BAB II DESKRIPSI LOKASI DAN ELIT KAB. PADANG LAWAS 2.1 Profil Kabupaten Padang Lawas 2.1.1 Sejarah Kabupaten Padang Lawas - Peran Elite Lokal Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 (Studi Deskriptif: Elite Partai Golkar Di Kabupaten Padang Lawas)

BAB II DESKRIPSI LOKASI DAN ELIT KAB. PADANG LAWAS

2.1 Profil Kabupaten Padang Lawas

2.1.1 Sejarah Kabupaten Padang Lawas

  Pada zaman penjajahan Belanda, Kabupaten Tapanuli Selatan disebut

  

AFDEELING PADANG SIDIMPUAN yang dikepalai oleh seorang Residen

  yang berkedudukan di Padang Sidimpuan. Afdeeling Padang Sidimpuan dibagi atas 3 (tiga) onder afdeling, masing-masing dikepalai oleh seorang

  Contreleur dibantu oleh masing-masing Demang, yaitu :

1. Onder Afdeeling Angkola dan Sipirok, berkedudukan di Padang

  Sidimpuan. Onder ini dibagi atas 3 distrik, masing-masing dikepalai oleh seorang Asisten Demang, yaitu : a. Distrik Angkola berkedudukan di Padang Sidimpuan

  b. Distrik Batang Toru berkedudukan di Batang Toru

  c. Distrik Sipirok berkedudukan di Sipirok

  2. Onder Afdeeling Padang Lawas, berkedudukan di Sibuhuan. Onder ini dibagi atas 3 onder distrik, masing-masing dikepalai oleh seorang Asisten Demang, yaitu :

  a. Distrik Padang Bolak berkedudukan di Gunung Tua

  b. Distrik Barumun dan Sosa berkedudukan di Sibuhuan

  c. Distrik Dolok berkedudukan di Sipiongot

3. Onder Afdeeling Mandailing dan Natal, berkedudukan di Kota Nopan.

  Onder ini dibagi atas 5 onder distrik, masing-masing dikepalai oleh seorang Asisten Demang, yaitu :

  a.

  

Distrik Panyabungan berkedudukan di Panyabungan

b. Distrik Kota Nopan berkedudukan di Kota Nopan c.

Distrik Muara Sipongi berkedudukan di Muara Sipongi

d.

   Distrik Natal berkedudukan di Natal e. Distrik Batang Natal berkedudukan di Muara Soma

  Tiap-tiap onder distrik dibagi atas beberapa Luhat yang dikepalai olehseorang Kepala Luhat (Kepala Kuria) dan tiap-tiap Luhat dibagi atas beberapakampung yang dikepalai oleh seorang Kepala Hoofd dan dibantu oleh seorangKepala Ripo apabila kampung tersebut mempunyai penduduk yang besarjumlahnya.

  Daerah Padang Lawas dijadikan suatu Kabupaten yang dikepalai oleeh seorang Bupati berkedudukan di Sibuhuan. Bupati pertamanya adalah Ir.H.

  Soripada Harahap dan kemudian Basyrah Lubis. Pada tahun 2002 sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kecamatan Sayur Matinggi, Marancar, Aek Bilah, Ulu Barumun, Lubuk Barumun, Portibi, Huta Raja Tinggi, Batang Lubu Sutam, Simangambat dan Kecamatan Huristak.

  Kecamatan-kecamatan yang dibentuk sebagaimana tersebut diatasberasal dari :

  1. Kecamatan Sayur Matinggi dengan ibukotanya Sayur matinggi berasal dari sebagianKecamatan Batang Angkola.

  2. Kecamatan Marancar dengan ibu kotanya Marancar berasal dari sebagian Kecamatan Batang Toru.

  3. Kecamatan Aek Bilah dengan ibukotanya Biru berasal dari sebagian Kecamatan Saipar Dolok Hole.

  4. Kecamatan Ulu Barumun dengan ibukotanya Pasar Paringgonan berasal dari sebagian Kecamatan Barumun.

  5. Kecamatan Lubuk Barumun dengan ibukotanya Pasar Latong berasal dari sebagian Kecamatan Barumun. Kecamatan Portibi dengan ibukotanya Portibi berasal dari sebagian Kecamatan Padang Bolak.

  6. Kecamatan Huta Raja Tinggi dengan ibukotanya Huta Raja Tinggi berasal dari sebagian Kecamatan Sosa.

  7. Kecamatan Batang Lubu Sutam dengan ibu kotanya Pinarik berasal dari sebagian Kecamatan Sosa.

  8. Kecamatan Simangambat dengan ibukotanya Langkimat berasal dari sebagian Kecamatan Barumun Tengah.

  9. Kecamatan Huristak dengan ibukotanya Huristak berasal dari sebagian Kecamatan Barumun Tengah.

  Dengan keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007 dan disyahkan pada tanggal 10 Agustus 2007 tentang pembentukan Kabupaten Padang Lawas Utara dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 dan disyahkan pada tanggal 10 Agustus 2007 tentang pembentukan Kabupaten Padang Lawas maka Kabupaten Tapanuli Selatan dimekarkan menjadi 3 Kabupaten, yaitu Kabupaten Padang Lawas Utara (Ibukotanya Gunung Tua) dengan jumlah daerah Administrasi 8 Kecamatan ditambah 10 desa dari Wilayah Kecamatan Padang Sidimpuan Timur dan Kabupaten Padang Lawas (Ibukotanya Sibuhuan) dengan jumlah daerah administrasi 12 Kecamatan sedangkan Kabupaten Tapanuli Selatan (ibukotanya Sipirok) dengan jumlah daerah administrasi 11 Kecamatan.

  Tabel I Bupati Padang Lawas Periode Ke Periode No Nama Bupati Periode

  1. Ir.H.Soripada Harahap 2007 – 2009

  2. Basyrah Lubis 2009 – 2012 3.

  H. Ali Sutan Harahap 2012 – Sekarang : BPS Kabupaten Padang Lawas 2014

  Sumber

  Tabel II Kecamatan dan Luas Wilayah di Kabupaten Padang Lawas

  Kecamatan/District Luas/ Area

  (Km 2 )

  Distribusi Luas/

  Distribution of Area (%)

  Sosopan 407,52 9,63 Ulu Barumun 241,37 5,71 Barumun 119,50 2,83 Barumun selatan 122,60 2,90 Lubuk Barumun 300,23 7,10 Sosa 611,85 14,46 Batang Lubu Sutam 686,00 13,85 Hutaraja Tinggi 408,00 9,65 Huristak 357,65 8,46 Barumun Tengah 443,09 10,47 Aek Nabara Barumun 487,75 11,57 Sihapas Barumun 144,43 3,41

  Jumlah Luas Kab. Padang Lawas

  4229,99

  Sumber : BPS Kabupaten Padang Lawas 2014

2.1.2 Letak Wilayah

  Kabupaten Padang Lawas terletak antara: 1

  a. Datar : 26.863 Ha ( 6,35 % )

  d. Barat :Kecamatan Gunung Malintang (Kabupaten Mandailing Natal) Kecamatan Sayur Matinggi dan Kecamatan Batang Angkola (Kabupaten Tapanuli Selatan).

  c. Selatan :Kabupaten Pasaman (Provinsi Sumatera Barat) dan Kecamatan Siabu (Kabupaten Mandailing Natal)

  b. Timur :Kabupaten Rokan Hulu (ProvinsiRiau)

  a. Utara :Kabupaten Padang Lawas Utara

  d. Bergunung : 279.733 Ha ( 66.13 % ) Wilayah Kabupaten Padang Lawas berbatasan dengan:

  c. Berbukit‐bukit : 67.664 Ha ( 16 % )

  b. Landai : 48.739 Ha ( 11,52 % )

   Kemiringan Tanah:

  o

  53’ Bujur Timur dengan luas wilayah 4.229,99 km2. Ketinggian Berkisar antara: 0 – 1.915 m2 di atas permukaan laut.

  o

  01’ – 95

  o

  91

  11’ Lintang Utara

  o

  26’ ‐ 2

31 BPS Kabupaten Padang Lawas 2014

  Peta Kabupaten Padang Lawas Sumber : BPS Kabupaten Padang Lawas 2014

2.1.3 Penduduk

  Berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2011, jumlah penduduk di Kabupaten Padang Lawas sebanyak 225.259 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 53 jiwa per km2 sedangkan Jumlah penduduk Padang Lawas pada tahun 2012 sebanyak 232.166 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 54 jiwa per km2. Jumlah penduduk laki-laki Padang lawas lebih banyak dari perempuan dengan rasio jenis kelamin sebesar 100 persen yang artinya dari100 orang perempuan terdapat kira-kira 100 orang penduduk laki-laki.

  Bila dilihat per Kecamatan maka kecamatan Barumun merupakan Kecamatan yang penduduknya terbesar dibanding kecamatan lainnya.

  Kecamatan Barumun juga merupakan kecamatan terpadat di Padang Lawas dengan kepadatan mencapai 376 jiwa per km2. Adapun kecamatan dengan jumlah penduduk terendah adalah Sihapas Barumun dan kepadatan penduduk terendah adalah Batang Lubu Sutam.

  Berdasaarkan kelompok umur, penduduk Padang Lawas tergolong penduduk muda. Hal ini terlihat dari model piramida penduduk yang mengerucut keatas, atau dengan kata lain jumlah penduduk berumur muda lebih besar dibanding penduduk tua. Bila dibanding penduduk usia produktif( usua 15-64 tahun) dengan penduduk usia tidak produktif (0- 14 tahun dan 65 tahun ke atas). Maka rasio beban ketergantungan penduduk Padang Lawas tahun 2012 adalah sebesar 71 persen yang artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung sekitar 71 orang penduduk usia tidak produktif.

  Tabel III Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

  Kelompok Umur Jumlah Total Total Laki-laki Perempuan

  (1) (2) (3) (4) 0-4 17175 16509 33684 5-9 14575 13940 2828515

  10-14 14094 13415 27509 15-19 11368 11160 22528 20-24 10061 10115 20176 30-34 8563 8606 17169 35-39 7619 7259 15148 40-44 6156 6370 12526 45-49 5336 5461 10797 50-54 4156 4265 8421 55-59 2991 3160 6151 60-64 1992 2285 4277 65-69 1259 4470 2729 70-74 806 1026 1832

  75+ 789 1116 1905 Padang Lawas 116289 115877 232166

  Sumber: BPS Padang Lawas 2014

2.2 Partai Golkar

2.2.1 Sejarah Berdirinya Partai Golkar

  Kelahiran Golkar dimulai dari proses pengorganisasian yang dilakukan secara teraratur sejak tahun 1960 yang dipelopori ABRI khususnya TNI-AD, dan secara eksplisit organisasi Golongan Karya lahir pada tanggal

  20 Oktober1964 dengan nama Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar), dengan tujuan semula untuk mengimbangi dominasi kekusaan politik PKI, dan perlawanan terhadap rongrongan dari PKI beserta ormasnya.

  Selanjutnya Sekber GOLKAR beranggotakan 61 organisasi fungsional yang kemudian berkembang menjadi 291 organisasi fungsional. Perkembangan yang cukup signifikan ini terjadi karena adanya kesamaan visi di antara masing-masing anggota.

  Organisasi-organisasi yang terhimpun ke dalam Sekber GOLKAR ini kemudiandikelompokkan berdasarkan kekaryaannya kedalam 7 (tujuh) Kelompok Induk Organisasi (KINO), yaitu:

  1. Koperasi Serbaguna Gotong Royong (KOSGORO)

  2. Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI)

  3. Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR)

  4. Organisasi Profesi

  5. Ormas Pertahanan Keamanan (HANKAM)

  6. Gerakan Karya Rakyat Indonesia (GAKARI)

  7. Gerakan Pembangunan Maka lahirnya Sekber Golkar yang merupakan wadah bagi golongan fungsional/golongan karya murni, yang tidak berada dibawah arus pengaruh kekuatan politik tertentu. Jumlah anggota Sekber Golkar ini bertambah dengan pesat, karena golongan fungsional lain yang menjadi anggota Sekber Golkar, dalam Front Nasional menyadari bahwa perjuangan dari organisasi fungsional serta untuk menjaga keutuhan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Perkembangan dari Golkar sendiri sangat ditunjang oleh keberadaan ABRI,yang menyatu kedalam tubuh Golkar,

  Karena Golkar dipimpin ABRI aktif, dan faktanya tokoh ABRI begitu berpengaruh dalam terbentuknya Institusiini. Golongan Karya kemudian disebut juga sebagai masyarakat kekaryaan,yang terdiri dari golongan fungsional, selanjutnya ada penggolongan keanggotaan yang berasal dari warga Negara Indonesia sesuai dengan pekerjaannya dalam lapangan produksi yang ada yakni:

  1. Angkatan Buruh/Petani

  2. Angkatan Tani dan nelayan

  3. Angkatan Pengusaha Nasional

  4. Angkatan Bersenjata (Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut, Kepolisian, Veteran)

  5. Angkatan Alim Ulama

6. Angkatan Proklamasi

  7. Angkatanjasa (cendikiawan, guru dan pendidik, seniman, wartawan, pemuda, wanita dan warga keturunan)

  Dalam perjalanan selanjutnya, kegagalan G-30S PKI dan terbitnya SUPERSEMAR (Surat Perintah Sebelas Maret), kepada Jend.Soeharto untuk mengendalikan keamanan Negara, menjadikan posisi angkatan Darat yang telah mengkosolidasikan Sekber GOLKAR yang di dalamnya terdapat golongan fungsional di menjadi sangat stategis. Akhir dari kelumpuhan kekuatan PKI maka dimulailah dominasi GOLKAR dalam perpolitikan tanah air. Kondisi perpolitikan pada tahun1965,yakni setahun sesudah Sekber Golkar lahir, sangat diluar dugaan momentum politik saat itu telah ikut mendorong meroketnya eksistensi.

  Sekber Golkar sebagai wadah alternatif atau pengimbang kekuatan front Nasionalis, menyusul kegagalan G30S/PKI. Maka Sekber Golkar bersama kekuatan Pancasila lainnya merapatkan barisan dan mencanangkan upaya pembaharuan, serta pembangunan di berbagai sektor kehidupan, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, Maka pada saat dimulainya pemerintahan Orde Baru jadilah Golkar sebagai kekuatan terbesar dalam perpolitikan Indonesia, hingga akhirnya partai ini memenangkan secara mutlak seluruh PEMILU yang diadakan pada masa pemerintahan orde baru.

2.2.2 Hegemoni Golkar dan kebijakan Kristalisasi Partai Politik

  Pemilu 1971 menampilkan Golkar sebagai pemenang dan menyapu bersih lawan-lawan politiknya secara nasional, maka hal ini dimanfaatkan oleh Soeharto untuk memperkuat posisi Golkar di parlemen dengan lebih menyederhanakan jumlah partai politik, dengan dalih bahwa Sistem politik dengan menjalankan multipartai, sangat mengganggu jalannya pembangunan diera orde baru. Maka pada 4 maret 1970 terbentuklah kelompok nasionalis yang merupakan gabungan PNI, IPKI, MURBA, PARKINDO dan partai katolik. Tanggal 14 Maret 1970 terbentuk kelompok spiritual yang terdiri dari NU, PARMUSI, PSII dan PERTI.

  Kemudian kelompok nasionalis diberi nama kelompok demokrasi pembangunan, sedangkan kelompok kedua diberi nama kelompok persatuan. Pengelompokan ini kemudian berlanjut dalam pembagian fraksi di DPR dan MPR hasil Pemilu 1971, dan keadaan seperti ini tentunya tidak memberi pilihan pada partai-partai politik lainnya untuk melakukan perlawanan terhadap pemerintahan otoriter Orde baru, maka pada tahun 1973 partai nasionalis yang kemudian disebut kelompok demokrasi pembangunan menjadi partai demokrasi. pada tanggal 10 januari 1973. Lalu kelompok spiritual yang kemudian menjadi kelompok persatuan, pada tanggal 19 Februari 1973 menggabungkan kegiatan politiknya kedalam wadah Partai Persatuan Pembangunan. Selanjutnya tindak lanjut dari isu peleburan partai ini, maka pada tanggal 6 desember 1974 pemerintah orde baru menyampaikan rencana UU partai politik dan Golongan Karya kepada DPR, sebagai aturan hukum peleburan partai politik secara besar- besaran, yang terjadi pertamakalinya dalam sejarah kepartaian Indonesia. Implikasi dari kebijakan itu yakni fusi partai politik, Golkar kemudian menjelma menjadi organisasi politik dengan kekuatan yang tidak bias disaingi oleh dua kekuatan politik lainnya, sehingga dalam pemilu 1977 Golongan Karya adalah kekuatan politik yang sudah mempunyai identitas, sedangkan kedua partai lainya adalah dua partai baru yang mencoba mempertaruhkan identitasnya untuk menarik masa pendukung dalam pemilu.

  PPP menangkap isu agama, sebagai satu-satunya pelekat utama bagi partainya. Sasaran utamanya adalah umat Islam dan organisasi-organisasi islam pendukungnya seperti NU, PSII, Muslimin Indonesia dan PERTI. Sasaran lain adalah pemilih rasional yang mengganggap PPP sebagai alternatif pilihan politik bagi masyarakat, serta perwacanaan yang dibangun, bahwa PPP adalah satu-satunya wadah bagi umat Islam.

  Disisi lain Golkar sangat sadar dengan hal ini, dandengan kekuatan yang dimilikinya menetralisir isu yang menjadi senjata PPP itu, dengan menyatakan bahwa politik itu adalah urusan duniawi, maka umat islam berhak untuk memilih partai politik sesuai dengan keyakinannya, dan tidak berarti bahwa yang berada dalam barisan Golkar adalah umat islam yang tidak mementingkan Islam. Disisi lain, PDI adalah partai politik yang sangat bersusah payah merumuskan identitas dirinya kepada massa pemilihnya sendiri. PDI yang bercirikan demokrasi Indonesia kebangsaan dan keadilan sosial, mencoba membangun citranya sebagai partai rakyat kecil, walaupun praktis tidak terlalu besar manfaatnya. Hal ini tentunya karena ketidakmampuan partai tersebut untuk merumuskan siapa dirinya, maka dia pun tidak mampu menumbuhkan proses identifikasi pemilih dengan dirinya. Golka rsebagai kekuatan politik tidak mampu disaingi oleh dua partai pesaingnya, Golkar dalam Pemilu menjual jargon “politik no

  pembangunan ye s” pada massa pemilihnya. Kemudian, Golkar

  mengidentifikasi dirinya sebagai golongan yang terdiri dari manusia modern, yang mengusahakan modernisasi dan pembangunan bagi masyarakat. Disamping karena kuatnya pengaruh Golkar ditengah masyarakat, dan ditopang oleh birokrasi dan ABRI yang menjadi landasan kekuatan politik orde baru, maka tak pelak lagi, Golkar menjadi pemenang mutlak dalam setiap pemilu Orde Baru dan menjadi Absolute

  Majority di parlemen.

  Kemudian dalam meraih dukungan dari pemilih diseluruh pelosok daerah, Orde Baru memberlakukan kebijakan bahwa partai-partai politik hanya bisa menjangkau masyarakat di tingkat kabupaten, yang tentu saja membatasi ruang gerak partai pesaingnya. Di sisi lain karena Golkar dianggap bukan partai, maka organisasi ini mampu dengan leluasa melakukan pengorganisiran massa hingga ke tingkat grassroot (akar rumput), sampai ketingkat desa dan kelurahan. Kebijakan lain untuk strategi mendapatkan pemilih mengambang, dilakukan dengan mengasingkan para pemimpin partai (PPP dan PDI) dari pengikut mereka,yang memiliki akar-akar historis, dengan tokoh tersebut.

  Selanjutnya, ada pembentukan keluarga besar Golongan Karya sebagai jaringan konstituen, yang dibina sejak awal Orde Baru melalui suatu pengaturan informal, yaitu jalur A untuk lingkungan militer, jalur B untuk lingkungan birokrasi dan jalur G untuk lingkungan sipil di luar birokrasi. Pemuka ketiga jalur terebut melakukan fungsi pengendalian terhadap Golkar melalui Dewan Pembina yang mempunyai peran sangatstrategis.

  Serangkaian peraturan pun dikeluarkan pemerintah, seperti peraturan Monoloyalitas yang mewajibkan semua pegawai negeri sipil (PNS) untuk menyalurkan aspirasi politiknya kepada Golongan Karya. Dengan iklim politik yang seperti ini, maka selama rezim Orde Baru jadilah Golkar dan ABRI, sebagai tulang punggung pemerintahan, dimana semua politik Orde Baru diciptakan, dan kemudian dilaksanakan oleh pimpinan militer dan Golkar, dimana selama puluhan tahun Orde Baru berkuasa, jabatan-jabatan dalam struktur eksekutif, legislatif dan yudikatif, hampir semuanya diduduki oleh kader-kader Golkar. Maka dapat dikatakan bahwa, selama periode pemerintahan orde baru dalam fakta politiknya terjadi proses demoktratisasi, tetapi dalam realitasnya hanya menjadi agenda seremonial

  5 tahunan sekali, untuk melegitimasi pemerintahan Orde Baru. Dimana kondisinya, sebelum PEMILU itupun dilaksanakan therulling party’s, atau partai pemenangnya telah diketahui, karena begitu kuatnya cengkeraman kekuatan politik Golkar ke dalam seluruh sendi kehidupan masyarakat, dan ditunjang oleh kondisi pemerintahan yang otoriter (authoritharian

  bireucratic ) selama rezim pemerintah Soeharto, maka tidak dipungkiri lagi

  dalam masa itu, Golkar menjadi kekuatan politik terbesar dengani nfrastruktrur politik yang sangat mumpuni sebagai partai penguasa, 32 tahun pemerintahan Orde Baru.

2.2.3 Platform Partai Golkar

  Platform yang dimaksud disini adalah landasan tempat berpijak, yaitu wawasan-wawasan yang menjadi acuan dan arah dari mana dan kemana perjuangan Partai GOLKAR hendak menuju. Platform merupakan sikap dasar yang merupakan kristalisasi dari pemahaman, pengalaman dan kesadaran historis Partai GOLKAR dalam menyertai bangsa membangun masa depan.

  Adapun yang menjadi acuan Partai Golkar adalah:

  1. Partai GOLKAR bepijak pada landasan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

  GOLKAR mengembangkan wawasan

  2. Partai kemajemukan yang inklusif yang mendorong dinamika dan persaingan yang sehat serta berorientasi pada kemajuan serta senantiasa siap berkompetisi secara sehat.

  3. Partai GOLKAR menjunjung tinggi ajaran agama yang dalam gerak langkahnya senantiasa mendasarkan pada nilai-nilai etika dan moralitas berdasarkan ajaranagama. Etika dan moralitas adalah saripati dari ajaran agama dan buah dari keberagaman itu sendiri.

4. Partai GOLKAR adalah Partai yang demokratis yang memiliki komitmen pada demokrasi.

  5. Partai GOLKAR adalah Partai Moderat yang senantiasa mengambil posisi tengah dan menempuh garis moderasi.

  6. Partai GOLKAR mengutamakan pembangunan hukum untuk keadilan dan tegaknya Hak Asasi Manusia (HAM)

2.2.4 Visi Misi Partai GOLKAR

  Adapun yang menjadi visi Partai Golkar adalah: Partai GOLKAR berjuang demi terwujudnya Indonesia baru yang maju, modern, bersatu, damai, adil dan makmur dengan masyarakat yang beriman dan bertaqwa, berahlak baik, menjunjung tinggi hak asasi manusia, cinta tanah air, demokratis, dan adil dalam tatanan masyarakat madani yang mandiri, terbuka, egaliter, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja dan semangat kekaryaan, serta disiplin yang tinggi.

  Adapun yang menjadi misi Partai Golkar adalah, Dalam rangka mengaktualisasikan doktrin dan mewujudkan visi tersebut Partai GOLKAR dengan ini menegaskan misi perjuangannya, yakni: menegakkan, mengamalkan, dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar Negara dan idiologi bangsa demi untuk memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan mewujudkan cita-cita Proklamasi melalui pelaksanaan pembangunan nasional di segala bidang untuk mewujudkan masyarakat yang demokratis, menegakkan supremasi hukum, mewujudkan kesejahteraan rakyat, dan hak-hak asasimanusia. Dalam rangka membawa misi mulia tersebut Partai GOLKAR melaksanakan fungsi-fungsi sebagai sebuah partai politik modern, yaitu: mempertegas komitmen untuk menyerap, memadukan, 1. mengartikulasikan, dan memperjuangkan aspirasi serta kepentingan rakyat sehingga menjadi kebijakan politik yang bersifat publik. melakukan rekruitmen kader-kader yang berkualitas 2. melalui sistem prestasi (merit system) untuk dapat dipilih oleh rakyat menduduki posisi - posisi politik atau jabatan- jabatan publik. Dengan posisi atau jabatan politik ini maka para kader dapat mengontrol atau mempengaruhi jalannya pemerintahan untuk diabdikan sepenuhnya bagi kepentingan dan kesejahteraan rakyat.

  Meningkatkan proses pendidikan dan komunikasi politik 3. yang dialogis dan partisipatif, yaitu membuka diri terhadap berbagai pikiran, aspirasi dan kritik dari masyarakat.

2.2.5 Perkembangan Partai GOLKAR di Padang Lawas

  Sejarah dan perkembangan Partai Golkar di Kabupaten Padang Lawas mengalami proses yang hampir sama dengan di daerah-daerah lain khususnya di Sumatera Utara, yakni kekuatan Partai Golkar yang sangat mengakar dan masuk ke dalam pelosok desa di daerah Padang Lawas. Sejak tahun 1974 organisasi masyarakat Golkar mulai terbentuk. Pada masa awalnya di pimpin oleh Yasir Ahmad Nasution, beserta pengurus pengurus inti lainnya yakni, H. Azwar Lubis, Rahmad Daulay, Zulkaraen Hasibuan. Seiring perkembanganya Ormas Golkar bermetamorfosis menjadi organisasi yag menaungi segala golongan lapisan masyarakat di Padang Lawas hingga pada era reformasi menjadi sebuah partai. Fenomena politik ini, tentu saja terjadi karena akses yang dimiliki partai Golkar begitu besar hingga ke masyarakat pelosok desa, akibat dari kuatnya cengkeraman pemerintahan Orde Baru sebagai pemegang kekuasaan dan tidak berdayanya partai politik yang lain yang merupakan pesaing Partai Golkar.

  Sejak Kabupaten Padang Lawas masih menjadi satu kesatuan dengan daerah Tapanuli Selatan Hingga pada tahun 2007 Padang Lawas berpisah dengan Tapanuli Selatan, Partai Golkar adalah kekuatan politik yang sangat berpengaruh. Beberapa faktor yang menyebabkannya, termasuk karena banyak masyarakat yang meyakini bahwa pembangunan di daerah ini disebabkan oleh keberadaan Partai Golkar sejak Padang Lawas berdiri dan memisahkan diri dari Kabupaten Tapanuli Selatan, partai golkar tetap mempunyai pengaruh besar di daerah padang lawas. Hal ini membuktikan bahwa partai golkar mulai menunjukkan kekuatannya pada pemilu tahun 2009. Dan mencapai suara maksimal pada tahun 2014 dengan perolehan suara terbanyak.

  Eksistensi Partai Golkar pun terpelihara dengan baik di daerah Padang Lawas ini, karena dipengaruhi oleh dukungan luas para pemimpin adat ataupun tokoh masyarakat setempat, karena para tokoh masyarakat ini memiliki kedekatan emosional dengan kekuasaan atau pun pemerintah saat itu. Mereka menjadi sangat memiliki pengaruh di setiap desa, karena tokoh- tokoh ini yang dianggap sebagai raja-raja adat ini tentunya masih memiliki keterikatan budaya dan ekonomi dengan masyarakat serta memiliki kekuatan yang harus ditaati oleh masyarakatnya.

  Kondisi politik pasca Reformasi, disadari memang mengalami perubahan yang sangat signifikan terhadap proses pemenangan suatu partai politik, dimana pertarungan politik lebih terbuka dapat terjadi bagi setiap partai kontestan Pemilu. Dimana setiap partai memiliki peluang untuk memenangkan Pemilu, tergantung bagaimana mesin partai berjuang untuk mendapatkan suara dari konstituen, hingga meraih kemenangan dalam Pemilu. Tidak ada lagi intervensi yang dilakukan untuk memaksakan pilihan politik tertentu dalam pemilu, ataupun pilihan partai yang sangat terbatas seperti yang terjadi semasa Orde Baru. Maka menyikapi hal itu, Partai Golkar pun melakukan metamorfosa melalui program pembaharuan yang dilakukannya, dengan memunculkan wajah baru Partai Golkar, dengan apa disebut sebagai “paradigma Golkar baru”. Penguatan Kader menjadi konsentrasi Partai Golkar, program kerja yang real bagi masyarakat menjadi karya nyata Partai Golkar untuk memperoleh simpatik konstituen. Hal yang sama pun dilakukan oleh seluruh fungsionaris Partai Golkar di Seluruh Padang Lawas, yang bahu-membahu sebagai mesin politik partai Golkar untuk memenangkan Pemilu di Padang Lawas.

  Selanjutnya sebagai Partai yang memiliki mesin politik yang cukup kuat, karena sudah sejak lama dibangun, dan pengaruhnya yang masih cukup sentral ditengah masyarakat. Maka dalam Pemilu 2004 Golkar kembali menjadi Partai pemenang Pemilu di Tapanuli bagian Selatan, sekaligus menjawab kekalahan Partai Golkar pada Pemilu 1999. pada Pemilu 2009 setelah Padang Lawas Memisahkan diri dari Tapanuli Selatan, secara keseluruhan Partai Golkar memperoleh suara 9.134 suara. Dan menempatkan Golkar di urutan kedua. Dan dilanjutkan pada Pemilu tahun 2014 partai Golkar kembali meraih kemenangan dengan perolehan suara terbanyak di Kabupaten Padang Lawas dengan perolehan suara sebanyak 20.515.

2.2.6 Struktur Pengurus DPD Partai Golkar

  Adapun komposisi dan Personalia DPD Partai Golkar Kabupaten Tapsel dan Padang Lawas Masa Bakti 1999-2004, 2004-2009, dan 2009- 2015

  Tabel IV Komposisi dan Personalia Pimpinan Daerah Partai Golkar Kabupaten Tapanuli Selatan Masa Bakti 1999- 2004 No NAMA JABATAN

  1 Drs. Bachrum Harahap KETUA

  2 Dirman Siregar SEKJEN

  3 H.Banuaran Daulay BENDAHARA Sumber :DPD Partai Golkar Padang Lawas

  Tabel V Komposisi dan Personalia Pimpinan Daerah Partai Golkar Kabupaten Tapanuli Selatan Masa Bakti 2004-2009 No NAMA JABATAN

  1 Bachrum Harahap KETUA

  2 H.Ir.Syarifuddin Hasibuan SEKJEN

  3 Ir. Rahmat Nasution BENDAHARA Sumber :DPD Partai Golkar Padang Lawas

  Tabel IV Komposisi dan Personalia Pimpinan Daerah Partai Golkar Kabupaten Padang Lawas Masa Bakti 2009- 2014 No NAMA JABATAN

  1 H.Ali Sutan Harahap KETUA

  2 H.Syahwil Nasution SEKJEN

  3 H.Sujito BENDAHARA Sumber :DPD Partai Golkar Padang Lawas

2.2.7 Profil Elite Politik Maupun Elite Non Politik 1. Profil H. Syahwil Nasution (Ketua DPRD)

  Nama : H. Syahwil Nasution Tempat / Tanggal Lahir : Sigalapung, 23 Mei 1963 Jenis Kelamin : Laki-laki S Agama : Islam Status Perkawinan : Kawin

  Nama istri : Hj. Yulisma Hasibuan Nama Anak : 1. Yulisyah Hazelina Nasution

  2. Ilham Wahyudi Nasution

  3. Rizaldi Kurnia Saleh Nasution Nama Orang Tua:

  Ayah : Alm. Mangaraja Soaduon Nst Ibu : Almh. Pimpin Hasibuan

  Alamat tempat tinggal :Jln.Lintas Riau Kec. Hutaraja Tinggi Kab. Padang Lawas

  Riwayat Pendidikan :

  1. SD. Negeri Impres Kecamatan Hutaraja Tinggi

  2. SMP Negeri 1 Pasar Uj Batu Kecamatan Sosa.

  3. STM Pengalaman Organisasi :

  Ketua Pemuda Pancasila Kec Sosai Tahun 1988- 1. 1990 Ketua Penasehat Pemuda Pancasila di Kabupaten 2. Tapsel 1990 – 2007 Ketua IPK kecamatan Sosa 1994-1995 3. Wakil Ketua KNPI Kecamatan Sosa 1992-1993 4. Ketua Dewan Penasehat KNPI Kab Padang Lawas 5. 2008 – 20013 Ketua DPD Golkar Kab. Padanglawas Tahun 2008- 6. 2010 Sekretaris Partai Golkar 2009-2019 7. Pekerjaan Sekarang : Ketua DPRD Padang Lawas Pengalaman Pekerjaan:

  Kepala Desa Sigalapung 1984-1992 1. Kepala Desa Sigalapung 1992-1998 2. Kepala Desa Sigalapung 1998- 2004 3. Anggoa DPRD Tapanuli Selatan 2006-2008 4. Wakil Ketua DPRD Padang Lawas 2009- 2014 5. Ketua DPRD Padang Lawas 2014-2019 6.

2. Profil H. Syarifuddin Hasibuan M.Si (Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Golkar)

  Nama : H. Syarifuddin Hasibuan M.Si Tempat / Tanggal Lahir : Simangambat 11 Oktober 1965 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Status Perkawinan : Kawin Keluarga

  : Hj. Nilawati Am.Keb

  • Nama istri
  • Nama Anak : 1. Arif Budiman Hasibuan

  2. Rosari Damayanti Hasibuan

  • Nama Orang Tua Ayah : Alm. Murat Hasibuan Alamattempattinggal :Jl. Cendrawasih Pasar Sibuhuan Kab.Padang Lawas Riwayat Pendidikan :

  1. SD Simangambat

  2. SMP N.1 Pasar Ujung batu 3. SMAN.1 Sosa.

  Pengalaman Organisasi:

1. Sekretaris Golkar Kabupaten Tapanuli

  Selatan 2004-2009

2. Ketua Dewan Pertimbangna Golkar Kab

  Palas 2009- Sekarang Pekerjaan Sekarang:

  1.Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar sampai Sekarang

  2.Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu II Pengalaman Pekerjaan

  :

  1. DPRD Tapanuli Selatan 1999-2004

  2. Sekjen Paratai Golkar 1999-2004

  3. Ketua Praksi Partai Golkar Kab. Tapsel 2004- 2008

  4. Ketua DPRD Kab. Palas 2008-2009 5. Ketua Badan Kehormatan DPRD Kab.

  Palas. 2009-2014

3. Profil Amrin Fikal Siregar (Ketua Fraksi Golkar)

  Nama : Amrin Fikal Siregar Tempat / Tanggal Lahir : 06 Agustus 1984 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Status Perkawinan : Kawin Keluarga

  Nama istri : Dinaria Syahfitri Am.Keb

  • Nama Anak : 1. Raja Muda Pelindung Siregar -

  Nama Orang Tua

  • Ayah : Alm. Baginda Parlindungan Siregar Alamat tempattinggal :Jln. Lintas Sumatera Desa Situhuan Kab.Padang Lawas Riwayat Pendidikan :

  1. SD. Negeri Paran Najae Kab. Palas

  2. MTS.s Purba Bangun Panyabungan Kab. Madina

  3. MA.s Purba Bangun Panyabungan Kab Madina 4. UIN Medan Sumatera Utara.

  Pengalaman Organisasi

  1. Pengurus PMII Medan 2006-2007

  2. Wakil sekretaris Jendral KNPI Padang lawas 2009-2013

  3. Sekretaris Jendral PB Imatapsel Uin Medan 2008-2009

  4. Wakil Sekretaris Bidang pendidikan dan Pelatihan Pekerjaan Sekarang : Anggota DPRD Padang Lawas 2014- 2019

  Pengalaman Pekerjaan:

  1. Jurnalis Metro Grup JPNN Surabaya 2012-2013

  2. Sumut Pos Grup JPNN Poltabes medan 2013

  3. Metro Tabagsel JPNN Padang Lawas 2014

  4. DPRD Padang Lawas 2014-2019

4. Profil Sutan Harahap ( Ketua LMP Kab. Padang Lawas)

  Nama : Sutan Harahap Tempat / Tanggal Lahir : Simarancar, 05 Juni 1971 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Status Perkawinan : Kawin Keluarga

  Nama istri : Siti Aisah Hasibuan Nama Anak

  1. Husnul Hayani harahap

  2. Fitri Diana harahap

  3. Marhamah harahap Pekerjaan : Ketua LMP Padang Lawas

  Alamat tempat tinggal : Padang Rumbao Kec.Sosa Kab. Padang Lawas

  Riwayat Pendidikan :

  1. SD.Impres pasar Ujung Batu Kec. Sosa

  2. SMP N 1. Pasar Ujung Batu Kec. Sosa

  3. Mas. NU Paringgonan Pengalaman Organisasi::

  1. Ketua Ipk kecamatan Sosa 2006

  2. Penasehat IpK Kabupaten Padang Lawas

  3. Ketua naposo nauli bulung desa Lubuk Bunut 2009-2010

  4. Ketua LMP kecamatan Sosa 2011

  5. Ketua LMP Kabupaten Padang Lawas 2014

5. Profil Sahrul Damanik (Ketua IPK Kab.Padang Lawas)

  Nama : Sahrul Dalimunte Tempat / Tanggal Lahir : Padang Sidimpuan 08 juli 1965 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Status Perkawinan : Kawin Keluarga

  Nama istri : Sumariani

  • Nama Anak : Riski Narang Dalimunte -
  • Nama Orang Tua Ayah : Alm. Husain Dalimunte Pekerjaan : Wiraswasta Alamat tempat tinggal : Jl Jendrawasih LK 5 Padang Luar Sibuhuan Riwayat Pendidikan :

  1. SD.Sadabuan Padang sidimpuan

  2. SMP N.4 Sadabuan Padang Sidimpuan

  3. SLTA Padang Sidimpuan Pengalaman Organisasi:

  1. KetuaIPK Kec Barumun Kab Padang Lawas

  2. Kadin 2009 –Sekarang

  3. Ketua SPSI 2010-2013

  4. PLT Koperasi Bais 2014-2015

5. Ketua Satgas 2013- sekarang

  Pekerjaan Sekarang : Ketua IPK kecamatan Barumun Pengalaman Pekerjaan: Wiraswasta

  1 Usaha Jual Beli Hasil Perkebunan Buah sawit Tahun 1998- sekarang

  2 Usaha Perkebunan Kelapa Sawit Tahun 1980 sampai saat ini

  3 Ketua SPSI Padang lawas 2010-2013

  4 PLT Koperasi Bais 2014-2015

  6. Profil pak Darman MT Hasibuan ( Ketua Soksi Kabupaten Padang Lawas )

  Nama : Darman MT Hasibuan Tempat / Tanggal Lahir : Sibuhuan 07 Juni 1970 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Status Perkawinan : Kawin

  Nama istri : Samsiah Nasution Nama Anak : Tongku Saputra

  Nama Orang Tua Ayah : H. Gading Hasibuan

  Ibu : Hj. Masdalifah Daulay Pekerjaan : Wiraswasta Alamat tempat tinggal :Sibuhuan Kec. Barumun Kab. Padang lawas.

  Riwayat Pendidikan :

  1. SD. Sibuhuan

  2. SMP N 1 Sibuhuan

  3. SMA N 1 Sibuhuan Pengalaman Organisasi:

  1. Ketua IPK Cabang Kec Barumun 2008-2012

  2. Ketua PPNB lingkungan 6 Sibuhuan 1993

  3. Ketua Soksi 2008 - sekarang

Dokumen yang terkait

RADIO STREAMING ETNIK (Studi Etnografi mengenai Siaran Radio Streaming Berbasis Etnik di Kota Medan) SKRIPSI

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Dividen - Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Saham LQ45 Di Bursa Efek Indonesia

0 2 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Saham LQ45 Di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Saham LQ45 Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 2.1.1. Definisi - Pengaruh Perilaku Ibu dan Kondisi Fisik Rumah Terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang Tahun 201

0 1 40

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Etika Periklanan Kartu XL Terhadap Persepsi Konsumen Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Sumatera Utara

1 1 30

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Etika Periklanan Kartu XL Terhadap Persepsi Konsumen Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Sumatera Utara

0 0 7

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN KECACINGAN PADA SISWA SDN 101200 DESA PERKEBUNAN HAPESONG DAN SDN 101300 DESA NAPA KECAMATAN BATANG TORU KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2015

0 0 36

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sanitasi - Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah dan Higiene Perorangan dengan Kejadian Kecacingan di SD Negeri 101200 Desa Perkebunan Hapesong dan SD Negeri 101300 Desa Napa Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun

0 0 34

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN KECACINGAN PADA SISWA SDN 101200 DESA PERKEBUNAN HAPESONG DAN SDN 101300 DESA NAPA KECAMATAN BATANG TORU KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2015 SKRIPSI

0 0 14