Dukungan orang tua dan sikap terhadap membaca kaitannya dengan minat membaca pada siswa/siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta

(1)

i

SISWI MTs PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

TITI WIDYAWATI

NIM : 204070002443

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

ii

PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

TITI WIDYAWATI

NIM : 204070002443

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing 1 Pembimbing II

Dra Zahrotun Nihayah, M.Si Zulfa Indira Wahyuni M.Psi


(3)

(4)

iv

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Titi Widyawati NIM : 204070002443

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Dukungan Orang Tua dan Sikap Terhadap Membaca Kaitannya dengan Minat Membaca pada Siswa/ siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta ” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-Undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, 30 November 2011

Titi Widyawati NIM : 204070002443


(5)

v (B) 2011

(C) Titi Widyawati

(D) Dukungan Orang Tua dan Sikap Terhadap Membaca Kaitannya dengan Minat Membaca Pada Siswa/Siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta (E) xiv + 84 halaman + lampiran

(F) Membaca merupakan kegiatan yang sangat penting,terlebih lagi pada usia remaja guna meningkatkan intelektualitas. Disinilahperlu ditumbuhkan minat membaca. Terdapat gambaran minat membaca yang rendah pada siswa/siswi. Ada banyak faktor yang mempengaruhi minat membaca, diantaranya dukungan orang tua dan sikap terhadap membaca.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah adakaitanyang signifikanantaradukungan orang tua dan sikap terhadap membaca dengan minat membaca pada siswa/ siswi MTs Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dukungan orang tua adalah merupakan suatu proses hubungan yang terbentuk dari individu dengan persepsi bahwa seseorang dicintai dan dihargai, disayangi, untuk memberikan bantuan kepada individu.Minat membaca adalah kecenderungan seseorang untuk bertingkah laku, didorong oleh rasa keinginan yang kuat sehingga mau membaca. Penelitianinimenggunakanpendekatan kuantitatif.Penelitian dilaksanakandi MTs Pembangunan UIN Jakarta. Jumlahsampelsebanyak88siswa yang diambildengansimple random sampling. Tehnikpengolahandananalisa data yang diambildengananalisastatistikdenganmenggunakansoftwareSPSS 17danmenggunakanmultiple regressionuntukpengujianhipotesispenelitian. Alat ukur dukungan sosial dalam penelitian ini menggunakan “Social Prevision Scale” modifikasi dari Cutrona & Russell (1987), dengan nilai alpha cronbach sebesar 0,972, alat ukur sikap terhadap membaca dalam penelitian ini menggunakan “Rhody Secondary Reading Attitude Assesment Items” modifikasi dari Tulluck-Rhody & Alexander (1980), dengan nilai alpha cronbach 0,979 dan skala minat terhadap membaca mengggunakan skala yang disusun berdasarkan teori Crow & crow.

Jumlah item valid dalamskalaminatmembaca sebanyak 25item, sedangkan jumlah item valid dalam skala dukungan orang tua sebanyak 23item, skala sikap terhadap membaca 25 item.Hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai R square sebesar 0,777. Penelitian menunjukkan bahwa terdapatkaitanantaradukungan orang tua dan sikap terhadap membacadengan minat membaca pada siswa-siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta.Artinyasemakintinggitingkatdukungan orang tuadan sikap terhadap membaca maka semakin tinggi minat membaca pada siswa.Dukungan orang tua sendiri mempengaruhi sebesar 9,3%. Hasil F hitung dari 6 aspek


(6)

vi

nurturance memberikan kontribusi sebesar 2,4%.sedangkan variabel sikap terhadap membaca mempengaruhi sebesar 68,4% terhadap minat membaca. Sedangkan hasil T-tes aspek demografi pada minat membaca yaitu jenis kelamin, menunjukkan tidak ada perbedaan antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan terhadap minat membaca siswa/siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya disarankan untuk mengkaji variabel lain seperti intelegensi, kemampuan membaca ketersediaan bacaanstatus sosial ekonomi, latar belakang etnis, yang mungkin menjadi faktor yang dapat mempengaruhi minat membaca.


(7)

vii

Alhamdulillahirobbilalamin. Rasa syukur yang luar biasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya setiap saat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Dukungan Orang Tua Terhadap Minat Membaca Kaitannya dengan Minat Membaca pada Siswa/ Siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta”. Salawat serta salam semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, atas segala perjuangannya sehingga kita dapat merasakan indahnya hidup di bawah naungan Islam.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Jahja Umar, Ph.D. Berkat bimbingan, arahan, nasihat dan cerita-cerita beliau mengenai hal-hal yang baru bagi penulis, membuat penulis termotivasi untuk terus belajar dan berjuang.

2. Pembimbing Skripsi Dra, Zahrotun Nihayah, MSi, serta Zulfa Indira Wahyuni, M.Psi, atas segala bimbingan, saran, dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Pembimbing Akademik Bambang Suryadi, Phd, atas bimbingannya selama penulis menjalani perkuliahan.

4. Pembimbing seminar proposal skripsi Yunita Faela Nisa, M.Psi , atas segala bimbingan, dan sarannya.

5. Para dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan untuk memberikan ilmu kepada penulis.

6. Para staf akademik Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah yang dengan penuh kerelaan dan kesabaran mau berbagi informasi akademik.

7. Kepala Sekolah MTs Pembangunan UIN Jakarta, bapak Rusli Ishaq M.Pd yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam melakukan penelitian di MTs Pembangunan UIN Jakarta

8. Seluruh Siswa-siswi Kelas IX MTs Pembangunan UIN Jakarta, yang telah memberikan bantuan serta kemudahan kepada penulis dalam melakukan penelitian di MTs Pembangunan UIN Jakarta.

9. Yang paling penulis hormati dan kasihi setelah Allah dan Rasul-Nya, Ayahku, Sairi (Almarhum), Ibuku tercinta Maryati, serta seluruh keluarga besarku yang tak pernah putus memberikan dorongan, doa, cinta dan kasih sayang yang tulus kepada penulis.

10.Ibu serta sahabatku Hj. Dwipa Oktafoma yang telah memberikan banyak motivasi, dukungan dan tempat curhat, semoga selalu istiqomah dalam ridhoNya.


(8)

viii

bosan mengerjakan skripsi dalam Perpustakaan & terima kasih atas bantuan dan kebersamaannya dalam proses pengerjaan skripsi penulis.

13.Via dan Adyo yang selalu siap dan tak bosan membantu dalam penyelesaian bab 3 dan 4.

14.Semua teman-teman yang tak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas motivasi, dukungan, dan doanya.

Semoga Allah memberikan ridho yang tak henti-hentinya, sebagai balasan atas segala kebaikan dan bantuan yang di berikan. Harapan penulis, semoga skripsi ini memberi manfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pihak yang terkait.

Jakarta, 30 November 2011


(9)

ix

memberi”

Fokuskan tercapianya cita- cita dan harapan hanya

kepada Allah. (Ibnu Ahaillah)

Optimisme merupakan sikap cerdas secara

emosional. (Daniel Goleman)

Karya sederhana ini ku

persembanhkan untuk ayah

dan Ibuku tercinta, Keluargaku

Serta Sahabat-sahabatku.


(10)

x

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAKSI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Pembatasan dan Rumusan Masalah ... 9

1.2.1 PembatasanMasalah ... 9

1.2.2 RumusanMasalah ... 10

1.3 TujuanPenelitian ... 11

1.4 ManfaatPenelitian ... 12

1.4.1ManfaatTeoritis... 12

1.4.2 ManfaatPraktis ... 12

1.5 Sistematika Penulisan ... 13

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minat membaca ... 15

2.1.1 Pengertianminat ... 15

2.1.2 Pengertian membaca ... 20


(11)

xi

2.2.1 PengertianDukungan orang tua ... 27

2.2.2 Jenis- jenis dukungan orang tua ... 31

2.2.3 Dukungan orang tua pada Remaja ... 33

2.3 Sikap ... 36

2.3.1 Pengertian sikap ... 36

2.3.2 Komponen sikap... . 37

2.3.3 Faktor- faktor yang mempengaruhi sikap... 37

2.3.4 Sikap terhadap membaca... ... 40

2.4 Kerangka Berpikir... ... 41

2.5 Hipotesis penelitian... ... 45

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan jenis penelitian ... 47

3.2 Variabel penelitian ... 48

3.2.1 Identifikasi variabel penelitian ... 48

3.2.2 DefinisiKonseptualvariabel ... 48

3.2.3 DefinisiOperasional variabel ... 49

3.3 Populasi dan sampel ... 50

3.3.1 Populasi ... 50

3.3.2 Sampel... ... 50

3.3.3.Teknik pengambilan sampel... ... 50

3.4Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.4.1 Metode Pengumpulan Data ... 51


(12)

xii

3.5.3Uji Regresi ... 55

3.6 Hasil Uji Instrumen Penelitian... ... 55

3.6.1 Uji Validitas Instrumen ... 56

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 58

3.7 Prosedur Penelitian ... 58

3.7.1 Persiapapn Penelitian... 58

3.7.2 Tahap Pengambilan Data ... 58

3.7.3 Tahap Pengolahan Data ... 58

3.7.4 Tahapa Pembahasan ... 60

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 GambaranUmumResponden ... 61

4.1.1Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61

4.2HasilujiHipotesis ... 62

4.2.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian Dukungan Orang Tua dan Sikap Terhadap Minat Membaca ... 62

4.2.2 Analisis Regresi Variabel Dukungan Orang Tua Terhadap Minat membaca ... 64

4.2.3 Analisis Regresi Variabel Sikap Terhadap Minat Membaca... 65


(13)

xiii

4.2.5 Hasil Uji Demografi Jenis Kelamin. ... 71

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 73

5.2 Diskusi ... 75

5.3 Saran ... 79

5.3.1 SaranTeoritis ... 79

5.3.2 SaranPraktis ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82


(14)

xiv

Tabel 3.2 Blue Print Skala Minat Membaca………... 62

Tabel 3.3 Blue Print Skala Dukungan Orang Tua .. ………. 62

Tabel 4.1 Distribusi Populasi Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

Tabel 4.2 Tabel Anova Dukungan Orang Tua dan Sikap Terhadap Minat Membaca ... 69

Tabel 4.3 Tabel R square Dukungan Orang Tua dan Sikap Terhadap Minat Membaca ... 70

Tabel 4.4 Tabel R square Dukungan Orang Tua Terhadap Minat ... 70

Tabel 4.5 Tabel Hasil Anova Dukungan Orang Tua Terhadap Minat ………... .... 71

Tabel 4.6 Tabel Rsquare Variabel Sikap Terhadap Minat Membaca ... 71

Tabel 4.7 Tabel Anova Variabel Sikap Terhadap Minat Membaca ... 72

Table 4.8 Tabel Sikap Terhadap Minat . ... 72

Tabel 4.9 Tabel Koefisien Regresi . ... 73

Tabel 4.10 Perhitungan Proporsi Varians Minat Membaca . ... 76


(15)

15

Lampiran 2

Field Test Dukungan Orang Tua Terhadap dan Sikap dengan Minat Membaca

Lampiran 3

Kuisioner Penelitian

Lampiran 4

Reabilitas Dan Validitas

Lampiran 5

Surat Keterangan Penelitian


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang mengapa perlu dilakukan penelitian minat membaca, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Membaca merupakan fungsi tertinggi otak manusia. Dari semua makhluk di dunia ini hanya manusia yang dapat membaca. Membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dalam hidup dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca (Doman, 1998).

Membaca berperan penting dalam kehidupan individu. Tarigan (2008) menyatakan bahwa bacaan dapat memperkenalkan dan mengakrabkan kita pada hal-hal baru. Bacaan lebih dapat memancing dan melatih kemampuan abstraksi seseorang dibandingkan bentuk media interaksi lainnya, seperti menonton televisi, berbincang-bincang, dan lain sebagainya. Membaca juga memenuhi kebutuhan emosional dan spiritual (Harris & Sippay,1975).

Leonhard(1995)mengatakan bahwa apabila seorang anak gemar membaca, maka akan mampu mengembangkan pola pikir kreatif dalam diri mereka, mereka tidak hanya mendengarkan informasi, tetapi juga belajar untuk mengikuti argumen-argumen yang kaya dan mengingat alur pemikiran yang beragam. Semakin pentingnya peranan membaca hingga Havighurst (dalam Hurlock, 2005)


(17)

memasukkan kemampuan membaca ke dalam salah satu tugas perkembangan anak di usia sekolah. Artinya untuk dapat memenuhi kebutuhan anak di masa mendatang, sangat penting baginya untuk memiliki kemampuan membaca. Dengan membaca, siswa akan memperoleh pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar,sosial, dan emosionalnya.

Jika melihat manfaat dan dampak positif kegiatan membaca diatas maka minat membaca jelas perlu untuk ditumbuhkan. Lalu, bila melihat hal tersebut dalam konteks yang lebih kecil, yaitu pelajar, sebenarnya bagaimana gambaran minat baca pada siswa/siswi?

Ismail (dalam Purnawan, 2001) menempatkan persoalan minat baca pada tingkat pertama dari empat belas persoalan yang dihadapi dunia sastra Indonesia dalam tiga sampai empat dekade terakhir ini. Hardjoprakoso (dalam Purnawan, 2001) mengatakan bahwa dewasa ini minat baca generasi muda/baru tidak lebih baik daripada generasi sebelumnya bahkan cenderung menurun.

Padahal generasi muda sebagai generasi penerus diharapkan oleh masyarakat agar menjadi semakin baik dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Orang yang disebut generasi muda pada sekarang ini adalah para anak dan remaja serta orang dewasa yang memiliki potensi yang masih dapat dikembangkan hingga batas maksimal.

Biro Pusat Statistik (dalam Fitria, 2006) mengadakan pendataan terhadap aksesbilitas anak usia 10 tahun ke atas terhadap berbagai media Indonesia.Pada tahun 2000, presentase anak yang membaca surat kabar dan majalah hanya berjumlah 17,47%. Disisi lain, persentase anak yang menonton televisi dan yang


(18)

mendengarkan Radio masing- masing 87,97% dan 43,72%. Rendahnya tingkat aktivitas anak dengan bahan bacaan ini mengindikasikan rendahnya minat membaca anak Indonesia.

Salah satu bidang garapan pengajaran bahasa di sekolah dasar adalah keterampilan membaca yang didasari oleh kemampuan membaca. Mampu membaca tidak berarti secara otomatis terampil membaca. Akan tetapi terampil membaca tidak mungkin tercapai tanpa memiliki kemampuan membaca dan minat membaca yang tinggi. Tanpa memiliki kemampuan dan minat membaca yang memadai sejak dini, siswa juga akan mengalami kesulitan belajar di kemudian hari. Kemampuan dan minat membaca menjadi dasar utama tidak saja bagi pengajaran bahasa itu sendiri, tetapi juga bagi mata pelajaran lain. Membaca bagi manusia sebenarnya merupakan kebutuhan mendasar seperti kebutuhan manusia akan makan, pakaian, dan lain sebagainya.

Berdasarkan riset lima tahunan yang dikeluarkan oleh Progress in International Reading Literacy Study, yang melibatkan siswa sekolah dasar (SD), menempatkan Indonesia pada posisi 36 dari 40 negara yang dijadikan sampel penelitian. Indonesia hanya lebih baik dari Qatar, Kuwait, Maroko, dan Afrika Selatan PIRLS (2011).

Di Indonesia, tiap bulan September diperingati sebagai Bulan Gemar Membaca dan Hari Kunjung Perpustakaan. Melalui peringatan itu diharapkan masyarakat menjadi gemar membaca, sebab membaca adalah kunci untuk keberhasilan belajar siswa di sekolah. Kemampuan membaca dan minat membaca


(19)

yang tinggi adalah modal dasar untuk keberhasilan anak dalam berbagai mata pelajaran.

Pada anak SMP minat membaca penting untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Remaja seharusnya sudah berada pada tahap operasional formal dan sudah mampu berfikir abstrak, logis, rasional, serta mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis. Oleh karena itu, setiap keputusan yang mereka terima harus dilandasi oleh dasar pemikiran yang masuk akal. Masa SMP juga merupakan masa peralihan dari anak-anak, mereka sudah meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orangtua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya. Konformitas pada remaja mempengaruhi perkembangannya, karena masa remaja lebih banyak berada diluar rumah bersama dengan teman-teman sebaya sebagai kelompok, maka dapatlah dimengerti bahwa pengaruh teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku lebih besar dari pada pengaruh keluarga.

Remaja yang masih duduk dibangku sekolah lanjutan bisa dikatakan mereka berstatus sebagai seorang pelajar dimana mereka diharuskan untuk belajar entah itu belajar formal disekolah ataupun non formal dan informal seperti mengikuti kursus-kursus ataupun belajar dari pengalaman disekitar mereka. Disekolah sebagai seorang siswa mereka dipersiapkan untuk menempuh jenjang pendidikan berikutnya yang semakin tinggi.


(20)

Pada masa sekolah, siswa seharusnya dibiasakan untuk membaca karena mereka dihadapkan pada pelajaran yang semakin sulit. Selain buku pelajaran mereka juga dianjurkan untuk membaca buku pengetahuan lainnya untuk meningkatkan intelektualitas. Bacaan saat ini juga sudah sangat beragam, dari buku komik, novel, buku ilmiah, majalah, media massa sampai buku berbahasa asing yang mulai banyak digemari terutama dikalangan akademis. Buku-buku tersebut juga ada batasan umurnya, sehingga kita dapat memilih bacaan mana yang pantas dan cocok untuk anak sekolah.

Remaja juga tengah berada pada fase krisis identitas atau ketidaktentuan, mereka amat memerlukan teladan tentang norma-norma yang mapan untuk diidentifikasi. Perwujudan norma-norma yang mantap itu tentunya menuntut orangtua sebagai pelopor norma. Dengan demikian, faktor keteladanan dari sosok pribadi orangtua menjadi amat penting bagi variasi perkembangan sosial remaja pada keluarga yang bersangkutan. Menurut Kasler (dalam Ali & Asroro 2009), remaja sangat memerlukan keteladanan dari orangtua dan orang dewasa lainnya. Pentingnya faktor keteladanan dikuatkan oleh Fauzia Aswin dan Soetjipto (1991) bahwa orangtua harus dapat menjadi panutan dan jangan menerapkan orientasi (parent-oriented) orangtua serba benar, memiliki privilege, dan menekankan otoritas. Berangkat dari sinilah maka diperlukan dukungan orang tua dalam hal minat membaca agar dapat terarahkan dengan baik.

Keluarga yang memiliki banyak sumber bacaan dan anggota keluarganya gemar belajar dan membaca akan memberikan dukungan yang positif terhadap perkembangan belajar dari anak.Sebaliknya, keluarga yang miskin dengan sumber


(21)

bacaan dan tidak senang membaca tidak akan mendorong anak-anaknya untuk senang belajar (Sukmadinata,2003)

Taylor (1995) mengungkapkan bahwa dukungan yang dimiliki oleh seorang dapat mencegah berkembangnya masalah akibat tekanan yang dihadapi. Seseorang dengan dukungan yang tinggi akan lebih berhasil menghadapi dan mengatasi masalahnya dibanding dengan yang tidak memiliki dukungan.

Ditinjau berdasarkan Peraturan Pemerintah RI. No 21 tahun 1994 mengenai penyelenggaraan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga salah satunya mempunyai fungsi sosialisasi dan pendidikan yang memberikan peran kepada keluarga untuk mendidik keturunan agar bisa melakukan penyesuaian dengan alam kehidupan dimasa yang akan datang.

Dalam hal ini dukungan orangtua menjadi sangat penting dalam proses belajar membaca anak. Orangtua memandang kemampuan membaca sebagai suatu hal yang sangat penting dan tentu saja memang penting, karena membaca merupakan pintu kearah pembelajaran di semua bidang ilmu (Guthrie,2003).

Orang tua dapat menjadi contoh di rumah dengan membiasakan membaca apa saja (koran, majalah, tabloid, buku, dsb) menyediakan bahan-bahan bacaan yang menarik dan mendidik, mengajak anak berkunjung ke pameran buku sesering mungkin dan memasukkan anak menjadi anggota perpustakaan.

Keluarga yang memiliki banyak sumber bacaan dan anggota keluarganya gemar belajar dan membaca akan memberikan dukungan yang positif terhadap perkembangan belajar dari anak. Sebaliknya, keluarga yang miskin dengan


(22)

sumber bacaan dan tidak senang membaca tidak akan mendorong anak-anaknya untuk senang belajar (Sukmadinata,2003)

Taylor (1995) mengungkapkan bahwa dukungan yang dimiliki oleh seorang dapat mencegah berkembangnya masalah akibat tekanan yang dihadapi. Seseorang dengan dukungan yang tinggi akan lebih berhasil menghadapi dan mengatasi masalahnya dibanding dengan yang tidak memiliki dukungan.

Wiener (dalam Sutardi, 1997), mencatat pendapat yang dikemukakan oleh Ravitch dalam Comission on Reading of the National Academy of Education

tahun 1985 yang mengutarakan bahwa orangtua seharusnya mendukung program sekolah dengan membantu anaknya belajar di rumah. Belajar dengan orangtua ini dapat membantu anaknya dalam meningkatkan minat membaca dan juga prestasi belajar membaca disekolah. Orangtua dapat melakukannya dengan cara mengajak anaknya berbicara, mendiskusikan pengalaman yang mereka alami sehari-hari, agar anak memahami pentingnya kata-kata dalam mengutarakan maksud dan membangun latar belakang pengetahuan.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Fitria (2006) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kombinasi jenis kelamin dan sikap ibu terhadap perilaku membaca anak dengan minat membaca anak. Namun, faktor jenis kelamin sendiri tidak memiliki hubungan dengan minat membaca. Hampir tiap tahun orang tua diingatkan untuk menanamkan dan menumbuhkan minat membaca anak melalui media massa, namun keluhan bahwa minat membaca anak tetap rendah masih selalu terdengar. Nampaknya belum ditemukan cara yang efektif untuk melibatkan orang tua dalam menolong meningkatkan minat


(23)

membaca. Belum banyak diteliti mengenai faktor-faktor yang menentukan bagaimana cara melibatkan orang tua untuk meningkatkan minat membaca anak.Pemahaman terhadap faktor-faktor tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan intervensi yang efektif untuk meningkatkan keterlibatan orang tua dalam menumbuhkan minat membaca anak di keluarga masing-masing.

Selain dari sisi dukungan orang tua, terdapat juga sisi lain yang berpengaruh terhadap minat membaca seperti dikatakan Bandura dalam (PIRLS,2006), sebuah studi yang melakukan komparasi hampir di 50 negara, menyatakan bahwa siswa yang memiliki sikap positif terhadap membaca, rata-rata memiliki prestasi membaca yang bagus pula. Artinya ada hubungan yang positif antara sikap terhadap membaca dengan prestasi membaca.

Progres of International Reading Literacy Study atau PIRLS (2006) melaporkan bahwa siswa yang memiliki sikap positif, kemungkinan besar menjaga konsistensi mereka dalam berusaha serta memiliki keinginan untuk terlibat dalam mengerjakan tugas, sehingga mempengaruhi prestasi membaca. Ditambah lagi bahwa sikap terhadap membaca dan sikap terhadap konsep membaca sehat merupakan tujuan dari kurikulum membaca di setiap negara. Siswa yang senang membaca dan yang mempersepsikan diri mereka sebagai pembaca yang baik, menambah frekuensi membaca mereka. Selanjutnya, akan memperluas wawasan mereka serta memperbaiki pemahaman membaca mereka.

Umar (2009) menemukan bahwa sikap terhadap membaca tidak secara langsung berpengaruh terhadap prestasi membaca. Adapun sikap terhadap membaca adalah sebagai moderator variabel yang bisa meningkatkan


(24)

Self-efficacy, kemudian meningkatkan prestasi membaca. Artinya sikap terhadap membaca merupakan moderator variabel dari prestasi membaca. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wahid (2010), menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan sikap terhadap membaca terhadap pemahaman membaca.Sikap tidak selalu berpengaruh terhadap minat namun demikian, minat melibatkan sikap yang dimiliki individu (Harris & Sippay, 1975).

Berdasarkan permasalahan yang disebutkan maka peneliti tertarik untuk meneliti dukungan orang tua dan sikap terhadap membaca kaitannya dengan minat membaca pada siswa-siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta.

1.2 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 1.2.1 Pembatasan Masalah

Agar penelitian tidak mengalami pelebaran dan perluasan masalah, maka penulis membatasi penelitian ini pada permasalahan-permasalahan berikut:

1. Dukungan orang tua terhadap minat membaca adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian, dari orang tua yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi kita, yang bertujuan untuk membantu kita dalam mengatasi atau menghadapi suatu masalah pada situasi tertentu atau peristiwa yang menekan, serta membuat kita menjadi lebih berarti. Dalam penelitian ini dukungan orang tua yang dimaksud adalah reliable alliance, reassurance of worth, attachment, guidance, social integration dan opportunity for nurturance( Cutrona& Russell, 1987).


(25)

2. Sikap terhadap membaca adalah kecenderungan individu untuk mengevaluasi kegiatan membaca secara positif ataupun negatif.(McKenna, 1994 dalam Baccuss,2004)

3. Minat membaca adalah kekuatan yang mendorong untuk memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca dengan kemauan sendiri. (Crow & Crow, 2005)

4. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa/siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta kelas IX.

5. Jenis kelamin adalah perbedaan anatomi tubuh yang mengklasifikasikan jenisnya menjadi dua yaitu laki-laki dan perempuan.

1.2.2 Perumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara dukungan orang tua terhadap membaca dengan minat membaca siswa-siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta ?

2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara dukungan Relliable Alliance

dari orang tua dengan minat membaca siswa-siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta ?

3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara dukungan Reassurance of

worthdariorang tua dengan minat membaca siswa-siswi MTs Pembangunan


(26)

4. Apakah ada hubungan yang signifikan antara dukungan Attachment

dariorang tua dengan minat membaca siswa-siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta ?

5. Apakah ada hubungan yang signifikan antara dukungan Guidance dariorang tua dengan minat membaca siswa-siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta ? 6. Apakah ada hubungan yang signifikan antara dukungan Social Integration

dariorang tua dengan minat membaca siswa-siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta ?

7. Apakah ada hubungan yang signifikan antara dukungan Opportunity

dariorang tua dengan minat membaca siswa-siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta ?

8. Apakah ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap membaca dengan minat membaca siswa-siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta ? 9. Apakah ada perbedaan yang signifikan minat membaca pada siswa laki-laki

dan perempuan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan orangtua (reliable alliance, reassurance of worth, attachment, guidance, social integration, opportunity for nurturance), sikap terhadap membaca, dan jenis kelamin dengan minat membaca pada siswa-siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta.


(27)

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat secara teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan dalam bidang psikologi pendidikan, khususnya mengenai minat membaca anak hubungannya dengan dukungan orangtua terhadap minat membaca dan sikap terhadap membaca.

1.4.2 Manfaat secara praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan untuk: 1. Para orangtua, penelitian ini dapat menambah wawasan baru bagaimana

hendaknya orangtua berperan dalam proses belajar anak khususnya dalam belajar membaca.

2. Para guru, penelitian ini dapat menambah wawasan tentang bagaimana karakteristik anak-anak dalam hal minat membaca serta dapat menjadi referensi untuk memberikan arahan terhadap orangtua siswa mengenai bagaimana hendaknya mendukung kegiatan belajar membaca, sehingga terjalin hubungan yang baik antara guru dan orangtua dalam menciptakan kesuksesan belajar anak.

3. Anak, penelitian ini dapat memacu anak-anak dalam pengambilan sikap guna meningkatkan minat membacanya.


(28)

Agar dalam penyusunan penelitian ini lebih terarah dan sistematis, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis akan membahas tentang pengertian membaca, teori minat, teori membaca, teori minat membaca, faktor-faktor yang mempengaruhi minat membaca, pengertian dukungan orang tua, jenis-jenis dukungan, dukungan orang tua pada remaja, pengertian sikap, komponen sikap, faktor- faktor sikap, fungsi sikap, dan sikap terhadap membaca.

BAB III : METODELOGI PENELITIAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai ; pendekatan dan jenis penelitian, variabel penelitian(identifikasi variabel penelitian, definisi konseptual variabel, definisi operasioanl variabel), populasi dan sampel (sampel, populasi),teknik pengambilan sampel, pengumpulan data (metode pengumpulan data, instrumen pengumpulan data), teknik uji instrumen penelitian (uji validitas, uji reliabilitas, uji regresi)

BAB IV : HASIL PENELITIAN


(29)

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan, diskusi, dan saran. DAFTAR PUSTAKA


(30)

BAB 2 KAJIAN TEORI

Pada bab ini akan dipaparkan tentang pengertian membaca, teori minat, teori membaca, teori minat membaca, faktor-faktor yang mempengaruhi minat membaca, pengertian dukungan orang tua, jenis-jenis dukungan, dukungan orang tua pada remaja, pengertian sikap, komponen sikap, faktor- faktor sikap, fungsi sikap, dan sikap terhadap membaca.

2.1 Minat Membaca

2.1.1 Pengertian Minat

Meichati (1972) dalam Sandjaja mengartikan minat adalah perhatian yang kuat, intensif dan menguasai individu secara mendalam untuk tekun melakukan suatu aktivitas.

Minat merupakan salah satu dimensi dari aspek afektif yang banyak berperan juga dalam kehidupan seseorang, khususnya dalam kehidupan belajar seorang murid. Aspek afektif adalah aspek yang mengidentifikasi dimensi-dimensi perasaan dari kesadaran emosi, disposisi, dan kehendak yang mempengaruhi pikiran dan tindakan seseorang (Stiggins, 1994).

Dimensi aspek afektif mencakup tiga hal penting, yaitu (1) berhubungan dengan perasaan mengenai objek yang berbeda; (2) Perasaan-perasaan tersebut memiliki arah yang dimulai dari titik netral ke dua kubu yang berlawanan, titik


(31)

positif dan titik negatif; (3) Berbagai perasaan memiliki intensitas yang berbeda, yang dimulai dari kuat ke sedang ke lemah (Stiggins,1994).

Minat adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarahkan kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberi kepuasan kepadanya (satisfiers). Definisi ini menjelaskan bahwa minat berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik. Motivasi adalah sumber untuk mempertahankan minat terhadap kegiatan dan menjadikan kegiatan sangat menyenangkan (excitement).

Minat mempunyai karakteristik pokok yaitu melakukan kegiatan yang dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga dapat membentuk suatu kebiasaan dalam diri seseorang. Minat dan motivasi memiliki hubungan dengan segi kognisi, namun minat lebih dekat pada perilaku. Minat sebagai pendorong yang kuat (Hurlock, 1992). Aspek kognitif didasarkan atas konsep atau pengetahuan yang dikembangkan anak mengenai bidang yang berkaitan dengan minat.

Dari uraian tentang minat di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah tingkat kesenangan yang kuat (excitement) dari seseorang dalam melakukan suatu kegiatan yang dipilih karena kegiatan tersebut menyenangkan dan memberi nilai baginya.

Minat sebagai suatu kecenderungan untuk bertingkah laku yang berorientasi kepada objek, kegiatan, atau pengalaman tertentu, dan kecenderungan tersebut antara individu yang satu dengan individu yang lain tidak sama intensitasnya (Crow &Crow, 2005). Menurut Muhibbin (2004), minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar


(32)

terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian suatu hal dalam bidang-bidang tertentu.

Minat mengarahkan pada satu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu, dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif- motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar (manipulate and exploring motive) dalam diri manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Motif menggunakan dan menyelidiki dunia luar itu, lama kelamaan timbulah minat terhadap sesuatu pada diri seseorang (Purwanto, 1992).

Menurut Crow & Crow (2005) minat merupakan kekuatan pendorong yang menyebabkan individu memberi perhatian kepada seseorang, sesuatu atau aktivitas tertentu. Menurut Sabri(2007)minat erat hubungannya dengan sikap dan perasaan senang terhadap sesuatu, oleh karena itu minat diartikan sebagai sikap senang kepada sesuatu atau kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus.

Minat merupakan salah satu dimensi dari aspek afektif yang banyak berperan juga dalam kehidupan seseorang. Aspek afektif adalah aspek yang mengidentifikasi dimensi-dimensi perasaan dari kesadaran emosi, disposisi, dan kehendak yang mempengaruhi pikiran dan tindakan seseorang (Stiggins, 2001). Dimensi afektif mencakup tiga hal penting, yaitu

1. Berhubungan dengan perasaan mengenai objek yang berbeda.

2. Perasaan-perasaan tersebut memiliki arah yang dimulai dari titik netral ke dua kubu yang berlawanan, titik positif dan titik negatif.


(33)

3. Berbagai perasaan memiliki intensitas yang berbeda yang dimulai dari kuat ke sedang ke lemah (Stiggins, 2001)

Aiken (1997) mengungkapkan definisi minat sebagai kesukaan terhadap kegiatan melebihi kegiatan lainnya. Ini berarti minat berhubungan dengan nilai- nilai yang membuat seseorang mempunyai pilihan dalam hidupnya. Minat juga merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran antara perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan- kecenderungan lain.

Sama dengan perangkat mental lainnya minat dapat dilihat dari respon yang dihasilkan (Aiken, 1997). Minat adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respon terarahkan kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberi kepuasan kepadanya (satisfiers). Definisi ini menjelaskan bahwa minat berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik. Motivasi adalah sumber untuk mempertahankan minat terhadap kegiatan yang menjadikan kegiatan sangat menyenangkan (excitement).

Minat mempunyai karakteristik pokok yaitu melakukan kegiatan yang dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga dapat membentuk suatu kebiasaan dalam diri seseorang. Minat dan motivasi memiliki hubungan dengan segi kognisi, namun minat lebih dekat pada perilaku. Minat sebagai hasil tindakan yang memberi kepuasan (satisfiers), hal ini mengandung arti minat tidak hanya memiliki dimensi aspek afektif saja, tetapi juga aspek kognitif(Stiggins, 2001).


(34)

Dalam kamus psikologi, Chaplin (2001) menyebutkan bahwa interest atau minat dapat diartikan sebagai:

1. Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola pada perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek minatnya.

2. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas pekerjaan atau objek itu berharga atau berarti bagi individu.

3. Suatu keadaan motivasi atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku menuju satu arah tertentu.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat diambil pengertian minat adalah:

Perasaan sadar dan suka dari individu terhadap suatu objek atau aktivitas karena adanya anggapan bahwa objek atau aktivitas tersebut memuaskan dan bermanfaat bagi dirinya sehinga individu tersebut terus memperhatiakan dan melakukan aktivitas yang berhubungan dengan objek atau aktivitas tersebut.

Crow & Crow (2005) menjelaskan, minat berhubungan dan dipengaruhi oleh dorongan dari dalam diri, motif sosial, dan reaksi emosional:

1. Dorongan dari dalam

Merupakan komponen yang mengandung unsur kognisi ( mengenal), dimana minat itu didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai objek yang dituju oleh minat tersebut yang kemudian mendorong rasa ingin tahu seseorang dalam menghasilkan sesuatu yang baru dan lebih menantang atas dasar kebutuhan dari dalam diri seseorang. Minat (interes) berarti


(35)

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu yang didasari rasa keingintahuan. Minat merupakan kekuatan pendorong yang menyebabkan individu memberi perhatian kepada seseorang, sesuatu atau aktifitas.

2. Motif sosial

Merupakan komponen yang mengandung unsur konasi (kehendak, kecenderungan untuk melakukan sesuatu) yang diwujudkan dalam bentuk kemauan atau hasrat untuk melakukan suatu aktifitas dalam memenuhi dorongan kebutuhannya, yaitu kebutuhan untuk diakui atau mendapatkan penghargaan dari lingkungannya.

3. Reaksi emosional

Merupakan komponen yang berkaitan dengan unsur emosi (perasaan) karena dalam partisipasi atau pengalaman minat itu disertai dengan perasaan puas (biasanya perasaan senang). Minat berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik. Motivasi adalah sumber untuk mempertahankan minat terhadap kegiatan yang sangat menyenangkan.

2.1.2 Pengertian Membaca

Membaca merupakan proses kompleks yang memiliki banyak definisi. Harris (1975) menyebutkan bahwa membaca merupakan persepsi visual dari bentuk kata dan artinya menuju sebuah proses elaborasi arti atau pemikiran yang berkaitan dengan simbol tertulis.


(36)

Sedangkan dalam kamus Longman (2001) membaca didefinisikan sebagai sebuah kegiatan melihat atau memahami sesuatu yang tercetak atau tertulis. Membaca menurut Tarigan (1986) merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seorang untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata- kata atau bahasa tertulis. Esensi dari membaca adalah transaksi antara kata dari penulis dan pikiran pembaca, ketika sebuah makna dibangun. Artinya, tujuan dari pembelajaran membaca adalah pemahaman membaca.

Membaca adalah proses untuk memperoleh pengertian dari kombinasi beberapa huruf dan kata. Hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan.

Oleh karena itu, membaca dapat disimpulkan sebagai suatu proses yang melibatkan penglihatan dan tanggapan untuk memahami bahan bacaan yang bertujuan untuk memperoleh informasi atau mendapatkan kesenangan.

2.1.3 Bahan Bacaan

Dalam aktivitas membaca terdapat bahan bacaan yang menjadi objek bacaan. Bahan bacaan yang dibaca pada aktivitas membaca untuk kesenangan adalah bacaan-bacaan yang menghibur dan biasa dibaca pada waktu luang. Hurlock (1978) menyebutkan bahwa terdapat tiga media bacaan yang populer di kalangan anak-anak, yaitu buku, majalah, dan koran. Kesukaan anak untuk membaca koran dan majalah dapat dikaitkan dengan pernyataan Bond dan wagner (1960) bahwa anak-anak menyukai bahan-bahan bacaan yang faktual.

Menurut Sanderson (2001), waktu untuk membaca surat kabar (majalah dan koran) telah menjadi waktu yang menyenangkan dan telah populer bagi banyak


(37)

sekali orang di dunia. Salah satu alasannya adalah di dalam surat kabar terdapat berbagai materi yang beragam. Beragamnya materi yang terkandung dalam satu eksemplar surat kabar, memungkinkan adanya hal yang bernilai atau menarik perhatian seorang pembaca.Pada penelitian ini tidak dibatasi jenis bacaan yang diminati siswa.

2.1.4 Pengertian Minat Membaca

Secara operasional Lilawati (1988) dalam Sandjaja, mengartikan minat membaca anak adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan anak untuk membaca dengan kemauannya sendiri. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi membaca dan jumlah buku bacaan yang pernah dibaca oleh anak.

Sinambela (1993) dalam Sandjaja, mengartikan minat membaca adalah sikap positif dan adanya rasa keterikatan dalam diri anak terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku bacaan. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat membaca. Berdasar pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat membaca adalah kekuatan yang mendorong untuk memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca dengan kemauan sendiri. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat membaca.


(38)

2.1.5 Faktor- faktor yang mempengaruhi minat membaca

Ada dua kelompok besar faktor yang mempengaruhi minat membaca, yaitu faktor personal dan faktor institusional (Purves dan Beach, dalam Harris dan Sipay, 1975). Faktor personal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang, yaitu meliputi usia, jenis kelamin, inteligensi, kemampuan membaca, sikap dan kebutuhan psikologis. Sedangkan faktor institusional adalah faktor-faktor di luar diri seseorang, yaitu meliputi ketersediaan jumlah buku-buku bacaan dan jenis-jenis bukunya, status sosial ekonomi orang tua dan latar belakang etnis, kemudian pengaruh orang tua, guru dan teman sebaya .

1. Faktor Personal

Faktor personal merupakan faktor – faktor dalam diri yang dapat mempengaruhi minat membaca bervariasi antar individu.

a. Usia

Minat baca tidak tetap, melainkan berubah seiring dengan bertambahnya usia (Harris, 1975).

b. Jenis Kelamin

Jenis kelamin mempengaruhi minat baca seseorang (Harris & sippay, 1975).

c. Inteligensi

Harris & Sippay (1975) menyatakan bahwa sebenarnya belum ada hubungan yang jelas antara inteligensidengan minat membaca. Meskipun demikian, minat membaca berpengaruh dalam pemahaman bacaan seseorang.


(39)

d. Kemampuan membaca e. Sikap Terhadap Membaca

Sikap tidak selalu berpengaruh terhadap minat, namun demkian minat melibatkan sikap yang dimiliki individu (Harris & Sippay, 1975). Apabila membaca memenuhi suatu kebutuhan, biasanya sikap positif terhadap membaca akan berkembang. Meskipun demikian, sikap positif terhadap membaca tidak berarti membuat seseorang menjadi aktif membaca.

f. Kebutuhan Psikologis

Minat membaca seseorang akan meningkat ketika kegiatan membaca dapat memenuhi kebutuhan psikologisnya. Menurut Dechand (1969), ketika kegiatan membaca diasosiasikan dengan pemenuhan kebutuhan seseorang, maka kegiatan membaca menjadi sesuatu yang bermakna. Pengulangan aktivitas ini akan mendorong perkembangan minat membaca yang akan bertahan lama. Pada tahap ini, membaca menjadi motif kebiasaan dan dapat mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas lain yang berhubungan dengan membaca.

2. Faktor Institusional

Faktor institusional merupakan faktor- faktor yang dapat mempengaruhi minat membaca seseorang. Faktor- faktor institusional minat membaca antara lain: a. Ketersediaan buku

Menurut Harris & Sippay (1975), akses dan ketersediaan buku memiliki pengaruh besar dalam pilihan untuk membaca. Jumlah dan jenis bahan


(40)

bacaan di rumah seorang memiliki hubungan yang nyata dengan kebiasaan seseorang dalam membaca. Seseorang akan membaca apapun yang tersedia. b. Status ekonomi dan latar belakang etnis

Sebagian besar penelitian menunjukan bahwa status ekonomi seseorang tidak terpengaruh secara signifikan terhadap minat membaca (Harris & Sippay, 1975). Meskipun demikian, Hurlock (2005) menyatakan bahwa anak-anak berasal dari kelompok keluarga sosial ekonomi yang lebih baik menghabiskan lebih banyak waktu untuk membaca. Hal ini karena anak-anak ini memiliki lebih banyak bahan bacaan yang tersedia di rumah mereka dan mereka juga menerima lebih banyak dorongan untuk membaca untuk kesenangan.

Disisi lain, penelitian tentang pengaruh latar belakang etnis terhadap minat membaca masih menunjukkan keberagaman penemuan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada minat membaca seseorang yang berasal dari etnis yang berbeda pada semua tingkat usia (Harris & Sippay, 1975).

c. Pengaruh teman sebaya, orang tua, dan guru

Lingkungan anak meliputi orang tua, teman sebaya, dan guru mempengaruhi minat membaca melalui rekomendasi yang diberikan. Pengaruh lain diberikan pada saat pemberian tugas-tugas membaca untuk anak. Selain itu, orang tua dan guru juga secara tidak langsung menjadi contoh bagi anak dalam melakukan kegiatan membaca.Begitu pula dengan antusiasme guru


(41)

juga dapat memberikan pengaruh yang penting dalam pengembangan minat membaca.

d. TV dan Film

Pengaruh media lain terhadap minat membaca sangat kompleks (Harris & Sippay, 1975). TV sering kali diangap sebagai penyebab menurunnya aktivitas membaca apabila anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu untuk menonton program yang hanya menghibur, tidak mendidik (Sangkeo, 1999 dalam Sandjaja).Waktu luang anak diperebutkan oleh kegiatan membaca dan bersaing dengan kegiatan rekreasional lainnya serta dengan kegiatan belajar. Harris dan Sippay (1975) mengungkapkan bahwa anak-anak yang tidak suka membaca akan menemukan hal lain untuk dilakukan dalam waktu luangnya. Sebaliknya, anak yang memang suka membaca akan menemukan waktu untuk membaca seberapa menarikpun saingan yang ada. Apabila anak menemukan bahwa membaca adalah hal yang mudah, menarik, dan dapat diakses, tidak perlu lagi menyalahkan media lain yang dianggap mengalihkan perhatian anak untuk membaca.

Dari berbagai faktor yang mempengaruhi minat baca anak yang telah disebutkan diatas, penelitian ini akan fokus pada dua faktor untuk dilihat lebih jauh hubungannya terhadap minat membaca anak. Faktor-faktor yang akan diteliti meliputi: pengaruh orangtua (dukungan orangtua), sikap terhadap membaca, dan jenis kelamin.

Munandar (1986) menemukan ada perbedaan minat anak terhadap isi cerita ditinjau dari perkembangan usia kronologis anak. Pada usia 3 s/d 8 tahun


(42)

anak menyukai buku cerita yang berisi mengenai binatang dan orang–orang di sekitar anak. Pada masa ini anak bersikap egosentrik sehingga mereka menyukai isi cerita yang berpusat pada kehidupan di seputar dirinya. Mereka juga menyukai cerita khayal dan dongeng. Pada usia 8–12 tahun anak menyukai isi cerita yang lebih realistik.

Munandar juga menemukan ada perbedaan umum antara minat membaca anak laki-laki dan perempuan dalam sifat dan tema cerita, walaupun perbedaan ini tidak bersifat pilah sama sekali; artinya anak-anak perempuan juga menikmati bacaan anak-anak laki-laki dan sebaliknya. Pada umumnya anak-anak perempuan menyukai buku cerita dengan tema kehidupan keluarga dan sekolah. Anak laki-laki lebih menyukai buku cerita mengenai pertualangan, kisah perjalanan yang seram dan penuh ketegangan, cerita kepahlawanan dan cerita humor.

2.2 Dukungan Orangtua Dalam Membaca

2.2.1 Pengertian Dukungan Orangtua

Keluarga sebagai tempat yang pertama kali dikenal oleh individu, keluarga mempunyai peran yang cukup penting bagi individu dalam bersosialisasi di masyarakat. Oleh karena itu, dukungan orangtua sangat penting bagi individu dalam menjalani kehidupannya. Dukungan orangtua itu sendiri merupakan bagian dari dukungan sosial. Seperti dikatakan Sarafino (1994) bahwa sumber dukungan sosial meliputi: orang-orang disekitar individu (keluarga, teman dekat,atau rekan), professional, dan kelompok dukungan sosial.


(43)

Adapun definisi dukungan sosial menurut Sarafino (1994) yaitu bentuk penerimaan dari seseorang atau sekelompok rang terhadap individu yang menimbulkan persepsi dalam dirinya bahwa ia disayangi, diperhatikan, dihargai dan ditolong. Hal senada juga disampaikan oleh Taylor (2003), bahwa:

“Sosial support has been defined as information from others that one is loved and cared for, asteemed and valued, and part of a network of communication and mutual obligations from parens, a spouse or lover, other relatives, friends social and comunity contacts (such as churches or clubs), or even a devoted pet”.

Dukungan sosial merupakan bentuk pemberian informasi serta merasa dirinya dicintai dan diperhatikan, terhormat dan dihargai, serta merupakan bagian dari jaringan komunikasi dan kewajiban timbal-balik dari orangtua, kekasih atau kerabat, teman, jaringan lingkungan sosial serta dalam lingkungan masyarakat. Sedangkan Gottlieb (1983) mendefinisikan dukungan sosial, sebagai berikut:

“Social Support consist of the verbal and or non-verbal information or advice, tangible aid, or action that is proffered by social intimates or inferred by their presence and has benefical emotional or behavioral effect on the recipient.”

Dukungan sosial terdiri dari informasi verbal atau non verbal atau nasehat, bantuan yang nyata atau terlihat, atau tingkah laku yang diberikan oleh orang- orang yang akrab dengan subjek didalam lingkungan sosialnya dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku peneriamaannya.Dalam hal ini, orang yang merasa memperoleh dukungan sosial


(44)

secara emosional merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya.

Sarason (2001) yang mengatakan bahwa dukungan sosial adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi kita.

Brehm dan Kassin (1993) mengemukakan empat definisi dukungan sosial, yaitu:

1. Berdasarkan kontak sosial

Dukungan sosial dilihat dari banyaknya kontak sosial yang dilakukan oleh individu. Pengukuran kontak sosial dalam konteks ini dilihat dari status perkawinan, hubungan saudara atau teman, keanggotaan dalam organisasi informal.

2. Berdasarkan jumlah pemberian dukungan

Dukungan sosial diartikan sebagai jumlah individu yang memberikan bantuan kepada seseorang yang membutuhkan. Semakin banyak individu memberikan bantuan, semakin sehat kehidupan individu tersebut.

3. Berdasrkan kedekatan hubungan

Dukungan sosial disini didasarkan pada kualitas hubungan yang terjalin antara pemberi dan penerima dukungan, bukan kuantitas pertemuan.

4. Berdasarkan tersedianya pemberi dukungan

Individu yang yakin bahwa akan ada orang yang akan membantunya bila ia mengalami kesulitan, kecenderungan lebih percaya diri dan sehat daripada


(45)

individu yang tidak merasa yakin bilamana ada orang bersedia membantunya. Hal ini senada dengan Sarason (2001) yang menyatakan dukungan sosial merupakan tersedianya sumber yang dapat dipanggil seketika bila dibutuhkan untuk memberi dukungan.

Weiss (dalam Cutrona, 1994) mengemukakan dukungan sosial sebagai hubungan dari orang-orang yang dapat diandalkan, bimbingan serta kedekatan emosional terhadap suatu individu membuat dirinya mendapatkan pengakuan. Adapun komponen-komponen menurut Weiss dapat berdiri sendiri, namun satu sama lain saling berhubungan, dan Weiss membaginya kedalam jenis-jenis dukungan sosial yaitu reliable alliance, reassurance of worth, attachment, guidance, socialintegration dan opportunity for nurturance.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian, dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi kita, yang bertujuan untuk membantu kita dalam mengatasi atau menghadapi suatu masalah pada situasi tertentu atau peristiwa yang menekan, serta membuat kita lebih berarti.

Dukungan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dukungan sosial yang berasal dari keluarga khususnya orang tua, karena orang tua merupakan orang terdekat yang berperan penting dalam proses membaca anak.

2.2.2 Jenis-jenis dukungan orang tua

Menurut Sarafino (1998) membagi dukungan sosial menjadi 5 bentuk, yaitu :


(46)

Dukungan emosional adalah suatu bentuk dukungan yang diekpresikan melalui empati, perhatian, kasih sayang dan kepedulian terhadap individu lain. Bentuk dukungan ini dapat menimbulkan rasa nyaman, perasaan dilibatkan dan dicintai pada individu yang bersangkutan. Dukungan ini juga meliputi perilaku seperti memberikan perhatian dan afeksi serta bersedia mendengarkan keluh kesah orang lain.

2. Dukungan penghargaan (esteem support)

Dukungan penghargaan adalah suatu bentuk dukungan yang terjadi melalui ekspresi seseorang dengan menunjukkan suatu penghargaan positif terhadap individu, dukungan atau persetujuan tentang ide-ide atau perasaan dari individu tersebut dan perbandingan positif dari individu dengan oranglain yang keadaannya lebih baik atau lebih buruk. Bentuk dukungan ini bertujuan untuk membangkitkan perasaan berharga atas diri sendiri, kompeten dan bermakna.

3. Dukungan instrumental (instrumental support)

Dukungan instrumental adalah bentuk dukungan langsung yang diwujudkan dalam bentuk bantuan material atau jasa yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah secara praktis. Contoh dukungan ini seperti pinjaman atau sumbangan uang dari orang lain, penyediaan layanan penitipan anak, penjagaan dan pengawasan rumah yang merupakan bantuan nyata berupa materi atau jasa.


(47)

4. Dukungan informasi ( information support)

Dukungan informasi adalah suatu dukungan yang diungkapkan dalam bentuk pemberian nasehat atau saran, penghargaan, bimbingan atau pemberian umpan balik, mengenai apa yang dilakukan individu, guna untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

5. Dukungan jaringan sosial (network support)

Dukungan yang berasal dari jaringan ini merupakan bentuk dukungan dengan memberikan rasa kebersamaan dalam kelompok serta berbagi dalam hal minat dan aktifitas sosial.

Weiss dalam (Cutrona, 1994), membagi dukungan sosial kedalam 6 bagian yang berasal dari hubungan dengan individu lain yaitu :

1. Reliable aliance (hubungan yang dapat diandalkan)

Pengetahuan yang dimiliki individu bahwa individu dapat mengandalkan bantuan yang nyata yang dibutuhkan, individu yang menerima bantuan ini akan merasa tenang karena individu menyadari ada orang yang dapat diandalkan untuk menolong bila individu menghadapi kesulitan

2. Guidance (bimbingan)

Dukungan sosial berupa nasehat dan informasi dari sumber yang dapat dipercaya.

3. Reassurance of Worth (adanya pengakuan)

Dukungan sosial ini berbentuk pengakuan atau penghargaan terhadap kemampuan dan kualitas individu, dukungan ini akan membuat individu


(48)

merasa dihargai dan diterima, misalnya memberikan pujian kepada individu karena telah melakukan sesuatu yang baik.

4. Attachment ( kedekatan emosional)

Dukungan ini berupa pengekpresian dari kasih sayang dan cinta yang diterima individu, yang dapat memberikan rasa aman kepada individu yang menerimanya,

5. Soscial integration (integrasi sosial)

Dikaitkan dengan dukungan yang dapt menimbulkan perasaan memiliki pada individu karena menjadi anggota didalam kelompok dalam hal ini dapat membagi minat, serta aktifitas sosialnya sehingga individu merasa dirinya dapat diterima oleh kelompok tersebut.

6. Opportunity to nurturance ( kesempatan untuk mengasuh)

Dukungan ini berupa perasaan bahwa individu dibutuhkan oleh orang lain, jadi dalam hal ini subjek merupakan sumber dukungan bagi orang yang mendukungnya.

2.2.3 Dukungan Orang Tua pada Remaja

Dukungan sosial yang didapatkan individu dari orangtuanya dapat diandalkan individu didalam kehidupan sehari-harinya, dimana individu dapat mempersepsikan bentuk dukungan orangtua yang ia terima, yaitu dalam hal kepedulian yang dialami, menyayangi, menghargai, memberikan berbagai informasi, dan menumbuhkan kepercayaan diri pada individu tersebut.

Hubungan remaja dengan orang yang lebih dewasa, khususnya orangtua, dan perjuangan secara bertahap untuk membebaskan diri dari dominasi mereka


(49)

agar sampai pada tingkat orang dewasa, menjadi masalah yang paling serius sepanjang kehidupan dan membuatnya sangat sulit beradaptasi. Keinginan untuk bebas pada diri remaja ini tidak dibarengi oleh kemampuannya untuk beradaptasi yang baik, sehingga orangtua seringkali mengintervensi dunianya, padahal yang dibutuhkan oleh remaja adalah suasana rumah yang baik (dalam Al-Mighwar, 2006).

Para ahli kesehatan mental berpendapat bahwa rumah yang baik adalah rumah yang memperkenalkan segala kebutuhan remaja berikut tantangannya agar bisa bebas, lalu membantu dan memotivasinya secara maksimal, dan memberikan kesempatan serta nasehat yang mengarah pada kebebasan. Lebih dari itu, remaja juga harus dimotivasi agar berani bertanggung jawab, mengambil keputusan, dan merencanakan masa depannya. Semua itu harus dilakukan keluarga melalui berbagai upaya positif dan konstruktif, secara sengaja dan terencana, sehingga remaja berusaha sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin untuk memperkuat kematangan dirinya. Menghormati kecenderunganya untuk bebas merdeka tanpa mengabaikan perhatian padanya dianggap sebagai strategi paling bagus dan tepat, karena selain bisa menimbulkan saling percaya antara orangtua dan anak, juga membukakan jalan kearah adaptasi yang baik agar mampu mengurangi kecenderungan kenakalan pada remaja (dalam Al-Migwar, 2006).

Hubungan yang dekat dengan orangtua juga penting dalam perkembangan remaja karena hubungan ini berfungsi sebagai contoh atau cetakan yang akan


(50)

dibawa terus dari waktu ke waktu untuk mempengaruhi pembentukan hubungan baru (Santrock, 2003).

Burns (1984) mengungkapkan tujuh hal yang dapat dilakukan orang tua dalam rangka membantu kegiatan belajar membaca anak dirumah:

1. Menjaga hubungan dengan anak dalam program belajar membaca dengan rajin menanyakan perkembangan belajar membacanya

2. Menjadi pendengar dan penanya yang baik

3. Mendukung anak untuk menyelesaikan tugas membaca buku

4. Membantu menyediakan ruangan, waktu dan peralatan yang dibutuhkan untuk belajar

5. Mendukung anak untuk berpartisipasi dalam pameran buku atau kegiatan membaca lainnya

6. Membantu anak saat dia menemui kesulitan dalam membaca

7. Memberikan penilaian yang baik terhadap pekerjaan rumah dan mengekspresikan antusiasme ketika anak bertanya.

Dapat disimpulkan bahwa dukungan orangtua dalam membaca adalah segala bentuk bantuan atau sokongan dari orangtua yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi kita, yang bertujuan untuk membantu kita dalam minat membaca sehingga membuat kita menjadi lebih berarti, berupa Reliable alliance, Reassurance of worth, Attachment, Guidance,Social integratin, dan


(51)

2.3 Sikap

2.3.1 Pengertian sikap

“Attitude toward reading. How an individual person feels about reading, engaging in reading activities, and receiving materials for reading “ McKenna (dalam Baccuss, 2004)

Sikap terhadap membaca adalah bagaimana seseorang merasa tentang membaca, terlibat dalam kegiatan membaca, dan menerima materi-materi dari membaca McKenna (dalam Baccuss, 2004)

Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan sesuatu. Sikap mempengaruhi perilaku individu. Seorang individu yang mempunyai sikap yang positif terhadap suatu objek akan mendorongnya kepada perilaku yang positif dan mengarah untuk mendukung sikapnya itu. Demikian pula sebaliknya, seorang yang mempunyai sikap negatif terhadap suatu objek akan menunjukkan perilaku negatif terhadap objek itu. Sikap dapat bersumber dari orangtua, guru, dan anggota kelompok. Pada waktu usia muda, individu memodelkan sikapnya menurut orang yang dikagumi dan dihormati (significant others). Sikap penting karena sikap itu mempengaruhi perilaku kerja seseorang.

Dari uraian diatas maka yang dimaksud dengan sikap terhadap membaca berarti suatu keyakinan, pikiran, perasaan, keinginan, dan tanggung jawab seorang terhadap membaca, diperlihatkan dalam rasa senang dan mencintai, selalu bersikap positif.


(52)

2.3.2 Komponen Sikap

Ada tiga komponen dari suatu sikap yaitu: komponen kognitif, komponen afektif dan komponen perilaku. Komponen perilaku dari suatu sikap rujukan ke suatu maksud untuk berperilaku dengan suatu cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu. Namun istilah sikap (attitude) pada hakekatnya merujuk ke bagian afektif dari tiga komponen itu (Robbins, 1996).

2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

Pembentukan sikap tidak terjadi begitu saja melainkan terbentuk melalui suatu proses tertentu. Melalui interaksi yang dilakukan individu dengan individu lainnya atau individu dengan lingkungannya, dalam hubungan ini faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu:

Faktor intern, yaitu faktor–faktor yang terdapat dalam diri individu diantaranya:

1. Pengalaman pribadi

Apa yang sedang dan telah kita alami akan membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulasi sosial. Apakah penghayatan itu kemudian akan membentuk sikap membentuk sikap positif atau negatif tergantung pada berbagai faktor lain.

2. Faktor emosi

Terkadang suatu bentuk sikap merupakan penataan yang tidak didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyalur frustrasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego dan tidak selalu dibentuk oleh situasi lingkungan


(53)

atau pengalaman pribadi seseorang. Suatu contoh bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional adalah simpati. Simpati adalah penilaian terhadap suatu hal berdasarkan perasaan atau ketertarikan kepada orang lain oleh karena simpati merupakan perasaan maka simpati timbul tidak atas dasar logis rasional melainkan atas dasar emosi dan atas itulah ia membentuk sikapnya.

Faktor ekstern, yaitu faktor-faktor yang terdapat diluar diri individu tersebut, diantaranya:

1. Orang lain yang dianggap penting

2. Seseorang yang kita anggap penting yang kita harapkan persetujuannya disetiap gerak langkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi kita (significant others). Akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu diantaranya: orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, teman kerja, istri, suami dan lain-lain.

3. Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Seorang ahli Psikologi Burrhuss Frederic Skiner sangat menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang. Menurutnya, kepribadian tidak lain adalah pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforment yang kita alami.


(54)

4. Media massa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa baik media massa cetak maupun elektronik. Mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu sehingga terbentuklah arah sikap tertentu. Pengaruh media massa tidaklah sebesar pengaruh individual dalam proses pembentukan dan perubahan sikap peranan media massa cukup besar.

5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu, karena konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistem maka tidaklah mengherankan kalau konsep tersebut berperan dalam menentukan sikap individu terhadap suatu hal (Azwar, 2003).

Mar’at (2006)menjelaskan ada tiga faktor yang sudah pasti berpengaruh pada terbentuknya sikap, yaitu kebutuhan seseorang, informasi tentang objek atau subjek yang dimiliki dan kelompok di mana ia bergabung. Ketiga faktor ini memainkan peran yang penting pada perubahan sikap. Sikap terbentuk terutama


(55)

atas dasar kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki dan informasi yang diterima mengenai hal-hal tertentu. Satu per tiganya merupakan faktor terkait yang berperan dalam pembentukan sikap adalah kelompok tempat orang tersebut berada di dalamnya.

2.3.4 Sikap terhadapa Membaca

Sikap dalam Drever (1952) adalah kecenderungan pendapat, ketertarikan atau tujuan yang melibatkan pengalaman- pengalaman tertentu serta kesiapan dengan respon yang tepat.

Progres of International Reading Literacy Study atau PIRLS (2006) melaporkan bahwa siswa yang memiliki sikap positif, kemungkinan besar menjaga konsistensi mereka dalam berusaha serta memiliki keinginan untuk terlibat dalam mengerjakan tugas, sehingga mempengaruhi prestasi membaca.

Dalam PIRLS, selanjutnya disebutkan, seperti pada kasus tahun 2001, siswa kelas lima pada tahun 2006 memiliki sikap positif terhadap membaca. Pada nilai rata-rata dengan indeks 90 persen pada level lebih tinggi dan menengah. Disamping itu, di setiap negara, siswa yang memiliki sikap positif terhadap membaca memiliki prestasi membaca yang lebih tinggi dari mereka yang memiliki sikap negatif terhadap membaca.

Akan tetapi, Umar(2009) menemukan bahwa sikap terhadap membaca tidak secara langsung berpengaruh terhadap prestasi membaca. Adapun sikap terhadap membaca adalah sebagai moderator variabel yang bisa meningkatkan

Self-efficacy, kemudian meningkatkan prestasi membaca. Artinya sikap terhadap membaca merupakan moderator variabel dari prestasi membaca.


(56)

2.4 Kerangka berpikir

Membaca merupakan fungsi tertinggi otak manusia. Dari semua makhluk di dunia ini hanya manusia yang dapat membaca. Membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dalam hidup dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca (Doman, 1998).

Leonhard(1995) mengatakan bahwa apabila seorang anak memiliki frekuensi membaca yang tinggi maka kemampuannya dalam berkonsentrasi pada informasi lisan akan berkembang.Semakin pentingnya peranan membaca hingga Havighurst(dalam Hurlock, 2005) memasukkan kemampuan membaca ke dalam salah satu tugas perkembangan anak di usia sekolah. Artinya untuk dapat memenuhi kebutuhan anak di masa mendatang, sangat penting baginya untuk memiliki kemampuan membaca. Dengan membaca, siswa akan memperoleh pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, sosial, dan emosionalnya.

Jika melihat manfaat dan dampak positif kegiatan membaca diatas maka minat membaca jelas perlu untuk ditumbuhkan. Lalu, bila melihat hal tersebut dalam konteks yang lebih kecil, yaitu indonesia, sebenarnya bagaimana gambaran minat baca di Indonesia?

Hardjoprakoso dalam Alexander (2001) mengatakan bahwa dewasa ini minat baca generasi muda/baru tidak lebih baik daripada generasi sebelumnya bahkan cenderung menurun.

Pada anak SMP minat membaca penting untuk menambah wawasan, pengetahuan. Remaja seharusnya sudah berada pada tahap operasional formal dan


(57)

sudah mampu berfikir abstrak, logis, rasional, serta mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis. Oleh karena itu, setiap keputusan yang mereka terima harus dilandasi oleh dasar pemikiran yang masuk akal. Masa SMP juga merupakan masa peralihan dari anak-anak, mereka sudah meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orangtua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya. Konformitas pada remaja mempengaruhi perkembangannya, karena masa remaja lebih banyak berada diluar rumah bersama dengan teman-teman sebaya sebagai kelompok, maka dapatlah dimengerti bahwa pengaruh teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku lebih besar dari pada pengaruh keluarga

Pada masa sekolah, siswa seharusnya dibiasakan untuk membaca karena mereka dihadapkan pada pelajaran yang semakin sulit. Selain buku pelajaran mereka juga dianjurkan untuk membaca buku pengetahuan lainnya untuk meningkatkan intelektualitas. Bacaan, saat ini juga sudah sangat beragam, dari buku komik, novel, buku ilmiah, majalah, media massa sampai buku berbahasa asing yang mulai banyak digemari terutama dikalangan akademis. Buku-buku tersebut juga ada batasan umurnya, sehingga kita dapat memilih bacaan mana yang pantas dan cocok untuk anak sekolah.

Remaja juga tengah berada pada fase krisis identitas atau ketidaktentuan, mereka amat memerlukan teladan tentang norma-norma yang mapan untuk diidentifikasi. Perwujudan norma-norma yang mantap itu tentunya menuntut


(58)

orangtua sebagai pelopor norma. Dengan demikian, faktor keteladanan dari sosok pribadi orangtua menjadi amat penting bagi variasi perkembangan sosial remaja pada keluarga yang bersangkutan.

Dalam hal ini dukungan orangtua menjadi sangat penting dalam proses membaca. Orangtua memandang kemampuan membaca sebagai suatu hal yang sangat penting dan tentu saja memang penting, karena membaca merupakan pintu kearah pembelajaran di semua bidang ilmu (Guthrie,2003).

Orang tua dapat menjadi contoh di rumah dengan membiasakan membaca apa saja (koran, majalah, tabloid, buku, dsb) menyediakan bahan-bahan bacaan yang menarik dan mendidik, mengajak anak berkunjung ke pameran buku sesering mungkin dan memasukkan anak menjadi anggota perpustakaan.

Keluarga yang memiliki banyak sumber bacaan dan anggota keluarganya gemar belajar dan membaca akan memberikan dukungan yang positif terhadap perkembangan belajar dari anak. Sebaliknya, keluarga yang miskin dengan sumber bacaan dan tidak senang membaca tidak akan mendorong anak-anaknya untuk senang belajar (Sukmadinata,2003).

Taylor (1995) mengungkapkan bahwa dukungan yang dimiliki oleh seorang dapat mencegah berkembangnya masalah akibat tekanan yang dihadapi. Seseorang dengan dukungan yang tinggi akan lebih berhasil menghadapi dan mengatasi masalahnya dibanding dengan yang tidak memiliki dukungan.

Keluarga yang memiliki banyak sumber bacaan dan anggota keluarganya gemar belajar dan membaca akan memberikan dukungan yang positif terhadap minat membaca siswa. Sebaliknya, keluarga yang miskin dengan sumber bacaan


(59)

dan tidak senang membaca tidak akan mendorong anak-anaknya untuk senang belajar (Sukmadinata,2003).

Bentuk dukungan dari orangtua bisa bermacam-macam bentuknya. Seperti yang dikemukakan Sarafino (2002) meliputi: dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informative dan dukungan jaringan.

Menurut Purves & Beach (dalam Harris & Sippay, 1975) faktor-faktor yang mempengaruhi minat membaca meliputi faktor personal dan faktor institusional. Faktor personal yaitu: usia, jenis kelamin, intelegansi, kemampuan membaca, sikap & kebutuhan membaca. Faktor institusional yaitu: ketersediaan jumlah buku bacaan & jenis bukunya, status sosial ekonomi keluarga & latar belakang etnis, pengaruh orangtua, pengaruh guru dan teman sebaya.

Selain dukungan orangtua terdapat juga sikap terhadap membaca yang diduga berhubungan dengan minat membaca meskipun tidak semua hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan terhadap minat membaca.

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini dapat digambarkan dengan skema seperti dibawah ini:


(60)

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Hipotesis nihil Hipotesis mayor

Tidak ada hubungan yang signifikan dukungan orang tua, sikap terhadap membaca dan minat membaca siswa.

Hipotesis minor:

Ho1 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan orangtua dengan minat membaca siswa.

Dukungan Orang Tua

Sikap terhadap membaca

Jenis kelamin

Reliable Alliance Reassurance of worth Attachment

Guidance

Social integration

Minat

membaca


(61)

Ho2 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara aspek reliable alliance dari variabel dukungan orang tua dengan minat membaca siswa.

Ho3 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara aspek reassurance of worth dari variabel dukungan orang tua dengan minat membaca siswa.

Ho4 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara aspek attachment dari dukungan orang tua dengan minat membaca siswa.

Ho5 : Tidakda hubungan yang signifikan antara aspek guidance dari variabel dukungan orang tua dengan minat membaca siswa.

Ho6 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara aspek social integration dari variabel dukungan orang tua dengan minat membaca siswa.

Ho7 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara aspek opportunity for

nurturance dari variabel dukungan orang tua dengan minat membaca siswa. Ho8 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap membaca dengan minat membaca siswa.

Ho9 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dengan minat membaca siswa.


(62)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dibahas mengenai pendekatan dan jenis penelitian, variabel penelitian (identifikasi variabel penelitian, definisi konseptual variabel, definisi operasioanl variabel), populasi dan sampel (sampel, populasi), teknik pengambilan sampel, pengumpulan data (metode pengumpulan data, instrumen pengumpulan data), teknik uji instrumen penelitian (uji validitas, uji reliabilitas, uji regresi)

3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dimana data yang dihasilkan dari penelitian adalah berbentuk bilangan. Penelitian dengan kuantitatif yang datanya berwujud bilangan(skor atau nilai, peringkat atau frekuensi) yang dianalisis dengan menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik dan untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel tertentu mempengaruhi variabel yang lain (Sevilla dkk, 2006).

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian korelasional. Karena penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam satu populasi (Sevilla,1993).


(63)

3.2 Variabel Penelitian

3.2.1 Identifikasi variabel penelitian

Menurut Kerlinger (2006), variabel adalah simbol atau lambang yang padanya kita melekatkan bilangan atau nilai. Penelitian ini melibatkan dua jenis variabel yaitu variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel).

1. Variabel Bebas 1 (Independent Variabel), yaitudukungan orangtua 2. Variabel Bebas 2 (Independent Variabel), yaitu sikap terhadap membaca 3. Variabel Terikat (Dependent Variabel), yaituminat membaca

3.2.2 Definisi Konseptual Variabel

1. Dukungan orangtua terhadap minat membaca adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian, dari orang tua yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi kita, yang bertujuan untuk membantu kita dalam mengatasi atau menghadapi suatu masalah pada situasi tertentu atau peristiwa yang menekan, serta membuat kita menjadi lebih berarti.

2. Sikap terhadap membaca adalah kecenderungan individu untuk mengevaluasi kegiatan membaca secara positif ataupun negatif.

3. Minat membaca adalah suatu kecenderungan seseorang dalam bertingkah laku yang dapat diarahkan untuk memperhatikan suatu objek atau melakukan suatu aktifitas yang berhubungan dengan membaca dan didorong oleh tingkat kesenangan yang kuat


(1)

17

Saya banyak membaca materi-materi pelajaran

untuk memperoleh nilai yang baik pada mata

pelajaran disekolah

18

Saya membaca buku ketika akan ada ujian saja

19

Saya membaca buku untuk menjawab masalah

saja

20

Setiap membaca buku saya menjadi percaya diri

21

Saya membaca buku ketika ada tugas disekolah

saja

22

Saya mulai suka membaca sejak sebelum masuk

SMP

23

Buku- buku yang ada disekolah kurang menarik

perhatian saya

24

Saya memiliki kesenangan tersendiri saat

membaca

25

Membaca itu sangat membosankan

26

Saya lebih suka membaca buku-buku pelajaran

dari pada bermain ketika menganggur

27

Saya kurang tertarik membaca buku yang tebal

28

Setiap membaca suatu bacaan, saya

melakukannya dengan senang hati tanpa ada

keterpaksaan


(2)

Reabilitas Skala Dukungan Orang Tua

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 63.5098 1100.255 -.509 .626 .977

VAR00005 63.8039 1058.761 .385 .569 .974

VAR00006 64.0000 1047.200 .510 .686 .973

VAR00007 64.2157 1037.493 .566 .733 .973

VAR00008 63.9216 1030.714 .691 .686 .972

VAR00009 63.4510 1025.493 .756 .782 .972

VAR00010 63.7647 1014.504 .767 .889 .972

VAR00011 63.5882 1004.007 .865 .894 .971

VAR00012 63.7255 998.843 .884 .884 .971

VAR00013 63.8235 988.228 .883 .873 .970

VAR00014 64.0000 977.000 .903 .909 .970

VAR00015 63.2941 973.572 .933 .934 .970

VAR00016 63.5686 964.090 .917 .935 .970

VAR00017 63.9608 949.998 .926 .929 .969

VAR00018 63.6275 945.798 .942 .960 .969

VAR00019 63.5686 934.930 .939 .954 .969

VAR00020 63.8824 922.426 .942 .945 .969

VAR00021 63.6667 920.627 .955 .965 .969

VAR00022 63.6863 911.180 .961 .973 .969

VAR00023 63.9020 898.650 .961 .963 .970

VAR00024 63.8627 897.921 .925 .937 .970

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items


(3)

Reabilitas Skala Sikap

Terhadap Membaca

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00005 65.4314 1273.930 .438 .737 .981

VAR00006 65.1961 1267.361 .550 .728 .980

VAR00007 65.3137 1255.460 .645 .770 .980

VAR00008 65.6667 1243.227 .641 .637 .980

VAR00009 65.7059 1231.012 .830 .867 .979

VAR00010 65.2941 1226.572 .810 .868 .979

VAR00011 65.6863 1211.900 .852 .904 .978

VAR00012 65.1569 1207.615 .866 .933 .978

VAR00013 65.3725 1194.958 .887 .942 .978

VAR00014 65.3137 1188.260 .902 .909 .978

VAR00015 65.4314 1179.050 .875 .895 .978

VAR00016 65.0588 1170.176 .953 .964 .977

VAR00017 65.2745 1159.243 .928 .936 .977

VAR00018 66.0000 1145.040 .919 .903 .977

VAR00019 64.7255 1149.763 .953 .979 .977

VAR00020 65.4706 1130.894 .957 .962 .977

VAR00021 65.6078 1124.843 .919 .959 .978

VAR00022 65.0588 1115.256 .964 .974 .977

VAR00023 65.1569 1101.375 .983 .984 .977

VAR00024 65.0392 1096.398 .962 .975 .977

VAR00025 65.1961 1086.401 .952 .961 .978

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items


(4)

Validitas dan Reabilitas Skala Minat Membaca

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 85.9608 2148.638 -.339 .666 .978

VAR00002 86.7843 2127.493 -.038 .662 .977

VAR00003 85.9020 2120.610 .062 .707 .977

VAR00004 85.6471 2113.713 .199 .521 .977

VAR00005 87.0588 2086.296 .486 .574 .976

VAR00006 85.8431 2084.975 .464 .767 .976

VAR00007 86.2157 2064.773 .616 .870 .975

VAR00008 85.9412 2058.096 .728 .810 .975

VAR00009 85.6863 2046.060 .695 .835 .975

VAR00010 85.9020 2031.210 .835 .932 .975

VAR00011 86.2745 2019.563 .815 .918 .975

VAR00012 86.1765 2001.588 .844 .916 .974

VAR00013 86.9608 1996.918 .779 .928 .974

VAR00014 86.0196 1976.900 .887 .920 .974

VAR00015 85.3725 1976.118 .947 .972 .974

VAR00016 85.7059 1961.532 .892 .934 .974

VAR00017 85.3333 1953.827 .947 .973 .973

VAR00018 86.2353 1924.344 .950 .978 .973

VAR00019 86.0392 1922.038 .945 .981 .973

VAR00020 85.4706 1912.614 .961 .977 .973

VAR00021 86.0980 1887.930 .955 .972 .973

VAR00022 85.5098 1887.935 .969 .975 .973

VAR00023 85.8824 1872.546 .945 .978 .973

VAR00024 85.2353 1867.224 .981 .986 .973

VAR00025 85.4314 1853.810 .973 .986 .973

VAR00026 85.4314 1839.850 .968 .984 .973

VAR00027 85.7647 1825.464 .963 .982 .974


(5)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items


(6)