Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: The Musai: Resital Piano

BAB II Kajian Repertoar A. Prelude and Fugue No. 19 BWV 888 dari “The Well-Tempered Clavier book II” karya Johann Sebastian Bach. Prelude and Fugue adalah karya Johann Sebastian Bach yang

  ditulis pada periode Barok. Karya ini memiliki gaya kontrapung dengan ciri khas saling tanya-jawab. Gaya tersebut berupa kombinasi dari dua atau lebih suara melodi yang dimainkan secara bergantian. Prelude and Fugue mencapai titik tertinggi dimasa Johann Sebastian Bach.

  Pada periode Barok, karya-karya ini dituliskan untuk harpsichord.

  Harpsichord merupakan keluarga instrumen keyboard paling muda yang r1

  diturunkan dari dulcime . Pada periode ini, harpsichord memiliki rentang nada yang terbatas (lima oktaf), struktur mekanik, dan bahan material senar yang belum mampu menunjukan perubahan dinamika suara ataupun ekspresi. Harpsichord memiliki senar tipis yang dipetik oleh mekanik saat tuts ditekan, karena bahan senar tersebut maka menghasilkan suara yang pendek, sehingga para komposer memiliki keterbatasan dalam membuat

  2 dinamika dan ekspresi .

  Seperti periode modern sekarang ini, not yang lebih panjang nilainya seperti not seperempat dan not setengah dimainkan secara terpisah dengan not yang ada didekatnya. Hal ini untuk mengingat pada periode Barok, karya musik dituliskan untuk harpsichord yang gema suaranya sangat pendek sehingga tidak bisa dimainkan secara legato. Karya di

1 Instrumen yang umum pada abad pertengahan di Eropa. Bentuknya seperti siter.

  periode ini pun banyak penggunaan ornamentasi di beberapa not, seperti

  3 mordent, turn, inverted mordent, dan arpeggiation .

  merupakan salah satu karya

  Prelude and Fugue No. 19 BWV 888

  dari The Well-Tempered Clavier volume kedua yang ditulis oleh Johann Sebastian Bach pada tahun 1744. Bach membuat The Well-Tempered

  Clavier yang nantinya digunakan sebagai bahan belajar musisi muda dalam mempelajari musik, serta menjadi materi untuk musisi yang sudah mahir.

  Bach memberi judul Well-Tempered karena ketertarikannya dalam sistem

  tuning yang membagi satu oktaf menjadi dua belas nada setengah laras

  4 yang berjarak sama .

1. Biografi Johann Sebastian Bach (1685-1750)

  Johann Sebastian Bach merupakan seorang komposer dan pemain organ di periode Barok dari Jerman. Ia banyak menggubah musik untuk

  harpsichord, organ, dan orkestra. Bach terkenal dengan keahliannya dalam

  kontrapung pada tingkat sempurna, harmoni, pengolahan motif, dan

  5

  adaptasi bentuk dan irama . Kemampuannya ini membuat Bach dihormati selama hidupnya.

  Bach lahir pada tanggal 21 Maret 1685 di Eisenach, Jerman. Ayahnya, Johann Ambrosius Bach merupakan pemain terompet dan direktur musisi di kota tersebut. Bach belajar harpsichord dan biola pertama kali pada ayahnya, juga belajar teori musik dengan saudaranya, Johann Christoph Bach. Bach juga sudah mulai belajar perform, menyalin lagu, dan mendalami organ. Dia pun pergi ke Luneburg untuk 3 memperdalam pembelajaran organ kepada Georg Bohm. 4 Siglind Bruhn, Guidlines to Piano Interpretation, (Malaysia, RHYTM MP, 1989), 103. 5 F.E.Kirby, Music for Piano : A Short History, (New Jersey, Amadeus Press,2004), 38.

  Pada tahun 1703, Bach pergi ke Weimar untuk menjadi kepala musik di keluarga bangsawan. Bach juga mendalah pekerjaan yang lebih sesuai dengan keterampilannya sebagai pemain organ. Selama tujuh bulan, nama Bach cepat menyebar dan menjadi terkenal. Banyak keuntungan yang dia dapatkan, seperti gaji yang tinggi, pekerjaan ringan, dan mendapatkan organ model terbaru.

  Banyak karya Bach untuk organ diciptakan di Weimar dalam jenis

  toccata, fugue, choral prelude, dan prelude and fugue. Selama bertugas di

  Weimar, Bach menikah dan dikarunia enam orang anak, dua orang diantaranya menjadi komponis seperti ayahnya, yaitu Wilhem Friedemann, Johann Christoph Bach, Johann Christian Bach, dan Carl Philipp

6 Emanuel .

  Di tahun 1722, Bach mulai membuat Well-Tempered Clavier Book

  I , lalu Book II pada tahun 1742. Setiap set memiliki dua puluh empat

  pasang preludes and fugues. Sistem karyanya mengikuti bentuk pola kromatis. Bach juga melakukan beberapa revisi pada beberapa prelude and

  fugue , seperti penambahan aksidental dan mengubah tanda kunci. Bach membuat karya ini untuk memperdalam ilmu sistem tuning di organ.

  Awal tahun 1750, Bach mengalami kebutaan dan sudah dioperasi sebanyak dua kali, tapi berujung menjadi buta total. Pada Juli 1750, Bach meninggal dikarenakan efek obat-obatan yang dikonsumsi selama pemulihan operasi mata. Selama hidupnya, Bach memiliki 7 anak dari istri pertama dan 13 anak dari istri kedua. Beberapa anaknya mengikuti jejak ayahnya menjadi komposer, yaitCarl Philipp Emanuel Bach, Johann Christoph Bach, dan Johann Christian Bach.

2. Analisis Repertoar a.

  Analisis Struktural 1.

  Prelude Secara keseluruhan, Prelude menggunakan bentuk kontrapung berupa imitasi subjek. Subjek ini saling bermunculan di tiap suara secara bergantian berbentuk rangkaian not seperdelapanan.

Tabel 2.1. Struktur Prelude 2.

  Fugue Tema Fugue diperkenalkan di awal lagu 1

  • – 2/3, kemudian di imitasi dan variasi ke berbagai suara.

  T a b e l

  2 . Bagian Eksposisi Birama 1-9 Tonalitas A Mayor Bagian Pengembangan Birama 10-21 Tonalitas F# minor Bagian Rekapitulasi Birama 22-33 Tonalitas A Mayor

  Bagian Eksposisi Birama 1-9/2 Tonalitas A Mayor Tema awal 1-2/3 Tema diperkenalkan di suara Bass Imitasi Tema 1 Birama 2/3-4/1 Imitasi di suara Alto Imitasi Tema 2 Birama 5/1-6/3 Imitasi di suara Sopran Imitasi Tema 3 Birama 7/1-8/3 Imitasi di suara Bass Bagian Pengembangan Birama 9/3-19 Tonalitas F# minor Bagian Rekapitulasi Birama 20-29 Tonalitas kembali ke A Mayor.

  Pada Prelude ini, penulis harus dapat memunculkan alunan tema yang ada di masing-masing suara secara bergantian. Tema ini dimainkan terus menerus dari awal hingga akhir. Penulis memainkan tema dengan sedikit warna suara agar pergantian tema bisa muncul dengan jelas.

  Penulis menyukai karya ini karena pergerakan melodi yang tenang, pergantian melodi di suara lain secara berkelanjutan, dan tingkat kesulitan yang menantang bagi penulis.

  Pada Fugue, penulis harus dapat memunculkan subject di tiap suara yang berbeda diikuti dengan counter subject yang dimainkan bersama sebagai not pelengkap. Subject ini dapat muncul di suara Sopran, Alto, dan Bass.

  Penulis menyukai karya ini karena progresi akord yang digunakan sangat menarik, penyusunan subject yang sederhana (bar 1-9), dan kelincahan permainan dalam memainkan subject dan counter subject.

  B.

  

Piano Concerto in C Major op. 15 no. 1 karya Ludwig van Beethoven.

  Karya musik pada periode klasik sangat rapi. Frase dan ide

  7

  musiknya terbagi setiap empat birama . Banyak penggunakan dinamika yang kontras untuk memperjelas tema atau frase. Tempo yang digunakan stabil, tidak seperti periode Romantik yang banyak menggunakan rubato.

  Periode klasik terkenal dengan ciri penggunaan not yang

  8

  dimainkan dengan tempo cepat, pengulangan not, dan Alberti bass . Alat musik yang digunakan juga ikut berkembang. Pada periode sebelumnya, 7 Barok, harpsichord yang memiliki kekurangan dalam pembentukan

  Karl-Edmund Prier, Sejarah Musik Jilid 2, (Yogyakarta, Pusat Musik Liturgi, 2014), 77 dinamika karena mekanikisme dan perbedaan material senar, lalu pada periode Klasik, alat tersebut berkembang dalam jumlah octave menjadi tujuh dan dikenal dengan nama pianoforte. Mekaniknisme pun mengalami perkembangan dari dipetik hingga dipukul dengan hammer. Sehingga, para komposer dengan leluasa dapat mempelajari hal baru, terutama dalam pembentukan dinamika dan produksi suara.

  Selama hidupnya, Beethoven membuat 5 karya Piano Concerto. Salah satunya adalah Piano Concerto no. 1 yang dibuat pada tahun 1796-

  9

  1797 . Karya ini didedikasikan untuk Countess di Batislava bernama Anna Louise Barbara. Karya ini sebenarnya bukan karya concerto pertama yang dipublikasikan, tetapi karya Piano Concerto no. 2 merupakan karya pertama yang dibuat 10 tahun lebih awal. Dimainkan pertama kali pada

  10 tahun 1798 di Praga dan dimainkan oleh Beethoven sendiri .

1. Biografi Ludwig van Beethoven (1770-1827)

  Beethoven adalah komponis dan pianis dari Jerman. Dia menjadi sosok penting di transisi antara periode Klasik dan Romantik. Beethoven lahir 17 Desember 1770 di Bonn, pada usia dini dia sudah menunjukkan bakatnya di musik berkat ayahnya, Johann van Beethoven. Sejak kecil Beethoven dipaksa ayahnya untuk latihan piano berjam-jam karena keiing inan ayahnya untuk menjadi ‘anak ajaib’ seperti Mozart.

  Guru komposer pertamanya bernama Christian Gottlob Neefe. Ia mengajarkan Beethoven memainkan komposisi Bach dan berimprovisasi. Pada tahun 1792, Beethoven belajar komposisi kepada Haydn di Wina, tetapi pembelajarannya tidak berlajan mulus karena Haydn tidak memberi banyak perhatian dan kurang teliti mengoreksi tugasnya. Tanpa sepengetahuan Haydn, Beethoven belajar komposisi kepada Johann Schenk. Dia pun melanjutkan belajar kontrapung pada Johann Albrechtsberger, bermain biola pada Ignaz Schuppanzigh, dan teknik vokal

  11 pada Antonio Salieri .

  Pada usia 21 tahun, Beethoven pindah ke Wina dan belajar komposisi kepada Joseph Haydn dan menjadi pianis virtuoso. Kehidupannya tidak selalu mulus, banyak terjadi tragedi seperti tidak bisa menjalin cinta dengan perempuan yang disukai, menderita berbagai penyakit, dan kematian adiknya, Ludwig van Carl. Selama tahun 1801, pendengaran Beethoven mulai memburuk akibat kebiasaannya merendam kepala di air dingin agar dia tetap bangun. 12 tahun kemudian, Beethoven menjadi tuli sepenuhnya. Walaupun dengan keterbatasannya, Beethoven tetap berkarya di musik bahkan menciptakan karya-karya besar seperti Moonlight Sonata, Pathetique, dan karya Piano Concerto.

  Pada akhir hidupnya, Beethoven menjadi sakit-sakitan karena efek dari minuman keras. Ia meninggal pada 26 Maret 1827 diiringi dengan gemuruh guntur yang besar.

2.Analisis Repertoar

  a. Analisis Struktural Pada bagian pertama concerto ini, Beethoven mempertahankan bentuk dari Mozart yang dibagi menjadi tiga gerakan berbentuk sonata,

  12

  tetapi ada penambahan orkestra di bagian eksposisi. Di dalam ekposisi mulai pemunculan tema orkestra di biola satu dan flute. Soloist pun masuk dengan tema baru dengan iringan dari orkestra.

  11

  Tutti

  Penutupan Solo section

  b

  Birama 248-327 Tonalitas E

  III Solo section

  Tema

  Solo 2 (Developmen)

  Birama 219-247 Tonalitas G Mayor

  dominant

  Tema I di

  2 (Ritornello 2)

  Tutti

  Birama 211-219 Tonalitas D Mayor

  II Solo section Birama 166-209 Tonalitas D mayor

  1 (Ritornello 1)

  Tema

  Birama 144-165 Tonalitas D Mayor

  section

  Tema I Solo

  Birama 100-143 Tonalitas C Mayor

  Mayor Pengulangan tema I

  Mayor Solo 1 ( Eksposisi) Solo section Birama 88-100 Tonalitas C

  Mayor Penutup Birama 71-88 Tonalitas C

  b

  Tema II Birama 46-70 Tonalitas E

  Transisi Birama 36-45 Tonalitas G Mayor

  Tema I Birama 1-35 Tonalitas C Mayor

  Mayor

  3 – Rekapitulasi) tema tutti Mayor dan solo Tema I solo Birama 358-379 Tonalitas G

  section Mayor

  Tema II solo Birama 380-424 Tonalitas G

  section Mayor

  Penutupan Birama 425-433 Tonalitas G rekapitulasi Mayor

  Final Ritornello Tema

  I Birama 433-447 Tonalitas C (membawa Mayor solo ke

  cadenza ) Cadenza Tonalitas A

  minor Penutup Birama 447-460 Tonalitas C

  Mayor

Tabel 2.3. Struktur Piano Concerto no. 1

  Penulis sangat tertantang untuk memainkan karya ini karena berasal dari komposer favorit penulis dan karya concerto pertama yang penulis mainkan. Karya ini memiliki suasana yang cepat berganti-ganti dari senang yang ditunjukan dengan melodi ekspres dan tiba-tiba menjadi marah dengan blockchord yang disertai dengan sforzzando. Penulis harus dapat berkomunikasi dengan pemain orkestra dan memahami tiap bagian mana yang harus menonjol. Selain itu, bagian cadenza juga harus dikuatkan dengan berbagai teknik permainan yang mendukung.

  b

C. Major D.899 Op. 90 No. 2 karya Franz Schubert Impromptu in E

  Abad 19 adalah abad yang sangat kaya dalam kecenderungan, perkembangan, dan peristiwa yang beraneka ragam. Industri dan ekonomi berkembang dengan cepat. Kesenian dan musik mulai banyak diminati oleh masyarakat dan mulai dikembangan menjadi bisnis ( produksi piano

  13 upright untuk digunakan dirumah). Perkembangan musik romantik terdiri dari romantik awal, romantik tengah, dan romantik akhir.

  Periode Romantik awal mulai menunjukan gaya musik yang lebih ekspresif dan emosional. Pada periode ini, mulai ada perbanyakan jumlah pemain dalam orkestra, perubahan tempo, pemakaian ornamentasi, dan muncul keragaman instrumen yang digunakan. Instrumen yang digunakan mengalami perubahan suara tone yang lebih tebal dari periode

  14

  sebelumnya . Salah satu komposer yang terkenal pada periode ini adalah Franz Schubert.

  Franz Schubert adalah komposer yang dikenal paling produktif dalam menghasilkan karya selama hidupnya. Ia membuat karya dengan kekayaan harmoni dan melodi dengan kekayaan teknis. Karyanya terdiri

  dari lebih dari enam ratus karya vokal sekuler (terutama Lieder), tujuh simfoni penuh, musik sakral, opera, musik insidental dan sekumpulan besar

  15 chamber dan piano . Semasa hidupnya, karyanya belum terlalu dikenal banyak orang, karyanya baru terkenal setelah kematiannya.

  Karya Impromptu ini merupakan salah satu dari delapan seri untuk 13 solo piano yang dibuat Franz Schubert pada tahun 1827. Karya ini 14 Karl-Edmund Prier, 126.

  Arnold Dolmetsch, The Interpretation of the Music of the XVII &XVIII Centuries, (London, Novello & Compani Limited, 1968), 419 15 Milton Cross, Encyclopedia of The Great Composers and Their Music, (New York, Doubleday

  dipublikasian menjadi dua set, pertama dikategorikan D.899 dan kedua D.935. Impromptu yang akan dimainkan penulis merupakan karya dari D.899. Franz Schubert membuat karya Impromptu ini karena terinspirasi

  16 dari Impromptu Op. 7 karya Jan Vaclav Vorisek .

  Impromptu karya Schubert dibuat dengan beberapa bagian yang

  terlihat jelas, salah satunya adalah Impromtu in E-flat Major ini. Karya ini dimulai dengan figure triplet yang menonjol dan membentuk sebuah tema yang gembira. Selain itu, terjadi perubahan tema dimana suasana dari gembira menjadi marah yang ditunjukan dengan ben marcato.

1. Biografi Franz Schubert (1797-1828) Schubert lahir di Himmelpfortgrund, Vienna, pada 31 Januari 1797.

  Ayahnya Franz Theodor Schubert adalah kepala sekolah dan ibunya Elizabeth adalah seorang pembantu rumah tangga. Schubert memiliki empat belas saudara, tetapi sembilan diantaranya meninggal dunia saat masih kecil.

  Pada usia enam tahun, Schubert sekolah di tempat ayahnya mengajar. Ayahnya mengajarinya dasar-dasar bermain biola dan mendapat pembelajaran piano dari saudaranya, Ignas. Pada usia tujuh tahun, Schubert mulai belajar organ, viola, dan vokal oleh Michael Holzer. Berkat semangat Schubert yang besar, gurunya meminta ijin kepada temannya yang memiliki piano agar Schubert dapat berlatih di piano tersebut.

  Nama Schubert mulai dikenali oleh Antonio Salieri, seorang musisi terkenal di Vienna. Pada bulan Oktober 1808, ia menjadi murid di Stadtkonvikt melalui beasiswa paduan suara. Saat berada di Stadtkonvikt, dia diperkenalkan kepada overtures dan simfoni Mozart, dan simfoni dari Joseph Haydn.

  Schubert mulai menunjukan bakat dalam komposisi, maka Antonio Salieri memberi bimbingan secara pribadi untuk teori musik dan komposisi. Schubert menghabiskan waktu di Stadtkonvikt untuk menyusun musik kamar, beberapa lagu, potongan piano dan paduan suara liturgis. Schubert tidak memiliki banyak teman karena dua sangat pendiam, kurang percaya diri, dan pemalu. Salah satu temannya adalah Josef dan Spaun yang selalu melindungi, bersimpati, dan akrab denga Schubert.

  Tahun 1815 merupakan tahun paling produktif bagi Schubert. Ia telah menghasilkan banyak karya musik diantaranya sembilan karya gereja, simfoni, dan 140 lieder. Pada tahun 1827, Schubert membuat karya Impromptu yang dibuat bersamaan dengan six moments musicau. Schubert membuat delapan Impromptu dan dipublikasikan menjadi 2 set,

17 D. 899 dan D. 935 .

  Schubert meninggal di Wina pada 19 November 1828 karena demam tifoid. Selama hidupnya, Schubert tidak pernah mengecek kesehatannya karena mementingkan pembuatan karyanya.

2. Analisis Repertoar a.

  Analisis Struktural Bentuk yang digunakan adalah three part song form (A-B-A). Schubert juga menambahkan coda pada akhir Impromptu. Karya ini merupakan karya yang paling pendek, dimainkan dengan triplet tempo cepat dan cemerlang di tangan kanan, dan membentuk melodi seperti nyanyian. b

  Bagian A Birama 1-82 Tonalitas di E Mayor Bagian B Birama 83-168 Tonalitas di D Mayor

  b

  Bagian A Birama 169-250 Tonalitas di E Mayor Bagian Coda Birama 251-283 Tonalitas di D Mayor

  b

Tabel 2.4. Struktur Impromptu in E Major D.899 Op. 90 No. 2

  Pada Impromptu ini, penulis harus dapat memainkan melodi di tangan kanan dengan mengalun rapi. Melodi dimainkan dengan memberi warna suara dan rubato agar menyerupai orang yang sedang bernyanyi.

  Penulis menyukai lagu ini karena alunan melodi dan harmoni yang tenang, terdapat pergantian suasana yang tidak terduga, imajinasi yang harus dibayangkan dan serta tingkat kesulitan yang menantang penulis.

D. Ballade no. 1 op. 23 karya Frederic Chopin

  Perkembangan ke periode Romantik tengah menggambarkan karya- karya yang sangat ekspresif dan lebih bergairah dari pada periode sebelumnya. Pada periode ini, komposer sudah menunjukan kebebasan mereka dalam mebuat karya dan berani menunjukan ekspresi dan imajinasi dan sudah tidak terpaut bentuk lagu klasik. Mulai dari menunjukan kemahiran permainan (Franz Liszt, kembali munculnya karya Bach secara romantis (Mendelshon), opera dengan gaya baru (Wagner),

  18 dan mencerminkan semangat yang baru dan puitis (Frederick Chopin).

  Frederic Chopin dikenal dengan komposer yang sangat mencintai dan menghormati tanah kelahirannya, Polandia. Walaupun semasa hidupnya lama tinggal di Paris karena tidak cocok dengan kondisi politik di Polandia, Chopin tidak pernah berhenti mencintai tanah airnya Ia banyak menceritakan apa yang terjadi di Polandia melalui karyanya seperti, Revolutionary Etude op. 10 no. 12 yang menceritakan revolusi di

  b

  Polandia, Polonaise in A Major op. 53 yang bercerita tentang kepahlawanan dan semangat, dan karya Mazurkas op. 17 yang berkisah tentang harapan Chopin agar iklim politik di Polandia berubah.

  Ballade merupakan musik tarian balet yang bercerita tentang

  kepedihan, kesakitan, kepahlawanan, dan karakter fantasi, bisa juga disebutkan sebagai lagu tentang kisah hidup. Chopin memberikan banyak elemen dramatis dan tarian, sehingga banyak yang mengatakan bahwa

  ballade ini tidak memiliki bentuk. Kata ballade sendiri diciptakan

  pertama kali oleh Chopin. Karya ini diterbitkan pada tahun 1836 dan didedikasikan untuk Baron Stockhausen. Chopin membuat ballade

  19 karena terpengaruh musik dari Franz Liszt dan Johannes Brahms .

  Ballade ini menangkap arti kecantikan yang mempesona dan api dari puisi ballada karya Adam Mickiewicz.

  Di dalam karya ini, penulis dituntut untuk dapat memainkan interpretasi yang sesuai dengan gaya Chopin. Tantangan memainkan not hiasan dengan lincah, kematangan teknik yang bagus, memunculkan harmoni, dan pergantian suasana tiap bagian yang sangat kontras

1. Biografi Frederic Chopin (1810-1849)

  Frederic Francois Chopin adalah seorang komposer dan pianis virtuos dari Polandia yang terkenal di jaman Romantik. Chopin diakui sebagai komposer yang dapat mempertahankan reputasinya sebagai pemusik terkemuka. Sebuah kota di Polandia bernama Warsawa merupakan kota kelahiran Chopin. Chopin memiliki bakat dalam piano, terlihat sejak kecil Chopin sudah dapat berimprovisasi di piano. Di usia 8 tahun, Chopin sudah dapat memainkan karya Concerto karya Gywortez.

  Guru piano pertama Chopin merupakan seorang pianis Bohemia bernama Adalbert Ziwny. Pada tahun 1817, tepat Chopin berumur 7 tahun, dia sudah menyelenggarakan banyak konser dan membuat karya

polonaise yang nantinya didedikasikan kepada guru pertamanya.

  Pada tahun 1824, Chopin pergi ke Warsaw Lyceum untuk mencari pengalaman di musik. Tahun pertama, Chopin berguru kepada seorang organis dari Czech bernama Wilhelm Wurfel. Selanjutnya, Chopin belajar teori musik, figure bass, dan komposisi selama 3 tahun pada Josef Elsner.

  Tahun 1831 Chopin pergi ke Paris dan tidak mau kembali ke Polandia karena masalah emigrasi Polandia. Walaupun sudah menerima ijin kenegaraan Perancis, tetapi Chopin tetap dekat dengan orang Polandia dan mencintai negaranya. Selama di Paris, Chopin menimba ilmu untuk bakatnya dan memanfaatkan kesempatan bertemu dengan tokoh-tokoh terkenal, salah satunya adalah Franz Liszt yang nantinya menjadi sahabat.

  Tahun 1838-1839 merupakan tahun yang produktif bagi Chopin, dia banyak menghasilkan mazurkas, waltzes, nocturnes, etudes, dan banyak lagi. Chopin banyak mengembangkan lagu daerah Polandia dan juga

  20 bentuk komposisi Mozart dan Schubert .

  Pada akhir hidupnya, seorang penggemar bernama Jane Stirling membantu finansial Chopin. Selama akhir hidupnya, Chopin menderita penyakit Tuberculosis yang merenggut nyawanya pada tahun 1849 di Paris. Sebelum meninggal, Chopin berpesan agar jantungnya dikuburkan di Warsawa untuk rasa cintanya pada Polandia.

2. Analisis Repertoar

  a. Analisis struktural

  Ballade adalah karya piano romantis dengan skala besar yang

  terdapat beberapa variasi tema dengan melodi yang dramatis. Karya ini menunjukan kreatifitas Chopin dalam menggabungkan bentuk klasik dengan pianisme popoler.

Tabel 2.5. Struktur Ballade no. 1 op. 23

  Karya ini disukai penulis karena melodinya sangat puitis dan perbedaan suasana sedih, marah, dan lucu. Bagian sedih dibuka dengan tonalitas C minor lalu menuju G minor dengan melodi yang lambat dan

  Bagian Intro Birama 1-7 Tonalitas C minor Tema I Birama 8-44 Tonalitas G minor Transisi dan modulasi Birama 45-66 Tema II Birama 67-93 Tonalitas di E

  b

  Mayor Kembali ke Tema I Birama 94-105 Tonalitas di A minor Kembali ke Tema II Birama 106-125 Tonalitas A Mayor Transisi dan modulasi Birama 126-137 Tema III Birama 138-165 Tonalitas di E

  b

  Mayor Kembali ke Tema II Birama 166-193 Tonalitas di E

  b

  Mayor Kembali ke Tema I Birama 194-207 Tonalitas G minor Coda (Tema IV) Birama 208-264 Tonalitas G minor register bawah dan atas secara bersama. Pada bagian lucu, Chopin memunculkan melodi tangan kanan yang melompat-lompat dan tangan kiri dimainkan dengan staccato. Ballade ini memiliki tantangan dimana harus melatih dan mematangkan teknik permainan, keteraturan pedaling, dan keseimbangan suara antara melodi dan iringan. Menonjolkan gaya Chopin merupakan tantangan yang cukup rumit karena melodi yang dibuat sangat puitis dan melankolis, serta dimainkan dengan rubato. Penulis harus dapat menyampaikan isi cerita dari lagu dan membawakan suasana yang terjadi ada lagu tersebut.

  E. Etude Jempol no. 2 karya Genta Kurnia Andriyanto Dalam bahasa Jawa, Jempol merupakan sebuah kata yang diartikan sebagai ibu jari. Ibu jari memiliki bentuk yang berbeda dari jari lainnya, tetapi ibu jari memiliki fungsi penting dalam kehidupan sehari-hari seperti memegang suatu benda. Demikian pula dalam bermain piano, ibu jari dimanfaatkan untuk menciptakan beberapa teknik gerakan jari yang

  21 sistematis dan optimal .

  Etude berasal dari bahasa Perancis yang berarti karya yang

  mengandung unsur latihan, atau lagu yang bertujuan untuk mengembangkan teknik permainan alat musik tertentu. Etude merupakan suatu komposisi musik untuk solo instrumen yang dibuat untuk melatih dan meningkatkan keterampilan teknik yang sering menjadi penghambat

  22

  bagi pemain musik. Beberapa contoh komposer besar piano yang mengubah komposisi etude adalah Czerny, Liszt, Chopin, Rachmaninoff, 21 dll.

  Genta Kurnia A., “Lima Buah Komposisi “Etude Jempol” Untuk Piano.” Skripsi untuk

  Komposisi etude piano yang dibuat biasanya merupakan latihan teknik berupa teknik kelenturan jari, penguatan jari tertentu, pergerakan tertentu seperti arpeggio, chromatic, dan scale, kerapatan kecepatan jari, teknik pergelangan tangan, pelatihan dinamika, artikulasi, dan warna suara.

1. Biografi Genta Kurnia Andriyanto

  Genta Kurnia Andriyanto lahir 9 juli 1983 di Semarang. Pertama kali belajar piano dari ayahnya, Liem Sing Liang, seorang buruh serabutan di perusahaan swasta dan konduktor amatir di gereja. Lalu di usia 6 tahun melanjutkan belajar piano kepada Wira Gunawan. Semasa kecil, Genta sempat ingin menjadi seorang musisi, tetapi sempat bercita- cita menjadi tukang parkir karena hanya meniup peluit dan menyuruh kendaraan untuk maju dan mundur. Berkat dorongan musik dari orang tua dan pihak gereja, Genta mulai mengubah keinginannya. Guna memperdalam musik, Genta belajar teori pada Ibu Leoni. Pada usia 15 tahun, beliau melanjutkan belajar piano kepada guru senior bernama Tan Khon Tjiang.

  Setelah menyelesaikan studi di Sekolah Menengah Atas (SMA), ia melanjutkan pendidikan musik di Fakultas Seni Pertunjukan UKSW konsentrasi komposisi dibawah bimbingan Poedji Soesila. Sekarang Genta aktif sebagai dosen di FSP, pianis, guru, pelatih padus, pelatih

  23

  orkestra, arranger, dan membuat lagu. Beberapa karya yang sudah diterbitkan adalah lagu anak nasional dan etude Jempol op. 1.

  Etude Jempol ini dibuat selama Genta masih menuntut ilmu di FSP

  untuk meraih gelar sarjana. Genta tertarik untuk menunjukan beberapa ragam teknik yang mampu dilakukan oleh ibu jari. Mengingat bahwa pianis memerlukan latihan khusus untuk memaksimalkan kelebihan ibu jaridalam permainan piano agar dapat menghasilkan efek bunyi dan keragaman suara.

2. Analisis Repertoar a.

  Analisis struktural 1.

  Etude Jempol no. 2 Pada karya ini tidak memiliki nada dasar (atonal), hanya memfokuskan pada teknik pergeseran ibu jari pada tangan kiri. Tanda

  #

  mula menggunakan F Mayor agar mempermudah pianis dalam membaca notasi dikarenakan semuanya dimainkan di tuts hitam.

  Bagian A Birama 1-7 Melodi di tangan kiri Bagian B Birama 8-15 Motif baru di tangan kanan Episode Birama 16-21 Motif di tangan kiri Bagian C Birama 22-28 Motif baru berupa

  broken chord

  Kembali ke bagian B Birama 29-32 Imitasi bagian B Coda Birama 33-37 Motif bagian A

Tabel 2.6. Struktur Etude Jempol no. 2

2. Etude Jempol no. 3

  

Etude ini berbentuk three-part song form (A-B-A) yang ditulis pada

tonalitas C mayor.

  Bagian A Birama 1-23 Tonalitas C mayor Bagian B Birama 24-39 Tonalitas A minor Bagian C Birama 41-60 Tonalitas C mayor

Tabel 2.7. Struktur Etude Jempol no. 3

  Pada lagu ini, penulis dituntut untuk dapat menahan ibu jari dalam memainkan melodi dengan teknik sliding. Tantangan pada etude no. 2 adalah memainkan lagu dengan rapi dalam tempo cepat dan mengeluarkan efek marah pada tangan kiri berupa akord interval enam. Sedangkan di tangan kanan memiliki kesulitan dimana memainkan repeated not di tempat yang berpindah-pindah.

  Etude no. 3 cenderung memiliki melodi yang tenang dan romantis.

  Penulis menyukai bentuk pergantian suasana tiap bagian, dimana melodi dimainkan ditempo lambat lalu menjadi bergerak dan kembali ke lambat lagi. Kesulitan penulis adalah pergeseran ibu jari yang cepat pada tangan kanan dan tidak ada not yang meleset.

Dokumen yang terkait

BAB II LANDASAN TEORI A. Bertahan Dalam Tempaan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Bertahan dalam Tempaan: Sebuah Komposisi Musik Program untuk Format Band

0 1 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Bertahan dalam Tempaan: Sebuah Komposisi Musik Program untuk Format Band

0 0 20

Bagian II (TEROR) - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Bertahan dalam Tempaan: Sebuah Komposisi Musik Program untuk Format Band

0 0 11

BAB II LANDASAN TEORI A. Pewaris Kekuatan Dewa - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pewaris Kekuatan Dewa: Musik Program untuk Ansambel Musik

0 0 15

BAB III ANALISIS DATA A. Konsep Komposisi - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pewaris Kekuatan Dewa: Musik Program untuk Ansambel Musik

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Interaksi Individu dalam Persekutuan Gereja di Muara Badak dari Perspektif Martin Buber

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Interaksi Individu dalam Persekutuan Gereja di Muara Badak dari Perspektif Martin Buber

0 1 14

BAB III Hasil Penelitian: Interaksi Individu dalam PGMB 3.1 Pendahuluan Interaksi ada di dalam kehidupan sosial masyarakat karena kehidupan bersama tidak - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Interaksi Individu dalam Persek

0 0 33

BAB IV Kajian Interaksi Individu dalam PGMB dari perspektif Martin Buber. 4.1 Pendahuluan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Interaksi Individu dalam Persekutuan Gereja di Muara Badak dari Perspektif Martin Buber

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tema Resital dan Pemilihan Repertoar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: The Musai: Resital Piano

0 1 6