Laporan Ilmu Hama Tanaman. doc

1.Tujuan
Tujuan dari Praktikum Ilmu Hama Tanaman dengan materi “Tipe Mulut Serangga dan Gejala Kerusakan Tanaman Akibat Serangan
Hama” yaitu untuk mengidentifikasi tipe mulut serangga dan dapat mendeskripsikan gejala kerusakan yang timbul pada tanaman akibat
No
dan
Gejala dan Tanda + Dokumentasi
Tipe Mulut
Gambar Hama
seranganNama
hamaIlmiah
tersebut.
2.Hasil
Nama Umum
1.
Hasil
1. Leptocorisa
acuta Walang sangit menyerang tanaman padi
Menusuk
Gambar literature
Thunberg (Hemiptera : terutama dengan merusak biji padi yang
Coreidae)


sedang

berkembang

dengan

Walang Sangit

menghisap cairan susu dari biji padi pada

Menghisap

cara

waktu fase awal pembentukan biji. Walang
sangit menghisap cairan susu dari biji
yang sedang berkembang. Akibat dari
serangan ini akan mengurangi ukuran dan
kualitas biji padi. Biji yang terkena

serangan ini akan pecah pada waktu
digiling menjadi beras karena banyak biji
yang tidak masak penuh.
Gambar literature

Gambar Dokumentasi

Sumber:http://www.ces.csiro.au
Gambar Dokumentasi

2. Oxya chinensis

Hama ini menyerang terutama di bagian Menggigit

Gambar literature

(Orthoptera: Acrididae) daun, daun terlihat rusak karena serangan mengunyah
Belalang

dari belalang tersebut, jika populasinya

banyak serta belalang sedang dalam
keadaan

kelaparan,

hama

ini

bisa

menghabiskan tanaman padi sekaligus
sampai tulang–tulang daunnya.

Gambar literature

Gambar dokumentasi

3. Erionota trhrax
(Hesperidae :


Daun

yang

diserang

ulat

biasanya Menggigit

digulung, sehingga menyerupai tabung mengunyah

Lepidoptera)

dan apabila dibuka akan ditemukan ulat

Ulat penggulung daun

didalamnya.


pisang

memotong tepi daun secara miring lalu

Ulat

yang

masih

muda

digulung hingga membentuk tabung kecil.
Di dalam gulungan ulat tesebut akan
memakan daun. Apabila daun dalam
gulungan tersebut sudah habis, maka ulat
akan berpindah ke tempat lain dan
membuat gulungan yang lebih besar.
Apabila terjadi serangan berat daun bias

habis dan tinggal pelepah daun yang
penuh dengan gulungan daun.

Gambar literatur

Gambar Literatur

Gambar Dokumentasi

Gambar Dokumentasi

4. Tetranychus sp

Gejala serangan Tetranychus sp. ditandai Meraut

(Acarina:

dengan timbulnya bercak-bercak yang Menghisap

Tetranychidae)


pada awalnya berwarna putih kekuningan

Tungau Merah

lama-kelamaan berubah seperti karat.

Gambar literatur

Bercak ini dapat meluas pada seluruh
permukaan

daun

seiring

meluasnya

serangan.
Gambar literatur


Gambar Dokumentasi

Gambar Dokumentasi

3. Pembahasan

Pada praktikum Ilmu Hama Tanaman ada 4 jenis spesies hama yang diamati terkait dengan gejala serangan dan tipe mulut
hama. Keempat jenis hama tersebut antara lain adalah Oxya chinensis, Leptocorisa acuta, Erionota thrax dan Tetranychus sp. Gejala
serangan hama pada tanaman sangat ditentukan oleh tipe alat mulutnya. Pada umumnya metode identifikasi dilakukan yaitu dengan
menggunakan kunci determinasi, mencocokkan dengan gambar, mencocokkan dengan spesimen yang sudahdiketahui namanya dan
menanyakan kepada ahlinya (taksonom) (Agus, 2008). Identifikasi berdasarkan gejala serangannya yakni dengan memperhatikan tipe
alat mulut menggigit dan mengunyah maka akan ditemukan bagian tanaman yang hilang, apakah dimakan, digerek atau atau digorok,
sedangkan kalau tipe alat mulutnya menusuk dan mengisap maka pada bagian tanaman akan ditemukan bekas tusukan stilet yang akan
menyebabkan terjadinya perubahan warna atau perubahan bentuk pada bagian tanaman yang diserangnya (Agus, 2008).
Nimfa dan imago Leptocorisa acuta mengisap bulir padi pada fase masak susu, selain itu dapat juga mengisap cairan batang
padi. Malai yang diisap menjadi hampa dan berwarna coklat kehitaman. Walang sangit mengisap cairan bilir padi dengan cara
menusukkan styletnya. Nimfa lebih aktif daripada imago, tapi imago dapat merusak lebih banyak karena hidupnya lebih lama.
Hilangnya cairan biji menyebabkan biji padi mengecil jika cairan dalam bilir tidak dihabiskan. Dalam keadaan tidak ada bulir yang
matang susu, maka dapat menyerang bulir padi yang mulai mengeras, sehingga pada saat stylet ditusukkan mengeluarkan enzim yang

dapat mencerna karbohidrat.Gejala akibat serangan Leptocorisa acuta yaitu bulir padi yang sedang matang susu menjadi hampa
karena disiap cairannya, kulit pada bekas tusukan terdapat bercak titik berwarna putih kemudian berubah menjadi coklat kehitaman
(Kalshoven, 1981). Hilangnya cairan menyebabkan biji padi menjadi kecil, tetapi jarang yang menjadi hampa karena mereka tidak
mengosongkan seluruh isi biji yang sedang tumbuh (Tjahjono dan Harahap, 1994)
Gejala serangan akibat Oxya chinensis yaitu daun-daun jagung yang digerek/dimakan mulai dari tepi daun sampai ke tengah
daun. Serangan berat helaian daun habis sehingga proses fotosintesa tidak berjalan dengan baik. Hama ini berwarna coklat kehitaman,
panjang tubuhnya dari kepala sampai abdomen lebih kurang 28 mm. Antena lebih pendek dari pada tubuh, pronotum tidak memanjang

ke belakang. Femur tungkai belakang membesar dan terdapat bercak-bercak berwarna merah. Pada abdomen terdapat tympanum
(Terry & Taufik, 2008).
Gejala serangan akibat Erionota thrax yaitu ulat yang masih muda memotong daun mulai dari tepi secara miring, lalu
digulung sehingga membentuk tabung kecil. Ulat memakan daun di dalam gulungan, apabila daun didalam gulungan habis maka ulat
akan pindah dan membentuk gulungan daun yang lebih besar Pada tingkat serangan tinggi, daun habis dan tinggal pelepah yang penuh
dengan gulungan (Hasyim dan Nakamura, 2003).
Gejala serangan akibat Tetranychus sp yaitu pada daun cassava (ketela pohon) menunjukkan adanya bintik kuning, yang
kemudian menyatu sehingga jaringan daun seluruhnya menjadi kuning dan akhirnya merah (hama merah). Tungau terlihat seperti
bercak-bercak merah (red spot) menyerupai jarum yang merayap di bagian bawah daun. Apabila tanaman cassava terserang sangat
berat, maka daun menjadi mengkerut dan akhirnya gugur akan tetapi tanaman tidak mati. Serangan tungau merah dapat merusak
karena baik nimfa maupun imago mengisap cairan dari daun, cabang muda dan buah dari inangnya. Tungau merah juga mengeluarkan
toksin pada waktu makan sehingga mengganggu proses metabolisme tanaman yang berakibat pada pengurangan serat, biji dan buah

serta menyebabkan daun menjadi kuning, kering dan akhirnya daun gugur. Pada serangan yang berat dapat menyebabkan kematian
tanaman. Cuaca dengan kombinasi suhu tinggi dan kelembaban yang rendah berkorelasi dengan meledaknya populasi tetranychid
(Huffaker et.al., 1969). Tungau ini banyak ditemukan pada bagian permukaan daun, hidup berkoloni di bawah jaring yang dibuatnya
(Silva et.al., 2009). Hama ini mengisap pada daun menyebabkan gejala klorotik pada daun dan gugur daun sehingga menurunkan buah
yang dihasilkan.

4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam praktikum specimen yang di bawa antara lain Oxya chinensis, Leptocorisa acuta, Erionota thrax dan
Tetranychus sp. Gejala kerusakan yang ditimbulkan akibat serangan hama ini berbeda-beda, karena setiap specimen
memiliki tipe mulut yang berbeda Oxya chinensis dan Erionota thrax memiliki gejala kerusakan yang hampir sama
yaitu adanya bekas gigitan di bagian tepi daun. Kesamaan gejala kerusakan ini dikarenakan kedua specimen ini
memiliki tipe mulut yang sama yaitu menggigit mengunyah. Gejala kerusakan yang diakibatkan oleh Leptocorisa acuta
yaitu bulir padi yang sedang matang susu menjadi hampa karena disiap cairannya, kulit pada bekas tusukan terdapat
bercak titik berwarna putih kemudian berubah menjadi coklat kehitaman. Leptocorisa acuta memiliki tipe mulut
menusuk menghisap sehingga menyebabkan ukuran bulir padi kecil karena dihisap cairannya. Gejala kerusakan akibat
tungau merah yaitu adanya bintik kuning, yang kemudian menyatu sehingga jaringan daun seluruhnya menjadi kuning

dan akhirnya merah (hama merah). Tungau terlihat seperti bercak-bercak merah (red spot) menyerupai jarum yang
merayap di bagian bawah daun. Tetranycus sp memiliki tipe mulut meraut menghisap sehingga gejala kerusakan

dikarenakan Tetranycus sp menghisap klorofil dari daun, sehingga warnanya berubah menjadi bintik-bintik kelabu dan
keperakan.

4.2 Saran
Semoga dengan adanya praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui gejala-gejala yang ditimbulkan akibat serangan
hama dengan berbagai tipe mulut.

DAFTAR PUSTAKA
Agus, Nurariaty. 2008. Identifikasi Hama Tanaman. Jurusan hama dan penyakit tanaman Fakultas Pertanian-Universitas Hasanuddin.
Makassar
Hasyim, A., Kamisar dan K. Nakamura. 2003. Mortalitas Stadia Pradewasa Hama Penggulung Daun Pisang Erionata thrax (L) yang
Disebabkan oleh Parasitoid. J.Hort. 13(2). hlm. 114-199.
Huffaker, C.B., Vrie M van de & J.A. McMurtry. 1969. The Ecology of Tetranychid Mites and Their Control. Ann. Rev. Entomol.
14:125-174
Kalshoven, L. G. E. 1981. Pest of Crops in Indonesia. Direvisi dan ditranslate oleh P. A. Vand der Lann. Ikhtiar Baru, Van Haeve
Jakarta.
Silva, E.A, Reis P.R., Carvalho, T.M.B and B.F. Altoe. 2009. Biology Tetranichus urticae (Acari: Tetranychidae) on Gerbera
jamesonii Bolus and Hook (Asteraceae). Braz. J. Biol. 69(4): 1121-1129
Terry, P. & M. Taufik. 2008. Inventarisasi Serangga Pemakan Gulma Dan Populasinya Pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna
sinensis L.) Di Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari. Prosiding Seminar Ilmiah dan
Pertemuan Tahunan PEI PFI XIX Komisariat Daerah Sulawesi Selatan, 5 Nopember 2008. Hal. 94–102.
Tjahjono. B dan Harahap I.S. 1994. Pengendalian Hama Penyakit Padi. Penebar Swadaya. Jakarta.

LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU HAMA TANAMAN
“Tipe Mulut Serangga dan Gejala Kerusakan Tanaman Akibat Serangan Hama”
Oleh :
Nama
NIM
Kelompok
Asisten

: Rohmatin Maula
: 135040201111137
: B2
: Munika Dwi Nurul H.

MINAT HAMA PENYAKIT TANAMAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016