Model Induktif Kata Bergambar Bergambar

MAKALAH
MODEL INDUKTIF KATA BERGAMBAR

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Teori Belajar dan Pembelajaran

OLEH
ELCE PURWANDARI

DOSEN PENGAMPU: 1.

:
(06032681318015)

Prof. Chuzaimah D. Diem, MLS.,

Ed. D.
2. Dr. Riswan Jaenuddin, M. Pd.

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PASCASARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

Hal

DAFTAR ISI

……………………………

ii

1. PENDAHULUAN

……………………………

1


1.1 Latar belakang

……………………………

1

1.2 Rumusan masalah

……………………………

1

1.3 Tujuan

……………………………

1

……………………………


2

2.1 Dasar Pemikiran

……………………………

2

2.2 Perkembangan Berbahasa Siswa

……………………………

3

2.3 Proses Belajar Membaca dan Menulis

……………………………

5


……………………………

6

……………………………

6

……………………………

6

……………………………

7

……………………………

9


……………………………

9

3.1 Simpulan

……………………………

9

3.2 Saran

……………………………

10

……………………………

10


2. PEMBAHASAN

2.4

Hubungan

Membaca/

Menulis
2.5 Struktur Pengajaran
2.6 Langkah-langkah Model Induktif Kata
Bergambar
2.7 Kekuatan
Model
Bergambar
2.8 Tujuan
dan

Induktif
Manfaat


Kata
Model

Pembelajaran (Instructional)
3. PENUTUP

DAFTAR RUJUKAN

2

1. Pendahuluan
1.1Latar Belakang
Model pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar
untuk memilih strategi kegiatan belajar yang akan digunakan sepanjang proses
pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi
dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang
dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi
sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir

tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis. Berpikir induktif sebenarnya
merupakan bawaan dari lahir dan keberadaannya sudah absah, la hadir sebagai
suatu kerja revolusioner, mengingat sekolah-sekolah saat ini telah memutuskan
untuk mengajar dalam corak yang tidak absah dan acap merongrong kapasitas
bawaan sejak lahir.
Model induktif kata bergambar merupakan salah satu model belajar secara
induktif yang menggunakan media gambar atau sebuah panduan praktis dalam
pengajaran awal dari segala usia. Model Induktif Kata Bergambar dirancang untuk
memungkinkan siswa untuk segera sukses dalam kegiatan pembelajaran.. Model
induktif kata bergambar adalah sebuah penyelidikan berorientasi strategi seni
bahasa yang menggunakan gambar yang berisi benda-benda asing dan tindakan
untuk memperoleh kata-kata dari mendengarkan anak-anak dan berbicara
kosakata.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas adapun masalah yang
akan dirumuskan pada makalah ini yaitu, bagaimana penerapan
model induktif kata bergambar dalam proses pembelajaran di
kelas?
1.3Tujuan Penulisan


1

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam
penulisan makalah ini yaitu, untuk mengetahui penerapan model
induktif kata bergambar dalam proses pembelajaran di kelas.
2. Pembahasan
2.1Dasar Pemikiran
Model induktif kata bergambar (Picture-Work Inductive Model) merupakan
salah satu strategi pengajaran tambahan yang sangat menarik dan luar biasa,
utamanya dalam hal keluasan landasan dan penerapannya.
Landasan model ini selain berdasarkan pada penelitian dalam bidang baca
tulis pada umumnya bagaimana siswa mengembangkan kemampuan baca tulis
(khususnya bagaimana mereka belajar membaca dan menulis), juga berdasarkan
pada materi baca tulis dalam semua bidang kurikulum, sebagaimana
pengembangan kognitif. Pengembangan control metakognitif merupakan inti
belajar bagaimana belajar (learning how to learn) terbangun dalam suatu proses
pembelajaran.
Inti merupakan sifat atau tujuan belajar siswa saat mereka berusaha
mengostruksi pengetahuan tentang bahasa (analisis fonetik dan struktural) dan
mengembangkan keterampilan dan mengelola informasi dalam semua bidang

kurikulum. Dalam beberapa hal, strategi ini mungkin merupakan salah satu model
konstruksionis terakhir karena baca tulis umum merupakan dasar dimana bidang
baca tulis yang sesuai dengan kurikulum yang di kembangkan.
Untuk menjadi pembaca ahli, orang harus banyak membaca, mengembangkan
kosa kata, mengembangkan keterampilan dalam analisis fonektif dan stuktural,
dan belajar memahami dan memanfaatkan teks-teks yang cukup luas.
Beberapa rancangan usulan dari beberapa kajian tentang bagaiman siswa
dapat melek huruf.
1) Siswa belajar mendengarkan dan mengucapkan bahasa-bahasa yang
diucapkan pada mereka dengan cara alamiah.
2) Berpikir induktif yang sebenarnya sudah terbangun dalam otak kita.
3) Siswa mencari makna. Mereka ingin memahami dunia mereka dengan
mengola apa saja yang mereka rasakan dan hayati, dan karenanya, mereka
berusaha menjangkau bahasa sebagai sumber makna.

2

4) Interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya merupakan proses yang
alamiah dalam pergaulan. Oleh karena itu, interaksi melalui mambaca harus
dipupuk sejak dini, utamanya saat siswa atau pembaca muda berjumpa

dengan informasi-informasi dan ide-ide.
Semua ini bukanlah dimaksudkan untuk menjustifikasi bahwa membaca dan
menulis merupakan proses biologis yang alami, tetapi untuk menekankan bahwa
cara-cara alamiah yang digunakan siswa untuk mendekati pmbelajaran/proses
belajar membaca mungkin bisa dimanfaatkan.
Model induktif kata bergambar dirancang untuk menghadapi tantangan itu,
dan fondasi konseptualnya mengambarkan semacam tubuh penelitian tentang
bagaimana kemampuan baca tulis diperoleh dan mengaris bawahi beberapa model
pembelajaran yag telah kami gambarkan. Model ini cukup berguna dalam kajian
bidang ilmu sosial dan sains, focus penerapan kali ini lebih pada upaya
meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa pada tahun-tahun
pertama mereka sekolah.
Model ini dirancang untuk menjadi komponen besar kurikulum seni
berbahasa, utamanya untuk para pembaca pemula di tingkatan dasar dan di
tingkatan yang lebih tinggi. Model ini merupakan salah satu model dalam
kelompok pembelajaran memproses informasi karena fokus pedagogiknya seputar
penyusunan pelajaran-pelajaran sehingga siswa dapat meneliti bahasa, bentuk atau
teks yang lebih panjang bekerja untuk mendukung komunikasi dalam bahasa
inggris. Sebenarnya menggunakan model kata bergambar secara efektif
membutuhkan suatu kerangka rujukan penelitian terapan karena anda tidak
sekedar mengadopsi atau membeli PWIM, tapi anda meneliti teori dan alasanalasan, struktur, dan pengarunya pada siswa. Dua kajian terakhir, satu di Alberta,
Kanada, dan satu lagi di Saskatchewan, Kanada, mengambarkan kekuatan model
ini.
2.2 Perkembangan Berbahasa Siswa
Sumber pertama berasal dari perolehan bahasa siswa secara alamiah. Pada
saat itu, banyak siswa di negara-negara berkembang berumur lima tahun, namun

3

mereka telah mampu membaca, mengucapkan, dan memahami antara empat
hingga enam ribu kata, bahwa mereka mampu mengembangkan struktur sintaksis
dasar dari bahasa tersebut (Chall, 1983; Clark dan Clark, 1977 dalam Joice dkk.
2009). Mereka dapat mendengarkan sekaligus memahami kalimat-kalimat yang
rumit dan komunikasi-komunikasi yang cukup panjang. Mereka juga mampu
menghasilkan kalimat, yang meliputi preposisi dan konjungsi, dan mampu
membuat hubungan sebab akibat seperti “jika kita pergi ke toko itu sekarang, kita
masih bisa menonton Thomas saat pulang.” Perolaehan bahasa siswa secara
alamiah merupakan salah satu induksi yang menari sekali dalam budaya mereka
ke dalam perasaan kekuatan pribadi dan kepuasan yang luar biasa, khususnya saat
para pembelajar yang muda ini menerima komunikasi dan belajar menorehkan
gagasan ke dalama kata-kata.
Dalam struktur model induktif kata bergambar, siswa yang masih mudah
disajikan gambar-gambar dari pandangan-pandangan yang relatif familiar. Mereka
menghubungkan kata-kata dengan gambar itu dengan cara mengidentifikasi objek,
tindakan, dan kualitaas yang mereka kenali.
Hubungan antara benda-benda dan tindakan-tindakan dalam gambar bahasa
siswa memungkinkan mereka melakukan peralihan secara alamiah dari bahasa
tutur (yang didengar dan diucapkan) menuju bahasa tulis (dibaca dan ditulis).
Mereka melihat perubahan-perubahan ini. Mereka juga menghubungkan sesuatu
dalam gambar dengan kata dan kemudian melihat kata itu muncul dalam bentuk
cetakan. Singkatnya, mereka nantinya akan sadar bahwa kita selalu mengeja kata
itu dengan cara yang sama. Mereka mengidentifikasi seekor anjing di gambar,
melihat anjing yang ditulis, mendengarkan kata itu dieja, mengeja kata itu sendiri,
dan saat perjalanan mereka pulang dan sekolah, mereka melihat seekor anjing
tersesat di pojok jalan dan mereka akan membacanya anjing.
Dengan demikian, prinsip terpenting dari model ini adalah membangun
perkembangan kosa kata dan bentuk-bentuk sintaksis siswa serta memfasilitasi
“peralihan” dari tutur menjadi tulisan. Kesimpulannya adalahbahwa pendekatan
ini lebih berkaitan dengan perkembangan berbahasa siswa: bagaimana mereka
mampu memanfaatkan kata-kata yang telah dipelajari dan bagaimana membuat

4

hubungan-hubungan antara kata-kata itu dengan objek-objek yang ada
disekelilingnya.
2.3 Proses Belajar Membaca dan Menulis
Tidak sedikit proses-proses pembelajaran dalam model ini yang dianggap
sebagai suatu proses magis di mana siswa sudah mampu membuat hubunganhubungan antara bahasa mereka yang berkembang secara alamiah dengan tulisantulisan yang tercetak di atas kertas, tentu saja ini suatu keajaiban kognitif.
Sedangkan pemahaman kita saat ini adalah beragam jenis pembelajaran perlu
dilaksanakan agar siswa mampu membaca dan menulis dengan baik. Padahal,
sebenarnya tidak selalu begitu.
Model induktif kata gambar sebenarnya berusaha melakukan pendekatan
langsung pada perkembangan kosa kata ini. Pertama-tama, siswa diminta untuk
membaca dan mengeja kata-kata yang sudah tersebar dalam suatu gambar.
Kemudian, kata-kata ini dimasukkan dalam kartu kosa kata yang cukup lebar yang
dapat mereka lihat dan dapat dimanfaatkan guru saat pengajaran kelompok. Siswa
bisa saja mendapatkan seperangkat kartu kosa kata yang lebih kecil. Mereka
memilah-milih kata-kata ini dan “mengonsultasikannya” pada kamus bergambar
untuk mengecek pemahaman mereka dan menyegarkan makna dari kata-kata tadi.
Siswa menyimpan kartu kata-kata mereka dalam “bank kata” atau “kotak kata”
yang sudah tersedia, yang nantinya dapat mereka pergunakan kembali saat tugas
menulis kalimat dari kata-kata tersebut.
Pengembangan kosa kata merupakan saluran penting untuk peningkatan
keterampilan baca tulis (Ehri, Nunes, Stahl, & Willows). PWIM adalah salah satu
model pengajaran yang berurusan dengan upaya pengembangan ini, yang meliputi
bagaimana menyimpan kata-kata dan bagaimana memindah kata-kata tersebut ke
dalam memori jangka panjang.
Model

induktif

kata

bergambar

berusaha

mengajak

siswa

untuk

mengklasifikasi kata-kata yang baru mereka peroleh, membangun konsep-konsep
yang akan memungkinkan mereka memecahkan kata-kata yang belumpernah
mereka temukan sebelumnya.

5

Singkatnya, model induktif kata bergambar memanfaatkan kemampuan siswa
untuk berpikir secara induktif. Hal ini memungkinkan mereka membangun
generalisasi yang akan membentuk dasar analisis structural dan fonetik. Ini
berhubungan dengan kemampuan mereka dalam berpikir. Kemudian, prinsip
utama dalam model ini adalah bahwa siswa memiliki kemampuan untuk membuat
generalisasi ini yang akhirnya dapat menyingkapkan konvensi-konvensi (ber)
bahasa pada mereka.
2.4 Hubungan Membaca/Menulis
Prinsip terpenting lain dalam belajar dengan model induktif kata bergambar
adalah bahwa membaca dan menulis secara alamiah berhubungan satu sama lain
dan dapat dipelajari secara simultan, yang pada akhirnya juga dapat digunakan
secara bersamaan untuk mempercepat pertumbuhan siswa dalam penggunaan
bahasa dengan mahir dan terampil. Konsep-konsep rasional sangat penting. Jika
kata benda tunggal (singular noun) dihubungkan dengan kata kerja tunggal
(singular verb) dalam turunan, lalu apakah keduanya harus dihubungkan juga
dalam penulisan? Jika pengarang ahli menulis judul yang menjanjikan pendekatan
tertentu pada pembaca untuk memahami isi, maka penulis pemula belajar
menjanjikan isi pendekatan melalui judulnya.
2.5 Struktur Pengajaran
Setiap sesi putaran model induktif kata bergambar selalu menggunakan foto
yang besar sebagai stimulus untuk penulisan kata dan kalimat. Guru, yang bekerja
sama dengan seluruh siswa atau dengan sekelompok kecil siswa, dapat
menerapkan gerakan-gerakan perpindahan yang mencakup seluruh sesi putaran
PWIM untuk mendukung pembangunan kosa kata siswa: membentuk dan
menggunakan generalisasi analisis structural dan fonetik: pemahaman membaca
dan kata, frasa, kalimat, paragraph, dan tingkatan-tingkatan teks yang lebih
panjang, mengarang kata, kaliamat, paragraf, dan tingkatan teks yang lebih
panjang; dan mengamati dan menguji data dengan menggunakan sumber-sumber
rujukan.

6

2.6 Langkah-langkah Model Induktif Kata Bergambar
1)

Memilih gambar.

2)

Mintalah siswa mengenali apa yang mereka lihat dalam gambar.

3)

Tandai bagian gambar yang diidentifikasi. (Gambar garis dari objek atau
daerahyang diidentifikasi, mengucapkan kata, menulis kata, meminta siswa
untuk mengeja kata keras dan kemudian mengucapkannya).

4)

Membaca dan meninjau grafik gambar kata dengan suara keras.

5)

Mintalah siswa untuk membaca kata-kata (menggunakan garis-garis pada
grafik jika perlu) dan untuk mengklasifikasikan kata-kata ke dalam berbagai
kelompok. Identifikasi konsep umum (misalnya, mulai konsonan, kata-kata
berima) untuk menekankan dengan seluruh kelas.

6)

Membaca dan meninjau grafik gambar kata (mengucapkan kata,
mengejanya, mengatakannya lagi).

7)

Tambahkan kata-kata, jika diinginkan, dengan grafik gambar dan kata ke
bank kata.

8)

Mengarahkan siswa untuk menciptakan sebuah judul untuk bagan kata
gambar. Mintalah siswa memikirkan mengenai informasi tentang grafik dan
apa yang ingin mereka katakan tentang hal itu.

9)

Mintalah siswa untuk menghasilkan sebuah kalimat, kalimat, atau paragraf
tentang bagan kata gambar. Mintalah siswa untuk mengklasifikasikan
kalimat, model yang menempatkan kalimat menjadi paragraf yang baik.

10)

Membaca dan meninjau kalimat dan paragraf.

2.7 Kekuatan Model Induktif Kata Bergambar
1) Langkah-langkah dasar dari komponen stres Model Induktif Kata Bergambar
dari bunyi, tata bahasa, mekanisme, dan penggunaan.
2) Siswa mendengar kata-kata yang diucapkan dengan benar beberapa kali dan
grafik

kata

bergambar

adalah

referensi

langsung

karena

mereka

menambahkan kata-kata untuk kosakata penglihatan mereka. Guru dapat
memilih untuk menekankan hampir semua hubungan suara dan simbol
(diperkenalkan atau dibawa ke penguasaan).

7

3) Siswa mendengar dan melihat huruf yang diidentifikasi dan ditulis dengan
benar berkali-kali.
4) Siswa mendengar kata-kata yang dieja dengan benar beberapa kali dan
berpartisipasi dalam ejaan yang benar.
5) Bagan kata bergambar adalah bahan dasar untuk pelajaran Model Induktif
Kata Bergambar dan unit-unit. Grafik kata bergambar terdiri dari gambar dan
kata-kata yang diidentifikasi atau “terguncang keluar” dari gambar oleh para
siswa.
6) Grafik ini digunakan di seluruh urutan pelajaran dan merupakan sumber isi
kurikulum. Sebagai guru menulis kata-kata di atas kertas disekitar gambar,
grafik menjadi kamus bergambar.
7) Kamus ini mendukung penggunaan bahasa oleh kelas sebagai kelompok dan
sebagai individu dan kebutuhan yang akan diposting di mana siswa dapat
menggunakannya untuk mendukung mereka membaca, menulis, dan
kemandirian mereka sebagai peserta didik.
8) Menggunakan grafik untuk membantu mereka mengucapkan kata-kata
mendorong anak-anak berumur 4 atau 5 tahun untuk melihat dan
mengomentari ejaan dan struktur fonetik.
9) Sampai kata-kata adalah bagian dari kosakata penglihatan siswa, mereka
dilabuhkan oleh representasi mereka pada grafik kata bergambar.
Prinsip utama dari model induktif kata gambar adalah untuk membangun
pertumbuhan anak-anak dengan ucapan dan kata-kata yang dipahami dan bentukbentuk sintaksis dan memfasilitasi transisi untuk menulis dan membaca.
Kebanyakan anak ingin memahami bahasa di sekitar mereka dan mereka
bersemangat terlibat dalam menguak misteri. Suatu prinsip konsekuensi dari
Model Induktif Kata Bergambar adalah bahwa pendekatan menghormati
perkembangan bahasa anak- kata-kata yang digunakan dan kemampuan mereka
untuk membuat koneksi yang penting dalam proses pembelajaran dan model.
Model induktif kata bergambar mendekati pengembangan kosakata
penglihatan secara langsung. Para siswa membaca dan mengeja kata-kata yang
keluar/ dihasilkan dari gambar. Kemudian, kata-kata ini ditempatkan pada kartu

8

kata besar yang mereka bisa melihat dan guru dapat menggunakan untuk instruksi
grup. Siswa juga mendapatkan kartu-kartu kata mereka sendiri. Mereka memilah
kata-kata dan berkonsultasi dengan kamus gambar untuk memeriksa pemahaman
mereka dan menyegarkan arti dari kata kata. Para siswa menjaga kartu kata dalam
amplop, bank kata, atau kata kotak, berkonsultasi dengan mereka seperti yang
mereka inginkan dan akhirnya menggunakan kartu dan kata-kata untuk menyusun
kalimat.
2.8 Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran (Instructional)
Tujuan
1) Kapasitas mengajar sendiri.
2) Kemampuan menyeldiki (inquiry) bahasa yang diulang.
3) Keterampilan dalam membaca.
4) Kontrol yang terkonsep untuk membaca dan menulis.
Manfaat Bagi Siswa
1) Membangun kemampuan membaca dan menulis kosakata.
2) Mengklasifikasikan kata-kata dan kalimat.
3) Berpikir secara induktif.
4) Mengembangkan judul, kalimat dan paragraf tentang foto-foto mereka.
3. Penutup
3.1Simpulan
Model Induktif kata bergambar merupakan suatu model pengajaran
berorientasi penelitian yag mengarahkan siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas
yang cukup kompleks. Model ini menyediakan kurikulum multi dimensi dalam
rangka mengajar para pembaca dan penulis pemula. Penerapan utuh model ini
meliputi kesempatan-kesempatan yang digunakan oleh guru untuk memberikan
instruksi yang jelas dan kesempatan-kesempatan yang digunakan oleh siswa untuk
membentuk konsep melalui kegiatan-kegiatan induktif yang telah tersusun dengan
baik. Pada kelas-kelas pertama, dan untuk siswa-siswa yang mempelajari bahasa
inggris sebagai bahasa kedua, model ini di fokuskan untuk mengembangkan
keterampilan membaca dan menulis. Namun, ini juga merupakan model yang

9

berguna dalam mengajarkan informasi dan konsep-konsep dalam ilmu-ilmu social
untuk para siswa yang lebih tua yang sudah cukup mahir dalam membaca.
3.2Saran
Pendidik dapat memahami pengetahuan mengenai model induktif kata
bergambar, serta dapat memanfaatkannya dalam menerapkan selaku seorang
perencana/ perancang instruksional pengajaran.
DAFTAR RUJUKAN
Joice, B., Weil, M., & Calhoun, E. (2009). Models of teaching (8th ed.). Upper
Saddle River, NJ: Pearson Education, Inc.

10