Pengolahan Telur Asin di SMKN 1 Pacet

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Telur asin adalah istilah umum untuk masakan berbahan
dasar telur yang diawetkan dengan cara diasinkan (diberikan garam
berlebih untuk menonaktifkan enzim perombak). Kebanyakan telur
yang diasinkan adalah telur itik, meski tidak menutup kemungkinan
untuk telur-telur yang lain. Telur asin baik dikonsumsi dalam waktu
satu bulan (30 hari).
Di

Indonesia,

terutama

di pulau

Jawa telur

asin


biasanya

diproduksi dash telur bebek pelari (Anas platyrhynchos domesticus)
yang memiliki ciri khas cangkang telur yang berwarna hijaukebiruan.
Panganan ini bersifat praktis dan dapat dipadukan dengan
berbagai masakan misalnya nasi jamblang, dan nasi lengko, bahkan
dapat pula dimakan tanpa nasi. Nelayan yang melaut atau orang
yang bepergian untuk waktu lama biasa membawa telur asin untuk
bekal.
Di Jawa Tengah, daerah Brebes dikenal sebagai penghasil utama
telur asin. Industri telur asin di Brebes cukup meluas hingga
tersedia

berbagai

pilihan

kualitas

telur


asin.

Masing-masing

produsen memiliki cap sendiri-sendiri yang biasanya dapat dilihat
pada kulit telur. Walaupun selera orang berbeda-beda, telur asin
yang dinilai berkualitas tinggi memiliki ciri-ciri bagian kuning telur
berwarna jingga terang hingga kemerahan, "kering" (jika digigit
tidak mengeluarkan cairan), tidak menimbulkan bau amis, dan rasa
asin tidak menyengat.
1

Telur asin adalah produk makanan Cina yang diawetkan dan
dibuat dengan merendam telur itik dalam air garam, atau kemasan
setiap telur di tempat yang lembab, asin arang. Di supermarket
Asia, telur ini kadang-kadang dijual tertutup lapisan tebal asin pasta
arang. Telur juga dapat dijual dengan pasta arang yang telah
dihapus, dibungkus plastik, dan dikemas vakum. Dari proses
penggaraman, telur asin memiliki aroma asin, telur sangat cairan

putih dan sebuah perusahaan bertekstur, bulat kuning yang
berwarna oranye-merah cerah.
Telur asin biasanya direbus atau dikukus sebelum dikupas dan
dimakan sebagai bumbu untuk bubur atau dimasak dengan
makanan lain sebagai penyedap. Putih telur memiliki, rasa asin
yang tajam. Kuning merah oranye kaya, lemak, dan rasanya kurang
asin. Kuning telur dihargai dan digunakan dalam kue bulan Cina
untuk melambangkan bulan.
Telur asin juga dapat dibuat dari telur ayam, meskipun rasa dan
tekstur akan sedikit berbeda, dan kuning telur akan kurang kaya.
Telur asin yang dijual di Filipina menjalani proses curing yang
sama, dengan beberapa variasi bahan yang digunakan. Mereka
diwarnai merah untuk membedakan mereka dari telur itik segar.
Telur asin adalah telur yang diawetkan dengan cara diasinkan
dengan cara diberikan garam berlebih untuk menonaktifkan enzim
perombak, Kebanyakan telur yang diasinkan adalah telur bebek
(itik), bisa juga untuk telur-telur yang lain. untuk masa kadaluwarsa
telur asin bisa mencapai satu bulan (30 hari). Penghasil atau

2


penjual telur asin yang sudah sangat terkenal adalah di daerah
brebes.
Industri telur asin di brebes sendiri sangat banyak dengan
berbagai pilihan kualitas nya, mereka mempunyai cap sendirisendiri dan biasa dapat di lihat pada kulit telur dengan stampel,
telur asin yang dinilai berkualitas tinggi memiliki ciri-ciri bagian
kuning telur berwarna jingga terang hingga kemerahan, "kering"
dan jika digigit tidak mengeluarkan cairan, juga tidak menimbulkan
bau amis, dan rasa asin tidak menyengat.
Telur asin adalah telur itik yang dikemas dalam bak dan ditutup
dengan campuran arang yang telah digiling halus dalam air garam.
Setelah 6 minggu sampai 3 bulan, kuning telur menjadi keras dan
putih menjadi asin seiring garam berdifusi masuk. Mereka dimasak
dan membersihkan sampai mendidih selama 10 menit. Biasanya
digunakan dalam kari dan sebagai hors d'oeuvres. Kuning telur
digunakan dalam kue bulan Cina. Umumnya di Cina dan Asia
Tenggara.

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis tertarik untuk meneliti
pengolahan telur asin di SMKN 1 Pacet sebagai syarat memenuhi

tugas Karya Tulis Ilmiah dan sebagai syarat kelulusan di SMP Islam
PB Soedirman, Cijantung, Jakarta Timur, sebagai pelajar kelas 9 FLC
tahun pelajaran 2013 / 2014

3

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas, penulis mengidentifikasi
beberapa

masalah

yang

diungkapkan

dengan

pertanyaan


berikut:
1. Bagaimana teknik mengasinkan telur asin yang terbaik?
2. Berapa lama proses pengasinan telur asin?
3. Bagaimana ciri – ciri telur unggas yang bisa diasinkan?
4. Bagaimana cara menentukan banyaknya bahan yang harus
digunakan untuk memperoleh rasa yang paling enak?
5. Bagaimana tahap – tahap pengolahan telur asin yang benar?
6. Bagaimana cara pengolahan atau pembuatan telur asin yang
baik untuk di konsumsi?
7. Bagaimana cara menyimpan telur asin agar awet dan
bertahan lama?
8. Bagaimana cara untuk mengetahui kandungan gizi yang
terkandung di dalam telur asin?
9. Peristiwa apa yang terjadi dalam proses pengasinan telur
ayam atau telur bebek?
10.

Apa saja keuntungan dari pengasinan telur unggas?

11.


Apa saja hal – hal yang perlu diperhatikan dalam proses

pengolahan telur asin?
C. Pembatasan Masalah
Dari indentifikasi masalah sebelumnya, maka penulis membatasi
5 masalah, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengolah telur asin di SMKN 1 Pacet?
2. Peristiwa apa yang terjadi dalam proses pengasinan telur
ayam atau telur bebek?

4

3. Bagaimana ciri telur unggas yang layak diasinkan?
4. Bagaimana cara menyimpan telur asin agar bertahan lama?
5. Apa saja keuntungan dari pengasinan telur unggas?
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan

latar


belakang

masalah,

identifikasi

masalah,

pembatasan masalah, masalah, maka perumusan masalah dapat
disusun sebagai berikut:
1. Cara mengolah telur asin di SMKN 1 Pacet
2. Peristiwa yang terjadi dalam proses pengasinan telur asin
3. Ciri telur unggas yang layak diasinkan
4. Cara menyimpan telur asin agar bertahan lama
5. Keuntungan dari pengasinan telur unggas
E. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah:
1. Untuk mengetahui cara mengolah telur asin di SMKN 1 Pacet
2. Untuk mengetahui peristiwa yang terjadi dalam proses

pengasinan telur
3. Untuk mengetahui ciri telur unggas yang layak diasinkan
4. Untuk mengetahui cara menyimpan telur asin agar bertahan
lama
5. Untuk mengetahui keuntungan dari pengasinan telur unggas
F. Manfaat Penelitian
Dari tujuan perumusan masalah diatas, diharapkan penulis dan
pembaca dapat:
1. Mengetahui cara mengolah telur asin di SMKN 1 Pacet

5

2. Mengetahui peristiwa yang terjadi dalam proses pengasinan
telur
3. Mengetahui ciri telur unggas yang layak diasinkan
4. Mengetahui cara menyimpan telur asin agar bertahan lama
5. Mengetahui keuntungan dari mengasinkan telur unggas

BAB II
KAJIAN TEORI

Menurut Zubaidah, (2007) bahwa fungsi kajian teori meliputi:
(1) mengetahui sejarah masalah penelitian, (2) membantu memilih
prosedur, (3) memahami latar belakang teoritis masalah penelitian,
(4) mengetahui manfaat penelitian sebelumnya, (5) menghindari
duplikasi, dan (6) memberikan pembenaran pemilihan masalah
penelitian.
A. Pengertian Pengolahan
A1. Proses, cara, perbuatan mengolah;
A2. Bahasa

formal

dari

pengerjaan, penggarapan, penggodokan
A3. Sebuah proses mengusahakan atau mengerjakan sesuatu
supaya menjadi lebih sempurna.
A4.

Menurut


Wikipedia,

Pengolahan

makanan

adalah

kumpulan metode dan teknik yang digunakan untuk
mengubah

bahan

mentah

menjadi

makanan

atau

mengubah makanan menjadi bentuk lain untuk konsumsi
oleh manusia atau hewan di rumah atau oleh industri
pengolahan makanan.

6

Menurut penulis, arti kata dari pengolahan adalah sebuah
kegiatan untuk membuat atau mengolah sesuatu menjadi
sesuatu yang baru.
B. Pengertian Telur Asin
B1. Menurut Wikipedia, Telur asin adalah istilah umum untuk
masakan berbahan dasar telur yang diawetkan dengan
cara

diasinkan

(diberikan

garam

berlebih

untuk

menonaktifkan enzim perombak). Kebanyakan telur yang
diasinkan

adalah

telur itik,

meski

tidak

menutup

kemungkinan untuk telur-telur yang lain. Telur asin baik
dikonsumsi dalam waktu satu bulan (30 hari).

B2. Telur asin adalah produk makanan Cina yang diawetkan
dan dibuat dengan merendam telur itik dalam air garam,
atau kemasan setiap telur di tempat yang lembab, asin
arang. Di supermarket Asia, telur ini kadang-kadang dijual
tertutup lapisan tebal asin pasta arang. Telur juga dapat
dijual dengan pasta arang yang telah dihapus, dibungkus
plastik, dan dikemas vakum. Dari proses penggaraman,
telur asin memiliki aroma asin, telur sangat cairan putih
dan sebuah perusahaan bertekstur, bulat kuning yang
berwarna oranye-merah cerah.

7

B3. Telur asin adalah telur itik yang dikemas dalam bak dan
ditutup dengan campuran arang yang telah digiling halus
dalam air garam

B4. Telur asin adalah telur yang diawetkan dengan cara
diasinkan dengan cara diberikan garam berlebih untuk
menonaktifkan enzim perombak, Kebanyakan telur yang
diasinkan adalah telur bebek (itik), bisa juga untuk telurtelur yang lain.

C. Profil SMKN 1 Pacet
C1. SMK Negeri 1 Pacet adalah SMK yang lahir pada tahun
2003 sebagai kelas jauh dari SMK Negeri 3 Cianjur, pada
mulanya memiliki siswa sebanyak 58 orang yang belajar
menumpang di masyarakat dengan sarana dan prasarana
terbatas

serta

pendidik

dan

tenaga

kependidikan

merupakan tenaga sukarela.

C2. SMKN 1 Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, adalah
sekolah program pertanian. Siswa – siswinya diajarkan
untuk mengurus pohon paprika merah dan kuning serta
beragam tanaman hias secara hidroponik. Hasil-hasil
pertanian yang ditanam siswa, seperti paprika merah dan
kuning,

mendapat

pasar

di

beberapa

supermarket

8

ternama di Jakarta. Sekolah ini berstatus rintisan sekolah
bertaraf

internasional

(RSBI)

dan

mampu

mengolah

beragam dedaunan sayur-mayur menjadi keripik. Produksi
keripik daun singkong, daun wortel, daun bayam, daun
lokat maya (tanaman liar), hingga bubuk cabai keriting
diolah dengan cara modern. Produk olah siswa program
pengolahan

hasil

pertanian

ini

diberi

merek

pasar

“Edutekpan”. Pemasarannya tidak saja di seputar daerah
wisata Pacet dan Puncak, tetapi juga masuk ke pasar
modern

C3. SMKN 1 Pacet dibangun pada 2003 dalam bentuk rintisan.
Pada awal sekolah ini tanah milik Tn. Abah Ibin, kemudian
Tn. Haji Akib dibangun sekolah ini sebagai sekolah
kejuruan. Pada tahun 2007, sekolah baru saja peresmian
oleh orang-orang pemerintah dan Tn. Haji Akib sebagai
pemimpin

D. Hipotesis
Diduga, cara mengasinkan telur asin di SMKN 1 Pacet yaitu
dengan cara dilapisi oleh pasta arang yang mengandung
garam, telur yang digunakan harus telur yang kualitasmya
bagus, dan produk telur asin tidak boleh diletakkan di tempat

9

yang terlalu panas ataupun terlalu tinggi agar bertahan lebih
lama.

Penulis juga menduga bahwa peristiwa yang terjadi saat
proses pengasinan telur asin ialah proses penyerapan, dan
keuntungan dari proses pengolahan telur asin yaitu telur bisa
bertahan lebih lama.

10

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metodelogi
Penulis menulis karya tulis ini menggunakan 4 cara, yaitu:
 Observasi

:

penulis

mengunjungi

suatu tempat
untuk membuat karya tulis ini.
 Deskriptif

:

penulis

banyak

mengambil referensi
dari internet.
 Pendekatan non-eksperimen

:

penulis

menganalisa

pengolahan telur
asin, tetapi tidak dipraktekkan.
 Wawancara

:

penulis

bertanya

kepada

narasumber
di tempat penelitian.

B. Populasi dan Sampel
 Populasi

: Telur Asin

11

 Sampel

: Telur Bebek Asin di SMKN 1

Pacet, Cianjur

C. Variabel
Penulis menggunakan 2 variabel, yaitu:
 Variabel X : Pengolahan Telur Asin
 Variabel Y : Di SMKN 1 Pacet

D. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian penulis tentang pengolahan telur asin dilakukan di
SMKN 1 Pacet, Cianjur, Jawa Barat pada tanggal 20 sampai 21
Desember 2013.

E. Sumber Data
Penulis mendapat informasi tentang pengolahan telur asin
dari:
 Narasumber (siswa SMKN 1 Pacet yang menjadi
pemandu)
 Internet

12

F. Prosedur Penelitian
Penulis mendapat banyak informasi dari berbagai sumber,
yaitu:
 Wawancara dengan pemandu

:

Penulis

mendapat

berbagai penjelasan
dan informasi tentang cara
mengolah
telur asin yang benar dari
narasumber
 Internet

: Selain mendapat penjelasan

dari
narasumber,
mengambil

penulis
referensi tentang

telur asin di internet

13

BAB IV
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis selama 2
hari di SMKN 1 Pacet, penulis membuat hasil penelitian, yaitu
sebagai berikut:

A. Cara pengolahan telur asin di
SMKN 1 Pacet
Cara mengolah telur asin di SMKN
1 Pacet dibagi menjadi 3 cara,
yaitu:

1. Dengan menggunakan bata
merah

2. Dengan menggunakan pasta atau abu
3. Dengan mencelupkannya di air garam

BAHAN
1) Telur bebek yang bermutu baik (30 butir)
2) Abu gosok atau bubuk batu bata merah (1 ½ liter)
3) Garam dapur ( ½ kg)
4) Air bersih secukupnya

ALAT
1) Ember plastik
2) Panci

14

3) Kompor
4) Alat pengaduk
5) Stoples untuk menyimpan telur

Langkah – langkah dalam pembuatan telur asin:
1. Cuci dan bilas telur.
2. Amplas bagian cangkang telur, jika cangkang telur sudah
tipis, jangan teruskan mengamplas cangkang telur.
3. Buat larutan atau adonan yang akan digunakan dalam
pengasinan telur.
 Untuk pengolahan dengan bata merah dan abu gosok,
campurkan bata merah yang telah dihaluskan atau abu
gosok dengan garam dan perbandingannya harus 1:1
(sebanding).
 Untuk pengolahan dengan menggunakan air garam,
campurkan air dan garam dengan perbandingan 1:1
(sebanding).
4. Lapisi cangkang dengan adonan bata merah atau abu
gosok ke seluruh permukaan dan biarkan selama 1 – 2
minggu di dalam tempat tertutup jika menggunakan cara
pengolahan dengan bata merah atau abu gosok. Jika
menggunakan larutan air garam, maka celupkan telur di
dalam larutan air garam selama 1 – 2 minggu.
5. Usahakan agar telur tidak pecah, simpan di tempat yang
bersih.
6. Setelah semua proses diatas selesai, cuci bersih telur.

15

7. Rebus telur yang telah dicuci dan telur asinpun sudah siap
disajikan.
B. Peristiwa – peristiwa yang terjadi pada proses pengasinan
a. Saat pengamplasan, pori – pori kulit telur terkelupas
yang memudahkan masuknya garam ke dalam telur.
b. Pengasinan merupakan proses penetrasi NaCL yang
diasinkan dengan cara difusi (peristiwa mengalirnya
suatu zat dalam pelarut berkonsetrasi rendah). Garam
berfungsi sebagai pengawet dan pemberi rasa (favour),
sementara air sebagai media difusi (carrier)
C. Ciri – ciri telur yang layak diasinkan
a. Rendam telur di dalam air bersih kurang lebih 2 menit.
Perhatikan saat merendam “jika telur mengapung”
berarti telur tersebut jelek (jangan digunakan).
b. Kualitas bagian dalam
i. Putih dan kuning telur kental
ii. Posisi kuning telur masih berada pada putih telur
iii. Tidak ada noda atau bintik darah pada putih atau
kuning telur
c. Kualitas bagian luar
i. Bentuk dan warna kulit (warnanya tidak gelap)
ii. Permukaan telur tidak retak
iii. Bagian – bagian pada telur utuh
iv. Kulit telur bersih

16

D. Untuk cara menyimpan telur asin yang benar ialah telur asin
harus ditempatkan pada suhu yang optimal karena jika suhu
tempat penyimpanan terlalu tinggi, maka akan mempercepat
pembusukan dan kelembapan juga harus sedang.
E. Keuntungan dari proses pengasinan telur unggas
a. Telur yang diasinkan bersifat stabil, dapat disimpan
tanpa mengalami proses perusakan
b. Rasa amis telur akan berkurang, tidak berbau busuk
dan rasanya enak
c. Telur unggas bisa bertahan lebih lama daripada
sebelum diasinkan

F. Tesis
Dari penjelasan yang telah penulis jelaskan diatas, terbukti
bahwa peristiwa yang terjadi saat pengasinan telur asin
adalah peristiwa difusi, cara menyimpan telur asin yang benar
yaitu telur asin harus disimpan di tempat yang temperaturnya
sedang dan tempat yang sejuk, beberapa ciri telur yang layak
diasinkan yaitu cangkang telur tidak retak dan bagian tekstur
kuning dan putih telurnya kental, serta salah satu keuntungan
dari pengasinan telur unggas yaitu agar telur tersebut
bertahan lebih lama dari biasanya.
Terbukti pula bahwa cara pembuatan di SMKN 1 Pacet dibagi
menjadi 3 cara yaitu Dengan menggunakan bata merah,

17

dengan

menggunakan

pasta

atau

abu,

dan

dengan

mencelupkan telur unggas di air garam.

18

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah

penulis

pembahasan

melakukan

pada

bab

beberapa

penelitian

sebelumnya,

maka

dan

penulis

menyimpulkan:
1. Terbukti bahwa cara pembuatan di SMKN 1 Pacet dibagi
menjadi 3 cara yaitu Dengan menggunakan bata
merah, dengan menggunakan pasta atau abu, dan
dengan mencelupkan telur unggas di air garam
2. Terbukti bahwa proses yang terjadi saat pengasinan
telur asin adalah proses difusi
3. Terbukti bahwa telur unggas yang layak diasinkan yaitu
telur berkualitas unggul dengan ciri:
a. Rendam telur di dalam air bersih kurang lebih 2
menit. Perhatikan saat merendam “jika telur
mengapung” berarti telur tersebut jelek (jangan
digunakan).
b. Kualitas bagian dalam
i. Putih dan kuning telur kental
ii. Posisi kuning telur masih berada pada putih
telur
iii. Tidak ada noda atau bintik darah pada putih
atau kuning telur
c. Kualitas bagian luar
i. Bentuk dan warna kulit (warnanya tidak
gelap)
19

ii. Permukaan telur tidak retak
iii. Bagian – bagian pada telur utuh
iv. Kulit telur bersih
4. Terbukti bahwa cara menyimpan telur asin yang benar
yaitu

telur

asin

harus

disimpan

di

tempat

yang

temperaturnya sedang dan tempat yang sejuk.
5. Terbukti bahwa keuntungan dari pengasinan telur
unggas yaitu rasa amis telur akan berkurang tidak
berbau busuk dan rasanya enak, telur unggas bisa
bertahan lebih lama daripada sebelum diasinkan.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis akan mengurutkan
implikasi dalam permasalahan berikut:
1. Akan terbukti bahwa pengolahan telur asin di SMKN 1
Pacet menggunakan 3 cara yaitu menggunakan bata
merah, abu, dan air garam. Namun menurut hasil
wawancara penulis, cara pengolahan dengan pasta atau
abu gosok adalah cara yang terbaik
2. Akan terbukti bahwa proses atau peristiwa yang terjadi
saat proses pengasinan telur adalah proses difusi yaitu
peristiwa

mengalirnya

suatu

zat

dalam

pelarut

berkonsetrasi rendah
3. Akan terbukti bahwa telur yang dapat diolah menjadi
telur asin adalah telur yang kualitasnya bagus dengan
salah satu cirinya yaitu cangkang telurnya tidak retak

20

4. Akan terbukti bahwa telur asin akan bertahan lebih
lama

jika

disimpan

di

tempat

yang

suhu

dan

kelembapannya sedang
5.

Akan terbukti bahwa pengolahan telur asin memiliki
banyak

manfaat,

beberapa

manfatnya

yaitu

telur

tersebut bertahan lebih lama dari biasanya, rasa amis
telur akan berkurang tidak berbau busuk dan rasanya
enak, telur unggas bisa bertahan lebih lama daripada
sebelum diasinkan
C. Saran
a. Untuk SMP Islam PB Soedirman
1. Seharusnya mata pelajaran KTI dibahas lebih dalam
agar saat ilmu tersebut dipraktekkan, siswa – siswi
tidak menemui kesulitan dalam menulis laporan
2. Sebaiknya mata pelajaran KTI di SMP Islam PB.
Soedirman dipertahankan karena tidak menutup
kemungkinan ilmu menulis laporan akan digunakan
pada jenjang – jenjang setelah SMP
b. Untuk SMKN 1 Pacet
1. Sebaiknya

pihak

sekolah

sudah

mempersiapkan

bahan dan alat untuk pengolahan agar peneliti bisa
mengetahui tahap pembuatan produk
2. Seharusnya

hasil

dipersiapkan

pengolahan

sebelumnya

tersebut

untuk

sudah

diperlihatkan

kepada peneliti
3. Seharusnya keaktifan wawasan kakak pembimbing
lebih ditingkatkan agar semua pertanyaan dari

21

peneliti terjawab dan kalau bisa kakak pembimbing
memberi

penjelasannya

tidak hanya

tergantung

pada pertanyaan peneliti

c. Untuk Pemerintah Daerah Setempat
1. Sebaiknya potensi siswa-siswi di SMKN 1 Pacet
dalam mengolah makanan dan membudidayakan
lebih diperhatikan dan dikembangkan

22

DAFTAR PUSTAKA
1. Alam, Nur. 2012. Karya Tulis Ilmiah, Jakarta: Yasma PB.
Soedirman
2. Warisno. 2005. Membuat Telur Asin Aneka Rasa. Solo:
AgroMedia.
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Telur_asin diakses pada tanggal

14/12/2013
4. http://en.wikipedia.org/wiki/Salted_duck_eg g diakses pada
tanggal 16/12/2013
5. http://www.dictionarycentral.com/definition/salted-duckeggs.html diakses pada tanggal 19/12/2013
6.

http://artikata.com/arti-372452-pengolahan.html diakses pada
tanggal 19/12/2013

7. http://sinonimkata.com/sinonim-160931-pengolahan.html
diakses pada tanggal 19/12/2013
8. http://kumpulantugaskuliahpertanian.blogspot.com/

2012/03/pengertian-pengolahan.html diakses pada tanggal
19/12/2013
9. http://id.wikipedia.org/wiki/Pengolahan_makanan diakses

pada tanggal 19/12/2013
10.http://smkn1Pacet.siap-sekolah.com/2012/05/15/wajah-lain-smkpertanian/ diakses pada tanggal 21/12/2013
11.http://nisayulian.blogspot.com/2012/09/sejarah-singkat-smknegeri-1-Pacet.html diakses pada tanggal 21/12/2013

23

DAFTAR RIWAYAT PENULIS

Farah Fairuz Luthfiiah adalah seorang siswi kelas 9F di SMP
Islam PB. Soedirman, Cijantung, Jakarta Timur.
Penulis lahir di Purwokerto, 21 September 1999.
Ia adalah anak pertama dari 2 bersaudara.
Penulis memiliki seorang adik laki – laki yang
bernama Maulana Noor Faiq Al Farouq. Ia
memiliki ayah yang bernama Syamsul Huda dan
ibu yang bernama Ervina Dian Haryati. Sekarang
penulis bertempat tinggal di Mahoni Tanjung
Barat Town House Kav. 5, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Penulis
memiliki

hobi

menggambar,

berkreasi,

mendengarkan

lagu,

browsing, travelling, dll.
Tempat pertama kali penulis menimba ilmu yaitu di Plai Group
Ath – Thaariq Singaraja, Bali dan dilanjutkan ke TK Ath –
Thaariq Singaraja, Bali. Lalu penulis harus pindah ke TK Al –
Amin di Denpasar, Bali. Tak lama kemudian, penulis pindah ke
Bandung, Jawa Barat dan bersekolah di TK Al – Hambra.
Penulis melanjutkan sekolahnya ke SDIT Al – Biruni, Bandung
(2005-2006) sebagai murid kelas 1. Lalu ia pindah ke SDIT/MIT
Tawakkal Denpasar, Bali (2006-2007) dari kelas 2 SD sampai
kelas 3 SD semester 1. Untuk kelas 3 semester 2 dan kelas 4
semester 1, penulis bersekolah di SDN Tembokrejo II Pasuruan,
Jawa Timur (2008). Penulis melanjutkan kelas 4 semester 2 dan
kelas 5 di SDN 11 Manado, Sulawesi Utara (2009-2010). Ia
24

menyelesaikan

jenjang pendidikan

SD di

SDN

Ungaran

III

Yogiakarta (2010-2011) selama 1 tahun lamanya.
Ia melanjutkan sekolahnya sebagai murid kelas 7 di SMP 12
Yogiakarta (2011). Penulis hanya bersekolah selama 2 minggu di
sekolah tersebut karena harus mengikuti ayahnya yang dinas di
Denpasar, Bali. Jadi ia melanjutkan kelas 7 semester 1 di SMPN 10
Denpasar, Bali (2011). Selanjutnya ia pindah ke Jakarta dan
bersekolah di PB. Soedirman International Islamic Junior High
School, Cijantung, Jakarta Timur (2012-sekarang) semenjak
kelas 7 semester 2 sampai sekarang.
Penulis memiliki cita – cita menjadi seorang arsitek karena hobby
penulis sendiri ialah menggambar. Selain itu penulis juga bercita –
cita mendapatkan beasiswa berkuliah di Paris, Perancis. Penulis
memiliki beberapa prestasi, salah satunya yaitu terpilih menjadi 25
besar peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) di bidang Ilmu
Pengetahuan Sosial di wilayah Jakarta Timur.

25