Evaluasi Mengenai Penyediaan Prasarana d

Makalah Tugas II
Mata Kuliah Prasarana Wilayah dan Kota I
Evaluasi Mengenai Penyediaan Prasarana dan Sarana Kesehatan pada
Kecamatan Sukolilo

Disusunoleh:
1. Rofiqoh Etika Amalin

3612100003

2. Amelia Puspasari

3612100019

3. M. Syaifuddin Anshori

3612100039

4. Irwan Bisri Rianto

3612100068


5. Esau Willem Harun W.

3612100701

Program Studi Perencenaan Wilayah dan Kota
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2013

1

KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, karena limpahan rahmat,
kemudahan, kelancaran dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Evaluasi Mengenai Penyediaan Prasarana dan Sarana
(Infrastruktur) kesehatan pada Kecamatan Sukolilo” dapat terselesaikan.
Tugas ini merupakan syarat wajib bagi mahasiswa Jurusan S1 Perencanaan
Wilayah Kota FTSP ITS dalam penyelesaian mata kuliah Prasarana Wilayah dan Kota I.
Makalah ini juga berisi tentang kelengkapan prasarana yang telah tersedia, distribusi

pelayanannya, kualitas dari prasarana dan sarana yang tersedia, potensi dan
permasalahan terkait dengan penyediaan prasarana dan sarana kota, dan proyeksi
kebutuhan prasarana dan sarana 5 tahun ke depan.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penulisan dan
penyusunan ini masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya waktu dan
kemampuan penulis. Kritik dan saran sangat diperlukan untuk dijadikan sebagai acuan
tugas-tugas selanjutnya.
Dalam penyelesaian penulisan makalah ini penulis tidak lepas dari bantuan
semua pihak yang telah memberikan kesempatan, bimbingan, sarana dan prasarana
selama penulisan makalah ini. Atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis,
penulis ingin mengucapkan terima kasih dan semoga atas bantuan yang telah diberikan
selama penulisan dan penyusunan makalah ini mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, April 2013

Penulis

i


ABSTRAK
Pada masa sekarang ini kondisi dari fasilitas kesehatan itu sendiri mengalami
penurunan di bidang pelayanan kesehatan, dan administrasi kesehatan, dan pelayan
distribusi kesehatan. Seharusnya, pelayanan kesehatan yang ditawarkan lebih cepat
dalam penanganan pasien agar pasien tidak dibuat menunggu terlalu lama, di bidang
administrasi juga begitu lebih sigap dalam menangani berkas-berkas yang ada di rumah
sakit, dan pelayanan distribusi kesehatan penyebarannya tidak merata karena pelayanan
kesehatannya terpusat pada satu tempat saja. Tanpa adanya fasilitas kesehatan
menyebabkan wabah penyakit yang seharusnya bisa dicegah sehingga menyebabkan
pandemik, dan dapat mengakibatkan kesehatan penduduk memburuk dari tahun ke
tahun.
Dengan adanya berbagai permasalahan tersebut perlu adanya evaluasi terkait
fasilitas kesehatan agar fasilitas ini diharapkan mengalami perbaikan yang lebih baik lagi
dan mendapat perhatian dari seluruh kalangan masyarakat, akademisi serta pemerintah
untuk kebaikan Kecamatan Sukolilo dan Kota Surabaya. Evaluasi dilaksanakan dengan
berdasarkan kondisi eksisting yang ada sekarang dan beberapa literatur lain terkait
pengembangan di fasilitas tersebut di kawasan ini.
Cakupan evaluasi nantinya akan menggambarkan bagaimana kelengkapan,
distribusi, kualitas, potensi dan permasalahan serta tingkat kebutuhan fasilitas kesehatan
di Kecamatan Sukolilo. Dengan begitu, akan terlihat tingkat keberhasilan pemerintah

dalam mengakomodasi masyarakat dengan fasilitas kesehatan apakah sudah baik atau
masih kurang. Tentunya pemerintah harus gencar melakukan peningkatan keberhasilan
dalam

mengakomadasi

kebutuhan

masyarakat

akan

fasilitas

tersebut

dengan

memaksimalkan berbagai indikator-indikator keberhasilan terkait penyediaan prasarana
dan sarana kota.

kata kunci: distribusi, pelayanan kesehatan, kelengkapan

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
ABSTRAK........................................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ i
DAFTAR TABEL.................................................................................................................. i
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan...................................................................................................................... 2
1.3 Sistematika Penulisan..............................................................................................2
BAB II REVIEW PERATURAN, KEBIJAKAN, dan STANDARD.........................................3
Review Peraturan, Kebijakan, dan Standart...................................................................3
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................................5
A.


Kelengkapan Prasarana yang Telah Tersedia.....................................................5

B. Distribusi Pelayanan..................................................................................................7
C. Kualitas dari Prasarana dan Sarana yang Tersedia...................................................9
D. Potensi dan Permasalahan Terkait dengan Penyediaan Prasarana dan Sarana Kota
..................................................................................................................................... 10
E. Proyeksi Kebutuhan Sarana dan Prasarana 5 Tahun ke Depan..............................15
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI..................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ i

iv

DAFTAR TABEL
Table 1. Pedoman penyediaan sarana kesehatan.............................................................4
Table 2.Sarana kesehatan Kelurahan KeputihKelurahan Menur Pumpungan....................6
Table 3. Sarana kesehatan Kelurahan Menur Pumpungan................................................6
Table 4. Sarana kesehatan Kelurahan Nginden Jangkungan............................................6
Table 5. Sarana kesehatan Kelurahan Semolowaru..........................................................6
Table 6. Sarana kesehatan Kelurahan Medokan SemampirKelurahan Gebang Putih.......7
Table 7. Sarana kesehatan Kelurahan Gebang Putih........................................................7

Table 8. Sarana kesehatan Kelurahan Klampis Ngasem...................................................7
Table 9. Prediksi Kebutuhan Kesehatan Tahun 2014-2018.............................................17

v

DAFTAR GAMBAR
Daftar gambar dilampirkan pada peta di masing-masing kelurahan.

i

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sarana dan prasarana wilayah adalah segala fasilitas yang dipersiapkan, dan
diperuntukkan untuk perkembangan dan pertumbuhan sebuah wilayah. Dan fasilitas yang
akan diambil pada pembahasan ini adalah fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan adalah
fasilitas yang ditujukan untuk menyelesaikan segala permasalahan kesehatan yang
dihadapi seluruh lapisan masyarakat dan fungsinya untuk memberikan pelayanan
kesehatan dalam hal penyembuhan, pencegahan, dan pengobatan dari berbagai macam
penyakit.

Kota Surabaya adalah kota terbesar kedua setelah Jakarta dan jumlah
penduduknya yang banyak pula sehingga membutuhkan fasilitas kesehatan. Fasilitas
kesehatan merupakan fasilitas yang vital di sebuah wilayah. Pada masa sekarang ini,
fasilitas kesehatan mengalami kemunduran di bidang pelayanan kesehatan, dan
administrasi kesehatan, dan pelayan distribusi kesehatan. Seharusnya, pelayanan
kesehatan yang ditawarkan lebih cepat dalam penanganan pasien agar pasien tidak
dibuat menunggu terlalu lama, di bidang administrasi juga begitu lebih sigap dalam
menangani berkas-berkas yang ada di rumah sakit, dan yang terakhir pelayanan
distribusi kesehatan penyebarannya tidak merata karena pelayanan kesehatannya
terpusat pada satu tempat saja.
Tanpa

adanya

fasilitas

kesehatan

menyebabkan


wabah

penyakit

yang

seharusnya bisa dicegah sehingga menyebabkan pandemik, dan dapat mengakibatkan
kesehatan penduduk memburuk dari tahun ke tahun.
Solusi yang ditawarkan adalah perbaikan fasilitas kesehatan di bidang pelayanan
diperbaiki secara berkala untuk meningkatkan mutu dan kualitas dari fasilitas kesehatan
itu sendiri. Dan untuk distribusi pelayanan dari fasilitas kesehatan akan ditambah secara
berkala di tiap-tiap wilayah agar fasilitas kesehatan tidak terpusat di satu wilayah saja.
Untuk mengetahui berbagai jenis penyediaan prasarana dan sarana fasilitas
kesehatan, distribusi pelayanan,

kualitas dari fasilitas kesehatan, potensi dan

permasalahan terkait penyediaan fasilitas kesehatan, dan proyeksi kebutuhan fasilitas
kesehatan lima tahun ke depan tersedia pada lokasi studi.


1

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah :

1.2.1. Untuk mengetahui berbagai jenis penyediaan prasarana dan sarana kota yang
telah tersedia.
1.2.2. Untuk mengetahui distribusi pelayanannya.
1.2.3. Untuk mengetahuikualitas dari prasarana dan sarana yang telah tersedia.
1.2.4. Untuk mengetahui potensi dan permasalahan terkait dengan penyediaan
prasarana dan sarana kota.
1.2.5. Untuk mengetahui proyeksi kebutuhan prasarana dan sarana 5 tahun ke depan.

1.3 Sistematika Penulisan
Sistematika dari penulisan makalah ini terdiri-dari :
Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar
Bab 1 Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang pembuatan makalah, tujuan penulisan makalah, dan
sistematika penulisan makalah.
Bab 2 Review Peraturan, Kebijakan dan Standard

Berisi tentang review peraturan, kebijakan, standard yang telah ditentukan.
Bab 3 Pembahasan
Berisi

tentang

kelengkapan

prasarana

yang

telah

tersedia,

distribusipelayanan, kualitas dari prasarana dan sarana yang tersedia serta potensi
danpermasalahan terkait dengan penyediaan prasarana dan sarana kota, serta
proyeksi kebutuhan sarana dan prasarana 5 tahun yang akan datang.
Bab 4 Kesimpulan dan Rekomendasi
Berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi dari makalah ini.

2

BAB II
REVIEW PERATURAN, KEBIJAKAN, dan STANDARD
Pembangunan fasilitas-fasilitas umum selalu mempunyai standar pelayanan
minimal dan ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi. Dalam hal ini penulis berpedoman
pada Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 3 Tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Surabaya, SNI 03-1733-2004 dan Keputusan Menteri Permukiman dan
Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001.
1. Pasal 10 UU nomer 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (yang sekarang disebut
dengan UU Kesehatan) yang dimaksud dengan upaya kesehatan adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh
pemerintah atau masyarakat yang meliputi upaya kesehatan prefentif, kuratif dan
rehabilitatif.
2. Pasal 56 ayat (1) UU Kesehatan, sarana kesahatan meliputi balai pengobatan,
puskesmas, rumah sakit umum, rumah sakit khusus, praktik dokter, praktek dokter
gigi, praktek dokter spesialis, praktek dokter gigi spesialis, Praktek bidan, toko obat,
apotik pedagang besar farmasi, pabrik obat dan bahan, laboraturium, sekolah dan
akademi kesehatan, balai penelitian kesehatan dan sarana Kesehatan lainnya.
3. Pasal 9 Perda Kota Surabaya No. 5 Tahun 2010 Tingkat penggunaan jasa diukur
berdasarkan jumlah, jenis dan frekuensi pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
Puskesmas Rujukan, Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), Puskesmas Keliling
(Pusling), Pos Kesehatan Kelurahan (PosKesKel) dan Laboratorium Kesehatan
Daerah serta jenis Pelayanan Kesehatan Haji yang diberikan.
Tingkat kesehatan penduduk adalah elemen penting untuk menentukan nilai dari
sumber daya manusia. Sarana kesehatan memiliki fungsi utama yaitu untuk melayani
secara medis bagi penduduk yang membutuhkan pengobatan. Sehingga dibutuhkan
penyediaan fasilitas kesehatan di setiap kelurahan, supaya memudahkan dalam
pelayanan medis.
Penyediaan fasilitas kesehatan memiliki aturan-aturan beserta pedoman yang
dianut dalam proses perencanaan. Dibawah ini pedoman dalam penyediaan dari sarana
kesehatan

3

Tabel 1 Pedoman penyediaan sarana kesehatan
No.

Jenis

Jumlah

Luas Lantai atau

Radius

Penduduk

Luas Tanah

Pencapaia

Pendukung
(jiwa)
1.

Posyandu

1.250

(m2)

Standar

Lokasi

Keterangan

0,048

Di tengah

Dapat

kelompok

bergabung

tetangga,

dengan

dan tidak

balai warga

menyebrang

atau sarana

jalan raya.

rumah.

Di tengah

Dapat

kelompok

bergabung

tetangga,

dalam

dan tidak

lokasi balai

menyebrang

warga.

n
(m2)

36 m2

500 m2

60 m2

2.

Balai

2.500

Pengobatan

150 m2

1.000 m2

0,12

300 m2

jalan raya.
3.

BKIA atau

30.000

Rumah

1.500 m2

4.000 m2

0,1

tengah

3.000 m2

Bersalin

Di tengahlingkungan
keluarga.

4.

Puskesmas

30.000

Pembantu

150 m2

1.500 m2

0,006

300 m2

dan Balai
Pengobatan

Dapat

Dapat

dijangkau

bergabung

oleh

dengan

kendaraan

lokasi

umum.

kantor
kelurahan.

5.

Puskesmas

120.000

dan Balai

420 m2

3.000 m2

0,008

1.000 m2

Pengobatan

Dapat

Dapat

dijangkau

bergabung

oleh

dengan

kendaraan

lokasi

umum.

kantor
kecamatan.

6.

Rumah Sakit
Wilayah

240.000

8,64 Ha

3lt/1000/
P

4

7.

Tempat

18 m2

5.000

1.500 m2

Dapat

Dapat

Praktek

dijangkau

bersatu

Dokter

oleh

dengan

kendaraan

rumah

umum.

tinggal,
apotek/tem
pat usaha.

8.

Apotek

120 m2

30.000

1.500 m2

0,025

250 m2

Dapat

Dapat

dijangkau

bersatu

oleh

dengan

kendaraan

rumah

umum.

tinggal,
apotek/tem
pat usaha.

Sumber: SKBI-2.3.5.1.1987
Standart

Tabel 2 Standart Fasilitas Kesehatan
Bidang
No.
1.

Standar pelayanan
Kualitas
Cakupan
Tingkat Pelayanan

Pelayanan
Sarana

Indikator

Seba

Satuan

Minimal tersedia :

Pelayanan

ran fasilitas

wilayah



Kesehatan

pelayanan

Kabupaten

Pengobatan/3.00

lingkungan/

kesehatan

atau Kota

0 jiwa.

kecamatan

atau



1 unit Balai

1 Unit

Kualitas
Lokasi di
pusat

bersih,

jangkauan

BKIA/RS

mudah

pelayanan.

Bersalin/10.000-

dicapai,

30.000 jiwa.

tenang, jauh

1 unit

dari sumber



Ting

kat



harapan

Puskesmas/

penyaki,

hidup

120.000 jiwa.

sumber bau/



1 unit

sampah, dan

Rumah Sakit/

pencemaran

240.000 jiwa.

lainnya.



Keterangan
-

Usia rata-

rata penduduk

5

65-75 thn

Sumber : Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001

6

BAB III
PEMBAHASAN
A. Kelengkapan Prasarana yang Telah Tersedia

Kelengkapan prasarana dan sarana pada suatu daerah sangat menentukan
tingkat keberhasilan pemerintah daerah dalam mengakomodasi berbagai kegiatan dan
kebutuhan masyarakat. Untuk mencapainya pemerintah harus terus melakukan
monitoring dan evaluasi terhadap fasilitas yang telah ada.

Suatu wilayah dapat dikatakan lengkap fasilitas kesehatannya apabila memenuhi
jenis-jenis fasilitas yang harus dipenuhi, antara lain :

Sarana medik utama :

-

Rumah Sakit Umum

-

Rumah Sakit Khusus

-

Rumah Sakit Jiwa

-

Rumah Sakit Bersalin

Saranna Medik Dasar:

-

Poliklinik

Sarana Penunjang Medik Spesialis :

-

Praktik Berkelompok

Sarana Penunjang Medik

-

Laboratorium klinik

-

Laboratorium Kesehatan Masyarakat

7

-

Apotek

-

Toko Obat

-

Optikal

-

Toko Pest Control

-

Toko Alat Kesehatan

Pada Kecamatan Sukolilo memiliki kelengkapan prasarana dan sarana khususnya
fasilitas kesehatan yang bisa dibilang cukup memadai. Hal ini di asumsikan dengan
berdasarkan hasil survei yang telah di lakukan sebelumnya baik dengan survei literatur di
Kecamatan Sukolilo.

Fasilitas yang ada di Kecamatan Sukolilo sudah terbilang cukup untuk memenuhi
kebutuhan penyediaan kesehatan untuk melayani masyarakat dalam satu kecamatan.
Adapun fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Sukolilo berdasarkan data pada
tiap kelurahan:

Tabel 3 Sarana kesehatan di Kelurahan Gebang Putih
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8..
9.
10.

Jenis Fasilitas
Puskesmas
Praktek Dokter Gigi
Praktek Dokter Umum
Praktek Dokter Spesialis
Apotek
Posyandu
Klinik
Poliklinik
Praktek Dokter Bersama
Optik

Jumlah
1
3
7
2
2
Di setiap RW
1
2
1
1

Sumber : Survey Lapangan
Tabel 4 Sarana kesehatan di Kelurahan Keputih
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
.9.
10.
9.

Jenis Fasilitas
Rumah Sakit Umum
Rumah Sakit Bersalin
Poliklinik
Puskesmas
Praktek Bidan
Laboratorium Medis
Apotik
Posyandu
Praktek Dokter Umum
Praktek Dokter Bersama
Praktek Dokter Gigi

Jumlah
1
1
1
1
1
2
3
16
5
1
3

8

Sumber : Survey Lapangan
Tabel 5 Sarana kesehatan di Kelurahan Menur Pumpungan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Jenis Fasilitas
Rumah Sakit Bedah
Puskesmas
Posyandu
Praktek Dokter Gigi
Balai Kesehatan Ibu dan Anak
Poliklinik
Praktek Dokter Spesialis Bersama
Bidan
Apotek
Optik
Praktek Dokter Umum

Jumlah
1
1
1
6
1
4
1
2
3
1
16

Sumber : Survey Lapangan
Tabel 6 Sarana kesehatan di Kelurahan Nginden Jangkungan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Jenis Fasilitas
Rumah Sakit Umum Swasta
Rumah Sakit Bersalin
Poliklinik
Apotek
Praktek Dokter Hewan
Praktek Dokter Umum
Apotek
Posyandu

Jumlah
1
1
1
3
1
1
3
16

Sumber : Survey Lapangan
Tabel 7 Sarana kesehatan di Kelurahan Semolowaru
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7
8.

Jenis Fasilitas
Praktek Dokter Gigi
Praktek Dokter Hewan
Praktek Dokter Umum
Praktek Akupuntur
Praktek Dokter Spealis Anak
Apotek
Posyandu
Praktek Dokter Bersama

Jumlah
7
1
1
1
2
1
10
1

Sumber : Survey Lapangan
Tabel 8 Sarana kesehatan di Kelurahan Medokan Semampir
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Jenis Fasilitas
Rumah Sakit Umum Swasta
Poliklinik
Praktek Dokter Umum
Puskesmas Pembantu
Apotek
Praktek Dokter Gigi
Posyandu

Jumlah
1
1
2
1
1
3
12

9

Sumber : Survey Lapangan
Tabel 9 Sarana kesehatan di Kelurahan Klampis Ngasem
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Jenis Fasilitas
Rumah Sakit Umum Pemerintah
Rumah Sakit Bersalin
Poliklinik/Balai Kesehatan Masyarakat
Laboratorium
Apotik
Posyandu
Praktek Dokter Spesialis Bersama
Optik
Praktek Dokter Umum
Praktek Dokter Gigi
Praktek Dokter Spesialis
Bidan

Jumlah
1
1
1
3
12
9
5
2
5
2
6
2

Sumber : Survey Lapangan
B. Distribusi Pelayanan
Pola distribusi pelayanan ditentukan oleh besarnya suatu populasi di suatu
kawasan dengan fasilitas yang akan melayani masyarakatnya. Evaluasi mengenai
distribusi fasilitas kesehatan di Kecamatan Sukolilo di kaji berdasarkan kelurahankelurahan yang ada disana sehingga nantinya dapat dikembangkan suatu konsep
penyediaan prasarana dan sarana kota yang terpadu. Distribusi tempat-tempat fasilitas
kesehatan sangatlah penting, yang mana hal tersebut sangat mempengaruhi tingkat
keberhasilan masyarakat dalam mendapatkan akses layanan kesehatan. Lokasinya
harus dapat dijangkau oleh semua masyarakat. Selain itu, penyebarannya pun juga harus
merata. Jangan sampai fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada hanya bisa dijangkau oleh
kelompok masyarakat tertentu.
Penempatan lokasi fasilitas kesehatan merupakan salah satu indikator kualitas
pelayanan kesehatan di suatu wilayah. Indikator lain kualitas pelayanan kesehatan di
suatu wilayah, antara lain:
1. Jumlah dan kualitas sumber daya manusia. Dalam hal ini, banyaknya tenaga
medis dan para medis, seperti dokter, perawat, dan lainnya harus proporsional
atau sebanding dengan jumlah, kepadatan, dan persebaran penduduk, serta
kebutuhan masyarakat setempat. Jangan sampai sumber daya manusia yang ada
tidak

sesuai

dengan

proporsi

yang

semestinya,

yang

berakibat

pada

terhambatnya pelayanan kesehatan masyarakat. Selain itu, sumber-sumber daya
manusia juga harus ditempatkan secara merata agar dapat menjangkau seluruh

10

masyarakat. Sumber daya manusia yang ada pun harus berkompeten dan dapat
bertanggung jawab dalam melayani kebutuhan kesehatan masyarakat.
2. Kondisi

infrastruktur

yang

digunakan

untuk

mengakses

fasilitas-fasilitas

kesehatan. Kita bisa melihatnya pada kualitas dan kuantitas jalan dan sarana
transportasi yang tersedia. Kapasitas jalan dan sarana transportasi tentunya
disesuaikan dengan berbagai keperluan masyarakat, termasuk untuk mengakses
lokasi fasilitas kesehatan.
3. Standar jumlah dan ukuran fasilitas kesehatan. Dalam hal ini, jumlah fasilitas
kesehatan sangat ditentukan oleh aspek demografis dan kebutuhan di
masyarakat. Adapun kapasitas dan ukuran tentunya disesuaikan dengan jenis
fasilitas kesehatan. Balai pengobatan, misalnya, idealnya luas lahan yang
dibutuhkan sekitar 300 m2. Sedangkan puskesmas, lahan yang diperlukan yaitu
sekitar 1000 m2.
4. Kualitas peralatan medis. Yang mana peralatan-peralatan medis yang ada harus
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Pemerintah atau instansiinstansi skala internasional. Tujuannya agar peralatan-peralatan tersebut bisa
membantu penyumbuhan berbagai macam penyakit yang diderita dan tidak
membahayakan pasien.
C. Kualitas dari Prasarana dan Sarana yang Tersedia
Kualitas merupakan salah satu indikator penting dalam pemenuhan kebutuhan
akan prasarana dan sarana dalam lingkup perkotaan sampai kebawahnya. Dengan
kualitas yang baik, maka tingkat kenyamanan pemakai atau yang diakomodasikan oleh
pemerintah semakin meningkat dan tingkat keberhasilan pemerintah pun semakin baik
pula. Jika kualitas dari fasilitas kesehatan tidak memadai maka akibatnya adalah
menyebabkan wabah penyakit yang seharusnya bisa dicegah sehingga menyebabkan
pandemik, dan dapat mengakibatkan kesehatan penduduk memburuk dari tahun ke
tahun.
Untuk Kecamatan Sukolilo, secara umum kualitas fasilitas kesehatan di evaluasi
berdasarkan ketersediaan fasilitas kesehatan itu tiap kelurahan. Berikut ini gambaran
kualitas fasilitas kesehatan pada tiap kelurahan di Kecamatan Sukolilo.
Tabel 10 Kelengkapan Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Sukolilo
No.

Jenis
Prasarana

1

Rumah

Kel
Keputih



Kel.
Gebang
Putih

Kel.
Klampis
Ngasem


Kel.
Semolow
aru

Kel.
Nginden
Jangkung
an


Kel.
Menur
Pump
ungan

Kel.
Medokan
Semampi
r


11

2

3
4
5
6

7
8
9

10

11
12
13
14
15

Sakit
Rumah
Sakit
Spesialis
Rumah
Sakit Jiwa
Poliklinik
Apotik
Praktek
Dokter
Spesialis
Optikal
Puskesmas
Rumah
Sakit
Bersalin
Praktek
Dokter
Umum
Praktek
Dokter Gigi
Posyandu
Praktek
Bidan
Praktek
Dokter
Bersama
Laboratoriu
m Medis






































































































Dengan berbagai kelengkapan fasiitas tersebut di atas, fasilitas tersebut memiliki
standar kelayakan dalam penggunaannya. Tabel di bawah adalah tabel mengenai
kualitas dari prasarana yang tersedia.
Tabel 11 Kualitas dari Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Sukolilo
No
.

Jenis
Prasarana

Kel
Keputih

1

Rumah
Sakit
Rumah
Sakit
Spesialis
Rumah
Sakit Jiwa
Poliklinik
Apotik
Praktek
Dokter
Spesialis
Optikal

Baik

2

3
4
5
6

7

Kel.
Gebang
Putih

Kel.
Klampis
Ngasem

Kel.
Semolo
waru

Baik

Kel.
Nginden
Jangkung
an

Kel.
Menur
Pumpun
gan

Baik

Kel.
Medoka
n
Semam
pir
Baik

Baik

Baik
Baik
Baik

Baik
Baik
Baik

Baik
Baik

Baik

Baik

Baik
Baik

Baik
Baik

Baik
Baik
Baik

Baik
Baik

Baik

12

8
9

10

11
12
13
14
15

Puskesmas
Rumah
Sakit
Bersalin
Praktek
Dokter
Umum
Praktek
Dokter Gigi
Posyandu

Baik
Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Praktek
Bidan
Praktek
Dokter
Bersama
Laboratoriu

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik
Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik
Baik

Baik

m Medis

D. Potensi dan Permasalahan Terkait dengan Penyediaan Prasarana dan Sarana
Kota
Terdapat berbagai permasalahan yang berhubungan dengan fasilitas kesehatan
yang ada di Kecamatan Sukolilo :

a. Kelurahan Gebang Putih
Permasalahan yang berkenaan dengan fasilitas kesehatan di Kelurahan
Gebang Putih, Kecamatan Sukolilo ini adalah rendahnya kesadaran dan
pengetatahuan terhadap kesehatan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan
keadaan lingkungan yang kotor, banyak sampah yang berserakan meskipun telah
disediakan bak-bak sampah. Saluran air yang kotor dan bau yang menyengat
diakibatkan saluran yang tersumbat oleh sampah.
Sistem

standarisasi

sarana

kesehatan

yang

menjadi

salah

satu

persyaratannya adalah di lokasi pusat lingkungan atau kecamatan bersih, mudah
dicapai, jauh dari sumber penyakit, bau sampah, dan pencemaran lainnya. Namun
faktanya, Puskesmas Pembantu di Kelurahan Gebang Putih, Kecamatan Sukolilo
terletak berdekatan dengan TPS jaraknya ± 20m dan apabila hujan lebat jalan di
daerah Gebang Putih tergenang air (banjir) karena saluran air yang tersumbat.
Di daerah Kelurahan Gebang Putih, Kecamatan Sukolilo sangat rentan
terhadap penyakit karena lingkungannya yang kurang bersih. Hal ini terlihat dari
banyaknya sampah-sampah yang berserakan di pinggir jalan, dan bau got yang
dihasilkan berasal dari saluran air yang tersumbat oleh sampah dan permukiman
kumuh yang kebersihannya tidak perhatikan.

13

Potensi yang berkenaan dengan fasilitas kesehatan di Kelurahan Gebang
Putih, Kecamatan Sukolilo ini adalah fasilitas dan sarana kesehatan kelurahan
Gebang Putih dapat cukup untuk keperluan penanganan medis masyarakat.

b. Kelurahan Keputih
Permasalahan yang berkenaan dengan fasilitas kesehatan di Kelurahan
Keputih, Kecamatan Sukolilo ini adalah jumlah balai pengobatan yang kurang
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan jumlah warga sebanyak 14293
setidaknya Kelurahan Keputih, Kecamatan Sukolilo memiliki 5 balai pengobatan.
Karena setiap balai pengobatan mempunyai standar penduduk sebanyak 3000.
Lokasi dari balai pengobatan ini seharusnya berada di tengah tengah
perumahan penduduk tidak jauh dari perumahan penduduk. Dan fasilitas dokter
yang ada di Kelurahan Keputih, Kecamatan Sukolilo hanya berpusat pada daerah
perumahan atau di tepi jalan raya karena akses jalan yang mudah.
Potensi yang berkenaan dengan fasilitas kesehatan di Kelurahan Keputih,
Kecamatan Sukolilo ini adalah Kelurahan Keputih mempunyai puskesmas yang
menunjang fasilitas kesehatan yang tidak dimiliki oleh setiap Kelurahan. Fasilitas
kesehatan sudah cukup memadai. Di Kelurahan Keputih juga terdapat rumah sakit
khusus bersalin.

c. Kelurahan Menur Pumpungan
Permasalahan yang berkenaan dengan fasilitas kesehatan di Kelurahan
Menur Pumpungan, Kecamatan Sukolilo ini adalah terbatasnya peralatan medis
penunjang dan terbatasnya tenaga kesehatan.
Lokasi distribusi di Kelurahan Menur Pumpungan, Kecamatan Sukolilo ini
tergolong masih rendahnya tingkat distribusi fasilitas kesehatan. Hal ini
disebabkan karena fasilitas kesehatan yang ada terpusat di satu wilayah saja
terutama pada daerah perumahan elite di Jl. Manyar Tirto Asri.
Tingkat kesadaran dari penduduk terhadap kesehatan lingkungan rendah.
Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya sampah yang menumpuk serta saluran air
yang tersumbat yang diakibatkan oleh sampah yang dibuang sembarangan.
Potensi yang berkenaan dengan fasilitas kesehatan di Kelurahan Menur
Pumpungan, Kecamatan Sukolilo ini adalah kesadaran kesehatan akan fasilitas
kesehatan sudah tinggi hal itu dibuktikan dengan lingkungan yang bersih di sekitar
rumah penduduk.

d. Kelurahan Nginden Jangkungan
Permasalahan yang berkenaan dengan fasilitas kesehatan di
Kelurahan Nginden Jangkungan, Kecamatan Sukolilo ini adalah tidak
14

adanya Rumah sakit Umum milik pemerintah, yang ada hanyalah Rumah
Sakit Umum milik Swasta yaitu Rumah Sakit Premier meski fasilitas yang di
tawarkan di rumah sakit tersebut lengkap namun, biaya yang harus di
keluarkan oleh masyarakat pun terbilang cukup mahal. Ini menyebabkan
masyarakat berpangku tangan pada kesehatan yang didapat dari poliklinik
setempat yang pelayanannya tidak sebaik atau selengkap yang ada di
Rumah Sakit Premier.
Selain

itu

ketidaktersediaan

posyandu

permanen

membuat

pelayanan kurang maksimal, sehingga masyarakat memanfaatkan praktek
dokter-dokter umum yang ada di sekitar rumah mereka, dengan biaya yang
relatif lebih mahal.
Penyediaan fasilitas kesehatan yang ada di Kelurahan Nginden
Jangkungan, Kecamatan Sukolilo memang lebih didominasi oleh fasilitas
yang dimiliki oleh pihak swasta baik perorangan maupun kelompok,
sehingga biaya yang di keluarkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
kesehatannya pun memjadi mahal, jika dibandingkan dengan fasilitas
kesehatan yang disediakan pemerintah. Meski fasilitas kesehatan yang
diolah oleh pihak swasta lebih berkualitas, keterjangkauaan biaya menjadi
permasalahan tersendiri bagi masyarakat yang ada di Kelurahan Nginden
Jangkungan, Kecamatan Sukolilo.
Potensi yang berkenaan dengan fasilitas kesehatan di Kelurahan
Nginden Jangkungan, Kecamatan Sukolilo ini adalah banyaknya dokter
yang membuka praktek di Kelurahan Nginden Jangkungan sehingga
memudahakan dalam pelayanan kesehatan.
e. Kelurahan Semolowaru
Permasalahan yang berkenaan dengan fasilitas kesehatan di Kelurahan
Semolowaru, Kecamatan Sukolilo ini adalah penyebaran fasilitas kesehatan
kurang merata. Karena letak tempat prakter dokter karena masih di temukannya 2
(dua) tempat prakter dokter gigi yang berbeda tetapi bersebelahan.
Tidak ditemukannya fasilitas penunjang kesehatan seperti Puskesmas
yang ada di Kelurahan Semolowaru, Kecamatan Sukolilo.
Lokasi apotek di Kelurahan Semolowaru, Kecamatan Sukolilo terletak di
jalan utama yang ramai sehingga menghambat pengguna jalan lainnya yang

15

seringkali menimbulkan kemacetan karena pembeli tidak di sediakan lahan
parker.
Potensi yang berkenaan dengan fasilitas kesehatan di Kelurahan
Semolowaru, Kecamatan Sukolilo ini adalah banyaknya dokter spesialis yang
membuka praktek disana seperti dokter spealis hewan, dll. Serta ada rumah sakit

f. Kelurahan Medokan Semampir
Permasalahan yang berkenaan dengan fasilitas kesehatan di Kelurahan
Medokan Semampir, Kecamatan Sukolilo ini adalah penyebaran fasilitas
kesehatan yang kurang merata.

Puskesmas Pembantu Medokan Semampir

terletak di perkampungan, sehingga banyak masyarakat yang kesulitan dalam
menjangkau puskesmas. Apalagi bagi masyrakat yang lokasinya jauh dari lokasi
puskesmas.
Kurangnya peralatan medis dari fasilitas kesehatan yang ada di Kelurahan
Medokan Semampir, Kecamatan Sukolilo ini sehingga pasien harus di rujuk ke
rumah sakit atau Puskesmas pusat. Seperti pada kasus kecelakaan , tidak ada
peralatannya sehingga harus dirujuk. Hanya

untuk penanganan pertolongan

pertama bisa dilakukan di Fasilitas Kesehatan di Kelurahan Medokan Semampir,
Kecamatan Sukolilo namun untuk perawatan yang lebih lanjut harus dibawa ke
Rumah Sakit atau Puskesmas Pusat.
Mayoritas penduduk di Kelurahan Medokan Semampir, Kecamatan
Sukolilo ini mempunyai ekonomi yang menengah ke bawah, jadi apabila berobat
dan harus dirujuk ke Rumah Sakit karena mereka sering kesulitan dalam soal
biaya

dan

pada

akhirnya

tidak

mendapatkan

perawatan

intensif

untuk

penyembuhan.
Kesadaran masyarakat akan penanggulangan wabah penyakit kurang. Hal
ini dibuktikan dengan penanggulangan wabah yang tidak segera ditangani. Pada
kasus wabah demam berdarah, masyarakat melaporkan untuk mendapat
penanganan dengan segera. Namun pengaduan tersebut tidak segera dilayani,
setelah beberapa waktu yang lama barulah penanganan tersebut dilakukan. Hal
ini sangatlah tidak baik karena masalah wabah penyakit apabila tidak segera di
atasi akan berakibat yang parah pada masyarakat.
Potensi yang ada di Kelurahan Medokan Semampir yaitu aksesibilitas
menuju ke fasilitas kesehatan yang ada cukup mudah, masyarakat cukup menuju
ke jalan utama.

g. Kelurahan Klampis Ngasem

16

Permasalahan yanga ada di Kelurahan Klampis Ngasem, Kecamatan
Sukolilo ini adalah kurangnya fasilitas kesehatan umum yang tersedia
karena hanya terdapat beberapa fasilitas kesehatan yakni tempat praktek
dokter umum maupun dokter spesialis yang banyak. Itu pun harus
mengadakan janji jika ingin mendapatkan pelayanan kesehatan. Saat ini
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan harus membayar dengan uang
yang cukup mahal sebagai imbalan atas pelayanan kesehatan

yang

didapatkan.
Penyebaran dari fasilitas kesehatan yang ada di Kelurahan Klampis
Ngasem tidak merata karena hanya terpusat di daerah yang berdekatan
dengan Rumah Sakit Umum Haji sedangkan di tempat lainnya tidak
terjangkau oleh fasilitas kesehatan lainnya.
Banyak terlihat pada masyarakat yang kurang mampu masih belum
terjaga dengan baik kesehatan mereka. Sehingga apa yang kita harapkan
untuk bisa lebih baik belum bisa terwujudkan dengan maksimal.
Pembuatan kartu jaminan kesehatan untuk masyarakat yang kurang
mampu belum secara maksimal, sehingga masyarakat yang kurang
mampu belum bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dari
fasilitas kesehatan.
Potensi yang ada di lokasi studi adalah adanya rumah sakit yang selalu
buka 24 jam memudahkan penduduk yang sakit secara tiba-tiba bisa
langsung menuju rumah sakit tanpa harus menunggu keesokan harinya.
E. Proyeksi Kebutuhan Sarana dan Prasarana 5 Tahun ke Depan
Proyeksi fasilitas kesehatan adalah perhitungan matematis jumlah fasilitas
kesehatan di masa yang akan datang berdasarkan jumlah penduduk sekarang, dalam
memproyeksikan kebutuhan fasilitas kesehatan pada suatu tahun tertetntu,
dibutuhkan beberapa faktor, diantaranya :
a. Jumlah Penduduk
b. Komposisi Penduduk
c. Ukuran Kota
d. Status Administrasi Kota
Dari

beberapa

faktor

tersebut,

dalam

analisis

yang

digunakan

disini

mengguanakan jumlah penduduk sebagati data yang diolah selanjutnya disesuaikan

17

dengan setandart penyediaan fasilitas pendidikan yang berlaku. Berikut ini disajikan
terlebih dahulu jumlah penduduk dari tahun 2006 – 2010 di Kecamatan Sukolilo.
Tabel 12 Data Penduduk Kecamatan Sukolilo
Kecamatan

Tahun
2011
104.550

Sukolilo

2012
105.883

Sumber : Dispenduk dan Capil Kota Surabaya, 2012
Terkait dengan analisis kebutuhan fasilitas pendidikan dalam proyeksinya hingga di
tahun 2018 maka analisis yang digunakan disini menggunakan metode linier atau
polinomial sebab pertambahan penduduk relatif stabil sehingga metode inilah yang
dianggap sesuai untuk digunakan.
Metode linier atau polinomial digunakan dengan asumsi pertumbuhan penduduk
jumlahnya selalu konstan dari tahun ke tahun. Bentuk matematis metode linier adalah
P(t+q) = Pt + b (q)

Dimana :
P(t+q)

:

jumlah penduduk pada tahun proyeksi

Pt

:

jumlah penduduk pada tahun dasar

B

:

pertambahan penduduk rata-rata per tahun

q

:

selisih tahun proyeksi dan tahun dasar

Maka perhitungannya adalah :
P(t+q) = 104.550+ 1.333 (7)
= 113.881
Perhitungan dengan metode linier diperoleh proyeksi jumlah penduduk tahun
2014 hingga tahun 2018 sebagai berikut:
Tabel 13 Jumlah Penduduk Kecamatan Sukolilo pada tahun 2014-2018

Tahun

Jumlah
Pendudu
k

2014

108.549

Pos

Kebutuhan Fasilitas
Klinik
Puskesmas

Kesehatan

Kesehatan/

36

BKIA
11

5

Apotik

11
18

2015
2016
2017
2018

109.882
111.215
112.548
113.881

38
39
38
40

11
11
11
12

5
5
5
5

11
11
11
12

Berdasarkan hasil proyeksi penduduk dengan menggunakan metode linier
tersebut, kebutuhan fasilitas kesehatan pada tahun 2018 dan dengan mengacu pada SNI
SKBI-2.3.5.1.1987 dan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/
KPTS/M/2001 maka dapat diproyeksi sebagai berikut :
a. 1 buah Posyandu dapat melayani minimum penduduk 1.250 jiwa, maka proyeksi
kebutuhan posyandu di tahun 2018 adalah sekitar 91 posyandu.
b. 1 buah Balai Pengobatan Warga dapat melayani minimum penduduk 2500 jiwa,
maka proyeksi kebutuhan Balai Pengobatan di tahun 2018 adalah 45 Balai
Pengobatan Warga.
c. 1 buah BKIA/ Klinik Bersalin dapat melayani minimum penduduk 30.000 jiwa,
maka proyeksi kebutuhan BKIA di tahun 2018 adalah 3 BKIA.
d. 1 buah Puskesmas Pembantu dapat melayani minimum penduduk 30.000 jiwa,
maka kebutuhan Puskesmas Pembantu di tahun 2018 adalah 4 Puseksmas
pembantu.
e. 1 buah Puskesmas dapat melayani minimum penduduk 120.000 jiwa, maka
kebutuhan Puskesmas di tahun 2018 adalah 0 Puskesmas.
f.

1 buah apotik dapat melayani minimum penduduk 30.000 jiwa, maka kebutuhan
apotik di tahun 2018 adalah 3 apotik.

g. 1 buah rumah sakit dapat melayani minimum penduduk 240.000 jiwa, maka
kebutuhan rumah sakit di tahun 2018 adalah 0 rumah sakit.

19

BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1. Kesimpulan
Dari berbagai pemaparan diatas, didapat kesimpulan bahwa kesehatan merupakan
kebutuhan setiap manusia. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan / atau
tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan / atau masyarakat. Fasilitas kesehatan merupakan salah satu
sarana dan prasarana penting yang harus ada di setiap kelurahan yang berfungsi untuk
memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan medis.
Demi tercapainya peran dan fungsi fasilitas kesehatan tersebut, maka permasalahanpermasalahan yang mengganggu jalannya distribusi dan pelayanan kesehatan harus
diminimalisir sebisa mungkin.
Dari data-data fasilitas kesehatan di Kecamatan Sukolilo yang telah dipaparkan di
atas, dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Fasilitas kesehatan di Kecamatan Sukolilo distribusinya cukup merata.
2. Data Kecamatan Sukolilo jika dilihat dari fasilitas kesehatan yang tersedia, perlu
penambahan beberapa fasilitas dan peralatan penunjang demi tercapainya peran
dan fungsi dari fasilitas tersebut.
3. Lokasi fasilitas kesehatan di Kecamatan Sukolilo kurang strategis. Beberapa
fasilitas kesehatan, seperti apotek, praktek dokter gigi terletak di dalam
perumahan. Hal tersebut mempersulit aksesibilitas masyarakat yang ingin
mendapatkan pelayanan kesehatan.

-

Sarana dan prasarana kesehatan di Kecamatan Sukolilo sudah cukup memadai

-

Di Kecamatan Sukolilo memiliki Rumah Sakit yang memiliki fasilitas yang
memadai

-

Pelayanan kesehatan di terapkan secara berkelompok di setap RW agar
memudahkan dalam penanganan kesehatan, apabila masalah tersebut lebih
berat, langansung dilarikan Rumah sakit terdekat

20

4.2. Rekomendasi
-

Program kesehatan yang telah diterapkan di jalankan dengan maksimal.

-

Mengoptimalkan pelayanan kesehatan yang ada di kecamatan Sukolilo.

21

DAFTAR PUSTAKA

Surpriharjo, Rimadewi, and Rulli Pratiwi Setiawan. Prasarana Wilayah dan Kota I (PW091307). Surabaya: ITS, 2009.

Data Monografi Kelurahan Keputih lampis Ngasem
Data Monografi Kelurahan Gebang Putih
Data Monografi Kelurahan Menur Pumpungan
Data Monografi Kelurahan Nginden Jangkungan
Data Monografi Kelurahan Semolowaru
Data Monografi Kelurahan Modokan Semampir
Data Monografi Kelurahan Klampis Ngasem
Dispenduk dan Capil Kota Surabaya, 2012

Dokumen yang terkait

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

Evaluasi Kebijakan Pedagang Kaki Lima Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 6 Tahun 2008 Bab IV Dan Bab VI (Studi Kasus PKL Jl. Untung Suropati)

0 50 15

Formulasi dan Evaluasi Fisik Mikroemulsi Ekstrak Umbi Talas Jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var antiquorum) sebagai Anti-Aging

13 76 98

Representasi Pesan Verbal Kritik Sosial Dalam Film Kartun "The SpongeBob Squarepants Movie" (Analisis Semiotik Roland Barthes Mengenai Pesan Verbal Kritik Sosial Dalam Film Kartun The SpongeBob Squarepants Movie)

2 29 1

Perilaku Komunikasi Waria Di Yayasan Srikandi Pasundan (Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Komunikasi Waria di Yayasan Srikandi Pasundan di Kota Bandung)

3 50 1

Perancangan Sistem Informasi Evaluasi Training Pada PT. INTI

1 26 1

Representasi Kekerasan dalam Film Crows Zero (Analisis Semiotika John Fiske Mengenai Kekerasan dalam Film Crows Zero)

2 24 1

Evaluasi tata kelola teknologi informasi pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Indramayu menggunakan Cobit 5 Framework

1 28 1

Evaluasi Perencanaan Pembangunan Oleh Badan Perencanaan pembangunann Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Sukabumi Tahun 2009 (suatu studi di kantor Bappeda Kabupaten Sukabumi)

2 25 79

Evaluasi dan hasil belajar matematika

15 94 12