PEMANFAATAN TuMBuHAN OBAT OlEH MASYARAkAT DI SEkITAR TAMAN NASIONAl MERu BETIRI Utilization of medicinal plants by people around of Meru Betiri National Park

  

PEMANFAATAN TuMBuHAN OBAT OlEH MASYARAkAT

DI SEkITAR TAMAN NASIONAl MERu BETIRI

Utilization of medicinal plants by people around of Meru Betiri National Park

  

Iis Nur Asyiah, Sulifah Aprilya H, Pujiastuti, Fitria Ramadhani

  Pendidikan Biologi FKIP Universitas Negeri Jember Jl. Kalimantan 37 Jember 68121, Jawa Timur e-mail: iisnaza@gmail.com

  

ABSTRAk

Taman Nasional Meru Betiri mempunyai peranan penting di masyarakat yang hidup disekitarnya. Sebagian

besar penduduk lokal tersebut memanfaatkan tumbuhan sebagai tumbuhan obat yang berasal dari Taman Na-

sional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis tumbuhan obat yang digunakan oleh penduduk di

sekitar Taman Nasional Meru Betiri. Metode penelitian dilakukan dengan pengamatan langsung dan wawan-

cara semi terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 157 spesies tumbuhan digunakan sebagai obat

tradisional dan 68 jenis penyakit diobati menggunakan obat tradisional tersebut oleh masyarakat sekitar Ta-

man nasional. Tumbuhan obat yang digunakan berupa ramuan tunggal dan ramuan untuk mengobati penyakit

spesifik. Nilai Use value menunjukkan bahwa Curcuma domestica Val. mempunyai prosentase tertinggi (60%),

Curcuma xanthorhiza L. (51%), daun Piper betle L. (48%), dan Zingiber officinale Roscoe (45%). Berdasarkan

Informant Concencus Factor (ICF) terdapat 11 spesies tumbuhan untuk mengobati 10 jenis penyakit yang ber-

potensi untuk dilakukan uji bioaktivitas lebih mendalam dari masyarakat di sekitar TNMB. kata kunci: Taman Nasional Meru Betiri, tumbuhan obat, obat tradisional

  

ABSTRACT

Meru Betiri National Park have important role for the communities around it. Most of the local communities

around this park have ability to utilize the plants as medicine that they got from their origin. It was carried out

research to examine the use of medicinal plants by people around of Meru Betiri National Park. Methods of re-

search conducted by field observations and semi-structured interviews. The results showed that there are 157

species of plants used as traditional medicines, and 68 types of disease are treated using traditional medicine by

societies around of park. The medicinal plants may be used single or made potions to treat a specific disease. The

table Use Value revealed that Curcuma domectica Val. has a highest percentage (60%), then it is followed by Cur-

cuma xanthorhiza L. (51%), Piper bettle L. leaf (48%), and Zingiber officinale Roscoe (45%). Based on informant

Concencus Factor and Use Value, there are 11 species of plants to cure 10 types of disease which are potential to

have deeply bioactivity assay.

  Key words: Meru Betiri National Park, medicinal plants, traditional medicine Volume 4, No. 1, Desember 2011

  65 Volume 4, No. 2, Desember 2011 PENDAHuluAN

  Indonesia merupakan salah satu negara

  megabiodiversity terbesar di dunia yang

  menduduki urutan kedua setelah Brazil yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya di dunia. Indonesia juga dikenal sebagai gudang tumbuhan obat (herbal) sehingga negara ini mendapat julukan live laboratory. Sekitar 30.000 jenis tumbuhan dimiliki Indonesia, baru sekitar 1.200 spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan dan diteliti sebagai obat tradisional (Khoirul dan Arifah, 2010).

  Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) merupakan salah satu yang dikenal sebagai hutan tropis dataran rendah di Propinsi Jawa Timur bagian Selatan, dengan luas area keseluruhan 58.000 Ha. Menurut Subagiadi (2009) kawasan TNMB memiliki 537 jenis tumbuhan obat. Tumbuhan obat yang ada di kawasan TNMB adalah tumbuhan obat yang secara tradisi telah dimanfaatkan oleh penduduk sekitar kawasan TNMB di antaranya kemukus (Piper cubeba) untuk penyakit diare dan asma, susuh angin (Usnea misamiminensis) digunakan untuk obat batuk dan sariawan.

  Sebagian besar masyarakat lokal yang berada di sekitar kawasan TNMB pada umumnya mempunyai kemampuan, pengalaman hidup dan kebudayaan yang dikembangkan secara turun- temurun. Tidak semua masyarakat di lokasi penelitian memiliki tingkat pengetahuan yang sama dalam memanfaatkan tumbuhan obat, baik dalam jenis tumbuhan obat tradisional maupun cara pemanfaatannya. Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang “Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Masyarakat di Sekitar Taman Nasional Meru Betiri”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tumbuhan apa saja yang dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar Taman Nasional Meru Betiri serta bagian yang digunakan serta mengetahui tumbuhan apa saja yang berpotensi untuk dilakukan uji bioaktivitas lebih mendalam (etnofarmakologi) dari masyarakat di sekitar Taman Nasional Meru Betiri.

  METODE PENElITIAN

  Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan gabungan metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif. Metode kualitatif digunakan untuk mengetahui penggunaan tumbuhan yang diketahui atau digunakan masyarakat sekitar Taman Nasional Meru Betiri sebagai obat. Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui nilai Informant Concencus Factor (Almeida et al., 2006) dan nilai Use Value (Gazzaneo et al., 2005) dari tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional oleh masyarakat sekitar Taman Nasional Meru Betiri.

  Teknik sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu Purposive Sampling dan Snowball Sampling. Pengumpulan data didapatkan melalui wawancara semi-structured dengan menggunakan tipe pertanyaan open- ended.

  Penelitian ini dilakukan di Desa Andongrejo, Desa Curahnongko dan Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember, Jawa Timur pada dari bulan Desember 2010 sampai dengan Januari 2011.

  Volume 4, No. 1, Desember 2011

  67 Utilization of medicinal plants by people around of Meru Betiri National Park

  HASIl DAN PEMBAHASAN

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di masyarakat sekitar Taman Nasional Meru Betiri didapatkan 35 responden dari tiga desa yaitu Desa Andongrejo berjumlah 20 orang, Desa Curahnongko berjumlah 8 orang, dan Desa Wonoasri sebanyak 5 orang, dan rentangan usia berkisar antara 30 tahun sampai 70 tahun. Pendidikan terakhir responden pada umumnya adalah Tidak Sekolah dan Sekolah Dasar yaitu 34,28%, SMP 22,85%, SMA 5,71%, dan sisanya 2,85% adalah Sarjana. Mayoritas masyarakatnya adalah bertani. Jarak rumah responden dengan balai kesehatan adalah 77,7% berjarak 50 m; 5,71% berjarak 100 m; 8,57% berjarak 200 m; 11,42% berjarak 300 m dan 500 m; 34,28% berjarak 1km dan 8,57% berjarak lebih dari 5 km.

  Jenis Tumbuhan yang digunakan Sebagai Tumbuhan Obat

  Berdasarkan hasil penelitian di masyarakat sekitar TNMB terdapat 157 tumbuhan dari 76 famili yang digunakan untuk pengobatan tradisional, dapat dilihat pada Tabel 1.

  

Tabel 1. Daftar Tumbuhan yang Digunakan oleh Masyarakat di Sekitar Taman Nasional Meru Betiri Sebagai

Obat

  Volume 4, No. 2, Desember 2011

  Volume 4, No. 1, Desember 2011

  69 Utilization of medicinal plants by people around of Meru Betiri National Park Volume 4, No. 2, Desember 2011

  Volume 4, No. 1, Desember 2011

  5 Penyakit Jantung Stroke dan Tekanan Darah Tinggi

  

14 Penyakit Otot Rematik, Sakit Pinggang, Keseleo, Asam Urat, Pegel Linu

dan Kram Badan

  13 Penyakit Mulut Sariawan, Panas Dalam dan Amandel

  12 Penyakit Mata Sakit Mata

  11 Penyakit Kuning Liver

  10 Penyakit Malaria Demam Malaria dan Menggigil

  9 Penyakit Khusus Wanita Keputihan, Nyeri Haid, Meanstruasi Tidak Lancar dan Kanker Payudara

  8 Penyakit Kulit Bisul, Panu, Gatal-gatal dan Caplak

  7 Penyakit Kepala dan Demam

  6 Penyakit Diabetes Kencing Manis

  4 Penyakit Ginjal Batu ginjal dan Kencing batu

  71 Utilization of medicinal plants by people around of Meru Betiri National Park Jenis tumbuhan yang digunakan dalam sistem pengobatan pada umumnya adalah tumbuhan yang tumbuh di pekarangan yang sengaja ditanam. Responden yang memberikan informasi dari hasil pengambilan Snowball

  3 Penyakit Gigi Sakit Gigi

  2 Penawar Racun Digigit Serangga

  1 Pengobatan Luka Luka gores dan Luka lama

  

Tabel 2. Klasifikasi Kelompok Penyakit/Penggunaannya dan Macam Penyakit

No kelompok Penyakit/ Penggunaan khasiat/ Macam Penggunaan

  Jenis penyakit dalam kategori penyakit yang diobati dengan menggunakan obat tradisional dapat dilihat pada Tabel 2.

  Dari ketiga desa yang berada di sekitar TNMB telah terinventarisasi 68 jenis penyakit yang dikelompokkan dalam 23 kategori penyakit.

  Jenis Penyakit yang Diobati dengan Menggunakan Obat Tradisional Oleh Masyarakat di Sekitar Taman Nasional

  menunjukkan bahwa masyarakat sekitar TNMB masih menjaga warisan leluhurnya dengan tetap menggunakan obat tradisional untuk pengobatan penyakit.

  Sampling pada usia yang bervariasi. Hal ini

Sakit Kepala, Demam Anak, Demam Dewasa, dan Step/ Kejang

  Volume 4, No. 2, Desember 2011

  tumbuhan yang sangat menarik dalam mencari senyawa bioaktif.

  

8 Jahe ( Zingiber officinale Roscoe.) untuk pengobatan Pegel Linu 22% 0,41

  

7 Jahe ( Zingiber officinale Roscoe.) untuk pengobatan Asam Urat 22% 0,59

  

6 Sirih (Piper betle L.) untuk pengobatan Bau Badan 25% 0,63

  

5 Sirih (Piper betle L.) untuk pengobatan Melepaskan Tali Pusar 42% 0,34

  

4 Temulawak (Curcuma xanthorrhiza L.) untuk pengobatan Maagh 45% 0,37

  

3 Temulawak (Curcuma xanthorrhiza L.) untuk pengobatan Pegel Linu 48% 0,41

  

2 Temulawak (Curcuma xanthorrhiza L.) untuk pengobatan Liver 51% 0,80

  

1 Kunyit (Curcuma domestica Val.) untuk pengobatan Diare 60% 0,61

  ICF

  UV

  

Tabel 3. Tumbuhan Yang Banyak Digunakan dan Penting Untuk Dilakukan Penelitian Lebih Mendalam

No Jenis Tumbuhan yang Berpotensi Dilakukan uji Bioaktivitas lebih mendalam dari masyarakat Sekitar TNMB

  Jenis tumbuhan yang banyak digunakan dan penting untuk dilakukan penelitian lebih mendalam berdasarkan nilai UV dan ICF yang tertinggi dapat dilihat pada Tabel 3.

  al., (2005) menyebutkan bahwa, Informant Concencus Factor digunakan untuk menentukan

  15 Penyakit Saluran Pembuangan Ambeien, Peluruh Seni dan Mengompol pada Anak

  (ICF) digunakan untuk mengidentifikasi kategori yang paling penting pada suatu penelitian dan digunakan sebagai parameter pada spesies tanaman untuk dilaksanakan penelitian yang lebih mendalam. Canales et

  Factor

  jumlah responden yang menggunakan atau mengetahui dan jumlah responden yang menyatakan sebuah tumbuhan tertentu, merupakan salah satu metode kuantitatif ini bertujuan untuk menunjukkan spesies yang dianggap paling penting oleh suatu populasi tertentu (Alburquerque, 2006). Almeida et al., (2006) menyatakan bahwa Informant Concencus

  Dalam penelitian ini dilakukan analisis untuk mengetahui jenis tumbuhan serta kategori penyakit yang penting untuk dilaksanakan penelitian selanjutnya dengan cara menentukan nilai Use Value dan nilai Informant Concensus

  23 Penyakit Lain-lain Bau Badan, Kanker, Kolesterol, Pelangsing Syaraf dan Telapak Kaki Pecah-pecah

  22 Penyakit Infeksi Typus

  21 Gangguan Peredaran Darah Pelancar Darah

  20 Tonikum Sehat Lelaki dan Nafsu Makan

  19 Perawatan Rambut Kesuburan Rambut

  18 Perawatan Persalinan Nifas, Pelancar ASI, Penyubur Kandungan, Melepaskan Tali Pusar Bayi, Mempercepat Kelahiran dan Pendarahan

  17 Penyakit Saluran Pernafasan Batuk Anak, Batuk Dewasa, Asma, TBC, dan Pilek Bayi

  16 Penyakit Saluran Pencernaan Maagh, Perut Kembung, Masuk Angin, Sakit Perut anak, Sakit Perut dewasa dan Diare

Factor. Nilai Use Value (UV) didasarkan pada

  Utilization of medicinal plants by people around of Meru Betiri National Park

  9 Jahe ( 20% 0,34

Zingiber officinale Roscoe.) untuk Penambah Stamina

  

10 Kencur (Kaempferia galanga L.) untuk pengobatan Pegel Linu 17% 0,41

  

11 Meniran (Phyllanthus niruri L.) untuk pengobatan Asam Urat 17% 0,59

  

12 Lempuyang (Zingiber zerumbet sm) untuk Penambah Stamina 51% 0,34

  

13 Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.) untuk Penambah Stamina 48% 0,34

  

14 Jambu Biji ( Psidium guajava L.) untuk pengobatan Diare 45% 0,61

  

15 Belimbing Wuluh (Averhoa bilimbi Linn.) untuk pengobatan Batuk (Dewasa) 42% 0,43

  

16 Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) untuk pengobatan Gatal-gatal 25% 0,40

  menggunakan bahan yang terbuat dari besi Tumbuhan yang digunakan untuk dan alumunium, karena saat merebus wadah pengobatan tradisional baik dalam bentuk tersebut akanmengeluarkan kontaminan berupa tunggal atau campuran dengan jenis lainnya zat besi dan alumunium yang membahayakan.

  (ramuan). Secara tunggal umumnya untuk Kontaminan ini akan mencemari ramuan obat mengatasi penyakit yang bersifat ringan, misalnya yang dibuat. Alat yang aman digunakan adalah perut kembung dapat di obati dengan memakan wadah dari bahan antikarat, tanah liat, kaca atau langsung biji kedawung (Parkia roxburghii). email. Dengan merebus terjadi perpindahan

  Masyarakat di sekitar TNMB menggunakan senyawa aktif dari simplisia ke dalam air. Selain campuran antara jahe, laos, temulawak, gempur dengan cara merebus dapat juga dilakukan batu, keji beling untuk mengobati batu ginjal. dengan mengeringkan semua bahan tumbuhan

  Dalam penggunaannya, tumbuhan dan hewan obat kemudian disangrai dan ditumbuk. umumnya dipakai secara tunggal dan campuran

  Proses pengeringan ini menghasilkan ramuan dalam pengobatan suatu penyakit. Sedangkan tradisional yang berupa serbuk kemudian bahan mineral digunakan sebagai campuran atau diseduh menggunakan air hangat. bahan tambahan suatu ramuan. Sebagian besar cara pembuatannya dibuat ramuan misalnya bahan-bahan tersebut dicampur untuk ditumbuk kESIMPulAN

  1. Terdapat 157 tumbuhan dari 76 famili yang dan perasan airnya direbus ada juga yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional berbentuk serbuk. Agar sari pati dan kandungan oleh masyarakat di sekitar TNMB. senyawa yang berkhasiat di dalam tanaman bisa

  2. Tumbuhan yang sering digunakan dimanfaatkan, bagian-bagian tumbuhan obat sebagai obat tradisional oleh masyarakat harus diolah terlebih dahulu. Sebelum merebus di sekitar Taman Nasional Meru Betiri bahan ramuan sebaiknya diendapkan selama berturut-turut diantaranya adalah kurang lebih 1-2 jam. Hal tersebut disebabkan kunyit (Curcuma domestica Val) (60%), agar pati dari tumbuhan yang digunakan temulawak (Curcuma xanthorhiza L.) sebagai obat tidak ikut masuk ke dalam tubuh (51%), sirih (Piper betle L.) (48%), jahe yang akan mempunyai dampak terhadap organ ( tubuh yang lain seperti gangguan pada ginjal. Zingiber officinale Roscoe.) (45%), kencur (Kaempferia galanga L.) (42%), meniran

  Rebusan ramuan obat dianjurkan untuk tidak

  Volume 4, No. 1, Desember 2011

  73

  (Phyllanthus niruri L) (25%), lempuyang (Northeastern Brazil). Journal of Etnobiology (Zingiber zerumbet Sm) (22%), cabe jawa and Ethnomedicine, 1(9): 1-8 (Piper retrofractum Vahl.) (22%), jambu Khoirul M. and Arifah. 2010. Sapu Bersih Semua biji (Psidium guajava) (20%), belimbing Penyakit dengan Ramuan Tradisional. wuluh (Averhoa bilimbi Linn.) (17%), Yogyakarta: Citra Media. sambiloto (Andrographis paniculata Ness) Subagiadi and Heri. 2009. Taman Nasional Meru (17%).

  Betiri TNMB. http://wisatadanbudaya.blogspot.

  mengobati 10 jenis penyakit yang berpotensi untuk dilakukan uji bioaktivitas lebih mendalam dari masyarakat di sekitar TNMB.

  DAFTAR PuSTAkA

  Albuquerque UP., Lucena RFP., Monteiro JM., Florentino ATN., and Almeida CF. 2006.

  Evaluating Two Quantitative Ethnobotanical Techniques. Ethnobotany Research and Aplications, 4:051-061.

  Almeida CFCBR., Amorim ELC., Albuquerque UP., and Maia MBS. 2006. Medicinal plants popularly used in the Xingó region-a semi-arid location in northeastern Brazil.

  Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine, 2(15):1-7.

  Canales M., Hernandez T., Caballero J., de Vivar AR., Avila G., Duran A., and Lira R. 2005. Informant Consensus Factor and Antibacterial Activity of the Medicinal Plants Used by the People of San Rafael Coxcatlan, Puebla, Mexico.

  Journal of Ethnopharmacology, 97(3): 429- 439.

  Gozzaneo LRS., Lucena RFP., Albuquerque UP.

  2005. Knowledge and Use of Medicinal Plants By Local Specialist in an Region of Atlantic Forest in the State of Pernambuco

  Volume 4, No. 2, Desember 2011

Dokumen yang terkait

MIKROPROPAGASI JAHE (Zingiber officinale Rosc.) SEBAGAI BAHAN FITOFARMAKA POTENSIAL Micropropagation of Ginger (Zingiber officinale Rosc.) as potential material for phytopharmaca

0 2 8

STUDI UMUR SIMPAN, SUHU DAN CAHAYA TERHADAP DAYA PERKECAMBAHAN BENIH Artemisia annua L. The effect of life storage, temperature and light on seed viability of Artemisia annua L.

0 0 8

In Vitro Bioassay of n-buthanol Isolate of Acorus calamus L. on of Activi ty α-Glucosidase Efektifitas isolat n-butanol Acorus calamus L. terhadap aktivitas α-glukosidase secara in vitr

0 1 5

PENGARUH GA3 TERHADAP PRODUKSI ARTEMISININ MELALUI KULTUR PUCUK Artemisia annua L. The effect of GA3 to artemisinin content of Artemisia annua L. by in vitro culture

0 0 6

The effect of rice bran (Oryza sativa l.) extract on mice gastric mucosal wound repair induced by aspirin

0 2 7

EFEkTIVITAS ANTIBAkTERI SEDuHAN BuBuk DAuN lEGuNDI (Vitex trifolia) DAN DAuN PuluTAN (Urena lobata) SECARA IN VITRO In Vitro effectiveness of legundi (Vitex trifolia) and pulutan (urena lobata) leaves infussion as antibacterial

0 0 5

PENGARuH PEMBERIAN TEH HITAM SEBAGAI kANDIDAT TERAPHY ANTI- OBESITAS TERHADAP INSulIN lIkE GROWTH FACTOR-1 (IGF-1) SEBAGAI TARGET PENGHAMBATAN ADIPOGENESIS The effect of black tea as an antiobesity therapeutic agent candidate against IGF-1 as adypogenesis

0 0 7

FORMULASI TABLET EFFERVESCENT EKSTRAK ETANOLIK BUAH MENGKUDU MENGGUNAKAN VARIASI KOMPOSISI SUMBER ASAM Effervescent tablet formulation from ethanolic estract of mengkudu fruit by vari- ations of acid source composition

0 0 10

EFEKTIVITAS EKSTRAK METHANOL DAUN Lantana camara var. nivea DAN Lantana sellowiana DALAM PENGHAMBATAN PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO In vitro inhibitory effect of Lantana camara var. nivea and Lantana sellowiana leaves methanolic extrac

0 0 7

ISOlASI FlAVONOID FRAkSI ETIlASETAT DAuN BERINGIN (Ficus benyamina l.) Isolation of flavonoid from ethyl acetate fraction of Beringin leaves (Ficus be- nyamina l.)

0 0 6