LEMBAR KERJA PRAKTIKUM Penilaian Pre tes

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
Konsultasi

Konsultasi

Konsultasi

Konsultasi

Nilai

ke-1 *)

ke-2 *)

ke-3 *)

ke-4 *)

Laporan Akhir


Penilaian Pre-test


Pemahaman teori

Lulus / Gagal

Lulus / Gagal

Lulus / Gagal

Lulus / Gagal



Kesesuaian skema kerja

Lulus / Gagal

Lulus / Gagal


Lulus / Gagal

Lulus / Gagal



Kesesuaian form data pengamatan

Lulus / Gagal

Lulus / Gagal

Lulus / Gagal

Lulus / Gagal

100

90


80

60

Nilai Pre-test

Keterangan : *) lingkari salah satu pilihan yang sesuai
** )lingkari salah satu nilai terakhir waktu konsultasi

IDENTIFIKASI OBAT

KELOMPOK 1
NAMA

NIM

Edwin Widiantoro

I1C015001


Jeremy Tandy Yanuansah

I1C015009

Abdillah Hanif Al Faruqi

I1C015017

Rezky Oktovision L

I1C015025

Faizah Ashlah

I1C015033

Novi Amalia Nursyafitri

I1C015041


Luvita Nadya Ningrum

I1C015049

Nada Subuh Yatitis

I1C015053

DOSEN JAGA PRAKTIKUM: Ade Martinus, M.Sc.

LABORATORIUM KIMIA FARMASI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
2016

1. Organoleptis

5.


Senyawa Obat

Reaksi Khusus
a.

-Dilihat
-Diraba menggunakan ujung jari
-Dibau
-Dirasakan
-Dicatat
Hasil

Asetosal
-Ditambahkan 1-2 tetes FeCl3
-Dipanaskan hingga warna menjadi violet

Hasil

Atau

Asetosal

2. Kelarutan

-Ditambahkan etanol dan H 2 SO4 pekat
-Dididihkan
-Didinginkan&ditambahkan air kedalam tabung reaksi
hingga penuh

Senyawa Obat
-Dilarutkan dalam pelarut organic/anorganik

Hasil

Hasil

3. Flourosensi Dibawah UV

b.
Paracetamol


Senyawa Obat
-Dibentuk serbuk dalam larutan
-Dilihat dibawah sinar UV

-Dilarutkan 10mg zat paracetamol kedalam 10ml air
-Ditambahkan 1 tetes larutan FeCl 3
-Diamati perubahan warna

Hasil

Hasil

Atau

4. Analisis Pendahuluan
a. Golongan Karbohidrat

Paracetamol
-Ditambahkan 1ml NaOH 3N

-Dipanaskan kemudian didinginkan
-Ditambahkan 1ml asam sulfanilat&beberapa tetes
larutan nitrit
-Diamati

Sampel
-Dilarutakan pada NaOH
-Dipanaskan

Hasil

b.

Hasil

Golongan Fenol
Sampel

c.


-Ditambahkan larutan FeCl 3

Hasil

Vitamin C
 Diteteskan dengan alcohol
 Ditambah pereaksi parri
 Dibasakan dengan amoniak
Hasil

Sampel

atau

-Ditambahkan etanol
Vitamin C

Hasil

c.


 Direduksi dengan pereaksi baifoed dan luff

Golongan Anilin

Hasil

Sampel
-Ditambahkan NaOH + Etanol
-Dipanaskan

Hasil

d.

Asam Benzoat
 10 mg zat dilarutkan dalam 5ml air
 Dipanaskan kemudian disaring setelah dingin
Filtrat
 Ditambah 4-5 tetes FeCl3
Hasil

e.

Talk dan bolus







Ditambahkan Na bikarbonat, dibakar
Ditambahkan HCl hingga larut
Ditambahkan NaOH hingga alkalis
Ditambahkan titan yellow/ditambah H 2 SO4 pekat
Dididihkan kemudian dicuci dengan air
Diamati Kristal menggunakan mikroskop

f.

6.

Reaksi Penjurusan
Amilum, Gula cair,
Gula pasir, Laktosa
 Masing-masing ditambahkan Fehling A dan B,
Barfoed, dan Luff
 Dipanaskan
 Diamati perubahan yang terjadi (ada 12
pengamatan)
Hasil

TABEL PENGAMATAN
A. Uji Organoleptis
Sampel

Organoleptis
Warna

Uji

Bau

Rasa

Tekstur dan bentuk

Sub kel 1

Sub kel 2

Sub kel 1

Sub kel 2

Sub kel 1

Sub kel 2

Sub kel 1

Sub kel 2

Asam
Salisilat

Putih
mengkilat

Putih

Tdk
berbau

Tdk
berbau

Hambar

Hambar

Kasar &
Kristal

Kasar &
Kristal

Talk

Putih

Putih

Tdk
berbau

Tdk
berbau

Hambar

Hambar

Halus &
serbuk
halus

Halus &
serbuk
halus

Bolus
Alba

Putih
tulang

Putih
tulang

Tdk
berbau

Tdk
berbau

Hambar

Hambar

Halus &
serbuk
halus

Halus &
serbuk
halus

Lidokain

Putih

Putih

Tdk
berbau

Tdk
berbau

Pahit

Pahit

Kasar &
Kristal

Kasar &
Kristal

Na
benzoate

Putih
Pekat

Putih
pekat

Tdk
berbau

Tdk
berbau

Pahit

Pahit

Padat &
granul

Padat &
granul

Vitamin c

Kuning

Kuning

Tdk
berbau

Tdk
berbau

Asam

Asam

Kasar &
serbuk
kasar

Kasar &
serbuk
kasar

B. Uji Kelarutan, Flourosensi dan Pemijaran Pengarangan

Sampel
Uji

Aquades

Pelarut
Aseton

Sub kel
2
Tidak
larut
Sedikit
larut
Tidak
larut
Larut

Sub kel
1
Larut

Bolus
alba
Lidokain

Sub
kel 1
Tidak
larut
Tidak
larut
Sedikit
larut
Larut

Na
benzoat
Vitamin
C

Tidak
larut
Tidak
larut

Larut

Tidak
larut
Tidak
larut

Asam
salisilat
Talk

Sedikit
larut

C. Reaksi Pendahuluan

Sedikit
larut
Sedikit
larut
Larut

Sub kel
2
Sedikit
larut
Larut
Sedikit
larut
Sedikit
larut
Tidak
larut
Tidak
larut

N-Heksan
Sub kel
1
Tidak
larut
Tidak
larut
Tidak
larut
Tidak
larut
Tidak
larut
Tidak
larut

Sub kel
2
Larut
Tidak
larut
Tidak
larut
Tidak
larut
Tidak
larut
Tidak
larut

Flourosensi
Sub Sub
kel
kel
1
2

Pemijaran dan
pengarangan
Pemijaran

Ket

-

-

-

Organik

-

-

-

Anorganik

-

-

-

Anorganik

-

-

-

Anorganik

-

-

-

Campuran

-

-

-

Oganik

Analisis Pendahuluan
Gol Karbohidrat
[Perub. Warna]
Sub kel
Sub kel 2
1

Sampel Uji

Asam
salisilat

Bening
(-)

Tak
berwarna
(-)
Putih (-)

Talk

Bening
putih (-)

Bolus Alba

Putih
pucat (-)

Putih (-)

Lidokain

Bening
putih (-)

Na benzoate

Bening
(-)

Vit C

Cokelat
(-)

Tak
berwarna
(-)
Tak
berwarna
(-)
Kuning
(-)

Gol Fenol/Salisilat [Perub. Warna]

FeCl3

Sub kel 1
Etanol

Gol Aniline [Bau]

Sub kel 2
Etanol
FeCl3

Sub kel
1

Sub kel
2

Ungu (+)

Bening

-

Ungu
(+)

Tdk bau
(-)

Tdk bau
(-)

Putih
kuning
(-)
Putih(-)

Bening
putih (-)

Putih (-)

Coklat
muda (-)

Tdk bau
(-)

Tdk bau
(-)

Putih
Pucat(-)

-

Putih (-)

Tdk bau
(-)

Tdk bau
(-)

Orencoklat (-)

Bening
putih

-

Oren (-)

Tdk bau
(-)

Tdk bau
(-)

Oren (-)

Bening

Biru (-)

Oren (-)

Tdk bau
(-)

Tdk bau
(-)

Kuning
(-)

-

Putih (-)

Kuning
(-)

Tdk bau
(-)

Tdk bau
(-)

Bau
busuk
(+)

Bau
bususk
(+)

Paracetamol

D. Reaksi Penjurusan
Reagen
Sampel
Uji

Fehling A dan B

Barfoed

Luff

Sub kel 1

Sub kel 2

Sub kel 1

Gula
pasir

Endapan
merah

Coklatmerah

Kuning
kunyit

Sub
kel 2
Merah
bata

Gula
cair

Coklatmerah

Coklat

Coklat
kemerahan

Merah
bata

Amilum

Biru tua
menggumpal

Biru
menggumpal

Biru Muda

Biru

Laktosa

Biru bening

Biru

Coklat
kemerahan

Merah
bata

Sebelum
Pemanasan
Sub
Sub kel
kel 1
2
Biru
Biru
bening bening
++
Biru
Biru
bening bening
+++
Biru
Biru
bening bening
+
Biru
Biru

Sesudah Pemanasan
Sub kel 1

Sub kel 2

Coklat
kemerahan

Merah
bata

Coklat
kemerahan

Merah
bata

Biru
kehitaman

Biru
kehitaman

Coklatmerah
bata

Merah
bata

E. Reaksi Khusus
Sampel Uji

Hasil Terbentuk Warna
Sub Kel 1

Sub kel 2

As. Salisilat + FeCl3

Ungu

Ungu

Paracetamol + Air + FeCl3

Ungu

Ungu

Na Benzoat + Air + FeCl3

Putih tulang

Coklat kemerahan

Vitamin C + Barfoed

Coklat

Hitam

Vitamin C + Luff

Oren

Kuning

Amylum + Yodium

Ungu

Ungu

Pembahasan

Pada praktikum kali ini kita melakukan uji identifikasi obat. Uji yang kita lakukan
antara lain uji organoleptik, kelarutan, fluoresensi, pengarangan dan pemijaran, analis is
pendahuluan, reaksi penjurusan, dan reaksi kusus. Uji yang pertama yaitu uji organoleptik. Dari
uji ini didapatkan data pengamatan yang ternyata terdapat hasil yang sesuai dengan litera tur.
Namun terdapat data yang tidak sesuai yaitu pada data obat asam salisilat yang mana pada
literatur rasanya agak manis tetapi pada data praktikum rasanya hambar (Depkes RI,2014). Hal
ini disebabkan karna kurang telitinya praktikkan dalam melakukan percobaan, mungkin pada
saat praktikan mencicipi rasa dari tiap obat, praktikan tidak menbersihkan lidaya terlebih
dahulu sesudah mencicipi suatu obat, sehingga rasa dari obat yang dicicipi berikutnya menjadi
bercampur dengan rasa obat yang sebelumnya, mungkin pula dikarenakan penyimpanan dan
wadah dari obat yang tidak terlalu tepat sehingga terjadi kontak antara obat dengan udara luar
yang menyebabkan bau dan rasa obat berubah (Awan, 2010). Selain itu pada data vitamin C
yang mana pada literatur berwarna putih tetapi pada data praktikum berwarna kuning (Depkes
RI,2014). Hal ini dikarnakan warna kuning berasal dari zat pewarna yang berfungsi untuk
menutupi warna gelap saat terreduksi (Autherhoff, H dan Kovar,1987). Uji yang selanjutnya
yaitu uji fluoresensi. Prinsip dari fluoresensi adalah akan memendarkan cahaya sewaktu ada
radiasi sinar UV saja. Fluoresensi adalah pemedaran sinar pada saat suatu zat dikenai cahaya.
Hal ini karena sifat butir kristal suatu zat jika mendapat rangsangan berupa cahaya akan
langsung memancarkan cahayanya sendiri dan berhenti memancar jika rangsangan itu
dihilangkan (Autherhoff, H dan Kovar,1987). Dari percobaan didapatkan data bahwa semua
zat yang kita uji tidak berpendar oleh cahaya, hal ini tidak sesuai dengan literatur (Autherho f f,
H dan Kovar,1987). Pada literatur asam salisilat dapat terlihat menunjukkan perubahan warna
ketika diletakkan di bawah lampu ultraviolet (Autherhoff, H dan Kovar,1987). Hal ini mungk in
disebabkan karna zat yang kita uji tidak dibuat dalam larutan. (Autherhoff, H dan Kovar,1987).
Pada data uji kelarutan, terdapat perbedaan antara literatur dan hasil pengamatan. Salah satunya
pada percobaan NA-benzoat dan Vit C. Menurut literatur (FI Ed V), keduannya mudah larut
dalam air, karena merupakan senyawa polar,namun pada P2 menunjukan hasil sebaliknya,

kemungkinan disebabkan praktikan terlalu banyak melarutkan zat tersebut hingga lewat jenuh,
sehingga menjadi tidak dapat terlarut. Sedangkan pada asam salisilat, praktikan terlalu banyak
memberi pelarut N-heksan, sehingga asam salisilat yang semi polar menjadi larut pada pelarut
non polar. Pada uji pengarangan, didapat hasil bahwa vit C, asam salisilat dan amilum
merupakan senyawa organik, ditandai dengan terbentuknya arang hitam hasil pembakaran
disebabkan senyawa tersebut memiliki atom karbon. Sedangkan pada pemijaran, Na-Benzoat
menghasilkan pijaran api berwarna kuning, disebabkan adanya elemen logam dari kation Na+
.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui senyawa obat yang kita uji termasuk
golongan karbohidrat, fenol/salisilat atau termasuk golongan anilin. Adapun senyawa obat
yang diuji adalah Bolus Alba, Asam Salisilat, Vitamin C, Lidokain, Talkum, dan Natrium
Benzoat. Untuk mengetahui termasuk golongan mana senyawa obat tersebut berikut prosedur
pengujian berdasarkan golongannya. Analisis golongan karbohidrat dilakukan dengan cara
senyawa menambahkan larutan NaOH, kemudian dipanaskan akan terjadi warna kuning.
Setelah dilakukan percobaan, tidak ada senyawa obat yang termasuk dalam golongan
karbohidrat. Hal ini sesuai dengan literatur, karena memang tidak ada senyawa obat yang
tergolong dalam senyawa obat (Depkes RI, 1995). Analisis golongan fenol/salisilat dilakukan
dengan cara menambahkan larutan FeCl3 pada senyawa obat sehingga terjadi warna ungu-bir u.
Setelah dilakukan percobaan, senyawa obat yang positif menimbulkan warna tersebut yaitu
asam salisilat. Hal ini sesuai dengan literatur asam salisilat termasuk golongan fenol, yakni
pada pemeriksaan kualitatif, reaksi besi (III) klorida memberikan warna ungu (Auterhoof dan
Kovar, 1987). Terbentuknya senyawa kompleks antara Fe+3 dengan fenol. Fenol memilik i
gugus hidroksil yang terikat pada rantai karbon tak jenuh sehingga dapat bereaksi dengan besi
(III) klorida (Sudjadi dan Rohman, 2004). Warna ini disebabkan oleh adanya transisi elektronik
dari kompleks tersebut. Dimana kompleks ini menunjukkan warna komplementernya karena
atom pusatnya memiliki orbital d yang masih belum terisi penuh elektron. Adanya orbital d
yang belum terisi penuh ini menyebabkan kemungkinan terjadinya transisi elektronik dari
orbital d yang tingkat energinya lebih rendah ke orbital d yang tingkat energinya tinggi. Dan
banyaknya pasangan elektron bebas pada senyawa tersebut sehingga dapat membentuk
senyawa kompleks. Struktur kompleks ini adalah oktahedral (Banerjee, S., Haldar,B.C., 1950).
Adapun reaksi pembentukan senyawa kompleks yaitu

Reaksi ini disebut reaksi uji besi (III) klorida Fecl3. Analisis golongan anilin dilakukan dengan
cara menambahkan NaOH dan etanol pada suatu senyawa, kemudian dipanaskan untuk
mempercepat reaksi karena dapat menurunkan energi aktivasi dan adanya pelepasan gas
amonia sehingga akan tercium bau busuk (bau isonitril) yang menandakan adanya turunan
amina aromatis (reaksi isonitril). Setelah dilakukan percobaan, senyawa obat yang positif

menimbulkan bau busuk yaitu Paracetamol. Sehingga dapat dikatakan paracetamol termasuk
senyawa golongan anilin. Hal ini sesuai dengan literatur (Depkes, 1995).
Reaksi penjurusan pada praktikum kali ini menggunakan reagen Fehling A dan B,
Barfoed, luff untuk membedakan adanya laktosa dan glukosa serta kandungan gula terduksi
monosakarida atau disakarida (Keenan,1986). Sampel yang digunakan yaitu gula pasir, gula
cair, amilum, dan laktosa. Masing-masing sampel diuji menggunakan fehling A dan B
kemudian dipanaskan. Gula pasir, gula cair dan laktosa menghasilkan warna coklat bata-merah
bata yang positif terhadap pereaksi fehling karena ion Cu2+ pada fehling direduksi menjadi ion
Cu+ yang dalam suasana basa berubah menjadi warna coklat-merah bata. Amilum dihasilka n
endapan biru yang negative terhadap pereaksi fehling karena amilum merupakan polisakarida
yang tidak dapat bereaksi positif dengan fehling. Amilum bukan gula pereduksi dan tidak
memiliki gugus aldehid dan keton bebas sehingga tidak terjadi oksidasi antara amilum+fehling.
Uji fehling pada sub kelompok 2 dihasilkan perubahan yang tidak jauh berbeda. Pada uji
barfoed gula pasir dan gula cair menghasilkan endapan merah dan warna coklat kemerahan
setelah diberi pereaksi barfoed dan dipanaskan hal tersebut sesuai dengan literatur bahwa uji
barfoed positif dengan terbentuknya endapan merah. Larutan berfoed akan bereaksi dengan
gula monosakarida pereduksi sehingga menghasilkan endapan merah (Sudarmadji,2010).
Amilum dan laktosa pada uji barfoed menghasilkan biru tua setelah ditambah pereaksi barfoed
dan dipanaskan. Hal tersebut menujukan bahwa amilum dan laktosa bukan gula pereduksi
karena tidak ada endapan merah yang dihasilkan. Uji Luff bertujuan untuk menguji adanya
gula pereduksi yang memiliki gugus aldehid. Reaksi positif pada uji luff ditandai dengan
adanya endapan merah. Senyawa yang positif pada uji luff adalah gula pasir, gula cair dan
laktosa. Reaksi yang terjadi adalah :

Reaksi khusus untuk mengidentifikasi parasetamol dengan dilarutkan dalam air dan
ditambah FeCl3 menghasilkan warna ungu hasil tersebut sesuai dengan literatur . Warna ungu
tersebut dapat muncul karena terbentuknya kompleks antara gugus hidroksil dengan ion besi
(Aman, 2012) seperti pada gambar berikut :

Identifikasi amilum dengan larutan yodium menghasilkan warna ungu, hasil sesuai dengan
literatur bahwa identifikasi amilum dengan iodum terjadi warna biru tua higga ungu (DepKes
RI,1995). Warna ungu tersebut terbentuk dari perbedaan tingkat energi antara amilum dan
yodium. Amilum merupakan molekul yang memiliki banyak percabangan glukosa. Apabila
ada yodium yang terjebak dalam kumparan molekul beta amilosa maka akan terjadi perubahan

susunan elektron pada amilosa. Perbedaan tingkat energi antara amilum dan yodium menyerap
cahaya tampak dan membentuk kompleks warna ungu.

Identifikasi vitamin c dengan reagen barfoed menghasilkan warna hitam, hasil tersebut tidak
sesuai dengan literature yang menyebutkan bahwa hasil positif reaksi dengan pereaksi barfoed
adalah membentuk endapan merah bata. Pada dasarnya reagen barfoed adalah reagen untuk
mengidentifikasi karbohirat. Ketika barfoed reagen dicampur dengan larutan monosakarida
atau disakarida, dan dipanaskan dalam air panas, mereka bereaksi dan terbentuk endapan kristal
. Tembaga asetat yang hadir dalam reagen barfoed ini dikonversi ke oksida tembaga dan
memberikan bata endapan merah saat bereaksi dengan monosakarida atau disaccharides
(Bucke,1999). struktur yang mirip antara karbohidrat dengan vitamin c yaitu mengandung atom
C,H, dan O dapat menjadi alasan pemilihan reagen barfoed ini. Uji kualitatif asam askorbat
dengan reagen luff tidak jauh berbeda, reagen tersebut untuk identifikasi adanya gugus aldehid
(Bucke,1999). Hasil positif pada reagen luff akan menghasikan warna endapan merah bata.
Pada reaksi tersebut terjadi reduksi CuO menjadi Cu2 O. Cu2 O ini kemudian membentuk
endapan merah bata. Dan hasil praktikum ini tidak sesuai literature karena menghasilkan warna
kuning padahal seharusnya terjadi warna merah bata karena dalam vitamin c terapat gugus
aldehid. Perbedaan hasil kemungkinan karena tanpa proses pemanasan. Asam salisilat yang
direaksikan dengan FeCl3 menghasilkan warna violet karena terjadi reaksi gugus fenol yang
terdapat pada asam salisilat dengan FeCl3 yang membentuk kompleks dengan ion besi (III)
yaitu Fe[Fe(OPh)6] dan hasil percobaan sesuai dengan literatur (Banerjee, S., Haldar,B.C.,
1950).Filtrat dari larutan natrium benzoate dalam air yang ditambahkan FeCl3 terdapat endapan
coklat. Hal ini sesuai dengan literature yang ada (Depkes RI, 1979)
Kesimpulan

1.
2.
3.
4.

Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum kali ini adalah
Uji organoleptik, kelarutan, flourosensi, pemijaran dan pengarangan merupakan uji yang
dilakukan untuk mengidentifikasi zat berdasarkan sifat fisika dan bukan melalui reaksi
Uji pendahuluan bertujuan untuk menentukan golongan senyawa yang diuji karena
setiap golongan memiliki struktur kimia yang berbeda dengan golongan lain
Uji penjurusan menggunakan fehling A dan B, barfoed, dan luff digunakan membedakan
adanya laktosa dan glukosa serta kandungan gula tereduksi monosakarida atau disakarida
Uji reaksi khusus merupakan uji yang spesifik terhadap zat tertentu sehingga prosedur
tiap reaksi khusus berbeda satu dan yang lain

Daftar Pustaka
Aman,tehseen.2012. Determination of two analgesics (acetyl salicylic acid and
acetaminophen) by a single chromogenic reagent, International Journal of
Pharmaceutical Sciences Review and Research p 132.
Auterhoff, H., dan Kovark., 1987, Identifikasi Obat, Bandung, Penerbit ITB.
Awan,
2010,
Konsep
Dasar
Analisis
Kualitatif
dan
Kuantitatif,
http://awanl.blogspot.com/2010/11/konsep-dasar-analisis-kualitatif-dan.html,
diakses
pada 23 September 2016
Banerjee, S., Haldar,B.C., 1950, Constitution of ferri-phenol complex in solution, Nature,
165, 1012.
Bucke,Christopher.1999.Carbohydrate Biotechnology Protocol.New Jersey. Humana Press.
Diakses dari https://books.google.co.id pada 23 september 2016
Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Depkes RI, 2014, Farmakope Indonesia Edisi Kelima, Jakarta, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
Depkes, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Jakarta, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Keenan, Kleinfelter. 1986. Kimia OrganikJilid 2. Jakarta. Erlangga
Sudarmadji, Slamet, 2010. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta : Liberty
Yogyakarta
Sudjadi dan Rohman, A, 2004, Analisa Obat dan Makanan, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.