PERIODISASI SASTRA ANGKATAN PUJANGGA BAR

PERIODISASI SASTRA
ANGKATAN PUJANGGA BARU (1930-an)
Oleh Kelompok 2
Nama:







Fahrisah Nurfadeliah Bahraini
Indah Sari
Fatul Hairil Sucialdi
Dwi Suci Ramadhani
Cahyani Aisyah
Iis Nuriyah

Nama Sastrawan Pujangga Baru dan Karya-karyanya
1. Sutan Takdir Ali Syahbana
a)


Tak Putus Dirundung Malang (novel, 1929)

b) Dian Tak Kunjung Padam (novel, 1932)
c)

Tebaran Mega (kumpulan sajak, 1935)

d) Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia (1936)

2.

e)

Layar Terkembang (novel, 1936)

f)

Anak Perawan di Sarang Penyamun (novel, 1940)


g) Puisi Lama (bunga rampai, 1941)
h) Puisi Baru (bunga rampai, 1946)
Amir Hamzah
a) Nyanyi Sunyi (kumpulan sajak, 1937)
b) Buah Rindu (kumpulan sajak, 1941)
c) Setanggi Timur (kumpulan sajak, 1939)
d) Bhagawad Gita (terjemahan salah satu bagian mahabarata)

3.

Armin Pane
a) Ratna. 1943 (menyadur naskah Hendrik Ibsen, Nora)
b) Djiwa Berdjiwa (puisi, 1939)
c) Djinak-Djinak Merpati ( kumpulan cerpen, Cet. I 1940)

4.

Sanusi Pane
a)


Madah Kelana (1931)

b) Kertajaya (drama, 1932)

c)

Sandhyakala Ning Majapahit (drama, 1933)

d) Manusia Baru (drama, 1940)
e)
5.

6.

Kakawin Arjuna Wiwaha (karya Mpu Kanwa, terjemahan bahasa Jawa Kuno, 1940)

Prof. Muhammad Yamin, SH
a)
b)
c)

d)

Tanah Air (kumpulan puisi, 1922)
Indonesia Tumpah Darahku (kumpulan puisi, 1928)
Menanti Surat dari Raja (sandiwara, terjemahan Rabindranath Tagore)
Di Dalam dan Di Luar Lingkungan Rumah Tangga (Terjemahan dari Rabindranath

e)
f)

Tagore)
Ken Arok dan Ken Dedes (sandiwara, 1934)
Gajah Mada (roman sejarah, 1934)

Rustam Effendi
a) Percikan Permenungan (kumpulan sajak, 1922)
b) Bebasari (sandiwara bersajak, 1922)

7.


J.E Tatengkeng
a)

8.

Hamka
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)

9.


Rindu Dendam (kumpulan sajak, 1934).

Di Bawah Lindungan Ka’bah (1938)
Di Dalam Lembah kehidupan (kumpulan cerpen, 1941)
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk (roman, 1939)
Ayahku (biografi)
Karena Fitnah (roman, 1938)
Merantau ke Deli (kisah;1939)
Tuan Direktur (1939)
Keadilan Illhi
Lembaga Budi
Lembaga Hidup
Revolusi Agama

M.R. Dajoh
a) Pahlawan Minahasa (roman; 1935)
b) Peperangan Orang Minahasa dengan Orang Spanyol (roman, 1931)
c) Syair Untuk Aih (sajak, 1935)

10. Ipih

a)

Di Dalam Lingkungan Kawat Berduri (catatan, 1941)

b) Sajak-sajak dalam majalah
11. A. Hasjmy
a) Kisah Seorang Pengembara (kumpulan sajak, 1936)
b) Dewan Sajak (kumpulan sajak, 1940)
12. Imam Supardi
a) Kintamani (roman)
b) Wishnu Wardhana (drama, 1937)

Contoh Karya Sastra Angkatan Pujangga Baru
Nikmat Hidup
Api menyal didalam kalbu,
Ganas membakar tiada beragak.
Hangus badan rasa seluruh,
Kepada penuh bersambung.
Malam mata tiada terpicing,
Gelisah duduk sepanjang hari.

Rasa dicambuk rasa didera,
Jiwa ‘ngembara tiada sentosa.
Ya Allah, ya Tuhanku
Biarlah api nyala di kalbu,
Biarlah badan hangus tertunu.

Api jangan engkau padamkan,
Mata jangan engkau picakan,
Jiwa jangan engkau lelapkan.
Kumpulan sajak Tebaran Mega, Sutan Takdir Alisyahbana

Nikmat Semata
Ketika aku tiba di puncak, bertudung lagnit cerah terbentang, dan meninjau ke lembah yang
jauh tertinggal di bawah, segarlah rasanya kembali darahku mengalir.
Kabut yang tebal menghambat pandangan menjelma sutera halus tempat suria menekatkan
emasnya.
Air deras yang tadi kurenangi, menjernih dan kudengarlah bunyinya menderu sebagai lagu
yang merdu.
Cahaya suram – menyeram di bawah pohan berganti kegembiraan hijau muda bersenda
dalam sinar kuning gemerlapan.

Dan insaflah aku, bahwa tebing yang sempit membatasi ialah jalan aku naik memuncak.
Segala di dalam lembah kilauan dan rayuan ria.
Dari tempat yang tinggi, dalam nafasMu yang segar dan sinarMu yang jernih, wahai
Tuhanku, sekaliannya nikmat semata.
Kumpulan sajak Tebaran Mega, Sutan Takdir Alisyahbana

Sinopsis Novel : Tak Putus Dirundung Malang
Buku tersebut menceritakan tentang seseorang yang tidak henti-hentinya mengalami
kepahitan hidup. Kisah tersebut berawal dari sebuah keluarga miskin di Dusun Ketahun,

Bengkulu. Keluarga tersebut beranggotakan tiga orang–seorang ayah dan dua orang anaknya.
Cerita pahit kehidupannya berawal ketika ia dan adiknya–Laminah, yang harus ditinggal mati
ayahnya. Yang sebelumnya mereka juga terlebih dahulu ditinggal mati oleh ibu mereka.
Setelah menjadi seorang yatim piatu, mereka kemudian diasuh oleh bibi mereka, Jepisah.
Bibi mereka selalu bersikap baik terhadap mereka. Pertama kali saat mereka tinggal bersama
Jepisah, mereka diperlakukan seperti anak sendiri oleh Jepisah dan suaminya–Madang. Akan
tetapi, setelah beberapa hari kemudian mereka kembali harus merasakan pahitnya kehidupan.
Suami Jepisah mulai bertingkah seenaknya sendiri terhadap mereka. Madang tidak segansegan mengeluarkan kata-kata keras dan kasar kepada mereka, bahkan memukul atau pun
menendang sekalipun. Padahal Jepisah sangat menyayangi mereka berdua.
Mereka berdua tetap bersabar sampai akhirnya sebuah kesalahpahaman menjadikan mereka

harus pergi meninggalkan bibi yang sangat mereka sayangi itu. Mereka lalu menginap di
tempat Datuk Halim dan Seripah, istrinya. Kehidupan mereka pun mulai membaik. Mereka
diperlakukan seperti seorang yatim piatu yang memang benar-benar harus disayangi dan
dikasihi. Tapi, karena merasa sudah sangat merepotkan, mereka berdua berencana untuk pergi
merantau ke kota, meninggalkan Dusun Ketahun.
Sesampainya di kota Bengkulu, tepatnya di kampung Cina, mereka dipekerjakan oleh
seorang tokeh yang memiliki sebuah toko Roti. Beberapa tahun mereka hidup dengan tenang
disana. Namun, ketenangan mereka kembali harus terusik setelah kedatangan Sarmin,
pegawai baru di toko itu. Perngai Sarmin sangat menyeramkan. Bandannya kekar berotot.
Laminah merasa sangat terganggu akan keberadaan Sarmin. Berkali-kali ia harus menangis
tersedu karena rasa takutnya terhadap Sarmin. Oleh karena itu, Mansur bertekad memberi
peringatan terhadap Sarmin. Perkelahian pun tidak dapat dielakkan lagi.
Setelah kejadian itu, Mansur beserta adiknya memutuskan untuk mencari pekerjaan ditempat
lain. Mereka pun kembali merasakan kejamnya kehidupan. Mansur harus di bawa ke kantor
polisi dan terpaksa mendekam di dalam sel setelah dituduh mencuri uang. Laminah harus
menerima kenyataan pahit itu, ia harus rela hidup sendirian tanpa saudaranya. Terlebih ia
kembali terusik oleh Darwis, temannya dulu ketika masih bekerja di toko Roti.
Keperawanannya hampir saja terenggut oleh pria tak berhati itu. Ia tidak tahan lagi akan
kehidupan pahit yang selalu dialaminya, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menyudahi
hidupnya dengan melompat dari tebing curam ke lautan luas.

Setelah sekian lama terkurung di dalam penjara. Mansur akhirnya bisa merasakan kembali
udara segar kota Bengkulu. Tak lama kemudian, kabar mengenai kematian adiknya pun
terdengar olehnya. Kini, ia hanya hidup sendiri setelah ditinggal mati ibu, ayah dan adiknya.

Ia berusaha tetap tabah mengahadapi kenyataan tersebut. Sampai akhirnya malapetaka pun
datang. Karena terlalu banyak memikirkan kehidupan yang baginya semakin kejam, fisiknya
menjadi lemah hingga akhirnya ketika sedang berlayar ia jatuh pingsan dan tenggelam ke
lautan. Jasadnya hilang entah kemana.

Roman : Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1939)
Di Negeri Batipuh Sapuluh Koto (Padang panjang) , seorang pemuda bergelar Pendekar
Sutan, kemenakan Datuk Mantari Labih, yang merupakan pewaris tunggal harta peninggalan
ibunya. Karena tak bersaudara perempuan, maka harta bendanya diurus oleh mamaknya.
Datuk Mantari labih hanya bisa menghabiskan harta tersebut, sedangkan untuk
kemenakannya tak boleh menggunakannya. Hingga suatu hari, ketika Pendekar Sutan ingin
menikah namun tak diizinkan menggunakan hartany atersebut, terjadilah pertengkaran yang
membuat Datuk Mantari labih terbunuh. Pendekar Sutan ditangkap, saat itu ia baru berusia 15
tahun. Ia dibuang ke Cilacap, kemudian dibawa ke Tanah Bugis. Karena Perang Bone,
akhirnya ia sampai di Tanah Mengkasar. Beberapa tahun berjalan, Pendekar Sutan bebas dan
menikah dengan Daeng Habibah, putri seorang penyebar agama islam keturunan Melayu.
Empat tahun kemudian, lahirlah Zainuddin.

Saat Zainuddin masih kecil, ibunya meninggal. Beberapa bulan kemudian ayahnya menyusul
ibunya. Ia diasuh Mak Base, teman ayahnya. Pada suatu hari, Zainuddin meminta izin Mak
Base untuk pergi ke Batipuh, sumbar, mencari sanak keluarganya di negeri asli ayahnya.
Dengan berat hati, Mak Base melepas Zainuddin pergi.

Sampai di Padang, Zainuddin langsung menuju Negeri Batipuh. Sesampai di sana, ia begitu
gembira, namun lama-lama kabahagiaannya itu hilang karena semuanya ternyata tak seperti
yang ia harpakan. Ia masih dianggap orang asing, dianggap orang Bugis, orang Mengkasar.
Betapa malang dirinya, karena di negeri ibunya ia juga dianggap orang asing, sementara di
Makassar dia juga dianggap orang asing karena kuatnya adat istiadat pada saat itu. Ia pun
jenuh hidup di batipuh, dan saat itulah ia bertemu Hayati, seorang gadis Minang yang

membuat hatinya gelisah, menjadikannya alasan untuk tetap hidup di sana. Berawal dari
surat-menyurat, mereka pun menjadi semakin dekat dan kahirnya saling cinta.

Kabar kedekatan mereka tersiar luas dan menjadi bahan gunjingan semua warga. Karena
keluarga Hayati merupakan keturunan terpandang, maka hal itu menjadi aib bagi keluargany,
adat istiadat mengatakan Zainuddin bukanlah orang Minangkabau, Ibunya berasal dari
Makassar. Zainuddin dipanggil oleh mamak Hayati, dengan alasan demi kemaslahatan
Hayati, mamak Hayati menyuruh Zainuddin pergi meninggalkan Batipuh.
Zainuddin pindah ke Padang Panjang (berjarak sekitar 10 km dari batipuh) dengan berat hati.
Hayati dan Zainuddin berjanji untuk saling setia dan terus berkiriman surat. Suatu hari,
Hayati datang ke Padang Panjang untuk melihat acara pacuan kuda. Ia menginap di rumah
temannya bernama Khadijah. Satu peluang untuk melepas rasa rindu pun terbayang di benak
Hayati dan Zainuddin. Namun hal itu terhalang oleh adanya pihak ketiga, yaitu Aziz, kakak
Khadijah yang juga tertarik oleh kecantikan Hayati. Karena berada dalam satu kota (Padang
Panjang) akhirnya Zainuddin dan Aziz bersaing dalam mendapatkan cinta Hayati.

Mak Base meninggal, dan mewariskan banyak harta kepada Zainuddin. Karena itu ia
akhirnya mengirim surat lamaran kepada Hayati di Batipuh.Temyata surat Zainuddin
bersamaan dengan lamaran Aziz. Zainuddin tanpa menyebutkan harta kekayaan yang
dimilikinya, akhirnya ditolak oleh ninik mamak Hayati dan menerima pinangan Aziz yang di
mata mereka lebih beradab, dan asli Minangkabau, dan Hayatipun akhirnya memilih Aziz
sebaagai suaminya. Zainuddin tak kuasa menerima penolakan tersebut. Apalagi kata
sahabatnya, Muluk, Aziz adalah seorang yang bejat moralnya. Namun apalah dayanya di
hadapan ninik mamaknya. Setelah penolakan dari Hayati, Zainuddin jatuh sakit selama dua
bulan.

Atas bantuan dan nasehat Muluk, Zainuddin dapat merubah pikirannya. Bersama Muluk,
Zainuddin pergi ke Jakarta. Di sana Zainuddin mulai menunjukkan kepandaiannya menulis.
Dengan nama samaran "Z", Zainuddin kemudian berhasil menjadi pengarang yang amat

disukai pembacanya. la mendirikan perkumpulan tonil "Andalas", dan kehidupannya telah
berubah menjadi orang terpandang karena pekerjaannya. Zainuddin melanjutkan usahanya di
Surabaya dengan mendirikan penerbitan buku-buku.

Karena pekeriaan Aziz dipindahkan ke Surabaya, Hajati pun mengikuti suaminya. Suatu kali,
Hayati mendapat sebuah undangan dari perkumpulan sandiwara yang dipimpin dan
disutradarai oleh Tuan Shabir atau "Z". Karena ajakan Hyati Aziz bersedia menonton
pertunjukkan itu. Di akhir pertunjukan baru mereka ketahui bahwa Tuan Shabir atau
"Z"adalah Zainuddin. Hubungan mereka tetap baik, juga hubungan Zainuddin dengan Aziz.

Semenjak mereka Hijrah ke Surabaya semakin lama watak asli Aziz semakin terlihat juga. Ia
suka berjudi dan main perempuan. Kehidupan perekonomian mereka makin memprihatinkan
dan terlilit banyak hutang. Mereka diusir dari kontrakan, dan mereka terpaksa menumpang di
rumah Zainuddin. Di balik kebaikan Zainuddin itu, sebenarnya dia masih sakit hati kepada
Hayati yang dulu dianggapnya pernah ingkar janji. Karena tak kuasa menanggung malu atas
kebaikan Zainuddin, setelah sebulan tinggal serumah, Aziz pergi ke Banyuwangi mencari
pekerjaan dan meninggalkan isterinya bersama Zainuddin. Sepeninggal Aziz, Zainuddin
sendiri pun jarang pulang, kecuali untuk tidur.

Beberapa hari kemudian, diperoleh kabar bahwa Aziz telah menceraikan Hayati. Melalui
surat Aziz meminta supaya Hayati hidup bersama Zainuddin. Dan kemudian datang pula
berita dari sebuah surat kabar bahwa Aziz telah bunuh diri meminum obat tidur di sebuah
hotel di Banyuwangi. Hayati juga meminta maaf kepada Zainuddin dan rela mengabdi
kepadanya. Namun karena masih merasa sakit hati, Zainuddin menyuruh Hayati pulang ke
kampung halamannya saja. Esok harinya, Hayati pulang dengan menumpang Kapal Van Der
Wijck.
Setelah Hayati pergi, barulah Zainuddin menyadari bahwa ia tak bisa hidup tanpa Hayati.
Apalagi setelah membaca surat Hayati yang bertulis “aku cinta engkau, dan kalau kumati,
adalah kematianku di dalam mengenang engkau.” Oleh sebab itulah setelah keberangkatan

Hajati ia berniat menyusul Hajati untuk dijadikan isterinya. Zainuddin kemudian menyusul
naik kereta api malam ke Jakarta.

Harapan Zainuddin temyata tak tercapai. Kapal Van Der Wijck yang ditumpangi Hajati
tenggelam di perairan dekat Tuban. Hajati tak dapat diselamatkan.

Di sebuah rumah sakit di daerah Lamongan, Zainuddin menemukan Hayati yang terbarng
lemah sambil memegangi foto Zainuddin. Dan hari itu adalah pertemuan terakhir mereka,
karena setelah Hayati berpesan kepada Zainuddin, Hayati meninggal dalam dekapan
Zainuddin. Sejak saat itu, Zainuddin menjadi pemenung. Dan tanpa disadari siapapun ia
meninggal dunia. Kata Muluk, Zainuddin meninggal karena sakit. Ia dikubur bersebaelahan
dengan pusara Hayati.

Karakteristik Karya Sastra Angkatan Pujangga Baru
1. Ciri Umum:
a) Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia modern,
b) Temanya tidak hanya tentang adat atau kawin paksa, tetapi mencakup masalah yang
kompleks, seperti emansipasi wanita, kehidupan kaum intelek, dan sebagainya.
c) Bentuk puisinya adalah puisi bebas, mementingkan keindahan bahasa, dan mulai digemari
bentuk baru yang disebut soneta, yaitu puisi dari Italia yang terdiri dari 14 baris.
d) Pengaruh barat terasa sekali, terutama dari Angkatan ’80 Belanda.
e) Aliran yang dianut adalah romantik idealisme, dan
f) Setting yang menonjol adalah masyarakat penjajahan.
2. Bentuk karya sastra angkatan pujangga baru yaitu:
a. Puisi
Ciri-ciri puisi pada angkatan pujangga baru yaitu :
1) Puisinya berbentuk puisi baru, bukan pantun dan syair lagi.
2) Bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata,

maupun rima.
3) Persajakan (rima) merupakan salah satu sarana kepuitisan utama.
4) Bahasa kiasan utama ialah perbandingan.
5) Pilihan kata-katanya diwarnai dengan kata-kata yang indah.
6) Hubungan antara kalimat jelas dan hampir tidak ada kata-kata yang ambigu.
7) Mengekspresikan perasaan, pelukisan alam yang indah, dan tentram.
Puisi baru berdasarkan isinya yaitu :
1) Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
2) Himne adalah puisi pujaan untuk tuhan, tanah air, atau pahlawan.
3) Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
4) Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.
5) Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
6) Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.
7) Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.

b. Prosa
Ciri-ciri puisi pada angkatan pujangga baru yaitu :
1) Berbentuk prosa baru yang bersifat dinamis (senantiasa berubah sesuai dengan
perkembangan masyarakat).
2) Masalah yang diangkat adalah masalah kehidupan masyarakat sehari-hari.
3) Alurnya lurus.
4) Tidak banyak sisipan-sisipan cerita sehingga alurnya menjadi lebih erat.
5) Teknik perwatakannya tidak menggunakan analisis langsung. Deskripsi fisik sudah sedikit.
6) Pusat pengisahannya menggunakan metode orang ketiga.
7) Gaya bahasanya sudah tidak menggunakan perumpamaan, pepatah, dan peribahasa.
8) Bentuknya roman, cerpen, novel, kisah, drama. Berjejak di dunia yang nyata, berdasarkan
kebenaran dan kenyataan.
9) Terutama dipengaruhi oleh kesusastraan Barat.
10) Dipengaruhi siapa pengarangnya karena dinyatakan dengan jelas, dan
11) Tertulis
Prosa baru berdasarkan isinya yaitu :
1) Roman adalah cerita yang mengisahkan pelaku utama dari kecil sampai mati, mengungkap
adat/aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail/menyeluruh, alur bercabang-

cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi
kehidupan pelaku dalam cerita tersebut. Contoh: karangan Sutan Takdir Alisjahbana: Kalah
dan Manang, Grota Azzura, Layar Terkembang, dan Dian yang Tak Kunjung Padam.
2) Riwayat adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup
pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang sejak kecil hingga
dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa atau Prof. Dr. B.I
Habibie atau Ki hajar Dewantara.
3) Otobiografi adalah karya yang berisi daftar riwayat diri sendiri.
4) Antologi adalah buku yang berisi kumpulan karya terplih beberapa orang. Contoh Laut
Biru Langit Biru karya Ayip Rosyidi.
5) Kisah adalah riwayat perjalanan seseorang yang berarti cerita rentetan kejadian kemudian
mendapat perluasan makna sehingga dapat juga berarti cerita. Contoh: Melawat ke Jabar –
Adinegoro, Catatan di Sumatera – M. Rajab.
6) Cerpen adalah suatu karangan prosa yang berisi sebuah peristiwa kehidupan manusia,
pelaku, tokoh dalam cerita tersebut. Contoh: Tamasya dengan Perahu Bugis karangan Usman.
Corat-coret di Bawah Tanah karangan Idrus.
7) Novel adalah suatu karangan prosa yang bersifat cerita yang menceritakan suatu kejadian
yang luar biasa dan kehidupan orang-orang. Contoh: Roromendut karangan YB.
Mangunwijaya.
8) Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan
memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yangs ifatnya objektif
dan menghakimi.
9) Resensi adalah pembicaraan/pertimbangan/ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.).
Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari ebrbagai aspek
seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran
tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
10) Esei adalah ulasan/kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan
pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar
tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera
pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi.

Dokumen yang terkait

ANALISIS OVEREDUCATION TERHADAP PENGHASILAN TENAGA KERJA DI INDONESIA BERDASARKAN SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2007

6 234 19

GAMBARAN STRUKTUR SOSIAL DALAM NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SUMBANGANNYA BAGI UPAYA TERCAPAINYA TUJUAN PENGAJARAN SASTRA Dl SMU

0 48 14

KAJIAN TEMA DALAM ANTOLOGI CERPEN BANTEN SUATU KETIKA DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SMP

1 51 51

INTERTEKSTUAL CERPEN “ROBOHNYA SURAU KAMI” KARYA A.A. NAVIS DENGAN “BURUNG KECIL BERSARANG DI POHON” KARYA KUNTOWIJOYO DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH

34 414 108

LAPORAN BACA KARYA SASTRA BALAI PUSTAKA

0 23 34

WARNA LOKAL DALAM KUMPULAN CERPEN PEREMPUAN DI RUMAH PANGGUNG KARYA ISBEDY STIAWAN ZS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMP

3 21 60

GAYA BAHASA RETORIS DAN KIASAN DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

23 172 81

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA CERPEN-CERPEN KARYA SISWA SMP DALAM MAJALAH HORISON DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMP

2 33 89

ANALISIS SURVIVAL FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAMA STUDI MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA ANGKATAN 2010 DENGAN METODE REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD

6 20 108

View of PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA MAHASISWA YANG PERAKTIK DI LABORATORIUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

0 0 7