Makalah Disintegrasi Sebagai Akibat Lema
DISINTEGRASI SEBAGAI AKIBAT LEMAHNYA PEMAHAMAN
BANGSA INDONESIA MENGENAI WAWASAN NUSANTARA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Pengganti Mid Semester
Mata Kuliah Studi Masyarakat Indonesia
Oleh:
DWI PURWANTI
3301413068
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
1
DISINTEGRASI SEBAGAI AKIBAT LEMAHNYA PEMAHAMAN
BANGSA INDONESIA MENGENAI WAWASAN NUSANTARA
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai negara kesatuan pada dasarnya dapat mengandung
potensi kerawanan akibat keanekaragaman suku bangsa, bahasa, agama, ras dan
etnis golongan, hal tersebut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap potensi
timbulnya konflik sosial. Dengan semakin marak dan meluasnya konflik akhirakhir ini, merupakan suatu pertanda menurunnya rasa nasionalisme di dalam
masyarakat. Kondisi seperti ini dapat terlihat dengan meningkatnya konflik yang
bernuasa SARA, serta munculya gerakan-gerakan yang ingin memisahkan diri
dari NKRI akibat dari ketidak puasan dan perbedaan kepentingan, apabila kondisi
ini tidak dimanage dengan baik akhirnya akan berdampak pada disintegrasi
bangsa.
Masalah disintegrasi bangsa merupakan salah satu prioritas pokok dalam
program kerja kabinet gotong royong. Permasalahan ini sangat kompleks sebagai
akibat akumulasi permasalahan Ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
keamanan yang saling tumpang tindih, apabila tidak cepat dilakukan tindakantindakan bijaksana untuk menanggulangi sampai pada akar permasalahannya
maka akan menjadi problem yang berkepanjangan. Bentuk-bentuk pengumpulan
massa yang dapat menciptakan konflik horizontal maupun konflik vertikal harus
dapat diantisipasi guna mendapatkan solusi tepat dan dapat meredam segala
bentuk konflik yang terjadi. Kepemimpinan dari tingkat elit politik nasional
hingga kepemimpinan daerah sangat menentukan untuk menanggulangi konflik
pada skala dini.
Rumusan Masalah
1. Apakah disintegrasi itu?
2. Apakah yang disebut sebagai wawasan nusantara dan bagaimana
pengaruhnya bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara?
3. Bagaimana upaya untuk mengatasi disintegrasi bangsa kaitannya dengan
pembelajaran wawasan nusantara?
2
PEMBAHASAN
1.
Fenomena Disintegrasi Bangsa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, disintegrasi merupakan keadaan
tidak bersatu padu, keadaan terpecah belah atau
hilangnya keutuhan dan
persatuan bangsa hingga menimbulkan suatu perpecahan1. Perpecahan tersebut
bisa diamati dengan adanya usaha dari bagian-bagian daerah di Indonesia yang
ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bila dicermati
adanya gerakan pemisahan diri sebenarnya sering tidak berangkat dari idealisme
untuk berdiri sendiri akibat dari ketidak puasan yang mendasar dari perlakuan
pemerintah terhadap wilayah atau kelompok minoritas seperti masalah otonomi
daerah, keadilan sosial, keseimbangan pembangunan, pemerataan dan hal-hal
yang sejenis.
Kekhawatiran tentang perpecahan bangsa di tanah air dewasa ini yang
dapat digambarkan sebagai penuh konflik dan pertikaian, gelombang reformasi
yang tengah berjalan menimbulkan berbagai kecenderungan dan realitas baru.
Segala hal yang terkait dengan Orde Baru termasuk format politik dan
paradigmanya dihujat dan dibongkar. Bermunculan pula aliansi ideologi dan
politik yang ditandai dengan menjamurnya partai-partai politik baru. Seiring
dengan itu lahir sejumlah tuntutan daerah-daerah diluar Jawa agar mendapatkan
otonomi yang lebih luas atau merdeka yang dengan sendirinya makin menambah
problem, manakala diwarnai terjadinya konflik dan benturan antar etnik dengan
segala permasalahannya.
Penyebab timbulnya disintegrasi bangsa juga dapat terjadi karena
perlakuan yang tidak adil dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
khususnya pada daerah-daerah yang memiliki potensi sumber daya/kekayaan
alamnya berlimpah/ berlebih, sehingga daerah tersebut mampu menyelenggarakan
pemerintahan sendiri dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi.
Selain itu disintegrasi bangsa juga dipengaruhi oleh perkembangan politik
dewasa ini. Dalam kehidupan politik sangat terasa adanya pengaruh dari statemen
politik para elit maupun pimpinan nasional, yang sering mempengaruhi sendi1 Kamus Besar Bahasa Indonesia Luar Jaringan (Offline)
3
sendi kehidupan bangsa, sebagai akibat masih kentalnya bentuk-bentuk
primodialisme sempit dari kelompok, golongan, kedaerahan bahkan agama. Hal
ini menunjukkan bahwa para elit politik secara sadar maupun tidak sadar telah
memprovokasi masyarakat. Keterbatasan tingkat intelektual sebagian besar
masyarakat Indonesia sangat mudah terpengaruh oleh ucapan-ucapan para elitnya
sehingga dengan mudah terpicu untuk bertindak yang menjurus kearah terjadinya
kerusuhan maupun konflik antar kelompok atau golongan2.
Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pertahanan
Republik Indonesia, ada 8 faktor disintegrasi bangsa ditinjau dari asta gatra antara
lain:
1. Geografi. Indonesia yang terletak pada posisi silang dunia merupakan
letak yang sangat strategis untuk kepentingan lalu lintas perekonomian
dunia selain itu juga memiliki berbagai permasalahan yang sangat rawan
terhadap timbulnya disintegrasi bangsa. Dari ribuan pulau yang
dihubungkan oleh laut memiliki karakteristik yang berbeda-beda dengan
kondisi alamnya yang juga sangat berbeda-beda pula menyebabkan
munculnya kerawanan sosial yang disebabkan oleh perbedaan daerah
misalnya daerah yang kaya akan sumber kekayaan alamnya dengan daerah
yang kering tidak memiliki kekayaan alam dimana sumber kehidupan
sehari-hari hanya disubsidi dari pemerintah dan daerah lain atau
tergantung dari daerah lain.
2. Demografi. Jumlah penduduk yang besar, penyebaran yang tidak merata,
sempitnya lahan pertanian, kualitas SDM yang rendah berkurangnya
lapangan pekerjaan, telah mengakibatkan semakin tingginya tingkat
kemiskinankarena rendahnya tingkat pendapatan, ditambah lagi mutu
pendidikan yang masih rendah yang menyebabkan sulitnya kemampuan
bersaing dan mudah dipengaruhi oleh tokoh elit politik/intelektual untuk
mendukung kepentingan pribadi atau golongan.
3. Kekayaan Alam. Kekayaan alam Indonesia yang melimpah baik hayati
maupun non hayati akan tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi negara
Industri, walaupun belum secara keseluruhan dapat digali dan di
2 www.bappenas.go.id/index.php
4
kembangkan secara optimal namun potensi ini perlu didayagunakan dan
dipelihara sebaik-baiknya untuk kepentingan pemberdayaan masyarakat
dalam peran sertanya secara berkeadilan guna mendukung kepentingan
perekonomian nasional.
4. Ideologi. Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa Indonesia dalam
penghayatan dan pengamalannya masih belum sepenuhnya sesuai dengan
nilai-nilai dasar Pancasila, bahkan saat ini sering diperdebatkan. Ideologi
pancasila cenderung tergugah dengan adanya kelompok-kelompok tertentu
yang mengedepankan faham liberal atau kebebasan tanpa batas, demikian
pula faham keagamaan yang bersifat ekstrim baik kiri maupun kanan.
5. Politik. Berbagai masalah politik yang masih harus dipecahkan bersama
oleh bangsa Indonesia saat ini seperti diberlakukannya Otonomi daerah,
sistem multi partai, pemisahan TNI dengan Polri serta penghapusan dwi
fungsi BRI, sampai saat ini masih menjadi permasalahan yang belum
dapat diselesaikan secara tuntas karena berbagai masalah pokok inilah
yang paling rawan dengan konflik sosial berkepanjangan yang akhirnya
dapat menyebabkan timbulnya disintegrasi bangsa.
6. Ekonomi. Sistem perekonomian Indonesia yang masih mencari bentuk,
yang dapat pemberdayakan sebagian besar potensi sumber daya nasional,
serta bentuk-bentuk kemitraan dan kesejajaran yang diiringi dengan
pemberantasan terhadap KKN. Hal ini dihadapkan dengan krisis moneter
yang berkepanjangan, rendahnya tingkat pendapatan masyarakat dan
meningkatnya tingkat pengangguran serta terbatasnya lahan mata
pencaharian yang layak.
7. Sosial Budaya. Kemajemukan bangsa Indonesia memiliki tingkat
kepekaan yang tinggi dan dapat menimbulkan konflik etnis kultural. Arus
globalisasi yang mengandung berbagai nilai dan budaya dapat melahirkan
sikap pro dan kontra warga masyarakat yang terjadi adalah konflik tata
nilai.
Konflik
tata
nilai
akan
membesar
bila
masing-masing
mempertahankan tata nilainya sendiri tanpa memperhatikan yang lain.
8. Pertahanan dan Keamanan. Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara
yang terjadi saat ini menjadi bersifat multi dimensional yang berasal dari
5
dalam negeri maupun dari luar negeri, hal ini seiring dengan
perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi dan
komunikasi. Serta sarana dan prasarana pendukung didalam pengamanan
bentuk ancaman yang bersifat multi dimensional yang bersumber dari
permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya3.
Dari 8 faktor tersebut dapat dipahami betapa kompleksnya sumber permasalahan
disintegrasi di Indonesia sehingga dapat dianalisis faktor penyebabnya dikaitkan
dengan wawasan nusantara.
2. Wawasan Nusantara dan Pengaruhnya Bagi Kelangsungan Hidup Berbangsa
Dan Bernegara
Wawasan Nusantara menurut Sunarto dkk yaitu cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragamdan
bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan dengan tetap
menghargai dan menghormati kebhinekaan di dalam setiap aspek kehidupan
nasional untuk mencapai tujuan nasional Indonesia4.
Makna yang dapat ditangkap dari pengertian tersebut, bahwa Wawasan
Nusantara mengajarkan kepada kita cara pandang dan sikap yang benar terhadap
keberadaan negara dan bangsa Indonesia yang notabene diwarnai oleh berbagai
macam perbedaan, agar dalam kondisi perbedaan itu dapat mewujudkan persatuan
dan kesatuan bangsa serta dapat mencapai tujuan nasional. Adapun persatuan dan
kesatuanyang diwujudkan bukanlah persatuan dan kesatuan yang dibangun atas
penyeragaman, melainkan persatuan dan kesatuan yang dibangun dengan tetap
menghargai terdapatnya perbedaan.
Pentingnya Wawasan Nusantara Bagi Negara dan Bangsa Indonesia
3 www.bappenas.go.id/index.php
4 Sunarto, dkk. 2013 Pendidikan Kewarganegaraan. Semarang:UPT UNNES PRESS
6
Pentingnya Wawasan Nusantara Bagi Negara dan Bangsa Indonesia
sekuran-kurangnya dapat dilihat dari 2 aspek, yaitu aspek fisik geografis wilayah
Indonesia dan aspek sosio kultural masyarakat Indonesia.
Dilihat dari aspek fisik geografis, bahwa wilayah Indonesia merupakan
negara kepulauan dengan ribuan pulau besar dan kecil didalamnya. Terbawa oleh
kondisi fisik geografis tersebut, perlu disadari bahwa negara Indonesia rawan
terjadinya disintegrasi. Sepanjang sejarah , pemerintah hampir selalu dihadapkan
pada persoalan adanya daerah yang ingin memisahkan diri terutama daerah ujung
wilayah Indonesia yang jauh dari pemerintah pusat.
Sedangkan dari aspek sosio kultural, masyarakat Indonesia diwarnai oleh
berbagai macam perbedaan, baik perbedaan suku, agama, kebudayaan daerah,
bahasa dan sebagainya. Kondisi sosio kultural yang demikian menjadikan
kehidupan bangsa Indonesia yang menyimpan potensi terjadinya konflik.
Dengan kondisi fisik geografis dan kondisi sosio kultural yang demikian,
perlu cara pandang yang benar bagi segenap unsur bangsa Indonesia atas kondisi
negara dan bangsa tersebut. Cara pandang yang benar itulah yang diajarkan oleh
Wawassan Nusantara yang menyadarkan pada seluruh bangsa Indonesia agar
kondisi wilayah negara kepulauan tidak mendorong terjadinya disintegrasi.
Namun fakta dilapangan menunjukkan sebaliknya. Pada akhir-akhir ini
semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia kerap kali diuji dengan
sejumlah peristiwa yang menjurus ke arah disintegrasi bangsa. Mulai dri tawuran
antarkelompok, anarkhisme massa, terorisme dan radikalisme, kerusuhan
berdarah, gerakan separatis, fanatisme kedaerahan, dan seterusnya. Bahkan yang
belum lama ini terjadi yaitu tawuran warga antarkelompok di wilayah Lampung
Selatan yang berujung pada kematian beberapa orang warga5.
Dapat dianalis bahwa terjadinya kasus-kasus tersebut bersumber pada
berkurangnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa sebagai akibat kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai Wawasan Nusantara yang pada hakikatnya
dapat menjadi pembelajaran untuk menyatukan perbedaan dalam satu rasa yaitu
toleransi dan saling menghargai.
5 Kompasiana.Com (02 November 2012)
7
Kurangnya pengetahuan masayarakat mengenai Wawasan Nusantara dapat
dibuktikan melalui 8 aspek asta gatra yakni ditinjau dari:
1. Geografi. Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan
memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Daerah yang berpotensi untuk
memisahkan diri adalah daerah yang paling jauh dari ibu kota, atau daerah
yang besar pengaruhnya dari negara tetangga atau daerah perbatasan,
daerah yang mempunyai pengaruh global yang besar, seperti daerah
wisata, atau daerah yang memiliki kakayaan alam yang berlimpah.
2. Demografi. Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan pemerataan atau
penyebaran penduduk yang tidak merata.
3. Kekayaan Alam. Kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam dan
berlimpah namun penyebarannya tidak merata dapat menyebabkan
kemungkinan terjadinya disintegrasi bangsa, karena hal ini meliputi halhal seperti pengelolaan, pembagian hasil, pembinaan apabila terjadi
kerusakan akibat dari pengelolaan.
4. Ideologi. Akhir-akhir ini agama sering dijadikan pokok masalah didalam
terjadinya konflik di negara ini, hal ini disebabkan karena kurangnya
pemahaman terhadap agama yang dianut dan agama lain. Apabila kondisi
ini tidak ditangani dengan bijaksana pada akhirnya dapat menimbulkan
terjadinya kemungkinan disintegrasi bangsa.
5. Politik. Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk
menyulut berbagai ketidak nyamanan atau ketidak tenangan dalam
bermasyarakat dan sering mengakibatkan konflik antar masyarakat yang
berbeda
faham
apabila
tidak
ditangani
dengan
bijaksana
akan
menyebabkan konflik sosial di dalam masyarakat. Selain itu ketidak
sesuaian kebijakan-kebijakan pemerintah pusat yang diberlakukan pada
pemerintah daerah juga sering menimbulkan perbedaan kepentingan yang
akhirnya timbul konflik sosial karena dirasa ada ketidak adilan didalam
pengelolaan dan pembagian hasil atau hal-hal lain seperti perasaan
pemerintah daerah yang sudah mampu mandiri dan tidak lagi
membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat, konflik antar partai, kabinet
8
koalisi yang melemahkan ketahanan nasional dan kondisi yang tidak pasti
dan tidak adil akibat ketidak pastian hukum.
6. Ekonomi. Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin menyebabkan
sebagian besar penduduk hidup dalam taraf kemiskinan. Kesenjangan
sosial masyarakat Indonesia yang semakin lebar antara masyarakat kaya
dengan masyarakat miskin.
7. Sosial Budaya. Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia
merupakan sumber konflik. Tata nilai yang berlaku di daerah yang satu
tidak selalu sama dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering
terjadi saat ini yakni konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern
dengan kelompok yang relatif terbelakang.
8. Pertahanan Keamanan. Kemungkinan disintegrasi bangsa dilihat dari
aspek pertahanan keamanan dapat terjadi dari seluruh permasalahan aspek
asta gatra itu sendiri. Dilain pihak turunnya wibawa TNI dan Polri akibat
kesalahan dimasa lalu dimana TNI dan Polri digunakan oleh penguasa
sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaannya bukan sebagai alat
pertahanan dan keamanan negara6.
Dapat kita lihat bahwa berbagai masalah diatas merupakan bukti dari
kurangnya pemahaman masyarakat mengenai Wawasan Nusantara yang pada
dasarnya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi segala tindakan yang
nantinya mengacu pada perpecahan.
3. Upaya Untuk Mengatasi Disintegrasi Bangsa
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi disintegrasi bangsa
sebaiknya kita kembalikan lagi kepada pembelajaran Wawasan Nusantara bagi
masyarakat Indonesia dengan tujuan utama membangun dan menghidupkan
komitmen persatuan, menumbuhkan kesadaran dan kehendak untuk bersatu, serta
agar masyarakat membiasakan diri untuk selalu membangun konsensus.
Langkah konkrit yang dapat dilakukan adalah, bagi kaum pelajar dapat
dimaksimalkan pada Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam
6 www.bappenas.go.id/index.php
9
menanamkan rasa solidaritas dan cinta tanah air ataupun melalui setiap mata
pelajaran lain dengan menerapkan hiden kurikulum yang tak lain adalah
menyampaikan betapa perlunya menciptakan rasa damai dan konsensus dalam
kehidupan bermasyarakat.
Bagi masyarakat umum, dapat dilakukan dengan cara membangun
kelembagaan yang berakarkan nilai dan norma Pancasila yang menyuburkan
persatuan dan kesatuan bangsa, Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret,
tegas dan tepat dalam aspek kehidupan dan pembangunan bangsa, yang
mencerminkan keadilan bagi semua pihak, semua wilayah. Upaya bersama dan
pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang arif dan efektif.
PENUTUP
10
Simpulan
Dari hasil analisis tersebut diatas dapatlah diambil kesimpulan bahwa
disintegrasi bangsa, separatisme merupakan permasalahan kompleks, akibat
akumulasi permasalahan politik, ekonomi dan keamanan yang saling tumpang
tindih serta kurangnya pemahaman masyarakat akan Wawasan Nusantara yang
berfungsi sebagai perekat kompleksnya perbedaan di negara Indonesia. Oleh
karena itu perlu dilakukan upaya untuk menanggulangi disintegrasi secara
mendasar yakni dengan cara menumbuhkan kesadaran bangsa Indonesia menuju
persatuan, meningkatkan rasa cinta tanah air dan konsensus yang dibangun
melalui pendidikan formal maupun penentuan kebijakan oleh pemerintah.
Daftar Pustaka
11
Sunarto, dkk. 2013 Pendidikan Kewarganegaraan. Semarang:UPT UNNES
PRESS
Kamus Besar Bahasa Indonesia Luar Jaringan (Offline)
www.bappenas.go.id/index.php
Kompasiana.Com (02 November 2012)
12
BANGSA INDONESIA MENGENAI WAWASAN NUSANTARA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Pengganti Mid Semester
Mata Kuliah Studi Masyarakat Indonesia
Oleh:
DWI PURWANTI
3301413068
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
1
DISINTEGRASI SEBAGAI AKIBAT LEMAHNYA PEMAHAMAN
BANGSA INDONESIA MENGENAI WAWASAN NUSANTARA
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai negara kesatuan pada dasarnya dapat mengandung
potensi kerawanan akibat keanekaragaman suku bangsa, bahasa, agama, ras dan
etnis golongan, hal tersebut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap potensi
timbulnya konflik sosial. Dengan semakin marak dan meluasnya konflik akhirakhir ini, merupakan suatu pertanda menurunnya rasa nasionalisme di dalam
masyarakat. Kondisi seperti ini dapat terlihat dengan meningkatnya konflik yang
bernuasa SARA, serta munculya gerakan-gerakan yang ingin memisahkan diri
dari NKRI akibat dari ketidak puasan dan perbedaan kepentingan, apabila kondisi
ini tidak dimanage dengan baik akhirnya akan berdampak pada disintegrasi
bangsa.
Masalah disintegrasi bangsa merupakan salah satu prioritas pokok dalam
program kerja kabinet gotong royong. Permasalahan ini sangat kompleks sebagai
akibat akumulasi permasalahan Ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
keamanan yang saling tumpang tindih, apabila tidak cepat dilakukan tindakantindakan bijaksana untuk menanggulangi sampai pada akar permasalahannya
maka akan menjadi problem yang berkepanjangan. Bentuk-bentuk pengumpulan
massa yang dapat menciptakan konflik horizontal maupun konflik vertikal harus
dapat diantisipasi guna mendapatkan solusi tepat dan dapat meredam segala
bentuk konflik yang terjadi. Kepemimpinan dari tingkat elit politik nasional
hingga kepemimpinan daerah sangat menentukan untuk menanggulangi konflik
pada skala dini.
Rumusan Masalah
1. Apakah disintegrasi itu?
2. Apakah yang disebut sebagai wawasan nusantara dan bagaimana
pengaruhnya bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara?
3. Bagaimana upaya untuk mengatasi disintegrasi bangsa kaitannya dengan
pembelajaran wawasan nusantara?
2
PEMBAHASAN
1.
Fenomena Disintegrasi Bangsa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, disintegrasi merupakan keadaan
tidak bersatu padu, keadaan terpecah belah atau
hilangnya keutuhan dan
persatuan bangsa hingga menimbulkan suatu perpecahan1. Perpecahan tersebut
bisa diamati dengan adanya usaha dari bagian-bagian daerah di Indonesia yang
ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bila dicermati
adanya gerakan pemisahan diri sebenarnya sering tidak berangkat dari idealisme
untuk berdiri sendiri akibat dari ketidak puasan yang mendasar dari perlakuan
pemerintah terhadap wilayah atau kelompok minoritas seperti masalah otonomi
daerah, keadilan sosial, keseimbangan pembangunan, pemerataan dan hal-hal
yang sejenis.
Kekhawatiran tentang perpecahan bangsa di tanah air dewasa ini yang
dapat digambarkan sebagai penuh konflik dan pertikaian, gelombang reformasi
yang tengah berjalan menimbulkan berbagai kecenderungan dan realitas baru.
Segala hal yang terkait dengan Orde Baru termasuk format politik dan
paradigmanya dihujat dan dibongkar. Bermunculan pula aliansi ideologi dan
politik yang ditandai dengan menjamurnya partai-partai politik baru. Seiring
dengan itu lahir sejumlah tuntutan daerah-daerah diluar Jawa agar mendapatkan
otonomi yang lebih luas atau merdeka yang dengan sendirinya makin menambah
problem, manakala diwarnai terjadinya konflik dan benturan antar etnik dengan
segala permasalahannya.
Penyebab timbulnya disintegrasi bangsa juga dapat terjadi karena
perlakuan yang tidak adil dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
khususnya pada daerah-daerah yang memiliki potensi sumber daya/kekayaan
alamnya berlimpah/ berlebih, sehingga daerah tersebut mampu menyelenggarakan
pemerintahan sendiri dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi.
Selain itu disintegrasi bangsa juga dipengaruhi oleh perkembangan politik
dewasa ini. Dalam kehidupan politik sangat terasa adanya pengaruh dari statemen
politik para elit maupun pimpinan nasional, yang sering mempengaruhi sendi1 Kamus Besar Bahasa Indonesia Luar Jaringan (Offline)
3
sendi kehidupan bangsa, sebagai akibat masih kentalnya bentuk-bentuk
primodialisme sempit dari kelompok, golongan, kedaerahan bahkan agama. Hal
ini menunjukkan bahwa para elit politik secara sadar maupun tidak sadar telah
memprovokasi masyarakat. Keterbatasan tingkat intelektual sebagian besar
masyarakat Indonesia sangat mudah terpengaruh oleh ucapan-ucapan para elitnya
sehingga dengan mudah terpicu untuk bertindak yang menjurus kearah terjadinya
kerusuhan maupun konflik antar kelompok atau golongan2.
Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pertahanan
Republik Indonesia, ada 8 faktor disintegrasi bangsa ditinjau dari asta gatra antara
lain:
1. Geografi. Indonesia yang terletak pada posisi silang dunia merupakan
letak yang sangat strategis untuk kepentingan lalu lintas perekonomian
dunia selain itu juga memiliki berbagai permasalahan yang sangat rawan
terhadap timbulnya disintegrasi bangsa. Dari ribuan pulau yang
dihubungkan oleh laut memiliki karakteristik yang berbeda-beda dengan
kondisi alamnya yang juga sangat berbeda-beda pula menyebabkan
munculnya kerawanan sosial yang disebabkan oleh perbedaan daerah
misalnya daerah yang kaya akan sumber kekayaan alamnya dengan daerah
yang kering tidak memiliki kekayaan alam dimana sumber kehidupan
sehari-hari hanya disubsidi dari pemerintah dan daerah lain atau
tergantung dari daerah lain.
2. Demografi. Jumlah penduduk yang besar, penyebaran yang tidak merata,
sempitnya lahan pertanian, kualitas SDM yang rendah berkurangnya
lapangan pekerjaan, telah mengakibatkan semakin tingginya tingkat
kemiskinankarena rendahnya tingkat pendapatan, ditambah lagi mutu
pendidikan yang masih rendah yang menyebabkan sulitnya kemampuan
bersaing dan mudah dipengaruhi oleh tokoh elit politik/intelektual untuk
mendukung kepentingan pribadi atau golongan.
3. Kekayaan Alam. Kekayaan alam Indonesia yang melimpah baik hayati
maupun non hayati akan tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi negara
Industri, walaupun belum secara keseluruhan dapat digali dan di
2 www.bappenas.go.id/index.php
4
kembangkan secara optimal namun potensi ini perlu didayagunakan dan
dipelihara sebaik-baiknya untuk kepentingan pemberdayaan masyarakat
dalam peran sertanya secara berkeadilan guna mendukung kepentingan
perekonomian nasional.
4. Ideologi. Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa Indonesia dalam
penghayatan dan pengamalannya masih belum sepenuhnya sesuai dengan
nilai-nilai dasar Pancasila, bahkan saat ini sering diperdebatkan. Ideologi
pancasila cenderung tergugah dengan adanya kelompok-kelompok tertentu
yang mengedepankan faham liberal atau kebebasan tanpa batas, demikian
pula faham keagamaan yang bersifat ekstrim baik kiri maupun kanan.
5. Politik. Berbagai masalah politik yang masih harus dipecahkan bersama
oleh bangsa Indonesia saat ini seperti diberlakukannya Otonomi daerah,
sistem multi partai, pemisahan TNI dengan Polri serta penghapusan dwi
fungsi BRI, sampai saat ini masih menjadi permasalahan yang belum
dapat diselesaikan secara tuntas karena berbagai masalah pokok inilah
yang paling rawan dengan konflik sosial berkepanjangan yang akhirnya
dapat menyebabkan timbulnya disintegrasi bangsa.
6. Ekonomi. Sistem perekonomian Indonesia yang masih mencari bentuk,
yang dapat pemberdayakan sebagian besar potensi sumber daya nasional,
serta bentuk-bentuk kemitraan dan kesejajaran yang diiringi dengan
pemberantasan terhadap KKN. Hal ini dihadapkan dengan krisis moneter
yang berkepanjangan, rendahnya tingkat pendapatan masyarakat dan
meningkatnya tingkat pengangguran serta terbatasnya lahan mata
pencaharian yang layak.
7. Sosial Budaya. Kemajemukan bangsa Indonesia memiliki tingkat
kepekaan yang tinggi dan dapat menimbulkan konflik etnis kultural. Arus
globalisasi yang mengandung berbagai nilai dan budaya dapat melahirkan
sikap pro dan kontra warga masyarakat yang terjadi adalah konflik tata
nilai.
Konflik
tata
nilai
akan
membesar
bila
masing-masing
mempertahankan tata nilainya sendiri tanpa memperhatikan yang lain.
8. Pertahanan dan Keamanan. Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara
yang terjadi saat ini menjadi bersifat multi dimensional yang berasal dari
5
dalam negeri maupun dari luar negeri, hal ini seiring dengan
perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi dan
komunikasi. Serta sarana dan prasarana pendukung didalam pengamanan
bentuk ancaman yang bersifat multi dimensional yang bersumber dari
permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya3.
Dari 8 faktor tersebut dapat dipahami betapa kompleksnya sumber permasalahan
disintegrasi di Indonesia sehingga dapat dianalisis faktor penyebabnya dikaitkan
dengan wawasan nusantara.
2. Wawasan Nusantara dan Pengaruhnya Bagi Kelangsungan Hidup Berbangsa
Dan Bernegara
Wawasan Nusantara menurut Sunarto dkk yaitu cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragamdan
bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan dengan tetap
menghargai dan menghormati kebhinekaan di dalam setiap aspek kehidupan
nasional untuk mencapai tujuan nasional Indonesia4.
Makna yang dapat ditangkap dari pengertian tersebut, bahwa Wawasan
Nusantara mengajarkan kepada kita cara pandang dan sikap yang benar terhadap
keberadaan negara dan bangsa Indonesia yang notabene diwarnai oleh berbagai
macam perbedaan, agar dalam kondisi perbedaan itu dapat mewujudkan persatuan
dan kesatuan bangsa serta dapat mencapai tujuan nasional. Adapun persatuan dan
kesatuanyang diwujudkan bukanlah persatuan dan kesatuan yang dibangun atas
penyeragaman, melainkan persatuan dan kesatuan yang dibangun dengan tetap
menghargai terdapatnya perbedaan.
Pentingnya Wawasan Nusantara Bagi Negara dan Bangsa Indonesia
3 www.bappenas.go.id/index.php
4 Sunarto, dkk. 2013 Pendidikan Kewarganegaraan. Semarang:UPT UNNES PRESS
6
Pentingnya Wawasan Nusantara Bagi Negara dan Bangsa Indonesia
sekuran-kurangnya dapat dilihat dari 2 aspek, yaitu aspek fisik geografis wilayah
Indonesia dan aspek sosio kultural masyarakat Indonesia.
Dilihat dari aspek fisik geografis, bahwa wilayah Indonesia merupakan
negara kepulauan dengan ribuan pulau besar dan kecil didalamnya. Terbawa oleh
kondisi fisik geografis tersebut, perlu disadari bahwa negara Indonesia rawan
terjadinya disintegrasi. Sepanjang sejarah , pemerintah hampir selalu dihadapkan
pada persoalan adanya daerah yang ingin memisahkan diri terutama daerah ujung
wilayah Indonesia yang jauh dari pemerintah pusat.
Sedangkan dari aspek sosio kultural, masyarakat Indonesia diwarnai oleh
berbagai macam perbedaan, baik perbedaan suku, agama, kebudayaan daerah,
bahasa dan sebagainya. Kondisi sosio kultural yang demikian menjadikan
kehidupan bangsa Indonesia yang menyimpan potensi terjadinya konflik.
Dengan kondisi fisik geografis dan kondisi sosio kultural yang demikian,
perlu cara pandang yang benar bagi segenap unsur bangsa Indonesia atas kondisi
negara dan bangsa tersebut. Cara pandang yang benar itulah yang diajarkan oleh
Wawassan Nusantara yang menyadarkan pada seluruh bangsa Indonesia agar
kondisi wilayah negara kepulauan tidak mendorong terjadinya disintegrasi.
Namun fakta dilapangan menunjukkan sebaliknya. Pada akhir-akhir ini
semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia kerap kali diuji dengan
sejumlah peristiwa yang menjurus ke arah disintegrasi bangsa. Mulai dri tawuran
antarkelompok, anarkhisme massa, terorisme dan radikalisme, kerusuhan
berdarah, gerakan separatis, fanatisme kedaerahan, dan seterusnya. Bahkan yang
belum lama ini terjadi yaitu tawuran warga antarkelompok di wilayah Lampung
Selatan yang berujung pada kematian beberapa orang warga5.
Dapat dianalis bahwa terjadinya kasus-kasus tersebut bersumber pada
berkurangnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa sebagai akibat kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai Wawasan Nusantara yang pada hakikatnya
dapat menjadi pembelajaran untuk menyatukan perbedaan dalam satu rasa yaitu
toleransi dan saling menghargai.
5 Kompasiana.Com (02 November 2012)
7
Kurangnya pengetahuan masayarakat mengenai Wawasan Nusantara dapat
dibuktikan melalui 8 aspek asta gatra yakni ditinjau dari:
1. Geografi. Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan
memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Daerah yang berpotensi untuk
memisahkan diri adalah daerah yang paling jauh dari ibu kota, atau daerah
yang besar pengaruhnya dari negara tetangga atau daerah perbatasan,
daerah yang mempunyai pengaruh global yang besar, seperti daerah
wisata, atau daerah yang memiliki kakayaan alam yang berlimpah.
2. Demografi. Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan pemerataan atau
penyebaran penduduk yang tidak merata.
3. Kekayaan Alam. Kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam dan
berlimpah namun penyebarannya tidak merata dapat menyebabkan
kemungkinan terjadinya disintegrasi bangsa, karena hal ini meliputi halhal seperti pengelolaan, pembagian hasil, pembinaan apabila terjadi
kerusakan akibat dari pengelolaan.
4. Ideologi. Akhir-akhir ini agama sering dijadikan pokok masalah didalam
terjadinya konflik di negara ini, hal ini disebabkan karena kurangnya
pemahaman terhadap agama yang dianut dan agama lain. Apabila kondisi
ini tidak ditangani dengan bijaksana pada akhirnya dapat menimbulkan
terjadinya kemungkinan disintegrasi bangsa.
5. Politik. Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk
menyulut berbagai ketidak nyamanan atau ketidak tenangan dalam
bermasyarakat dan sering mengakibatkan konflik antar masyarakat yang
berbeda
faham
apabila
tidak
ditangani
dengan
bijaksana
akan
menyebabkan konflik sosial di dalam masyarakat. Selain itu ketidak
sesuaian kebijakan-kebijakan pemerintah pusat yang diberlakukan pada
pemerintah daerah juga sering menimbulkan perbedaan kepentingan yang
akhirnya timbul konflik sosial karena dirasa ada ketidak adilan didalam
pengelolaan dan pembagian hasil atau hal-hal lain seperti perasaan
pemerintah daerah yang sudah mampu mandiri dan tidak lagi
membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat, konflik antar partai, kabinet
8
koalisi yang melemahkan ketahanan nasional dan kondisi yang tidak pasti
dan tidak adil akibat ketidak pastian hukum.
6. Ekonomi. Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin menyebabkan
sebagian besar penduduk hidup dalam taraf kemiskinan. Kesenjangan
sosial masyarakat Indonesia yang semakin lebar antara masyarakat kaya
dengan masyarakat miskin.
7. Sosial Budaya. Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia
merupakan sumber konflik. Tata nilai yang berlaku di daerah yang satu
tidak selalu sama dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering
terjadi saat ini yakni konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern
dengan kelompok yang relatif terbelakang.
8. Pertahanan Keamanan. Kemungkinan disintegrasi bangsa dilihat dari
aspek pertahanan keamanan dapat terjadi dari seluruh permasalahan aspek
asta gatra itu sendiri. Dilain pihak turunnya wibawa TNI dan Polri akibat
kesalahan dimasa lalu dimana TNI dan Polri digunakan oleh penguasa
sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaannya bukan sebagai alat
pertahanan dan keamanan negara6.
Dapat kita lihat bahwa berbagai masalah diatas merupakan bukti dari
kurangnya pemahaman masyarakat mengenai Wawasan Nusantara yang pada
dasarnya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi segala tindakan yang
nantinya mengacu pada perpecahan.
3. Upaya Untuk Mengatasi Disintegrasi Bangsa
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi disintegrasi bangsa
sebaiknya kita kembalikan lagi kepada pembelajaran Wawasan Nusantara bagi
masyarakat Indonesia dengan tujuan utama membangun dan menghidupkan
komitmen persatuan, menumbuhkan kesadaran dan kehendak untuk bersatu, serta
agar masyarakat membiasakan diri untuk selalu membangun konsensus.
Langkah konkrit yang dapat dilakukan adalah, bagi kaum pelajar dapat
dimaksimalkan pada Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam
6 www.bappenas.go.id/index.php
9
menanamkan rasa solidaritas dan cinta tanah air ataupun melalui setiap mata
pelajaran lain dengan menerapkan hiden kurikulum yang tak lain adalah
menyampaikan betapa perlunya menciptakan rasa damai dan konsensus dalam
kehidupan bermasyarakat.
Bagi masyarakat umum, dapat dilakukan dengan cara membangun
kelembagaan yang berakarkan nilai dan norma Pancasila yang menyuburkan
persatuan dan kesatuan bangsa, Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret,
tegas dan tepat dalam aspek kehidupan dan pembangunan bangsa, yang
mencerminkan keadilan bagi semua pihak, semua wilayah. Upaya bersama dan
pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang arif dan efektif.
PENUTUP
10
Simpulan
Dari hasil analisis tersebut diatas dapatlah diambil kesimpulan bahwa
disintegrasi bangsa, separatisme merupakan permasalahan kompleks, akibat
akumulasi permasalahan politik, ekonomi dan keamanan yang saling tumpang
tindih serta kurangnya pemahaman masyarakat akan Wawasan Nusantara yang
berfungsi sebagai perekat kompleksnya perbedaan di negara Indonesia. Oleh
karena itu perlu dilakukan upaya untuk menanggulangi disintegrasi secara
mendasar yakni dengan cara menumbuhkan kesadaran bangsa Indonesia menuju
persatuan, meningkatkan rasa cinta tanah air dan konsensus yang dibangun
melalui pendidikan formal maupun penentuan kebijakan oleh pemerintah.
Daftar Pustaka
11
Sunarto, dkk. 2013 Pendidikan Kewarganegaraan. Semarang:UPT UNNES
PRESS
Kamus Besar Bahasa Indonesia Luar Jaringan (Offline)
www.bappenas.go.id/index.php
Kompasiana.Com (02 November 2012)
12