Ayat tanggung jawab orang tua B.docx
Ayat – Ayat tentang Tanggung
Jawab Orang Tua
“Ditujukan untuk memenuhi tugas”
Mata Kuliah
Dosen
Jurusan
: Tafsir Tarbawi
:Dra.Hj.Anida.MA
: Tarbiyah - PAI (III-B)
Di susun Oleh
Kelompok 8 ( Delapan )
- Dwi Indah Kurnia
- Imam Al-Hafiz
- M.Afandi
- Nike Andayani
- Siti Hartina
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JAM’IYAH
MAHMUDIYAH TANJUNG PURA - LANGKAT
TAHUN PERIODE : 2016- 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt karena berkat rahmat Nya
penyusunan
makalah
ini
merupakan makalah Tafsir
Tanggung Jawab Orang Tua
dapat
diselesaikan.Makalah
ini
yang membahas “Ayat – Ayat tentang
”.Secara khusus pembahasan dalam
makalah ini diatur sedemikian rupa sehingga materi yang
disampaikan sesuai dengan mata kuliah. Dalam penyusunan
tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan
orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi .
oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu
dosen mata kuliah Tafsir
Tarbawi Ibu Dra.Hj.Anida,Ma
yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga
kami termotivasi dan menyelesaikan tugas makalah ini.
2. Orang tua, teman dan kerabat yang telah turut membantu,
membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas
makalah ini selesai.
Kami sadar, bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat
banyak kesalahan.Untuk itu kami meminta maaf apabila ada
kekurangan. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca guna meningkatkan kualitas makalah penulis
selanjutnya. Kebenaran dan kesempurnaan hanya Allah-lah yang
punya dan maha kuasa .Harapan kami, semoga makalah yang
sederhana ini, dapat memberikan manfaat tersendiri bagi
generasi muda islam yang akan datang, khususnya dalam bidang
Tafsir.
i
Tanjung Pura, November, 2016
Tim Penyusun
Kelompok 8 (Delapan)
DAFTAR IS
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Teks Ayat dan Terjemahan Q.S. At Tahrim ayat 6.......................................2
B. Isi Kandungan Q.S. At Tahrim ayat 6...........................................................2
C. Nilai – Nilai Pendidikan................................................................................5
D. Analisis Ayat Q.S. At Tahrim ayat 6............................................................8
ii
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................9
A. Kesimpulan...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-qur’an adalah firman allah SWT yang wajib kita pelajari dan kita
ketahui, karena al-qur’an adalah petunjuk bagi orang islam, jadi jika kita ingin
kejalan yang benar / lurus maka kita harus mengunakan petunjuk, dan untuk
mendapatkan petunjuk kita harus mencarinya dengan cara belajar.
Al-qur’an adalah salah satu sumber hukum dan dalil hukum, Al-qur’an juga
merupakan sumber dari ilmu pengetahuan, dan disini kami akan mencoba
menerangkan ayat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan / pendidikan,
yaitu ayat ke 6 dari surat at-tahrim, kita semua tau bahwa pendidikan itu sangat
penting, agar akhlak, prilaku, sifat, dan pikiran kita menjadi baik dan lebih baik,
Ada pepatah yang mengatakan “tuntutlah ilmu sampai ke negri cina” ini
menunjukkan betapa pentingnya pendidikan, walaupun harus bersusah payah,
harus menempuh jarak yang jauh, akan tetapi nantinya kita akan merasakan
sendiri manisnya hasil dari semua itu, jadi teruslah belajar dan belaja
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Surat At Tahrim ayat 6 dan terjemahan?
b. Apa isi kandungan Surat At Tahrim ayat 6?
c. Apa nilai pendidikan yang terkandung Surat At Tahrim ayat 6?
C. Tujuan Pembahasan
a. Untuk mengetahui Surat At Tahrim ayat 6 dan terjemahan.
b. Untuk mengetahui isi kandungan Surat At Tahrim ayat 6.
c.
Untuk mengetahui nilai pendidikan yang terkandung Surat At Tahrim ayat.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teks Ayat dan Terjemahan Q.S. At Tahrim ayat 6
ٌيَا أَيهَُا الّ ِذينَ آ َمنُوا قُوا أَ ْنفُ َس ُك ْم َوأَ ْهلِي ُك ْم نَارًا َوقُو ُدهَا النّاسُ َو ْال ِح َجا َرةُ َعلَ ْيَُا َم َلئِ َكةٌ ِغ َلظ
ّ َِشدَا ٌد َل يَ ْعصُون
َاَ َما أَ َم َرهُ ْم َويَ ْف َعلُونَ َما ي ُْؤ َمرُون
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikatmalaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya
kepada
mereka
dan selalu
mengerjakan
apa
yang
diperintahkan.
Ayat diatas memberi tuntunan kepada kaum beriman bahwa : Hai orangorang yang beriman, peliharalah diri kamu, antara lain dengan meneladani Nabi
dan pelihara juga keluarga kamu yakni istri, anak-anak, dan seluruh yang berada
di bawah tanggung jawab kamu dengan mendidik dan membimbing mereka agar
kamu semua terhindar dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusiamanusia yang kafir dan juga batu-batu antara lain yang dijadikan berhala-berhala.
Di atasnya yakni yang menangani neraka itu dan bertugas menyiksa penghunipenghuninya adalah malaikat-malaikat yang kasar-kasar hati dan perlakuannya.1
Yang keras-keras perlakuannya dalam melaksanakan tugas penyiksaan,
yang tidak mendurhakai Allah menyangkut apa yang Dia perintahkan kepada
mereka sehingga siksa yang mereka jatuhkan –kendati mereka kasar- tidak kurang
dan tidak juga berlebih dari apa yang diperintahkan Allah, yakni sesuai dengan
dosa dan kesalahan masing-masing penghuni neraka dan mereka juga senantiasa
dan diri saat ke saat mengerjakan dengan mudah apa yang diperintahkan Allah
kepada mereka.
1
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Tafsirnya(Jakarta, Lentera
abadi,2010) juz 11, hlm. 545-546
2
B. Isi Kandungan Q.S. At Tahrim ayat 6
Diriwayatkan bahwa ketika ayat keenam ini turun, Umar berkata: “waha
Rosulullah, kami sudah menjaga diri kami, dan bagaimana menjaga keluarga
kami?” Rosulullah menjawab: “larang mereka mengerjakan apa yang kamu
dilarang mengerjakannya dan perintahkanlah mereka melakukan apa yang Allah
perintahkan kepadamu melakukannya. Begitulah caranya meluputkan mereka dari
api neraka. Neraka itu dijaga oleh malaikat yang kasar dan keras yang
pemimpinnya
berjumlah
Sembilan
belas
malaikat,
mereka
dikuasakan
mengadakan penyiksaan dari dalam neraka, tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkanNya kepadanya.
Ada pula tafsir lain yang menjelaskan, bahwa pada ayat tersebut terdapat
kata ‘qu anfusakum’ yang berarti buatlah sesuatu yang dapat menjadi penghalang
siksaan api neraka dengan cara menjauhkan perbuatan maksiat, memperkuat diri
agar tidak mengikuti hawa nafsu, dan senantiasa taat menjalankan perintah Allah.
Selanjutnya “wa Ahlikum”, maksudnya adalah keluargamu yang terdiri dari istri,
anak, pembantu budak dan di perintahkan kepada mereka agar menjaganya
dengan cara memberikan bimbingan, nasehat dan pendidikan kepada mereka. Hal
ini sejalan dengan Hadist Rasulullah yang di riwayatkan oleh Ibn Al Munzir, Al
Hakim, oleh riwayat laen dari Ali RA ketika menjelaskan ayat tersebut,
meksudnya adalah berikanlah pendidikan dan pengetahuan mengenai kebaikan
terhadap dirimu dan keluargamu. Kemudian “Al Wuqud” adalah sesuatu yang
dapat di pergunakan untuk menyalakan api. Sedangkan”Al Hijaroh” adalah batu
berhala yang biasa di sembah oleh masyarakat Jahiliyah. “Malaikatun” dalam ayat
tersebut maksudnya mereka yang berjumlah Sembilan belas dan bertugas menjaga
Neraka. Sedangkan ”Ghiladhun” maksunya adalah hati yang keras, yaitu hati yang
tidak memiliki rasa belah kasihan apabila ada orang yang meminta dikasihani.
Dan “Syidadun” artinya memiliki kekuatan yang tidak dapat di kalahkan.2
2
ibid
3
Lebih lanjut Al-Maraghi mengemukakan maksud ayat tersebut (yaa
ayyuhal ladziina amanu… al hijaroh) dengan keterangan: wahai orang-orang yang
membenarkan adanya Allah dan RosulNya hendaknya sebagian yang satu dapat
menjelaskan sebagian yang lain tentang keharusan menjaga diri dari api neraka
dan menolaknya, karena yang demikian itu merupakan bentuk ketaatan kepada
Allah dan mengikuti segala perintahNya dan juga mengajarkan kepada
keluarganya tentang perbuatan ketaatan yang dapat memelihara dirinya dengan
cara memberikan nasehat dan pendidikan. Jelasnya ayat tersebut berisi perintah
atau kewajiban terhadap keluarga agar mendidik hukum-hukum agama kepada
mereka.
Ayat 6 diatas menggambarkan bahwa dakwah dan pendidikan harus
bermula di rumah. Ayat di atas walau secara redaksional tertuju kepada kaum pria
(ayah), tetapi itu bukan berarti hanya tertuju kepada mereka. Ayat ini tertuju
kepada perempuan dan lelaki (ibu dan ayah) sebagaimana ayat-ayat yang serupa
(misalnya ayat yang memerintahkan puasa) yang juga tertuju kepada lelaki dan
perempuan. Ini berarti kedua orang tua bertangung jawab terhadap anak-anak dan
juga pasangan masing-masing sebagaimana masing-masing bertanggung jawab
atas kelakuannya. Ayah atau ibu sendiri tidak cukup untuk menciptakan satu
rumah tangga yang diliputi oleh nilai-nilai agama serta dinaungi oleh hubungan
yang harmonis. Lalu dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan mengenai firman Allah
subhanahu wa ta’ala,3
قُوا أَ ْنفُ َس ُك ْم َوأَ ْهلِي ُك ْم نَارًا
“Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka”,
Mujahid
(komentar
Sufyan
As-Sauri
kepada
Mujahid
mengatakan, “Apabila datang kepadamu suatu tafsiran dari Mujahid, hal itu sudah
cukup bagimu”) mengatakan : “Bertaqwalah kepada Allah dan berpesanlah
kepada keluarga kalian untuk bertaqwa kepada Allah”.
3
Ahmad Musthofa Al- Muroghy, tafsir Al-Muroghy,( beirut,darul ihya' atturats al- gozali, tt) juz 19, hlm.80
4
Sedangkan Qatadah mengemukakan : “Yakni, hendaklah engkau
menyuruh mereka berbuat taat kepada Allah dan mencegah mereka durhaka
kepada-Nya. Dan hendaklah engkau menjalankan perintah Allah kepada mereka
dan perintahkan mereka untuk menjalankannya, serta membantu mereka dalam
menjalankannya. Jika engkau melihat mereka berbuat maksiat kepada Allah,
peringatkan dan cegahlah mereka.”
Demikian itu pula yang dikemukakan oleh Adh Dhahhak dan Muqatil bin
Hayyan, dimana mereka mengatakan : “Setiap muslim berkewajiban mengajari
keluarganya, termasuk kerabat dan budaknya, berbagai hal berkenaan dengan halhal yang diwajibkan Allah Ta’ala kepada mereka dan apa yang dilarang-Nya.”
Berikut adalah beberapa pelajaran yang dapat diambil dari Q.S. At Tahrim ayat 6 :
C. Nilai – Nilai Pendidikan
Berikut adalah beberapa pelajaran yang dapat diambil dari surat at-tahrim
4
ayat 6:
1. Perintah Taqwa Kepada Allah SWT dan berdakwah
Dalam ayat ini firman Allah ditujukan kepada orang-orang yang percaya
kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, yaitu memerintahkan supaya mereka, menjaga
dirinya dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu, dengan
taat dan patuh melaksanakan perintah Allah, dan mengajarkan kepada
keluarganya supaya taat dan patuh kepada perintah Allah untuk menyelamatkan
mereka dari api neraka. Api neraka disediakan bagi para kafir / pendurhaka yang
tidak mau taat kepada Allah dan yang selalu berbuat maksiat.
Oleh karena itu kita diwajibkan oleh Allah untuk taat kepada-Nya supaya
selamat daripada siksa-Nya. Caranya membina diri kita terlebih dahulu dalam
mendalami akidah dan adab islam kemudian setelah kita mampu melaksanakan
4
Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Jakarta, rajawali pers,2009)hlm.
203-204
5
maka kita wajib mendakwahkan kepada yang lain yaitu orang-orang terdekat kita /
keluarga yaitu orang tua, istri, anak, adik, kakak dan karib kerabat.
2.
Anjuran menyelamatkan diri dan keluarga dari api neraka
Banyak sekali amalan shalih yang menjadikan seseorang masuk surga dan
dijauhkan dari api neraka, misalnya bersedekah, berdakwah, berakhlaq baik,
saling tolong menolong dalam kebaikan dan sebagainya. Di antara cara
menyelamatkan diri dari api neraka itu ialah mendirikan shalat dan bersabar.
3. Pentingnya pendidikan islam sejak dini
Anak adalah aset bagi orang tua dan di tangan orangtualah anak-anak tumbuh dan
menemukan jalan-jalannya. Banyak orang tua “salah asuh” kepada anak sehingga
perkembangan fisik yang cepat diera globalisasi ini tidak diiringi dengan
perkembangan mental dan spiritual yang benar kepada anak sehingga banyak
prilaku kenakalan-kenalakan oleh para remaja.
Sebagai orang tua yang proaktif kita harus memperhatikan benar hal-hal yang
berkenaan dengan perkembangan sang buah hati, amanah Allah. Rasulullah juga
memeberitahu betapa pentingnya /Urgensimendidikanaksejakdini, dalam hadits
Rasulullah SAW :
“Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka hanya kedua
orang tuanyalah yang akan menjadikannya seorang yahudi atau seorang nasrani
atau seorang majusi”. (HR.Bukhari)
Dari hadits di atas jelaslah bahwa setiap bani adam yang terlahirkan di
dunia ini dalam keadaan fitrah (dalam keadaan islam), karena sesungguhnya
setiap bani adam sebelum ia terlahirkan ke dunia (masih dalam kandungan), ia
6
sudah berikrar dengan kalimat syahadat yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan yang
berhak disembah kecuali Allah Subhanallahu wa Ta’ala dan Muhammad adalah
hamba dan utusan Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Sedangkan yang menjadikan
anak itu menjadi seorang yahudi, nasrani, dan majusi melainkan itu semua karena
peranan dari kedua orang tuanya.
Dan untuk lebih menambah pengetahuan kita, saya akan mengutip
pernyataan ilmuwan pendidikan Dorothy Law Nolte yang pernah menyatakan
bahwa anak belajar dari kehidupan lingkungannya. Lengkapnya adalah sebagai
berikut :5
a.
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki
b. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
c.
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri
d. Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyeasali diri
5
e.
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri
f.
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
g.
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan, ia belajar keadilan
h.
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan
i.
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri
Ibid.hlm.235
7
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar
menemukan cinta dalam kehidupan.
4. Keimanan kepada para malaikat
Ayat diatas mengandung pelajaran keimanan kita kepada sifat para
malaikat yang suci dari dosa dan tidak pernah membangkang apa yang
diperintahkan oleh Allah SWT. Berbeda dengan manusia dan jin yang kadang taat
kadang pula melanggar bahkan ada juga yang tidak pernah taat sama sekali atau
selalu berbuat maksiat.
Dalam al-Qur'an dijelaskan bahwa dalam neraka ada sembilan belas
malaikat yang ditugasi menjaga neraka dan pemimpinnya adalah malaikat Malik.
Sebagaimana
firman
Allah
tentang
Neraka
Saqar
:
“ Tahukah kamu apa Saqor itu? Saqor itu tidak meninggalkan dan membiarkan.
(Neraka Saqor) adalah pembakar kulit manusia. Di atasnya ada sembilan belas
(malaikat Zabaniah). Dan tiada Kami jadikan penjaga Neraka itu melainkan
malaikat. (Al-Muddassir [74]:27-30) ”Malikat Malik 'Alaihissalam mematuhi
segala perintah Allah seperti dalam firman-Nya tentang permintaan penghuni
Neraka kepada Malaikat Malik“ Mereka berseru, "Hai Malik, biarlah Tuhanmu
membunuh kami saja". Dia menjawab, "kamu akan tetap tinggal (di neraka
ini)."(Az-Zukhruf [43]:77) ”Malaikat Malik mempunya tangan dan kaki yang
bilangannya sama dengan jumlah ahli neraka. Setiap kaki dan tangan itu bisa
berdiri dan duduk, serta dapat membelenggu dan merantai setiap orang yang
dikehendakinya. Menurut kisah, karena Malik memiliki wujudnya yang sangat
menyeramkan, ketika Malik melihat kearah Neraka maka sebagian api memakan
api yang lain karena rasa takutnya kepadaMalik.6
Dikatakan pula bahwa ketika Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam naik ke Sidrat al-Muntaha, ia bertemu dengan Malik yang kemudian
6
Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Jakarta, rajawali pers,2009)hlm.
203-204
8
menunjukkan pandangan sekilas tentang penderitaan di Neraka. Sejak saat itu pula
Malaikat Malik tidak pernah tersenyum. Memiliki tubuh yang sangat besar,
wajahnya menampakkan kemarahan, terlihat amat menakutkan, sangat kejam,
tidak kenal kompromi, di antara kedua matanya terdapat pusat syaraf yang
seandainya ia menatap bumi pasti orang-orang yang ada didalamnya mati tiada
tersisa.Begitulah mengenai wujud malaikat penjaga neraka yang berwajah bengis,
kasar dan keras. Jika kita pernah mendengar tentang kebengisan seorang raja
fir'aun yang selalu menyiksa rakyatnya dalam kisah para nabi maka hal itu belum
ada apa-apanya bila dibandingkan dengan kebengisan dan kekasaran para
malaikat penjaga neraka (disebut malaikat zabaniyah). Karena tidak mungkin
penjaga neraka adalah seorang malaikat yang lemah lembut. Semua itu supaya
para penghuni neraka merasakan azab dan penderitaan yang luar biasa sebagai
akibat dari pembangkangan mereka kepada Allah Tuhan Yang Menciptakan
mereka. Tuhan yang telah memberi banyak karunia kepada mereka namun dibalas
dengan kekufuran dan kemaksiatan.
D. Analisis Ayat Q.S. At Tahrim ayat 6
Dari rumah tangga telah dimulai menanamkan iman dan memupuk Islam.
Karena dari rumah tangga itulah akan terbentuk umat. Dan dalam umat itulah
akan tegak masyarakat Islam. Masyarakat Islam ialah suatu masyarakat yang
bersamaan pandangan hidup, bersamaan penilaian terhadap alam.
Oleh sebab itu, maka orang yang beriman tidak boleh pasif, artinya
berdiam diri menungu saja. Nabi sudah menjelaskan tanggung jawab dalam
menegakkan iman. Yang mula-mula sekali diperintahkan oleh Nabi ialah supaya
memelihara diri sendiri lebih dahulu supaya jangan masuk neraka. Setelah itu
memelihara seluruh isi rumah tangga (istri dan anak-anak).
Dan tanggung jawab yang terletak diatas pundak tiap-tiap orang menurut
apa yang ditanggungjawabinya akan ditanya tentang kepemimpinannya terhadap
ahlinya, yaitu istri dan anak-anaknya. Karena yang disebut itu adalah seisi rumah
yang terletak dalam tanggung jawab. Kadang-kadang seseorang memikul
9
tanggung jawab sampai dua, tiga. Jika ia imam dalam satu masyarakat dan dia pun
sama dalam satu rumah, maka keduanya pun di bawah tanggung jawabnya.
Supaya diri seseorang mempunyai pengaruh , berwibawa, dan disegani,
hendaklah perangai dan tungkah lakunya dapat dijadikan contoh oleh anak dan
istrinya. Hendaknya dia jadi kebanggaan bagi keluarga.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lingkungan keluarga adalah lingkungan pendidikan yang pertamadan
utama, karena dalam keluarga inilah anak pertama mendapatkan pendididkan dan
bimbingan dari orang tuanya atau anggota keluarganya.
Pendidikan yang pertama bagi anak adalah keluarga atau orang tua. Orang
tua bertanggung jawab terhadap anak-anak dan juga pasangan masing-masing
sebagaimana
masing-masing
bertanggungjawab
atas
kelakuannya.Tujuan
pendidikan keluarga yaitu agar anak mampu berkembang secara maksimal. Itu
meliputi semua aspek perkembangan anaknya, yaitu jasmani, akal dan ruhani.
Beberapa pelajaran yang dapat diambil dariAl-Qur’an Surat At-Tahrim Ayat 6
yaitu:
1. Perintah Taqwa Kepada Allah SWT dan berdakwah
2. Anjuran menyelamatkan diri dan keluarga dari api neraka
3. Pentingnya pendidikan Islam sejak dini
4. Keimanan kepada para malaikat
11
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tafsir per kata,2011,Toha,Semarang.
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Tafsirnya,2010,Jakarta, Lentera abadi
Al- Muroghy, Mustafa Ahmad, tafsir Al-Muroghy,tt,beirut,darul ihya' at- turats algozali
Nata ,Abuddin.Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan 2009,Jakarta, rajawali pers
Kadar ,M. Yusuf.Tafsir Ayat Ahkam; Tafsir Tematik Ayat-ayat Hukum, (Jakarta:
Azam, 2011
12
Jawab Orang Tua
“Ditujukan untuk memenuhi tugas”
Mata Kuliah
Dosen
Jurusan
: Tafsir Tarbawi
:Dra.Hj.Anida.MA
: Tarbiyah - PAI (III-B)
Di susun Oleh
Kelompok 8 ( Delapan )
- Dwi Indah Kurnia
- Imam Al-Hafiz
- M.Afandi
- Nike Andayani
- Siti Hartina
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JAM’IYAH
MAHMUDIYAH TANJUNG PURA - LANGKAT
TAHUN PERIODE : 2016- 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt karena berkat rahmat Nya
penyusunan
makalah
ini
merupakan makalah Tafsir
Tanggung Jawab Orang Tua
dapat
diselesaikan.Makalah
ini
yang membahas “Ayat – Ayat tentang
”.Secara khusus pembahasan dalam
makalah ini diatur sedemikian rupa sehingga materi yang
disampaikan sesuai dengan mata kuliah. Dalam penyusunan
tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan
orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi .
oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu
dosen mata kuliah Tafsir
Tarbawi Ibu Dra.Hj.Anida,Ma
yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga
kami termotivasi dan menyelesaikan tugas makalah ini.
2. Orang tua, teman dan kerabat yang telah turut membantu,
membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas
makalah ini selesai.
Kami sadar, bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat
banyak kesalahan.Untuk itu kami meminta maaf apabila ada
kekurangan. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca guna meningkatkan kualitas makalah penulis
selanjutnya. Kebenaran dan kesempurnaan hanya Allah-lah yang
punya dan maha kuasa .Harapan kami, semoga makalah yang
sederhana ini, dapat memberikan manfaat tersendiri bagi
generasi muda islam yang akan datang, khususnya dalam bidang
Tafsir.
i
Tanjung Pura, November, 2016
Tim Penyusun
Kelompok 8 (Delapan)
DAFTAR IS
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Teks Ayat dan Terjemahan Q.S. At Tahrim ayat 6.......................................2
B. Isi Kandungan Q.S. At Tahrim ayat 6...........................................................2
C. Nilai – Nilai Pendidikan................................................................................5
D. Analisis Ayat Q.S. At Tahrim ayat 6............................................................8
ii
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................9
A. Kesimpulan...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-qur’an adalah firman allah SWT yang wajib kita pelajari dan kita
ketahui, karena al-qur’an adalah petunjuk bagi orang islam, jadi jika kita ingin
kejalan yang benar / lurus maka kita harus mengunakan petunjuk, dan untuk
mendapatkan petunjuk kita harus mencarinya dengan cara belajar.
Al-qur’an adalah salah satu sumber hukum dan dalil hukum, Al-qur’an juga
merupakan sumber dari ilmu pengetahuan, dan disini kami akan mencoba
menerangkan ayat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan / pendidikan,
yaitu ayat ke 6 dari surat at-tahrim, kita semua tau bahwa pendidikan itu sangat
penting, agar akhlak, prilaku, sifat, dan pikiran kita menjadi baik dan lebih baik,
Ada pepatah yang mengatakan “tuntutlah ilmu sampai ke negri cina” ini
menunjukkan betapa pentingnya pendidikan, walaupun harus bersusah payah,
harus menempuh jarak yang jauh, akan tetapi nantinya kita akan merasakan
sendiri manisnya hasil dari semua itu, jadi teruslah belajar dan belaja
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Surat At Tahrim ayat 6 dan terjemahan?
b. Apa isi kandungan Surat At Tahrim ayat 6?
c. Apa nilai pendidikan yang terkandung Surat At Tahrim ayat 6?
C. Tujuan Pembahasan
a. Untuk mengetahui Surat At Tahrim ayat 6 dan terjemahan.
b. Untuk mengetahui isi kandungan Surat At Tahrim ayat 6.
c.
Untuk mengetahui nilai pendidikan yang terkandung Surat At Tahrim ayat.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teks Ayat dan Terjemahan Q.S. At Tahrim ayat 6
ٌيَا أَيهَُا الّ ِذينَ آ َمنُوا قُوا أَ ْنفُ َس ُك ْم َوأَ ْهلِي ُك ْم نَارًا َوقُو ُدهَا النّاسُ َو ْال ِح َجا َرةُ َعلَ ْيَُا َم َلئِ َكةٌ ِغ َلظ
ّ َِشدَا ٌد َل يَ ْعصُون
َاَ َما أَ َم َرهُ ْم َويَ ْف َعلُونَ َما ي ُْؤ َمرُون
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikatmalaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya
kepada
mereka
dan selalu
mengerjakan
apa
yang
diperintahkan.
Ayat diatas memberi tuntunan kepada kaum beriman bahwa : Hai orangorang yang beriman, peliharalah diri kamu, antara lain dengan meneladani Nabi
dan pelihara juga keluarga kamu yakni istri, anak-anak, dan seluruh yang berada
di bawah tanggung jawab kamu dengan mendidik dan membimbing mereka agar
kamu semua terhindar dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusiamanusia yang kafir dan juga batu-batu antara lain yang dijadikan berhala-berhala.
Di atasnya yakni yang menangani neraka itu dan bertugas menyiksa penghunipenghuninya adalah malaikat-malaikat yang kasar-kasar hati dan perlakuannya.1
Yang keras-keras perlakuannya dalam melaksanakan tugas penyiksaan,
yang tidak mendurhakai Allah menyangkut apa yang Dia perintahkan kepada
mereka sehingga siksa yang mereka jatuhkan –kendati mereka kasar- tidak kurang
dan tidak juga berlebih dari apa yang diperintahkan Allah, yakni sesuai dengan
dosa dan kesalahan masing-masing penghuni neraka dan mereka juga senantiasa
dan diri saat ke saat mengerjakan dengan mudah apa yang diperintahkan Allah
kepada mereka.
1
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Tafsirnya(Jakarta, Lentera
abadi,2010) juz 11, hlm. 545-546
2
B. Isi Kandungan Q.S. At Tahrim ayat 6
Diriwayatkan bahwa ketika ayat keenam ini turun, Umar berkata: “waha
Rosulullah, kami sudah menjaga diri kami, dan bagaimana menjaga keluarga
kami?” Rosulullah menjawab: “larang mereka mengerjakan apa yang kamu
dilarang mengerjakannya dan perintahkanlah mereka melakukan apa yang Allah
perintahkan kepadamu melakukannya. Begitulah caranya meluputkan mereka dari
api neraka. Neraka itu dijaga oleh malaikat yang kasar dan keras yang
pemimpinnya
berjumlah
Sembilan
belas
malaikat,
mereka
dikuasakan
mengadakan penyiksaan dari dalam neraka, tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkanNya kepadanya.
Ada pula tafsir lain yang menjelaskan, bahwa pada ayat tersebut terdapat
kata ‘qu anfusakum’ yang berarti buatlah sesuatu yang dapat menjadi penghalang
siksaan api neraka dengan cara menjauhkan perbuatan maksiat, memperkuat diri
agar tidak mengikuti hawa nafsu, dan senantiasa taat menjalankan perintah Allah.
Selanjutnya “wa Ahlikum”, maksudnya adalah keluargamu yang terdiri dari istri,
anak, pembantu budak dan di perintahkan kepada mereka agar menjaganya
dengan cara memberikan bimbingan, nasehat dan pendidikan kepada mereka. Hal
ini sejalan dengan Hadist Rasulullah yang di riwayatkan oleh Ibn Al Munzir, Al
Hakim, oleh riwayat laen dari Ali RA ketika menjelaskan ayat tersebut,
meksudnya adalah berikanlah pendidikan dan pengetahuan mengenai kebaikan
terhadap dirimu dan keluargamu. Kemudian “Al Wuqud” adalah sesuatu yang
dapat di pergunakan untuk menyalakan api. Sedangkan”Al Hijaroh” adalah batu
berhala yang biasa di sembah oleh masyarakat Jahiliyah. “Malaikatun” dalam ayat
tersebut maksudnya mereka yang berjumlah Sembilan belas dan bertugas menjaga
Neraka. Sedangkan ”Ghiladhun” maksunya adalah hati yang keras, yaitu hati yang
tidak memiliki rasa belah kasihan apabila ada orang yang meminta dikasihani.
Dan “Syidadun” artinya memiliki kekuatan yang tidak dapat di kalahkan.2
2
ibid
3
Lebih lanjut Al-Maraghi mengemukakan maksud ayat tersebut (yaa
ayyuhal ladziina amanu… al hijaroh) dengan keterangan: wahai orang-orang yang
membenarkan adanya Allah dan RosulNya hendaknya sebagian yang satu dapat
menjelaskan sebagian yang lain tentang keharusan menjaga diri dari api neraka
dan menolaknya, karena yang demikian itu merupakan bentuk ketaatan kepada
Allah dan mengikuti segala perintahNya dan juga mengajarkan kepada
keluarganya tentang perbuatan ketaatan yang dapat memelihara dirinya dengan
cara memberikan nasehat dan pendidikan. Jelasnya ayat tersebut berisi perintah
atau kewajiban terhadap keluarga agar mendidik hukum-hukum agama kepada
mereka.
Ayat 6 diatas menggambarkan bahwa dakwah dan pendidikan harus
bermula di rumah. Ayat di atas walau secara redaksional tertuju kepada kaum pria
(ayah), tetapi itu bukan berarti hanya tertuju kepada mereka. Ayat ini tertuju
kepada perempuan dan lelaki (ibu dan ayah) sebagaimana ayat-ayat yang serupa
(misalnya ayat yang memerintahkan puasa) yang juga tertuju kepada lelaki dan
perempuan. Ini berarti kedua orang tua bertangung jawab terhadap anak-anak dan
juga pasangan masing-masing sebagaimana masing-masing bertanggung jawab
atas kelakuannya. Ayah atau ibu sendiri tidak cukup untuk menciptakan satu
rumah tangga yang diliputi oleh nilai-nilai agama serta dinaungi oleh hubungan
yang harmonis. Lalu dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan mengenai firman Allah
subhanahu wa ta’ala,3
قُوا أَ ْنفُ َس ُك ْم َوأَ ْهلِي ُك ْم نَارًا
“Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka”,
Mujahid
(komentar
Sufyan
As-Sauri
kepada
Mujahid
mengatakan, “Apabila datang kepadamu suatu tafsiran dari Mujahid, hal itu sudah
cukup bagimu”) mengatakan : “Bertaqwalah kepada Allah dan berpesanlah
kepada keluarga kalian untuk bertaqwa kepada Allah”.
3
Ahmad Musthofa Al- Muroghy, tafsir Al-Muroghy,( beirut,darul ihya' atturats al- gozali, tt) juz 19, hlm.80
4
Sedangkan Qatadah mengemukakan : “Yakni, hendaklah engkau
menyuruh mereka berbuat taat kepada Allah dan mencegah mereka durhaka
kepada-Nya. Dan hendaklah engkau menjalankan perintah Allah kepada mereka
dan perintahkan mereka untuk menjalankannya, serta membantu mereka dalam
menjalankannya. Jika engkau melihat mereka berbuat maksiat kepada Allah,
peringatkan dan cegahlah mereka.”
Demikian itu pula yang dikemukakan oleh Adh Dhahhak dan Muqatil bin
Hayyan, dimana mereka mengatakan : “Setiap muslim berkewajiban mengajari
keluarganya, termasuk kerabat dan budaknya, berbagai hal berkenaan dengan halhal yang diwajibkan Allah Ta’ala kepada mereka dan apa yang dilarang-Nya.”
Berikut adalah beberapa pelajaran yang dapat diambil dari Q.S. At Tahrim ayat 6 :
C. Nilai – Nilai Pendidikan
Berikut adalah beberapa pelajaran yang dapat diambil dari surat at-tahrim
4
ayat 6:
1. Perintah Taqwa Kepada Allah SWT dan berdakwah
Dalam ayat ini firman Allah ditujukan kepada orang-orang yang percaya
kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, yaitu memerintahkan supaya mereka, menjaga
dirinya dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu, dengan
taat dan patuh melaksanakan perintah Allah, dan mengajarkan kepada
keluarganya supaya taat dan patuh kepada perintah Allah untuk menyelamatkan
mereka dari api neraka. Api neraka disediakan bagi para kafir / pendurhaka yang
tidak mau taat kepada Allah dan yang selalu berbuat maksiat.
Oleh karena itu kita diwajibkan oleh Allah untuk taat kepada-Nya supaya
selamat daripada siksa-Nya. Caranya membina diri kita terlebih dahulu dalam
mendalami akidah dan adab islam kemudian setelah kita mampu melaksanakan
4
Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Jakarta, rajawali pers,2009)hlm.
203-204
5
maka kita wajib mendakwahkan kepada yang lain yaitu orang-orang terdekat kita /
keluarga yaitu orang tua, istri, anak, adik, kakak dan karib kerabat.
2.
Anjuran menyelamatkan diri dan keluarga dari api neraka
Banyak sekali amalan shalih yang menjadikan seseorang masuk surga dan
dijauhkan dari api neraka, misalnya bersedekah, berdakwah, berakhlaq baik,
saling tolong menolong dalam kebaikan dan sebagainya. Di antara cara
menyelamatkan diri dari api neraka itu ialah mendirikan shalat dan bersabar.
3. Pentingnya pendidikan islam sejak dini
Anak adalah aset bagi orang tua dan di tangan orangtualah anak-anak tumbuh dan
menemukan jalan-jalannya. Banyak orang tua “salah asuh” kepada anak sehingga
perkembangan fisik yang cepat diera globalisasi ini tidak diiringi dengan
perkembangan mental dan spiritual yang benar kepada anak sehingga banyak
prilaku kenakalan-kenalakan oleh para remaja.
Sebagai orang tua yang proaktif kita harus memperhatikan benar hal-hal yang
berkenaan dengan perkembangan sang buah hati, amanah Allah. Rasulullah juga
memeberitahu betapa pentingnya /Urgensimendidikanaksejakdini, dalam hadits
Rasulullah SAW :
“Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka hanya kedua
orang tuanyalah yang akan menjadikannya seorang yahudi atau seorang nasrani
atau seorang majusi”. (HR.Bukhari)
Dari hadits di atas jelaslah bahwa setiap bani adam yang terlahirkan di
dunia ini dalam keadaan fitrah (dalam keadaan islam), karena sesungguhnya
setiap bani adam sebelum ia terlahirkan ke dunia (masih dalam kandungan), ia
6
sudah berikrar dengan kalimat syahadat yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan yang
berhak disembah kecuali Allah Subhanallahu wa Ta’ala dan Muhammad adalah
hamba dan utusan Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Sedangkan yang menjadikan
anak itu menjadi seorang yahudi, nasrani, dan majusi melainkan itu semua karena
peranan dari kedua orang tuanya.
Dan untuk lebih menambah pengetahuan kita, saya akan mengutip
pernyataan ilmuwan pendidikan Dorothy Law Nolte yang pernah menyatakan
bahwa anak belajar dari kehidupan lingkungannya. Lengkapnya adalah sebagai
berikut :5
a.
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki
b. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
c.
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri
d. Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyeasali diri
5
e.
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri
f.
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
g.
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan, ia belajar keadilan
h.
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan
i.
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri
Ibid.hlm.235
7
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar
menemukan cinta dalam kehidupan.
4. Keimanan kepada para malaikat
Ayat diatas mengandung pelajaran keimanan kita kepada sifat para
malaikat yang suci dari dosa dan tidak pernah membangkang apa yang
diperintahkan oleh Allah SWT. Berbeda dengan manusia dan jin yang kadang taat
kadang pula melanggar bahkan ada juga yang tidak pernah taat sama sekali atau
selalu berbuat maksiat.
Dalam al-Qur'an dijelaskan bahwa dalam neraka ada sembilan belas
malaikat yang ditugasi menjaga neraka dan pemimpinnya adalah malaikat Malik.
Sebagaimana
firman
Allah
tentang
Neraka
Saqar
:
“ Tahukah kamu apa Saqor itu? Saqor itu tidak meninggalkan dan membiarkan.
(Neraka Saqor) adalah pembakar kulit manusia. Di atasnya ada sembilan belas
(malaikat Zabaniah). Dan tiada Kami jadikan penjaga Neraka itu melainkan
malaikat. (Al-Muddassir [74]:27-30) ”Malikat Malik 'Alaihissalam mematuhi
segala perintah Allah seperti dalam firman-Nya tentang permintaan penghuni
Neraka kepada Malaikat Malik“ Mereka berseru, "Hai Malik, biarlah Tuhanmu
membunuh kami saja". Dia menjawab, "kamu akan tetap tinggal (di neraka
ini)."(Az-Zukhruf [43]:77) ”Malaikat Malik mempunya tangan dan kaki yang
bilangannya sama dengan jumlah ahli neraka. Setiap kaki dan tangan itu bisa
berdiri dan duduk, serta dapat membelenggu dan merantai setiap orang yang
dikehendakinya. Menurut kisah, karena Malik memiliki wujudnya yang sangat
menyeramkan, ketika Malik melihat kearah Neraka maka sebagian api memakan
api yang lain karena rasa takutnya kepadaMalik.6
Dikatakan pula bahwa ketika Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam naik ke Sidrat al-Muntaha, ia bertemu dengan Malik yang kemudian
6
Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Jakarta, rajawali pers,2009)hlm.
203-204
8
menunjukkan pandangan sekilas tentang penderitaan di Neraka. Sejak saat itu pula
Malaikat Malik tidak pernah tersenyum. Memiliki tubuh yang sangat besar,
wajahnya menampakkan kemarahan, terlihat amat menakutkan, sangat kejam,
tidak kenal kompromi, di antara kedua matanya terdapat pusat syaraf yang
seandainya ia menatap bumi pasti orang-orang yang ada didalamnya mati tiada
tersisa.Begitulah mengenai wujud malaikat penjaga neraka yang berwajah bengis,
kasar dan keras. Jika kita pernah mendengar tentang kebengisan seorang raja
fir'aun yang selalu menyiksa rakyatnya dalam kisah para nabi maka hal itu belum
ada apa-apanya bila dibandingkan dengan kebengisan dan kekasaran para
malaikat penjaga neraka (disebut malaikat zabaniyah). Karena tidak mungkin
penjaga neraka adalah seorang malaikat yang lemah lembut. Semua itu supaya
para penghuni neraka merasakan azab dan penderitaan yang luar biasa sebagai
akibat dari pembangkangan mereka kepada Allah Tuhan Yang Menciptakan
mereka. Tuhan yang telah memberi banyak karunia kepada mereka namun dibalas
dengan kekufuran dan kemaksiatan.
D. Analisis Ayat Q.S. At Tahrim ayat 6
Dari rumah tangga telah dimulai menanamkan iman dan memupuk Islam.
Karena dari rumah tangga itulah akan terbentuk umat. Dan dalam umat itulah
akan tegak masyarakat Islam. Masyarakat Islam ialah suatu masyarakat yang
bersamaan pandangan hidup, bersamaan penilaian terhadap alam.
Oleh sebab itu, maka orang yang beriman tidak boleh pasif, artinya
berdiam diri menungu saja. Nabi sudah menjelaskan tanggung jawab dalam
menegakkan iman. Yang mula-mula sekali diperintahkan oleh Nabi ialah supaya
memelihara diri sendiri lebih dahulu supaya jangan masuk neraka. Setelah itu
memelihara seluruh isi rumah tangga (istri dan anak-anak).
Dan tanggung jawab yang terletak diatas pundak tiap-tiap orang menurut
apa yang ditanggungjawabinya akan ditanya tentang kepemimpinannya terhadap
ahlinya, yaitu istri dan anak-anaknya. Karena yang disebut itu adalah seisi rumah
yang terletak dalam tanggung jawab. Kadang-kadang seseorang memikul
9
tanggung jawab sampai dua, tiga. Jika ia imam dalam satu masyarakat dan dia pun
sama dalam satu rumah, maka keduanya pun di bawah tanggung jawabnya.
Supaya diri seseorang mempunyai pengaruh , berwibawa, dan disegani,
hendaklah perangai dan tungkah lakunya dapat dijadikan contoh oleh anak dan
istrinya. Hendaknya dia jadi kebanggaan bagi keluarga.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lingkungan keluarga adalah lingkungan pendidikan yang pertamadan
utama, karena dalam keluarga inilah anak pertama mendapatkan pendididkan dan
bimbingan dari orang tuanya atau anggota keluarganya.
Pendidikan yang pertama bagi anak adalah keluarga atau orang tua. Orang
tua bertanggung jawab terhadap anak-anak dan juga pasangan masing-masing
sebagaimana
masing-masing
bertanggungjawab
atas
kelakuannya.Tujuan
pendidikan keluarga yaitu agar anak mampu berkembang secara maksimal. Itu
meliputi semua aspek perkembangan anaknya, yaitu jasmani, akal dan ruhani.
Beberapa pelajaran yang dapat diambil dariAl-Qur’an Surat At-Tahrim Ayat 6
yaitu:
1. Perintah Taqwa Kepada Allah SWT dan berdakwah
2. Anjuran menyelamatkan diri dan keluarga dari api neraka
3. Pentingnya pendidikan Islam sejak dini
4. Keimanan kepada para malaikat
11
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tafsir per kata,2011,Toha,Semarang.
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Tafsirnya,2010,Jakarta, Lentera abadi
Al- Muroghy, Mustafa Ahmad, tafsir Al-Muroghy,tt,beirut,darul ihya' at- turats algozali
Nata ,Abuddin.Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan 2009,Jakarta, rajawali pers
Kadar ,M. Yusuf.Tafsir Ayat Ahkam; Tafsir Tematik Ayat-ayat Hukum, (Jakarta:
Azam, 2011
12