kamputer dengan Pengalokasian Jumlah Host Per Jaringan Berdasarkan VLSM

0 0 11

Analisis Hukum Ketentuan Fakta Materil dalam Perspektif Hukum Pasar Modal Indonesia

0 0 8